Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN POST SECTIO CAESAREA

OLEH KARENA PLASENTA PREVIA

OLEH:

1. Ni Putu Rusminiati ( 18E10019 )


2. Ni Komang Saskia Prabayani ( 18E10020 )
3. Ni Made Putu Yudiantari ( 18E10025 )
4. Kadek Wahyu Aditya Putra ( 18E10022 )
5. Ida Ayu Dwinayanti ( 18E10013 )
6. I Wayan Eka Antara ( 18E10014 )

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,

melalui jalan lahir atau melalui jalan buatan atau tanpa bantuan atau kekuatan

sendiri. Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri,

tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam. Pada saat persalinan, tidak sedikit para ibu yang

mengalami masalah sehinggga dengan terpaksa harus menggunakan persalinan

dengan operasi atau sectio caesarea (Manuaba, 2009).

Menurut Word Healt Organization (WHO) angka persalinan dengan metode

sectio caesarea cukup besar yaitu sekitar 24% sampai 30% dari semua proses

persalinan. Sementara untuk negara maju seperti Belanda presentase sectio

caesarea kecil yaitu 9-13%. Di Indonesia presentasenya masih besar yaitu lebih

dari 50% terutama di rumah sakit swasta. Tingginya angka kejadian sectio caesarea

dari tahun ke tahun di beberapa rumah sakit di seluruh Indonesia membuat

pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia bersama pemerintah mengeluarkan surat

Edaran Direktorat Jendral Pelayanan Medik (Dirjen Yanmedik) Departemen

Kesehatan RI yang menyatakan bahwa seharusnya angka sectio caesarea untuk

rumah sakit pendidikan atau rujukan sebesar 20% dan rumah sakit swasta 15%

(Departemen Kesehatan RI, 2003).

Menurut Amin & Hardhi (2013), sectio caesarea adalah suatu cara

melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding
depan perut. Operasi sectio caesarea biasanya dilakukan karena adanya

indikasi-indikasi yang dapat mempersulit kelahiran dan untuk menyelamatkan ibu

dan janin. Seperti, presentasi bokong, kehamilan gemelli, mal presentasi, letak

lintang, diproporsi cepalo pelvic, tumor jalan lahir, hodrocepalus, placenta previa.

Placenta previa juga merupakan indikasi dilakukan sectio caesarea karena apabila

dipaksakan pervagina dapat beresiko, sehingga dapat menyebabkan kematian ibu

bahkan janin yangdikandungnya. Placenta previa merupakan keadaan dimana

placenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus

sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (0stium Uteri

Internal). Normalnya placenta terletak dibagian fundus (bagian puncak atau atas

rahim) bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian

bawah apalagi menutupi jalan lahir (Nugraheny, 2010).

Namun, operasi sectio caesarea dapat menimbulkan dampak dan kesehatan

yang cukup berarti seperti infeksi, perdarahan, luka pada organ, komplikasi dari

obat bius dan kematian. Keluhan yang dialami pasien pasca operasi mengalami

nyeri di sekitar insisi. Nyeri pasca bedah ini akan menimbulkan reaksi fisik dan

psikologi pada ibu post partum seperti mobilisasi terganggu, malas untuk

beraktivitas, sulit tidur, tidak nafsu makan, tidak mau merawat bayi sehingga perlu

adanya cara untuk mengontrol nyeri yang dialami pasien (Manuaba, 1999).

Mengajarkan tehnik relaksasi salah satu metode manajemen nyeri non farmakologi

dalam strategi penanggulangan nyeri serta kolaborasi medis pemberian analgesik

biasanya untuk mengurangi nyeri (Saifuddin, 2002).


Berdasarkan data persalinan dengan sectio caesarea yang diperoleh dari ruang

VK Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata jumlah pasien

keseluruhan pada bulan Maret – Mei 2014 didapatkan angka persalinan dengan

sectio caesarea sebanyak 126 kasus. Persalinan sectio caesarea dari bulan Maret –

Mei 2014 atas indikasi kala II lama sebanyak 7 orang (5,55%), Placenta Previa

sebanyak 8 orang (6,34%), Letak Sungsang sebanyak 17 orang (13,49%), Letak

Lintang sebanyak 3 orang (2,38%), Presentasi Bokong sebanyak 3 orang (2,38%),

dan Ketuban Pecah Dini sebanyak 78 orang (61,9%).

Walaupun insiden placenta previa tidak terlalu tinggi namun placenta previa

merupakan salah satu penyebab yang dapat membahayakan jiwa ibu hamil maupun

janin dalam rahimnya dan menyebabkan kematian maternal. Oleh sebab itu penulis

tertarik untuk membuat laporan keperawatan post partum sectio caesarea atas

indikasi placenta previa yang dilakukan secara komprehensif selama 3 hari tanggal

30 Juli- 1 Agustus 2020 di ruang Belimbing Rumah Sakit Umum Daerah

Klungkung

B. Tujuan Penulisan
Di dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mempunyai 2 tujuan yang ingin dicapai
oleh penulis yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum

Menerapkan asuhan keperawatan pada Ny. K dengan post partum

sectio caesarea atas indikasi placenta previa secara komprehensif di Rumah

Sakit Umum Daerah Klungkung

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah untuk

memaparkan:

a. Melaksanakan pengkajian pada klien Ny. K dengan post sectio caesarea

atas indikasi placenta previa.

b. Membuat analisa data hasil pengkajian dan penetapan diagnosa

keperawatan pada klien Ny. K dengan post sectio caesarea atas indikasi

placenta previa.

c. Menetapkan rencana tindakan keperawatan padan klien Ny. K dengan

post sectio caesarea atasn indikasi placenta previa.

d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien Ny. K dengan post

sectio caesarea atas indikasi placenta previa.

e. Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang

telah dilakukan pada klien Ny. K dengan post sectio caesarea atas

indikasi placenta previa.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang
memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui
proses keperawatan. Adapun tehnik – tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dengan cara:

a. Wawancara

Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan


data subjektif pasien.

b. Studi dokumentasi
Data – data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan
keperawatan dan catatan dokter.

c. Observasi

Melaksanakan asuhan keperawatan dengan cara mengamati perubahan –perubahan


pasien yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal-hal penting termasuk
pemerksaan fisik.

d. Studi Kasus

Melakukan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan


keperawatan dengan langkah yang meliputi :

Pengkajian keperawatan : identifikasi data pasien dan penanggung jawab,alasan


dirawat, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan yang lalu,riwayat penyakit
keluarga atau keturunan,pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang
dialami,kebutuhan bio-psiko-sosial, dan spiritual.

Pemeriksaan fisik :

a. Keadaan umum
b. Gejala cardinal
c. Keadaan fisik
- Kepala
- Mata
- Hidung
- Mulut
- Telinga
- Leher
- Thorak
- Abdomen
- Ekstremitas
- Genetalia
- Anus
- Pemeriksaan diagnostic

Dilanjutkan dengan analisa data,rumusan masalah,analisa masalah :

- Diagnosa keperawatan
- Perencanaan keperawatan
- Pelaksanaaan keperawatan
- Evaluasi keperawatan
D. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan laporan studi kasus ini terdiri dari 5 bab ,yaitu BAB I Pendahuan
menguraikan tentang latar belakang,tujuan penulisan yang mencangkup tujuan umum dan
tujuan khusus,pengumpulan data ,manfaat penulisan , metode penulisan dan sistematika
penulisan , BAB II adalah tinjauan teoritis, menguraikan tentang konsep daras SC ,konsep
dasar masa nifas dan konsep dasar plasenta previa, anatomi ,fisiologis, etiologi,
patofisiologis ,gambaran klinis, pemeriksaan penunjang, dan pengelolaan kasus, BAB III
adalah tinjauan kasus akan membahas tentang laporan kasus yang terdiri dari pengkajian
,diagnose keperawatan , perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi
keperawatan, BAB IV Pembahasan, BAB V Penutup.

E. Manfaat Studi Kasus


1. Manfaat Teoritis
Menambah informasi dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai Asuhan
Keperawatan pada Ibu dengan Post Sectio Caesarea Oleh Karena Plasenta Previa .
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Perawat
Untuk memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembang praktek
keperawatan dan pemecah masalah khususnya dalam keperawatan
b) Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan
berkaitan dengan klien mengenai Asuhan Keperawatan pada Ibu dengan Post
Sectio Caesarea Oleh Karena Plasenta Previa
c) Kepada Keluarga dan Klien
Menambah pengetahuan pasien dalam penanganan perawatan post SC

BAB II
TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUAN
POST SECTIO CAESAREA OLEH KARENA PLASENTA PREVIA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi

a. Konsep Dasar SC

Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan dengan sayatan uterus melalui
dinding depan perut atau sectio caesaria adalah suatu histerektomi untuk melahirkan
janin melalui insisi pada dinding perut dan rahim anterior (Hacker, 2001).
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa sectio caesaria adalah suatu
tindakan untuk melahirkan bayi perabdominal dengan melalui insisi pada dinding
abdomen dan dinding uterus interior, karena bayi tidakbisa dilahirkan melalui jalan
lahir. Salah satu penyebabnya adalah placenta previa. Placenta previa adalah suatu
keadaan dimana placenta berada pada segmen bawah rahim.

b. Konsep Dasar Masa Nifas


Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-
alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat
dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha,
2009).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali
pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2011) Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali
seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sitti saleha, 2009).

c. Konsep Dasar Plasenta Previa


Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998).Ante partum hemorargi adalah perdarahan
yang terjadi setelahkehamilan 28 minggu (Mochtar, 1998).

2. Klasifikasi

a. Klasifikasi dari plasenta previa (empat tingkatan):


1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan
secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan
biasanyajanin tetap tidak dilahirkan secara normal.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi
jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan
tetap besar.
4. Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga
dangerous placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm
dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta
letak normal. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin
bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati.
b. Klasifikasi SC
a. Menurut Mochtar (1998) a.Abdomen (Seksio Sesarea Abdominalis)
1) Sectio caesarea transperitonealis
2) Sectio caesarea klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada
korpus uteri
3) Sectio caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi
pada segmen bawah rahim
4) Sectio caesarea ekstraperitonealis Yaitu tanpa membuka peritoneum
parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal. Dulu
dilakukan pada pasien dengan infeksi intra uterin yang berat.
Sekarang jarang dilakukan
b. Vagina (Sectio caesarea Vaginalis)
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai
berikut:
 Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig
 Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr
 Sayatan huruf T (T- incision)
c. Sectio caesarea klasik atau corporal Dilakukan dengan membuat sayatan
melintang konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical transversal)
kira–kira 10 cm. 1
a. Kelebihana)
 Mengeluarkan janin lebih cepat
 Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
 Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
b. Kekurangan
 Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada
reperitonealis yang baik.
 Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri
spontan.

d. Sectio caeesarea Ismika (Profunda)


a. Kelebihana
 Penjahitan luka kebih mudah
 Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
 Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan
penyebaran isi uterus kerongga peritonium
 Perdarahan kurange
 Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptura uteri
spontan kurang/ lebih kecil
b. Kekurangan
 Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat
menyebabkan arteri uterina putus sehingga mengakibatkan
perdarahan yang banyak
 Keluhan pada kandung kemih post operatif tinggi

e. Sectio caesarea Hysterectomy.


Setelah sectio caesarea dikerjakan hysterektomi dengan indikasi;
 Atonia uteri
 Placenta accrete
 Myoma uteri
 Infeksi intra uterin yang berat

Menurut Manuaba (1999), macam–macam bentuk operasi sectio


caesareaadalah:

 Sectio caesarea klasik menurut Sanger


 Sectio caesarea transperitoneal profunda menurut Kehrer
 Sectio caesarea histerektomi menurut Porro
 Sectio caesarea ekstraperitoniala
Menurut Waterb
Menurut Latzco
 Sectio caesarea transvaginal

3. Patofisiologi
a. Etiologi
Plasenta previa : Penyebab dari placenta previa belum jelas diketahui
menurutMochtar (1998) ada beberapa faktor penyebab terjadinya plasenta previa
yaitu: umur, hipoplasia endometrium, endometrium cacat pada bekas
persalinanberulang-ulang, bekas operasi, kuretase, korpus luteum bereaksi lambat,
tumor seperti mioma uteri, malnutrisi.

Section caesarea : Tindakan operasi sectio caesarea dilakukan apabila tidak


memungkinkan dilakukan persalinan pervaginal disebabkan adanya resiko
terhadap ibu atau janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan sectio
caesarea seperti proses persalinan normal lama / kegagalan proses persalinan
normal (Dystasia) (Saifudin , 2002).

Masa nifas : Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi post partum dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan
lahir dan hematoma.
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi
didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.

b. Proses terjadi
Plasenta previa :
1. Lokasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. Secara rinci, karena
sirkulas pada segmen bawah sedikit lebih baik dari pada fundus, placenta
previa mungkin butuh untuk menutupi area yang lebih besar untuk efisiensi
yang adekuat. Permukaan placenta previa mungkin lebih besar setidak-
tidaknya 30% lebih besar daripada placenta yang terimplantasi di fundus.
2. Segmen bagian bawah relatif tanpa kontraksi dan perdarahan pantas
3. dipertimbangkan pada pembukaan sinus
4. Infeksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis, terutama di
daerah 12ajama atau di atas tulang.
5. Placenta previa dapat terdorong miring, melintang, presentasi dan mencegah
perikatan pada keadaan fetal.

Section caesarea : Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses


persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan,
misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, Cephalopelvik
Disproportion, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea(SC)

c. Manifestasi klinis
a. Menurut nugroho (2012) manifestasi klinis plasenta previa antara lain:
 Anamnesa
 Pendarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa
sebab.
 Terutama pada multi gravid pada kehamilan setelah 20 minggu.
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu
atas panggul.
 Pemeriksaan inspekulo : pendarahan berasal dari ostium uteri
eksternum.

