Anda di halaman 1dari 10

PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TINGKAT MENENGAH

JAKARTA, 13 JULI S/D 11 AGUSTUS 2020

NAMA : PURYANTO
INSTANSI : BDK JAKARTA
ANGKATAN : IV
NO ABSENSI : 19
PENUGASAN : INDIVIDU

KEMENTERIAN AGAMA RI
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN JAKARTA
2020
Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Dalam mengerjakan suatu
pekerjaan tertentu yang asing, maka perlu mempelajari dahulu cara
mengerjakan pekerjaan itu. Tidak ada seseorang yang mampu melaksanakan
suatu tugas dengan baik apabila tidak mempelajari terlebih dahulu, bahkan
apabila pekerjaan itu nampak mudah, misalnya mengetik surat. Orang yang
belum memiliki pengalaman akan mengalami kesukaran dalam
melaksanakannya.
Jadi, pendidikan dan pelatihan sangat perlu.Penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan merupakan salah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Dalam rangka
meningkatkan sumber daya manusia pada setiap unit kerja juga akan
berhubungan dengan hakikat pendidikan dan pelatihan. Menurut Sumarsono
(2009:93)
Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting
dalam pengembangan SDM. Pendidikan dan pelatihan tidak hanya menambah
pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja, dengan
demikian dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pelatihan menurut Dessler
(2009:263) adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada
sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan
pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam dunia kerja.
Pegawai, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti
pelatihan.
Karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan
lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. Menurut Rivai (2009) pelatihan
merupakan bagian yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan ketrampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu
relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktek daripada
teori. Pendidikan dan pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan
dimana para pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan,
keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan
pekerjaan.Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat dinyatakan bahwa
pendidikan dan pelatihan memang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan dan
pelatihan adalah penciptaan suatu lingkungan dimana pegawai dapat
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan sikap untuk membantu organisasi
mencapai sasaran.
Dengan pengertian seperti diatas pelatihan sering disama artikan dengan
pendidikan karena memiliki suatu konsep yang sama yaitu memberi bantuan
pada pegawai untuk berkembang.Beberapa hal yang menunjang kearah
keberhasilan pelatihan menurut Rivai (2004:240), yaitu antara lain :
1)Materi yang Dibutuhkan Materi disusun dari estimasi kebutuhan tujuan
latihan, kebutuhan dalam bentuk pengajaran keahlian khusus,
menyajikan pengetahuan yang dibutuhkan.
2)Metode yang Digunakan Metode yang dipilih hendak disesuaikan
dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan.
3)Kemampuan Instruktur Pelatihan Mencari sumber-sumber informasi
yang lain yang mungkin berguna dalam mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan.
4)Sarana atau Prinsip-Prinsip Pembelajaran Pedoman dimana proses
belajar akan berjalan lebih efektif.
5)Peserta Pelatihan sangat penting untuk memperhitungkan tipe pekerja
dan jenis pekerja yang akan dilatih.
6)Evaluasi Pelatihan Setelah mengadakan pelatihan hendaknya di
evaluasi hasil yang didapat dalam pelatihan, dengan memperhitungkan
tingkat reaksi, tingkat belajar, tingkat tingkah laku kerja, tingkat
organisasi dan nilai akhir.

