Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS ARTIKEL KOPERASI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Koperasi dan UMKM

Disusun oleh :

Diah Ayu Kusuma Wardani K7717022


Divia Ayudya Riezky K7717024
Fairuz Niken Fadhila K7717028
Ismiati Septianita K7717038
Isna Atikoh K7717039

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
2019

115
“Efektivitas Program Dana Bergulir Bagi Perkembangan Usaha Koperasi di
KotaSemarang“

NO IDENTIFIKASI PEMBAHASAN

1. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia dibagi menjadi tigas ektor, yaitu BUMN,
swasta, dan koperasi. Sektor ekonomi mikro yang memberikan
dampak secara langsung kepada masyarakat adalah koperasi. Sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal ayat (1) menyatakan
bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan pernyataan maka dapat
disimpulkan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan oleh
koperasi dan bukanlah kemakmuran orang seorang.
Kemakmuran masyarakat bukan hanya tugas pemerintah dan negara,
melainkan diatas semua, intisari dari semua reformasi ekonomi dan
politik skala besar (Altman,2015). Kedudukan koperasi sama
pentingnya dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
melakukan berbagai macam usaha demi tercapainya kesejahteraan
masyarakat. Melalui Kementrian Koperasi dan UMKM pemerintah
memiliki program untuk meningkatkan eksistensi koperasi dengan
diberikannya bantuan modal bergulir. Dan bergulir dapat
memungkinkan negara dengan sumber daya terbatas untuk
berinvestasi lebih berat dan lebih efektif (Magerram & Sergey,
2015). Dana bergulir di kota Semarang bersumber dari APBD sejak
tahun 2001 dengan tujuan untuk membantu koperasi di kota
Semarang dari sektor modal.
2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam artikel tersebut yaitu:
- Menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
- Jenis data yang digunakan yaitu kuantitatif
- Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan
kuisioner, wawancara, dan dokumentasi.
- Yang menjadi objek dari penelitian adalah 18 koperasi di
kota Semarang yang menerima dana bergulir tahun 2013-
115
2014, terdiri dari 3 koperasi karyawan, 2 koperasi jasa
keuangan syariah, dan 13 koperasi simpan pinjam.
3. Hasil atau Hasil Analisis Deskriptif:
Temuan
1. Deskripsi Dana Bergulir

Dana bergulir terdiri dari 9 butir pernyataan dengan 4


pilihan. Hasil yang diperoleh yaitu 55,55% dana bergulir
sangat baik bagi10 unit koperasi yang menerima pinjaman.
Hasil yang baik mencapai 38,88% untuk7 unit koperasi dan
hanya 1 unit koperasi hasilnya kurang baik sebesar 5,57%.
Sedangkan mean dari variabel dana bergulir ini sebesar 81,90
% yang terletak pada interval 62.51% -81.25%. Dengan
demikian menunjukkan bahwa dana bergulir efektif karena
menunjukkan hasil yang sangat baik bagi penerima pinjaman
ini.

2. Partisipasi Anggota Koperasi

Keberhasilan usaha koperasi sangat ditentukan oleh


partisipasi anggota dalam koperasi. Partisipasi Anggota
Koperasi terdiri dari 5 butir pernyataan dengan 4 pilihan
jawaban. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,66%
partisipasi anggota koperasi dari 12 unit koperasi tinggi.
Partisipasi anggota koperasi yang menunjukkan hasil sangat
tingg isebesar 22,22% dari 4 unit koperasi. Ada 2 unit
koperasi yang partisipasi anggotanya sedang dengan
perolehan presentase 11,12%. Sedangkan mean dari variabel
partisipasi anggota koperasi sebesar 77,22% yang terletak
pada interval 62.51% - 81.25%. Dengan demikian partisipasi
anggota koperasi efektif karena memiliki hasil yang tinggi
untuk aktifitas berkoperasi.

3. Deskriptif Modal
Modal merupakan permasalaham utama untuk operasional

115
koperasi sehingga menyebabkan koperasi yang kekurangan
modal bisa saja tidak mampu beroperasional lagi atau tidak
aktif. Pada variabel modal terdiri dari 4 pernyataan dengan
4 pilihan. Hasilnya menunjukkan bahwa 50% dari 9 unit
koperasi menyatakan modal koperasinya dalam kondisi
yang baik. Koperasi yang menyatakan kondisi modalnya
sangat baik ada 8 unit dengan presentase 44,44%. Ada 1
koperasi yang modalnya dalam kondisi yang kurang baik
sebesar 5,56%. Mean pada variabel modal memiliki
presentase sebesar 77,77% yang termasuk dalam interval
43,76%- 62,50%. Dengan demikian kondisi modal koperasi
efektif karena menunjukan hasil yang baik.