b. Tanda dan gejala yang muncul sehingga memungkinkan untuk dilakukan


tindakan sectio caesarea adalah:
 Fetal distressb.
 His lemah / melemah
 Janin dalam posisi sungsang atau melintang
 Bayi besar ( BBL ≥ 4,2 kg )
 Plasenta previa
 Kalainan letakg.
 Disproporsi cevalo-pelvik
 ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul
 Rupture uteri mengancam
 Hydrocephalusj.
 Primi muda atau tuak.
 Partus dengan komplikasi
 Panggul sempit
 Problema plasenta

d. Komplikasi
Adanya beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang
menderita plasenta previa, diantaranya ada yang bisa menimbulkan pendarahan
yang cukup banyak dan patal (Prawiroharjo, 2009; h.499).
Oleh karena pembentukan segmen rahim terjadi secara remik, maka pelepasan
plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak,
dan pendarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi
anemia bahkan syok.
Terdapat beberapa bahaya yang telah dikenal bagi fetus bila persalinan
dilakukan dengan sectio caesarea, terlepas dari yang ditunjukan oleh keadaan
abnormal untuk mana diindikasikan sectio ( Rottgers). Resiko ini meliputi:
 Hipoksia akibat sindroma hipotensi terlentang
 Depresi pernafasan karena anesthesiac.
 Sindroma gawat pernafasan, jelas lebih lazim pada bayi yang dilahirkan
dengan section.
1) Komplikasi ibu:
 Infeksi yang didapat dirumah sakit, terutama setelah dilakukan
seksio pada persalinan
 Fenomena tromboemboli, terutama pada multipara dengan
varikositas
 Ileus, terutama karena peritonitis dan kurang sering karena dasar
obstruksi
 Kecelakaan anastesi(Martius, 1995).
2) Anak
Nasib anak yang dilahirkan dengan SC banyak tergantung dari keadaan
yang menjadi alasan untuk melakukan SC.

4. Pemeriksaan Diasnotik
a. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan inspekulo
- Posisi dan persentasi janin
- Panggul dan janin lahir
- Denyut jantung janin

5. Penatalaksanaan Medis
Menurut Nogroho, 2012 penatalaksanaan plasenta previa diantara lain :
b. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi.
c. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
ke kiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga
perut (missal batuk, mengedan karena sulit buang air besar).
d. Pasang infuse NaCL fisiologis, bila tidak memungkinkan berikan peroral.
e. Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara leratur tiap 15 menit
untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat pendarahan.
f. Bila terjadi renjatan, segera lakukan pemberian cairan dan tranfusi darah.
g. Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya pendarahan, umur
kehamilan dan derajat plasenta.
h. Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tanpo vagina, karena akan
memperbanyak pendarahan dan menyebabkan infeksi.

B. Tinjauan Teori Askep


1. Pengkajian
a. Data Subjektif
- Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan post SC
P : Luka jahitan post SC
Q : nyeri seperti dtusuk-tusuk-R : daerah luka jahitan post SC
S : Skala 5
T : nyeri dirasakan saat bergera

b. Data Objektif
- TD:120/80mmHg
- N : 82 x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 36,7 0C
- Terdapat luka bekas jahitan post SC di bagian perut, luka jahitan 15 cm,
dengan sayatan horizontal
- Pasien terlihat meringis menahan sakit

c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berdasarkan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2. Resti infeksi berdasarkan dengan insisi luka operasi
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d syok hipovolemik
4. Resti fetal distress berdasarkan dengan terlepasnya placenta
5. Ansietas berdasarkan dengan kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang
akan dilakukan
6. Resti konstipasi berdasarkan dengan penurunan peristaltik usus
7. Perubahan pola peran berdasarkann dengan adanya anggota keluarga baru

2. Perencanaan
a. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan
b. Rencana Asuhan Keperawatan
b. Kriteria Hasil :
Setelah diberikan asuhan keperawatan 3 x 24 jam di harapkan rasa nyeri yang di
rasakan pasien dapat hilang atau berkurang dengan kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan ).
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
c. NIC (Nursing Intervension Classificaton)
1. Pain Management
a. Lakukan pengkajian nyeri secara konprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.
1. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
2. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
3. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
5. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
ketidakefektipan control nyeri masa lampau.
6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan.
7. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan .
8. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
9. Pilih dan lakukan penanganan nyeri ( Farmakologi, non
farmakologi dan inter personal )
10. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
11. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi.
12. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
13. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
14. Tingkatkan istirahat.
15. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
16. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

2. Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi , karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
b. Cek instrusi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi.
c. Cek riwayat alergi.
d. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesic
ketika pmberian lebih dari satu.
e. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

d. Rasional
1. Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
2. Untuk mengetahui tingkat ketidaknyamanan dirasakan oleh pasien
3. Untuk mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri
4. Untuk mengetahui apakah nyeri yang dirasakan klien berpengaruh
terhadap yang lainnya
5. Untuk mengurangi factor yang dapat memperburuk nyeri yang
dirasakan klien
6. untuk mengetahui apakah terjadi pengurangan rasa nyeri atau nyeri
yang dirasakan klien bertambah.
7. Pemberian “health education” dapat mengurangi tingkat kecemasan
dan membantu klien dalam membentuk mekanisme koping terhadap
rasa nyer
8. Untuk mengurangi tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan klien.
9. Agar nyeri yang dirasakan klien tidak bertambah.
10. Agar klien mampu menggunakan teknik nonfarmakologi dalam
memanagement nyeri yang dirasakan.
11. Pemberian analgetik dapat mengurangi rasa nyeri pasien
3. Pelaksanaan

Pelaksnaan keperawatan merupakan implementasi dari rencana asuhan


keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah
dibuat,dimana tindakan yang diberikan mencangkup tindakan mandiri atau kolaborasi
( Carpenito, L. J, 2013 ).

Pelaksnaan adalah langkah ke empat dalam proses keperawatan dengan


melaksanakn berbagai startegi keperawatan ( tindakan keperawatan ) yang telah
direncanakan dlam rencana tindakan keperawatan ( A.Aziz Alimul Hidayat, 2009).

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
dicatatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar implementasi atau pelaksanaan ini
dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau
dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Eko dan Andi,2014)

4. Evaluasi
a. Paisen mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan).
b. Pasien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
c. Perawat mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Pasien menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

WOC Terlampir
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K G1P1A0 DENGAN


POST SECTIO CAESAREA OLEH KARENA PLASENTA PREVIA
DI RUANG BELIMBING RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 30 JULI- 1 AGUSTUS 2020

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 juli pukul 10.00 wita di Dengan menggunakan
teknik dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi
(Rekam medis)

1. Pengumpulan data
a. Identitas Ibu Penanggung
Nama : Ny. K Tn. M
Umur : 25 Tahun 28 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan Laki- laki
Status : Menikah Menikah
Suku bangsa : Bali/ Indonesia Bali/ Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA S1
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Karyawan Swasta
Alamat : Ds Tribuana, Kec.Klungkung Ds Tribuana, Klungkung
No. Telpon : - 083444333212
No. CM : 23456 -
Tanggal MRS : 29 Juli 2020 -

b. Keluhan utama
1) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh nyeri yang dirasakan hilang timbul dan pasien mengalami
pendarahan.
2) Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan setelah operasi SC.