Menurut handbook terbitan Universitas Buana Nusantara Off the job


training dibagi menjadi 13 macam yaitu :
a) Vestibule training.
Pelatihan dimana dilakukan ditempat yang kondisinya sama seperti tempat
aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja khusus.
b) Lecture.
Pelatihan dimana pelatih menyampaikan berbagai macam informasi/
mengajarkan pengetahuan kepada sejumlah besar orang pada waktu
bersamaan.
c) Independent self-study.
Pelatihan dimana peserta diharapkan bisa melatih diri sendiri misalnya
dengan membaca buku, mengambil kursus pada universitas lokal ataupun
mengikuti pertemuan profesional.
d) Visual presentations.
Pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau presentasi.
e) Conferences dan discussion.
Pelatihan ini biasa digunakan untuk pengambilan keputusan dimana peserta
dapat belajar satu dengan yang Iainnya.
f) Teleconferencing.
Pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan peserta
dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.
g) Case studies.
Pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk
menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.
h) Role playing.
Pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu,
peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-
olah terlibat langsung.
i) Simulation.
Pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang mirip dengan kondisi
pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor
skill.
j) Programmed instruction.
Merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya
menggunakan computer.
k) Computer-based training.
Merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan
interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk
merespon secara
langsung selama proses belajar.
l) Laboratory training.
Pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak beraturan
dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka antara satu
dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan
dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang lain
maupun dalam kelompok.
m) Programmed group exercise.
Pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekerja sama dalam memecahkan
suatu permasalahan. Program pelatihan kerja disusun berdasarkan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) , Standar Internasional
dan/atau Standar Khusus. SKKNI sendiri disusun berdasarkan kebutuhan
lapangan usaha yang sekurang-kurangnya memuat kompetensi teknis,
pengetahuan, dan sikap kerja.
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih
strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti
berdasarkan pada penetapan.

1. Tujuan Pembelajaran, Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat


mutlak bagi Widyaiswara dalam memilih metode yang akan digunakan di
dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang
harus dimiliki Peserta. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan
metode-metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan
(kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh Peserta setelah
mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dapat
menentukan suatu strategi yang harus digunakan Widyaiswara. Misalnya,
seorang Widyaiswara Olahraga dan Kesehatan menetapkan tujuan
pembelajaran agar Peserta dapat mendemontrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar.
2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Peserta, Belajar merupakan berbuat,
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas Peserta.
Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi
juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental. Pada awal
atau sebelum Widyaiswara masuk ke kelas memberi materi pengajaran
kepada Peserta, ada tugas Widyaiswara yang tidak boleh dilupakan adalah
untuk mengetahui pengetahuan awal Peserta. Sewaktu memberi materi
pengajaran kelak Widyaiswara tidak kecewa dengan hasil yang dicapai
Peserta, untuk mendapat pengetahuan awal Peserta Widyaiswara dapat
melakukan pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui
pengetahuan awal Peserta, Widyaiswara dapat menyusun strategi memilih
metode pembelajaran yang tepat pada Peserta-Peserta. Apa metode yang
akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada pengetahuan awal
Peserta, Widyaiswara telah mengidentifikasi pengetahuan awal.
3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan Mengajar merupakan usaha
mengembangkan seluruh pribadi Peserta. Mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian
secara terintegritas. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa
prinsip yang harus diketahui di antaranya: a. Interaktif Proses pembelajaran
merupakan proses interaksi baik antara Widyaiswara dan Peserta, Peserta
dengan Peserta atau antara Peserta dengan lingkungannya. Melalui proses
interaksi memungkinkan kemampuan Peserta akan berkembang baikmental
maupun intelektual.b. Inspiratif Proses pembelajaran merupakan proses yang
inspiratif, yang memungkinkan Peserta untuk mencoba dan melakukan
sesuatu. Biarkan Peserta berbuatdan berpikir sesuai dengan inspirasinya
sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa
dimaknai oleh setiap subjek belajar. c. Menyenangkan Proses pembelajaran
merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran
menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan
menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni
dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber-
sumber belajar yang relevan. d. Menantang Proses pembelajaran merupakan
proses yang menantang Peserta untuk mengembangkan kemampuan berpikir,
yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat
ditumbuhkan dengan cara mengembangkanrasa ingin tahu Peserta melalui
kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi. e. Motivasi Motivasi
merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan Peserta.
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan Peserta untuk
bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang Widyaiswara harus dapat
menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan
Peserta, dengan demikian Peserta akan belajar bukan hanya sekadar untuk
memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhannya.
4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang Waktu yang tersedia dalam
pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 50 menit, maka metode yang
dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat
penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan
oleh Widyaiswara secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video
pembelajaran, film, dan sebagainya. Metode pembelajaran disesuaikan
dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi, metode yang akan diterapkan
adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain tidak kita pergunakan,
metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk
memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan
mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum Peserta
memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang mereka
hadapi.
5. Jumlah Peserta Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu
mempertimbangkan jumlah Peserta yang hadir, rasio Widyaiswara dan
Peserta agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan
keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi. Para ahli
pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila
mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan
bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan
latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada
mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan
mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini
kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan.
6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar Widyaiswara yang baik adalah
Widyaiswara yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengalaman
adalah Widyaiswara yang baik”, Strata pendidikan bukan menjadi jaminan
utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman yang menentukan,
umpamanya Widyaiswara peka terhadap masalah, memecahkan masalah,
memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi
Peserta, mengelola Peserta, mendapat umpan balik dalam proses belajar
mengajar.