4. Deskriptif VolumeUsaha

Aktifitas ekonomi koperasi dapat dilihat dari besarnya


tingkat volume usaha. Semakin besar volume usaha berarti
kebutuhan anggota koperasi tersebut dapat terpenuhi. Pada
variabel volume usaha terdiri dari 4 pernyataan dengan 4
pilihan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat
presentase sangat baik presentasenya 44,44% dari 8 unit
koperasi. Sedangkan 50% dari 9 unit koperasi menyatakan
bahwa volume usahanya dalam kondisi yang baik. Hasil
kurang baik ada 1 koperasi dengan presentase 5,56%. Mean
variabel volume usaha presentasenya 78,81% yang
termasuk dalam interval 43,76%-62,50%. Dengan demikian
volume usaha koperasi tergolong efektif karena kondisi
yang baik.

5. Deskriptif SHU

Surplus atau defisitnya koperasi dapat dilihat dari tingkat


SHU. Pada variabel modal terdiri dari 4 pernyataan dengan
4 pilihan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
besarnya SHU dengan hasil baik sebesar 50% dari 9 unit
115
koperasi. Koperasi yang menyatakan SHU dalam kondisi
sangat baik sebesar 38,88% dari 7 unit dan ada 2 unit
koperasi dengan hasil kurang baik sebesar 11,12%.
Sedangkan mean dari variabel SHUsebesar 76,04% yang
terletak pada interval 62,51% - 81,25%. Dengan demikian
SHU tergolong efektif dalam kondisi yang baik.
Hasil Efektivitas :
1. Analisis LAR (Loans at Risk)
Berdasar nilai LAR jumlah koperasi yang menunggak
mengalami penurunan dari yang semula pada tahun 2013
mencapai angka 60% mengalami penurunan drastis menjadi
7,7%. Dengan nilai total LAR sebesar 22,2% hasil tersebut
termasuk kondisi yang ditunda, artinya bahwa koerasi yang
menunggak perlu dikaji ulang saat akan mengajukan
pinjaman di periode yang akan datang. Dalam hal ini
menunjukkan bahwa program dana bergulir yang dilakukan
efektif dalam mengurangi jumlah koperasi yang menunggak
dalam pengembalian pinjamannya.
2. Analisis PAR (Portofolio at Risk)
Berdasar nilai PAR pada tahun 2013 sudah menunjukkan
angka sebesar 6,7% yang menunjukkan bahwa hasil tersebut
sudah memuaskan karena di bawah 10%. Pada tahun 2014
nilai PAR menurun drastic menjadi 0,3% dengan total PAR
keseluruhan sebesar 0,9%. Hal ini menunjukkan bahwa
program dana bergulir ditinjau dari PAR menunjukkan hasil
yang efektif. Meskipun kesadaran koperasi dalam
mengembalikan pinjaman cukup tinggi yakni 22,2% (nilai
LAR) akan tetapi hal tersebut masih menunjukkan bahwa
koperasi yang menunggak masih sanggup untuk melunasi
sebelum jatuh tempo 2 tahun.
3. Analisis ROI (Return on Investment)
Pada tahun 2013 nilai ROI masih termasuk belum

115
memuaskan karena hanya sebesar 7,7% dan masih kurang
dari 10%. Namun pada tahun 2014 nilai ROI meningkat
menjadi 13,9% dengan total ROI keseluruhan sebesar 13,1%
yang mengartikan bahwa dana bergulir apabila ditinjau dari
ROI menunjukkan hasil yang memuaskan atau efektif karena
berhasil menaikkan nilai ROI menjadi lebih dari 10%.
Dengan demikian berarti koperasi akan mendapat
keuntungan setelah mendapatkan dana bergulir.
4. Kesimpulan Penelitian tentang Efektivitas Program Dana Bergulir bagi
Perkembangan Koperasi di Kota Semarang dengan
menggunakanalatanalisis Deskriptif dan Analisis Efektivitasdengan
LAR, PAR, dan ROImemberikankesimpulan bahwa Koperasi di
Kota Semarang yang menerima dana bergulir tahun 2013-2014
berjumlah 18 unit. Terdiri dari 3 koperasi karyawan, 2 koperasi jasa
keuangan syariah, dan 13 koperasi simpan pinjam. Hanya 1 koperasi
yang baru pertama kali mendapatkan dana bergulir yaitu Koperasi
Antar Bersama, sedangkan 17 koperasi lainya sudah beberapa kali
mendapatkan dana bergulir.Dana bergulir di Kota Semarang
bersumber dari APBD. Total dana dari APBD berjumlah Rp
4.700.000.000,00. Besar bunga dana bergulir ini 0,5% perbulan
dengan jatuh tempo 2 tahun.
Tingkat LAR sebesar 22,2% tergolong tidak efektif atau ditunda
karena diatas 20%, karena ada 4 koperasi yang menunggak dari 18
koperasi yang menerima pinjaman. Tingkat PAR sebesar 0,9%
tergolong efektif atau memuaskan, karena dibawah 10%. Koperasi
yang menunggakdapat melunasi saat jatuh tempo. Tingkat ROI
sebesar 13,1% tergolong efektif atau memuaskan, karena diatas
10%. Dengan demikian koperasi yang menerima pinjaman
mendapatkan keuntungan dari dana bergulir ini.

115
LAMPIRAN ARTIKEL

Economics Development Analysis Journal 5 (2) (2016)

Economics Development Analysis Journal

Efektivitas Program Dana Bergulir Bagi Perkembangan Usaha Koperasi di Kota


Semarang

Achmad Rifky Hidayat1, Rusdarti2

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang


Info Artikel Abstrak

SejarahArtikel: Koperasi sebagai pelaku pembangunan ekonomi Indonesia yang sama pentingnya dengan Negara ( BUMN
Diterima Januari 2016 dan BUMD) dan Swasta. Koperasi merupakan ekonomi mikro yang manfaatnya dapat berdampak
langsung bagi masyarakat. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang memiliki program untuk
Disetujui Maret 2016 membantu perkembangan koperasi berupa bantuan modal yaitu dana bergulir.

Dipublikasikan Mei 2016

Sumber dana bergulir ini dari APBD Kota Semarang dengan total Rp 4.700.000.000,00. Adapun

Keywords: tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Mengetahui koperasi yang menerima dana bergulir di Kota
Semarang. (2) Menganalisis deskripsi dana bergulir bagi perkembangan usaha koperasi di Kota
Effectiveness, LAR,
PAR, ROI Semarang. (3) Menganalisis mekanisme dana bergulir di Kota Semarang. (4) Menganalisis

efektivitas dana bergulir bagi perkembangan usaha koperasi di Kota Semarang. Dalam penelitian ini
mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan analisis efektivitas dengan menggunakan LAR, PAR, dan ROI. Hasil dari analisis deskriptif
melalui variable dana bergulir, partisipasi anggota, modal, volume usaha, dan SHU menunjukkan hasil
yang efektif. Hasil dari analisis efektifitas dengan menggunakan LAR menunjukkan hasil tidak efektif
atau ditunda. PAR dan ROI menunjukkan hasil yang efektif.

Abstract


Alamat korespondensi:

115
Cooperatives as actors financial aid is a revolving fund. Source of the revolving funds from the budget of Semarang with a total
Indonesian economic of Rp 4,700,000,000.00. The purpose of this study are: (1) Knowing cooperatives that receive a revolving
development are as fund in the city of Semarang. (2) Analyzing the description of a revolving fund for the development of
important as (BUMN cooperative efforts in the city of Semarang.
and BUMD) and private.
Cooperative is a (3) To analyze the mechanism of revolving funds in Semarang. (4) To analyze the effectiveness of a
microeconomic benefits revolving fund for the development of cooperative efforts in the city of Semarang. In this research uses
can have a direct impact descriptive quantitative method. The analysis used in this research is descriptive analysis and analysis of the
to the community. effectiveness of using LAR, PAR, and ROI. Results of a descriptive analysis through the variable
Department of revolving fund, the participation of members, capital, business volume, and SHU show effective results.
Cooperatives and SMEs Results of the analysis of the effectiveness of using LAR shows the results of ineffective or delayed. PAR
Semarang has a and ROI show effective results.
program to assist the
development of the © 2016 Universitas Negeri Semarang
cooperative form of ISSN 2252-6765
Ruang Jurnal Gedung L FE UNNES, Sekaran Gunungpati
Semarang, 50229, Indonesia

