Askep Seminar
Askep Seminar
OLEH:
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melalui jalan lahir atau melalui jalan buatan atau tanpa bantuan atau kekuatan
sendiri. Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam. Pada saat persalinan, tidak sedikit para ibu yang
sectio caesarea cukup besar yaitu sekitar 24% sampai 30% dari semua proses
caesarea kecil yaitu 9-13%. Di Indonesia presentasenya masih besar yaitu lebih
dari 50% terutama di rumah sakit swasta. Tingginya angka kejadian sectio caesarea
rumah sakit pendidikan atau rujukan sebesar 20% dan rumah sakit swasta 15%
Menurut Amin & Hardhi (2013), sectio caesarea adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding
depan perut. Operasi sectio caesarea biasanya dilakukan karena adanya
dan janin. Seperti, presentasi bokong, kehamilan gemelli, mal presentasi, letak
lintang, diproporsi cepalo pelvic, tumor jalan lahir, hodrocepalus, placenta previa.
Placenta previa juga merupakan indikasi dilakukan sectio caesarea karena apabila
placenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (0stium Uteri
Internal). Normalnya placenta terletak dibagian fundus (bagian puncak atau atas
rahim) bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian
yang cukup berarti seperti infeksi, perdarahan, luka pada organ, komplikasi dari
obat bius dan kematian. Keluhan yang dialami pasien pasca operasi mengalami
nyeri di sekitar insisi. Nyeri pasca bedah ini akan menimbulkan reaksi fisik dan
psikologi pada ibu post partum seperti mobilisasi terganggu, malas untuk
beraktivitas, sulit tidur, tidak nafsu makan, tidak mau merawat bayi sehingga perlu
adanya cara untuk mengontrol nyeri yang dialami pasien (Manuaba, 1999).
Mengajarkan tehnik relaksasi salah satu metode manajemen nyeri non farmakologi
keseluruhan pada bulan Maret – Mei 2014 didapatkan angka persalinan dengan
sectio caesarea sebanyak 126 kasus. Persalinan sectio caesarea dari bulan Maret –
Mei 2014 atas indikasi kala II lama sebanyak 7 orang (5,55%), Placenta Previa
Walaupun insiden placenta previa tidak terlalu tinggi namun placenta previa
merupakan salah satu penyebab yang dapat membahayakan jiwa ibu hamil maupun
janin dalam rahimnya dan menyebabkan kematian maternal. Oleh sebab itu penulis
tertarik untuk membuat laporan keperawatan post partum sectio caesarea atas
indikasi placenta previa yang dilakukan secara komprehensif selama 3 hari tanggal
Klungkung
B. Tujuan Penulisan
Di dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mempunyai 2 tujuan yang ingin dicapai
oleh penulis yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah untuk
memaparkan:
keperawatan pada klien Ny. K dengan post sectio caesarea atas indikasi
placenta previa.
telah dilakukan pada klien Ny. K dengan post sectio caesarea atas
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang
memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui
proses keperawatan. Adapun tehnik – tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dengan cara:
a. Wawancara
b. Studi dokumentasi
Data – data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan
keperawatan dan catatan dokter.
c. Observasi
d. Studi Kasus
Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum
b. Gejala cardinal
c. Keadaan fisik
- Kepala
- Mata
- Hidung
- Mulut
- Telinga
- Leher
- Thorak
- Abdomen
- Ekstremitas
- Genetalia
- Anus
- Pemeriksaan diagnostic
- Diagnosa keperawatan
- Perencanaan keperawatan
- Pelaksanaaan keperawatan
- Evaluasi keperawatan
D. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan laporan studi kasus ini terdiri dari 5 bab ,yaitu BAB I Pendahuan
menguraikan tentang latar belakang,tujuan penulisan yang mencangkup tujuan umum dan
tujuan khusus,pengumpulan data ,manfaat penulisan , metode penulisan dan sistematika
penulisan , BAB II adalah tinjauan teoritis, menguraikan tentang konsep daras SC ,konsep
dasar masa nifas dan konsep dasar plasenta previa, anatomi ,fisiologis, etiologi,
patofisiologis ,gambaran klinis, pemeriksaan penunjang, dan pengelolaan kasus, BAB III
adalah tinjauan kasus akan membahas tentang laporan kasus yang terdiri dari pengkajian
,diagnose keperawatan , perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi
keperawatan, BAB IV Pembahasan, BAB V Penutup.
BAB II
TINJAUAN TEORI
LAPORAN PENDAHULUAN
POST SECTIO CAESAREA OLEH KARENA PLASENTA PREVIA
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
a. Konsep Dasar SC
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan dengan sayatan uterus melalui
dinding depan perut atau sectio caesaria adalah suatu histerektomi untuk melahirkan
janin melalui insisi pada dinding perut dan rahim anterior (Hacker, 2001).
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sectio caesaria adalah suatu
tindakan untuk melahirkan bayi perabdominal dengan melalui insisi pada dinding
abdomen dan dinding uterus interior, karena bayi tidakbisa dilahirkan melalui jalan
lahir. Salah satu penyebabnya adalah placenta previa. Placenta previa adalah suatu
keadaan dimana placenta berada pada segmen bawah rahim.
2. Klasifikasi
3. Patofisiologi
a. Etiologi
Plasenta previa : Penyebab dari placenta previa belum jelas diketahui
menurutMochtar (1998) ada beberapa faktor penyebab terjadinya plasenta previa
yaitu: umur, hipoplasia endometrium, endometrium cacat pada bekas
persalinanberulang-ulang, bekas operasi, kuretase, korpus luteum bereaksi lambat,
tumor seperti mioma uteri, malnutrisi.
Masa nifas : Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi post partum dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan
lahir dan hematoma.
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi
didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
b. Proses terjadi
Plasenta previa :
1. Lokasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. Secara rinci, karena
sirkulas pada segmen bawah sedikit lebih baik dari pada fundus, placenta
previa mungkin butuh untuk menutupi area yang lebih besar untuk efisiensi
yang adekuat. Permukaan placenta previa mungkin lebih besar setidak-
tidaknya 30% lebih besar daripada placenta yang terimplantasi di fundus.
2. Segmen bagian bawah relatif tanpa kontraksi dan perdarahan pantas
3. dipertimbangkan pada pembukaan sinus
4. Infeksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis, terutama di
daerah 12ajama atau di atas tulang.
5. Placenta previa dapat terdorong miring, melintang, presentasi dan mencegah
perikatan pada keadaan fetal.
c. Manifestasi klinis
a. Menurut nugroho (2012) manifestasi klinis plasenta previa antara lain:
Anamnesa
Pendarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa
sebab.
Terutama pada multi gravid pada kehamilan setelah 20 minggu.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu
atas panggul.
Pemeriksaan inspekulo : pendarahan berasal dari ostium uteri
eksternum.
d. Komplikasi
Adanya beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang
menderita plasenta previa, diantaranya ada yang bisa menimbulkan pendarahan
yang cukup banyak dan patal (Prawiroharjo, 2009; h.499).
Oleh karena pembentukan segmen rahim terjadi secara remik, maka pelepasan
plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak,
dan pendarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi
anemia bahkan syok.
Terdapat beberapa bahaya yang telah dikenal bagi fetus bila persalinan
dilakukan dengan sectio caesarea, terlepas dari yang ditunjukan oleh keadaan
abnormal untuk mana diindikasikan sectio ( Rottgers). Resiko ini meliputi:
Hipoksia akibat sindroma hipotensi terlentang
Depresi pernafasan karena anesthesiac.
Sindroma gawat pernafasan, jelas lebih lazim pada bayi yang dilahirkan
dengan section.
1) Komplikasi ibu:
Infeksi yang didapat dirumah sakit, terutama setelah dilakukan
seksio pada persalinan
Fenomena tromboemboli, terutama pada multipara dengan
varikositas
Ileus, terutama karena peritonitis dan kurang sering karena dasar
obstruksi
Kecelakaan anastesi(Martius, 1995).
2) Anak
Nasib anak yang dilahirkan dengan SC banyak tergantung dari keadaan
yang menjadi alasan untuk melakukan SC.
4. Pemeriksaan Diasnotik
a. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan inspekulo
- Posisi dan persentasi janin
- Panggul dan janin lahir
- Denyut jantung janin
5. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nogroho, 2012 penatalaksanaan plasenta previa diantara lain :
b. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi.
c. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
ke kiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut (missal batuk, mengedan karena sulit buang air besar).
d. Pasang infuse NaCL fisiologis, bila tidak memungkinkan berikan peroral.
e. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara leratur tiap 15 menit
untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat pendarahan.
f. Bila terjadi renjatan, segera lakukan pemberian cairan dan tranfusi darah.
g. Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya pendarahan, umur
kehamilan dan derajat plasenta.
h. Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tanpo vagina, karena akan
memperbanyak pendarahan dan menyebabkan infeksi.
b. Data Objektif
- TD:120/80mmHg
- N : 82 x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 36,7 0C
- Terdapat luka bekas jahitan post SC di bagian perut, luka jahitan 15 cm,
dengan sayatan horizontal
- Pasien terlihat meringis menahan sakit
c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berdasarkan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Resti infeksi berdasarkan dengan insisi luka operasi
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d syok hipovolemik
4. Resti fetal distress berdasarkan dengan terlepasnya placenta
5. Ansietas berdasarkan dengan kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang
akan dilakukan
6. Resti konstipasi berdasarkan dengan penurunan peristaltik usus
7. Perubahan pola peran berdasarkann dengan adanya anggota keluarga baru
2. Perencanaan
a. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan
b. Rencana Asuhan Keperawatan
b. Kriteria Hasil :
Setelah diberikan asuhan keperawatan 3 x 24 jam di harapkan rasa nyeri yang di
rasakan pasien dapat hilang atau berkurang dengan kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan ).
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
c. NIC (Nursing Intervension Classificaton)
1. Pain Management
a. Lakukan pengkajian nyeri secara konprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.
1. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
2. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
5. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektipan control nyeri masa lampau.
6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan.
7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan .
8. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
9. Pilih dan lakukan penanganan nyeri ( Farmakologi, non
farmakologi dan inter personal )
10. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
11. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi.
12. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
13. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
14. Tingkatkan istirahat.
15. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
16. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
2. Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi , karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
b. Cek instrusi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi.
c. Cek riwayat alergi.
d. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic
ketika pmberian lebih dari satu.
e. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
d. Rasional
1. Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
2. Untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan dirasakan oleh pasien
3. Untuk mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri
4. Untuk mengetahui apakah nyeri yang dirasakan klien berpengaruh
terhadap yang lainnya
5. Untuk mengurangi factor yang dapat memperburuk nyeri yang
dirasakan klien
6. untuk mengetahui apakah terjadi pengurangan rasa nyeri atau nyeri
yang dirasakan klien bertambah.
7. Pemberian “health education” dapat mengurangi tingkat kecemasan
dan membantu klien dalam membentuk mekanisme koping terhadap
rasa nyer
8. Untuk mengurangi tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan klien.
9. Agar nyeri yang dirasakan klien tidak bertambah.
10. Agar klien mampu menggunakan teknik nonfarmakologi dalam
memanagement nyeri yang dirasakan.
11. Pemberian analgetik dapat mengurangi rasa nyeri pasien
3. Pelaksanaan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
dicatatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar implementasi atau pelaksanaan ini
dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau
dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Eko dan Andi,2014)
4. Evaluasi
a. Paisen mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan).
b. Pasien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
c. Perawat mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Pasien menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
WOC Terlampir
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 juli pukul 10.00 wita di Dengan menggunakan
teknik dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi
(Rekam medis)
1. Pengumpulan data
a. Identitas Ibu Penanggung
Nama : Ny. K Tn. M
Umur : 25 Tahun 28 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan Laki- laki
Status : Menikah Menikah
Suku bangsa : Bali/ Indonesia Bali/ Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Karyawan Swasta
Alamat : Ds Tribuana, Kec.Klungkung Ds Tribuana, Klungkung
No. Telpon : - 083444333212
No. CM : 23456 -
Tanggal MRS : 29 Juli 2020 -
b. Keluhan utama
1) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh nyeri yang dirasakan hilang timbul dan pasien mengalami
pendarahan.
2) Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan setelah operasi SC.
c. Riwayat Obstetrik
1) Riwayat menstruasi
Pasien mengatakan menstruasi pertama kali pada kelas 1 SMP siklus haid
yaitu setiap 28 hari, lama haid terjadi 6-7 hari, keadaan darah selama haid
yaitu berwarna merah kecokelatan: konsistensi cair, bau amis, volume kurang
lebih 50 cc , kadang mengalami nyeri pinggang pada hari kedua dan ketiga
menstruasi, Hari pertama haid terakhir (HPHT) pada pasien tanggal 30
november 2019 dan Tafsiran Persalinan yaitu diperkirakan 6 agustus 2020.
2) Riwayat perkawinan
Pasien mengatakan ini pernikahan pertama dan umur pernikahan yaitu 2
tahun.
3) Riwayat kontrasepsi
Pasien mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi seperti IUD,
spiral, pil dan suntik.
4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang dulu
Pasien mengatakan tidak ada mengalami persalinan dan nifas dahulu.
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sekarang
Pasien datang ke RS tanggal 29-7-2020 jam 10.00 WIB. Pasien hamil dengan
usia kehamilan 37 minggu, pasien datang mengalami pendarahan. Sehingga
pasien dibawa langsung ke Ruang OK dan diindikasikan untuk melakukan
persalinan secara SC karena adanya plasenta previa..
- Diagnosa Medis : Post SC oleh karena plasenta previa
- Terapi saat pengkajian : Cefadroxil 2 x 1, Asam Mafenamat 3 x 1,
IV per infus RL 20 tpm, Cefatoxim 1000 mg / 12 jam, Ketorolac 60
mg / 8 jam, Asam Tranexamat 250 mg / 8 jam, Metronidazole 500 mg
/ 8 jam, Transfusi darah 2 kolf post SC.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 30 juli 2020 di ruang belimbing Rsud
Klungkung, pasien mengatakan ini kehamilan yang pertama. Pasien
mengatakan sejak hamil rutin melakukan kunjungan kehamilan ke bidan dan
dokter kandungan dan pasien mengatakan dokter kandungan meresepkan
beberapa obat-obatan untuk pemenuhan nutrisi saat kehamilan seperti zat
besi , kalsium asam folat. Keadaan bayi saat lahir di Ruang OK yaitu jenis
kelamin laki-laki, BBL 2750 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar lengan 10 cm, lingkar dada yaitu 34 cm.
d. Riwayat penyakit yang pernah di derita
Pasien Ny.K mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan
kandungan dan penyakit menular sebelumnya, seperti TBC dan HIV/AIDS,
penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi
e. Riwayat penyakit keluarga
Pasien Ny.K mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita,
penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi
f. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Data Biologis
a. Bernafas
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami
kesulitan dalam bernafas
b. Makan dan Minum
Sebelum sakit pasien makan 3x sehari dengan porsi banyak, dengangizi
yang seimbang. Saat pengkajian pasien makan 3x sehari dan selalu
menghabiskan porsi makan yang diberikan oleh rumah sakit. Sebelum dan
sesudah. Pasien minum 6-8 gelas sehari.
c. Eleminasi
a) BAB
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien biasa BAB 1-
2x dalam sehari.
b) BAK
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien biasa BAK 3-
5x dalam sehari
d. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur selama 7-8 jam
Saat pengkajian pasien mengatakan hanya tidur selapa 4- 5 jam dan mengalami
sulit
tidur karena rasa nyeri yang dirasakan pasca operasi
e. Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa melakukan aktivitas sehari-hari seperti
memasak, mencuci, makan BAB/BAK
Saat pengkajian pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam bergerak dan
merasa lemas dan memerlukan bantuan dari suami dan keluarga, untuk miring
kanan dan miring kiri, belajar duduk dan berjalan
f. Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian suhu tubuh pasien normal 36.2°C
g. Kebersihan diri
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya mandi dua kali dalam sehari
Saat pengkajian pasien mengatakan hanya dilap badannya dibantu oleh keluarga
h. Seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada alat reproduksinya. Pola menstruasi
juga lancar dan normal.
