Anda di halaman 1dari 4

Nama : wirda Murlan Harahap

Nim : 180306082
Kelas: peternakan -B

Jawaban :

1. kontribusi produksi daging dari ternak unggas kini men-


dominasi 72.70% di Indonesia karena peminat atau konsumen lebih menyukai daging ayam dari
pada dagin ternak besar atau kecil
faktor faktor yang Mempengaruhi Permintaan/Konsumsi Daging Ayam di Indonesia. Secara
serempak faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah konsumsi daging ayam (umur, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan, pendapatan, dan harga daging ayam) memberikan pengaruh
yang nyata terhadap jumlah konsumsi daging ayam.
Secara serempak menunjukkan bahwa dari keseluruhan variabel bebas memberikan pengaruh
yang nyata terhadap jumlah konsumsi daging ayam. Secara parsial variabel tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan, pendapatan, dan selera berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi
daging ayam, sedangkan pada variabel umur, harga daging ayam, persepsi, dan gaya hidup tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi daging ayam.

2.Maka menurut saya,


Sistem all in all out artinya hanya ada satu macam umur dalam farm pada waktu yang bersamaan.
System all in all out dimana satu umur ayam masuk satu lokasi peternakan, dipelihara sampai
pada ukuran panen kemudian dikeluarkan secara bersamaan sehingga tidak ada ayam yang
berbeda umurnya dalam satu lokasi kalopun terpaksa tidak boleh lebih dari satu minggu sehingga
rantai penularan penyakit dapat diputus dan proses pembersihan kandang dapat dilaksanaan
dengan baik agar benar-benar suci hama.

3. Alur produksi ternak unggas :


- Diawali dengan produksi induk ( Parent Stock )yang diimpor dari luar negri bertujuan untuk
menghasilkan telur guna ditetaskan (hatchery:21 hari) guna untuk menghasilkan ayam pedaging
( broiler : > 6 minggu ) dan berakhir pada pembersihan kandang untuk mengeluarkan kotoran
ternak ayam yang digunakan sebagai pupuk untuk menunjang pertumbuhan tanaman makanan
ternak (grains growing) guna untuk menghasilkan pakan ternak ( feed mill).

4. Data Kinerja Produksi pada Kandang Terbuka Vs Closed House


Data kinerja produksi dasar diukur di dua peternakan ayam broiler di Jawa Barat (Tabel 1). Kedua
peternakan broiler memiliki kandang tradisional dan kandang closed house. Kandang closed
house dibangun pada tahun 2016. Data kinerja produksi kandang terbuka dan closed house
dikumpulkan dan dianalisis oleh Mr. van Emous (laporan tahunan DIFS-Live 2016).
Di kedua peternakan, ayam broiler memiliki periode pertumbuhan yang sama di kedua sistem.
Namun, dalam sistem closed house di kedua peternakan, berat hidup akhir lebih tinggi, dan
konversi pakan dan mortalitas lebih rendah. Mr van Emous menyimpulkan bahwa hasil produksi
berbeda antara sistem perumahan untuk peternakan ini.
Biaya Investasi Kandang Ayam Broiler Terbuka Vs Closed House
Untuk evaluasi ekonomi, perhitungan investasi dibuat untuk hanya pada kandang terbuka dan
kandang tertutup. Diasumsikan bahwa di kedua peternakan, dipelihara 40,320 ayam pedaging. Di
peternakan dengan kandang terbuka, broiler ini disimpan di tujuh kandang dengan lebar delapan
meter dan panjang 80 meter. Total luas permukaan tanah kandang terbuka adalah 4,480 m2.
Kepadatan rata-rata adalah sembilan ekor ayam per m2. Periode kosong adalah 28 hari.
Di peternakan dengan kandang tertutup, ayam broiler ditempatkan di 2 tingkat di kandang
dengan lebar 12 meter dan panjang 105 meter. Total luas permukaan tanah kandang adalah 1260
m2. Total permukaan yang tersedia untuk broiler adalah 2.520 m2, karena mereka disimpan
dalam 2 tingkat. Kepadatan rata-rata adalah 16 ayam broiler per m2 . Periode kosong adalah 28
hari.

