Anda di halaman 1dari 5

Jurnal 1

A. Judul

“Pengontrolan Diet Pasien Yang Didiagnosis Dengan Diabetes Mellitus Sebagai Dasar Program
Konseling”

B. Latar Belakang

Perkiraan global terbaru dari Federasi Diabetes Mellitus Internasional memperkirakan bahwa
pada tahun 2040, 642 juta orang akan hidup dengan diabetes mellitus.1 Organisasi Kesehatan
Dunia menyatakan bahwa jumlah orang dengan diabetes mellitus telah meningkat dari 108 juta
pada 1980 menjadi 422 juta pada 2014.2 Angka dari Kanada menunjukkan beberapa variasi
sebagai anggota First Nation (cadangan) memiliki prevalensi terstandar usia T2D dari 17.2% dan
populasi sesuai populasi pada prevalensi 4%, meskipun Singh dan Chan menemukan prevalensi
rata-rata 5.7% di antara populasi Inuit di Kanada Arktik, dengan variasi dari 3.9% hingga 8.7%
diberbagai elemen.3 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), menunjukkan Diabetes
Mellitus (DM) yang terdiagnosis tertinggi terdapat di Daerah DKI Jakarta sebesar 3.4% dan
terendah terdapat pada daerah Nusa Tenggara Timur sebanyak 0.9%. Peningkatan kejadian
diabetes mellitus juga tercermin di tingkat provinsi khususnya di provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan surveilans rutin Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis Rumah Sakit di Sulawesi
Selatan tahun 2010, diabetes mellitus menjadi penyebab kematian tertinggi penyakit tidak
menular di Sulawesi Selatan yaitu sebesar 41.56%.4
Peningkatan kasus diabetes mellitus juga terjadi di tingkat kabupaten/kota, khususnya di kota
Makassar. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, angka kejadian penyakit
diabetes mellitus pada tahun 2013 menjadi 14.604 kasus dan semakin meningkat di tahun 2014
menjadi 21.452 kasus.4 Adapun data survailens penyakit tidak menular bidang Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), kasus baru diabetes mellitus di Kota Makassar
tahun 2015 yaitu 21.018 kasus, sedangkan kasus lama yaitu 57.087.5 Berdasarkan hal tersebut,
maka penelitian ini mengkaji mengenai hal yang berkaitan dengan penyakit diabetes mellitus.
Adapun, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjaga kadar glukosa darah pasien dalam
kisaran target yang mencegah komplikasi dan membantu pasien merasakan yang terbaik melalui
pendekatan konseling dengan melakukan pengontrolan diet. Oleh karena itu, penting untuk
mengetahui bagaimana mengidentifikasi masalah glukosa darah, merespons dengan tepat, dan
mengambil tindakan untuk mencegah di masa depan.6 Selain itu, efek menguntungkan dari pola
diet pada diabetes mellitus dan metabolisme glukosa secara umum dan pola makanan tradisional
dikaitkan dengan pengurangan yang signifikan dalam risiko pengembangan diabetes mellitus
tipe-2.7 Studi oleh Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) dan Kelompok The United
Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) membuktikan manfaat Terapi Nutrisi Medis
(TNM) untuk kontrol glikemik.8 Namun, salah satu faktor kegagalan pengobatan adalah
ketidakpatuhan terhadap terapi yang direncanakan, salah satu upaya paling penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi adalah dengan memberikan konseling yang
komprehensif, akurat, dan terstruktur tentang terapi. Keberadaan konseling ini sangat penting
karena diabetes mellitus adalah penyakit yang berhubungan dengan kontrol diet pasien. Oleh
karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah analisis faktor yang mempengaruhi penilaian kontrol
diet pasien diabetes mellitus untuk mengembangkan program
konseling.
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah analisis faktor yang mempengaruhi penilaian kontrol diet
pasien dengan diabetes mellitus untuk mengusulkan program konseling.

D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi survei analitik dengan pendekatan cross
sectional study yang menggambarkan kontrol diet pasien yang didiagnosis dengan diabetes
mellitus sebagai dasar untuk tujuan program konseling.

E. Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pengontrolan diet
menurut usia, jenis kelamin, dan riwayat merokok. Namun, ada perbedaan yang signifikan pada
pengontrolan diet responden ketika dikelompokkan sesuai dengan kadar gula darah dan indeks
massa tubuh.