2) Data psikologis
a. Rasa Aman dan Nyaman
Saat pengkajian pasien mengatakan mengalami gangguan dalam rasa nyaman
karena nyeri pada SC yang dialami
b. Konsep Diri
Pasien tidak mengalami gangguan konsep diri
3) Data social
a. Social
Pasien mengatakan hubungan pasien dengan suami dan keluarga baik. Hubungan
denganlingkungan sekitar juga baik.
b. Pengetahuan atau belajar
Pasien mengatakan kurang mengetahui mengenai cara perawatan bayinya
c. Prestasi
Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi
d. Rekreasi
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa jalan-jalan bersama suaminya di dekat
rumah. Saat pengkajian pasien hanya berbaring ditempat tidur
4) Data Spiritual
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Compos Mentis
b) Bangun tubuh : sedang
c) Postur tubuh : sedang
d) Keadaan kulit : warna kulit normal ( sawo matang ) , tidak ada sianosis ,
turgor.
2) Gejala cardinal
a) Suhu : 36,2°C
b) Nadi : 84x/menit
c) Tekanan darah : 110/80 mmhg
d) Respirasi :
20x/menit
3) Ukuran-ukuran lain
a) BB sebelum hamil : 55 kg
b) BB saat pengkajian : 65 kg
c) TB : 157 cm
d) LILA : 23,5 cm
4) Keadaan fisik
a. Kepala :
- Inspeksi : Kepala mesochepal, rambut hitam lurus, bersih.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
b. Mata :
- Inspeksi : Palpebra coklat kehitaman, tidak ada radang. Sclera warna
putih. Conjungtiva pink keputihan. Pupil isokor.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
c. Hidung :
- Inspeksi : Hidung bersih, mukosa hidung lembab, bentuk simetris tidak
ada sekret.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
d. Mulut :
- Inspeksi : Mukosa bibir lembab, tidak ada luka, gigi bersih, lidah bersih.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
e. Telinga :
- Inspeksi : Telinga bersih, tidak ada tanda-tanda peradangan.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
f. Leher :
- Inspeksi : Tidak ada pembesaran tiroid.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
g. Thorak :
- Inspeksi : bentuk normal, simetris, pernapasan teratur, tidak ada gangguan
napas.
- Palpasi : vocal vremitus : normal, pengembangan paru normal. Perkusi :
suara paru sonor/normal, suara jantung normal.
- Auskultasi : suara napas normal, suara jantung normal.
h. Abdomen :
- Inspeksi : abdomen tidak buncit, terdapat luka pembedahan SC bentuk
vertikal, ada linea nigra dan strie gravidarum.
- Auskultasi : peristaltik 8 X/menit. Palpasi : abdomen teraba sakit, agak
tegang, kontraksi uterus kuat, TFU setinggi pusat.
- Perkusi : abdomen tympani.
i. Payudara Mammae :
- Areola hitam membesar, puting menonjol, payudara teraba keras, ASI
keluar normal
j. Ekstremitas : tidak ada edema pada ekstremitas atas dan bawah
k. Genetalia : bersih , tidak ada kelainan pada alat genetalia
l. Anus : bersih , tidak ada kelainan pada anus
h. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboraturium
Table pemeriksaan laboraturium 30 juli 2020
2. Analisa Data
ANALISA DATA PADA Ny.K G1P1A0
Klien mengatakan belum Klien tampak ingin tahu Defisit pengetahuan tentang
mengetahui tentang tentang pentingnya perawatan perawatan bayi
pentingnya perawatan bayi bayi yang benar
3. Rumusan Masalah :
a. Nyeri Akut
b. Intoleransi aktivitas
4. Analisa Masalah :
1) P : Nyeri Akut
- S : Klien mengatakan nyeri pada bagian perut yang dioperasi, P : Nyeri pada luka post,
SC bertambah saat bergerak , Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : Di abdomen (antara
pusat dan simfisis) , S : Skala nyeri 7-10, T : Hilang timbul , Klien tampak meringis
kesakitan apabila bergerak ,TD : 110/80 mmhg, N : 84 x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu :
36,2OC, Klien tampak kurang nyaman.
Proses terjadinya : Tindakan operasi section caesarea menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan.
2) P: Intoleransi aktivitas
E : Kelemahan
S : Klien mengatakan badannya masih terasa lemas, Klien mengatakan kesusahan saat
ingin miring ke kiri dan kanan, Klien tampak lemah,Aktivitas klien tampak dibantu oleh
suaminya,Miring kanan dan kiri tampak dibantu
Proses Terjadinya : dikarenaka pengaruh anastesi yang diberikan sehingga
menyebabkan pasien mengalami kelemahan dan sulit menggerakkan ektremitas sehingga
menimbulkan masalah .
Akibat jika tidak ditanggulangi : Akan terjadi kelemahan pada bagian abdomen sehingga
menyebakan intoreransi aktivitas.
Proses terjadinya : memberikan pelayanan kesehatan yang efektif tentang perawatan bayi
dan dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang
mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dengan
memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada ibu hamil sehingga pengetahuan
tentang perawatan bayi yang dimiliki dapat menjamin perilaku sehat sehingga tindakan
yang dilakukan benar.
Akibat jika tidak ditanggulangi : akan terjadi kesalahan dalam merawat bayi dan dapat
merenggut nyawa pada bayi.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat
tindakan SC yang ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada bagian perut yang
dioperasi, P : Nyeri pada luka post SC bertambah saat bergerak , Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk , R : Di abdomen (antara pusat dan simfisis) , S : Skala nyeri 7-10 , T :
Hilang timbul. Klien tampak meringis kesakitan apabila bergerak, TD : 110/80 mmhg , N
: 84 x/menit, RR : 20 x/menit , Suhu : 36,2OC , Klien tampak kurang nyaman
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan Klien mengatakan
badannya masih terasa lemas, Klien mengatakan kesusahan saat ingin miring ke kiri dan
kanan, Klien tampak lemah,Aktivitas klien tampak dibantu oleh suaminya,Miring kanan
dan kiri tampak dibantu
Do :
- Klien tampak
meringis kesakitan
2. Memonitor tanda- - Klien tampak tidak
tanda vital nyaman dan lemah
Ds : Klien mengatakan
bersedia untuk diperiksa
tanda-tanda vital
Do :
- Td : 110/80 mmhg
- N : 84x/menit
3. Mengajarkan teknik - S : 36,2°C
relaksasi dan distraksi - RR : 20x/menit
Ds : klien mengatakan
aktifitasnya dibantu oleh
suami karena masih nyeri
bila di gerakan
2. Mengajarkan dan
Do : aktifitas klien tampak
membantu pasien
dibantu
untuk miring kiri dan
kanan
Ds : Klien kooperatif
3. Memonitor TTV
Do : Klien mulai berlatih
miring kanan dan kiri
Kamis , 30 Juli 2020 DX 3
Pukul 15.30 WITA
Ds : Klien kooperatif
Do :
- Td : 110/80 mmhg
- N : 84x/menit
1. Mengkaji
pengetahuan klien - S : 36,2°C
tentang perawatan - RR : 20x/menit
bayi
Ds :
2. Memberikan Klien mengatakan belum
penyuluhan kesehatan mengetahui pentingnya
tentang perawatan perawatan bayi
bayi Do : Klien tampak ingin tau
Ds : Klien mengatakan
sudah mengerti tentang
perawatan bayi
Do : Klien tampak
kooperatif
6. Memonitor tanda-
tanda vital Ds : Klien mengatakan
bersedia untuk diperiksa
tanda-tanda vital
Do :
- Td : 110/80 mmhg
- N : 84x/menit
7. Mengajarkan teknik - S : 36,2°C
relaksasi dan distraksi - RR : 20x/menit
Do :
- Klien tampak
gelisah dan
meringis
- Klien tampak selalu
memegang perutnya
2. Memonitor tanda-
tanda vital
Ds : Klien mengatakan
bersedia untuk diperiksa
tanda-tanda vital
Do : - Td : 120/80 mmhg
- N : 84x/menit
- S : 36,5°C
3. Mengajarkan teknik - RR : 20x/menit
relaksasi dan distraksi
Ds : klien mengatakan
aktifitasnya masih dibantu
2. Mengajarkan dan oleh suami karena masih
membantu pasien nyeri bila di gerakan
untuk belajar duduk Do : aktifitas klien tampak
dibantu
Ds : Klien kooperatif
Do : Klien mulai berlatih
duduk dengan cara miring
3. Memonitor TTV terlebih dahulu
DX 3 Ds : Klien kooperatif
Do :
Sabtu , 01 Juli 2020 - Td : 120/80 mmhg
Pukul 08.30 WITA 1. Mengkaji - N : 84x/menit
pengetahuan klien - S : 36,5°C
tentang perawatan - RR : 20x/menit
bayi
Ds :
2. Memberikan Klien mengatakan sudah
penyuluhan mengetahui pentingnya
kesehatan tentang perawatan bayi
perawatan bayi Do : Klien kooperatif
Ds : Klien mengatakan
sudah mengerti tentang
perawatan bayi
Do : Klien kooperatif
d. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN
.
A. Pengkajian
aktivitas, Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi, sehingga pada kasus muncul 3
diagnosa seperti diatas. Pasien mengatakan Klien mengatakan nyeri pada bagian perut
yang dioperasi,P : Nyeri pada luka post SC bertambah saat bergerak , Q : Nyeri seperti
x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36,2 OC, Klien tampak kurang nyaman. Klien
mengatakan badannya masih terasa lemas, Klien mengatakan kesusahan saat ingin miring
ke kiri dan kanan. Klien mengatakan belum mengetahui tentang pentingnya perawatan
bayi, Klien tampak ingin tahu tentang pentingnya perawatan bayi yang benar.
B. Diagnosa
C. Perencanaan
Setelah masalah keperawatan dapat diterapkan, maka perlu menetapkan rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut. Kegiatan perencanaan ini
meliputi memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, menentukan kriteria hasil,
menetapkam rencana tindakan, dan menjelaskan rasional dari rencana tindakan yang
sudah ditetapkan.
Dalam perencanaan keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus,
dalam memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, menentukan kriteria hasil serta
menentukan tindakan. Penulis berusaha memprioritaskan berdasarkan 14 kebutuhan dasar
virginia handerson. Dalam kasus yang dibahas perumusan tujuan dan kiteria hasil pada
asuhan keperawatan berdasarkan metode SMART (spesifik, measurable, acceptable,
reliable, time) yaitu secara spesifik dapat diukur dan diatasi dengan tindakan
keperawatan.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan dari tanggal 30 juli 2020
sampai dengan 1 agustus 2020, dalam pelaksanaan tindakan keperawatan untuk diagnosa
nyeri akut, intoleransi aktivitas dan defisit pengetahuan tentang perawatan bayi dibuat
dibedakan karena intervensi diagnosa berbeda. Dalam diagnosa pertama yaitu nyeri akut
intervensi yang dilakukan yaitu mengkaji skala nyeri pasien, Memonitor tanda-tanda
vital, mengajarkan teknik distraksi relaksasi, delegatif dalam pemberian analgetik
ketorolac 60 mg. Sedangkan pelaksanaan tindakan keperawatan diagnosa kedua yaitu
intoleransi aktivitas intervensi yang dilakukan yaitu mengkaji kebutuhan akan bantuan
pelayanan kesehatan kepada pasien, Memonitor tanda tanda vital, mengajarkan dan
membantu pasien untuk miring kanan dan diri. Dan yang terakhir diagnosa yaitu defisit
pengetahuan tentang perawatan bayi intervensi yang dilakukan yaitu Mengkaji
pengetahuan klien tentang perawatan bayi dan Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang perawatan bayi. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien ny. K semua
dapat dilaksanakan berdasarkan intervensi yang dibuat, selama pelaksanaan asuhan
keperawatan tidak ada mengalami gangguan dan hambatan karena pasien sangat
kooperatif.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi yang dapat dilakukan
adalah keberhasilan suatu tindakan dalam jangka pendek dan panjang. Pada kasus yang
diangkat semua diagnosa sudah beberapa dapat diatasi, dimana pada diagnosa nyeri akut
yaitu masalah dapat teratasi sebagian, intoleransi aktivitas yaitu masalah dapat teratasi
sebagian serta defisit pengetahuan tentang perawatan bayi yaitu masalah dapat teratasi.
Selama evaluasi keperawatan penulis tidak ada mengalami gangguan dan hambatan
karena pasien sangat kooperatif sehingga asuhan keperawatan mampu dievaluasi dengan
baik.
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penyimpangan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus. Penanganan sudah dilakukan dengan tepat, semua
diagnosa sudah beberapa dapat diatasi, dimana pada diagnosa nyeri akut yaitu masalah
dapat teratasi sebagian, intoleransi aktivitas yaitu masalah dapat teratasi sebagian serta
defisit pengetahuan tentang perawatan bayi yaitu masalah dapat teratasi. Selama evaluasi
keperawatan penulis tidak ada mengalami gangguan dan hambatan karena pasien sangat
kooperatif sehingga asuhan keperawatan mampu dievaluasi dengan baik.
2. SARAN
Setelah selesai melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny.K G1P1A0 Dengan Post
Caesarea Oleh Karena Plasenta Previa. Penulis studi kasus memberikan saran sebagai
berikut :
a. Untuk institusi
Dengan adanya studi kasus ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
acuan atau referensi dalam memberikan pendidikan kepada mahasiswa mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan Post Caesarea Oleh Karena Plasenta
Previa.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak M.I dkk 2004 Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta PT Buku Kedokteran EGG.
WHO. 2010. Infant Mortality. World Health Organization
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI
.Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi,
edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian
/SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2020
A. Tahap Pra-Orientasi
1) Nama Klien :
Jenis Kelamin :
Umur :
2) Analisa Data
- Data Subjektif
- Data Objektif
Diagnosa Keperawatan
3) Rencana Keperawatan
Rencana Tindakan ;
Rasional Tindakan ;
Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan ;
Cara pencegahan dari bahaya yang mungkin muncul ;
B. Tahap Orientasi
1. Salam Terapiutik
2. Validasi Pasien
3. Kontrak
C. Tahap Kerja
1. Hasil yang didapat
Maknanya ;
2. Evaluasi tindakan yang dilakukan
3. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/diagnose tersebut
4. Evaluasi diri
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
2. Evaluasi objektif
3. Kontrak ; Topik,Tempat, dan Waktu kegiatan lainnya
FORMAT PENILAIAN
1. Mata Ajaran : KDM II
5. Penilaian :
Kemampuan ke -
No Komponen Penilaian / Keterampilan Ket
I II III IV
A. Persiapan Pasien
1. Perkenalan diri
2. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
5. Pasien disiapkan dalam posisi duduk pada kursi
dengan sandaran dan kaki sedikit menjuntai
B. Persiapan Lingkungan
1. Menutup pintu/jendela atau memasang sampiran
C. Persiapan Alat
1. 2 buah kursi dengan sandaran
A. Pengetahuan (20%)
1. Penguasaan prosedur
2. Ketepatan data
3. Rasional tindakan
B. Sikap (20%)
1. Disiplin
2. Motivasi
3. Kerjasama
4. Tanggung Jawab
5. Komunikasi
6. Kejujuran
Kemampuan ke -
No Komponen Penilaian / Keterampilan Ket
I II III IV
7. Penampilan fisik
8. Kreativitas
C. Ketrampilan (60%)
1. Anjurkan pasien mencari posisi yang nyaman
2. Duduk dihadapan pasien
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Bimbing pasiean untuk mengepalkan kedua telapak
tangan, kencangkan bisep dan lengan bawah selama
5-7 detik, arahkan pasien pada otot yang tegang dan
rasakan. Kemudian relaks 12-30 detik
5. Kerutkan dahi ke atas, tekan kepala sejauh mungkin
ke belakang, putar searah jarum jam, kemudian balik
arah, anjurkan pasien untuk mengkerutkan otot muka
seperti kenari (cemberut, mata dikedipkan, mulut
dimonyongkan, lidah ditekan pada langit-langit dan
bahu dibungkukkan). Setelah 5-7 detik anjurkan
pasien untuk merasakan daerah yang tegang.
Kemudian relaks 12-30 detik.
6. Lengkungkan punggung ke belakang, sambil menarik
nafas dalam, lambung tekan keluar. Tahan, kemudian
relaks 12-30 detik
7. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke
muka, tahan, relaks. Lipat ibu jari secara serentak
kencangkan betis, paha dan pantat selama 5-7 detik.
Anjurkan pasien merasakan otot yang tegang.
Kemudian relaks selama 12-30 detik
8. Lakukan bimbingan (lakukan prosedur 2-5 kali)
9. Pasien dirapikan
TOTAL AKHIR
………………………., 20….
Penilai,
1. …………………………..
2. …………………………..
Kriteria Nilai :
LEMBAR PENGESAHAN