Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR

Hubungan Antar Garis, Membagi Ruas Garis Menjadi Beberapa Bagian, dan
Perbandingan Ruas Garis

A. Identitas
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (5 Jam Pelajaran x 40 Menit)

B. Kompetensi Dasar (KD)


KD 3.10 : Menganalisis hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua
garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal
KD 4.10 : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan
antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong
oleh garis transversal

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan titik dan garis melalui gambar yang
diberikan dengan benar
2. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan titik dan bidang melalui gambar yang
diberikan dengan benar
3. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan garis dan bidang melalui gambar yang
diberikan dengan benar
4. Peserta didik dapat menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar, berimpit, berpotongan)
dengan benar
5. Peserta didik dapat membagi ruas garis menjadi beberapa bagian sama panjang melalui
gambar garis yang diberikan dengan benar
6. Peserta didik dapat menentukan perbandingan ruas garis melalui gambar garis yang
diberikan dengan benar
7. Peserta didik dapat menyajikan hasil pembelajaran tentang hubungan titik, garis, dan
bidang serta kedudukan dua garis dengan benar
8. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep membagi
ruas garis menjadi beberapa bagian dengan benar
9. Peserta didik dapat menyajikan hasil pembelajaran tentang konsep membagi ruas garis
menjadi beberapa bagian dengan benar

D. Materi Ajar :
1. Pengertian Titik, Garis, dan Bidang
2. Hubungan Antar Garis (Titik dengan Garis, Titik dengan Bidang, Garis dan
Bidang)
3. Kedudukan Dua Garis (Sejajar, Berhimpit, Berpotongan)
4. Membagi Ruas Garis Menjadi Beberapa Garis Sama Panjang
5. Perbandingan Ruas Garis

E. Uraian Materi
1. Pengertian Titik, Garis, dan Bidang
Dalam ilmu Geometri, terdapat beberapa istilah atau sebutan yang tidak memiliki
definisi (undefined terms), antara lain titik, garis, dan bidang. Meskipun ketiga
istilah tersebut tidak decara formal didefinisikan, sangat penting disepakati tentang
arti istilah tersebut.
 Titik
Sebuah titik hanya dapat ditentukan letaknya, tetapi tidak
mempunyai panjang dan lebar (tidak mempunyai ukuran/besaran).
Sebuah titik dapat dinotasikan atau diberi nama dengan huruf
kapital, misalkan titik A, titik B, titik C, dan sebagainya.

 Garis
Garis direpresentasikan oleh suatu garis lurus
dengan dua tanda panah di setiap ujungnya
yang menjelaskan bahwa garis tersebut
panjangnya tak terbatas. Sebuah garis
dinotasikan dengan huruf kecil, misalkan
garis k, garis l, garis m, dan sebagainya.

Selain itu, pada gambar tersebut terdapat titik A dan B yang terdapat pada
garis l maka garis tersebut dapat pula disebut garis AB yang dinotasikan
dengan AB ´ . Tanda panah pada kedua ujung AB ´ artinya dapat diperpanjang
sampai tak terbatas.
Terdapat pula istilah ruas garis (segmen). Titik A dan B merupakan titik
´ , yang digambarkan sebagai berikut.
ujung ruas garis AB, disimbolkan AB

´ , yang memiliki
Pada ruas garis AB terdapat sinar garis AB, disimbolkan AB
titik pangkal A, tetapi titdak memiliki titik ujung.

 Bidang
Bidang datar merupakan suatu daerah yang panjang
dan lebarnya tak terbatas.
2. Hubungan Antar Garis
 Hubungan Titik dan Garis
Hubungan antara titik dan garis dapat terjadi dalam dua kondisi. Pertama, titik
terletak pada garis apabila titik tersebut ada pada garis atau titik tersebut
menjadi bagian garis. Kedua, Titik di luar garis apabila titik tersebut tidak
menjadi bagian dari garis. Pada gambar (a) memperlihatkan bahwa Titik A
berada pada garis l dan gambar (b) memperlihatkan bahwa Titik B berada di
luar garis m.

 Hubungan Titik dan Bidang


Hubungan antara titik dan bidang dapat terjadi dalam dua kondisi. Pertama,
titik terletak pada bidang apabila titik tersebut ada pada bidang atau titik
tersebut menjadi bagian bidang. Kedua, Titik di luar bidang apabila titik
tersebut tidak menjadi bagian dari bidang. Pada gambar di bawah menjelaskan
bahwa Titik C terletak pada bidang α dan Titik D terletak di luar bidang β

 Hubungan Garis dan Bidang


Hubungan antara garis dan bidang dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
garis terletak pada bidang, garis tidak pada bidang, dan garis
menembus/memotong bidang. Garis terletak pada bidang apabila garis
menjadi bagian dari bidang. Letak garis di luar bidang apabila garis tidak
menjadi bagian bidang. Garis menembus/memotong bidang apabila
persekutuan antara garis dan bidang adalah sebuah titik.

 Titik-Titik Segaris
Dua titik atau lebih dikatakan segaris jika titik-titik tersebut terletak pada
garis yang sama
 Titik-Titik Sebidang
Dua titik atau lebih dikatakan sebidang jika titik-titik tersebut terletak pada
bidang yang sama

3. Kedudukan Dua Garis


Antara dua buah garis (lurus) dapat berkedudukan sebagai berikut:
 Garis Sejajar
Jika garis k dan garis l diperpanjang, maka
kedua garis tersebut tidak akan bertemu
atau berpotongan, dan jaraknya selalu
tetap atau sama. Demikian juga untuk garis
g dan garis h diperpanjang, maka kedua
garis tersebut tidak akan bertemu dan
jaraknya selalu tetap. Pasangan-pasangan
garis seperti ditunjukkan pada gambar
merupakan pasangan garis yang sejajar.

 Garis Berpotongan
Dua buah garis yang saling berpotongan
mempunyai satu titik potong. Pada gambar
di samping, garis a dan garis b berpotongan
di titik K.
Selain itu, dua buah garis yang saling tegak lurus seperti garis q dan garis r
dapat pula disebut garis berpotongan karena kedua garis tersebut memiliki
satu titik potong.

 Garis Berimpit
Garis AC dan garis BD pada gambar berikut terletak pada satu garis, yaitu
garis l. Dengan demikian, titik A, B, C, dan D juga terletak pada satu garis
lurus yang disebut kolinear Dalam hal ini dikatakan bahwa garis AC dan
garis BD berimpit dengan garis l.

Garis-garis yang berimpit merupakan beberapa garis yang terletak pada satu
garis, sehingga dari beberapa garis tersebut hanya terlihat satu garis. Pada
gambar di atas, garis-garis yang berimpit dengan garis l adalah AB, AC,
AD, BC, BD, dan CD.

 Konsep Garis Sejajar


Dua buah garis yang terletak pada satu bidang datar dengan jarak yang
selalu tetap disebut garis sejajar. Dua garis yang sejajar tidak akan
berpotongan walaupun diperpanjang. Sifat-sifat sudut yang diperoleh pada
dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain menjadi konsep dasar dalam
pembuktian rumus, misalnya rumus jumlah sudut pada segitiga,
pembuktian dua segitiga yang sebangun, perbandingan seharga garis, dan
lain-lain.
Untuk memperoleh sifat—sifat garis sejajar, gunakan pernyataan yang telah
diakui kebenarannya tanpa perlu membuktikannya, yang disebut aksioma
atau postulat. Aksioma-aksioma itu menjadi dasar dalam pembuktian sifat-
sifat garis lurus.
Aksioma 1. Melalui dua buah titik yang berbeda dapat dibuat tepat satu
garis lurus

Aksioma 2. Melalui sebuah titik di luar garis hanya dapat dibuat tepat
satu garis yang sejajar dengan garis tersebut.

