11 MULTIMEDIA 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atletik Merupakan salah satu cabang Olah raga yang sering dilkukan oleh setiap
orang/atlit di seluruh dunia, karena cabang olah raga ini sering di ikut sertakan dalam pesta
olimpiade, terutama pada tahun 1896.
Bentuk yang unik yang terdapat dalam lompat jangkit adalah tuntunan yang besar untuk
melakukan gerakan memantul (yaitu gerkan kemampuan untuk melompat, mendarat dan
melompat lagi.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis merumuskan
dalam makalah ini hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, dilanjutkan dengan
beberapa gerakan baru yang pengaruhnya masih terasa hingga kini, dan akhirnya dua tonggak
penting pemikiran pendidikan di Indonesia. Meskipun paparan ini terbatas hanya pada
beberapa aliran penting saja, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya
sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga kependidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Lompat jangkit (kadang-kadang disebut sebagai hop, step dan jump) adalah sebuah
olahraga trek andfield (melibatkan jalur di lapangan), mirip dengan lompat jauh, tetapi
melibatkan rutinitas “ jingkat (hop), langkah (step) dan melompat (jump)”, dimana pesaing
berjalan menyusuri jalur dan melakukan satu jingkatan (hop), satu langkah (step) dan kemudian
melompat (jump) ke dalam kotak pasir. Di dalam lompat jungkit sebenarnya terjadi tiga kali
tolakan, tiga kali melayang di udara, dan tiga kali pendaratan. Jarak lompatan di ukur dari
kumulatif ketiga gerakan lompat jangkit tersebut (hot-step-jump).
Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke
arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump. Menurut
ketentuan si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan kaki
yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari suatu
lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan
tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan,
dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
Lompat jangkit dibagi dalam beberapa tahap gerakan: ancan-ancang, ”jingkat”, ”langkah”,
”lompat’ dan mendarat. Jarak yang ditempuh atlet dalam lompat jangkit dapat diuraikan menjadi
rangkaian gerak yang sama seperti pada lompat jauh. Dalam lompat jangkit, take off dan landing
untuk tiap dua fase pertama (hop dan step) harus diatur untuk memudahkan fase berikutnya.
Misalnya, seorang pelompat jangkit yang memperoleh jarak maksimum (take off+flight+landing)
dari fase hop-nya tidak akan mencapai usaha terbaiknya, karena jarak yang diperoleh untuk dua
fase berikutnya akan berkurang. Dengan kata lain, jarak yang diperoleh dengan usaha
maksimum pada fase hop akan hilang pada fase step dan jump.
Distribusi usaha yang optimum dari ketiga fase telah menjadi pokok persoalan yang
penting. Pokok persoalannya terfokus pada seberapa besar jarak hop (diukur dari papan sampai
ujung kaki), jarak step (dari ujung kaki ke ujung kaki), dan jarak jump (dari ujung kaki sampai
tanda terdekat pada pasir) dianggap sebagai persentase jarak lompatan yang harus
dibandingkan. Teknik lompat jangkit dimana jarak fase hop paling sedikit 2% lebih besar dari
pada jarak fase berikutnya yang terpanjang disebut hop-dominated, jarak fase jump paling
sedikit 2% lebih besar dari pada fase terpanjang berikutnya disebut jump-dominated, dan bila
tidak ada satu fasepun yang lebih panjang 2% daripada jarak terpanjang berikutnya disebut
balanced.
Jarak dan rasio ketiga fase yang dicatat untuk para pelompat dunia memperlihatkan bahwa
terdapat perubahan besar dalam teknik yang digunakan selama 80 tahun. Data juga
menunjukkan bahwa kontribusi step terhadap prestasi lompatan meningkat dengan rasio antara
28-30% (Hay, 1993). Lompat jangkit memerlukan speed, power, rhytm, balance, fleksibility, dan
body awareness. Lompat jangkit disebut sebagai power ballet. Kaki take off harus merupakan
bagian dari tungkai yang terkuat, karena digunakan untuk fase hop dan step. Pelompat harus
berkonsentrasi pada setiap fase lompatan. Posisi kaki mengenai tanah harus dalam posisi datar
atau full-footed pada fase hop dan step, dengan lutut pada tungkai landing sedikit ditekuk untuk
persiapan take off.
Lari awalan untuk lompat jangkit sama dengan lari awalan untuk lompat jauh. Tujuannya
adalah untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar yang dapat dikontrol selama fase jump.
Kurangnya kemampuan teknik dan kekuatan otot tungkai akan menurunkan jarak dan jumlah
kecepatan yang harus digunakan untuk lompatan. Perbedaan yang utamaanya adalah transisi
menuju jump. Penurunan titik berat badan dalam persiapan lompatan lebih sedikit dalam
lompat jauh. Pelompat lari menginjakkan kakinya di papan dalam usahanya untuk
mempertahankan kecepatan horisontal dan meminimalkan komponen vertikal pada fase hop.
Ketinggian hop yang berlebihan akan mengganggu lompatan karena waktu absorpsi yang
meningkat selama landing menurunkan kecepatan horisontal.
C. Teknik Dasar Lompat Jangkit
1) Fase Hop
Gerakan hop adalah gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat
kecepatan lari atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
Perubahan kecepatan yaitu tekanan kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki
tumpu.
a. Perubahan gerakan cenderung ke arah depan tidak ke atas.
b. Setelah menumpu kaki menekan mengayuh dengan tenaga penuh sehinga kaki hampir sejajar
dengan tanah.
c. tahap akhir gerakan dengan sikap melayang untuk melakukan pendaratan.
Sebelum mendarat kaki tumpu harus digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung
bebas di belakang titik pusat berat badan.
d. Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu menyentuh tanah, tumit berada di depan titik pusat berat
badan. saat melayang punggung diusahakan tegak tidak condong.
Tungkai take off harus lurus penuh (fully extended) untuk menyelesaikan dorongan pada
tanah dan paha tungkai pendorong harus paralel dengan tanah pada saat take off, dengan sudut
lutut mendekati 45 derajat dan kaki rileks. Kaki dari tungkai take off harus ditarik
mendekatipantat. Tungkai pendorong akan memutarnya dari depan titik beratnya sampai ke
belakangnya, sedangkan tungkai take off menarik ke depan. Ketika paha tungkai take off
mencapai posisi paralel, bagian bawah dari tungkai lurus melewati lutut dengan posisi kaki
dorsi fleksi. Setelah tungkai diluruskan, pelompat melakukan dorongan kuat ke bawah, sebagai
persiapan untuk melakukan active landing. Fleksibilitas sangat penting, semakin besar sudut
ekstensi selama flight, maka waktu melayang semakin besar dan semakin besar hop-nya.
2) Fase Step
Gerakan tumpuan yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang sama,
gerakan ini bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga gerak
mendatar sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah jump.
Fase kedua dalam lompat jangkit dimulai ketika kaki take off menyentuh tanah. Tungkai
take off harus dalam keadaan lurus dengan paha tungkai pendorong tepat berada di bawah garis
paralel dengan tanah. Ketika pelompat lepas dari tanah, tungkai take off tetap lurus di belakang
titik beratnya dengan betis tetap hampir paralel dengan tanah selama mid-flight. Pada waktu
yang bersamaan, tungkai yang berlawanan mendorong sampai setinggi panggul dimana tetap
dipertahankan sampai mid-flight selama fase step. Sudut lutut tidak lebih dari 900. Ketika
pelompat mulai turun, tungkai pendorong lurus dengan ankle fleksi (memperpanjang tuas) dan
snap ke bawah untuk melakukan transisi dengan cepat ke fase tiga. Selama fase step, pelompat
konsentrasi pada langkah step sejauh mungkin. Hal ini biasanya merupakan fase terlemah dan
memerlukan pelatihan yang khusus.
3) Fase Jump
Fase ketiga dan terakhir dalam lompat jangkit, yaitu lompatan panjang yang diawali
dengan lompatan dan bukan lari. Tungkai take off (tungkai pendorong pada fase sebelumnya)
diluruskan dengan kuat selama kontak dengan tanah. Dengan paha tungkai dari tungkai bebas
berada pada ketinggian pinggang. Lengan mendorong ke depan dan atas, dan melakukan blok
selama beberapa saat ketika tangan berada pada ketinggian muka. Togok harus dipertahankan
tegak dan dagu ke atas dengan mata diarahkan ke pit. Ketika berada di udara, tungkai bergerak
ke posisi menggantung dengan kedua paha berada di bawah togok, lutut bengkok mendekati 90
derajat. Kedua lengan diluruskan ke atas untuk memperlambat rotasi dengan kedua tangan
mengarah ke langit. Posisi ini dipertahankan sampai mid-flight. Kedua lengan kemudian
mendorong ke depan, bawah, belakang pada saat tungkai diayun serentak ke depan dan paha
diangkat sejajar dengan tanah. Lutut tetap bengkok untuk memperoleh keuntungan tuas yang
lebih pendek. Ketika paha berada pada posisi paralel, tungkai diluruskan cepat dan ankle fleksi
dan posisi jari kaki menghadap ke atas. Pelompat mempertahankan posisi ini sampai tumitnya
menyentuh pasir. Ketika lutut benar-benar berada dalam posisi akan menyentuh pasir, maka
panggul naik.
4) Aksi Lengan pada Fase Hop, Step, dan Jump
Penggunaan single arm action (speed-oriented) atau double arm action (power-oriented)
pada saat take off tergantung pada pilihan pelompat. Untuk pelompat pemula, take off single
arm lebih mudah dilakukan karena gerakannya sama dengan gerak lari. Metode double arm
menghasilkan power ketika take off, tetapi pelompat pemula sering menurunkan kecepatan saat
mendekati persiapan, dengan demikian menurunkan efek power tambahan. Dalam teknik single
arm, lengan sedikit menyilang di depan badan ketika step akhir. Ketika take off step dimulai,
kedua lengan diam di samping badan dan tidak dan tidak diayun. Kedua lengan pada saat
diturunkan akan mendekati pangggul bertemu dengan lengan yang dibelakang dan kedua lengan
bergerak selama lompatan. Ketika kaki take off kontak dengan tanah, kedua lengan mendorong
ke depan dan atas tubuh. Sudut kedua lengan di sikut lebih besar dari 900 untuk menciptakan
impuls ke depan yang lebih besar.
Tak ada keperluan untuk melakukan dorongan ke atas pada teknik ini. Seperti pada teknik
single arm, lengan diblok sesaat pada ketinggian muka dan tungkai pendorong di blok ketika
paha mendekati ketinggian pinggang. Sekalipun demikian penekanan harus difokuskan pada
kecepatan horisontal, dan bukannya ketinggian lompatan. Dorongan kedua lengan dan tungkai
memberikan impuls vertikal yang diperlukan, tanpa melakukan lompatan ke atas. Setelah kedua
lengan diblok, kemudian ditarik ke belakang badan untuk persiapan fase step. Ketika
menggunakan teknik double arm, pelatih harus memastikan atletnya untuk tidak melakukan
dorongan ke atas sebelum fase pertama dengan mengayunkan kedua lengan ke belakang saat
take off. Penambahan dorongan tersebut hanya akan menurunkan kecepatan horisontal yang
penting.
