Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BIOKIMIA

GLIKOGENESIS, GLIKOGENOLISIS DAN GLUKONEOGENESIS

Oleh :

Rosnita Dewi Rahmawati

1601042

SI-IIC

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKANBARU

2020
1. GLIKOGENESIS

1.1 Pengertian

Glikogenesis adalah proses anabolik pembentukan glikogen untuk simpanan

glukosa saat kadar gula darah menjadi tinggi seperti setelah makan, glikogenesis terjadi

terutama dalam sel-sel hati dan sel-sel otot rangka, tetapi tidak terjadi dalam sel-sel otak

yang sangan bergantung pada persendian konstan gula darah untuk energi.

Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian

disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang

utama didalam tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama

terdapat di dalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi

karena massa otot jauh lebih besar dari pada hati, maka besarnya simpanan glikogen di

otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.

1.2 PROSES GLIKOGENESIS

Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut :

a. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi

juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase

sedangkan di hati oleh glukokinase.

ATP + D-glukosa → D-glukosa 6-fosfat + ADP

b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan

katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi

dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang

intermedietnya adalah glukosa 1,6-bifosfat (glukosa 1,6-bifosfat bertindak sebagai

koenzim).
Glukosa 6-fosfat → Glukosa 1-fosfat

Enz-P + Glukosa 1-fosfat → Enz + Glukosa 1,6-bifosfat → Enz-P + Glukosa 6-

fosfa

c. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk

membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim

UDPGlc pirofosforilase.

UTP + Glukosa 1-fosfat ↔ UDPGlc + PPi

d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan

menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi 5.

e. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan

glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga

membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase.

Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus

ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada

primer protein yang dikenal sebagai glikogenin

UDPGlc + (C6)n → UDP + (C6)n+1

f. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa

tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk

cabang memindahkan bagian dari rantai 1→ 4 (panjang minimal 6 residu glukosa)

pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1→ 6 sehingga

membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh

dengan penambahan lebih lanjut 1 → glukosil dan pembentukan cabang

selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah
total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat

glikogenesis maupun glikogenolisis.

Gambar 1. Jalur Tahapan Glikogenesis

2. GLIKOGENOLISIS

2.1 PENGERTIAN

Pemecahan glikogen terlebih dahulu harus dipecah untuk dapat memperoleh

glukosa sebagai energi. Yang mana proses glikogenolisis terjadi di dalam jalur yang

berbeda. Dengan bantuan enzim fosforilase. Kemudian fosfat anorganik akan melepaskan

sisa glukosa untuk mendapatkan D-glukosa fosfat.

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa yang

terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan cadangan makanan

hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan dengan ikatan α 1-4 glikosidik

(untuk rantai lurus), dan ikatan α 1-6 glikosidik untuk titik cabang. Glikogen merupakan
polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal tersebut diperlukan agar

glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam sel.

Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika sedang

berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan glukagon,

berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui

glikogenesis. Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen

fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

2.2 TAHAPAN GLIKOGENOLISIS

a. Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan

membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan terus

berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik cabang.

b. Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang

yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang yang

terikat dengan ikatan α 1-6 glikosidik.

c. Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan

membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk

glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).

d. Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan

glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut agar

dapat berubah menjadi glukosa.

Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat menjadi

glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami pelepasan fosfat dan
berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-fosfat akan langsung masuk reaksi

glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam bentuk ATP.

Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar gula dalam

darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan untuk memproduksi energi.

Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari massa total hati, sedangkan otot hanya

mampu menyimpan kurang dari 1% dari massa otot tersebut.

Gambar 2. Jalur Tahapan Glikogenolisis

3. GLUKONEOGENESIS

3.1 PENGERTIAN

Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,

contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena senyawa yang digunakan bukan

karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah sejumlah senyawa glukogenik terutama

berasal dari asam amino-L, laktat atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang

dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar

glukosa darah.
Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi glukoneogenesis

secara fisiologis tidak berarti dalam otot karena otot tidak mempunyai enzim glukosa 6-

fosfatase yang mengubah glukosa 6-fosfat menjadi glukosa untuk dilepaskan ke

darah.Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi

pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi

glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis

(pembentukan gula baru).

Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai

glukosa yang tetap.Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis glukosa akhirnya

berasal dari katabolisme asam amino.Laktat yang dihasilkan dalam sel darah merah dan

otot dalam keadaan anaerobik juga dapat berperan sebagai substrat untuk

glukoneogenesis. Glukoneogenesis mempunyai banyak enzim yang sama dengan

glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan pengaturan, glukoneogenesis bukan

kebalikan dari proses glikolisis.karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak

reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya.

3.2 PROSES GLUKONEOGENESIS

Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa olehdarah ke hati.

Disini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam

suatu proses yang disebut gluconeogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya

glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat,

misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung

terutama dalam hati. Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa,
namun bukan kebalikan dari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam

glikolisis yang tidak reversible, artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya.

a. Glukosa + ATP heksokinase → Glukosa-6-Posfat + ADP.

b. Fruktosa-6-posfat + ATP fosfofruktokinase → Fruktosa 1,6 diposfat + ADP.

c. Fosfoenolpiruvat + ADP piruvatkinase → Asam Piruvat + ATP

Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses

glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :

a. Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan

asamoksaloasetat.

 asam piruvat + CO2+ ATP + H2O → asam oksaloasetat +ADP + Fosfat +

2H+

 oksalo asetat + guanosintrifosfat → fosfoenolpiruvat +guanosindifosfat +

CO2

Reaksi pertama menggunakan katalis piruvat karboksilase dan reaksi

kedua menggunakan fosfoenol piruvat karboksilase. Jumlah reaksi

pertama dan kedua ialah :

asam piruvat + ATP + GTP + H2O → fosfoenolpiruvat + ADP +GDP +

fosfat + 2H+

 Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara

hidrolisisoleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase.

fruktosa-1,6-difosfat + H2O → fruktosa-6-fosfat + fosfat.

 Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan

katalisglukosa-6-fosfatase.
Glukosa-6-fosfat + H2O → glukosa + fosfat

Gambar 3. Ringkasan Jalur Glukoneogenesis (Murray dkk, 2003).


4. HUBUNGAN ATP DENGAN 3 TAHAPAN METABOLISME KARBOHIDRAT

Dari penjelasan pada tahap glukonegonesis tampak adanya hubungan antara

glukoneogenesis dengan siklus asam sitrat, yaitu suatu siklus reaksi kimia yang

mengubah asam piruvat menjadi CO2+ H2O dan menghasilkan sejumlah energi dalam

bentuk ATP, dengan proses oksidasi aerob. Apabila otot berkontraksi untuk bekerja,

maka asam piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh proses glikolisis. Asam piruvat

digunakan dalam siklus asam sitrat. Pada waktu otot digunakan, jumlah asam piruvat

yang dihasilkan melebihi jumlah asam piruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat.

Dalam keadaan demikian sejumlah asam piruvat diubah menjadi asam laktat dengan

proses reduksi. Reaksi ini akan menghasilkan NAD+ dari NADH.

Dari tiga tahap respirasi sel, dapat disimpulkan bahwa satu molekul glukosa dapat

menghasilkan total 4 ATP, 10 NADH, dan 2 FADH2. Selanjutnya NADH dan FADH2

akan diteruskan ke dalam tahap transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Satu NADH

dapat menghasilkan 3 molekul ATP sementara satu molekul FADH2 dapat menghasilkan

2 molekul ATP sehingga total ATP yang diperoleh dari 1 molekul glukosa adalah :

4 ATP

10 NADH = 30 ATP

2 FADH2 = 4 ATP

Total = 38 ATP

Akan tetapi, jumlah 38 ATP ini hanya terjadi pada kondisi ideal, yaitu ketika

terdapat cukup oksigen dan sel bekerja dengan sangat efisien.


DAFTAR PUSTAKA

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper, Edisi XXV.

Penerjemah Hartono Andry, EGC : Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia.UI Press : Jakarta.

Supardan. 1989. Metabolisme Karbohidrat.Lab. Biokimia Universitas : Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai