Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan antara teori yang didapatkan

dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Pembahasan ini akan diuraikan menjadi

4 tahap dari proses keperawatan yang terdiri dari

pengkajian,diagnosa,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahapan pertama dari asuhan keperawatan dimana dalam

pengkajian dilakukan pengumpulan data, analisa data,perumusan masalah, prioritas

masalah dan diagnosa keperawatan.

Berdasarkan data pada teori muncul 3 diagnosa yaitu nyeri akut, Intoleransi

aktivitas, Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi, sehingga pada kasus muncul 3

diagnosa seperti diatas. Pasien mengatakan Klien mengatakan nyeri pada bagian perut

yang dioperasi,P : Nyeri pada luka post SC bertambah saat bergerak , Q : Nyeri

seperti ditusuk-tusuk , R : Di abdomen (antara pusat dan simfisis) , S : Skala nyeri 7,

T : Hilang timbul. Klien tampak meringis kesakitan apabila bergerak TD : 110/80

mmhg, N : 84 x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36,2 OC, Klien tampak kurang

nyaman. Klien mengatakan badannya masih terasa lemas, Klien mengatakan

kesusahan saat ingin miring ke kiri dan kanan. Klien mengatakan belum mengetahui

tentang pentingnya perawatan bayi, Klien tampak ingin tahu tentang pentingnya

perawatan bayi yang benar.


B. Diagnosa

Dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan penulis berpedoman pada 14


kebutuhan dasar menurut virginia handerson prioritas yang diambil yaitu 3 adalah
nyeri akut,intoleransi aktivitas dan defisit pengetahuan tentang perawatan bayi.
Diagnosa pertama nyeri akut dikarenakan tindakan operasi section caesarea
menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan
karena adanya pembedahan. Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses
persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan,
misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, Cephalopelvik
Disproportion, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan
perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC). Akibat jika
tidak ditanggulangi nyeri tersebut akan menimbulkan bebagai masalah, salah satunya
masalah laktasi. Yang kedua yaitu Intoleransi aktivitas dikarenakan pengaruh
anastesi yang diberikan sehingga menyebabkan pasien mengalami kelemahan dan
sulit menggerakkan ektremitas sehingga menimbulkan masalah . Akibat jika tidak
ditanggulangi maka akan terjadi kelemahan pada bagian abdomen sehingga
menyebakan aktivitas dalam bergerak menurun. Diagnosa ketiga yaitu defisit
pengetahuan tentang perawatan bayi dikarenakan memberikan pelayanan kesehatan
yang efektif tentang perawatan bayi dan dalam melaksanakan upaya tersebut
diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan
kepada ibu hamil dan memperagakannya sehingga pengetahuan tentang perawatan
bayi yang dimiliki dapat menjamin perilaku sehat sehingga tindakan yang dilakukan
benar

-
C. Perencanaan
Setelah masalah keperawatan dapat diterapkan, maka perlu menetapkan rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut. Kegiatan perencanaan
ini meliputi memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, menentukan kriteria hasil,
menetapkam rencana tindakan, dan menjelaskan rasional dari rencana tindakan yang
sudah ditetapkan.

Dalam perencanaan keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan


kasus, dalam memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, menentukan kriteria
hasil serta menentukan tindakan. Penulis berusaha memprioritaskan berdasarkan 14
kebutuhan dasar virginia handerson. Dalam kasus yang dibahas perumusan tujuan dan
kiteria hasil pada asuhan keperawatan berdasarkan metode SMART (spesifik,
measurable, acceptable, reliable, time) yaitu secara spesifik dapat diukur dan diatasi
dengan tindakan keperawatan.

D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana keperawatan yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan dari tanggal 30 juli 2020
sampai dengan 1 agustus 2020, dalam pelaksanaan tindakan keperawatan untuk
diagnosa nyeri akut, intoleransi aktivitas dan defisit pengetahuan tentang perawatan bayi
dibuat dibedakan karena intervensi diagnosa berbeda. Dalam diagnosa pertama yaitu
nyeri akut intervensi yang dilakukan yaitu mengkaji skala nyeri pasien, Memonitor
tanda-tanda vital, mengajarkan teknik distraksi relaksasi, delegatif dalam pemberian
analgetik ketorolac 60 mg. Sedangkan pelaksanaan tindakan keperawatan diagnosa
kedua yaitu intoleransi aktivitas intervensi yang dilakukan yaitu mengkaji kebutuhan
akan bantuan pelayanan kesehatan kepada pasien, Memonitor tanda tanda vital,
mengajarkan dan membantu pasien untuk miring kanan dan diri. Dan yang terakhir
diagnosa yaitu defisit pengetahuan tentang perawatan bayi intervensi yang dilakukan
yaitu Mengkaji pengetahuan klien tentang perawatan bayi dan Memberikan
penyuluhan kesehatan tentang perawatan bayi. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada
pasien ny. K semua dapat dilaksanakan berdasarkan intervensi yang dibuat, selama
pelaksanaan asuhan keperawatan tidak ada mengalami gangguan dan hambatan karena
pasien sangat kooperatif.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi yang dapat dilakukan
adalah keberhasilan suatu tindakan dalam jangka pendek dan panjang. Pada kasus
yang diangkat semua diagnosa sudah beberapa dapat diatasi, dimana pada diagnosa
nyeri akut yaitu masalah dapat teratasi sebagian, intoleransi aktivitas yaitu masalah
dapat teratasi sebagian serta defisit pengetahuan tentang perawatan bayi yaitu masalah
dapat teratasi. Selama evaluasi keperawatan penulis tidak ada mengalami gangguan
dan hambatan karena pasien sangat kooperatif sehingga asuhan keperawatan mampu
dievaluasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai