Rumah Sakit Mitra Plumbon yang terletak di JL. Raya Plumbon – Palimanan,
Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Rumah Sakit ini
merupakan RS umum swasta tipe B dan berdiri pada tahun 2003. RS Mitra Plumbon
memiliki tenaga kesehatan beserta staffnya sebanyak lebih dari 200 orang. Sedangkan
terdata 60 pasien gagal ginjal kronik di ruangan hemodialisis yang kesemuanya belum
Dari hasil wawancara kepada 10 orang pasien yang berumur 55-65 tahun
didapatkan hasil terkait kualitas hidup domain psikologis pasien gagal ginjal kronis dan
terkait self management yaitu responden perempuan merasa bosan dan lelah dengan
kurang percaya diri, stress dan kehilangan semangat sehingga kualitas hidup mereka
kurang baik, responden merasa cemas dengan kondisinya, tidak mengerti cara
penanganan dari efek samping yang timbul dari terapi dan pengobatan yang sedang
dijalaninya.
57
4.1.2 Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Pendidikan Terakhir dan Lama Hemodialisis Pasien Gagal Ginjal Kronis di Rumah
Sakit Mitra Plumbon Kabupaten Cirebon
Total
Karakteristik (n=60)
N %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 40 66,7
Perempuan 20 33,3
Jumlah 60 100
Usia
40 – 45 Tahun 23 38,3
50 – 55 Tahun 21 35,0
60 – 65 Tahun 16 26,7
Jumlah 60 100
Pendidikan Terakhir
SD 12 20,0
SMP 23 38,3
SMA 22 18,3
D3/S1 14 23,3
Jumlah 60 100
Lama Hemodialisis
≤ 1 Tahun 18 30,0
1-2 Tahun 23 38,3
≥ 3 Tahun 19 31,7
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer (2020)
(38,3%).
(53,3%).
(56,7%) yang berarti bahwa kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis di RS Mitra
59
Uji Normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebaran data
yang digunakan apakah berdistribusi normal atau tidak (Santoso, 2017). Salah
satu cara yang dilakukan untuk menguji normalitas suatudata adalah dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari α ( p >α 0,05). Sedangkan apabila nilai
signifikasi lebih keci dari α (p< α 0,05) maka data memiliki distribusi tidak
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas dengan menggunakan program analisis
Kolmogorov-Smirnov
Variabel
Statistic Df Sig
Self Management 63 60 200
Kualitas Hidup 78 60 200
Sumber : Data Primer (2020)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (p) pada data
Self Management adalah 0,200 dan nilai signifikasi (p) pada data Kualitas Hidup
adalah 0,200. Nilai signifikansi yang diperoleh ternyata lebih besar dari nilai α
0,05 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi
normal.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Hubungan Self Management dan Kualitas Hidup
Correlations
Self Kualitas hidup
management
Pearson Correlations dengan α = 0,05 didapatkan hasil rhitung (0,786) > rtabel
(0,254), sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara Self
a. Pembahasan
A. Karakteristik Responden
Jenis kelamin berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dari 60 responden didapatkan sebagian besar adalah jenis kelamin
terdapat 20 responden (33,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Cos 2017 dimana pasien yang menjalani hemodialisis sebagian besar adalah
laki-laki. Pranadari dan Supadmi 2018 mengatakan bahwa secara klinik laki-laki
mempunyai risiko mengalami gagal ginjal kronis dua kali lebih besar daripada
dan menjaga pola hidup sehat sehingga laki-laki lebih mudah terkena gagal ginjal
kronis.
Usia berdasarkan tabel 4.1 menunjukan dari penelitian yang telah dilakukan
(38,3%). Latifah 2018 mengatakan bahwa usia dewasa muda memiliki resiko
sangat tinggi menderita gagal ginjal kronis hal ini dikarenakan pola makan yang
kurang sehat, kurangnya aktifitas olahraga dan gaya hidup yang kurang sehat.
