Pengertian Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan
(thermometer)
2.8 Merumuskan diagnosa.
2.9 Melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa.
2.10 Melaporkan hasil pengkajian.
2.11 Melakukan advis dokter.
2.12 Memesan kamar pada pasien rawat inap.
2.13 Alat-alat dibereskan pasien dirapikan.
2.14 Petugas cuci tangan.
STANDART
OPERASIONAL 02 - 01 - 2014
PROSEDUR
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Vena Sectie
UPT Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Pacet
0 2
STANDART
OPERASIONAL 02 - 01 - 2014
PROSEDUR
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
2. Persiapan Pasien :
1) Pasien dijelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang dilakukan.
2) Posisi pasien diatur senyaman mungkin.
3. Pelaksanaan :
1) Alat-alat didekatkan pada pasien.
2) Cairan infus disiapkan sesuai dengan persiapan pemasangan infus.
3) Petugas memakai sarung tangan.
4) Permukaan kulit yangakan disayat di desinfeksi, mula-mula dengan
betadin kemudian dengan alcohol.
5) Duk lubang dipasang pada daerah yang akan disayat.
6) Lakukan anastesi pada daeran yang akan disayat.
7) Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus dipasang.
8) Luka sayat dijahit bila perlu, kemudian luka ditutup dengan kasa steril dan
diplester, selanjutnya dipasang spalk bila perlu.
9) Pasien dirapika kembali.
10) Alat-alat dibereskan, petugas cuci tangan.
Perhatian !
1. Perhatikan keadaan umum pasien.
2. Perhatikan teknik dan aseptic.
3. Hindari tindakan yang membuat pasien lelah.
4. Perhatikan jumlah tetesan cairan infus.
Unit Terkait Medis, Perawat
Pemasangan Kateter
UPT Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Pacet
0 2
STANDART
OPERASIONAL 02 - 01 - 2014
PROSEDUR
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Pemberian Sabu
UPT Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Pacet
0 1
STANDART
OPERASIONAL Tanggal Terbit Di Tetapkan
PROSEDUR UPT Puskesmas Pacet
02 - 01 - 2014
02 - 01 - 2014
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Pengertian Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu badan
(thermometer)
3.3 Langkah-langkah
a. Memberitahu pasien.
b. Membawa alat ke dekat pasien.
c. Petugas mencuci tangan.
d. Meminta pasien membuka mulut.
e. Meletakkan thermometer di bawah lidah pasien dari sudut mulut.
f. Menyuruh pasien menutup bibirnya rapat-rapat dan bernafas melalui
hidung.
g. Thermometer diangkat setelah 3 menit, dilap dengan tisu kearah reservoir.
h. Membaca dan mancatat hasilnya.
i. Meletakkan thermometer, rapikan tempat semula.
j. Petugas cuci tangan.
Yang perlu diperhatikan !
- Tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar / gelisah.
- 10 menit sebelum pengambilan suhu, pasien tidak boleh makan dan
minum.
- Selama thermometer di mulut pasien dilarang bicara karena thermometer
bisa pecah dan pecahnya melukai selaput lendir mulut dan air raksanya
bisa tertelan.
Pengertian Mengukur tekanan darah pasien dengan alat pengukur tekanan darah.
Prosedur Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku Catatan.
1.2 Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan :
a. Lengan baju dibuka atau digulung.
b. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada
di sisi luar lengan.
c. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Sekrup balon ditutup, pengunci air raksa dibuka selanjutnya balon
dipompa denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam pipa
gelas naik.
f. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, selanjutnya air raksa turun perlahan-
lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi denyut
pertama.
g. Skal permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut
tekanan systole (misalnya; 120 mmHg).
Perhatian !
a. Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding
arteri brachialis.
b. Menempatkan stetoskop jangan terlalu keras dan penggunaannya harus
betul-betul tepat.
c. Bila kedua tangan tidak bisa untuk pemasangan manset, maka
ditempatkan pada persendian kaki dan mendengarkan arteri dorsalis pedis
hasil (-) 15%.
d. Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air raksa ke dalam
resorvoirnya. Manset dan balon disusun pada tempatnya untuk mencegah
pecahnya tabung air raksa.
e. Pada anak-anak digunakan manset khusus.
f. Bilamana menggunakan tensimeter elektronik, penggunaannya sesuaikan
petunjuk yang ada`secara tepat dan benar.
Unit Terkait Medis, perawat
Menghitung Denyut Nadi
UPT Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Pacet
0 1
STANDART 02 - 01 - 2014
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Menghitung Pernafasan
UPT Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Pacet
0 1
STANDART
OPERASIONAL Tanggal Terbit Di Tetapkan
UPT Puskesmas Pacet
02 - 01 - 2014
PROSEDUR
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Prosedur 1. Persiapan.
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan.
