Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp.

16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


MANAJEMEN DAN PERCEIVED ENVIRONMENTAL UNCERTAINTY
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Sukabumi)

Reni Nurlaela1
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Putra Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem informasi akuntansi


manajemen dan percieved environmental uncertainty terhadap kinerja manajerial.
Responden dalam penelitian ini adalah manager yang bekerja di Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) di wilayah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan Kota
Sukabumi. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam
penelitian ini adalah 118 responden. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen


dan percieved environmental uncertainty berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja manajerial.

Kata kunci: sistem informasi akuntansi manajemen, percieved environmental


uncertainty, kinerja manajerial

1
Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

16 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

ABSTRACT

This study aims to examine the influence of management accounting information


systems and percieved environmental uncertainty on managerial performance.
Respondents in this research are managers who work in Rural Bank (BPR) in
Cianjur, Sukabumi, and Sukabumi. Pursuant to purposive sampling method, total
sample in this research is 118 responder. Hypothesis in this research using
multiple regression analysis.

The results of this study indicate that management accounting information


systems and percieved environmental uncertainty have a positive and significant
effect on managerial performance.

Keywords: management accounting information system, percieved environmental


uncertainty, managerial performance

PENDAHULUAN itu, perusahaan melakukan


penyesuaian terhadap kondisi yang
Pertumbuhan ekonomi dan ada dengan melakukan perubahan
implikasi globalisasi membuat semua strategi dan pengendalian
jenis bidang usaha bersaing dengan manajemen yang lebih baik.
ketat. Bagi perusahaan hal itu Dalam situasi ketidakpastian
merupakan suatu tantangan agar lingkungan yang tinggi, informasi
dapat bertahan dan berkembang merupakan suatu kebutuhan penting,
dalam lingkungan bisnis yang terutama informasi akuntansi
memiliki ketidakpastian yang tinggi. manajemen. Penggunaaan informasi
Dalam ketidakpastian yang tinggi akuntansi manajemen dapat
perusahaan harus mempunyai alat membantu manajer dan organisasi
untuk membantu mereka dalam untuk mengadopsi dan
merencanakan dan mengalokasikan mengimplementasikan rencana-
sumber daya yang terbatas. Selain rencana mereka dalam merespon

17 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

lingkungan persaingan. Sistem ekonomi dan kesenjangan sosial,


informasi akuntansi manajemen juga sehingga lebih mampu berperan
berfungsi sebagai sumber informasi sebagai wadah kegiatan ekonomi
penting untuk membantu manajer rakyat. Oleh karena itu, sudah
mengendalikan aktivitasnya serta saatnya untuk menempatkan sektor
mengurangi ketidakpastian guna informal (seperti petani kecil di
mencapai tujuan. pedesaan, pedagang di pasar-pasar
Semakin berkualitas informasi tradisional, penjual rokok dan
yang diperoleh manajemen maka pedagang warung kelontong) di
diharapkan dapat meningkatkan barisan terdepan dalam penetapan
kinerja manajerial dalam mengelola kebijakan Bank Indonesia (Putting
usaha. Kinerja manajerial the Last First). Terkait dengan hal
menunjukkan kemampuan tersebut, serta dalam rangka
manajemen dalam menjalankan pemberdayaan dan pengembangan
aktivitas bisnis dan merupakan salah sektor informal, peran dan kontribusi
satu faktor penting dalam BPR sebagai ujung tombak lembaga
meningkatkan kinerja perusahaan keuangan daerah dalam pembiayaan
(Atkinson, 1995; Herdiansyah dan sektor informal tentunya menjadi
Prastiwi, 2012). sangat penting. BPR dianggap yang
Perkembangan perekonomian paling dekat dan paling mengetahui
nasional dan perubahan lingkungan nasabahnya dibandingkan dengan
bisnis yang dihadapi dunia usaha lembaga keuangan lainnya.
termasuk BPR (Bank Perkreditan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Rakyat) dan usaha kecil menengah merupakan pendukung
saat ini sangat cepat dan dinamis. perkembangan perekonomian
BPR sebagai badan usaha senantiasa Indonesia, terutama untuk kegiatan
harus diarahkan dan didorong untuk usaha mikro, kecil, dan menengah
ikut berperan secara nyata serta sektor informal. Peran Bank
meningkatkan pendapatan dan Perkreditan Rakyat (BPR) dalam
kesejahteraan masyarakat agar pemberian kredit bagi usaha mikro,
mampu mengatasi ketimpangan kecil, dan menengah ini dapat