61
(38,3,7%). Lama Hemodialisis berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa
responden (38,3%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Almubarok 2017
pengganti ginjal yang digunakan pasien dalam keadaan gagal ginjal kronis selama
cenderung memiliki tingkat cemas lebih rendah karena sudah dalam fase
B. Self Management Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis pada Pasien Gagal Ginjal
besar memiliki self mangement pada kategori sedang yaitu sebanyak 32 responden
(53,3%). Menurut peneliti hasil tersebut ada karena adanya penyebab yaitu
sebagian besar responden kurang bisa menangani efek samping yang timbul dari
pengobatan yang sedang dijalani seperti mual, muntah, sesak nafas, kram perut
serta otot. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putra (2018) yang menyatakan
bahwa self management pada responden sebagian besar terdapat dalam kategori
management dari segi psikologis yang baik, penderita gagal ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis tidak akan mudah stress yang akan berdampak pada
62
kesehatan sistem imun. Self management juga merupakan salah satu cara
(Hidayat,2018).
memberikan dampak positif terhadap pasien dan pencapaian hasil yang baik. Hasil
pasien yang menjalani hemodialisis lebih dari 36 bulan yaitu sebesar 76%,
didapatkan lebih dari separuh responden mempunyai management diri yang baik
yaitu sebesar 66% yang artinya lebih dari separuh responden mempunyai self
dan spiritual pasien. Umumnya pasien menjalani terapi secara rutin 2-3 kali
dalam seminggu selama 4-5 jam sepanjang hidupnya (Farida, 2017). Rostami dan
penurunan nilai ureum dan kreatinin, kalium, tekanan darah normal dan kulit gatal
berkurang.
63
pengendalian penyakit mereka sehingga mendapatkan kualitas hidup yang lebih
responden merasa bahwa kondisi kesehatan fisik dan masalah emosional sangat
kualitas hidupnya menurun. Hal ini sejalan dengan penelitian Pratomo (2018)
yaitu kualitas hidup pada kondisi psikologis pasien gagal ginjal kronis berada
dalam kategori sedang (56%) dikarenakan kecemasan dan kondisi stress yang di
Kualitas hidup diartikan sebagai kepuasan diri dalam hidup, sebuah kondisi
fisik, mental dan emosional kesehatan yang dapat diterima individu sebagaimana
ditentukan oleh individu tersebut (Galloway, 2018). Menurut Rasmun (2017), ada
stressor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama, lamanya pemaparan
menghadapi stress yang disebabkan oleh kondisi fisik dan lingkungan, memiliki
64
Optimisme dan lamanya pasien menjalani hemodialisis membuat mereka telah
dengan kualitas hidup. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nenty (2018), yang menyatakan bahwa pasien yang menjalani hemodialisis dalam
waktu lebih lama dan memiliki koping yang baik terhadap penyakit yang diderita,
D. Hubungan Self Management dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis di
Hasil penelitian ini, tingkat self management pada pasien gagal ginjal kronis
bahwa self management pada pasien gagal ginjal kronis sebagian besar memiliki
hidup pada pasien gagal ginjal kronis dikategorikan menjadi 3 yaitu tinggi,
sedang, rendah. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas hidup pada pasien
gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis sebagian besar berada pada
Pearson Correlations dengan α = 0,05 didapatkan hasil rhitung (0,786) > rtabel
(0,254), sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara Self
Management dan Kualitas Hidup. maka self managemnt yang baik akan
menjadikan kualitas hidup juga baik. Hal ini sejalan dengan penelitan Sedjati
(2017), dengan hasil yaitu adanya hubungan yang signifikan antara self
65
management dengan kualitas hidup pada pasien penyakit kronis. Penelitian ini
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rayyani (2018) ditemukan
fakta bahwa pasien gagal ginjal kronis yang menerima hemodialisis tidak
memiliki self management yang baik dan membuat kualitas hidupnya menjadi
tidak baik.
Kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronis akan mengalami kualitas
hidup yang kurang dikarenakan kurangnya kemauan kualitas hidup yang sudah
mulai pasrah dengan keadaan penyakitnya. Pada pasien gagal ginjal kronis dalam
memperbaiki kualitas hidup sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu
pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis merupakan suatu
upaya positif pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan kesehatan mereka untuk
(Hardiyatmi, 2016).
kategori sedang yaitu 47%, tinggi sebanyak 33% dan tingkat penyesuaian rendah
20%. Maka, terapi self management bagi pasien penyakit ginjal kronis yang
yang dilakukan oleh perawat hemodialisa melalui edukasi dan tindakan self
66
management yang baik tentunya akan berpengaruh pada kualitas hidup pasien
dialisis yang akan berdampak terhadap menurunnya kualitas hidup pasien (Dewi,
meningkatkan kualitas hidup pasien (hasanah, 2017). Hasil penelitian Curtin dan
Mapes (2013), menyatakan bahwa self management pada pasien yang menjalani
tanda dan gejala, mengikuti pengobatan dan meminimalkan efek penyakit dalam
b. Batasan Penelitian
yang mengukur self management dan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis.
diberikan. Dan ketidak tepatan jawaban dapat terjadi karena faktor pemahaman
67
kepada responden dengan baik dan mendampingi responden pada saat
68