F. Saran
Disarankan agar pasien diabetes mellitus mengontrol makanan karena dapat membantu pasien
untuk mengontrol gula darah dalam batas normal.
Jurnal II

A. Judul
Pengaruh terapi hiperbarik oksigen terhadap kondisi psikologis penderita ulkus kaki diabetik.
B. Latar belakang
Diabetes melitus (DM) menjadi fenomena di tingkat global terutama di negara berkembang seperti
Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas DM yang masih tinggi. Di Indonesia, DM menjadi
salah satu penyakit dengan beban biaya pelayanan medis tertinggi setelah penyakit jantung dan
stroke (Kemenkes, 2014). Ulkus Kaki Diabetik (UKD) merupakan komplikasi menahun yang
paling ditakuti bagi penderita DM, baik ditinjau dari lama perawatan maupun tingginya biaya yang
perawatan (Awad, Langi and Pandelaki, 2013).
Data Global status report on Noncommunicable Diseases (NCD) menunjukkan DM
menempati peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. International Diabetes Federation (IDF)
memperhitungkan angka kejadian DM di dunia pada tahun 2012 adalah 371 juta jiwa, tahun 2013
meningkat menjadi 382 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2035 DM akan meningkat menjadi
592 juta jiwa (Tiyanisya, 2013 dalam Utami, Karim and Agrina, 2014). Di Indonesia angka
kejadian DM termasuk urutan terbesar ke-7 dunia yaitu sebesar 7,6 juta jiwa sedangkan angka
kejadian penderita UKD sebesar 15%. Angka kematian dan amputasi masih tinggi yaitu sebesar
32,5% dan 23,5% (Prastica, Chuluq and Soemardini, 2013)
Ulkus Diabetes Mellitus bersifat kronis dan sulit sembuh. Ulkus Diabetes Mellitus dapat
menyebabkan infeksi dan iskemia tungkai dengan risiko amputasi bahkan mengancam jiwa, serta
membutuhkan sumber daya kesehatan yang besar. Hal ini dapat memberikan beban sosio-ekonomi
bagi pasien, masyarakat, dan negara. Karena sifat ulkus Diabetes Mellitus yang terkenal kronis,
sulit sembuh dan tingginya angka amputasi dapat memicu timbulnya stressor pada penderita DM.
Hal ini sama dengan pernyataan Lukaningsih (2011) yang menyebutkan faktor pemicu stres salah
satunya adalah kondisi biologis, misalnya penyakit, infeksi, trauma fisik dengan kerusakan organ
biologis, malnutrisi, dan juga kondisi psikologis.
Hiperbarik oksigen (HBO) merupakan salah satu pilihan terapi adjuvan dalam pengobatan
UKD (Wulandini, Saputra and Basri, 2016). HBO merupakan pemberian oksigen 100% dimana
penderita berada dalam suatu ruangan bertekanan tinggi dan bernafas dengan oksigen murni pada
tekanan udara lebih besar daripada udara atmosfir normal yaitu 1 ATA (Atmosfir Absolut).
Peranan HBO adalah memperbaiki jumlah oksigen yang dihantarkan ke daerah luka, baik yang
berikatan dengan haemoglobin maupun yang terlarut dalam plasma. Dengan demikian, tingkat
kesembuhan luka berhubungan langsung dengan kadar oksigen dalam jaringan (Carrie Carls,
Michael Molyneaux and William Ryan, 2013). Kebutuhan jumlah oksigen di otak dapat
menstimulasi otak untuk memberikan perasaan nyaman dan ketenangan pada pasien DM
(Kinmond et al., 2003).
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh terapi hiperbarik oksigen terhadap psikologis
penderita UKD.

D. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan pendekatan non-equivalent control
group design. Sampel sebanyak 70 pasien pasien DM dengan UKD menggunakan purposive
sampling. Variabel indepeden adalah terapi HBO dan dependen adalah psikologis penderita UKD.
Data dikumpulkan melalui kuesioner WHOQOL-BREF. Data dianalisis dengan Wilcoxon signed
rank test dan Mann Whitney U test.
E. Hasil
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan yang signifikan
(0,040) dan intervensi HBO meningkatkan psikologis pasien UKD (p=0,012).

F. Saran
-
Perbedaan kedua jurnal

1. Metode penelitian
Jurnal I : penelitian ini menggunakan studi survei analitik dengan pendekatan cross sectional
study.
Jurnal II: Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan pendekatan non-
equivalent control group design.
2. Saran
Jurnal I memiliki saran dan jurnal 2 tidak memilki saran

Anda mungkin juga menyukai