c. Riwayat Obstetrik
1) Riwayat menstruasi
Pasien mengatakan menstruasi pertama kali pada kelas 1 SMP siklus haid
yaitu setiap 28 hari, lama haid terjadi 6-7 hari, keadaan darah selama haid
yaitu berwarna merah kecokelatan: konsistensi cair, bau amis, volume kurang
lebih 50 cc , kadang mengalami nyeri pinggang pada hari kedua dan ketiga
menstruasi, Hari pertama haid terakhir (HPHT) pada pasien tanggal 30
november 2019 dan Tafsiran Persalinan yaitu diperkirakan 6 agustus 2020.
2) Riwayat perkawinan
Pasien mengatakan ini pernikahan pertama dan umur pernikahan yaitu 2
tahun.
3) Riwayat kontrasepsi
Pasien mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi seperti IUD,
spiral, pil dan suntik.
4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang dulu
Pasien mengatakan tidak ada mengalami persalinan dan nifas dahulu.
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sekarang
Pasien datang ke RS tanggal 29-7-2020 jam 10.00 WIB. Pasien hamil dengan
usia kehamilan 37 minggu, pasien datang mengalami pendarahan. Sehingga
pasien dibawa langsung ke Ruang OK dan diindikasikan untuk melakukan
persalinan secara SC karena adanya plasenta previa..
- Diagnosa Medis : Post SC oleh karena plasenta previa
- Terapi saat pengkajian : Cefadroxil 2 x 1, Asam Mafenamat 3 x 1,
IV per infus RL 20 tpm, Cefatoxim 1000 mg / 12 jam, Ketorolac 60
mg / 8 jam, Asam Tranexamat 250 mg / 8 jam, Metronidazole 500 mg
/ 8 jam, Transfusi darah 2 kolf post SC.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 30 juli 2020 di ruang belimbing Rsud
Klungkung, pasien mengatakan ini kehamilan yang pertama. Pasien
mengatakan sejak hamil rutin melakukan kunjungan kehamilan ke bidan dan
dokter kandungan dan pasien mengatakan dokter kandungan meresepkan
beberapa obat-obatan untuk pemenuhan nutrisi saat kehamilan seperti zat
besi , kalsium asam folat. Keadaan bayi saat lahir di Ruang OK yaitu jenis
kelamin laki-laki, BBL 2750 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar lengan 10 cm, lingkar dada yaitu 34 cm.
d. Riwayat penyakit yang pernah di derita
Pasien Ny.K mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan
kandungan dan penyakit menular sebelumnya, seperti TBC dan HIV/AIDS,
penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi
e. Riwayat penyakit keluarga
Pasien Ny.K mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita,
penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi
f. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Data Biologis
a. Bernafas
Sebelum sakit dan saat pengkajian pasien mengatakan tidak mengalami
kesulitan dalam bernafas
b. Makan dan Minum
Sebelum sakit pasien makan 3x sehari dengan porsi banyak, dengangizi
yang seimbang. Saat pengkajian pasien makan 3x sehari dan selalu
menghabiskan porsi makan yang diberikan oleh rumah sakit. Sebelum dan
sesudah. Pasien minum 6-8 gelas sehari.
c. Eleminasi
a) BAB
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien biasa BAB 1-
2x dalam sehari.
b) BAK
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien biasa BAK 3-
5x dalam sehari
d. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur selama 7-8 jam
Saat pengkajian pasien mengatakan hanya tidur selapa 4- 5 jam dan mengalami
sulit
tidur karena rasa nyeri yang dirasakan pasca operasi
e. Gerak dan aktivitas
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa melakukan aktivitas sehari-hari seperti
memasak, mencuci, makan BAB/BAK
Saat pengkajian pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam bergerak dan
merasa lemas dan memerlukan bantuan dari suami dan keluarga, untuk miring
kanan dan miring kiri, belajar duduk dan berjalan
f. Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian suhu tubuh pasien normal 36.2°C
g. Kebersihan diri
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya mandi dua kali dalam sehari
Saat pengkajian pasien mengatakan hanya dilap badannya dibantu oleh keluarga
h. Seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada alat reproduksinya. Pola menstruasi
juga lancar dan normal.

2) Data psikologis
a. Rasa Aman dan Nyaman
Saat pengkajian pasien mengatakan mengalami gangguan dalam rasa nyaman
karena nyeri pada SC yang dialami
b. Konsep Diri
Pasien tidak mengalami gangguan konsep diri
3) Data social
a. Social
Pasien mengatakan hubungan pasien dengan suami dan keluarga baik. Hubungan
denganlingkungan sekitar juga baik.
b. Pengetahuan atau belajar
Pasien mengatakan kurang mengetahui mengenai cara perawatan bayinya
c. Prestasi
Pasien mengatakan tidak memiliki prestasi
d. Rekreasi
Sebelum sakit pasien mengatakan biasa jalan-jalan bersama suaminya di dekat
rumah. Saat pengkajian pasien hanya berbaring ditempat tidur

4) Data Spiritual

Pasien beragama hindu dan biasanya bersembahyang di sanggah/ merajan dirumah,


namun saat sakit, pasien hanya berdoa di dalam ruangan sesuai dengan keyakinan.

g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Compos Mentis
b) Bangun tubuh : sedang
c) Postur tubuh : sedang
d) Keadaan kulit : warna kulit normal ( sawo matang ) , tidak ada sianosis ,
turgor.
2) Gejala cardinal
a) Suhu : 36,2°C
b) Nadi : 84x/menit
c) Tekanan darah : 110/80 mmhg
d) Respirasi :
20x/menit
3) Ukuran-ukuran lain
a) BB sebelum hamil : 55 kg
b) BB saat pengkajian : 65 kg
c) TB : 157 cm
d) LILA : 23,5 cm
4) Keadaan fisik
a. Kepala :
- Inspeksi : Kepala mesochepal, rambut hitam lurus, bersih.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
b. Mata :
- Inspeksi : Palpebra coklat kehitaman, tidak ada radang. Sclera warna
putih. Conjungtiva pink keputihan. Pupil isokor.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
c. Hidung :
- Inspeksi : Hidung bersih, mukosa hidung lembab, bentuk simetris tidak
ada sekret.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
d. Mulut :
- Inspeksi : Mukosa bibir lembab, tidak ada luka, gigi bersih, lidah bersih.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
e. Telinga :
- Inspeksi : Telinga bersih, tidak ada tanda-tanda peradangan.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
f. Leher :
- Inspeksi : Tidak ada pembesaran tiroid.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan maupun benjolan.
g. Thorak :
- Inspeksi : bentuk normal, simetris, pernapasan teratur, tidak ada gangguan
napas.
- Palpasi : vocal vremitus : normal, pengembangan paru normal. Perkusi :
suara paru sonor/normal, suara jantung normal.
- Auskultasi : suara napas normal, suara jantung normal.
h. Abdomen :
- Inspeksi : abdomen tidak buncit, terdapat luka pembedahan SC bentuk
vertikal, ada linea nigra dan strie gravidarum.
- Auskultasi : peristaltik 8 X/menit. Palpasi : abdomen teraba sakit, agak
tegang, kontraksi uterus kuat, TFU setinggi pusat.
- Perkusi : abdomen tympani.
i. Payudara Mammae :
- Areola hitam membesar, puting menonjol, payudara teraba keras, ASI
keluar normal
j. Ekstremitas : tidak ada edema pada ekstremitas atas dan bawah
k. Genetalia : bersih , tidak ada kelainan pada alat genetalia
l. Anus : bersih , tidak ada kelainan pada anus

h. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboraturium
Table pemeriksaan laboraturium 30 juli 2020

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


Hemoglobin (Hb) 8,1 g/dL 12,0-16,0
Hematokrit 29,6 % 38,0-47,0
Leukosit 8,7 10 UL 4,5-11,0
Trombosit 402 10 UL 150-440
Ureum 38 Mg/dl 10-50
Kreatinin 1,2 Mg/dl 0,7-1,3