Model pembelajaran. pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang


tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati
demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus


dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina
Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung
makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian pula,
yaitu:
(1) exposition-discovery learning dan
(2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).

Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan


metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu

Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang


dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan
berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah
siswanya terbatas.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk


mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi;
(4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang


menekankan kepada proses penyampan materi secara verbal dari seorang
guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan lang-sung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan
materi itu. Materi pe-lajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori
lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan
strategi ”chalk and talk”

Strategi pembelejaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran


yang menekan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyaan.

Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) merupakan suatu


pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir, mengembangkan
kemandirian, dan percaya diri.

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)


merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dalam SPPKB,
materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik. Akan tetapi,
peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri melalui proses dialog dengan
memanfaatkan pengalaman peserta didik. Menurut Sanjaya, (2009:117-228):
“Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) merupakan
suatu strategi pembelajaran yang bertumpu pada proses peningkatan
kemampuan berpikir siswa melalui proses telaah fakta-fakta, dan
menghubungkan antara pengalaman yang dialami siwa dan dikaitkan dengan
kehidupan nyata.” Sedangkan Menurut Peter Reason (Sanjaya, 2009:230) :
“Berpikir (thinking) adalah proses mental seorang yang lebih dari sekadar
mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut Reason
mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatanberpikir
(thinking). Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan.

PROGRAM PELATIHAN : OFF THE JOB TRAINING


NAMA PELATIHAN : “ BIMTEK BAHASA INGGRIS MELALUI E-LEARNING BAGI
GURU MTS.”
TUJUAN PELATIHAN : Pendalaman Substansi Bahasa Inggris MTs.
KOMPETENSI :
a.Reading Skill.
b.Writing Skill.
c.Listening Skill.
d.Speaking Skill.

WAKTU : 6 hari ( 30 JP Via Zoom Virtualmeeting )

NO MATA MODEL STRATEGI METODE KET.


PELATIHAN
1. Reading Skill -Reading -Tidak -Ceramah. 1.Download slide
text. Langsung. -Sharing. dan bahan
-Proses -Demonstrasi. ajar.
Informasi. 2.Zoom Meeting.
3.Penugasan.

2. Writing Skill -Essay. -Tidak -Ceramah. 1.Download slide


-Personal. Langsung -Sharing. dan bahan
-Praktek. ajar.
2.Zoom Meeting.
3.Penugasan.

3. Speaking Skill -Text -Langsung. -Ceramah. 1.Download slide


Conversations -Sharing. dan bahan
-Video -Demonstrasi. ajar.
Conversations 2.Zoom Meeting.
-Interaksi 3.Penugasan.
Sosial.
4. Listening Skill -Radio News. -Langsung. -Ceramah. 1.Download slide
-Songs. -Sharing. dan bahan
-Proses -Praktek. ajar.
Informasi. 2.Zoom Meeting.
3.Penugasan.

5 Presentasi -Interaksi -Langsung. -Ceramah. 1.Presentasi.


Sosial. -Tanya Jawab. 2.Diskusi
-Refleksi. 3.Tanya
Jawab.

6 EXAM 4 -Personal. -Tidak Tes Tertulis. 40 Soal


SKILLS Langsung. Pilihan Ganda.

Anda mungkin juga menyukai