5) Dorongan Kaki (Foot Strike) pada Ketiga Fase
Transisi dari hop ke step, dan dari step ke jump, merupakan factor penting dalam
mempertahankan kecepatan terbesar selama tiap fase lompatan. Active landing ini (pawing)
sama dengan dorongan kaki menggaruk tanah dan menarik ke arah tubuh. Selama active
landing, tungkai pelompat diluruskan, ankle di fleksikan dan tuas keseluruhan ditarik ke bawah
dengan kuat pada bagian mid-foot yang menyentuh tanah. Selama kontak, tubuh bergerak ke
depan dengan ujung kaki sambil mendorong tanah. Jika atlet mendarat kaku dengan tumit, maka
akan terjadi braking action yang menurunkan kecepatan dan jarak lompatan serta
meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera.
Agar lebih jelas lagi teknik dasar lompat jangkit mencakup 3 hal yakni :
a. Awalan
Jarak lintasan untuk melaksanakan awalan tidak kurang dari 45 meter. Berikut ini cara
melakukan awalan pada lompat jangkit :
1) Lari awalan bervariasi, bergantung pada kemampuan masingmasing siswa.
2) Percepatlah lari awalan sedikit demi sedikit sebelum bertolak.
3) Turunkan pinggang sedikit pada satu langkah akhir awalan.
b. Tolakan
Tolakan kaki harus kuat dan dijaga agar tidak mengurangi kecepatan gerak ke depan.
Tiga teknik tolakan berikut ini harus kalian pelajari sehingga kalian dapat menguasai gerakan
lompat jangkit secara keseluruhan.
1) Tolakan sebelum berjingkat :
- Pilihlah kaki terkuat untuk bertolak, lalu mendarat dengan aktif dan siap melakukan dorongan
kaki ke depan. Ayunkan paha kaki yang satunya keposisi horizontal.
- Lakukan tolakan ke depan dan ke atas.
- Tariklah kaki yang bertolak ke arah depan - atas, sedangkan kaki satunya ditarik ke arah bawah
- belakang (gerakan jingkat).
2) Tolakan sebelum melangkah
- Lakukan tolakan dengan cepat dengan salah satu kaki, dimana posisi mata kaki, sendi lutut dan
pinggang diluruskan. Paha kaki satunya diayunkan ke posisi horizontal.
- Gerak langkah akan diikuti oleh gerak lompat. Oleh karena itu, posisi bertolak ketika gerak
langkah dipertahankan untuk selanjutnya melakukan lompat. Caranya, luruskan kaki yang tidak
untuk bertolak ke arah depan dan bawah.
3) Tolakan sebelum melompat
- Lakukan tolakan dengan cepat, paha kaki yang tidak untuk bertolak diayunkan ke posisi
horizontal.
- Ketika fase melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah. Ini untuk lompat
yang jauh.
- Tariklah posisi badan ke arah depan - bawah sebagai persiapan mendarat, tariklah lengan ke
depan.–
c. Pendaratan
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mendarat pada lompat jangkit :
- Mengangkat kedua kaki lurus ke depan.
- Membungkukkan badan ke depan dan memindahkan kedua lengan dari atas ke depan.
- Ketika mendarat, kedua kaki mengeper, yaitu kedua lutut agak ditekuk.
- Memindahkan badan ke depan, kepala ditundukkan dan kedua lengan dibawa ke depan.
NO KESALAHAN PERBAIKAN
1 Langkah dalam run-up Berlatih run-up dan
(awalan) tersendat-sendat. memperkirakan penempatan
Run-up tidak teratur. tanda jarak pada run-up.
2 Posisi tubuh terlalu miring ke Berlatih run-up dan take-off,
belakang saat take off. serta mengusahakan take off
yang cepat dan datar. Kaki
yang melakukan take off agak
ditekuk, badan ditegakkan,
dan pandangan ke depan.
Berkonsentrasi pada lintasan
yang rendah dan datar.
3 Gerak berjingkat terlalu tinggi Berlatih lompatan, jingkat, dan
dan jauh. Pelompat langkah memantul dengan
“tenggelam” pada akhir gerak posisi tubuh tegak atau agak
dan tidak memiliki daya gerak dimiringkan ke depan pada
untuk melangkah dan saat take off.
melompat.