E-mail:rifkyachmad25@gmail.com

115
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

PENDAHULUAN Dengan demikian, UUD 1945


menempatkan koperasi sebagai soko guru
Perekonomian Indonesia di bagi perekonomian nasional maupun sebagai
menjadi
bagian integral tata perekonomian nasional.
3 sektor yaitu BUMN, Swasta, dan Koperasi.
Koperasi juga saat ini tidak bisa dipandang
Koperasi merupakan ekonomi mikro yang
sebelah mata, karena kedudukan dan
manfaatnya dapat berdampak langsung terhadap
fungsinya yang penting secara bersama-sama
masyarakat. Koperasi dapat menghasilkan
dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
pendapatan yang tinggi relatif terhadap
atau swasta untuk melakukan berbagai usaha
anggota koperasi (Gouldson et al.,2015).
demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945
rakyat Indonesia. Pemerintah melalui
pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa
Kementrian Koperasi dan UMKM memiliki
perekonomian Indonesia disusun sebagai
program untuk meningkatkan eksistensi
usaha bersama berdasar atas asas
koperasi dengan adanya bantuan modal
kekeluargaan. Dalam penjelasannya
berupa dana bergulir.Dana bergulir dapat
menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah
memungkinkan negara-negara dengan
yang diutamakan bukan kemakmuran orang-
sumberdaya yang terbatas untuk berinvestasi
seorang dan bangun perusahaan yang sesuai
lebih berat dan lebih efektif (Magerram&
itu ialah Koperasi. Kemakmuran social
Sergey, 2015).Dana bergulir di Kota Semarang
penduduk tidak hanya tugas utama dari
bersumber dari APBD sejak tahun 2001. Dana
negara, tapi, di atas semua, intisari dari semua
bergulir ini untuk membantu koperasi di Kota
reformasi ekonomi dan politik skala besar
Semarang dari sektor modal.
(Altman, 2015).
Tabel 1. Perkembangan Koperasi Kota
SemarangTahun 2010-2014
URAIAN SATUAN 2010 2011 20
KOPERASI Unit 1.025 1.035 1.0
Kop aktif Unit 791 804 83
Kop RAT Unit 525 529 54
Karyawan Orang 2.635 1.614 1.7
Modal Rp. Juta 603.684 1.844.731 1.801
Volume Usaha Rp. Juta 1.002.397 1.799.328 1.432
SHU Rp. Juta 28.252 99.592 99.
Anggota Orang 174.850 184.689 179.
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang

Program dana peraturanMenteri


bergulir ini sudah Keuangan
berjalan 14 tahun. Nomor
Namun koperasi di 99/PMK.05/2008 Dana
Kota Semarang tidak bergulir adalah dana yang
menunjukan dialokasikan
peningkatan signifikan oleh kementrian
tetapi menunjukan Negara/Lembaga/Satuan
fluktuatif 5 Kerja Badan Layanan
tahun Umum untuk kegiatan
terakhir. perkuatan modal usaha
MenurutPeraturanMen bagi koperasi, usaha mikro
teriKeuanganNomor kecil, menengah, dan
218/PMK.05/2009 usaha lainnya yang berada
tentang dibawah pembinanan
perubahan Kementrian
atas Negara/Lembaga. Dana
116
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

bergulir yang di pinjaman di periode


mitra lembaga Teknik
alokasikan yang akan datang
keuangan yaitu analisis data yang
keseluruhan dengan catatan tidak
Bank Perkreditan digunakan adalah
berjumlah Rp ada masalah
Rakyat (BPR) analisis deskriptif
4.700.0000.000,00. tunggakan pembayaran
Bank Pasar yang dan analisis
Pengelolaanya di angsuran.
menerima total efektivitas. Analisis
bantu oleh 3 dana sebesar Rp deskriptif diperoleh
2.700.000.000,0 METODE menggunakan
PENELITIAN
0, Bank Jateng kuisioner dengan
yang menerima Jenis skala likert dengan
total dana penelitian yang 4 tingkat dengan
sebesar Rp digunakan pada alternatif jawaban,
1.000.000.000,0 penelitian ini adalah yaitu 4 Sangat
0, dan Bank deskriptif kuantitatif. Efektif, Sangat
Muamalat Pada penelitian ini Setuju, Sangat Baik,
Indonesia yang jenis data yang Sangat Tinggi . 3
menerima total digunakan kuantitatif. Efektif, Setuju, Baik,
dana APBD Berdasarkan sumber Tinggi. 2 Kurang
sebesar Rp data penelitian ini Efektif, Kurang
1.000.000.000, adalah data primer Setuju, Kurang
00. dengan kuesioner, Baik, Sedang. 1
Koperasi wawancara, dan Tidak Efektif, Tidak
yang akan dokumentasi. Setuju, Tidak Bak,
mengajukkan Objek Rendah. Data
pinjaman dana penelitian ini dilakukan kemudian dianalisis
bergulir ini harus terhadap koperasi di secara frekuensi dan
sudah berbadan Kota Semarang yang deskriptif. Analisis
hukum dan telah menerima dana efektivitas
melaksanakan bergulir. Sampel digunakan agar
RAT 2 tahun koperasi berjumlah 18 mengetahui
berturut-turut. unit yang menerima efektivitas dari
Dana yang di dana bergulir tahun program dana
cairkan minimal 2013-2014. bergulir dengan
Rp menggunakan
30.000.000,00 indikator LAR, CCR,
dan maksimal Rp dan ROI.
100.000.000,00.
Bunga untuk Tabel 2. Indikator Efektivitas
dana bergulir ini
hanya sebesar Indikator Rumus Memuaskan
0,5%. Jatuh
tempo pinjaman 1 LAR Jumlah koperasi < 10%
menunggak
bergulir ini
Jumlah koperasi peminjam
selama
2 tahun. 2 PAR Pinjaman tertunggak < 10%
Koperasi yang Realisasi saldo pinjaman
sudah pernah 3 ROI Laba bersih > 10%
mendapatkan dana Modal
bergulir ini bisa Investasi
mengajukkan Sumber:DataDiolah201 5
117
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

