Anda di halaman 1dari 44

Pengertian Kubikel

Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber
tenaga listrik.
Gambar 1 Bentuk Kubikel
 
2.3 Fungsi Kubikel :
o Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama
o Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fase/pelebur
o Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)

2 Peralatan di dalam Kubikel 


3.2.1 Busbar
Busbar digunakan untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan 20 kV serta
membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan.

Gambar 2 Busbar 
3.2.2 Pemutus Daya
 Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang digunakan untuk menghubungkan atau
memutuskan arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi pemutusan maka
akan terjadi busur api. Pemadam busur api listrik pada waktu pemutusan dapat
dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak, udara atau gas.
Berikut macam PMT :

a. Pemutus daya udara (Air Circuit Breaker)


PMT jenis ini menggunakan metode yang paling sederhana, yaitu memperpanjang
lintasan arc. Karena efek pemanjangan lintasan ini diharapkan arc dapat segera
dipadamkan. Beberapa bentuk pemanjangan lintasan pada kontak PMT sebagai
berikut :
1. Kontak Sela Tanduk
Pada PMT ini arc dihilangkan dengan memperpanjang lintasan arc hingga ujung
terjauh kontak. PMT jenis ini biasa digunakan ada instalasi listrik AC dan DC
tegangan rendah dengan arus pemutusan hingga ratusan ampere.

Gambar 3 Air CB Kontak Sela Tanduk 


2. Kontak Tabir Konduktor
Pada PMT ini, konduktor metal yang terletak di antara kontak memotong arc yang
muncul sehingga hasil pemotongan arc pada tiap tabir mengalami pemanjangan
lintasan dan pendinginan dan arc dapat segera dipadamkan. PMT jenis ini dapat
digunakan hingga tegangan beberapa ribu volt dan arus hingga beberapa ribu ampere.

Gambar 4 Air CB Tabir Konduktor 

3. Kontak Tabir Isolator


Pada PMT ini, tabir isolator yang terdapat di antara kontak membuat arc terpaksa
menelusuri permukaan tabir untuk bisamencapai kontak. PMT jenis ini dapat digunakan
hingga tegangan 10kV dan arus hingga 50kA
Gambar 5 Air CB Tabir Isolator 

Berikut contoh ACB


 

Gambar 6 ACB (Air Circuit Breaker) 

(ACB) yang dapat dijumpai dipasaran adalah sbb:


1. LV-ACB:
Ue = 250V dan 660V
Ie = 800A-6300A
Icn = 45kA-170kA
2. LV-ACB:
Ue = 7,2kV dan 24kV
Ie = 800A-7000A
Icn = 12,5kA-72kA 

Pemutus daya minyak (Oil Circuit Breaker)


Prinsip kerjanya, kontak dipisahkan, busur api akan terjadi di dalam minyak, sehingga
minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api.
 Gambar 3.8 Oil CB
Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak memperlambat
pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang membutuhkan pemutusan
arus yang cepat serta dimensi PMT yang terlalu besar.

 
Gambar 3.9 OCB (Oil Circuit Breaker)
 Pemutus daya udara tekan
Pemutus daya ini dirancang untuk mengatasi kelemahan pada pemutus daya minyak, yaitu
dengan membuat media isolator kontak dari bahan yang tidak mudah terbakar dan
tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga pemisahan kontak dapat dilaksanakan
dalam waktu yang sangat cepat.

Gambar 3.10 Air blast CB

Saat busur api timbul, udara bertekanan tinggi ditiupkan untuk mendinginkan busur
api dan menyingkirkan partikel bermuatan dari sela kontak.
d. VCB (Vakum Circuit Breaker)VCB t Brker
Gambar 3.11 Kontak pemutus daya vakum. 

Pada dasarnya kerja dari CB ini sama dengan jenis lainnya hanya ruang kontak
dimana terjadi busur api merupakan ruang hampa udara yang tinggi sehingga
peralatan dari CB jenis ini dilengkapi dengan seal penyekat udara untuk mencegah
kebocoran.

 
Gambar 3.12 Vacuum CB Rating 12-24kV

SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)SF6


Sifat gas SF6 murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak
mudah terbakar. Pada suhu diatas 150º C, gas SF6 mempunyai sifat tidak merusak
metal, plastic serta memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan
kekuatan dielektrik ini bertambah dengan pertambahan tekanan. Prinsip pemadaman
busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan mengambil
panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara
3.6 KV – 760 KV.

 
Gambar 3.13 SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)

3 Pemisah (PMS)
Disconnecting switch (DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada sistem tenaga
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan menyambung
rangkaian dengan arus yang rendah (±5A), biasa dipakai ketika dilakukan perawatan
atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga listrik dan PMT serta di antara
PMT dan beban.

 
Gambar 3.14 Diagram Sistem PMS

di mana, 
SP = Saklar Pemutus
PD = Pemutus Daya
SB = Saklar Bumi 

Mekanisme interlocking tersebut adalah :


1. PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi tertutup.
2. Saklar pembumian (Earthing Switch) dapat ditutup hanya ketika PMS dalam
keadaan terbuka.
3. PMS dapat ditutup hanya ketika PMT dan ES terbuka.
4. PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam kondisi telah terbuka atau telah tertutup.
 
3.3 Peralatan Pengaman
3.3.1 Sekering 

Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut
sebagai solefuse. Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan mampu bekerja
pada arus 31.5 kA. Solefuse ini digunakan untuk melindungi trafo tegangan dari
gangguan.
 

Gambar 3. 17 Solefuse dalam melindungi trafo tegangan


Rele Arus Lebih (OCR) Rele arus lebih adalah suatu rele yang bekerjanya didasarkan
adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam waktu
tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola pengamanan arus lebih.

Keutungan dan fungsi rele arus lebih:


• Sederhana dan murah
• Mudah menyetelnya
• Merupakan rele pengaman utama dan cadangan
• Mengamankan gangguan hubung pendek antara fasa
maupun hubung pendek satu fasa ke tanah dan dalam beberapa hal dapat
digunakan sebagai
pengaman beban lebih (overload).
• Pengamanan utama pada jaringan distribusi dan subtransmisi radial
• Pengaman cadangan untuk generator, trafo tenaga dan saluran transmisi. 