2. Analisa Data
ANALISA DATA PADA Ny.K G1P1A0

DENGAN POST SECTIO CAESAREA OLEH KARENA PLASENTA PREVIA

DI RUANG BELIMBING RSUD KLUNGKUNG

TANGGAL 30 JULI – 01 AGUSTUS 2020

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KESIMPULAN


Klien mengatakan nyeri pada - Klien tampak meringis Nyeri Akut
bagian perut yang dioperasi kesakitan apabila
P : Nyeri pada luka post SC bergerak
bertambah saat bergerak - TD : 110/80 mmhg
Q : Nyeri seperti ditusuk- - N : 84 x/menit
tusuk - RR : 20 x/menit
R : Di abdomen (antara pusat - Suhu : 36,2OC
dan simfisis) - Klien tampak kurang
S : Skala nyeri 7-10 nyaman
T : Hilang timbul

Klien mengatakan badannya - Klien tampak lemah Intoleransi aktivitas


masih terasa lemas - Aktivitas klien tampak
Klien mengatakan kesusahan dibantu oleh suaminya
saat ingin miring ke kiri dan - Miring kanan dan kiri
kanan tampak dibantu

Klien mengatakan belum Klien tampak ingin tahu Defisit pengetahuan tentang
mengetahui tentang tentang pentingnya perawatan perawatan bayi
pentingnya perawatan bayi bayi yang benar
3. Rumusan Masalah :
a. Nyeri Akut

b. Intoleransi aktivitas

c. Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi

4. Analisa Masalah :
1) P : Nyeri Akut

E : Terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat tindakan SC

- S : Klien mengatakan nyeri pada bagian perut yang dioperasi, P : Nyeri pada luka post,
SC bertambah saat bergerak , Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk, R : Di abdomen (antara
pusat dan simfisis) , S : Skala nyeri 7-10, T : Hilang timbul , Klien tampak meringis
kesakitan apabila bergerak ,TD : 110/80 mmhg, N : 84 x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu :
36,2OC, Klien tampak kurang nyaman.
Proses terjadinya : Tindakan operasi section caesarea menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan.

Akibat jika tidak ditanggulangi : Nyeri tersebut akan menimbulkan bebagai


masalah,salah satunya masalah laktasi.

2) P: Intoleransi aktivitas

E : Kelemahan

S : Klien mengatakan badannya masih terasa lemas, Klien mengatakan kesusahan saat
ingin miring ke kiri dan kanan, Klien tampak lemah,Aktivitas klien tampak dibantu oleh
suaminya,Miring kanan dan kiri tampak dibantu
Proses Terjadinya : dikarenaka pengaruh anastesi yang diberikan sehingga
menyebabkan pasien mengalami kelemahan dan sulit menggerakkan ektremitas sehingga
menimbulkan masalah .
Akibat jika tidak ditanggulangi : Akan terjadi kelemahan pada bagian abdomen sehingga
menyebakan intoreransi aktivitas.

3) P : Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi


E : Kurangnya informasi terkait perawatan bayi

S : Klien mengatakan belum mengetahui tentang pentingnya perawatan bayi, Klien


tampak ingin tahu tentang pentingnya perawatan bayi yang benar.

Proses terjadinya : memberikan pelayanan kesehatan yang efektif tentang perawatan bayi
dan dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang
mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dengan
memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada ibu hamil sehingga pengetahuan
tentang perawatan bayi yang dimiliki dapat menjamin perilaku sehat sehingga tindakan
yang dilakukan benar.

Akibat jika tidak ditanggulangi : akan terjadi kesalahan dalam merawat bayi dan dapat
merenggut nyawa pada bayi.

5. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat
tindakan SC yang ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada bagian perut yang
dioperasi, P : Nyeri pada luka post SC bertambah saat bergerak , Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk , R : Di abdomen (antara pusat dan simfisis) , S : Skala nyeri 7-10 , T :
Hilang timbul. Klien tampak meringis kesakitan apabila bergerak, TD : 110/80 mmhg , N
: 84 x/menit, RR : 20 x/menit , Suhu : 36,2OC , Klien tampak kurang nyaman
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan Klien mengatakan
badannya masih terasa lemas, Klien mengatakan kesusahan saat ingin miring ke kiri dan
kanan, Klien tampak lemah,Aktivitas klien tampak dibantu oleh suaminya,Miring kanan
dan kiri tampak dibantu

c. Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya informasi


terkait perawatan bayi ditandai dengn Klien mengatakan belum mengetahui tentang
pentingnya perawatan bayi, Klien tampak ingin tahu tentang pentingnya perawatan bayi
yang benar
C. PERENCANAAN

a. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat


tindakan SC.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


3. Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang perwatan bayi

RENCANA KEPERAWATAN PADA Ny.K G1P1A0

DENGAN POST SECTIO CAESAREA OLEH KARENA PLASENTA PREVIA

DI RUANG BELIMBING RSUD KLUNGKUNG

TANGGAL 30 JULI – 01 AGUSTUS 2020

No. Hari/ No. Dx. Rencana tujuan Rencana Tindakan Rasional


Tgl/Jam Kep.
Kamis, 30 1 Setelah dilakukan - Kaji skala nyeri - Untuk
Juli 2020 tindakan keperawatan pasien mengetahui
Pukul 08.00 selama 3x24 jam - Monitor tanda- tingkat nyeri
Wita diharapkan nyeri klien tanda vital yang dirasakan
terkontrol dengan - Ajarkan teknik pasien
Kriteria Hasil : distraksi relaksasi - Untuk
- Pasien tampak - Kolaborasi dalam mengehetahui
tidak meringis pemberian erubahan vital
kesakitan analgetik sign
- Skala nyeri normal ketorolac 60 mg - Untuk
yaitu 1-2 mengurangi
ketegangan area
- Pasien tampak
yang nyeri
tidak gelisah - Agar dapat
mengurangi
terjadinya nyeri

Kamis, 30 2 Setelah dilakukan - Kaji kebutuhan 1. Memenuhu


Juli 2020 tindakan keperawatan akan bantuan kebutuhan yang
Pukul 08.00 selama 3x24 jam klien pelayanan diinginkan
Wita dapat memahami kesehatan kepada
keterbatasan aktivitas pasien 2. Dengan
yang boleh dan tidak - Monitor tanda memonitor
untuk dilakukan tanda vital tanda-tanda
dengan kriteria hasil : - Ajarkan dan vital diharpkan
- Mampu bantu pasien dapat dikethui
melakukan miring kanan dan perkembangan
aktivitas secara diri kondisi pasien
bertahap dan
mandiri 3. Untuk
- Pasien tampak mengurangi
tidak lemah ketegangan otot-
otot sehingga
mengrangi
penekanan dan
nyeri

Kamis, 30 3 Setelah dilakukan 3. Kaji pengetahuan 2. Untuk


tindakan 3x 24 jam
Juli 2020 klien tentang menentukan
diharapkan dapat
Pukul 08.00 memahami perawatan bayi sejauh mana
pengetahuan tentang
Wita pengetahuan
perawatan bayi
dengan kriteria hasil : 4. Beri penyuluhan orang tua
1. Pasien dapat kesehatan tentang terhadap penyakit
mengetahui lebih perawatan bayi
jelas mengenai yang diderita
perawatan bayi 2 Agar orang tua
yang tepat dan mengetahui
benar pentingnya
2. Pasien dapat perawatan bayi
melaksanakannya
setelah diberikan
pemahaman
tentang cara
perawatan bayi
yang tepat
C. Pelaksanaan Keperawatan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA Ny.K G1P1A0 DENGAN
POST CAESAREA OLEH KARENA PLASENTA PREVIA
DI RUANG BELIMBING RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 30 JULI-1 AGUSTUS 2020