mean dari variabel


pelanggan. Sebagai
HASIL DAN dana bergulir ini
PEMBAHASAN Semarang yang pemilik anggota
sebesar 81,90 % yang
fokus untuk koperasi memiliki
Hasil Analisis terletak pada interval
sektor koperasi. kewajiban untuk
Deskriptif : 62.51% - 81.25%.
Merupakan mengembangkan
Dengan demikian
1) Deskripsi Dana bantuan koperasi, sedangkan
menunjukkan bahwa
Bergulir permodalan sebagai pengguna
dana bergulir efektif
Dana bergulir dengan bunga atau pelanggan
karena menunjukkan
merupakan dana rendah sebesar anggota memiliki
hasil yang sangat baik
yang dialokasikam 0,5% perbulan. hak untuk
bagi penerima
oleh Kementrian Plafond minimal mendapatkan
pinjaman ini.
untuk perkuatan yang diterima layanan koperasi.
2) Partisipasi Anggota
modal usaha bagi oleh koperasi Rp Dengan demikian
Koperasi
koperasi, usaha 30.000.000,00, apabila anggota
Anggota
mikro kecil, sedangkan sebagai pelanggan
koperasi pada dasarnya
menengah, dan maksimalnya Rp utama yang dilayani
merupakan pemilik
usaha lainnya. Dana 100.000.000,00 koperasi tidak
sekaligus pengguna
bergulir pada . Jatuh tempo berpartisipasi pada
atau
penelitian ini dana bergulir ini koperasi, tentu saja
bersumber dari 2 tahun. usaha yang
APBD Kota Dana diselenggarakan
bergulir terdiri koperasi menjadi
dari 9 butir sia-sia.
pernyataan Keberhasilan usaha
dengan 4 koperasi sangat
pilihan, ditentukan oleh
sehingga dapat partisipasi anggota
ditentukan dalam koperasi.
kriteria skor Partisipasi
sebagai berikut : Anggota Koperasi
terdiri dari 5 butir
Tabel 3. Deskripsi Dana pernyataan dengan
Bergulir pada Koperasi di Kota 4 pilihan jawaban,
Semarang sehingga dapat
ditentukkan kriteria
Interval Presentase Interval Skor Kriteria
skor sebagai berikutt
81,26% - 100% 17 – 20 Sangat Baik
:
62,51% - 81,25% 13 – 16 Baik
43,75% - 62,50% 9 – 12 Kurang BaikTabel 4. Deskripsi Partisipasi Anggota
25,00% - 43,75% 5–8 Tidak Baik Koperasi pada Koperasi di Kota Semarang
Total
Sumber : Data diolah 2015. Interval Presentase Interval Skor Kriteria Fre
81,26% - 100% 17 – 20 Sangat Tinggi 4
Dari tabel 3 menerima pinjaman.
62,51% - 81,25% 13 – 16 Tinggi 12
dapat dilihat bahwa Hasil yang baik
43,76% - 62,50% 9 – 12 Sedang 2
55,55% dana mencapai 38,88%
25,00% - 43,75% 5–8 Rendah 0
bergulir ini untuk 7 unit koperasi
Total 18
memberikan hasil dan hanya ada 1 unit
Sumber : Data diolah 2015
yang sangat baik koperasi hasilnya
bagi 10 unit kurang baik sebesar Dari tabel 4 66,66% partisipasi
koperasi yang 5,57%. Sedangkan menunjukkan bahwa anggota koperasi dari 12