4. PEMELIHARAAN KUBIKEL 
4.1 Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan pada
tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga
kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai. Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan
kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan maka dapat menimbulkan
kerugian yang cukup besar. 

4.2 Tujuan Pemeliharaan


Tujuan pemeliharaannya adalah untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar
peralatan menjadi tahan lama dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang dapat
menyebabkan kerusakan.
4.3 Jenis-jenis pemeliharaan
a. Pemeliharaan preventive : Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya kerusakan
b. Pemeliharaan Prediktif : Dilakukan dengan cara memprediksi kondisi peralatan listrik
c. Pemeliharaan korektif :Pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika
peralatn listrik mengalami kelainan
d. Pemeliharaan darurat : Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
mendadak
Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan kemudian peralatan menjadi rusak atau
terjadi gangguan Misalnya busbar akan berkarat, atau solefuse akan terbakar tanpa
diketahui.
 

Gambar 4.1 Busbar yang berkarat

4.4 Pemeliharaan Peralatan 

4.4.1 Program Pemeliharaan Transformator


Tegangan / Arus
Berikut salah satu contoh jadwal perawatan pada
transformator tegangan setiap tahunnya:
Lokasi : Matahari Dept. Store
Class : 0,5 No. Seri: R : 93-58736
Burden : 20000/5 A S : 93- 58739
Ratio : 20000/100V T : 93-58743
Merk : Merin Gerin
Type : RTM 6
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan
Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.  Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip
Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik
(AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian
tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan
tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun
perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.

Bentuk dan Simbol Transformator (Trafo)


Berikut ini adalah gambar bentuk dan simbol Transformator :

Prinsip Kerja Transformator (Trafo)


Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat
yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator,
kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi
(Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan
magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet)
tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya
semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan
pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder.
Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah
menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.

Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan lempengan-
lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk
mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk
mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya
seperti :

 E – I Lamination
 E – E Lamination
 L – L Lamination
 U – I Lamination
Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

Rasio lilitan pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan
pada kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan
pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada
kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya disebut dengan Transformator Step Up.
Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan sekunder,
maka tegangan yang dihasilkan oleh Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan input pada
Kumparan Primer. Transformator jenis ini disebut dengan Transformator Step Down.
Baca juga : Pengertian Induktor dan Jenis-jenisnya.
Jenis-jenis Transformator (Trafo)
Ada beberapa jenis Trafo yang digunakan dalam sistem kelistrikan untuk keperluan yang
berbeda-beda. Keperluan-keperluan tersebut diantaranya seperti trafo yang digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik dan untuk keperluan distribusi dan transmisi tenaga listrik. Perangkat
yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Transformer ini dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa jenis, diantaranya seperti pengklasifikasian berdasarkan level tegangan, berdasarkan
media atau bahan inti (core) trafo yang digunakan, berdasarkan pengaturan lilitan, berdasarkan
penggunaannya dan juga berdasarkan tempat penggunaannya.
Berikut ini adalah beberapa jenis Trafo berdasarkan masing-masing pengklasifikasiannya.

1. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Level Tegangan


Trafo yang diklasifikasikan berdasarkan level tegangan ini merupakan trafo yang paling umum
dan sering kita gunakan. Pengklasfikasian ini pada dasarnya tergantung pada rasio jumlah
gulungan di kumparan Primer dengan jumlah kumparan Sekundernya. Jenis Trafo berdasarkan
Level tegangan ini diantaranya adalah Trafo Step Up dan Trafo Step Down.

1.1. Trafo Step Up


Seperti namanya, Trafo Step Up adalah Trafo yang berfungsi untuk menaikan taraf atau level
tegangan AC dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Tegangan Sekunder sebagai tegangan Output
yang lebih tinggi dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak jumlah lilitan di kumparan
sekundernya daripada jumlah lilitan di kumparan primernya. Pada pembangkit listrik, Trafo jenis
ini digunakan sebagai penghubung trafo generator ke grid.

1.2. Trafo Step Down


Trafo Step Down adalah Trafo yang digunakan untuk menurunkan taraf level tegangan AC dari
taraf yang tinggi ke taraf yang lebih rendah. Pada Trafo Step Down ini, Rasio jumlah lilitan pada
kumparan primer lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah lilitan pada kumparan
sekundernya. Di jaringan Distribusi, transformator atau trafo step down ini biasanya digunakan
untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi tegangan rendah yang bisa digunakan untuk
peralatan rumah tangga. Sedangkan di rumah tangga, kita sering menggunakannya untuk
menurunkan taraf tegangan listrik yang berasal dari PLN (220V) menjadi taraf tegangan yang
sesuai dengan peralatan elektronik kita.

Baca juga : Cara Menghitung Jumlah Lilitan pada Transformator Step Up dan Step Down.
2. Jenis-jenis Transformator berdasarkan bahan Inti (core) yang Digunakan
Berdasarkan media atau bahan Inti yang digunakan untuk lilitan primer dan lilitan sekunder,
Trafo dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Trafo berinti Udara (Air Core) dan Trafo berinti
Besi (Iron Core).

2.1. Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)


Pada Trafo yang berinti Udara, Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder dililitkan pada inti
berbahan non-magnetik yang biasanya berbentuk tabung yang berongga. Bahan non-magnetik
yang dimaksud tersebut dapat berupa bahan kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan
hubungan fluks antara gulungan primer dan gulungan sekunder adalah melalui udara. Tingkat
kopling atau induktansi mutual diantara lilitan-lilitan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan
Trafo yang berinti besi. Kerugian Histerisis dan kerugian arus eddy yang biasanya terjadi pada
trafo inti besi dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan pada trafo yang yang berinti udara
ini. Trafo inti udara ini biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

2.2. Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)


Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan pada inti lempengan-
lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini dikarenakan bahan besi mengandung sifat
magnetik dan juga konduktif sehingga  mempermudah jalannya fluks magnet yang ditimbulkan
oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan. Trafo yang
berinti besi biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi rendah.

3. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Pengaturan Lilitannya


3.1. Trafo Otomatis (Auto Transformer)
Auto Transformer atau Trafo Otomatis adalah Trafo listrik yang hanya memiliki satu kumparan
dimana kumparan primer dan kumparan sekundernya digabung dalam 1 rangkaian yang
terhubung secara fisik dan magnetis. Pengaturan lilitan ini sangat berbeda dengan Trafo standar
pada umumnya yang terdiri dari dua kumparan atau gulungan yang ditempatkan pada dua sisi
berbeda yaitu  kumparan Primer dan kumparan sekunder.

Trafo Otomatis ini sering digunakan sebagai trafo step up dan step down yang berfungsi untuk
menaikan tegangan maupun menurun tegangan pada kisaran 100V-110V-120V dan kisaran
220V-230V-240V bahkan pada kisaran 110V hingga 220V.
4. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Penggunaannya
Trafo dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan kebutuhannya. Trafo
jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi Trafo daya, trafo distribusi, trafo pengukuran dan trafo
proteksi

4.1. Trafo Daya (Power Transformer)


Transformator Daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan untuk aplikasi
transfer daya tinggi yang mencapai hingga 33 Kilo Volt. Trafo daya ini sering digunakan di
stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo Daya biasanya memiliki tingkat insulasi
yang tinggi.

4.2. Trafo Distribusi (Distribution Transformer)


Trafo Distribusi atau Distribution Transformer digunakan untuk mendistribusikan energi listrik
dari pembangkit listrik ke daerah perumahan ataupun lokasi industri. Pada dasarnya, Trafo
Distribusi ini mendistribusikan energi listrik pada tegangan rendah yang kurang dari 33 kilo Volt
untuk keperluan rumah tangga ataupun industri yang berada dalam kisaran tegangan 220V
hingga 440V.

4.3. Trafo Pengukuran (Measurement Transformer)


Trafo Pengukuran atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Measurement Transformer atau
Instrument Transformer ini digunakan untuk mengukur kuantitas tegangan, arus listrik dan daya
yang biasanya diklasifikasikan menjadi trafo tegangan dan trafo arus listrik dan lain-lainnya.

4.4. Trafo Proteksi (Protection Transformer)


Trafo Proteksi ini digunakan untuk melindungi komponen listrik. Perbedaan utama antara trafo
proteksi dan trafo pengukuran adalah pada akurasinya. Dimana trafo proteksi harus lebih akurat
jika dibandingkan dengan trafo pengukuran.
5. Jenis-jenis Transformator berdasarkan Tempat Penggunaanya
Penggolongan Trafo berdasarkan tempat penggunaannya ini biasanya terdiri dari trafo indoor
(dalam ruangan) trafo outdoor (luar ruangan). Trafo Indoor adalah trafo yang harus diletakan di
dalam ruangan yang ditutupi dengan atap seperti trafo-trafo yang digunakan pada industri-
industri sedangkan trafo outdoor adalah trafo yang dapat ditempatkan diluar ruangan seperti trafo
distribusi yang ditempatkan di gardu induk dan lain-lainnya.
SCADA adalah Supervisory Control And Data Acquisition, semua aplikasi yang mendapatkan data-data suatu sistem
di lapangan dengan tujuan untuk pengontrolan sistem merupakan sebuah Aplikasi SCADA! Seperti telah dibahas
pada artikel lainnya di sini.

Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:


1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant, sistem pengairan, jaringan
komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau apa saja;
2. Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran kontrol. Dengan
jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, membolehkan Anda melakukan pemantauan dan pengontrolan
komponen-
komponen sistem tersebut.

Anda dapat membangun sistem SCADA menggunakan berbagai macam teknologi maupun protokol yang berbeda-
beda.

DIMANAKAH SCADA DIGUNAKAN?

Anda dapat menggunakan SCADA untuk mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya, SCADA digunakan untuk
melakukan proses industri yang kompleks secara otomatis, menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap
berbahaya atau tidak praktis - konsekuensi logis adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang
melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih banyak, dan lain
sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia menjadi tidak nyaman lagi.
Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia misalnya untuk…
• Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi besarnya arus dan tegangan,
pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk mematikan/menghidupkan the power grid;
• Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan pengaturan laju aliran air, tinggi
reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam faktor lainnya;
• Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA untuk mengontrol HVAC, unit-unit
pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.
• Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur otomasi alat atau robot, memantau
proses dan kontrol kualitas.
• Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan pengontrolan distribusi listrik,
otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.
• Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik, dan mendeteksi sinyals-sinyal yang
salah.

Dan, tentunya, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA. SCADA saat ini digunakan hampir
di seluruh proyek-proyek industri dan infrastruktur umum.

Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kemudahan dalam pemantauan
sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai macam media antarmuka dan komunikasi yang tersedia saat ini
(misalnya, Komputer, PDA, Touch Screen, TCP/IP, wireless dan lain sebagainya).

NGAPAIN JUGA PAKE SCADA?

Coba sekarang pikirkan tanggung-jawab atau tugas Anda di perusahaan, berkaitan dengan segala macam operasi
dan parameter-parameter yang akhirnya mempengaruhi hasil produksi:
• Apakah peralatan Anda membutuhkan Catu Daya, suhu yang terkontrol, kelembaban lingkungan yang stabil dan
tidak pernah mati?
• Apakah Anda perlu tahu - secara real time - status dari berbagai macam komponen dan peralatan dalam sebuah
sistem kompleks yang besar?
• Apakah Anda perlu tahu bagaimana perubahan masukan mempengaruhi luaran?
• Peralatan apa saja yang perlu Anda kontrol - secara real time - dari jarak jauh?
• Apakah Anda perlu tahu dimanakah terjadinya kesalahan/kerusakan dalam sistem sehingga mempengaruhi
proses?