Tabel 2 menunjukan berapa investasi untuk kandang dan peralatan untuk kedua sistem
perkandangan. Total investasi di sebuah peternakan dengan kandang tertutup hampir sembilan
kali lebih tinggi daripada di pertanian dengan kandang terbuka. Pada sistem kandang tertutup,
investasi lebih tinggi per m2 diperlukan untuk instalasi listrik (ventilasi mekanis dan pemberian
makan otomatis).
Selanjutnya, investasi untuk peralatan per m2 dengan kandang tertutup lebih tinggi sebagai
akibat dari kepadatan yang lebih tinggi dan tingkat automatisasi yang lebih tinggi. Akhirnya,
dengan kandang tertutup diperlukan investasi tambahan di generator sebagai cadangan untuk
situasi dengan pemadaman listrik.
Tabel 3
Biaya produksi dihitung untuk peternakan ayam broiler dengan kandang terbuka dan tertutup
dengan asumsi harga DOC (day old chick) Rp 4,500 dan harga pakan Rp 7.000 per kg. Untuk
kandang terbuka, periode depresiasi adalah sepuluh tahun untuk kandang dan delapan tahun
untuk peralatan. Untuk kandang tertutup, periode depresiasi adalah 15 tahun untuk kandang dan
8 tahun untuk peralatan. Total biaya produksi per kandang broiler hampir sama di kedua sistem
perkandangan.
Untuk kandang tertutup, biaya variabel untuk pakan dan listrik lebih tinggi dan biaya variabel
untuk pemanasan dan kesehatan hewan lebih rendah. Biaya tetap untuk kandang dan peralatan
jelas lebih tinggi untuk kandang tertutup. Ini sebagian dikompensasi oleh biaya tenaga kerja yang
lebih rendah untuk kandang tertutup.
Untuk kandang ayam broiler sistem terbuka, total produksi per broiler yang ditampung adalah
1,41 kg dan ini menghasilkan biaya produksi Rp 17.190 per kg berat hidup akhir. Untuk kandang
tertutup, total produksi per broiler yang ditampung adalah 1,61 kg dan ini menghasilkan biaya
produksi sebesar Rp 15.276 kg berat hidup akhir. Biaya produksi per kg berat hidup akhir adalah
sekitar 11% lebih rendah di peternakan dengan sistem kandang tertutup dibandingkan dengan
peternakan dengan sistem kandang terbuka.

5. Cara membuat telur asin


Ada 2 cara membuat telur asin. Anda dapat membuatnya secara tradisional maupun modern.
Yang terutama adalah Anda harus memilih kualitas telur yang bagus serta memprosesnya dengan
benar.
1. Cara membuat telur asin dengan batu bata (atau abu gosok)
Bahan :
1. 1 bh ember
2. 1 l air
3. 500 g garam
4. 12 butir telur bebek
5. 4 buah batu bata(hancurkan hingga benar-benar lembut).
Cara membuat :
1. Rendam telur dalam air selama 2 menit. Jika ada telur yang mengapung, buang saja, karena
telur tidak bagus.
2. Kemudian bersihkan telur hingga bersih. Hati-hati saat membersihkannya agar kulit telur
tidak pecah atau retak.
3. Anda bisa memilih untuk mengamplasnya atau tidak. Cara ini dilakukan agar garam dapat
lebih mudah meresap karena pori-pori telur terbuka. Keringkan telur.
4. Campurkan remukan bata yang sudah benar-benar halus dengan air. Aduk rata. Jangan
sampai encer. Bentuk hingga seperti pasta.
5. Masukkan garam. Aduk lagi. Anda bisa mengaduknya menggunakan tangan atau spatula.
6. Lumuri telur dengan tanah sampai menggumpal seperti tanah liat atau batu. Kira-kira hingga
ketebalan mencapai 3 cm.
7. Masukkan dalam ember satu per satu.
8. Taburi lagi telur yang sudah dilumuri tanah dengan batu bata lagi secukupnya.
9. Diamkan selama 14 hari.
10. Setelah proses selesai. Rebus telur dengan api kecil. Jangan sampai air mendidih agar tidak
merusak telur. Rebus selama 1 jam.
11. Bisa juga dengan cara dikukus dengan waktu yang sama.
12. Telur asin siap disajikan.
13. Cara membuat telur asin menggunakan batu bata bisa Anda ganti dengan menggunakan abu
gosok. Hanya perlu mengganti batu bata dengan abu gosok. Cara membuat nya sama saja.
Jika Anda ingin rasa yang lain, Anda cukup mengganti cara akhir, bukan dengan dikukus, namun
dipanggang atau menggunakan cara membuat telur asin asap yaitu dengan cara mengasapi telur
hingga matang.