118
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

unit koperasi tinggi. 25,00% - 43,75% 4–6 Tidak Baik 0


Modal
Partisipasi anggota Total 18
koperasi berasal
koperasi yang Sumber: Data diolah 2015.
dari modal
menunjukkan hasil Dari tabel 5
sendiri (intern) 4) Deskriptif Volume
sangat tinggi sebesar dapat dilihat bahwa
dan modal dari Usaha
22,22% dari 4 unit 50% dari 9 unit
pinjaman Volume
koperasi. Ada 2 unit koperasi menyatakan usaha merupakan
(ekstern). Modal
koperasi yang modal pada total nilai penjualan
sendiri dari
partisipasi koperasinya dalam barang dan jasa
simpanan
anggotanya sedang kondisi yang baik. pada tahun buku
pokok,
dengan perolehan Koperasi yang yang bersangkutan.
simpanan wajib,
presentase 11,12%. menyatakan kondisi Aktifitas
dan dana ekonomi
Sedangkan mean modalnya sangat baik koperasi
cadangan. Modal dapat
dari variabel ada 8 unit dengan dilihat
pinjaman berasal dari
partisipasi anggota presentase 44,44%. besarnya
dari anggota, tingkat
koperasi sebesar Hanya ada 1 koperasi volume
bank atau usaha.
77,22% yang yang menyatakan Semakin
lembaga besar
terletak pada modalnya dalam volume
keuangan, dan usaha
interval 62.51% - kondisi yang kurang berarti kebutuhan
obligasi. Modal
81.25%. Dengan baik sebesar 5,56%. anggota
merupakan koperasi
demikian partisipasi Sedangkan mean pada tersebut
permasalaham dapat
anggota koperasi variabel modal terpenuhi.
utama untuk
efektif karena memiliki presentase
operasional Pada variabel
memiliki hasil yang sebesar 77,77% yang volume
koperasi usaha
tinggi untuk termasuk dalam terdiri
sehingga dari 4
aktifitas interval 43,76% - pernyataan dengan
menyebabkan
berkoperasi. 62,50%. Dengan 4 pilihan. Sehingga
koperasi yang
3) Deskriptif demikian kondisi dapat
kekurangan ditentukan
Modal
modal bisa saja modal koperasi efektif kriteria skor sebagai
tidak mampu karena menunjukan berikut:
beroperasional hasil yang baik.
lagi atau tidak Tabel 6. Deskripsi Volume Usaha
aktif. Koperasi di Kota Semarang
Interval Presentase Interval Skor Kriteria Fre
Pada
81,26% - 100% ≥ 13 Sangat Baik 8
variabel modal
62,51% - 81,25% 10 - 12 Baik 9
terdiri dari 4
43,76% - 62,50% 7–9 Kurang Baik 1
pernyataan
25,00% - 43,75% 4–6 Tidak Baik 0
dengan 4
Total 18
pilihan.
Sumber : Data diolah 2015.
Sehingga dapat
ditentukan Dari tabel 6 baik. Hasil kurang baik
kriteria skor tingkat presentase hanya ada 1 koperasi
sebagai berikut: sangat baik dengan presentase 5,56%.
presentasenya 44,44% Mean variabel volume
dari 8 unit koperasi. usaha presentasenya
Tabel 5. Deskripsi Modal Sedangkan 50% dari 9 78,81% yang termasuk
Koperasi di Kota Semarang
unit koperasi dalam interval 43,76% -
Interval Presentase Interval Skor Kriteria
menyatakan bahwa 62,50%. Dengan demikian
81,26% - 100% ≥ 13 Sangat Baik
volume usahanya volume usaha koperasi
62,51% - 81,25% 10 - 12 Baik
dalam kondisi yang tergolong efektif karena
43,76% - 62,50% 7–9 Kurang Baik
119
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

kondisi yang baik. unit koperasi dengan


termasuk pajak baik sebesar 11,12%.
5) Deskriptif SHU hasil kurang
dalam periode Sedangkat mean
SHU satu tahun. dari variabel SHU
merupakan Surplus atau sebesar 76,04%
pendapatan defisitnya yang terletak pada
koperasi yang telah koperasi dapat interval 62,51% -
dikurangi dilihat dari 81,25%. Dengan
dengan tingkat SHU. demikian SHU
biaya Tingkat SHU tergolong efektif
koperasi dalam kondisi yang
baik.
dipengaruhi
Hasil Analisis
oleh partisipasi oleh pemberi
Efektivitas :
anggota dalam pinjaman yang
1. LAR ( Loans at disebabkan
aktifitas
berkoperasi, Risk ) adanya
modal dan merupakan koperasi yang
volume usaha. indikator yang menunggak
Besarnya SHU menunjukkan angsuran
yang diterima risiko yang pinjaman 2
anggota bulan atau
ditanggung
berdasarkan lebih.
aktifitas 𝐿𝐴𝑅
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘 ≥2
𝑥= 100% … … … … … … (1)
𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
berkoperasi.
Pada 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
variabel modal 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑛𝑗𝑎
𝑚
terdiri dari 4
pernyataan Memuaskan < 10%, minimal ≤ 20%, ditunda >
20%
dengan 4
pilihan.
Sehingga dapat 2013 = 3
ditentukan x 100 %
5
kriteria skor
sebagai berikut: = 60%
2014 = 1
Tabel 7. Deskripsi SHU x 100 %
13
Koperasi di Kota Semarang
Interval Presentase Interval Skor Kriteria
81,26% - 100% ≥ 13 Sangat Baik = 7,7%