Hari/tgl /jam No. Dx Kep Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


Kamis , 30 Juli 2020 DX 1 1. Mengkaji skala nyeri Ds : Klien mengatakan
Pukul 07.30 WITA pasien nyeri pada bagian perut
yang dioperasi
P : Nyeri pada luka post SC
dan bertambah saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : bagian abdomen ( antara
pusat dan simfisis )
S : Skala nyeri 7 dari 1-10
T : Hilang timbul

Do :
- Klien tampak
meringis kesakitan
2. Memonitor tanda- - Klien tampak tidak
tanda vital nyaman dan lemah

Ds : Klien mengatakan
bersedia untuk diperiksa
tanda-tanda vital
Do :
- Td : 110/80 mmhg
- N : 84x/menit
3. Mengajarkan teknik - S : 36,2°C
relaksasi dan distraksi - RR : 20x/menit

Ds : klien mengatakan lebih


4. Delegatif dalam rileks
pemberian injeksi Do : Klien tampak lebih
ketorolac 8 mg nyaman
Kamis , 30 Juli 2020 DX 2
Pukul 13.00 WITA Ds : Pasien mengatakan
bersedia untuk diberikan
1. Mengkaji kebutuhan
obat
akan bantuan
Do : Obat sudah diberikan
pelayanan kesehatan
reaksi alergi tidak ada
kepada pasien

Ds : klien mengatakan
aktifitasnya dibantu oleh
suami karena masih nyeri
bila di gerakan
2. Mengajarkan dan
Do : aktifitas klien tampak
membantu pasien
dibantu
untuk miring kiri dan
kanan

Ds : Klien kooperatif
3. Memonitor TTV
Do : Klien mulai berlatih
miring kanan dan kiri
Kamis , 30 Juli 2020 DX 3
Pukul 15.30 WITA
Ds : Klien kooperatif
Do :
- Td : 110/80 mmhg
- N : 84x/menit
1. Mengkaji
pengetahuan klien - S : 36,2°C
tentang perawatan - RR : 20x/menit
bayi

Ds :
2. Memberikan Klien mengatakan belum
penyuluhan kesehatan mengetahui pentingnya
tentang perawatan perawatan bayi
bayi Do : Klien tampak ingin tau

Ds : Klien mengatakan
sudah mengerti tentang
perawatan bayi
Do : Klien tampak
kooperatif

Jumat , 31 Juli 2020 DX 1 5. Mengkaji skala nyeri Ds : Klien mengatakan


Pukul 07.30 pasien nyeri pada bagian perut
yang dioperasi
P : Nyeri pada luka post SC
dan bertambah saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : bagian abdomen ( antara
pusat dan simfisis )
S : Skala nyeri 7 dari 1-10
T : Hilang timbul
Do :
- Klien tampak
meringis kesakitan
- Klien tampak tidak
nyaman dan lemah

6. Memonitor tanda-
tanda vital Ds : Klien mengatakan
bersedia untuk diperiksa
tanda-tanda vital

Do :
- Td : 110/80 mmhg
- N : 84x/menit
7. Mengajarkan teknik - S : 36,2°C
relaksasi dan distraksi - RR : 20x/menit

Ds : klien mengatakan lebih


rileks
Do : Klien tampak lebih
8. Delegatif dalam nyaman
pemberian injeksi
Jumat , 31 Juli 2020 ketorolac 8 mg
Pukul 08.00 WITA DX 2 Ds : Pasien mengatakan
bersedia untuk diberikan
obat
Do : Obat sudah diberikan
1. Mengkaji kebutuhan
reaksi alergi tidak ada
akan bantuan
pelayanan kesehatan
kepada pasien
Ds : klien mengatakan
aktifitasnya masih dibantu
oleh suami karena masih
nyeri bila di gerakan
Do : aktifitas klien tampak
2. Mengajarkan dan dibantu
membantu pasien
untuk miring kiri dan
kanan Ds : Klien kooperatif
Do : Klien mulai berlatih
miring kanan dan kiri

Jumat , 31 Juli 2020 DX 3 3. Memonitor TTV


Pukul 08.30 WITA Ds : Klien kooperatif
Do : - Td : 110/80 mmhg
- N : 84x/menit
- S : 36,2°C
1. Mengkaji - RR : 20x/menit
pengetahuan klien
tentang perawatan
bayi Ds :
Klien mengatakan belum
mengetahui pentingnya
perawatan bayi
Do : Klien tampak ingin tau
2. Memberikan
penyuluhan Ds : Klien mengatakan
kesehatan tentang sudah mengerti tentang
perawatan bayi perawatan bayi
Do : Klien kooperatif

Sabtu , 01 Agustus DX 1 1. Mengkaji skala nyeri Ds : Klien mengatakan


2020 pasien masih nyeri pada bagian
Pukul 07.30 WITA perut yang dioperasi
P : Nyeri pada luka post SC
dan bertambah saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : bagian abdomen ( antara
pusat dan simfisis )
S : Skala nyeri 6 dari 1-10
T : Hilang timbul

Do :
- Klien tampak
gelisah dan
meringis
- Klien tampak selalu
memegang perutnya
2. Memonitor tanda-
tanda vital
Ds : Klien mengatakan
bersedia untuk diperiksa
tanda-tanda vital
Do : - Td : 120/80 mmhg
- N : 84x/menit
- S : 36,5°C
3. Mengajarkan teknik - RR : 20x/menit
relaksasi dan distraksi

Ds : klien mengatakan lebih


4.Delegatif dalam rileks
pemberian injeksi Do : Klien tampak lebih
ketorolac 8 mg nyaman

Sabtu , 01 Agustus DX 2 Ds : Pasien mengatakan


2020 1. Mengkaji kebutuhan bersedia untuk diberikan
Pukul 08.00 WITA akan bantuan obat
pelayanan kesehatan Do : Obat sudah diberikan
kepada pasien reaksi alergi tidak ada

Ds : klien mengatakan
aktifitasnya masih dibantu
2. Mengajarkan dan oleh suami karena masih
membantu pasien nyeri bila di gerakan
untuk belajar duduk Do : aktifitas klien tampak
dibantu

Ds : Klien kooperatif
Do : Klien mulai berlatih
duduk dengan cara miring
3. Memonitor TTV terlebih dahulu

DX 3 Ds : Klien kooperatif
Do :
Sabtu , 01 Juli 2020 - Td : 120/80 mmhg
Pukul 08.30 WITA 1. Mengkaji - N : 84x/menit
pengetahuan klien - S : 36,5°C
tentang perawatan - RR : 20x/menit
bayi
Ds :
2. Memberikan Klien mengatakan sudah
penyuluhan mengetahui pentingnya
kesehatan tentang perawatan bayi
perawatan bayi Do : Klien kooperatif

Ds : Klien mengatakan
sudah mengerti tentang
perawatan bayi
Do : Klien kooperatif

d. Evaluasi Keperawatan

EVALUASI KEPERAWATAN PADA Ny.K G1P1A0 DENGAN


POST CAESAREA OLEH KARENA PLASENTA PREVIA
DI RUANG BELIMBING RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 01 AGUSTUS 2020

