Perlengkapan DED Konsultan PDF
Perlengkapan DED Konsultan PDF
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN Halaman
I - 1
II. PENGALAMAN PERUSAHAAN II - 1
III. PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA III - 1
IV. TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA IV - 1
V. APRESIASI DAN INOVASI V - 1
VI. BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA V - 1
VII.
RENCANA KERJA
VII - 1
VIII. TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA VIII - 1
IX. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN IX - 1
X. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI X - 1
XI. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN X1 - 1
XII. LAPORAN X11 - 1
XIII. STAF PENDUKUNG XIII - 1
XIV. FASILITAS PENDUKUNG XIV - 1
XV. PENUTUP XV - 1
LAMPIRAN
- Dokumen Pendukung
- Daftar Riwayat Hidup
- Dll
- i -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penawaran Teknis ini disusun guna memenuhi undangan pengadaan Jasa Konsultansi P
aket Pekerjaan Pengadaan Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat
Gempa Kabupaten Bener Meriah yang berlokasi di Kabupaten Bener Meriah Tahun Ang
garan 2013.
Dalam hal ini CV.GRAHA KARYA CONSULTANT berkeyakinan mampu merealisasikan tujuan
yang ingin dicapai seperti tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja dan tidak akan m
engalami kesulitan dalam memenuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan dalam Ker
angka Acuan Kerja tersebut. Untuk itu CV.GRAHA KARYA CONSULTANT bermaksud
mengajukan penawaran untuk menjadi Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan terse
but diatas.
Agar memberikan layanan jasa dengan memberikan tingkat layanan jasa yang tinggi,
dan kepuasan yang maksimal bagi pengguna jasa, pada Perencanaan tersebut diatas
CV.GRAHA KARYA CONSULTANT memberikan dan mengerahkan sumber daya yang
dimiliki baik personil yang telah berpengalaman dan mempunyai kualifikasi yang
tinggi, pengalaman manajerial dalam mengelola proyek-proyek sejenis pada waktu-w
aktu yang lampau.
1.2 KEBUTUHAN UMUM LAYANAN JASA
Layanan Jasa Konsultan dengan jangka waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender d
engan
Menjaga agar pelaksanaan pekerjaan dapat berdaya guna, bermanfaat bagi masyaraka
t dan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh pelaksana (Kontraktor ) pada
saat pelaksanaan Pekerjaan.
1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Dokumen Penawaran ini terdiri dari Dokumen Penawaran Teknis dan Dokumen Penawara
n
Biaya. Dokumen Penawaran Teknis ini terdiri dari beberapa Bab yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Menyajikan latar belakang penawaran dan uraian singkat lingkup pekerjaan dan sis
timatika penyusunan Penawaran Teknis.
BAB II : Pengalaman Perusahaan
Menguraikan tenaga-tenaga ahli yang akan ditugaskan serta uraian tanggung jawab
masing-masing personil tenaga ahli tersebut.
Uraian tentang Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan serta menampilkan gambar dari Jadwal
Pelaksanaan tersebut.
BAB X : Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Uraian tentang Jadwal Penugasan Tenaga Ahli serta menampilkan gambar dari Jadwal
Penugasan tersebut.
BAB XI : Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Diharapkan dokumen Penawaran Teknis ini dapat memberikan informasi yang lebih je
las bagaimana CV.GRAHA KARYA CONSULTANT melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas
baik dari segi manajemen maupun teknis pelaksanaan serta dapat dipertanggung jaw
abkan.
Faktor lain yang menunjang pertumbuhan tersebut adalah kedewasaan dari staf
CV.GRAHA KARYA CONSULTANT yang didukung oleh pengalaman dibidangnya masin
g-masing, rasa dedikasi dan tanggung jawab sebagai generasi pembangunan sehingga
mampu memberikan tanggung jawab dan pelayanan yang memuaskan.
Jasa Engineering Fase Konstruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil Trans
portasi.
Jasa Nasehat/Pra-Desain dan Desain Engineering Bangunan
Jasa Nasehat/Pra-Desain dan desain Engineering Pekerjaan Teknik
Sipil
Transportasi.
Jasa Pra-Desain /Nasihat dan Desain Arsitektural, dan Administrasi Kontrak.
2.1.3. HUBUNGAN DENGAN BERBAGAI INSTANSI
CV.GRAHA KARYA CONSULTANT telah memberikan pelayanan kepada Pemberi Tugas dari b
erbagai Departemen Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, Swasta maupun peroranga
n.
Di dalam usahanya untuk menambah dan memperat hubungan kerja dengan badan- badan
usaha, CV.GRAHA KARYA CONSULTANT telah pula terdaftar dan lulus prakualifikasi
pada berbagai instansi, antara lain :
? Dinas Perhubungan, Telekomunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata Bener Meri
ah
? Dinas Perhubungan dan Informasi Aceh
? Dinas Cipta Karya Aceh
? Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bener Meriah
? Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bener Meriah
? Dinas Pendidikan Kab. Aceh Tengah
? DPKKD Kab. Bener Meriah
? SETDAKAB Kabupaten Bener Meriah
? Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bener Meriah
? Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga Kab.Bener Meriah
? Dll.
1 2
3
4
5 6
7 8
Sesuai Kerangka Acuan Kerja Kerja Jasa Konsultansi Penyusunan Pengadaan Detail E
ngineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Meriah, ma
ka tujuan utama ditunjuknya Tim Jasa Konsultan Perencana adalah untuk membantu S
atuan Kerja Dinas Kesehatan Aceh Mengingat pentingnya Kesehatan agar berla
ngsungnya proses layanan Kesehatan yang nyaman maka sangat diperlukan sarana Kes
ehatan di Kabupaten Bener Meriah.
BAB IV
TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
daerah setempat. fasilitas yang ke dua perlu mencantumkan GPS agar koordinat dat
a survey dapat diketahui dengan jelas dan proses pelaksanaan rehab rekon
struksi gempa dapat berjalan lancar karena dilengkapi dengan GPS agar tidak te
rjadi tumpang tindih pendanaan dari bantuan donatur ataupun pemerintah
BAB V
5.1 Umum
Secara geografis kabupaten Bener Meriah berada pada 4·33 50 - 4·54 50 lintang utara dan 96 4
5 -
97 17 50 bujur timur dengan ketinggian 1000-2.500 m diatas permukaan laut.wilayah kab
upaten Bener
Meriah pada umumnya dataran tinggi dengan kemiringan lereng 3%-40%
5.3Aksebilitas
Daerah kajian ini dapat dilalui transportasi darat dengan baik,hal ini dikarenak
an telah terdapat jalur darat berupa jalan yg memadai.
5.4 Topografi
Keadaan Topografi pada lokasi pekerjaan pada umumnya adalah dataran tinggi karen
a merupakan lokasi perbukitan dan perkebunan kopi yg saat ini masih aktip dan pr
oduktif.
5.5 Area Proyek
5.7.1 Apresiasi proyek pada kegiatan ini pelaksanaan pekerjaan oleh konsultan ak
an dilakukan terhadap katagori umum berupa pelaksanaan dan penanganan proyek ter
sebut diatas
Pelaksanaan survey akan dilaksanakan dengan pengambilan data-data a) Data lapa
ngan
b) Pengukuran situasi
5.8.1 Lingkup
INPUT
Proses OUTPUT
UMPAN BALIK
Kerangka dasar tersebut untuk masing-masing sub sistem akan mempengaruhi sub sis
tem lainnya seperti : tahap perancangan akan mempengaruhi tahap pelelangan, yan
g selanjutnya akan mempengaruhi tahap pelaksanaan yang terkait satu sama lainny
a.
INPUT
Dasar dari model diatas terlihat bahwa salah satu dari keunggulan perencanaan de
ngan pendekatan sistem adalah "Output" suatu tahapan perancangan selalu menjadi
"Input" dari tahapan berikutnya dan dapat pula sebagai umpan balik (input) perik
sa kembali terhadap proses sebelumnya, sehingga kesalahan yang timbul pada tahap
sebelumnya akan selalu termonitor.
Metoda Perencanaan yang demikian itu pada saat sekarang ini sangat mudah dilaksa
nakan dengan bantuan Analisa Komputer.
Keunggulan lain dari metoda Pendekatan Perencanaan Sistem adalah karena dipecah
atas sub-sub sistem, maka sangat dimungkinkan untuk melaksanakan perencanaan
dengan metoda Lintas Cepat (Fast Track
Delivery Method Phase Design) dimana perencanaan sub-sub sistem dapat dilakukan
secara bersamaan tanpa saling menunggu.
- Perencanaan Lintas Cepat
Metoda ini dikembangkan untuk menghasilkan :
a. Pelaksanaan penanganan pekerjaan yang dapat diatur sesuai dengan k
ebutuhannya/tahapannya sehingga penghematan waktu dapat diperoleh.
- Penghematan waktu perencanaan, berkaitan erat dengan kecepatan membangun
. Dengan metoda lintas cepat ini, pelaksanaan pekerjaan perancangan akan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan disiplin ilmu yang berkaita
n. Untuk itu diperlukan pembagian paket pekerjaan yang pelaksanaannya dilakukan
secara berurutan.
- Guna memonitor pengendalian waktu, digunakan "Barchart" dan Network Plan
ning".
b. Produk dengan mutu/kualitas yang tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknik, sehingga pengendalian mutu dapat dilakukan.
- Dengan menggunakan standar dan pertimbangan dalam pemilihan bahan yang
mengutamakan kekuatan serta biaya pemeliharaannya kecil atau tidak ada (Main
tenance Free), fungsional, hemat energi dan cukup estetika atas biaya yang ada,
maka Konsultan Perancang akan memutuskan bahan dan sistem yang akan digunakan.
- Pengendalian mutu pada tahap Perancangan ini kemudian ditetapkan dalam R
encana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)/Spesifikasi Teknis serta dalam gambar-gamba
r keseluruhan.
- Untuk pengendalian mutu pada tahap pelaksanaan, selain
pelaksana mengikuti yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan, diperlukan pula pe
rtimbangan kondisi alam/daerah, dimana sumatera Khususnya Aceh terletak pada pos
isi lempeng bumi yang rawan gempa.
c. Penggunaan dana yang dapat diatur sesuai dengan tahun angg
arannya serta penggunaan besarnya dapat dikendalikan (Pengendalian Biaya).
- Pengendalian biaya pada tahap perancangan berkaitan erat dengan pen
gendalian mutu yang dikenal dengan istilah "Value Engineering" yaitu suatu usaha
Perancangan untuk mendapatkan keseimbangan nilai-nilai dari komponen su
atu produk dengan fungsi dari komponen tersebut untuk mencapai fungsi pokok dari
produk dengan biaya terendah.
Survey Lapangan diperlukan untuk mendapatkan Data Primer dengan melakukan pengam
atan dan pencatatan langsung dilapangan dan mengadakan interview (wawancara) . D
ata-data primer yang diperlukan untuk Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Detail Engineering Design (DED) Sarana Kesehatan Akibat Gempa Kabupaten Bener Me
riah meliputi :
a. Kondisi Lingkungan
? Kondisi alam (dari segi kebencanaan, dan jumlah pertumbuhan ruang
)
? kondisi bangunan, infrastruktur diluar dan didalam
? kondisi utilities (air, listrik, telpon, keamanan kebakaran) dili
hat kapasitas supply dan kontinuitasnya
? zkondisi fasilitas penunjang lain seperti toilet, mushola, security, pa
rkir, gudang, tempat sampah, dll.
b. Kondisi Bangunan
? jumlah Bagunan yang ada serta okupansinya
? jumlah tenant/user yang menempati/memiliki
- Pengukuran/Survey Topografi
Didalam pelaksanaan survey topografi, sebagai konsultan perencana melakuka
n pengukuran sendiri :
a. Penggunaan data-data survey topografi yang ada.
Data-data ini dapat dilihat dari gambar kontur keseluruhan pada lokasi atau diuk
ur dilapangan. Data ini dipakai sebagai data sekunder yang berfungsi sebagai dat
a pendukung (pelengkap) untuk team perencana melakukan tugas-tugas perencanaan.
b. Data-data Survey Topografi sebenarnya
Data survey topografi ini diambil dari pelaksanaan survey topografi tentang kond
isi dilapangan yang sebenarnya, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kete
ntuan-ketentuan yang ada.
