2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belajar dan proses kegiatan belajar mengajar agar peserta didik aktif dalam
definisi diatas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan proses dan suasana
kurikum 2013 ini adanya peningkatan keseimbangan antara soft skills dan hard skills
dengan hal tersebut ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan bersama oleh guru
(Fadlillah, 2014)
dahulu sehingga membuat siswa menjadi pasif saat kegiatan pembelajaran. Dalam
mengajarkan materi pembelajaran guru kurang antusias karena tidak ada bahan ajar
seperti gambar-gambar yang menarik dan kegiatan belajar siswa terbatas karena
konsep telah dijelaskan oleh guru diawal pembelajaran siswa tidak mampu berfikir
secara logis dan kritis. Selain itu konsep materi pada setiap mata pelajaran belum
dijelaskan secara rinci, materinya kurang luas dan mendalam, membuat siswa kurang
menguasai konsep materi. Salah satu pembelajaran yang biasa menarik bagi siswa
yaitu menggunakan bahan ajar. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk
mengembangkan bahan ajar modul tematik yang di dalamnya berbasis teknologi yang
sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga memungkinkan peserta didik
dalam suatu kegiatan pembelajaran (Prastowo, 2015). Jadi bahan ajar adalah
nantinya akan dikuasai siswa dalam rangka mencapai kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang diharapkan didalam pendidikan. Guru bisa menggunakan salah satu bentuk
(Purwanto 2007). Modul yaitu sebuah buku yang berupa tulisan dengan tujuan agar
siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru. Jadi modul artinya sebagai
dapat belajar secara mandiri. Didalam modul berisi contoh dan ilustrasi yang
mendukung dari isi materi pelajaran. Dan juga terdapat soal-soal latihan, tugas dan
sejenisnya guna mengukur tingkat penguasaan materi. Selain itu modul menggunakan
bahasa yang sederhana, komunikatif, menarik minat siswa, dan dilengkapai dengan
ilustrasi. Jadi modul adalah sebuah bahan ajar yang dirancang secara khusus,
sistematis, dan dilengkapi petujuk pengerjaan yang berikan pengalaman belajar siswa
cara melakukan suatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan
alat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saati ini sudah membawa pengaruh
yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pendidikan sebagai
salah satu bagian yang tidak bisa terpisahkan oleh proses pendewasaan manusia
tertentu di satu sisi membawa andil yang besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan
pengetahuan dan teknologi agar mampu mencapai tujuan yang secara efektif dan
efisen. Di sekolah saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
saat ini. Hal ini pembelajaran berorientasi pada teknologi yang menggunakan Qr Code
hanya dalam pendidikan juga, tetapi harus diperhatikan dalam karakter individu
jujur,toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, ras aingin tahu,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung jawab.
Peningkatan karakter ini difokuskan pada tiga aspek yaitu religi, kejujuran, dan
tanggung jawab. Nilai-nilai karakter ini diharapkan dapat mucul dalam diri setiap
anak yang melalui kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan (Aeni 2014).
Penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat dilihat bahwa dengan berbasis teknologi,
seperti hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pambudghi 2017 yaitu hasil penelitian
menunjukkan bahwa data prestasi belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen 1
menunjukan taraf signifikansi 0,020, serta pada kelas kontrol dan kelas eksperimen 2
layak digunakan pada kelas IV SD. Sedangkan dari peneliti Sasmita A, dkk 2018 yaitu
hasil penelitian menunjukkan hasil validasi ahli modul pembelajaran sebesar 94,3%,
validasi ahli materi 82,7% dan tangggapan siswa 81,5%, hal ini menunjukan bahwa
modul tematik berbasis Quantum Learning telah berhasil dalam pengembangan bahan
ajar ini juga layak digunakan karena menjadi suatu pembelajaran hal yang menarik dan
menyenangkan. Saran yang dapat penulis sampaikan adalah diharapkan guru tidak
hanya menggunakan satu bahan ajar saja. Setidaknya, guru menggunakan penunjang
bahan ajar lainnya untuk menunjang bahan ajar utama. Fasilitas pembelajaran yang ada
di perpustakaan yakni bahan ajar cetak (buku pelajaran) yang kurang relevan dengan
kurikulum.
B. Rumusan Masalah
SDN ?
SDN?