PEMANTAUAN DAN PENGONTROLAN SECARA REAL-TIME MENINGKATKAN EFISIENSI DAN


MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN

Tanyakan beberapa poin tersebut sebelumnya, saya yakin Anda akan bisa memperkirakan dimanakah Anda bisa
mengaplikasikan SCADA. Bisa jadi Anda akan berkata lagi “Terus ngapain? So What?”. Apa yang sebenarnya ingin
Anda ketahui adalah hasil secara nyata yang bagaimanakah yang bisa Anda harapkan dengan mengaplikasikan
SCADA?
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan dengan Sistem SCADA:
• Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara langsung saat itu maupun sepanjang
waktu.
• Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat.
• Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.
• Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan (inefisiensi).
• Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf terlatih yang lebih sedikit.

Intinya, sebuah sistem SCADA memberikan Anda keleluasaan mengatur maupuan mengkonfigurasi sistem. Anda
bisa menempatkan sensor dan kontrol di setiap titik kritis di dalam proses yang Anda tangani (seiring dengan
teknologi SCADA yang semakin baik, Anda bisa menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat). Semakin
banyak hal yang bisa dipantau, semakin detil operasi yang bisa Anda lihat, dan semuanya bekerja secara real-time.
Tidak peduli sekompleks apapun proses yang Anda tangani, Anda bisa melihat operasi proses dalam skala besar
maupun kecil, dan Anda setidaknya bisa melakukan penelusuran jika terjadi kesalahan dan sekaligus meningkatkan
efisiensi. Dengan SCADA, Anda bisa melakukan banyak hal, dengan ongkos lebih murah dan, tentunya, akan
meningkatkan keuntungan!

Contoh Arsitektur SCADA

Bagaimana SCADA bekerja?

Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:


1. Akuisisi Data,
2. Komunikasi data jaringan,
3. Peyajian data, dan
4. Kontrol (proses)

Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen SCADA, yaitu:


1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung berhubungan dengan berbagai macam
aktuator pada sistem yang dikontrol;
2. RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil (mini), maksudnya sebuah unit yang
dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer, yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat
tertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor
dan mengirimkan perintah langsung ke peralatan di lapangan;
3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Kalo yang ini merupakan komputer yang digunakan sebagai
pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit master ini menyediakan HMI (Human Machine Iterface) bagi pengguna, dan
secara otomatis mengatur sistem sesuai dengan masukan-masukan (dari sensor) yang diterima;
4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan unit master SCADA dengan RTU-RTU di
lapangan.
SISTEM SCADA PALING SEDERHANA DI DUNIA!

Sistem SCADA yang paling sederhana yang mungkin bisa dijumpai di dunia adalah sebuah rangkaian tunggal yang
memberitahu Anda sebuah kejadian (event). Bayangkan sebuah pabrik yang memproduksi pernak-pernik, setiap kali
produk pernak-pernik berhasil dibuat, akan mengaktifkan sebuah saklar yang terhubungkan ke lampu atau alarm
untuk memberitahukan bahwa ada satu pernak-pernik yang berhasil dibuat.
Tentunya, SCADA bisa melakukan lebih dari sekedar hal sederhana tersebut. Tetapi prinsipnya sama saja, Sebuah
sistem SCADA skala-penuh mampu memantau dan (sekaligus) mengontrol proses yang jauh lebih besar dan
kompleks.

AKUISISI DATA

Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak dan kompleks dari sekedar sebuah
mesin yang menghasilkan sebuah produk (seperti contoh sebelumnya). Anda mungkin membutuhkan pemantauan
terhadap ratusan hingga ribuan sensor yang tersebar di seluruh area pabrik. Beberapa sensor digunakan untuk
pengukuran terhadap masukan (misalnya, laju air ke reservoir), dan beberapa sensor digunakan untuk pengukuran
terhadap luaran (tekanan, massa jenis, densitas dan lain sebagainya).

Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa dideteksi menggunakan saklar
ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai masukan diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui
apakah sebuah alat sudah bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau belum (OFF),
mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum (OFF), dan lain sebagainya. Beberapa sensor yang lain bisa melakukan
pengukuran secara kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini disebut
masukan analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara kontinu pada, misalnya, tegangan, arus,
densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.

Untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya, baik batas atas maupun
batas bawah. Misalnya, Anda ingin mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat Celcius, jika suhu ada di bawah
atau diatas batasan tersebut, maka akan memicu alarm (baik lampu dan/atau bunyi-nya). Terdapat empat alarm
batas untuk sensor analog: Major Under, Minor Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.
SCADA pada Sistem Tenaga Listrik
Unknown Sistem Kontrol

Apa sih SCADA itu..?

SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control And Data Acquisition.Maksud dari
SCADA yaitu pengawasan,pengontrolan dan pengumpulan data. Suatu sistem SCADA
terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station/ RCC (Region
Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station. Nah
dalam komunikasi antara Master Station (MS) dengan setiap Remote Terminal Unit (RTU)
dilakukan melalui media yang bisa berupa fiber optik, PLC (power line carrier), atau melalui
radio, dimana dalam hal ini data dikirimkan dengan protokol tertentu (biasanya tergantung
vendor SCADA yang dipakai) misalnya Indactic 33, IEC-60870, dll. Sistim ini banyak
dipakai di lapangan produksi minyak dan gas (Upstream),Jaringan Listrik Tegangan Tinggi
(Power Distribution) dan beberapa aplikasi sejenis dimana sistem dengan konfigurasi
seperti ini dipakai untuk memonitor dan mengontrol areal produksi yang tersebar di area
yang cukup luas.

Istilah SCADA, DCS (Distributed Control System), FCS dan PLC (Programmable Logic
Control ) saat ini sudah menjadi agak kabur karena aplikasi yang saling tumpang tindih.
Walaupun demikian kita masih bisa membedakan dari arsitektur-nya yang serupa tapi tak
sama. Sesuai dengan rancang bangun awalnya, DCS lebih berfungsi baik untuk aplikasi
kontrol proses, sedangkan SCADA lebih berfungsi baik untuk aplikasi seperti istilah
diterangkan diatas.