62,51% - 81,25% 10 – 12 Baik


Total LAR = 4
43,76% - 62,50% 7–9 Kurang Baik 18 𝑥 100%

25,00% - 43,75% 4–6 Tidak Baik


Total = 22,2%
Sumber: Data diolah 2015.
Nilai LAR tahun mendapatkan pinjaman.
Pada tabel 7 unit koperasi. Koperasi 2013 mencapai Tahun 2014 tingkat LAR
dapat dilihat bahwa yang menyatakan SHU 60%, ada
mengalami penurunan
besarnya SHU dalam kondisi sangat 3 koperasi menunggak
menjadi 7,7% yang hanya
dengan hasil baik baik sebesar 38,88% dari keseluruhan 5
satu koperasi menunggak
sebesar 50% dari 9 dari 7 unit dan ada 2 koperasi yang

120
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

dari 13 koperasi yang 6,7% yang


dikaji ulang saat 𝑥 100%
menerima dana menunjukkan bahwa
koperasi ini
bergulir. Total LAR hasil tersebut
mengajukan
memuaskan karena
sebesar 22,2% hasil pinjaman di periode x 100%
dibawah 10%. Tahun
tersebut termasuk yang akan datang.
2014 PAR menjadi
kondisi yang ditunda 2. PAR (
0,3%. Total PAR
dalam artian bahwa Portofolio
keseluruhan sebesar
koperasi yang at Risk ) PAR menunjukkan
0,9% berarti dana
menunggak perlu merupakan hasil yang efektif
bergulir ditinjau dari
indikator atau memuaskan.
yang Kesadaran koperasi
menunjukk dalam
mengembalikan
an risiko
pinjaman dana
yang
bergulir ini tergolong
ditanggung
tinggi walaupun
oleh dihitung dengan
pemberi LAR hasilnya
pinjaman tergolong tinggi
yang 22,2%. Dengan
disebabkan
demikiran berarti
adanya 3. ROI (Return on
koperasi yang
saldo Investement)
menunggak masih
pinjaman merupakan
sanggup untuk
yang melunasi sebelum indikator yang
menungga jatuh tempo 2 tahun. menunjukkan
k angsuran kemampuan
pinjaman 2 modal awal
bulan atau dana pinjaman
lebih. bergulir dalam
menghasilkan
keuntungan.
𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘 ≥2 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑃𝐴𝑅 = 𝑥
100% … … … … … … (2) 𝑅𝑂𝐼 = 𝑥 100% … … … (3)
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ


Memuaskan < 10%, minimal ≤ 20%, �
ditunda > 20% 𝑜
𝑑
𝑎
𝑙
2013 = �
5.012.000 𝑛
𝑥 𝑣
𝑒
100% 𝑠
𝑎
74.590.000 𝑠𝑖
Memuaskan > 10%, minimal > 0%,
= 6,7
ditunda < 0%
%
766.674.865 7,7%
2.083.332 2013
75.730.000
2014 =
692.084.865 = 0,9% 976
.20
1.0
= 0,3% 00

Total PAR =
7.095332 Nilai PAR
=
tahun 2013 sebesar
121
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

𝑥 100% tentang Efektivitas keuangan yaitu Bank


Program Dana Bergulir Muamalat Indonesia, Bank
2 bagi Perkembangan
0 Jateng, dan BPR Bank
Koperasi di Kota
1 Pasar.
Semarang dengan
4 Mekanisme
= menggunakan
8
dana bergulir ini
8 alatanalisis Deskriptif
3 koperasi harus
. dan Analisis Efektivitas
1
9
memenuhi syarat
8 dengan LAR, PAR, dan
. yang telah
0 ROI memberikan
0 ditentukan oleh
0 kesimpulan bahwa
Dinas KUMKM
� Koperasi di Kota
seperti SIUP, TDP,
� Semarang yang
NPWP, Neraca Laba
menerima dana
Rugi, Dokumen
1 bergulir tahun 2013-
0 RAT, Proposal, dan
2014 berjumlah 18
0 lain-lain. Kemudian
unit. Terdiri dari 3
% diseleksi oleh Dinas
koperasi karyawan, 2
6.327.174.000
KUMKM dan mitra
koperasi jasa keuangan
lembaga keuangan.
= syariah, dan 13
Koperasi yang telah
koperasi simpan
1 lolos, pembayaran
pinjam. Hanya 1
3 angsurannya sesuai
, koperasi yang baru
mitra yang
9 pertama kali
bersangkutan.
% mendapatkan dana
Kemudian dana
bergulir yaitu Koperasi
hasil pengembalian
Total ROI 𝑥 100% Antar Bersama,
= akan digulirkan
958.928.00 sedangkan 17 koperasi
0 pada periode
lainya sudah beberapa
7.30 selanjutnya.
3.37 kali mendapatkan dana
5.00 Tingkat
0 bergulir.
LAR sebesar 22,2%
= Dana bergulir
tergolong tidak
1 di Kota Semarang
efektif atau ditunda
3 bersumber dari APBD.
karena diatas 20%,
, Total dana dari APBD
karena ada 4
1 berjumlah Rp
koperasi yang
% 4.700.000.000,00.
menunggak dari 18
Besar bunga dana
koperasi yang
Nilai ROI menunjukkan hasil bergulir ini 0,5%
menerima
tahun 2013 sebesar yang efektif atau perbulan dengan jatuh
pinjaman. Tingkat
7,7% masih belum memuaskan karena tempo 2 tahun.
PAR sebesar 0,9%
termasuk hasil yang lebih dari 10%. Dengan Pengelolaannya Dinas
tergolong efektif atau
memuaskan karen < demikian berarti Koperasi dan UMKM
memuaskan, karena
10%. Namun tahun koperasi mendapatkan dibantu oleh 3 mitra
dibawah 10%.
2014 ROI keuntungan setelah lembaga
Koperasi yang
meningkat menjadi mendapatkan dana
menunggak dapat
13,9% . Total ROI bergulir.
melunasi saat jatuh
keseluruhan sebesar
tempo. Tingkat ROI
13,1% berarti dana SIMPULAN sebesar 13,1%
bergulir apabila
Penelitian tergolong efektif atau
ditinjau dari ROI
122
Achmad Rifky HidayatdanRusdarti/ Economics Development Analysis Journal5 (2) (2016)

memuaskan,
karena diatas
10%. Dengan
demikian
koperasi yang
menerima
pinjaman
mendapatkan
keuntungan
dari dana
bergulir ini.
Sebai
knya,
Koperasi
yang baru
sekali
mendapatkan
pinjaman
dana bergulir
ini
memberikan
saran kepada
Dinas
Koperasi dan
UMKM agar
koperasi lain
bisa
merasakan
dana bergulir
ini secara
merata, tidak
koperasi itu-
itu saja
bahkan ada
yang sudah
mendapatkan
pinjaman ini
sebanyak 3
kali.

123
Perlu adanya tambahan dana lagi dari APBD agar koperasi yang mampu menerima
pinjaman dana bergulir ini bisa lebih banyak.
Mekanisme yang mudah dan syarat pengajuan yang juga mudah karena koperasi yang
berbadan hukum sudah memiliki kelengkapan dokumen tersebut.
Dana bergulir ini bukan dana cuma- cuma yang diberikan pemerintah. Bunga yang relatif
rendah dengan jatuh tempo yang cukup atau tidak memberatkan peminjam. Koperasi yang
menerima pinjaman perlu meningkatkan kesadaran dalam ketepatan waktu saat mengembalikannya,
karena dana akan digulirkan lagi agar koperasi lain dapat merasakan pinjaman ini.

DAFTAR PUSTAKA
Altman, M., 2015. Cooperative Organizations As An Engine Of Equitable Rural Economic Development. Journal of Co-
operative Organization and Management, 3(1), pp.14-23.

Bonita, F. (2013). Strategi Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Batik Di Kota Semarang. Economics Development
Analysis Journal, 2(3).

Dinas Koperasi dan UMKM. 2010-2014. Perkembangan Koperasi Kota Semarang: Semarang. Dinas Koperasi dan UMKM.

Gouldson, A. et al., 2015. Innovative Financing Models For Low Carbon Transitions: Exploring The Case For Revolving
Funds For Domestic Energy Efficiency Programmes. Energy Policy, 86, pp.739-48

Hidayat, R. (2015). Strategi Pengembangan Industri Kecil Tas di Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Economics Development
Analysis Journal, 3(4).

Kementrian Koperasi dan UMKM, Lembaga Pengelola Dana Bergulir. Online www.danabergulir.com . (3 April 2015).

Magerram, G. & Sergey, Z., 2015. Neo-Industrial Base Of Network Social Prosperity In The Russian Economy. Procedia-
Social and Behavioral Sciences, 166, pp.97-102.

Pachta, Andjar W dandkk. 2007. Hukum Koperasi Indonesia Pemahaman, Regulasi, Pendidikan, dan Modal Usaha. Jakarta:
Kencana.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 tentang perubahan atas peraturan Menteri
Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 tentang pedoman pedoman

Anda mungkin juga menyukai