Dalam melaksanakan kegiatan bisnis dapat dilakukan dengan berbagai cara. Keragaman cara tersebut
melahirkan hubungan-hubungan dalam kegiatan bisnis, misalnya franchise, keagenan/ distributor, dll.
1. Keagenan/ Distributor
Muncul karena adanya pihak luar negeri yang tidak diperbolehkan untuk menjual barangnya
secara langsung, baik ekspor/ impor ke Indonesia. Pihak asing yang disebut dengan prinsipal harus
menunjukkan agen-agennya atau perwakilannya di Indonesia untuk memasarkan produknya.
Keagenan bisa diartikan sebagai suatu hubungan hukum dimana seseorang/pihak agen diberi
kuasa bertindak untuk dan atas nama orang/ pihak prinsipal untuk melaksanakan transaksi bisnis
dengan pihak lain. Sedangkan distributor tidak bertindak dan atas nama pihak yang menunjuknya
sebagai distributor (biasanya disebut supplier, atau manufacture). Seorang distributor bertindak untuk
dan atas nama sendiri.
Pasal 1338 KUHPerdata mengatur tentang perjanjian bisnis antara agen/ distributor dengan
prinsipalnya, yang dimuat dalam suatu kontrak yang isinya sesuai dengan kehendak para pembuat
kontrak tersebut.
Dalam perjalanannya, keagenan/ distributor dapat menemui suatu jalan sengketa, karena hal itu
sangatlah lazim sekali apalagi menyangkut masalah bisnis. Sengketa atau perselisihan ini biasa disebut
events of defaults, yang kemudian menjadi dasar bagi masing-masing pihak untuk memutus perjanjian
keagenan/ distributor diantara mereka. Biasanya yang dikategorikan sebagai events of defaults antara
lain adalah :
Apabila agen/ distributor melaksanakan apa yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.
Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan para pihak tidak dapat melaksanakan apa yang menjadi
kewajiban-kewajibannya.
Kata Franchise sebenarnya berasal dari bahasa Perancis yang berarti bebas, atau lebih Lengkapnya lagi
bebas dari perhambaan (free from servitude). Franchise ini merupakan sebuah metode untuk
melakukan bisnis, yaitu suatu metode untuk memasarkan produk atau jasa ke masyarakat. Secara
spesifik franchising adalah konsep pemasaran., dan franchise diartikan sebagai suatu sistem pemasaran
atau sistem usaha untuk memasarkan produk atau jasa tertentu.
Secara lebih lengkap franchise adalah hubungan berdasarkan kontrak lisensi yang menimbulkan cara
memasarkan barang atau jasa dengan memberi unsur kontrol tertentu kepada pemasok (franchisor),
sebagai imbalan bagi yang diperoleh oleh pihak yang mendapat hak (franchisee) untuk menggunakan
merek dan nama franchisor. Konsep 4P merupakan 4 hal yang menonjol dalam hal pemasaran konsep
franchise yaitu product, price, place/ distribution dan promotion.
2. Franchisor harus memberikan pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan dimasukinya.
3. Franchisee diperbolehkan (dalam kendali franchisor) beroperasi dengan menggunakan nama/ merek
dagang, format dan atau prosedur yang dimiliki franchisor.
4. Franchisee harus mengadakan investasi yang berasal dari sumber dananya sendiri atau dengan
dukungan sumber dana lain.
6. Franchisee membayar fee dan atau royalti kepada franchisor atas pendapatannya.
7. Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu dimana ia adalah satu-satunya pihak
yang berhak memasarkan barang atau jasa yang dihasilkannya.
8. Transaksi yang terjadi antara franchisor dengan franchisee bukan merupakan transaksi yang terjadi
antara cabang dari perusahaan induk yang sama, atau antara individu dengan perusahaan yang
dikontrolnya.
Merupakan usaha bersama yang mencakup semua jenis kerja sama. Istilah joint venture juga
sering dinyatakan dengan istilah lain seperti foreign collaboration, International Enterprise, dsb. Dan ada
dua jenis Joint Venture yaitu:
1. Joint venture yang tidak melaksanakan penggabungan modal, sehingga kerja sama tersebut hanya
terbatas pada know-how yang dibawa kedalam joint venture.
2. Jenis kedua adalah joint venture yang ditandai oleh partisipasi modal.
Secara teoretis joint venture terbagi menjadi konsolidasi, merger dan akuisisi. Konsolidasi adalah
bergabungnya dua atau lebih suatu badan usaha menjadi suatu badan usaha baru. Merger berarti
penggabungan beberapa badan usaha, dimana sampai saat ini peraturan mengenai merger hanya ada
untuk usaha di bidang perbankan saja. Dan akuisisi adalah pengambilalihan suatu badan usaha oleh
badan usaha lain dengan tetap menggunakan nama badan usaha lama. Dari keempat model
penggabungan usaha tersebut tentu saja akan mempunyai akibat aspek hukum yang berbeda yang
dapat dilihat dalam pasal 102-109 UU No. 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas.
Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan pelaksanaan suatu urusan
atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang kegiatan keuangan yang berhubungan
dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi maupun suatu kegiatan menempatkan
uang yang dilakukan oleh para pengusaha bisnis dengan usaha dan usaha yang lainnya, dimana
enterpineur sudah mempertimbangkan suatu segala resiko yang mungkin terjadi.
1. Munir Fuady
Menurut Munir Fuady menyatakan bahwa Hukum Bisnis merupakan suatu perangkat atau kaidah
hukum termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara pelaksanaan urusan atau
aktivitas dagang , industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang
atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpeneur dalam risiko tertentu dengan usaha
tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut Abdul R.Saliman dkk menyatakan bahwa Hukum Bisnis atau Business Law/Bestuur Rechts
merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis,
yang mengatur hak dan kewajiban yang muncul dari perjanjian-perjanjian maupun suatu perikatan-
perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.
Menurut Dr. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum menyatakan Hukum Bisnis merupakan seperangkat kaidah
hukum yang diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul dalam
kegiatan antar manusia, khususnya dalam bidang perdagangan.
Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan lancar
Untuk melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)
Untuk mewujudkan sebuah bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.
Bisa untuk dijadikan suatu sumber informasi bagi semua yang menggeluti para pelaku bisnis.
Pelaku bisnis bisa lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat mambangun sebuah usaha. agar usaha
atau bisnis nya tidak menyimpang dari aturan yang ada didunia perbisnisan yang udah tertulis di
perundang-undangan dan tidak ada yang dirugikan.
Untuk pelaku bisnis agar memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam suatu kegiatan bisnis
Agar untuk terwujud suatu watak dan prilaku kegiatan dibidang bisnis atau kegiatan usaha yang adil,
jujur, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin suatu hukum bisnis).
Sumber hukum bisnis yang berkaitan dengan dasar terbentuknya hukum bisnis. Sumber hukum bisnis
yaitu sebagai berikut :
Asas kontrak perjanjian yaitu yang dilakukan oleh para pihak, sehingga masing-masing pihak patuh pada
sebuah kesepakatan.
Asas kebebasan berkontrak yaitu yang dimana para pelaku usaha bisa membuat dan menentukan
sendiri isi perjanjian yang disepakati.
Hukum Perdata yang tertuang dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
Hukum Publik yang tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atau Pidana Ekonomi.
Hukum Dagang yang tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), dan
Ruang lingkup hukum bisnis sendiri, mencakup beberapa hal berikut ini diantaranya:
Kontrak bisnis
Bentuk badan usaha (PT, Firma, CV)
Jaminan hutang
Surat-surat berharga
Ketenagakerjaan
Perpajakan
Asuransi
Bisnis Internasional
Perlindungan dan jaminan kepastian hukum bagi pengguna teknologi dan pemilik teknologi
Hukum Kegiatan perusahan multinasional yang meliputi kegiatan ekspor dan import