SCADA telah mengalami perubahan generasi, dimana pada awalnya design sebuah
SCADA mempunyai satu perangkat MTU yang melakukan Supevisory Control dan Data
Acquisition melalui satu atau banyak RTU yang berfungsi sebagai (dumb) Remote I/O
melalui jalur komunikasi Radio, dedicated line Telephone dan lainnya.

Generasi berikutnya, membuat RTU yang intelligent, sehingga fungsi local control dilakukan
oleh RTU di lokasi masing-masing RTU, dan MTU hanya melakukan supervisory control
yang meliput beberapa atau semua RTU. Dengan adanya local control, operator harus
mengoperasikan masing-masing local plant dan membutuhkan MMI local. Banyak pabrikan
yang mengalihkan komunikasi dari MTU – RTU ke tingkatan MMI (Master) – MMI (Remote)
melalui jaringan microwave atau satelit. Ada juga yang mengimplementasi komunikasinya
pada tingkatan RTU, karena berpendapat bahwa kita tidak bisa mengandalkan system
pada Computer, dan komunikasi pada tingkatan Computer (MMI) membutuhkan bandwidth
yang lebar dan mahal.

Dengan majunya teknologi Intranet dan Internet saat ini, concept SCADA diatas berubah
menjadi lebih sederhana dan memanfaatkan infrastruktur Intranet yang pada saat ini
umumnya sudah dibangun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina. Apabila
ada daerah-daerah atau wilayah yang belum terpasang infrastruktur Intranet, saat ini
dipasaran banyak bisa kita dapatkan Wireless LAN device yang bisa menjangkau jarak
sampai dengan 40 km (tanpa repeater) dengan harga relatif murah.

Setiap Remote Area dengan sistem kontrolnya masing-masing yang sudah dilengkapi
dengan OPC (OLE for Process Control; OLE = Object Linking & Embedding) Server, bisa
memasangkan suatu Industrial Web Server dengan Teknologi XML yang kemudian bisa
dengan mudah di akses dengan Web Browser biasa seperti yang kita gunakan untuk
Internet Browsing seperti MS Internet Explorer, Netscape, dsb. Dari Web Browser ini kita
bisa mendapatkan semua tampilan seperti pada layar MMI local, atau dibuatkan tampilan
sendiri sesuai kebutuhan. Kontrol tetap bisa dilakukan melalui Web Browser ini
sebagaimana layaknya MMI di lokasi local.
Untuk sekuriti, system harus kita lengkapi dengan Router yang hanya mem-publish Web
Server ke WAN (Wide Area Network) untuk mengisolir hacker untuk mengganggu Control
System pada Control Network kita di lokasi masing-masing. Industrial Web Server juga
dilengkapi dengan banyak sekali fasilitas sekuriti, seperti login name dengan password,
menentukan komponen mana yang perlu di-publish dan mana yang ‘read only’, mana yang
bisa dilakukan ‘control’ dari remote, dan sebagainya.

System seperti ini populer dengan sebutan Remote Application Control System (RACS),
yang makin digemari orang, karena sebenarnya hal seperti inilah yang dibutuhkan pada
waktu kita akan memasangkan suatu SCADA system. Idealnya, seluruh Pertamina mulai
dari EP dengan TMG-nya, UP dengan banyak Unit Daerahnya, PDN dengan jaringan
Distribusi dan Pemasarannya, dengan mudah bisa di-integrasikan melalui teknologi Intranet
dan Internet. Bahkan kita bisa me-launch Web Server kita ke jaringan Internet yang
otomatis bisa kita akses dari manapun di seluruh dunia.
Sedikit tambahan,beberapa peralatan/istilah yg lazim digunakan dlm Control System, yaitu:

 SCADA (Supervisory, Control, and Data Acquisition)

 HMI/MMI (Human/Man Machine Interface)

 PLC (Programmable Logic Controller)

 DCS (Distributed Control System)

 Remote I/O (Input/Output)

 Signal Conditioning

 Data Transferred Media (Coaxial Cable, Optic Cable, Radio Freq)

 Processor, Memory(RAM/ROM) ..dst

Control System itu memiliki Hirarki/Tingkatan/Level dalam sistemnya, dan teknologi terbaru
saat ini hirarki2 tsb sdh menjadi terintegrasi yg kemudian dikenal dgn istilah “Integrated
System” (klo yg ini ntar pembahasannya bisa jd lebih lebar dan luas lagi).

Secara sederhana/gampangnya Hirarki-nya dibagi menjadi beberapa tingkatan:


Level 1 (yg paling bawah) adalah : Instrument, Motor, M/C (yg berhubungan secara
langsung dgn Proses)
Level 2 : PLC / DCS, adalah perangkat yg spt halnya PC memiliki Processor, Memory, jg
I/O yg terkoneksi ke Equipment2 di Level 1.

Nah, Program2 itulah yg dibuat & diLoad oleh User ke Memory agar Processor meng-
eksekusi perintah2 tsb melalui Remote I/O-nya.

Ada 2 type yaitu Analog dan Digital.

Level 3 : HMI/MMI (semacam Panel Digital) atau SCADA berupa Software yg terinstal di
Computer/PC untuk membantu User memahami/mengawasi/mengontrol(value adjustment)
proses yg berlangsung atau juga kondisi equipment di Plant melalui Layar Monitor
(biasanya di Control

Room) Selain itu data2 yg telah terbaca tersebut bisa disimpan/direcord/diLog dlm storage
disk di PC, sehingga Trend dr proses atau equimpent bisa diketahui (per-day/per-week/per-
month/ dst)

Kalau masalah bgmna hubngnya dgn Networking kemudian Analisa, maka kalau
diruntutkan dari level yg paling rendah itu adalah proses Signal Conditioning (Analog to
Digital Converter/ADC, DAC, Signal Coding Methode, Profibus, Profinet, Controlnet,… dst)
kemudian jika signal data2 trsbut sdh ter-Kondisikan/se-type spt halnya signal data
komputer barulah kemudian itu urusannya Computer Networking (Client-Server).