C. Tujuan Penulisan
IV di SDN
2. Untuk mendeskripsikan kelayakan modul pembelajaran berbasis teknologi dalam
SDN
SDN
D. Spesifikasi Produk
dari penelitian pengembangan. Sepesifikasi produk yang membedakan bahan ajar lain
peduli terhadap makhluk hidup subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku
pembelajaran 3 siswa kelas IV di SDN. Dengan adanya modul diharapkan siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul meliputi
perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat
yang dibutuhkan, serta alat untuk penilaian, dan mengukur keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan pembelajaran.
yang mudah dipahami siswa. Untuk memperjelas materi, didukung dengan gambar
yang berwarna, serta percakapan komunikatif dan bisa menarik siswa. Terdapat
kalimat motivasi agar peserta didik semangat dalam mengerjakan kegiatan belajar
teknologi dalam meningkatkan karakter untuk siswa kelas IV sekoah dasar. Materi
yang diambil dalam modul ini yaitu tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 dengan
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengertian yang dibuat oleh peneliti untuk menyamakan
1. Modul pembelajaran merupakan sebuah buku bahan ajar yang di dalamnya memuat
beberapa materi pelajaran. Modul ini mengambil materi tematik kelas IV SDN.
menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan
teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
satu ke lainnya.. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung artian yang
luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,
pemindahan informasi
3. Karakter adalah suatu pola perilaku religius dan mandiri yang dimiliki
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013) bahan ajar memiliki beragam jenis ada yang cetak
maupun non cetak. Bahan ajar cetak antara lain berupa handout, buku, modul,
bahan ajar non cetak antara lain bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disc dan film. Bahan ajar non cetak berikutnya yaitu
(CD) multimedia dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Jadi bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lebih ke bahan ajar
cetak berupa modul yang dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri tanpa
Menurut Purwanto (2010) modul adalah bahan ajar yang dirancang secara
waktu tertentu.
Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
modul adalah suatu bahan ajar atau sarana belajar untuk siswa yang dapat
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar yang dipandu oleh guru sehingga
peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar modul ini
terdiri dari tujuan topic, pokok-pokok materi, alat-alat dan sumber belajar, kegiatan
Purwanto dkk menjelaskan bahwa tujuan bahan ajar modul yaitu agar
tematik atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi guru bahan ajar
modul dapat menjadi acuan dalam menyajikan dan memeberikan materi selama
pembelajaran berlangsung. Jadi bahan ajar modul bertujuan untuk agar pembaca
atau siswa dengan memahamai isi materi pembelajaran, sehingga dapat mencapai
a. Alat untuk mengkomunikasikan unit mata pelajaran kepada peserta didik secara
mandiri
Jadi fungsi bahan ajar modul yaitu sebagai bahan belajar yang digunakan
untuk dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan bahan ajar modul
d. Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas materi pelajaran.
semenarik mungkin agar siswa minat dalam membacanya, adanya materi dan
a. Self instruction
Yaitu karakteristik penting dalam bahan ajar modul dengan karakter tersebut
memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada pihak
lain. Self instruction dapat terpenuhi jika bahan ajar modul memuat tujuaan
b. Self contained
materi pelajaran dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan
pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi dasar, harus
Berdiri sendiri merupakan karakteristik bahan ajar modul yang tidak tergantung
pada bahan ajar atau media lainnya, tidak harus digunakan secara bersama-sama
d. Adaptif
Bahan ajar modul memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadao perkembangan
ilmu dan teknologi saat ini. dikatakan adaptif jika bahan ajar modul tersebut dapat
Bahan ajar modul memiliki kaidar user friendly atau bersahabat sesuai
pemakainnya. Setiap instruksi dan informasi yang tampil bersifat membantu dan
Jadi dari 5 karakteristik diatas, semua karakteristik menunjang agar siswa dan
pembaca dapat dengan mudah, minat dan tertarik dalam membaca modul tersebut,
analisis kurikulum, penentuan judul modul, dan penulisan modul (Menurut Safitri,
2017).
a) Analisis Kurikulum
bahan ajar. Dalam menentukan materi, hal yang pertama dilakukan yaitu analisis
dengan cara melihat inti materi yang diajarkan serta kompetensi dan hasil belajar
Dalam menentukan judul modul, hal yang harus diperhatikan yaitu mengau
kurikulum.
c) Penulisan Modul
berikut :
kualitas yang semestinya telah dimiliki oleh peserta didik setelah mereka berhasil
Dalam penentuan alat evalausi atau penilaian yaitu sejumlah pertanyaan atau tes
3) Penyusunan Materi
dicapai. Untuk penulisannya, materi modul tidak harus ditulis secara lengkap.