4 Kaki yang melompat dibiarkan Urutan gerakan adalah
menggantung atau menarik memantul, melompat, dan
saat berjingkat. melangkah, menekankan pada
gerak paha kaki yang
melompat ke depan dan atas.
5 Mendarat pada ujung jari kaki Pendaratan ditekankan
pada akhir gerak jingkat atau dengan telapak kaki yang
langkah. Selain itu, pendaratan datar. Melakukan gerakan
menimbulkan rasa sakit. mencakar dengan kaki
“menarik” permukaan ke
belakang dengan kaki yang
menopang pada akhir gerak
jingkat atau lompatan.
6 Gerakan tangan pada setiap Lompat jangkit diulangi dari
lompatan salah dan posisi berdiri, dengan
sembarangan penekanan pada ayunan
tangan yang kuat pada saat
take off ketiga lompatan.
Pilihlah gerakan tangan
bergantian atau ganda.
7 Langkah sangat pendek dan Berlatih lompatan berulang
tidak ada gerakan untuk dengan tekanan pada gerakan
menambah jarak tangan dan kaki yang kuat.
Caranya, paha digerakkan ke
depan atas hingga posisi
horizontal.
8 Lompatan menjadi lemah dan Berlatih urutan berjingkat dan
pendek setelah fase berjingkat melangkah, dengan
dan melangkah. menggunakan run-up pendek.
Tekankan pada
kesinambungan kecepatan
horizontal.
1. Lompat Segitiga
Cara melalukan :
a. Bagi anak menjadi 2 kelompok
b. Tiap kelompok dibagi mnejadi 3 grup.
c. Tiap grup menempati posisi A,B dan C.
d. dimulai dari grup A. Grup A melompati rintangan (kardus) ke B kemuian menyentuh tangan
teman satu kelompok
e. lakukan seperti no.4 secara terus menerus dari A ke B ke C kembali ke A lagi dan seterusnya
hingga semua anak selesai melakukan.
f. kelompok yang semua anggotanya selesai melakukan telebih dahulu yang manjadi pemenang.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih kekuatan otot tungkai anak, melatih kebiasaannya
melompat dengan satu kaki.
2. Lompat & Sujud
Cara Melakukan :
a. bagi rata anak menjadi 2/3 kelompok.
b. tiap kelompok berbaris ke belakang dengan jarak 1meter.
c. Semua anak sujud seperti gambar di atas.
d. anak yang paling belakang melompati teman yang ada didepannya secara terus menerus.
e. setelah melewati anak terdepan, beri jarak 1 meter kemudian sujud kembali.
f. lakukan secara berkelanjutan hingga anak yang terakhir melompat.
Tujuan permainan ini untuk melatih kekuatan otot tungkai anak, melatih konsentrasi dan
kersasama tim.
3. Lompat Susun
Cara Melakukan :
a. buat tanda pada lapangan dengan jarak tiap tanda 1 meter atau lebih.
b. bagi rata anak menjadi beberapa kelompok.
c. tiap kelompok berbaris rapi ke belakang
d. tiap anak memegang kun-kun .
e. anak yang paling depan berlari ke titik pertama kemudian menaruh kun yang ia pegang.
f. kemudian anak melompati titik-titik yang ada di depannya hingga kunkun terakhir gemudian
kembali ke posisi awal dengan berlari.
h. setelah anak pertama sampai dan menyentuh anak kedua, anak kedua melanjutkan engan
melompati titik pertama dan menaruh kun di titik 2.
i. Lakukan terus hingga anak terakhir.
j. Kelompok yang seluruh anggotanya paling awal habis, maka ia pemenangnya.
Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk memperoleh tujuan tersebut diatas antara
lain sebagai berikut :
a. lakukan lompat jangkit dengan jarak pendek dan dengan awalan berjalan. Tujuan latihan ini
untuk emnguasai gerakan lompat jangkit dengan iramanya. Penekanannya pada ayunan kaki
dan irama;
b. lakukan latihan a di atas, dengan gerakn awalan yang lebih cepat antara lima sampai enam
langkah. Tujuan latihan ini adalah untuk mempelajari gerak lompat jangkit pada kecepatan yang
lebih tinggi. penekanannya pada perbandingan jarak pada setiap lompatan;
c. lakukan lompat jangkit dengan menggunakan tanda untuk setiap lompatan (hop,step dan jump),
dengan awalan enam sampai delapan langkah. Tujuan latihan ini ialah agar pelompat
menggunakan kekuatan tungkainya semaksimal mungkin, khususnya pada waktu step dan
jump. Penekanannya pada pendaratan dan tolakan yang aktif pada waktu step;
d. lakukan lompat jangkit dengan tempat menolak untuk jingkat (hop) yang lebih tinggi. tujuan
latihan ini untuk meningkatkan kemampuan menolak pada waktu langkah (step);
e. lakukan latihan d di atas, tetapi tempatmenolak untuk lompat (jump) ditinggikan. Tujuan latihan
ini sama seperti latihan di atas;
f. lakukan latihan di atas, tetapi tahap langkah (step) melewati rintangan. Tujuan latihan ini sama
seperti latihan di atas;
g. lakukan lompat jangkit dengan lompatannya (jump) melewati rintangan. Tujuan latihan ini untuk
meningkatkan kemampuan menolak mengangkat lutut kaki ayunan setinggi-tingginya pada
tahap lompat (jump);
h. lakukan lompat jangkit dengan mendarat pada matras. Tujuan latihan ini sama seperti latihan di
atas.
3) Bentuk-bentuk pembelajaran teknik lompat jangkit.
a. Latihan lompat dengan satu kaki
cara melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok kemudian kelompok tersebut dibagi menjadi 2 (A dan B)
saling berhadapan.
- kelompok A dan B secara bergantian melakukan lompatan dengan satu kaki (kiri/kanan).
- lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali.
tujuan latihan ini :
- untuk meningkatkan tenaga melompat terutama pada saat hop ke step.
b. Latihan lompat dengan dua kaki.
cara melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok kemudian kelompok tersebut dibagi menjadi 2 (A dan B)
saling berhadapan.
- kelompok A dan B secara bergantian melakukan lompatan dengan dua kaki secara bersamaan.
- lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
- melatih keseimbangan pada saat melompat dan mendarat.
c. Latihan melompat dengan satu kaki “tinggi” secara bergantian.
cara melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama
- lakukan lompatan tinggi dengan satu kaki secara bergantian.
- lakukan sejauh 10meter sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
- melatih power tungkai.
d. Latihan melompat dengan satu kaki “jauh ke depan” secara bergantian.
cara melakukan :
- bagi anak menjadi beberapa kelompok menghadap ke arah yang sama
- lakukan lompatan jauh ke depan dengan satu kaki secara bergantian.
- lakukan sejauh 15meter sebanyak 2kali pengulangan.
tujuan :
- melatih jangkauan lompatan kaki pada saat melompat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah “Atletik” berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau
“Bertanding”. Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari lima
nomor.
Di abad XIX merupakan masa menggeloranya kembali semangat berolahraga di kalangan
masyarakat luas termasuk berkembangnya olahraga Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik
mulai terbentuk. Adapun perlombaan-perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan
diselenggarakan.
Pengertian lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan tiga kali yaitu jingkat
(hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat-lompat-lompat. Yang memiliki tiga ciri-ciri
diantaranya adalah ciri-ciri pelompat datar, ciri-ciri pelompat terjal, ciri-ciri pelompat alamiah.
Serta teknik yang dasar yang perlu dipelajari adalah ancang-ancang, jingkat, langkah, lompat dan
mendarat.