2. Cara membuat telur asin dengan air garam


Bahan :
1. 1 l air
2. 12 btr telur bebek
3. 1 bh toples yang dapat ditutup rapat
4. 500 g garam
Jangan lewatkan yang ini.
Cara membuat :
1. Rendam telur dalam air selama 2 menit. Jika ada telur yang mengapung, buang saja, karena
telur tidak bagus.
2. Kemudian bersihkan telur hingga bersih. Hati-hati saat membersihkannya agar kulit telur
tidak pecah atau retak. Keringkan telur.
3. Anda bisa memilih untuk mengamplasnya atau tidak. Cara ini dilakukan agar garam dapat
lebih mudah meresap karena pori-pori telur terbuka.
4. Larutkan garam dalam air. Aduk hingga benar-benar larut. Masukkan dalam toples yang
dapat ditutup rapat.
5. Masukkan telur perlahan-lahan. Pastikan telur terendam semua. Beri jarak 2 cm dari
permukaan.
6. Rendam selama 10-12 hari.
7. Jika ingin rasa lebih asin rendam hingga maksimal 42 hari atau 6 minggu.
8. Selama proses perendaman, jauhkan dari cahaya matahari.
9. Setelah proses perendaman selesai. Rebus telur dengan api kecil. Jangan sampai air
mendidih agar tidak merusak telur. Rebus selama 1 jam.
10. Bisa juga dengan cara dikukus dengan waktu yang sama.
11. Telur asin siap disajikan.

6. Kerabang telur puyuh berbeda dengan umumnya telur unggas lain. Telur puyuh memiliki
varian warna yang cukup banyak. Bisa putih, putih kebiruan, coklat terang, coklat gelap, abu-abu
dengan bintik-bintik hitam, putih dengan bercak-bercak coklat atau kehitaman dengan varian
bercak yang tidak jelas polanya. Pigmen kerabang telur berupa ooporphyrin dan biliverdin.
Deposisi pigmen terjadi dua atau tiga jam sebelum oviposisi yang kemudian diikuti dengan
penurunan ooporphyrin dalam jaringan kelenjar kerabang. Pigmen tersebut lah yang menjadikan
warna cangkang telur burung puyuh menjadi unik.

Kamuflase Telur Puyuh.

Suatu penelitian yang dilakukan memperoleh kesimpulan bahwa pewarnaan pada telur puyuh
ada hubungannya dengan usaha alamiah puyuh untuk mengkamuflase telurnya agar tidak mudah
diserang predator. Karenanya, pewarnaan pada telur adalah usaha alamiah dari puyuh untuk
melindungi telurnya. Puyuh “mengatur” warna telurnya di tempat ia akan meletakkan telurnya di
tempat terbaik dengan pewarnaan terbaik agar tidak mudah dicuri atau diambil oleh predator
lainnya.

Ilmuwan peneliti puyuh berpikir bahwa pewarnaan juga berpengaruh dalam pengaturan suhu.

7. Filosofi burung merpati yang bermanfaat dalam kehidupan manusia adalah,sangat setia pada
pasangan nya,burung merpati adalah burung yang tau kemana dia harus pulang walaupun
terbang jauh seperti kita walaupun kita jauh dari keluarga tapi tetap saja harus tau jalan
pulang,burung yang romantis, merpati juga burung yang sangat bekerja sama.

Anda mungkin juga menyukai