Tugas-tugas juga harus ditulis secara jelas dan tidak membingungkan guna untuk
mengurangi pertanyaan peserta didik tentang hal semestinya yang dapat mereka
kerjakan. Kalimat yang disajikan pun tidak boleh terlalu panjang. Intinya
sederhana, singkat, jelas dan efektif. Dengan demikian, membuat peserta didik
mempelajarinya.
4) Urutan Pengajaran
Pertunjuk ini diberikan kepada guru yang akan mengajarkan materi dan ada
petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan pada hal-hal yang harus dilakukan
dan yang tidak noleh dilakukan oleh siswa, agar siswa tidak terlalu banyak
bertanya, guru juga tidak banyak menjelaskan materi dengan kata lain guru
sebagai fasilitator.
5) Struktur Modul
Menurut Surahman (2010) modul dapat disusun dalam struktur sebagai berikut :
a. Judul modul
Bagian ini berisi nama modul dari suatu materi pelajaran tertentu.
b. Petunjuk umum
pembelajaran meliputi :
1. Kompetensi inti
2. Kompetensi dasar
3. Indikator
c. Materi modul
Berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang akan diajarkan atau yang
akan dipelajari.
d. Evaluasi
Berisikan latihan butir-butir soal pertanyaan yang wajib dikerjakan oleh siswa.
Modul efektif dan layak yaitu didalam modul, kesesuaian antara materi
dengan KI dan KD, kelengkapan materi, latihan-latohan soal yang digunakan untuk
1. Pengertian Teknologi
untuk alat bantu menyampaikan suatu informasi. Kata teknologi berasal dari
bahasa Yunani, technologia atau techne yang berarti keahlian dan logika yang
mengaci pada objek benda yang digunaka untuk mempermudah aktivitas manusia.
Menurut Koyo Kartasurya, berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam
b. Media audio meliputi radio, magnetic, tape recorder, magnetic sheet recorder,
laboratium bahasa.
c. Projected still media meliputi slide, film strip, over head projector, micro film,
micro projector.
Menurut Widyosiswoyo yang dikutip oleh Hamzah B.Uno, dkk jenis media TIK
c. Computer, adalah mesin serba guna yang bisa dikontrol olrh program, yang
digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Data adalah bahan mentah
bagi computer yang dapat berupa angka maupun gambar, sedangkan informasi
adalah bentuk data yang telah diolah sehingga dapat menjadi bahan yang berguna
Quick Response (QR) Code atau dapat disebut dengan kode respon cepat.
(Menurut Jawi, 2018) QR Code adalah suatu jenis image dua dimensi yang
(Menurut Jawi, 2018 ) QR code dapat didaur ulang dan digunakan kembali.
Menggunakan QR Code harus pada tempat yang terang atau pencahayaan yang
cukup agar kode pada QR Code terbaca oleh pemindai. Dalam pemindaian QR
Code dapat digunakan sebagai sistem kemanan untuk tempat tertenty yang boleh
dimasuki orang-orang tertentu seperti ruang riset ataupun ruang pusat Supriyono
(Jawi, 2018)
F. Karakter
1. Pengertian Karakter
oleh Samani dkk (2013) bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang
karakter yaitu sebagai moral, nilai, dunia afektif, akhlak serta budi pekerti setiap
individu masing-masing.
2. Jenis-Jenis Karakter
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
sosial, tanggung jawab. Disini peneliti di dalam modul menggunakan satu karakter
yaitu religius.
G. Pembelajaran Tematik
sehingga murid akan lebih mudah memahami sebuah konsep. Disamping itu
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan
yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan
Agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa maka perlu belajar secara
langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan
Mengingat tema yang dikaji daru berbagai mata pelajaran dan saling
pembelajaran
e. Bersifat fleksibel
pelajaran.
siswa.
b. Tema harus menarik dan bermakna bagi siswa untuk belajar materi selanjutnya.
Kompetensi Dasar :
1. Bahasa Indonesia
1.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
dalam bentuk teks tulis.
2. PJOK
3.2 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan manipulative
sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam
permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional.
4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-
orang di lingkungannya
I. Kajian Empiris
Kajian empiris ini diperoleh dari peneliti sebelumnya , diantara sebagai berikut :
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Pambudhi T, dkk Pengembangan Modul Hasil penelitian bahwa
Pembelajaran Tematik teknik analisis data
Integratif Berkarakter menggunakan uji t
Nasionalisme Kelas IV dengan taraf signifikasi
Sekolah Dasar 0,05. Kelayakan dari
Banyumas. aspek materi skor 147,
aspek media skor 91,
respons guru skor 60, dan
respons peserta didik
skor 36,13. Keefektifan
dilihat dari pengamatan
sikap nasionalisme
daripada control.
Pengamatan aktivitas
peserta didik pada kelas
experimen yang
menunjukan aktivitas
dengan kategori “tinggi”
presentasenya lebih besar
disbanding kelas kontrol.
Hasil analisis pada kelas
kontrol dan kelas
experimen 2
menunjukkan taraf
signifikasi 0,011. Dengan
demikian modul yang
dikembangkan layak
digunakan pada kelas IV
SD.
2 Fatah A, dkk Pengaruh Media Hasil penelitian bahwa
pembelajaran Berbasis IT analisis data dilakukan
Terhadap Aktivitas dan secara deskriptif dan Uji
Presrasi Belajar Siswa Jenjang Wilconxon. Hasil
SMK Bidang Otomatif di penelitian menunjukan
Sleman dan Yogyakarta. rerata aktivitas belajar
siswa selama mengikuti
pembelajaran pada kelas
kontrol (dengan media
berbasis non IT) antara
cuku-baik (skore 67,00;
74,25; dan 63,13),
sedangkan pada kelas
eksperimen (dengan
media berbasis IT)
termasuk baik (skore
74,50; 73,25; dan 75,00).
Penggunaan media
berbasis IT dalam
pembelajaran tidak
semua dapat membuat
aktivitas dan prestasi
belajar siswa lebih tinggi
dari pada kelas yang
menggunakan media
berbasis non IT.
3 Wahyudi E. B. A, dkk Meningkatkan Karakter Hasil penelitian
dan Hasil Belajar IPS menunjukkan bahwa
Menggunakan Metode proses pembelajaran IPS
Bermain Peran Pada dengan penerapan
Siswa SD. metode bermain dapat
meningkatkan karakter
siswa. Peningkatan
kejujuran, kerja sama dan
tanggung jawab dari
siklus I, II, III dimana
kejujuran pada Siklus I,
II,III berturut-turut
42,85%, 52,9%, dan
67%. Kerja sama Siklus
I, II, III memperoleh
42,14%, 51,9%, dan
62%. Sedangkan
tanggung jawab pada
Siklus I, II, III secara
berurutan 44,6%, 54,1 %,
dan 64,1%. Peningkatan
hasil belajar pada siklus
I, II, III berturut-turut
66,5, 72,92, dan 74,85.
Jadi penerapan metode
bermain peran dapat
meningkatkan karakter
dan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Tridadi
Sleman.
J. Kerangka Berpikir
pemerintah agar semua sekolah mempelajari materi yang sama untuk diajarkan ke
peserta didik. Pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai
dan paham materi yang diajarkan oleh guru maupun yang dipelajari siswa itu sendiri
Dengan adanya bahan ajar modul yang sesuai dengan kebutuhan siswa, ini akan
pembelajaran. Siswa akan terbantu dalam mengerjakan tugas maupun evaluasi yang
diberikan. Bahan ajar modul merupakan bahan ajar yang selalu digunakan di
sekolah dasar.
Analisis Masalah
BAB III
Analysis
subtema 1 pembelajaran 3. Model penelitian pengembangan yang digunakan oleh
dan Evaluation).
Implementation Evaluation
Design
Development
1. Analysis (Analisis)
a. Analisis kebutuhan
sekolah. Tahap ini akan mengetahui bahan ajar yang perlu dikembangkan untuk
peserta didik.
b. Analisis kurikulum
tidak adanya bahan ajar. Siswa lebih tertarik pada bahan ajar dengan tampilan
2. Design (Desain)
dilakukan pada tahap ini yaitu membuat rancangan bahan ajar berbasis tekonologi
seperti materi, soal, kumci jawaban, rancangan desain. Peneliti juga menyusun
instrument penelitian meliputi angket validasi untuk ahli materi, ahli bahasa, ahli
3. Development (Pengembangan)
bahan ajar seperti sampul, daftar isi, petunjuk penggunaan, pemetaan KI dan KD,
pokok bahasan, materi, latihan soal, kunci jawaban dan daftar pustaka.
Setalah itu melakukan validasi kepada ahli materi, ahli bahasa dan ahli media.
Melalui tahap ini memperoleh data kelayakan produk dan saran ari ahli materi, ahli
bahasa dan ahli media. Saran tersebut digunakan untuk revisi peyempurnaan
produk. Kemudian hasil dan revisi tersebut terlebih dahulu diuji cobakan kepada
guru kelas IV. Jika hasil uji coba mendapat respon yang baik, maka bahan ajar siap
4. Implementation (Implementasi)
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba bahan ajar kepada siswa kelas IV
SDN. Peneliti mengukur keefektifan penggunaan bahan ajar dengan melihat respon
5. Evaluation (Evaluasi)
Pada tahap ini peneliti melakukan revisi terhadap bahan ajar yang
berdasarkan masukan didapat dari angket respons. Dengan tujuan agar modul yang
tematik di kelas IV SD. Setelah itu merancang dan membuat bahan ajar, selajutnya
peneliti melakukan uji validasi kepda ahli materi, ahli bahasa dan ahli media. Hal
kelas) uji coba kelayakan produk kepada beberapa peserta didik untuk
mendapatkan data kualitatif berupa pendapat, dan saran terhadap penyajian, materi
kelompok kecil dilakukan oleh siswa untuk mengumpulkan data berkaitan dengan
kesesuaian dari isi, penyajian, data keterbacaan dari modul yang dikembangkan.
Subjek uji coba kelompok kecil adalah 5 orang siswa pada kelas IV SDN.
2. Uji Lapangan Lebih Luas
Uji lapangan lebih luas dilakukan dengan validasi praktis pendidikan (guru
dan dosen) dan uji kelompok yang lebih luas (siswa). Dengan tujuan untuk
Uji kelompok lebih luas dilakukan oleh peserta didik dengan tujuan untuk
mengumpulkan data terkait dengan kesesuian, isi, penyajian dan keterbacaan dari
modul yang dikembangkan berdasarkan revisi dari uji coba lapangan terbatas.
Subjek dalam uji kelompok yang lebih luas adalah 15 siswa pada kelas IV SDN.
3. Uji Operasional
dengan menggunakan beberapa siswa sebagai uji coba. Desain penelitian yang
digunakan dalam uji operasional adalah Pre-Test dan Post Test. Desain uji
menggunakan satu kelas yang digunakan untuk uji coba individu, pembelajaran
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan modul tematik
a. Data kualitatif
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif dipeoleh dari kuesioner atau angket yang diberikan kepada
diperoleh dari tes kelas dengan uji coba produk dengan tujuan untuk mengukur
pembelajaran.
1. Angket/Kuesioner
ahli materi, ahli bahasas, ahli media dan guru kelas IV. angket ini juga diberikan
2. Dokumentasi
teknik analisis data yang digunakan dalam penilaian bahan ajar ini dilakukan
1. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari skor penilaian lembar validasi oleh ahli
materi, ahli bahasa dan ahli media serta skor angket yang diberikan kepada guru
kelas Iv dan siswa kelas IV SDN selanjutnya dianalisis guna mengetahui kevalidan
dan keefektifan bahan ajar. Penilaian lembar validasi dan angket berupa check list
yang menggunakan skala likert dengan kententuan skor 4 = sangat baik (SB), 3 =
baik (B), 2 = kurang baik (KB), 1 = sangat kurang (SK) (Arikunto, 2016:195).
a. Analisis Kevalidan
(Arikunto, 2009:236) :
skor hasil penelitian
Presentase keidelan = x
skor maksimal ideal
100%
2009:236) :
skor hasil penelitian
Presentase keidelan = x
skor maksimal ideal
100%
Presentase Kriteria
75% - 100% Sangat baik
50% - 74,99% Baik
25% - 49,99% Kurang baik
0% - 24,99% Tidak baik
2. Kualitatif
Data kualitatif berupa tanggapan dan masukan dari ahli materi, ahli bahasa,
ahli media dan calon pengguna yaitu guru, secara deskriptif akan menjadi dasar
untuk melakukan revisi dan penyempurnaan bahan ajar modul ini oleh peneliti.
Teknik analisis dilaksanakan dengan cara meringkas data yang diperoleh dan