18 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

membantu menciptakan lapangan menjamin posisi kompetitif


pekerjaan, pemerataan pendapatan, perusahaan dalam jangka panjang.
dan pemerataan kesempatan Informasi merupakan salah satu
berusaha di Indonesia. Sebagai sumber daya yang ada bagi para
entitas yang mempunyai tanggung manajer dan digunakan sebagai
jawab publik karena menghimpun bahan pengambilan keputusan.
dana dari masyarakat, Bank Sehubungan dengan hal tersebut,
Perkreditan Rakyat (BPR) informasi yang digunakan haruslah
membutuhkan sarana berkualitas. Azhar Susanto (2008)
pertanggungjawaban kepada menyatakan suatu informasi yang
pemangku kepentingan. Laporan berkualitas memiliki ciri-ciri, yaitu
keuangan merupakan salah satu relevan, akurat, tepat waktu, dan
sarananya. Laporan keuangan harus lengkap. Relevansi berarti informasi
disusun sesuai prinsip/standar yang diberikan harus sesuai dengan
akuntansi keuangan yang berlaku di yang dibutuhkan oleh individu.
Indonesia. Akurasi berarti informasi harus
Salah satu aspek penting mencerminkan keadaan yang
perusahaan yang harus memperoleh sebenarnya. Tepat waktu berarti
perhatian adalah informasi. Informasi informasi harus tersedia atau ada
merupakan data yang berguna dan pada saat informasi tersebut
dapat diolah sehingga dapat diperlukan. Sedangkan lengkap
dijadikan sebagai dasar dalam berarti informasi harus diberikan
pengambilan keputusan. Informasi secara lengkap atau menyeluruh.
dapat berfungsi untuk Ketidakpastian lingkungan
mengidentifikasi aktivitas merupakan kondisi lingkungan
perusahaan yang relevan. Informasi eksternal yang dapat mempengaruhi
akuntansi dapat memotivasi manajer operasionalisasi perusahaan.
untuk mencapai tujuan perusahaan Ketidakpastian lingkungan adalah
dan membantu menilai kemampuan variabel kontekstual yang penting
daya saing perusahaan untuk karena kondisi tersebut akan
membuat kegiatan perencanaan dan

19 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

pengawasan menjadi lebih sulit. mencakup aspek seperti ketentuan


Seseorang mengalami ketidakpastian target atau aktivitas yang dihitung
ketika dia tidak memiliki informasi dari proses interaksi antar sub unit
yang cukup untuk memprediksi masa dalam organisasi.
depan secara akurat, sehingga dalam Kinerja organisasi atau
kondisi yang tidak pasti, informasi perusahaan akan tercapai apabila
merupakan komoditi yang sangat organisasi secara keseluruhan telah
berharga. Untuk mengatasi masalah mencapai atau memperoleh target
yang muncul akibat tingginya yang telah ditetapkan. Informasi
kondisi ketidakpastian lingkungan, yang diterima oleh manajemen perlu
manajer membutuhkan informasi dipilih dan dikelompokkan menurut
dari sistem informasi akuntansi karakteristik informasi yang dapat
manajemen yang andal. memberikan kontribusi dalam
Menurut Chenhall dan Morris pencapaian kinerja manajerial. Hasil
(1986), karakteristik informasi yang survei yang pernah dilakukan
bermanfaat berdasarkan persepsi AICPA dan Lawrence S. Maisel
para manajer untuk pembuatan mengenai pengukuran kinerja,
keputusan adalah informasi yang sebanyak 77% responden menyetujui
memiliki karakteristik broad scope, bahwa karakteristik informasi
timeliness, aggregation dan berkualitas penting dalam
integration. Broad Scope mencakup meningkatkan kinerja manajerial.
informasi mengenai permasalahan Beberapa penelitian juga menyatakan
baik ekonomi maupun non ekonomi. bahwa terdapat hubungan yang
Timeliness merupakan informasi signifikan antara sistem informasi
yang menunjukkan rentang waktu akuntansi manajemen dengan kinerja
antara permohonan informasi dengan manajerial (Meisel and AICPA,
penyajian informasi yang diinginkan. 2001).
Agregation merupakan informasi Secara umum penelitian ini
yang menerapkan bentuk kebijakan bertujuan untuk mendeskripskan
formal yang didasarkan pada area pengaruh karakteristik sistem
fungsional. Sedangkan, Integration informasi akuntansi manajemen dan

20 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

percieved environmental uncertainty akuntansi manajemen untuk


terhadap kinerja manajerial pada membantu manajer dalam
bank perkreditan rakyat (BPR) di pengarahan dan pemecahan masalah
Kabupaten Cianjur, baik secara telah mengakibatkan sistem
parsial maupun secara simultan. akuntansi manajemen untuk
memasukkan data eksternal dan non
keuangan kepada informasi yang
berorientasi masa datang (sistem
informasi akuntansi manajemen
lingkup luas).
Sistem informasi akuntansi
KAJIAN TEORI manajemen adalah sistem informasi
yang menghasilkan output dengan
Sistem Informasi Akuntansi menggunakan input dan berbagai
Manajemen proses yang diperlukan untuk
Sistem akuntansi manajemen memenuhi tujuan manjemen (Hansen
adalah suatu mekanisme kontrol dan Mowen, 2007:4). Sistem
organisasi, serta merupakan alat yang informasi akuntansi manajemen tidak
efektif di dalam menyediakan terikat oleh suatu kriteria formal
informasi yang bermanfaat guna yang menjelaskan sifat dari masukan,
memprediksi konsekuensi yang proses dan keluarannya. Kriteria
mungkin terjadi dari berbagai tersebut fleksibel dan berdasarkan
aktivitas yang bisa dilakukan. pada tujuan yang hendak dicapai
Informasi akuntansi Manajemen manajemen.
adalah sumber daya utama informasi Informasi yang diterima oleh
bagi perusahaan. pihak-pihak manajemen sangat
Secara konvensional, rancangan beraneka ragam dalam bentuk
sistem akuntansi manjemen terbatas maupun fungsinya. Dengan beragam
pada informasi keuangan internal informasi yang diterima oleh
yang berorientasi historis. Akan manajemen maka perlu dipilih dan
tetapi, meningkatnya peran sistem dikelompokkan karakteristik

21 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

informasi yang dapat memberikan ekonomi misalnya kemajuan


kontribusi dalam pencapaian kinerja teknologi, perubahan sosiologis
manajerial (Mahmood dan Mann (tindakan competitor, cita rasa
2000:56). konsumen), dan demografis
Dari hasil penelitian Chenhall (Chin, 1995:814).
dan Morris (1986:10) ditemukan 2) Agregation. Informasi
bukti empiris mengenai karakteristik disampaikan dalam bentuk yang
informasi akuntansi manajemen yang lebih ringkas, tetapi tetap
bermanfaat berdasarkan persepsi mencangkup hal-hal penting
para manajerial sebagai pengambil sehingga tidak mengurangi nilai
keputusan dikategorikan ke dalam informasi itu sendiri (Bornard
empat sifat yaitu: dan Alwi, 2001:12). Agregasi
1) Broadscope. merupakan informasi yang
Broadscope adalah informasi memperhatikan penerapan bentuk
yang memperlihatkan dimensi kebijakan formal atau model
fokus, time horizon, dan analitikal informasi hasil akhir
kuantifikasi. Dalam yang didasarkan pada area
melaksanakan tugasnya manajer fungsional (seperti pemasaran,
membutuhkan informasi dari produksi, penjualan) atau
berbagai sumber yang sifatnya didasarkan pada waktu (seperti
luas (Robbins, 2001:8). Karena bulanan, kuartal, tahunan).
itu pihak-pihak manajemen Informasi yang teragresi dengan
membutuhkan informasi yang tepat akan memberikan masukan
memiliki karakteristik yang berguna dalam proses
broadscope yaitu informasi yang pengambilan keputusan, karena
memiliki cakupan yang luas dan lebih sedikit waktu yang
lengkap (completeness) yang diperlukan untuk
biasanya meliputi aspek ekonomi mengevaluasinya, sehingga
misalnya pangsa pasar, product meningkatkan efisiensi
domestic bruto (PDB), total manajemen (Chin, 1995:815).
penjualan, dan aspek non

22 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

3) Integration. Informasi mengenai suatu kejadian (Echols


yang mencerminkan dan Sadily 1996:593). Informasi
kompleksitas dan saling dikatakan tepat waktu apabila
keterkaitan antara bagian satu informasi tersebut mencerminkan
dan bagian lain (Nazaruddin, kondisi terkini dan sesuai dengan
1998:147). Informasi yang kebutuhan pihak-pihak
terintegrasi berperan sebagai manajemen (Bordnar, 1995:339).
koordinator dalam Informasi yang tepat waktu akan
mengendalikan pengambilan membantu pihak-pihak
keputusan yang beraneka ragam. manajemen dalam pengambilan.
Manfaat informasi yang Apabila informasi tidak
terintegrasi dirasakan penting disampaikan dengan tepat waktu
saat manajer diharapkan pada akan menyebabkan informasi
situasi dimana harus mengambil kehilangan nilai didalam
keputusan yang akan berdampak mempengaruhi kualitas
pada bagian atau unit yang lain. keputusan (Chusing dan
Informasi terintegrasi Romney, 1994:16)
mencangkup aspekaspek seperti
ketentuan target atau aktivitas Perceived Environmental
yang dihitung dari proses Uncertainty
interaksi sub-unit satu dengan Perceived Environmental
sub-unit lainnya akan tercermin Uncertainty atau disebut
dalam informasi integrasi. ketidakpastian lingkungan
Semakin banyak segmen dalam merupakan persepsi responden atas
sub-unit organisasi maka ketidakmampuan individu untuk
informasi yang bersifat integrasi menilai probabilitas dirinya sebesar
semakin dibutuhkan (Chin, keputusan yang telah dibuat, akan
1995:815). gagal atau berhasil yang disebabkan
4) Timeliness. karena kesulitan untuk memprediksi
Menyatakan ketepatan waktu kemungkinan-kemungkinan yang
dalam memperoleh informasi akan terjadi.

23 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Marsudi dalam Falikhatun Menurut Duncan (dalam Ikhsan


(2005:209) mendefinisikan dan Ane, 2007:8) “ketidakpastian
ketidakpastian lingkungan sebagai lingkungan adalah ketidakmampuan
volatilitas lingkungan. Volatilitas individu untuk menilai probabilitas
lingkungan adalah perubahan atau seberapa besar keputusan yang telah
variabilitas dalam lingkungan dibuat akan gagal atau berhasil yang
eksternal organisasi. Ketidakpastian disebabkan karena kesulitan untuk
lingkungan yang rendah dimana memprediksi kemungkinan yang
lingkungan relatif stabil, individu akan terjadi”. Pada kondisi
dapat memprediksi keadaan ketidakpastian yang tinggi individu
mendatang dan mengambil sulit untuk memprediksi kegagalan
keputusan secara lebih akurat. dan keberhasilan dari keputusan-
keputusan yang dibuatnya. Selain itu
“ketidakpastian lingkungan adalah
situasi seseorang yang terkendala
untuk memprediksi situasi
disekitarnya sehingga mencoba
untuk melakukan sesuatu untuk
menghadapi ketidakpastian tersebut”
(Iwan dan Irawan, 2007:2).
Ketidakpastian (uncertainty)
menurut Griffin (2004:81) adalah
“suatu kekuatan pendorong yang
disebabkan oleh perubahan dan
kompleksitas dan mempengaruhi
banyak keputusan organisasi”. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa
ketidakpastian lingkungan yang
paling kecil dihadapi oleh organisasi
yang berada dalam lingkungan yang
stabil dan sederhana.

24 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Dalam kondisi ketidakpastian tantangannya daripada kondisi stabil.


lingkungan yang dipersepsikan yang Umpan balik tepat waktu akan sangat
tinggi, informasi merupakan diharapkan.
komoditi yang sangat berguna sekali
dalam proses kegiatan perencanaan Kinerja Manajerial
dan kontrol dalam suatu organisasi. Kinerja manajer adalah
Informasi akuntansi manajemen yang kemampuan manajer dalam
andal (ditunjukkan dengan tingkat melaksanakan tanggung jawabnya
ketersediaan informasi akuntansi terhadap kualitas produk (barang dan
manajemen) akan memudahkan jasa), kuantitas produk,
penyediaan informasi yang tepat ketepatwaktuan produk,
waktu dan relevan, di mana pengembangan produk baru,
manajemen (manajer) memiliki pengembangan personel, pencapaian
tingkat kebutuhan informasi yang anggaran, pengurangan biaya
berbeda. Heterogenitas dan dinamika (peningkatan pendapatan) dan urusan
lingkungan yang disebut Simon public (Govindrajan dan Gupta,
(1987) dan Oktovianus (2002:16) 1985; Nouri dan Parker, 1998) dalam
sebagai sumber utama ketidakpastian Supriyono (2005). Menurut pendapat
lingkungan, membutuhkan rentang Argyris (1952) dalam Yunita (2005),
sasaran yang memungkinkan untuk bahwa kunci pada kinerja efektif
dicapai. Hal ini disebabkan oleh adalah tercapainya tujuan-tujuan
kompleksitas, keanekaragaman anggaran dan partisipasi sangat
aktivitas yang tidak terduga, berperan penting dalam
ketidakstabilan dan turbulensi mewujudkannya. Ketika bawahan
lingkungan sulit diprediksi. memiliki informasi lebih baik dari
Bagaimanapun, dalam situasi tidak pada atasannya, maka sistem control
pasti respon yang cepat terhadap manajemen partisipatif
perubahan yang sulit diprediksi. memungkinkan bawahan untuk
Semua itu disebabkan oleh mengungkapkan informasi
pencapaian sasaran dalam kondisi pribadinya, yang dapat dimasukkan
yang tidak menentu lebih besar dalam anggaran pada saat kinerja