Demikian dulu sedikit ulasan tentang SCADA,maaf kalau tulisannya kurang terstrukur karena
memang tulisan ini merupakan rangkuman dari tulisan2 rekan2 yang ada di internet.Maklum
aja,aku juga lagi belajar tentang SCADA…So yang aku tahu cuma gambaran umumnya saja…

SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi lebih merupakan sebuah aplikasi. Kepanjangan
SCADA adalah Supervisory Control And Data Acquisition, semua aplikasi yang
mendapatkan data-data suatu sistem di lapangan dengan tujuan untuk pengontrolan sistem
merupakan sebuah Aplikasi SCADA!

Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:


1. Proses, sistem atau mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant,
sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau apa saja;
2. Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran
kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, memungkinkan Anda
melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-komponen sistem tersebut.
Anda dapat membangun sistem SCADA menggunakan berbagai macam teknologi maupun
protokol yang berbeda-beda.

Dimana SCADA Digunakan/Diperlukan?


Anda dapat memanfaatkan SCADA untuk mengatur berbagai macam peralatan. Biasanya,
SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks secara otomatis,
menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya atau tidak praktis -
konsekuensi logisnya adalah PHK), dan biasanya merupakan proses-proses yang
melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-faktor kontrol gerakan-cepat yang
lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana pengontrolan oleh manusia menjadi tidak
nyaman dan/atau aman lagi.

Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia misalnya untuk…

 Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi besarnya
arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker dan untuk
mematikan/menghidupkan the power grid;
 Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan pengaturan laju
aliran air, tinggi reservoir, tekanan dalam pipa dan berbagai macam faktor lainnya;
 Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA untuk
mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan dan sistem keamanan.
 Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur otomasi alat
atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
 Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan pengontrolan
distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan lokasi KA, mengontrol
palang KA dan lain sebagainya.
 Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik dan
mendeteksi sinyal-sinyal yang salah
Dan, tentunya, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem SCADA. SCADA
saat ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri dan infrastruktur umum.

Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kemudahan


dalam pemantauan sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai macam media
antarmuka dan komunikasi yang tersedia saat ini (misalnya, Komputer, PDA, Touch
Screen, TCP/IP, wireless dan lain sebagainya).

Mengapa Menggunakan SCADA?

Coba sekarang pikirkan tanggung-jawab atau tugas Anda di perusahaan, berkaitan dengan
segala macam operasi dan parameter-parameter yang pada akhirnya mempengaruhi hasil
produksi:

 Apakah peralatan Anda membutuhkan Catu Daya, suhu yang terkontrol,


kelembaban lingkungan yang stabil dan tidak pernah mati?
 Apakah Anda perlu tahu - secara real time - status dari berbagai macam komponen
dan peralatan dalam sebuah sistem kompleks yang besar?
 Apakah Anda perlu tahu bagaimana perubahan masukan mempengaruhi luaran?
 Peralatan apa saja yang perlu Anda kontrol - secara real time - dari jarak jauh?
 Apakah Anda perlu tahu dimanakah terjadinya kesalahan/kerusakan dalam sistem
sehingga mempengaruhi proses?
Pemantauan dan Pengontrolan secara Realtime Meningkatkan Efisiensi &
Memaksimalkan Keuntungan.

Tanyakan beberapa poin tersebut sebelumnya, saya yakin Anda akan bisa memperkirakan
dimanakah Anda bisa mengaplikasikan SCADA. Bisa jadi Anda akan berkata lagi “Terus
ngapain? So What?”. Apa yang sebenarnya ingin Anda ketahui adalah hasil secara nyata
yang bagaimanakah yang bisa Anda harapkan dengan mengaplikasikan SCADA?
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan dengan Sistem SCADA:

 Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara


langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
 Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat dan tepat.
 Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.
 Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan
(inefisiensi).
 Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf terlatih
yang lebih sedikit.

Intinya, sebuah sistem SCADA memberikan Anda keleluasaan dalam mengatur maupuan
mengkonfigurasi sistem. Anda bisa menempatkan sensor dan kontrol di setiap titik kritis di
dalam proses yang Anda tangani (seiring dengan teknologi SCADA yang semakin baik,
Anda bisa menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat). Semakin banyak hal yang
bisa dipantau, semakin detil operasi yang bisa Anda pantau dan semuanya bekerja secara
real-time. Tidak peduli sekompleks apapun proses yang Anda tangani, Anda bisa melihat
operasi proses dalam skala besar maupun kecil dan Anda setidaknya bisa melakukan
penelusuran jika terjadi kesalahan dan sekaligus meningkatkan efisiensi. Dengan SCADA,
Anda bisa melakukan banyak hal, dengan ongkos lebih murah dan, tentunya, akan
meningkatkan keuntungan!
Contoh Arsitektur SCADA

Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:

1. Akuisisi Data,
2. Komunikasi data jaringan,
3. Peyajian data, dan
4. Kontrol (proses)
Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen SCADA, yaitu:

1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung berhubungan
dengan berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol;
2. RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil (mini), maksudnya
sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer, yang
ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai
pengumpul data lokal yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan
perintah langsung ke peralatan di lapangan;
3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Kalo yang ini merupakan komputer yang
digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit master ini menyediakan HMI
(Human Machine Interface) bagi pengguna dan secara otomatis mengatur sistem sesuai
dengan masukan-masukan (dari sensor) yang diterima;
4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan unit master SCADA dengan
RTU-RTU di lapangan.
Sistem SCADA yang Paling Sederhana Di Dunia!

Sistem SCADA yang paling sederhana yang mungkin bisa dijumpai di dunia adalah sebuah
rangkaian tunggal yang memberitahu Anda sebuah kejadian (event). Bayangkan sebuah
pabrik yang memproduksi aksesoris, setiap kali produk aksesoris berhasil dibuat, akan
mengaktifkan sebuah saklar yang terhubungkan ke lampu atau alarm untuk
memberitahukan bahwa ada satu aksesoris yang berhasil dibuat.

Tentunya, SCADA bisa melakukan lebih dari sekedar hal sederhana tersebut. Tetapi
prinsipnya sama saja, Sebuah sistem SCADA skala-penuh mampu memantau dan
(sekaligus) mengontrol proses yang jauh lebih besar dan kompleks.

