Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ketika mata kiri melirik ke SAP online dan mata kanan ke kalendar akademik, …..waduh
cilaka ternyata jatah ngajar sebelum UTS tinggal satu kali pertemuan lagi. Padahal materi
yang diberikan masih lumayan banyak. Saya pun buru-buru berburu bahan ajar terburu eh
terbaru, atau setidak-tidaknya me-review kembali beberapa bahan ajar yang sudah
diunggah ke staffsiteku. Tulisan ini akan memaparkan tentang sejarah teori
kewirausahaan, yang konsepnya sudah disebut-sebut dari zaman “baheula”, diantaranya
oleh Jean Baptista Say dan Richard Cantillon pada awal abad ke-18.
Pengertian Kewirausahaan
Istilah entrepreneur pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom
Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of
production at certain prices in order to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu
lama, ekonom Perancis lainnya- Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon
dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin. Say menyatakan bahwa entrepreneur
adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah
organ produktif.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik
berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru
(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi
(Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
Jean Baptista Say (1816): Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai
alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
Israel Kirzner (1979): Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses
mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari
berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang
mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut
sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang
produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang
yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Selain
itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi
manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai
kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika
membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa
menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau
kondisional.
Teori Kewirausahaan
Neo Klasik, teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilag teknologis, dimana
manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan
sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel
keputusan. Hmmm, jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang
kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan. Kasihan bener ya tapi Masa sih? ……
Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai
kewirausahaan. Kata Grebel dkk, “There is no space for an entrepreneur in neoclassical
theory”. Nah loh, jadi dimana letak teori kewirausahaannya dong? Tapi sebagai titik awal
masih bermanfaat juga kok. Kan konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam
Neo Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu.
Dan individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang
akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.
Austrian School, Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencakup
mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang
terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para entrepreneur yang
bersiang. Hmmmmmm…… tambah bingung nih. Ada dua konsep utama disini yaitu
pengetahuan tersembunyi (orang lain belum tahu) yang dikaji oleh Hayek dan
kewirausahaan oleh Mises. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi
melalui tindakan entrepreneural. Dan seorang entrepreneur akan mengarahkan usahanya
untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang
mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. Oooohhh begitu toh, jadi artinya seorang
entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan (atau informasi) baru (dimana
orang banyak belum mengetahuinya). Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut
dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Wah beda-beda tipis ya dengan
schumpeter dengan konsep inovasinya. Kan dengan inovasi juga kita bisa mendapatkan
pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.
Sebenarnya masih banyak sih “petuah-petuah” beliau ini, terutama dikaitkan dengan
teori-teori ekonomi sebelumnya, termasuk tanggapannya terhadap teori keseimbangan
dari neo klasik. Tapi cukup sudahlah, toh mata kuliah entrepreneurship tidak akan terlalu
berat di teori kok. Nanti mahasiswa pada protes lagi, “Pak kok belajar teori mulu nih,
kapan kita bisa berlatih menjadi seorang entrepreneur nih!!”. Makanya di kelas kita lebih
banyak berlatih bagaimana membuat proposal bisnis serta berlatih kreaivitas dan inovasi
melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (disain brosur, e-marketing,
teknik presentasi, dll). Lagian, teori-teori di atas lebih banyak dikaitkan dengan teori
ekonomi.
Berikutnya saya tetap “maksa” untuk mengulas teori kewirausahaan dari perspektif
individunya. Toh kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi tidak hanya “melulu” soal
praktek berwirausaha. Masa sih semua mahasiswa yang ikut kuliah kewirausahaan
akhirnya menjadi entrepreneur semua (syukur juga sih kalo memang iya). Bisa saja
sebagian diantaranya menjadi peneliti tentang kewirausahaan atau pengamat
kewirausahaan hehehe. Jadi dengan sangat menyesal saya akan mencoba mengulas
beberapa teori atau model yang dihubungkan dengan karakteristik individu seorang
entrepreneur. Beberapa di antaranya adalah (1) life path change, (2) Goal Directed
Behaviour, dan (3) Outcome expectancy.