25 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

mereka dinilai (Baiman dan Evans, kualitas produk yang akhirnya


1998 dalam Yunita, 2005). mendorong ke arah kinerja keuangan
Mahoney et al (1963) (Morgan dan Strong, 2003).
menyatakan kinerja (performance) Indikator untuk mengukur kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai manajerial menurut Narsa dan
oleh seseorang atau sekelompok Yuniawati (2003:24) ada delapan
orang dalam suatu organisasi, sesuai indikator, yaitu perencanaan,
dengan wewenang dan tanggung investigasi, pengkoordinasian,
jawab masing-masing dalam rangka evaluasi, pengawasan (supervisi),
mencapai tujuan organisasi.Kinerja pengaturan staf (staffing), negosiasi,
organisasi telah diukur dengan dan perwakilan (representative).
dengan beragam pendekatan.
Pendekatan tradisional dalam PENGEMBANGAN HIPOTESIS
pengukuran kinerja organisasi
berfokus pada ukuran-ukuran Berdasarkan pengembangan
keuangan, seperti return on teori yang dikemukakan di atas,
investment (ROI) atau margin on dirumuskan hipotesis penelitian
sales yang dianggap sebagai tujuan sebagai berikut.
akhir untuk menguji keberhasilan 1. Terdapat pengaruh
organisasi. positif karakteristik sistem
Pengukuran kinerja organisasi informasi akuntansi terhadap
yang menggabungkan ukuran kinerja manajerial pada bank
keuangan dan nonkeuangan perkreditan rakyat (BPR) di
bertujuan agar organisasi tidak wilayah Kabupaten Cianjur,
terjebak pada kinerja jangka pendek Kabupaten Sukabumi, dan Kota
semata. Oleh karena itu terdapat Sukabumi.
kecenderungan baru dalam 2. Terdapat pengaruh
mengukur kinerja organisasi dengan positif perceived environmental
menggabungkan kinerja keuangan uncertainty terhadap kinerja
dan nonkeuangan, seperti utilisasi manajerial pada bank perkreditan
kapasitas, kepuasan pelanggan, dan rakyat (BPR) di wilayah

26 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan


Sukabumi, dan Kota Sukabumi. Kota Sukabumi sejumlah 118 BPR
3. Terdapat pengaruh yang seluruhnya digunakan sebagai
positif karakteristik sistem sampel penelitian (sampel populasi).
informasi akuntansi dan Metode yang digunakan dalam
perceived environmental penelitian ini adalah metode survey
uncertainty terhadap kinerja dengan pendekatan regresi. Alat
manajerial pada bank perkreditan pengumpulan data yang digunakan
rakyat (BPR) di wilayah adalah kuesioner yang disebarkan ke
Kabupaten Cianjur, Kabupaten seluruh BPR yang ada di Kabupaten
Sukabumi, dan Kota Sukabumi. Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan
Kota Sukabumi. Penelitian ini
METODE PENELITIAN dilakukan selama 6 bulan dari bulan
Secara umum penelitian ini April 2017 sampai dengan
bertujuan untuk meneliti masalah September 2017.
kinerja manajerial pada bank Konstelasi masalah penelitian ini
perkreditan rakyat (BPR) di terdiri atas tiga variabel bebas dan
Kabupaten Cianjur, Kabupaten satu variabel terikat. Variabel bebas
Sukabumi, dan Kota Sukabumi serta yang digunakan adalah: Karakteristik
variabel-variabel yang diduga Sistem Informasi Akuntansi (X1),
berpengaruh terhadap kinerja dan Perceived Environmental
manajerial, yakni karakteristik sistem Uncertainty (X2), sedangkan variabel
informasi akuntani dan perceived terikat yang digunakan adalah
environmental uncertainty. Populasi Kinerja Manajerial (Y). Konstelasi
penelitian ini adalah BPR yang masalah penelitian tersebut dapat
berada di wilayah Kabupaten digambarkan sebagai berikut,

Karakteristik
Sistem
Informasi
Akuntansi (X1) Kinerja
Manajerial (Y)
27 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Perceived
Environmental
Uncertainty (X2)
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Gambar 1 Konstelasi masalah penelitian

HASIL PENELITIAN DAN harga prediktor X dan respon Y


PEMBAHASAN harus bersifat independen dan
berdistribusi normal, (3) untuk setiap
Uji Prasyarat Analisis kelompok harga X memiliki varians
Persyaratan analisis statistik yang homogen dan galat taksiran (Y
dilakukan sebelum melakukan – Ŷ) berdistribusi normal. Uji
pengujian hipotesis. Persyaratan normalitas galat baku taksiran
yang dimaksud meliputi (1) data dilakukan dengan uji Liliefors,
berasal dari sampel dengan pasangan sedangkan uji homogentias varians
X dan Y yang diambil secara acak, menggunakan uji Bartlett dengan
(2) setiap kelompok data memiliki hasil sebagai berikut.