Aksioma 3. Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang
sejajar maka garis itu juga akan memotong garis yang kedua.

Aksioma 4. Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lainnya maka kedua
garis itu sejajar pula satu sama lain
4. Membagi Garis
Untuk membagi sebuah ruas garis menjadi beberapa bagian dapat
menggunakan penggaris.
 Membagi garis menjadi beberapa bagian yang sama panjang
Ikutilah langkah-langkah berikut untuk membagi sebuah ruas garis.

 Membagi Garis dengan Perbandingan Tertentu


Selain membagi ruas garis menjadi beberapa bagian yang sama, ruas garis
dapat pula dibagi menjadi beberapa bagian dengan perbandingan tertentu.
Contohnya, membagi garis AB menjadi 2 bagian dengan perbandingan 1 :
3. Ikutilah langkah-langkah berikut ini.
5. Perbandingan Ruas Garis
Gambar di samping menunjukkan ruas garis PQ dibagi menjadi 7 bagian yang
sama panjang, sehingga
PA =AB=BC =CD=DE=EF=FQ. Jika dari titik A, B, C, D, E, F, dan Q
dibuat garis sejajar sehingga memotong pada ruas garis PR, sedemikian
sehingga PG=GH =HI =IJ =JK =KL=LR maka diperoleh sebagai berikut.

PC :CQ=3 :4 PC :CQ=PI : IR

PI : IR=3 : 4 }
QE : EP=2 :5 QE : EP=RK : KP

RK : KP=2 :5 }
PC : PQ=3: 7 PC : PQ=PI : PR

PI : PR=3 :7 }
QB :QP=5 :7 QB :QP=RH : RP

RH : RP=5 :7 }
Contoh Soal
Perhatikan gambar berikut. Tentukanlah
nilai x.

Jawab :
Diketahui pada gambar di samping
bahwa BM//PQ, sehingga didapat:

AP : PB= AQ :QM
x :3,6=2 :3
x × 3,6=3,6 × 2
3 x=7,2
x=2,4

Jadi, nilai x adalah 2,4 cm.

F. Rangkuman Materi
 Titik hanya dapat ditentukan letaknya, tetapi tidak mempunyai panjang dan lebar (tidak mempunyai
ukuran/besaran)
 Garis direpresentasikan oleh suatu garis lurus dengan dua tanda panah di setiap ujungnya yang
mengindikasikan bahwa garis tersebut penjangnya tak terbatas
 Bidang datar merupakan suatu daerah yang panjang dan lebarnya tak terbatas
 Hubungan antara titik dan garis dapat terjadi dalam dua kondisi, yaitu titik terletak pada garis dan titik
terletak di luar garis
 Hubungan antara titik dan bidang yaitu titik terletak pada bidang atau titik tersebut menjadi bagian
bidang
 Hubungan antara garis dan bidang dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu garis terletak pada
bidang, garis tidak pada bidang, dan garis menembus/memotong bidang
 Dua titik atau lebih dikatakan segaris jika titik-titik tersebut terletak pada garis yang sama
 Dua titik atau lebih dikatakan sebidang jika titik-titik tersebut terletak pada bidang yang sama
 Dua garis dikatakan sejajar jika kedua garis terletak satu bidang dan jika diperpanjang tidak
berpotongan
 Dua garis dikatakan berpotongan jika kedua garis itu mempunyai sebuah titik potong (titik
persekutuan)
 Dua garis dikatakan berhimpit jika kedua garis mempunyai paling sedikit dua titik potong
 Membagi ruas garis menjadi beberapa bagian dapat dilakukan dengan cara melukis garis tersebut
dengan membuat garis bantu dan bantuan jangka
G. Sumber Referensi
1. As’ari, Abdur Rahman, dkk.. 2017. Buku Guru: Matematika Kelas VII Kurikulum
2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

2. As’ari, Abdur Rahman, dkk.. 2017. Buku Siswa: Matematika Kelas VII Semester 2
Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

3. Sumber Internet

Anda mungkin juga menyukai