Hari Diagnosa Keperawatan Evaluasi ( SOAP )


/tanggal/jam
Sabtu , 01 Nyeri akut berhubungan dengan S : Klien mengatakan pada bagian perut
agustus 2020
terputusnya kontinuitas jaringan yang dioperasi
pukul 10.30
sekunder akibat tindakan SC yang P : Nyeri pada luka post SC makin
ditandai dengan klien mengatakan bertambah saat bergerak
nyeri pada bagian perut yang Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk
dioperasi, P : Nyeri pada luka post SC R : bagian abdomen ( antara pusat dan
bertambah saat bergerak , Q : Nyeri simfisis )
seperti ditusuk-tusuk , R : Di T : hilang timbul
abdomen (antara pusat dan simfisis) , O : klien tampak meringis kesakitan
S : Skala nyeri 7-10 , T : Hilang Skala nyeri yaitu 5
timbul. Klien tampak meringis TD : 120/80 mmHg
kesakitan apabila bergerak, TD : N : 80x/menit
110/80 mmhg , N : 84 x/menit, RR : S : 36,5 °C
20 x/menit , Suhu : 36,2OC , Klien RR : 20x/menit
tampak kurang nyaman A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Sabtu , 01 Intoleransi aktivitas berhubungan S : klien mengatakan aktivitasnya masih


Agustus 2020
dengan kelemahan ditandai dengan dibantu keluarga dan suaminya
Pukul 11.30
WITA Klien mengatakan badannya masih O : klien mulai berlatih duduk
terasa lemas, Klien mengatakan TD : 120/80 mmHg
kesusahan saat ingin miring ke kiri N : 80x/menit
dan kanan, Klien tampak S : 36,5 °C
lemah,Aktivitas klien tampak dibantu RR : 20x/menit
oleh suaminya,Miring kanan dan kiri A : Masalah teratasi sebagian
tampak dibantu P : Intervensi dilanjutkan

Sabtu , 01 Defisit pengetahuan tentang S : klien mengatakan sudah mengetahui


Agustus 2020
perawatan bayi berhubungan dengan tentang perawatan bayi
Pukul 13.30
WITA kurangnya informasi terkait O : Klien kooperatif
perawatan bayi ditandai dengn Klien A : masalah teratasi
mengatakan belum mengetahui P : intervensi dihentikan
tentang pentingnya perawatan bayi,
Klien tampak ingin tahu tentang
pentingnya perawatan bayi yang
benar.

BAB IV
PEMBAHASAN
.
A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan pertama dari asuhan keperawatan dimana dalam

pengkajian dilakukan pengumpulan data, analisa data,perumusan masalah, prioritas

masalah dan diagnosa keperawatan.


Berdasarkan data pada teori muncul 3 diagnosa yaitu nyeri akut, Intoleransi

aktivitas, Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi, sehingga pada kasus muncul 3

diagnosa seperti diatas. Pasien mengatakan Klien mengatakan nyeri pada bagian perut

yang dioperasi,P : Nyeri pada luka post SC bertambah saat bergerak , Q : Nyeri seperti

ditusuk-tusuk , R : Di abdomen (antara pusat dan simfisis) , S : Skala nyeri 7, T : Hilang

timbul. Klien tampak meringis kesakitan apabila bergerak TD : 110/80 mmhg, N : 84

x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36,2 OC, Klien tampak kurang nyaman. Klien

mengatakan badannya masih terasa lemas, Klien mengatakan kesusahan saat ingin miring

ke kiri dan kanan. Klien mengatakan belum mengetahui tentang pentingnya perawatan

bayi, Klien tampak ingin tahu tentang pentingnya perawatan bayi yang benar.

B. Diagnosa

Dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan penulis berpedoman pada 14 kebutuhan


dasar menurut virginia handerson prioritas yang diambil yaitu 3 adalah nyeri
akut,intoleransi aktivitas dan defisit pengetahuan tentang perawatan bayi. Diagnosa
pertama nyeri akut dikarenakan tindakan operasi section caesarea menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan.
Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal atau spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, Cephalopelvik Disproportion, rupture uteri mengancam, partus
lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi
tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea
(SC). Akibat jika tidak ditanggulangi nyeri tersebut akan menimbulkan bebagai
masalah, salah satunya masalah laktasi. Yang kedua yaitu Intoleransi aktivitas
dikarenakan pengaruh anastesi yang diberikan sehingga menyebabkan pasien mengalami
kelemahan dan sulit menggerakkan ektremitas sehingga menimbulkan masalah . Akibat
jika tidak ditanggulangi maka akan terjadi kelemahan pada bagian abdomen sehingga
menyebakan aktivitas dalam bergerak menurun. Diagnosa ketiga yaitu defisit
pengetahuan tentang perawatan bayi dikarenakan memberikan pelayanan kesehatan yang
efektif tentang perawatan bayi dan dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan
sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada ibu hamil dan
memperagakannya sehingga pengetahuan tentang perawatan bayi yang dimiliki dapat
menjamin perilaku sehat sehingga tindakan yang dilakukan benar

C. Perencanaan
Setelah masalah keperawatan dapat diterapkan, maka perlu menetapkan rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut. Kegiatan perencanaan ini
meliputi memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, menentukan kriteria hasil,
menetapkam rencana tindakan, dan menjelaskan rasional dari rencana tindakan yang
sudah ditetapkan.

Dalam perencanaan keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus,
dalam memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, menentukan kriteria hasil serta
menentukan tindakan. Penulis berusaha memprioritaskan berdasarkan 14 kebutuhan dasar
virginia handerson. Dalam kasus yang dibahas perumusan tujuan dan kiteria hasil pada
asuhan keperawatan berdasarkan metode SMART (spesifik, measurable, acceptable,
reliable, time) yaitu secara spesifik dapat diukur dan diatasi dengan tindakan
keperawatan.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan dari tanggal 30 juli 2020
sampai dengan 1 agustus 2020, dalam pelaksanaan tindakan keperawatan untuk diagnosa
nyeri akut, intoleransi aktivitas dan defisit pengetahuan tentang perawatan bayi dibuat
dibedakan karena intervensi diagnosa berbeda. Dalam diagnosa pertama yaitu nyeri akut
intervensi yang dilakukan yaitu mengkaji skala nyeri pasien, Memonitor tanda-tanda
vital, mengajarkan teknik distraksi relaksasi, delegatif dalam pemberian analgetik
ketorolac 60 mg. Sedangkan pelaksanaan tindakan keperawatan diagnosa kedua yaitu
intoleransi aktivitas intervensi yang dilakukan yaitu mengkaji kebutuhan akan bantuan
pelayanan kesehatan kepada pasien, Memonitor tanda tanda vital, mengajarkan dan
membantu pasien untuk miring kanan dan diri. Dan yang terakhir diagnosa yaitu defisit
pengetahuan tentang perawatan bayi intervensi yang dilakukan yaitu Mengkaji
pengetahuan klien tentang perawatan bayi dan Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang perawatan bayi. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien ny. K semua
dapat dilaksanakan berdasarkan intervensi yang dibuat, selama pelaksanaan asuhan
keperawatan tidak ada mengalami gangguan dan hambatan karena pasien sangat
kooperatif.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi yang dapat dilakukan
adalah keberhasilan suatu tindakan dalam jangka pendek dan panjang. Pada kasus yang
diangkat semua diagnosa sudah beberapa dapat diatasi, dimana pada diagnosa nyeri akut
yaitu masalah dapat teratasi sebagian, intoleransi aktivitas yaitu masalah dapat teratasi
sebagian serta defisit pengetahuan tentang perawatan bayi yaitu masalah dapat teratasi.
Selama evaluasi keperawatan penulis tidak ada mengalami gangguan dan hambatan
karena pasien sangat kooperatif sehingga asuhan keperawatan mampu dievaluasi dengan
baik.