Tabel 1. Rangkuman Uji Normalitas Galat Taksiran dengan Uji Liliefors

No Galat n Lhitung (LO) Ltabel Keputusan


1 Variabel Y atas X1 118 0,0586 0,0968 Berdistribusi Normal
2 Variabel Y atas X2 118 0,0547 0,0968 Berdistribusi Normal
Syarat normal: LO < LT

Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlett

No Pengelompokan  2 hitung  2 tabel Kesimpulan


α = 0,05, dk=117
1 Variabel Y atas X1 19,449 69,700 Homogen
2 Variabel Y atas X2 21,431 69,700 Homogen

28 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Pengujian Hipotesis yaitu persamaan regresi tersebut


Pengujian hipotesis penelitian dikatakan linier apabila Fhitung
dilakukan dengan teknik regresi yang <Ftabel. Berdasarkan hasil
menunjukkan hasil sebagai berikut. perhitungan diperoleh nilai Fhitung
1. Pengaruh Karakteristik = 1,295 sedangkan Ftabel (α =
Sistem Informasi Manajemen 0,05) = 1,710 dan Ftabel (α = 0,01)
terhadap Kinerja Manajerial = 2,130 dengan demikian
dinyatakan dalam persamaan persamaan regresi Ŷ = 74,04 +
regresi Ŷ = 74,04 + 0,46X1. 0,46X1 adalah linear. Kekuatan
Untuk menguji kekuatan hubungan antara variabel
hubungan antara variabel X1 Karakteristik Sistem Informasi
dengan variabel Y diperlukan uji Manajemen dengan Kinerja
signifikansi koefisien korelasi Manajerial ditunjukkan oleh
yaitu dengan uji t. Kriteria koefisien korelasi ry1 = 0,552.
pengujian signifikansi koefisien Nilai koefisien determinasi antara
korelasi adalah jika thitung > ttabel. Karakteristik Sistem Informasi
Berdasarkan hasil perhitungan Manajemen dengan Kinerja
diperoleh thitung = 7,461 Manajerial adalah R²y1 = 0,304.
sedangkan t-tabel (α = 0,05) = Hal ini berarti bahwa 30,4 %
1.71 dan (α = 0,01) = 2,39. Hal varians Kinerja Manajerial dapat
ini berarti bahwa koefisien dijelaskan oleh Karakteristik
korelasi antara Karakteristik Sistem Informasi Manajemen.
Sistem Informasi Manajemen Hipotesis yang menyatakan
dengan Kinerja Manajerial bahwa terdapat pengaruh positif
adalah sangat signifikan. Untuk antara Karakteristik Sistem
menguji apakah persamaan Informasi Manajemen terhadap
regresi tersebut linier atau tidak Kinerja Manajerial dapat
linear, perlu dilakukan uji diterima, artinya makin tinggi
liniearitas dengan uji F. Syarat nilai Karakteristik Sistem
kelinieran persamaan regresi Informasi Manajemen maka
tersebut dilakukan dengan uji F

29 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

semakin tinggi tingkat Kinerja = 1,255 sedangkan Ftabel (α =


Manajerial. 0.05) = 1,600 dan Ftabel (α = 0.01)
2. Pengaruh Perceived = 2,130 dengan demikian
Environmental Uncertainty persamaan regresi Ŷ = 49,94 +
terhadap Kinerja Manajerial 0.67X2 adalah linear. Kekuatan
dinyatakan dalam persamaan hubungan antara variabel
regresi Ŷ = 49,94 + 0,67X2. Perceived Environmental
Untuk menguji hipotesis bahwa Uncertainty dengan Kinerja
terdapat hubungan positif antara Manajerial ditunjukkan oleh
Perceived Environmental koefisien korelasi ry1 = 0.587.
Uncertainty (X2) dengan Kinerja Nilai koefisien determinasi antara
Manajerial (Y) maka diperlukan Perceived Environmental
uji signifikansi dan linieritas Uncertainty dengan Kinerja
terhadap persamaan regresi. Manajerial adalah R²y2 = 0,345.
Kriteria pengujian signifikansi Hal ini berarti bahwa 34,5 %
koefisien korelasi adalah jika variansi Kinerja Manajerial dapat
thitung > ttabel. Berdasarkan hasil dijelaskan oleh Perceived
perhitungan diperoleh thitung = Environmental Uncertainty.
8,278 sedangkan ttabel (α = 0,05) = 3. Pengaruh Karakteristik
1.71 dan (α = 0,01) = 2,39. Hal Sistem Informasi Manajemen dan
ini berarti bahwa koefisien Perceived Environmental
korelasi antara Perceived Uncertainty secara bersama-sama
Environmental Uncertainty terhadap Kinerja Manajerial
dengan Kinerja Manajerial disajikan dalam bentuk
adalah sangat signifikan. Syarat persamaan regresi Ŷ = 40,43 +
kelinieran persamaan regresi 0,27X1 + 0,47X2 dengan nilai
tersebut dilakukan dengan uji F Fhitung = 28,824 > Ftabel(α = 0,05) =
yaitu persamaan regresi tersebut 3,110 dan Ftabel(α = 0,01) = 4,880
dikatakan linier apabila Fhitung yang artinya bahwa keberartian
<Ftabel. Berdasarkan hasil regresi sangat signifikan. Nilai
perhitungan diperoleh nilai Fhitung koefisien korelasi ganda antara

30 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Karakteristik Sistem Informasi KESIMPULAN


Akuntansi dan Perceived
Environmental Uncertainty Berdasarkan hasil analisis,
secara bersama-sama dengan pembahasan hasil penelitian, serta
Kinerja Manajerial sebesar 0,645 hipotesis yang telah diuji, dapat
menunjukkan bahwa setiap disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
peningkatan skor Karakteristik Pertama, terdapat pengaruh
Sistem Informasi Akuntansi dan positif dan signifikan Karakteristik
Perceived Environmental Sistem Informasi Akuntansi terhadap
Uncertainty secara bersama-sama kinerja Manajerial dengan koefisien
akan meningkatkan Kinerja korelasi r = 0,552 (pada =0,05) dan
Manajerial. Hasil yang diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,304
untuk koefisien determinasi R²y12 yang berarti sebesar 30,4% nilai
dan korelasi antara Karakteristik kinerja Manajerial dapat dijelaskan
Sistem Informasi Akuntansi dan oleh Karakteristik Sistem Informasi
Perceived Environmental Akuntansi. Dengan demikian,
Uncertainty secara bersama-sama semakin kuat Karakteristik Sistem
dengan Kinerja Manajerial Informasi Akuntansi maka diprediksi
sebesar 0,416. Hal ini berarti tingkat Kinerja Manajerial akan
41,6% Kinerja Manajerial semakin tinggi.
merupakan hasil dari bekerjanya Kedua, terdapat pengaruh positif
Karakteristik Sistem Informasi dan signifikan Perceived
Akuntansi dan Perceived Environmental Uncertainty terhadap
Environmental Uncertainty kinerja Manajerial, dengan koefisien
secara bersama-sama, sedangkan korelasi r = 0,587 (pada =0,05) dan
sebesar 58.4% disumbangkan koefisien determinasi sebesar 0,345
oleh variabel-variabel lain yang yang menunjukkan sebesar 34,5%
memiliki hubungan dengan nilai kinerja Manajerial dapat
peningkatan Kinerja Manajerial. dijelaskan oleh Perceived
Environmental Uncertainty. Semakin
tinggi taraf Perceived Environmental

31 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Uncertainty, maka diprediksi perkreditan rakyat (BPR) yang


semakin tinggi pula tingkat Kinerja berada di wilayah Kabupaten
Manajerial. Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan
Ketiga, terdapat pengaruh positif Kota Sukabumi. Oleh karena itu,
dan signifikan Karakteristik Sistem sangat disarankan memfokuskan
Informasi Akuntansi dan Perceived perhatian manajemen terhadap empat
Environmental Uncertainty secara karakteristik sistem informasi
bersama-sama terhadap Kinerja akuntansi, yakni informasi
Manajerial dengan koefisien korelasi broadscope, integrasi, agregasi, dan
ganda r = 0,645 (pada =0,05) dan timelines. Tugas mengamati dan
koefisien determinasi sebesar 0,416 menangkap informasi bukan hanya
yang menunjukkan sebesar 41,6% kerja manajer belaka, melainkan
nilai kinerja Manajerial dapat seluruh komponen manajemen yang
dijelaskan oleh Karakteristik Sistem terlibat di dalam sistem.
Informasi Akuntansi dan Perceived Kedua, ketidakpastian lingku-
Environmental Uncertainty secara ngan merupakan faktor yang sulit
bersama-sama. Dengan kata lain, diprediksi dalam pengelolaan
semakin tinggi dan kuat manajemen. Oleh karena itu, dalam
Karakteristik Sistem Informasi sistem manajemen diperlukan sebuah
Akuntansi dan Perceived tim khusus yang mampu
Environmental Uncertainty secara memprediksi kondisi yang akan
bersama-sama, maka Kinerja datang guna menekan tingkat
Manajerial akan semakin tinggi. kesalahan yang dapat terjadi dalam
kinerja manajerial. Dalam mendesain
SARAN-SARAN sistem akuntansi manajemen
diperlukan kesadaran dan perhatian
Pertama, Karakteristik sistem terhadap faktor-faktor kontijensi.
informasi akuntansi berdasarkan Kondisi persaingan usaha yang
hasil penelitian memberikan menghasilkan ketidakpastian
pengaruh paling kecil terhadap lingkungan perlu diperhatikan agar
kinerja manajerial pada bank manajer tidak salah langkah dalam

32 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

menyusun perencanaan-perencanaan subsistem kontrol yang merupakan


yang dibutuhkan oleh perusahaan, bagian kecil dari keseluruhan
yang disebabkan oleh variabel yang mungkin
ketidakmampuan manajer dalam mempengaruhi kinerja manajerial.
memprediksi kondisi yang akan Begitu juga halnya dengan
datang. Demikian juga dengan generalisasi yang dapat diambil
faktor-faktor kontijensi yang berasal adalah sangat terbatas untuk ukuran
dari dalam perusahaan perlu sampel yang digunakan dalam
diperhatikan dalam penyusunan penelitian ini. Penelitian selanjutnya
desain sistem akuntansi manajemen penting untuk mempertimbangkan
untuk mendukung kinerja manajerial. kemungkinan pengaruh
Dengan adanya kesesuaian strategi ketidakpastian tugas, strategi
bisnis dan tingkat desentralisasi yang organisasi, atau dengan variabel yang
dipilih dengan sistem akuntansi sama, namun dipertajam dengan
manajemen maka akan pengelompokan subsampel, misalnya
meningkatkan kinerja manajerial antarsampel BPR, antarjenis bank,
perusahaan. dan sebagainya.
Ketiga, penelitian ini hanya
mempertimbangkan tiga variabel

Daftar Pustaka

Atkitson. Management Accounting. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.


1995.
Azhar Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia
Bordnar, George dan Hasan, Alwi. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Balai
Pustaka, Jakarta, 2001.
Chenhall, Robert H. dan Deigan, Morris. “The Impact of Structure, Environment,
and Interdependence on the Perceived Usefulness of Management
Accounting Systems”, The Accounting Review, No.1, pp.16 – 35, 1986.

33 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Chin. “Decentralization, Management Accounting System (MAS) Informantion


Characteristic, and Their Interaction Effects on Managerial Performance,
A Singapore Study”. Journal of Bussiness Financial Accounting, 1995.
Chusing, Barry E dan Romney, Marshall B. “Accounting Information System”.
Addison Wesley Publishing Company Inc, 1994.
Echols, John. M. dan Sadily, Hasan. “Kamus Inggris-Indonesia”. PT Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta, 1996.
Griffin. Manajemen Edisi 7. Jakarta: Erlangga. 2004.
Falikhatun. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack
Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan dan Kohesivitas
Kelompok. Jurnal Akuntansi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2007.
Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. “Akuntansi Manajemen”. Erlangga,
Jakarta, 2010.
Herdiansyah, Singgih dan Andri Prastiwi, Pengaruh Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi terhadap Kinerja
Manajerial dengan ketidakpastiaan Lingkungan sebagai Variabel
Modrating, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 4 No. 2, Universitas
Diponegoro. 2012.
Ikhsan, Arfan dan La Ane. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary
Slack dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi. Simposium
Akuntansi Nasional X. Makassar 26-28 Juli 2007.
Maisel, Lawrence S. and American Institute of Certified Public
Accountans .“AICPA Core Competency Framework for Entry into the
AccountingProfession “.New York, NY: AICPA, 2001.
Mahmood, MO Adam dan Mann, Garry J. ” Measuring the Organizational
Impact of Information Technology Investment: An Exploratory Study,
Journal of Management Information System”. p. 97-122, 1993.
Narsa, I Made dan Rani Dwi Yuniawati. Pengaruh Interaksi antara Total Quality
Management dengan Sistem Pengukuran Kinerka dan Sistem
Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris pada PT

34 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i
Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi (EMAK) 2018 Vol. 3 No. 1, pp. 16-34
© Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

Telkom Drive V Surabaya). Tesis. Surabaya: Universitas Kristen Petra.


2003.
Nazzarudin. “Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 1998.
Yunita. 2005. ”Pegaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja
Manajerial : Komitmen Organisasi dan Kecukupan Anggaran sebagai
Variabel Kontinjen”.

35 | S i s t e m I n f o r m a s i A k u n t a n s i

Anda mungkin juga menyukai