Pelaksanaan survey topografi dilapangan ini sudah mengarah ke dasar-dasar perenc
anaan yang akan dibuat dalam dokumen "Final Engineering Design" seperti pengukur
an situasi, profil memanjang, profil melintang dan beberapa survey pengukuran la
in yang diperlukan.
c. Penggambaran data survey Topografi
Penggambaran data-data survey topografi dengan menggunakan metode, ketentuan a
taupun kertas-kertas gambar yang telah
ditentukan oleh Pemberi Tugas dalam penyajian gambar perencanaan jalan seperti u
kuran kertas, jenis dan bentuk kertasnya.
d. Perhitungan Volume Gedung
Perhitungan volume hasil-hasil pengukuran topografi lapangan juga akan menggunak
an cara-cara yang biasa digunakan oleh Standarisasi teknis . Perencanaan sarana
gedung kesehatan akibat gempa direncanakan sesuai dengan khasanah dan ciri-ciri
dari daerah setempat dan perlu adanya koordinasi dengan pengguna anggaran tentan
g pola gedung,fasilitas gedung dll
Secara umum perencanaan meliputi :
- Perencanaan Grafis (konsep dasar bentuk dan ruang)
- Perencanaan struktur ( perhitungan dimensi struktur)
- Utilitas limbah,instalasi listrik,fasilitas lainnya beserta perh
itungan terhadap beban gempa yang ada
- Penyelidikan dan Pengujian Tanah
Penyelidikan tanah dan pengujian tanah untuk mengetahui data-data fisik volume
lapangan maupun parameter fisik dan struktur tanah. Dimana kondisi daerah
Bener Meriah Rawan Gempa dan Longsor. Maka pengujian ini sangat penting adanya.
Dengan memakai metode pengujian Dinamic Cone Penetrasi.
Pengujian Dinamic Cone Penetrasi digunakan untuk mengetahui secara langsung nila
i kekuatan tanah yang dinyatakan dalam CBR (California Bearing Ratio) lapangan.
Pengambilan contoh tanah dengan bor digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan
tanah bila mendapatkan perbaikan- perbaikan yang dinyatakan dalam CBR laboratori
um untuk mengetahui besaran dimensi struktur baik kedalaman pondasi maupun struk
tur beton bertulang.
A.1.2. Tahap Penyusunan Konsep Rencana Teknis (Conceptual)
Dalam tahap ini Kami Konsultan perancang akan menyusun konsepsi perancangan yang
akan dikonsultasikan kepada pihak pemberi tugas sebagai konsep perancangan yang
akan digunakan.
Konsep ini disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan/persyaratan teknis yang terca
ntum dalam dokumen syarat syarat penyusunan proposal serta masukan dari hasil s
urvey dan pengumpulan data.
Keluaran yang diharapkan pada tahap ini adalah :
Gambar skematik rencana yang merupakan gambar yang disajikan dalam skala yang
proporsional dan berupa gagasan yang memberikan gambaran yang cukup jelas tentan
g pola pembagian ruang, bentuk bangunan dalam gambaran 2 dimensi dan 3 dimensi (
perspektif), kemungkinan pelaksanaan rencana, dan rencana pentahapan.
RUMUSAN MASALAH
KUALITAS & KUANTITAS
- Tujuan Pendekatan
Agar dapat diketahui hal-hal yang harus diperhatikan oleh perencana stru
ktur dengan berbagai disiplin lainnya Arsitektural, Mekanikal, Elektrikal dan se
bagainya, sehingga dihasilkan perencanaan yang terpadu.
- Strategi Pendekatan
a. Syarat Umum
Ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi oleh setiap
"sistem struktur" yang akan digunakan yaitu :
Dapat mendukung baik beban vertikal (beban mati dan beban berguna) maupun beban
horizontal (beban gempa) yang bekerja pada bangunan dengan cukup efektif.
Struktur harus cukup kuat, kaku dan stabil.
Sesuai dengan rancangan arsitektur yang ada.
Dapat mendukung "service sistem " misalnya elektrikal, mekanikal, dan seba
gainya.
Mudah dan cepat pelaksanaannya.
Tahan terhadap bahaya kebakaran dan cuaca.
Mempunyai interaksi yang baik antara struktur bangunan atas pondasi dan tanah.
Cukup ekonomis.
Dalam proses penentuan sistem struktur yang cocok,maka ke tujuh persyaratan umum
di atas selalu ditinjau sebagai batasan yang harus dipenuhi (design constrain
t). Dan hasil test uji kelayakan struktur oleh instansi atau lembaga terkait
b. Keadaan Tanah
Pada site yang rusak total atau mengalami structure failure maka akan direncanak
an bangunan baru, dan terletak pada daerah yg relatif datar. Dengan data-data
yang ada masih terbatas maka harus dilakukan penyelidikan tanah.
c. Ekonomi
Sedapat mungkin digunakan bahan - bahan bangunan yang dapat diproduksi di dalam
negeri sesuai dengan TOR. Hal ini, selain menghemat biaya, juga dapat memper
mudah proses pemesanan dan turut membantu program pemerintah dalam menggalakkan
produksi dalam negeri.
d. Jenis Bangunan
° Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 dan Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T - 15-1991-03.
Struktur Beton.
° Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 dan Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunanan Gedung SK SNI T - 15-1991-03.
° ACI 318-83 : Building Code Requirement for
Reinforced Concrete.
° Buku Pedoman Perencanaan Struktur untuk Beton Bertulang Biasa dan Stru
ktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
Struktur Baja
° Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
1983.
° AISC.
Keselamatan terhadap radiasi.
Tercakup dalam ketentuan/pedoman yang dikeluarkan oleh
Badan Tenaga Atom Nasional. a. Material
Beton Struktural
° Semua adukan beton diperoleh dengan menggunakan mix design se
suai dengan Peraturan Beton Indonesia.
° Kekuatan karakteristik beton disesuaikan dengan keadaan dilapangan, pondasi sesu
aikan dengan analisis sondir tanah
° Tegangan rencana untuk analisis kekuatan batas penampang, baik untuk beban t
etap maupun beban sementara, harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia
1971 dan Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung SK SNI-15-1991-03.
° Parameter rangka dan susut harus diperhitungkan baik menurut Peraturan Beton Ind
onesia 1971 maupun standard international lainnya jika di pandang perlu.
Baja Tulangan
° Semua baja tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dal
am Peraturan
° Bangunan yang tingginya lebih dari 40 meter akan dianalisa dengan metode dinamis
3 dimensi dengan bantuan program komputer
° Bangunan medium rise yang lebih tinggi dari 40 meter akan dihitung dengan Analis
a Dinamik.
Analisa Gempa
° Falsafah Analisis ditujukan untuk menjamin bahwa
:
a. Pada saat gempa ringan, Struktur maupun
Non Struktural tidak boleh rusak.
b. Pada saat gempa sedang, boleh terjadi kerusakan non struktural tapi
Struktur tidak boleh mengalami kerusakan.
c. Pada saat gempa besar, boleh terjadi kerusakan non struktural da
n struktural, tapi tidak terjadi keruntuhan (Failure) pada struktur.
° Sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka analisa gempa akan dilakukan ter
hadap sistem struktur utama maupun elemen- elemen sekunder bangunan ini.
° Untuk lebih memudahkan dalam mendeteksi kelakuan masing-masing sayap ban
gunan serta interaksi antara sayap yang pertama dengan kedua, maka dibuat bebera
pa dilatasi.
Idealisasi Struktur
° Umum
a. Dipergunakan paket program komputer dengan ETABS PLUS.
b. Analisa struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan b
atas (ultimate).
c. Portal dianggap sebagai open frame.
d. Hubungan antara kolom dengan pile cap dianggap jepit
e. Gaya normal kolom diteruskan ke pondasi tiang dengan perantara pile cap,
pondasi tiang menyalurkan gaya normal tersebut
sampai lapisan tanah keras.
° Beban Vertikal
a. Beban vertikal pada suatu sistem plat lantai sebagai lumped mass pa
da level lantai tersebut.
b. Beban hidup dapat direduksi sesuai dengan peraturan yang berlaku
.
c. Pusat massa dihitung berdasarkan kumulatif di atas level yang d
itinjau.
° Beban Horizontal
Akan ditinjau pengaruh beban horizontal yang antara lain sebagai berikut :
a. beban gempa
b. beban angin (khususnya untuk konstruksi kap).
Perhitungan Struktur Bangunan
° Umum
Perhitungan struktur dilakukan berdasarkan design codes yang berlaku di Indo
nesia. Apabila ada hal-hal yang belum diatur oleh peraturan-peraturan Indonesi
a, maka diambil codes international yang
lazim digunakan dalam perencanaan struktur (mis:
AISC, ASTM, & ACI), akan dilakukan analisa-analisa sebagai b
erikut :
- analisa beban vertikal
- analisa beban horizontal
- analisa dinamis 3 dimensi
- analisa penulangan
° Analisa Beban Vertikal
a. Pembebanan plat ke balok portal dengan cara markus, diperhitungkan juga
faktor reduksi beban hidup.
b. Gaya normal kolom dihitung berdasarkan trybutary area, dengan memperhati
kan faktor reduksi beban hidup.
c. Berat jenis beton diambil = 24kg/m
Analisa Beban Horizontal
a. Beban horizontal yang dikerjakan pada tiap lantai dihitung ber
dasarkan langkah-langkah sebagai berikut :
- Hitung massa tiap lantai (massa =
berat/gravitasi yaitu beban mati +
30% beban hidup)
Catatan :
Beban hidup pada program ETABS (paket program komputer yang digunakan untuk meng
analisa bangunan ini) disebut sebagai load Condition B. Besarnya g ( percepat
an gravitasi) yang diambil adalah
981 cm/dt.
- Dengan massa ini, dilakukan analisa Eigen Value untuk masing-ma
sing bangunan dengan program ETABS. Besaran yang diperoleh antara
lain adalah periode waktu getar pertama (T).
- Dengan T tadi dan gambar 3.3 dari SNI 1726 03 - 2002
dengan mengambil zone 6
daerah Palangkaraya serta struktur dianggap berdiri di atas tanah lunak, maka
dapat diperoleh besarnya koefisen Gempa Dasar (= C).
- Faktor keutamaan (I) untuk bangunan adalah 1,0 dan faktor jenis
struktur (K) adalah 1.0 (portal) datail beton bertulang dan dinding geser beran
gkai).
pada titik dengan eksentrisitas rencana ini. Koordinat titik tangkap ini terc
antum pada echo input data. Peninjauan dilakukan untuk masing-masing eksentrisi
tas rencana, yaitu :
ed = 1.5 ec + 0.05 b dan ed = ec + 0.05 b
- Lakukan analisa 3 dimensi dengan beban vertikal dan
beban horizontal seperti diuraikan
di atas.
Dari semua kasus pembebanan ini dilakukan disain pondasi, yang harus memenuhi se
mua kasus pembebanan yang telah diperoleh pada langkah 9 di atas.
b. Beban horizontal akibat beban angin hanya akan ditinjau untuk pe
rencanaan kuda-kuda baja.
° Analisa Dinamis 3 Dimensi
a. Akan ditinjau 3 ragam, dihitung waktu getar masing masing ragam,
kombinasi ragam yang dilakukan adalah SRSS.
b. Sebagai referensi akan digunakan Response Spektrum yang terc
antum dalam gambar 3.3 SNI 1726 03 - 2002 untuk zone 6 tanah lunak.
c. Akan ditinjau horizontal torsional moment akibat adanya eksentrisitas
titik berat kekauan terhadap titik berat massa bangunan.
° Analisa Penulangan
a. Penulangan plat dihitung berdasarkan kekuatan batas.
b. Penulangan yang dipakai adalah penulangan yang menentukan (a
kibat beban tetap atau beban sementara)
c. Penulangan balok dan kolom dihitung
berdasarkan disain kapasitas.
A.5. KONSEPSI PERANCANGAN MEKANIKAL
LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL
Yang termasuk lingkup Pekerjaan Mekanikal dalam proyek Perencanaan Pembangunan
Gedung Instansi Kesehatan Akibat Gempa Kab.Bener Meriah, yaitu meliputi :
1. Pekerjaan Plumbing (Air Bersih, Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan).
2. Pekerjaan Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant, Fire Sprinkler dan Fire Extingui
sher).
3. Pekerjaan Tata Udara Gedung (Air Conditioning dan Ventilasi Mekanis).
4. Pekerjaan Pengolahan Sampah Gedung.
5. Pekerjaan Transportasi Dalam Gedung
A.5.1 PEKERJAAN PLUMBING (AIR BERSIH, AIR BEKAS, AIR KOTOR DAN DRAINASE AIR HUJ
AN)
Untuk menunjang seluruh kegiatan yang dilakukan oleh seluruh penghuni gedung
(pegawai, pasien dan masyarakat), perlengkapan sanitasi system plumbing air bers
ih, air bekas, air kotor dan air hujan akan direncanakan dengan sempurna sesuai
dengan standart dan peraturan yang berlaku serta effisiensi waktu dan
biaya mulai dari sumber air bersih (deep well/PDAM) sampai system pembuangan
dan pengolahan limbah (Sewage Treatment Plant, STP).