2. Persiapan pasien.
a. Pasien diberitahu tentang yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Perhitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu
dan denyu nadi.
b. Penghitungan dilakukan dalam 1 menit dan hasilnya dicatat.
c. Bila ada`kelainan segera laporkan pada yang bertanggung jawab di
ruangan atau yang bersangkutan.
STANDART
02 - 01 - 2014
OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Tujuan Umum :
a. Dengan memebrikan suhu dingin, maka pembulh darah akan menyempit
sehingga yang mengalir melalui daerah yang didinginkan itu akan
menurun.
Khusus :
a. Menurunkan suhu tubuh pasien.
b. Mengurangi perasaan nyeri yang dialami pasien.
c. Mencegah perluasan infeksi.
d. Penghentikan perdarahan.
Prosedur 1. Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Kantong es / waslap.
b. Butir-butir es pada tempatnya / mangkok berisi air dingin / air es.
c. Sarung kantong es.
d. Perlak kecil dan alasnya.
1.2 Persiapan pasien :
Akan dilakukan dan pasien diatur sesuai kebutuhan.
2. Pelaksanaan :
a. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres.
b. Eskap diisi butir-butir es secukupnya diberi udara kemudian ditutup rapat.
Sarung kantong es dipasang, waslap dibasahi dengan air dingin
secukupnya dan letakkan ditempat yang akan dikompres.
c. Dilakukan observasi pada pasien.
d. Setelah selesai, petugas cuci tangan.
e. Kompres diganti kalau tidak dingin (jika masih diperlukan).
f. Melakukan pencatatan tindakan dan hasil observasi.
Suntikan Intramuskuler
UPT Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Pacet
0 1
STANDART
02 - 01 - 2014
OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Prosedur Penatalaksanaan
a. Indikasi
1. Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
b. Persiapan
1. Disp. Spuit.
2. Kapas alkohol.
3. Bengkok.
4. Aquabidest steril.
5. Gergaji ampul.
6. Tempat sampah / bengkok.
7. Obat yang dibutuhkan.
8. Bak instrument.
c. Pelaksanaan
1. Inform concent.
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan.
3. Cocokkan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan.
10. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan mamase.
12. Pasien dirapikan.
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai saraf
02 - 01 - 2014
Penanganan Gastroentritis
UPT Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Pacet
0 1
STANDART
OPERASIONAL Tanggal Terbit Di Tetapkan
PROSEDUR UPT Puskesmas Pacet
02 - 01 - 2014
Pengertian Mengetahui gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau
(rehiran)
Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita G.E agar petugas menyatakan tanda,
gejala tingkat dehidrasi dan mampu mengukur kebutuhan cairan bagi
penderita.
Kebijakan Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi
serta mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.
Prosedur 1. Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan berak serta berulang,
sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 – 5% BB).
b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 – 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat,
preshok.
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 – 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma.
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi.
a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan infus
cairan.
4. Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat
dehidrasi menjadi dehidrasi ringan.
Prosedur 1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2
minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain, seperti; demam,
BB menurun tanpa sebab yang jelas, keringat malam tanpa aktivitas, sesak
nafas, nyeri dada, batuk darah dan lainnya.
2. Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, maka lakukan rujukan diagnosis
dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk atau Pustu yang ditunjuk
oleh Puskesmas Drg.AITA YESSI SILIA .
3. Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara mendengar keluhan
pasien dengan batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
4. Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk
memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara suspek
TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS).
6. Pasien TB mendapat pengobatan dapat mengambil obat yang dititipkan
Puskesmas di Ponkesdes.
7. Bila pasien datang, maka cek form TB 02 yang dibawa pasien, apakah
nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai bila pasien ada ditahap
intensif.
8. Cocokkan TB 02 dan TB 01 pasien.
9. Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien ada di
tahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada di tahap lanjutan.
10. Mintalah pada pasien untuk meminum satu dosis untuk hari tersebut
didepan petugas.
11. Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan diminum
didepan PMO (Pengawas Menelan Obat).
12. Isi TB 01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
13. Isi TB 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan pengobatan.
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.
Unit Terkait Rawat Jalan, Pustu, Ponkedes.
STANDART
OPERASIONAL 08– 12 – 2012
PROSEDUR
Drg.AITA YESSI SILIA
Penata Tk.I
NIP. 19790108200501 2 011
Pengertian Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella Typhi.
Kriteria Diagnosis.
1. Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
2. Kesadaran menurun.
3. Lidah kotor, hepatosplenomegali, dan sebagainya.
4. Bradikardia relative.
Pengertian Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit HIV / AIDS
Tujuan 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi
2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat
umum
1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedic.
2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan
strilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat
penanganan jenazah.
Kebijakan 3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas
mulai saat memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati
yang akan dipimpin oleh petugas setempat.
4. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV
AIDS dan FLU burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-
penyakit lain yang berbahaya.