Limbah Padat
Limbah Padat
Limbah Padat
Oleh :
Nama : 1. Kaisar Khadafi
2. Werlin Dyah Poetrie
Kelas : 1 KB
Dosen Pembimbing : Adi Syakdani, S.T.,M.T.
I. PENGERTIAN LIMBAH
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan
sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan
yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa
menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau
sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang,
mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama
maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa
menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur
yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan
domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah
padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat
umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,
organik, bakteri, kulit telur, dll
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging.
Secara garis besar limbah padat terdiri dari :
1) Limbah padat yang mudah terbakar.
2) Limbah padat yang sukar terbakar.
3) Limbah padat yang mudah membusuk.
4) Limbah yang dapat di daur ulang.
5) Limbah radioaktif.
6) Bongkaran bangunan.
7) Lumpur.
Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada
pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka
dapat menimbulkan pencemaran seperti :
1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3), methan (CH4), C02 dan
sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya
mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik
oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.
2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi
reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing.
3)Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan
atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa
dari air pun berubah.
4)Kerusakan permukaan tanah.
Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak
limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum.
Dampak imbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadap
lingkungan adalah sebagai berikut :
Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan
penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan
dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan
mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka
perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan
terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat
non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan
meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali
bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain.
Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
V. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan,
penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga
maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem
pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil
agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk,
sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau
volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang
tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat
dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :
1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
3. Laut menjadi dangkal.
4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan
berbahaya dapat membunuh biota laut.
b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus
dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan permukiman.
4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,
peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk
kepentingan apapun.
B. KONSEP 6R
Terutama untuk yang suka berbelanja di toko atau supermarket, bawalah tas belanja (dari
kardus atau plastik) yang bisa dipakai berulang kali. Kalaupun tidak tersedia dan barang
belanjaan masih bisa dibawa dengan tangan, maka bawalah dengan tangan jangan minta
kantong plastik.
Jangan membeli barang dalam sachet kecil jika benar-benar tidak mendesak. Karena kemasan
kecil memperoduksi sampah lebih banyak.
Sebaiknya membuat undangan dalam bentuk email atau SMS untuk mengurangi produksi
sampah kertas. Jika mengharuskan menggunakan kertas pastikan bolak-balik penggunaannya.
Membeli atau mengkonsumsi yang benar-benar kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Jika
ada alternatif untuk mengurangi produksi sampah maka lakukanlah.
2. Reuse (pemakaian kembali)
Membawa botol minum sendiri yang bisa diisi ulang, daripada membeli air kemasan yang
sekali pakai.
Biasakan juga membeli makanan dengan membawa wadah sendiri daripada dibungkus dengan
styrofoam atau kertas dan dibawa dengan plastik, bayangkan berapa sampah yang sudah
dihasilkan.
Barang-barang seperti ember rusak menjadi tempat sampah/pot tanaman, botol air kemasan
menjadi tempat detergen, kaos bekas menjadi keset/pel/lap, dan lain sebagainya. Sahabat bisa
dengan mudah mendapatkan jurus-jurus barang bekas untuk mempunyai fungsi lain seperti di
atas di youtube. J
Pisahkan sampah sesuai jenis organik atau anorganik. Sampah organik seperti sisa makanan,
sayuran, buah-buahan, dll bisa Sahabat ubah dengan cara-cara tertentu menjadi pupuk kompos.
Selain itu juga pertimbangkan untuk membeli barang yang sekiranya mudah untuk diurai.
Memperbaiki barang-barang yang rusak agar bisa kita gunakan kembali seperti sepatu jebol
yang kita perbaiki karena dengan begitu kita tidak perlu membeli sepatu baru dan membuang
sepatu lama menjadi sampah.
Menolak dan menghindari pemakaian bahan yang menggunakan plastik dan lebih memilih
bahan yang lebih alami. Karena seperti kita ketahui bahwa bahan plastik yang terbuang tidak
terurai seperti pada bahan alami.
Memiliki arti yang paling penting. Berpikirlah lebih dari sekali sebelum kita
membeli/mengkonsumsi suatu barang. Perlukah barang itu dibeli? Apakah kita benar-benar
butuh barang tersebut? Kalau tidak sudah pasti barang tersebut akan menjadi sampah atau
menjadi seonggok simpanan yang mendulang debu di rumah.
C. CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT
1. Definisi Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15○ LU – 15○ LS) dengan ketinggian
tempat 0 – 500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80 – 90 %. Kelapa sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil 2000 – 2500 mm setahun yaitu daerah yang
tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan
mempengaruhi prilaku pembungaan dan produksi buah sawit ( Wikipedia, 2015 ). Industri
kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis yang bergerak pada sektor pertanian yang
banyak berkembang di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Hasilnya biasa digunakan sebagai bahan dasar industri seperti industri makanan, komestika dan
industri sabun. Perkembangan industri kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi
peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat.
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah limbah padat, cair
dan gas (Agustina, 2006).
Limbah padat yang dihasilkan antara lain tandan kosong, cangkang/fiber, abu boiler, solid
decanter, sampah loading ramp dan shell. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan
industri pengolahan minyak kelapa sawit merupakan sisa dari proses pembuatan minyak kelapa
sawit yang berbentuk cair. Air limbah hasil samping dari pengolahan kelapa sawit sangat
banyak mengandung bahan organik dan dapat mencemari lingkungan bila langsung dibuang ke
perairan (Pardamean, 2014). Fauzi et all. (2014) mengatakan bahwa jumlah limbah cair yang
dihasilkan oleh Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) berkisar antara 600 – 700 liter/ton.
Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit dapat mencemari lingkungan,
menjadi racun, dan lain-lain. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan limbah tersebut ke
lapangan.
1. Tandan kosong
Tandan kosong merupakan produk dari pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) setelah TBS
diproses sterilizer dan tippler. Tandan kosong kaya akan unsur organik nutrisi bagi tanaman.
Menurut Pahan (2012), kandungan unsur hara 1 ton tandan kosong kelapa dan fungsi tandan
kosong kelapa sawit adalah :
8 kg Urea
2,90 kg TSP
18,30 kg MOP
5,00 kg Kieserit
10,3 kg Urea
3,3 kg TSP
6,1 kg MOP
4,5 kg Kieserit
Kandungan hara tersebut hampir sama dengan janjangan kosong, akan tetapi kandungan MOP
pada solid lebih rendah (Pahan, 2012).
3. Cangkang
Cangkang sawit yang awalnya dari tempurung kelapa sawit, merupakan bagian paling keras
pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang kelapa sawit
di berbagai industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal. Cangkang memiliki
kegunaan sebagai bahan bahan arang, bahan bakar untuk boiler ( Purba, 2004 ).
Kelebihan dari cangkang kelapa sawit dibandingkan dengan batu bara adalah cangkang kelapa
sawit lebih ramah bagi lingkungan dan orang sekitar. Unsur batu bara mengandung sulfur dan
nitrogen sehingga pembuangan uap dari boiler akan menggangu kesehatan masyarakat. Saat ini
pemanfaatan cangkang sawit diberbagai industri pengolahan minyak CPO masih belum
digunakkan sepenuhnya, sehingga masih meninggalkan residu, yang akhirnya cangkang ini
dijual mentah ke pasaran (Purba, 2004).
Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman Bersifat
homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama tanaman
Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah
Xampria,2011, http://xampri.blogspot.com/2011/10/pengolahan-limbah-padat-dan-definisinya.html?
m=1
2012, https://pengelolahanlimbah.wordpress.com/2012/05/30/201/
Fauzan,2017, https://fauzanbrs94.wordpress.com/2017/05/13/makalah-pengolahan-limbah-padat-kelapa-
sawit/