Standart dan Peraturan Instalasi Plumbing.
Standart dan peraturan instalasi yang dipakai guna menentukan material,
peralatan maupun cara instalasi adalah standar dan peraturan yang telah ditentuk
an penggunaannya, yaitu sebagai berikut :SNI 03-6481-2000, tentang
spesifikasi sistem plumbing 2000
? SNI 19-6783-2002, tentang spesifikasi desinfeksi perpipaan air bersih
? SNI 03-2459-2002, tentang sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
? SNI 03-2453-2002, tentang tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk
lahan pekarangan
? SNI 03-6373-2000, tata cara pemilihan dan pemasangan vent pada system plumbin
g
? SNI 03-2398-2000, tentang tata cara perencanaan tangki septic dengan system r
esapan
? AB K/OP/ST/005/98, tentang spesifikasi teknis desinfeksi perpipaan air bersih
? AB D/LW/TC/011/98, tentang tata cara pemotongan dan penyambungan pipa
? AB D/LW/TC/016/98, tentang tata cara uji coba pompa
? SK Men.Kes No. 16/Men.Kes/Per/IX/1990, tentang persyaratan air bersih
? PP RI No. 82 tahun 2000, tentang pengelolaan sumber daya air
? Kep.Men PU No. 411/KPTS/1998, tentang persyaratan teknis bangunan gedung
? Pedoman Plumbing Indonesia, 2000
? Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 04/MEN/1980 PR.02/DP/1983
? Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
Kep-02/ Men.KLH /I/1988, tentang Baku Mutu Air Limbah
? Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 2000
? Spesifikasi teknis, standart serta peraturan yang dikeluarkan oleh pa
brik pembuat peralatan.
? Standart dan peraturan lain (Nasional dan Internasional) yang diijinkan oleh
instansi yang berwenang.
? Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang
(Pemda setempat) dan telah diakui penggunaannya.
c. Instalasi Air Hujan, yaitu instalasi pemipaan yang menyalurkan air hujan
dari atap gedung dan kemudian disalurkan ke sumur resapan dan ke saluran draina
se kota (riool).
A.5.2. PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN (FIRE HYDRANT, FIRE SPRINKLER DAN FIR
E EXTINGUISHER)
Untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran yang mungkin saja terjadi se
waktu-waktu akibat kecerobohan para pengguna gedung atau
kemungkinan kebakaran yang diakibatkan oleh hubungan arus pendek
(konsleting) instalasi listrik, maka dibutuhkan perlengkapan pemadam
kebakaran (Fire Hydrant & Fire Sprinkler) dan Pemadam Api Dini (Fire
A.5.3. PEKERJAAN TATA UDARA GEDUNG (AIR CONDITIONING DAN VENTILASI MEKANIS)
Untuk mendapatkan suatu kenyamanan dan effisiensi yang tinggi dalam suatu gedung
Instansi Kesehatan diperlukan suatu ruangan yang bersih, nyaman dan suasana yan
g tenang. Untuk mewujudkan semua itu, suatu ruangan haruslah dikondisikan sirkul
asi udaranya dengan temperature dan kelembaban ruang yang sesuai dan nyaman bagi
orang yang menempatinya.
Untuk ruang kerja dengan luas dan kapasitas besar direncanakan m
enggunakan AC Sentral dengan Air Cooled System (Split Duct), sedangkan untuk rua
ng dengan luasan yang lebih kecil dan bersifat privasi direncanakan menggunakan
AC split (Wall Mounted Type dan Ceiling Cassette Type), sedangkan ruang-ruang kh
usus yang operasinya 24 jam dengan suhu dan kelembaban tertentu dapat direncanak
an dengan AC khusus pula. Sedangkan ruangan yang tidak perlu dikondisikan dengan
AC seperti ruang toilet, parkir tertutup, gudang, ruang panel, ruang genset, ru
ang pompa, ruang tangga kebakaran dan lain-lain direncanakan menggunakan
ventilasi mekanis (exhaust fan).
Standart dan Peraturan Instalasi Air Conditioning dan Ventilasi Mekanis.
Standart dan peraturan instalasi yang dipakai guna menentukan material,
peralatan maupun cara instalasi adalah standar dan peraturan yang telah
ditentukan penggunaannya, yaitu sebagai berikut :
? SNI 03-6572-2001, tentang tata cara perancangan system ventilasi dan pen
gkondisian udara pada bangunan gedung.
? SNI 19-6470.4-2000, tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Udara
Bertekanan Untuk Tangga Kebakaran
? SNI 03-6767-2002, tentang Spesifikasi Umum Sistem Ventilasi Mekanis dan
Sistem Tata Udara Sebagai Pengendali Asap Kebakaran Dalam Gedung
? SK SNI T-14/1993/03, tentang tata cara perancangan teknis konservasi ene
rgi pada bangunan gedung.
? Kep.Men PU No. 411/KPTS/1998, tentang persyaratan teknis bangunan gedung
.
? ASHRAE (American Society of Heating, Refrigeration and Air Conditioning
Engineers)
Peralatan Utama :
1. Evaporator Blower ( terdiri dari Blower, Motor dan Filter ).
2. Condenser ( terdiri dari kompressor dan expansion valve ).
3. Pipa Refrigerant.
4. Instalasi Central dengan Ducting
5. Diffuser
Keuntungan dari system ini antara lain :
? Sistem paling menguntungkan
? Usia life time lebih lama.
? Tidak menggunakan air pendingin
? Biaya Operasional dan Pemeliharaan murah
? Pemakaian listrik efisien
? Aspek Arsitektural dan Teknik
Sedangkan untuk ruang dengan luasan yang lebih kecil dan bersifat privasi direnc
anakan menggunakan AC split type (Wall Mounted Type dan Ceiling Cassette Type).
Semua AC yang digunakan harus mampu untuk membuat kenyamanan terhadap or
ang yang menempati/menghuni ruangan tersebut, dapat membunuh kuman/virus penyeba
r penyakit, menghilangkan bau dan asap rokok serta menyegarkan ruangan.
A.5.5. Ventilasi Mekanis (Exhaust Fan)
Ruangan-ruangan yang tidak perlu dikondisikan dengan AC dan menimbulkan udara pe
ngap dan panas, seperti toilet, gudang, ruang mesin, ruang genset, ruang arsip,
basement dan lain-lain, maka digunakan ventilasi mekanis sesuai dengan kapasitas
dan jenis yang dibutuhkan. Ventilasi mekanis tersebut digunakan untuk mengeluar
kan udara pengap dan panas dari dalam dan menggantinya dengan udara segar dari l
uar ruangan.
Unit-unit peralatan utama ventilasi mekanis berupa :
? Unit-unit exhaust fan dan assesorisnya.
? Instalasi ducting (jika diperlukan).
? Exhaust air grille.
? Dan peralatan bantu lainnya.
Sedangkan untuk tangga kebakaran dilengkapi dengan pressurized fan yang berfungs
i untuk memberi tekanan udara pada ruang tangga agar pada saat terjadi kebakaran
, asap kebakaran tidak masuk ke ruang tangga sehingga dengan demikian evakuasi m
anusia dari dalam gedung dapat berjalan dengan lancar.
n . h
E = -------- ERL T
Dimana : n = Jumlah panggilan.
h
T =
= Lamanya pembicaraan.
Jumlah jam sibuk.
E = Traffic erlang.
c. Distribusi jaringan telepon.
1. Pengkabelan dari door junction box ke kontak pembagi utama MDF, dan dari
MDF ke IDF mengunakan under ground cable yang ditamam dalam tanah.
2. Pengkabelan dari MDF ke terminal Box menggunakan Indoor Cable multy pair di
pasang secara vertical didalam shaff.
c. Switcher
Switcher dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih camera nonitor, sehingg
a pengamat dapat melihat hasil gambarpengamatan pada lokasi yang dipasang camera
kelayar monitor, posisi camera yang tidak diamati dapat di by pas tampa merubah
urutan pengaman maupun interval
waktu.
d. Alarm Program Sequential Switcher
Switcher ini bekerja sama seperti sequential switcher dilengkapi dengan fasilita
s yang dihubungkan ke kontak fire alarm. Apabila isyarat alarm diterima maka s
ecara otomatis akan menampilkan gambar lokasi yang terjadi alarm pada laye
r monitor dan akan memutus urutan pengamatan pada swither yang telah deprogram s
ebelumnya.
e. Automatic Looping Sequential Switcher
System ini dilengkapi dengan fasilitas terminal yang dapat dihubungkan ke switch
er lain pada lokasi yang berbeda dan dapat bekerja tidak saling berhubungan.
f. Scanner
Alat ini berfungsi untuk menggerakkan camera secara horizontal, scanner harus di
lengkapi alat untuk mengontrol scanner sesuai keinginan operator.
g. Pan & Tilt Head.
Alat ini berfungsi untuk menggerakkan camera secara horizontal maupun vertical.
h. Zoom Lens
Alat ini juga dilengkapi dengan Zone untuk menghasilkan gamabar yang diiginkan.
i. Time Lapce Video Recorder
Alat ini digunakan untuk merekam hasil gambar dari video camera secara manual at
au otoyic dapat merekam lokasi yang terjadi gangguan.
- Konsep Sirkulasi
Alur / flow dalam penempatan perabotnya dan pembagian ruang tidak menimbulkan cr
ossing (sirkulasi silang) sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan
kerja.
Alur / flow dalam penempatan dan tata letak furniture seperti kursi dan meja ket
ik diharapkan bisa diarahkan melalui susunan lay out yang ada tanpa memaksakan
arah yang dikehendaki oleh karyawan serta terkait dengan organisasi Ins
tansi
Kesehatan yang ada.
Adapun sirkulasi yang akan diperhatikan baik horisontal dan vertikal sesuai deng
an konsep disain bangunan yang ada.
- Lingkup Pekerjaan Interior
Pekerjaan desain interior yang diusulkan akan memerlukan penanganan khusus antar
a lain meliputi :
a. Perencanaan elemen pembentuk ruang.
- Perencanaan lantai khusus dengan menentukan jenis lantai dan susunan pol
a lantai.
- Perencanaan partisi/dinding khusus yang perlu diolah sehingga menjadi
kan ruang tersebut sesuai dengan elemen yang lain.
- Perencanaan langit-langit di ruangan tertentu dengan desain perbed
aan leveling dan profil khusus dan peletakan titik lampu.
b. Perencanaan Furniture.
Meliputi penentuan bentuk dan fungsi, bahan dan finishing.
Menyusun lay out/peletakan furniture yang ditata sesuai dengan kebutuhan pemakai
serta memberi pertimbangan dalam pemilihan furniture yang akan digunakan/dibeli
.
c. Menyusun penggunaan bahan/material/finishing interior melalui skema
bahan yang digunakan secara keseluruhan.
d. Memberi usulan dan pertimbangan perawatan terhadap elemen interior yang
direncanakan.
BAB VII
RENCANA KERJA
7.1 PENDAHULUAN
Layanan Jasa Konsultan dibutuhkan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan yang dite
tapkan dalam perencanaan dan dokumen kontrak diimplementasikan secara tepat di l
apangan, untuk mengatur rincian dalam perencanaan dan spesifikasi agar sesuai de
ngan kondisi yang sebenarnya dihadapi, dan mengantisipasi keadaan dan masalah ya
ng tak terduga pada tahap awal sehingga dapat diatasi secepatnya dan tidak menga
kibatkan gangguan atau hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.
Aspek teknis terpenting adalah pengendalian kualitas dan gambar rencana dal
am hal-hal metode dan pelaksanaan pekerjaan nantinya dilapangan.
Tugas-tugas yang akan dilaksanakan dikelompokan dalam kategori berikut ini :
Pelayanan jasa Konsultan yang dibutuhkan dapat dibagi dalam 3 (tiga) tahap utama
dimana tahap pertama merupakan persiapan yang diperkirakan berlangsung selama k
urang lebih 2 minggu dan tahap kedua adalah tahap pelaksanaan pekerjaan dan tera
khir adalah tahap penyelesaian pekerjaan Perencanaan.
a) Tahap Persiapan
? Terutama untuk pekerjaan perencanaan dari pekerjaan bertahap, hal yang penti
ng adalah pengumpulan data-data pekerjaan.
b) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan perencanaan
? Pembuatan Laporan-Laporan
Dari Hasil Rekayasa Lapangan ini, sejumlah besar data lapangan yang ter
perinci dapat diperoleh secara akurat.
Peninjauan desain secara menyeluruh ini adalah dengan mempertimbangkan seluruh
informasi terbaru menyangkut kondisi fisik dan struktural .
7.3 MANAJEMEN KONTRAK
Manajemen kontrak yang tepat dan efisien merupakan unsur yang perlu sekali dalam
proses penyelesaian pelaksanaan pekerjaan secara cepat dan berhasil.
Pekerjaan ini terdiri dari :
Hal ini memerlukan keahlian yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya, pengetahu
an lengkap akan peralatan yang dibayarkan, sifat, urutan dan metode pekerjaan, d
an perkiraan biaya.
Diagram network harus digambarkan untuk seluruh pekerjaan utama, dengan memperti
mbangkan seluruh segi yang dipengaruhi seperti kebutuhan dan tersedianya peralat
an, tersedianya tenaga kerja dan tenaga ahli. Diagram-diagram
diperbarui secara teratur dan pertimbangan lapangan yang diperlukan dibuat untuk
menjamin penyelesaian yang cepat.
Staf yang ditugaskan harus menyadari tugas dan tanggung jawab mereka dan menguas
ai standard Perencanaan dan pelaksanaan yang harus ditetapkan. Sebagai tambaha
n, segi apapun perlu dipertimbangkan dengan matang sebagai hal-hal pokok tentang
keberhasilan harus tetap diperkirakan, dianalisa, dan diterapkan.
(b) Pelaksanaan Pekerjaan
Laporan Akhir adalah laporan-laporan yang akan disiapkan Konsultan, dengan mel
engkapi semua data proyek, status pelaksanaan,data yang dihubungkan denga
n kondisi cuaca,personil Perencana, dan dokumentasi foto. Konsultan juga akan me
mbuat laporan khusus berupa Laporan Teknis atau Laporan Justifikasi Teknis untuk
mendukung adanya Review Design ataupun bahasan permasalahan teknis yang terjadi
dan pertimbangan yang diusulkan oleh Tim Konsultan.
umpan balik
PROBLEMA
DATA
Lapangan, Literatur, Tipologi
ANALISIS PROGRAMMING
PRODUK DESAIN
Proses perwujudan
KONSEP
DESAIN
Melalui metode pendekatan analogis maka olah desain dilakukan dengan cara memban
dingkan dari bentuk dan mungkin konstruksi yang didapat dari alam atau lingkunga
n disekitarnya. Hasil desain bersifat imitatif analog dan ketepatan pemecahan ma
salah akan diukur melalui kesamaan sifat atau karakter desain dengan bentuk bend
a yang dijadikan analognya.
Melalui metode pendekatan sintaktis maka olah desain didasarkan pada seperangkat
aturan, dalam hal ini kebanyakan adalah aturan-aturan geometris. Hasil desain b
ersifat material terstruktur dan ketepatan pemecahan masalah akan diukur melalui
kesesuaian wujud fisik desain dengan aturan-aturan komposisi bentuk.
Melalui metode pendekatan programatis maka olah desain didasarkan pada seperangk
at aturan program. Hasil desain bersifat material-kuantitatif dan ketepatan peme
cahan masalah akan diukur melalui kesesuaian wujud fisik desain dengan program y
ang telah ditetapkan.
Melalui metode pendekatan ideologis maka olah desain didasarkan pada cita-cita y
ang dipegang sebagai tujuan berdasar faham-faham tertentu yang diyakini sebagai
sebuah kebenaran mutlak. Hasil desain bersifat ideal menurut faham yang dianut d
an ketepatan pemecahan masalah diukur melalui kesesuaian dengan wujud-wujud yang
dianggap mampu merefleksikan nilai-nilai dari faham tersebut.
Melalui metode pendekatan substansif maka olah desain didasarkan pada hakikat at
as apa yang dirancang. Hasil desain diarahkan untuk menemukan kebenaran yang men
dasar atau hakiki dan ketepatan pemecahan masalah diukur melalui prinsip-prinsip
kebenaran dasar tersebut. Kebenaran dasar tersebut ditemukan melalui penjelajah
an nilai-nilai filsafat.
Dari metode-metode pendekatan di atas maka penggunaan metode pendekatan pragmati
s, tipologis, analogis, dan sintaktis biasanya mampu menghasilkan desain yang da
pat diwujudkan secara nyata karena nilai-nilai yang dijadikan tolok ukur lebih b
ersifat konkrit. Sementara itu penggunaan metode pendekatan ideologis dan substa
nsif belum tentu dapat menghasilkan desain yang aplikatif karena nilai-nilai yan
g dijadikan tolok ukur kadang lebih bersifat abstrak. Semua metode pendekatan di
atas merupakan bagian dari metode analitis yang mengacu pada metolodogi desain
yang sistematis (systematic design method).
Bila sebuah objek perancangan telah ditelusuri dengan menggunakan empat langkah
tersebut maka objek perancangan tersebut telah terklasifikasi ke dalam beberapa
sudut pandang pemahaman. Dengan demikian maka objek perancangan yang tadinya rum
it dan kompleks menjadi lebih sederhana, sehingga permasalahan-permasalahan dapa
t dipilah-pilah bagian per bagian secara sistematis dan terstruktur. Dengan adan
ya pemilahan permasalahan ini maka perumusan konsep (sebagai sebuah sistem yang
terdiri atas sehimpunan unsur yang melakukan suatu kegiatan menyusun skema atau
tata cara melakukan suatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai tujuan dan dilakuka
n dengan mengolah data guna menghasilkan informasi) dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Perumusan konsep yang berdasarkan pertimbangan- pertimbangan yang mencak
up banyak unsur akan dapat menciptakan konsep yang tepat sehingga dapat mengikat
hasil perancangan menjadi sebuah desain yang terintegrasi secara utuh1.
SIMPULAN
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam perancangan gedung dapat disederha
nakan dengan cara mengklasifikasi permasalahan tersebut. Dengan mengenali kompon
en pemahaman desain, skema perancangan analitis, pemetaan pola pikir desain dan
metode pendekatan desain maka klasifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan le
bih mudah. Hal ini akan berpengaruh terhadap upaya perumusan konsep desain sebag
ai formulasi pemecahan masalah perancangan. Konsep desain tersebut merupakan abs
traksi yang menjadi landasan atau panduan untuk diterjemahkan ke dalam tataran t
eknis, yaitu penerapan abstraksi konsep ke dalam perwujudan nyata yang dapat ter
ukur dan tergambar secara visual. Dengan demikian konsep yang tepat akan mampu m
engikat hasil perancangan menjadi sebuah desain yang terintegrasi secara utuh.
BAB VIII
TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JAWABNYA
Konsultan Perencana akan merupakan Tim Lapangan yang dipimpin oleh seorang Tea
m
Leader dibantu oleh tenaga penunjang lainnya..
Tim lapangan ini terdiri dari personil dengan latar belakang pendidikan yang rel
evan dengan pengalaman yang cukup dan akan diorganisasikan dengan optimal sehing
ga mempunyai mekanisme kerja dan koordinasi satu sama lain dengan baik. Pelaksan
aan dan pengorganisasian secara keseluruhan akan dievaluasi secara berkala untuk
mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang akan timbul selama pelaksanaan Perencan
aan .Tugas dan tanggung jawab Konsultan Perencana antara lain :
? Melakukan Survey Awal
VIII- 1
8.3.1 Team Leader
Tugas dan tanggung jawab Team Leader akan mencakup, tetapi tidak terbatas hal-h
al sebagai berikut :
1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan perencanaan
.
3. Menghitung data sondir dan membuat dimensi Pondasi yang sesuai dipakai
VIII- 2
.
8.3.4 Cost Estimator
??????
?????????????????????????????
???????
?????????????????????????????????
Untuk menjamin agar Team Konsultan Perencana paket pekerjaan ini dapat bekerja
sama serta dapat memahami sepenuhnya tujuan, target dan persyaratan yang dimint
a dalam Kerangka Acuan (Pemberi Tugas) maka Konsultan menyusun Struktur Organisa
si Pelaksanaan Pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan dipimpin oleh Team Leader dan be
berapa tenaga-tenaga teknisi dalam pelaksanaan tugas sesuai bidang keahliannya
Sesuai dengan kondisi pekerjaan maka dapat disusun bagan organisasi pelaksanaan
pekerjaan. Bagan organisasi pelaksanaan pekerjaan terlampir.
AMTSAL,ST
Ahli Teknik Sipil
SYAHRUDDIN.A.Md IRW AN SUT
IONO,ST
Surveyor O
perator Cad
ELVI ZAINI,A.Md YU
SRIADI,A.Md
Surveyor O
perator Cad
LELA SARI
HARIYATI
Tenaga Lokal Harian
Tenaga Lokal Harian
RUHDIARA
Tenaga Lokal Harian
HADI SASTRA
Tenaga Lokal Harian
JUNINAW AN,ST
Direktur
Pelaporan akan dilakukan sesuai dengan tatacara yang disebutkan di dalam Kerangk
a Acuan Kerja dan diserahkan kepada PPTK untuk didistribusikan kepada instansi-i
nstansi terkait. Laporan-laporan akan terdiri dari :
12.1 Laporan Pendahuluan
-.Gambar-gambar pra-rencana
Adapun laporan Antara tersebut sebanyak 5 Set dan harus diserahkan selambat-lamb
atnya 45 hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
12.3 Laporan Akhir Perencanaan
Yang berisi :
-.Dll
Adapun laporan Akhir tersebut dibuat sebanyak 5 Set dan harus diserahkan kepada
pemilik selambat-lambatnya 45 hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai K
erja.
12.4 Laporan Pengawasan Berkala
13.1 PENDAHULUAN
?????????
???????????????
Tenaga-tenaga pendukung yang akan ditugaskan pada pekerjaan adalah sebagai berik
ut :
13.2.1 Surveyor
1. Membuat gambar bestek atau gambar kerja dari konsep perencanaan tim ahli
3. Penyusunan laporan
BAB XIV FASILITAS PENDUKUNG
personil dapat hadir dilokasi pekerjaan sesuai jam kerja yang berlaku, termasuk
bila diperlukan kerja lembur/malam hari.
14.1.4 Fasilitas komunikasi
Komunikasi antara Team Konsultan Perencana dengan Pemberi Tugas dan Instansi t
erkait dapat berupa surat-menyurat, faksimil ataupun via telepon. Untuk komunika
si via telepon maupun faksimil akan diupayakan agar ruangan kantor yang disewa m
emiliki saluran telepon (Telkom), sehingga konsultan dapat melengkapinya dengan
mesin faksimil. Tetapi bila saluran telepon tidak tersedia, maka hubungan telepo
n dimungkinkan juga dengan telepon seluler (milik professional staf atau disedia
kan satu nomor khusus untuk kantor) ataupun fasilitas wartel terdekat.
14.1.5 Kenderaan Kerja
Selain dari fasilitas kerja yang disebutkan diatas yang juga tertuang dalam Kera
ngka Acuan Kerja, Konsultan juga akan menyiapkan fasilitas-fasilitas
lainnya yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan.
Peralatan-peralatan yang diperlukan untuk keperluan lapangan antara lain : theod
olite, water pass, peralatan sondir, kamera, alat ukur (meteran), thermometer la
pangan, sigmat dll.
Konsultan juga dimungkinkan akan menyiapkan fasilitas komputer lebih dar
i yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja untuk dapat lebih lancar dalam mem
proses data yang berbau teknis misalnya dalam perhitungan untuk review design ma
upun proses pembuatan gambar konstruksi. Konsultan akan melengkapi fasilitas pro
gram komputer (software) yang diperlukan termasuk program-program teknis (bila
perlu) seperti RDS, SAP, Autodesk maupun program-program yang dibuat send
iri (yang mengaplikasikan program microsoft dan autodesk).
Biaya untuk fasilitas kantor, transportasi, biaya cetak dll seperti yan
g ditentukan dalam
Kerangka Acuan Kerja dirinci secara terpisah didalam Dokumen Penawaran Biaya.
PENUTUP
BAB XV PENUTUP
Dalam penawaran ini turut dilampirkan data-data pendukung yang terdiri dari :
- Lain-Lain
Dengan disampaikannya penawaran teknis ini, diharapkan dapat memberikan informas
i yang lengkap kepada Pengguna Jasa tentang kemampuan CV.GRAHA KARYA CONSULTANT
untuk melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas
Bener Meriah,25 Oktober 2013
CV.GRAHA KARYA CONSULTANT
JUNINAWAN,ST
Direktur