Akuisisi Data

Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak dan
kompleks dari sekedar sebuah mesin yang menghasilkan sebuah produk (seperti contoh
sebelumnya). Anda mungkin membutuhkan pemantauan terhadap ratusan hingga ribuan
sensor yang tersebar di seluruh area pabrik. Beberapa sensor digunakan untuk pengukuran
terhadap masukan (misalnya, laju air ke reservoir) dan beberapa sensor digunakan untuk
pengukuran terhadap luaran (tekanan, massa jenis, densitas dan lain sebagainya).

Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa
dideteksi menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai masukan
diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah alat sudah
bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau belum (OFF),
mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum (OFF) dan lain sebagainya. Beberapa sensor
yang lain bisa melakukan pengukuran secara kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu
sangat penting, masukan seperti ini disebut masukan analog, bisa digunakan untuk
mendeteksi perubahan secara kontinu pada, misalnya, tegangan, arus, densitas cairan,
suhu, dan lain sebagainya.
Untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya,
baik batas atas maupun batas bawah. Misalnya, Anda ingin mempertahankan suhu antara
30 dan 35 derajat Celcius, jika suhu ada di bawah atau diatas batasan tersebut, maka akan
memicu alarm (baik lampu dan/atau bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor
analog: Major Under, Minor Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.

Komunikasi Data

Dari contoh sederhana pabrik aksesoris, yang dimaksud ‘jaringan’ pada kasus tersebut
adalah sekedar kabel yang menghubungkan saklar dengan panel lampu. Kenyataannya,
seringkali Anda ingin memantau berbagai macam parameter yang berasal dari berbagai
macam sensor di lapangan (pabrik), dengan demikian Anda membutuhkan sebuah jaringan
komunikasi untuk melakukannya.

Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel
serial khusus. Saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui jaringan Ethernet atau
TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADA adalah jaringan
komputer lokal (LAN - Local Area Network) tanpa harus mengekspos data-data penting di
Internet.

Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol
khusus yang sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar
protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan komuninkasi
lagi.

Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana,
alat-alat tersebut tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan protokol komunikasi.
Dengan demikian dibutuhkan RTU yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA.
RTU mengubah masukan-masukan sensor ke format protokol yang bersangkutan dan
mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima perintah dalam format
protokol dan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol yang bersangkutan.
Gambar Contoh Jaringan pada Sistem SCADA
Representasi Data

Untuk kasus pabrik aksesoris kita, satu-satunya tampilan adalah sebuah lampu yang akan
menyala saat saklar diaktifkan. Ya, tentu saja kenyataannya bisa puluhan hingga ratusan
lampu, bayangkan siapa yang akan Anda minta untuk mengawasi lampu-lampu tersebut,
emangnya lampu hiasan? Bukan khan?

Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik analog maupun
digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya (Human Machine
Interface) atau HCI-nya (Human Computer Interface). Akses ke kontrol panel ini bisa
dilakukan secara lokal maupun melalui website. Bahkan saat ini sudah tersedia panel-panel
kontrol yang TouchScreen. Perhatikan contoh-contoh gambar dan penjelasan pada STUDI
KASUS.

Gambar Contoh akses SCADA melalui website


Kontrol

Sayangnya, dalam contoh pabrik aksesoris, tidak ada elemen kontrol. Baiklah, kita
tambahkan sebuah kontrol. Misalnya, sekarang operator juga memiliki tombol pada panel
kontrol. Saat dia klik pada tombol tersebut, maka saklar di pabrik juga akan ON.

Okey, jika kemudian Anda tambahkan semua kontrol pabrik ke dalam sistem SCADA
melalui HMI-nya, maka Anda mendapatkan sebuah kontrol melalui komputer secara penuh,
bahkan menggunakan SCADA yang canggih (hampir semua produk perangkat lunak
SCADA saat ini sudah canggih-canggih) bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi
proses, tanpa melibatkan campur tangan manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara
manual mengontrolnya dari stasion master.

Tentunya, dengan bantuan SCADA, proses bisa lebih efisien, efektif dan meningkatkan
profit perusahaan.

Studi Kasus & Trend Masa Kini

Pemantauan level tangki di Salah satu Depot BBM Pertamina saat ini sudah bisa dilakukan melalui
website internal Pertamina. Implementasi sudah dilakukan sejak tahun 2007 yang lalu.
Pengembangan SCADA dilakukan menggunakan Visual Basic (saat ini Anda bisa mendowload gratis
Visual Basic 2010 Express Edition, ya benar! Gratis! Anda langsung bisa memulai membuat
SCADA…).

Gambar 1. Tampilan awal website Pemantauan Tangki BBM

Gambar 2. Hasil akusisi data lapangan Pemantauan Tangki BBM

Di depot BBM Pertamina Semarang juga telah kita lakukan otomasi penyaluran BBM.
Sistem SCADA dikembangkan (juga) menggunakan Visual Basic 6.0 dan SQL. Dengan
demikian proses penyaluran BBM dapat diawasi dan berjalan secara efektif dan efisien
hingga pengiriman SMS ke SPBU terkait.
Gambar 3. Modul Drive-In (antrian tangki) dan Gate-In (penyaluran stock BBM), saat truk
tangki masuk areal antrian

Gambar 4. Modul Drive-In (antrian tangki) dan Gate-In (penyaluran stock BBM), saat truk
tangki masuk areal pengisian

Gambar 5. Pemantauan proses penyaluran

Gambar 6. Pemantauan proses penyaluran, alternatif tampilan

Iconics, salah satu perusahaan SCADA yang terkenal, memberikan pernyataan sbb:

Today’s plant operations are faced with the need to perform better and to be more competitive with
less resources. For plant-level operations, today’s systems need to connect to different
infrastructures for data gathering and users need to analyze and visualize data in real-time.   The
connectivity or aggregation needed today can come from a wide range of data sources including
OPC and SMNP data, PLCs, plant historians and more.  To stay competitive you need to analyze
your plant level information in real-time in order to make necessary production
adjustments. Visualization needs to happen across many platforms, such as dedicated operator
stations, pocket and wireless devices and via web browsers.

Gambar 7. Konsep yang diunggulkan Iconics melalui Perangkat Lunaknya Genesis 32 (ada
juga versi 64-bit nya)

Selain itu, Iconics dan Ge Fanuc juga sudah mendukung Solusi Total untuk pengembangan
SCADA terpadu mulai dari pabrik hingga ke para pengambil keputusan di tingkat manajer.

Gambar 8. Konsep Plant/Factory operation  to IT Enterprise System dari Iconics (OPC
Tookits, Genesis-32 dan BizViz)
Gambar 9. Konsep Plant/Factory operation  to IT Enterprise System dari Ge Fanuc

Link terkait, untuk informasi lebih lanjut…

 Iconics (klik Genesis-32),


 Ge Fanuc (klik Cimplicity),
 SCADA menurut Wikipedia (klik versi Indonesia, versi Inggris)
 RTU menurut Wikipedia (klik versi Inggris)

Okey, sekarang persoalannya adalah bagaimana memilih dan memilah sistem SCADA
yang baik. Apalagi, sistem SCADA yang diimplementasikan akan Anda gunakan 10 hingga
15 tahun mendatang, tentunya Anda harus mencari produk-produk yang terkenal
reputasinya. Namun hal ini akan berdampak pada investasi yang harus dilakukan, sebuah
produk dengan reputasi handal dan terkenal tentu harganya jauh lebih mahal dibandingkan
produk-produk SCADA baru yang saat ini mulai banyak bermunculan.

Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan, antara lain:

 Anda bisa menghabiskan masa depan pabrik dengan ongkos berlebih yang tidak
perlu;
 Kadangkala setelah menghabiskan dana yang sangat besar, akhirnya Anda hanya
mendapatkan sebuah sistem yang kurang atau bahkan tidak memenuhi apa yang
diinginkan;
 Atau barangkali saat ini sistem sudah betul-betul memenuhi kebutuhan, tetapi tidak
untuk pengembangan masa depan.
Catatan singkat mengenai Sensor dan Jaringan

Sensor dan relai kontrol merupakan komponen yang penting. Tentu saja, ada beberapa
sensor yang lebih baik daripada lainnya, namun tersedianya datasheet untuk sebuah
sensor akan membantu Anda mengenali lebih detil sensor yang bersangkutan, sehingga
Anda bisa memilih mana yang terbaik.
Sebuah jaringan (LAN/WAN) berbasis TCP/IP merupakan jaringan yang mudah digunakan,
dan jika pabrik Anda belum semuanya memiliki jaringan, transisi ke jaringan LAN bisa jadi
merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Namun Anda tidak perlu langsung
menerapkan jaringan LAN semuanya untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan
SCADA. Sistem SCADA yang baik akan mendukung jaringan lama Anda sekaligus juga
jaringan LAN, sehingga Anda bisa melakukan transisi secara bertahap.

Berikut saya sampaikan beberapa petunjuk (dari pengalaman dan beberapa rujukan dari
online maupun offline) dalam membangun sistem SCADA terutama masalah pemilihan
RTU dan MTU.

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU

SCADA RTU Anda harus mampu berkomunikasi dengan segala macam peralatan yang
ada di pabrik dan bisa bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri (panas, dingin,
tekanan dan lain sebagainya). Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih
RTU yang berkualitas:

 Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam
cakupan SCADA yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang dibutuhkan. Jangan sampai
Anda membeli RTU dengan kapasitas yang berlebih sedemikian hingga akhirnya tidak akan
pernah digunakan, ini adalah pemborosan.
 Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan kelembaban
yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak bisa bertahan buat apa
pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi tidak akurat dan alat jebol.
 Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24 jam
setiap hari, tujuh hari seminggu. Dengan demikian sudah seharusnya digunakan RTU yang
mendukung penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik dan
baterei).
 Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu daya. Port
serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online walaupun jaringan
saat itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port komunikasi beragam dapat
mendukung strategi migrasi LAN.
 Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan
data walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi dan lain sebagainya)
dapat diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan, sehingga kemampuan RTU akan
selalu uptodate (terbaharui) tanpa harus mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.
 Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan
sendirinya sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan
terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk semua
aplikasi, namun menawarkan kemudahan operasional.
 Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara
tepat dan akurat;
 Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan
daya (power failure).

Tipikal arsitetur RTU (klik untuk memperbesar)

Apa yang perlu Anda perhatikan saat memilih SCADA MTU

SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam bentuk
yang familiar bagi pengguna atau operator-nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan SCADA MTU:

 Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang menyediakan
perangkat yang mudah untuk memprogram soft alarm (laporan kejadian yang kompleks
yang merupakan kombinasi antara masukan sensor dan pernyataan tanggal/jam) dan soft
control (tanggapan terhadap sensor yang bisa diprogram).
 Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email secara
otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan pemantauan 24
jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka secara otomatis
sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau email ke penanggung-jawab yang
bersangkutan.
 Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang bisa
menampilkan dalam bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia, dll) yang jelas dan sederhana,
dengan penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi dan bagaimana
Anda seharusnya menangani atau menanggapinya.
 Tapis untuk alarm yang tidak perlu. Alarm-alarm yang mengganggu akan membuat para
staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm dan akhirnya, bisa jadi, mereka mulai
percaya bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan berhenti
menanggapi semua alarm termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus
mendapatkan perhatian). Gunakan SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-
alarm mana yang mengganggu dan yang kritis.
 Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka
panjang (10 hingga 15 tahun). Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk
pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.
 Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai macam
pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika master SCADA utama gagal, master yang
kedua dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa adanya interupsi fungsi
pemantauan dan pengontrolan.
 Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA hanya
dbuat untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan
merupakn ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk
produk-produk mereka. Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan
mengamankan sistem SCADA Anda dari keusangan yang tak-terencana.

Anda mungkin juga menyukai