BAB V
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penyimpangan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus. Penanganan sudah dilakukan dengan tepat, semua
diagnosa sudah beberapa dapat diatasi, dimana pada diagnosa nyeri akut yaitu masalah
dapat teratasi sebagian, intoleransi aktivitas yaitu masalah dapat teratasi sebagian serta
defisit pengetahuan tentang perawatan bayi yaitu masalah dapat teratasi. Selama evaluasi
keperawatan penulis tidak ada mengalami gangguan dan hambatan karena pasien sangat
kooperatif sehingga asuhan keperawatan mampu dievaluasi dengan baik.

2. SARAN
Setelah selesai melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny.K G1P1A0 Dengan Post
Caesarea Oleh Karena Plasenta Previa. Penulis studi kasus memberikan saran sebagai
berikut :
a. Untuk institusi
Dengan adanya studi kasus ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
acuan atau referensi dalam memberikan pendidikan kepada mahasiswa mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan Post Caesarea Oleh Karena Plasenta
Previa.

b. Untuk Rumah sakit (tenaga perawat)


Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan yang baik yang sudah diberikan
kepada pasien untuk mendukung kesehatan dan kesembuhan pasien dengan
memberi pelayanan yang maksimal, terkhususnya pada pasien dengan Post
Caesarea di Ruang Belimbing RSUD Klungkung.

c. Kepada Ny.K dan keluarga


Diharapkan agar tetap mempertahankan kondisi dan meningkatkan keadaan ibu,
serta diharapkan keluarga agar selalu memenuhi kebutuhan ibu saat dirawat dirumah
sakit maupun perawatan dirumah.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak M.I dkk 2004 Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta PT Buku Kedokteran EGG.
WHO. 2010. Infant Mortality. World Health Organization
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI
.Jakarta
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi,
edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian
/SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.
Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.
Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

LEMBAR PENGESAHAN

Mahasiswa Clinical Teacher (CT )

( ) Ns. Putu Noviana S.,S.Kep.,M.Kes


LAPORAN STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA NY.K G1P1A0 DENGAN POST SECTIO CAESAREA OLEH KARENA
PLASENTA PREVIA DI RUANG BELIMBING RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 30 JULI- 1 AGUSTUS 2020
NAMA KELOMPOK:

1. Ni Putu Rusminiati ( 18E10019 )


2. Ni Komang Saskia Prabayani ( 18E10020 )
3. Ni Made Putu Yudiantari ( 18E10025 )
4. Kadek Wahyu Aditya Putra ( 18E10022 )
5. Ida Ayu Dwinayanti ( 18E10013 )
6. I Wayan Eka Antara ( 18E10014 )

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN 2020

LAPORAN STRATEGI PELAKSANAAN


TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

A. Tahap Pra-Orientasi
1) Nama Klien :
Jenis Kelamin :
Umur :

2) Analisa Data
- Data Subjektif

- Data Objektif

Diagnosa Keperawatan

3) Rencana Keperawatan

Rencana Tindakan ;
Rasional Tindakan ;
Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan ;
Cara pencegahan dari bahaya yang mungkin muncul ;

B. Tahap Orientasi
1. Salam Terapiutik
2. Validasi Pasien
3. Kontrak

C. Tahap Kerja
1. Hasil yang didapat
Maknanya ;
2. Evaluasi tindakan yang dilakukan
3. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/diagnose tersebut
4. Evaluasi diri
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi Subjektif
2. Evaluasi objektif
3. Kontrak ; Topik,Tempat, dan Waktu kegiatan lainnya

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI


Jln. Tukad Pakerisan N0. 90 Denpasar Bali

FORMAT PENILAIAN
1. Mata Ajaran : KDM II

2. Kompetensi : Teknik Relaksasi Progesive

3. Pengertian : Teknik relaksasi progesif merupakan suatu upaya memanipulasi

nyeri dengan menkontraksikan bagian otot diluar sumber nyeri

4. Tujuan : Menurunkan itensitas nyeri dan menciptakan rasa nyaman

5. Penilaian :

Kemampuan ke -
No Komponen Penilaian / Keterampilan Ket
I II III IV

I Tahap Persiapan (30%)

A. Persiapan Pasien
1. Perkenalan diri
2. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
5. Pasien disiapkan dalam posisi duduk pada kursi
dengan sandaran dan kaki sedikit menjuntai

B. Persiapan Lingkungan
1. Menutup pintu/jendela atau memasang sampiran

C. Persiapan Alat
1. 2 buah kursi dengan sandaran

II Tahap Pelaksanaan (60%)

A. Pengetahuan (20%)
1. Penguasaan prosedur
2. Ketepatan data
3. Rasional tindakan

B. Sikap (20%)
1. Disiplin
2. Motivasi
3. Kerjasama
4. Tanggung Jawab
5. Komunikasi
6. Kejujuran
Kemampuan ke -
No Komponen Penilaian / Keterampilan Ket
I II III IV

7. Penampilan fisik
8. Kreativitas

C. Ketrampilan (60%)
1. Anjurkan pasien mencari posisi yang nyaman
2. Duduk dihadapan pasien
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Bimbing pasiean untuk mengepalkan kedua telapak
tangan, kencangkan bisep dan lengan bawah selama
5-7 detik, arahkan pasien pada otot yang tegang dan
rasakan. Kemudian relaks 12-30 detik
5. Kerutkan dahi ke atas, tekan kepala sejauh mungkin
ke belakang, putar searah jarum jam, kemudian balik
arah, anjurkan pasien untuk mengkerutkan otot muka
seperti kenari (cemberut, mata dikedipkan, mulut
dimonyongkan, lidah ditekan pada langit-langit dan
bahu dibungkukkan). Setelah 5-7 detik anjurkan
pasien untuk merasakan daerah yang tegang.
Kemudian relaks 12-30 detik.
6. Lengkungkan punggung ke belakang, sambil menarik
nafas dalam, lambung tekan keluar. Tahan, kemudian
relaks 12-30 detik
7. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke
muka, tahan, relaks. Lipat ibu jari secara serentak
kencangkan betis, paha dan pantat selama 5-7 detik.
Anjurkan pasien merasakan otot yang tegang.
Kemudian relaks selama 12-30 detik
8. Lakukan bimbingan (lakukan prosedur 2-5 kali)
9. Pasien dirapikan

III Tahap Akhir (10%)

A. Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)


B. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
C. Dukomentasikan prosedur dan hasil observasi

TOTAL AKHIR

………………………., 20….

Penilai,
1. …………………………..
2. …………………………..

Kriteria Nilai :

1. Item yang dilakukan tidak tepat dan tidak akurat


2. Tiga item utama tidak dilakukan
3. Bila satu item tidak dilakukan
4. Bila semua item dilakukan dengan tepat dan akurat

LEMBAR PENGESAHAN

Mahasiswa Clinical Teacher (CT )

( ) Ns. Putu Noviana S.,S.Kep.,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai