Anda di halaman 1dari 2

PRESS RELEASE

MUSYAWARAH NASIONAL I
ORGANISASI KESEJAHTERAAN RAKYAT
Tema : Membuka Jalan Kesejahteraan

1. Mengingatkan kepada semua anak bangsa bahwa kondisi Indonesia saat ini sedang memburuk,
perkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta utamakan kepentingan Nasional (National Interest).
2. Mengingatkan kepada dunia internasional agar jangan intervensi secara ekonomi sehingga
mempengaruhi urusan perpolitikan dan perundangan dalam negeri Indonesia.
3. Dalam usaha mensejahterakan rakyatnya, negara harus memberi ruang terhadap partisipasi
segalan anak bangsamenuntaskan perkara kemanusiaan (pelanggaran hak Azasi manusia) dalam
pemilu 2019
kami mengajak kepada semua pihak untuk bersama- sama membongkar kejahatan kemanusiaan
yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 di Jakarta. bukan hanya biaya yg tinggi, dan eksperimen yg luar
biasa juga menyebabkan banyaknya anggota KPPS yang meninggal hingga mencapai 700 an orang,
juga ribuan yg harus dirawat di RS .Dan adanya korban dibawah umur pada kejadian tragedy
kemanusiaan 21-22, Karena kematian anak bangsa yang ditembak peluru tajam adalah kejahatan
besar. Tidak hadirnya “NEGARA” dalam tragedi kemanusian 21-22 Mei 2019 di Bawaslu RI dan
sekitarnya termasuk di Pontianak, Negara dalam hal ini Presiden telah mengabaikan Konstitusi
UUD 1945 terkait hak asasi manusia. Selain itu dalam UU No. 5 tahun 1998 juga menolak keras
tindakan penganiayaan kemanusiaan.
4. Narasi "makar" telah menjadi alat pembenar Pemerintah dalam tindakan yang mengakibatkan
korban jiwa, kekerasan dan merendahkan martabat hak asasi manusia. Bukanlah dalam UUD
1945 Pasal 28 G (2) disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia. Selain itu dalam pasal 28 B (2) Setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam konteks ini telah diabaikan aparat keamanan negara
melalui tindakan represif POLRI yang tidak dibenarkan apapun alasannya. Secara substantif
menunjukan TRIBRATA telah dikhianati dan hilanglah makna perjuangan pemisahan TNI-POLRI
karena pendekatan represif sebagai perangkat keamanan sipil digunakan. Pelaksanaan tata kelola
pemerintahan, sistem politik Indonesia, sistem pemilu 2019, berjalan tidak efektif dan melanggar
nilai-nilai demokrasi. Oleh karenanya harus dievaluasi secara mendasar.
5. Kondisi Ekonomi Indonesia memburuk saat ini. Sebab faktanya
Neraca perdagangan Indonesia pada April 2019 mengalami defisit US$ 2,5 miliar atau setara
dengan Rp 36 triliun. Angka ini merupakan yang terburuk sepanjang sejarah. Merosotnya kinerja
ekspor serta meningkatnya impor membuat defisit neraca perdagangan kembali di atas US$ 2
miliar dalam lima bulan terakhir. Data ekspor Indonesia anjlok 13,1 persen.
Disaat yang sama Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB mengalami tren
penurunan.
Faktanya porsi manufaktur dalam Produk Domestik Bruto (PDB) kian menipis. Indonesia pernah
disebut
sebagai negara industri karena porsi manufaktur dalam PDB mencapai 30 persen. Namun, angka
kontribusinya saat ini terus terkikis menjadi tak lebih dari 20 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan porsi industri manufaktur sebesar 19,66 persen
terhadap
PDB. Industri manufaktur hanya tumbuh 4,33 persen atau lebih rendah dibanding pertumbuhan
ekonomi 5,17 persen. Pemerintah tidak berhasil melakukan reindustrialisasi, tapi yang terjadi adalah
deindustrialisasi prematur.
Porsi industri terhadap PDB terus turun dalam lima tahun terakhir. BPS mencatat pada 2014
kontribusinya sebesar 21,08 persen, 2015 sebesar 20,99 persen, 2016 sebesar 20,51 persen, 2017
sebesar 20,16 persen, dan 2018 sebesar 19,66 persen.
Data diatas menunjukan adanya proses deindustrialisasi dini yang dialami Indonesia terjadi lebih
cepat
dari negara Asia Tenggara (ASEAN) lain. Dalam soal Ekonomi kita tetpuruk diantara negara ASEAN
yang
sekelas.
Indonesia juga gagal dalam menegakan kedaulatan ekonomi diantara perang dagang Amerika dan
China,
kita kalah jauh dengan Vietnam. Angka pertumbuhan ekonomi yang stagnan cenderung merosot,
pengangguran yang tak tertangani dengan baik, adalah juga fakta yang menunjukan memburuknya
ekonomi Indonesia saat ini, termasuk terus bertambahnya utang luar negeri.
Mei 2019 Bank Indonesia (BI) telah merilis data utang luar negeri (ULN) Indonesia kuartal I 2019. Dari
data itu, tercatat pada kuartal I ULN Indonesia mencapai US$ 387,6 miliar atau setara dengan Rp
5.542,6
(kurs Rp 14.300). Angka ini tumbuh 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.
Hal diatas menunjukan bahwa pemerintah saat ini sesungguhnya tidak kredibel dalam mengelola
ekonomi negara. Jika terus berlanjut pemerintahan seperti saat ini dengan tata kelola ekonomi yang
buruk, Indonesia akan mengalami situasi krisis ekonomi yang lebih buruk dari sebelumnya
Maka kami dari Suara Komponen Bangsa,
Menuntut :
1. Menyerukan agar seluruh komponen anak bangsa bahu membahu
menjaga persatuan
Indonesia, dan tidak terjebak oleh politik kekuasaan.
2. Meminta pertanggung jawaban negara atas tragedi kemanusian dalam
proses pemilu saat ini.
3. Jika negeri ini sudah tidak ada lagi keadilan, maka kami akan memaksa
dunia Internasional
melakukan pengadilan atas kejahatan kemanusiaan.
4. Kita harus benar benar menjaga kedaulatan rakyat atas negeri dgn
menghormati hak pilih
rakyat.
5. Menolak intervensi ekonomi asing yg membuat kedaulatan Indonesia
menjadi lemah.
Demikian Hormat kami,
SUARA KOMPONEN BANGSA
Humas, Jaya Safitri Hp : 0813 1498 7098

Anda mungkin juga menyukai