Anda di halaman 1dari 38

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI

DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA TEMA 3 SUBTEMA 1

PEMBELAJARAN 3 SISWA KELAS IV DI SDN

Diana Safitri 160401140096

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses kegiatan belajar mengajar agar peserta didik aktif dalam

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprilitual keagamaan,

pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, bangsa dan negaranya (Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003). Berdasarkan

definisi diatas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan proses dan suasana

pembelajaran yang terencana dengan baik. Serta mempersiapkan sebelum

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Untuk mewujudkannya maka perlu

perbaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan belajar mengajar saat ini menggunakan kurikulum 2013. Dimana

kurikum 2013 ini adanya peningkatan keseimbangan antara soft skills dan hard skills

diantaranya aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dari 3

kompetensi tersebut maka dalam pelaksanaan pembelajaran harus disetting

sedemikian rupa sehingga yang menjadi tujuan pembelajaran tercapai. Berkenaan

dengan hal tersebut ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan bersama oleh guru

dalam melaksanakan pembelajaran diantaranya: 1) berpusat pada peserta didik 2)

mengembangkan kreativitas peserta didik 3) menciptakan kondisi menyenangkan dan

menantang 4) bermuat nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika 5) menyediakan

pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi metode


pembelajaran yang menyenangkan, kontesktual, efektif, efesien, dan bermakna

(Fadlillah, 2014)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru kelas IV menunjukkan

yaitu pembelajaran dimulai dengan penyajian konsep materi pembelajaran terlebih

dahulu sehingga membuat siswa menjadi pasif saat kegiatan pembelajaran. Dalam

mengajarkan materi pembelajaran guru kurang antusias karena tidak ada bahan ajar

seperti gambar-gambar yang menarik dan kegiatan belajar siswa terbatas karena

konsep telah dijelaskan oleh guru diawal pembelajaran siswa tidak mampu berfikir

secara logis dan kritis. Selain itu konsep materi pada setiap mata pelajaran belum

dijelaskan secara rinci, materinya kurang luas dan mendalam, membuat siswa kurang

menguasai konsep materi. Salah satu pembelajaran yang biasa menarik bagi siswa

yaitu menggunakan bahan ajar. Oleh karena itu peneliti berkeinginan untuk

mengembangkan bahan ajar modul tematik yang di dalamnya berbasis teknologi yang

akan meningkatkan karakter siswa dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar adalah seperangkat pembelajaran yang disusun dengan secara

sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga memungkinkan peserta didik

dalam suatu kegiatan pembelajaran (Prastowo, 2015). Jadi bahan ajar adalah

perangkat pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang

nantinya akan dikuasai siswa dalam rangka mencapai kompetensi inti dan kompetensi

dasar yang diharapkan didalam pendidikan. Guru bisa menggunakan salah satu bentuk

bahan ajar yang berbentuk modul pembelajaran.

Modul pembelajaran adalah bahan ajar dirancang secara sistematis

berdasarkan kurikulum tertentu yang dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran


terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri yang terdapat satuan tertentu

(Purwanto 2007). Modul yaitu sebuah buku yang berupa tulisan dengan tujuan agar

siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru. Jadi modul artinya sebagai

seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunaannya

dapat belajar secara mandiri. Didalam modul berisi contoh dan ilustrasi yang

mendukung dari isi materi pelajaran. Dan juga terdapat soal-soal latihan, tugas dan

sejenisnya guna mengukur tingkat penguasaan materi. Selain itu modul menggunakan

bahasa yang sederhana, komunikatif, menarik minat siswa, dan dilengkapai dengan

ilustrasi. Jadi modul adalah sebuah bahan ajar yang dirancang secara khusus,

sistematis, dan dilengkapi petujuk pengerjaan yang berikan pengalaman belajar siswa

dengan mengelompokkan materi pembelajaran yang bisa memungkinkan bisa

dipelajarai secara mandiri dan terbimbing.

Selain menggunakan modul pembelajaran upaya yang dapat membuat siswa

aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan berbasis teknologi. Teknologi adalah

cara melakukan suatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan

alat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saati ini sudah membawa pengaruh

yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pendidikan sebagai

salah satu bagian yang tidak bisa terpisahkan oleh proses pendewasaan manusia

tertentu di satu sisi membawa andil yang besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan

teknologi tersebut, namun pendidikan perlu memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi agar mampu mencapai tujuan yang secara efektif dan

efisen. Di sekolah saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah

berpengaruh dalam penggunaan alat-alat bantu untuk mengajar di sekolah dan


pembelajaran di sekolah mulai sudah disesuaikan dengan perkembangan teknologi

saat ini. Hal ini pembelajaran berorientasi pada teknologi yang menggunakan Qr Code

nantinya akan mendapatkan suatu materi pembelajaran.

Dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan teknologi saat ini tidak

hanya dalam pendidikan juga, tetapi harus diperhatikan dalam karakter individu

masing-masing siswa. Dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter siswa Kementrian

Pendidikan Nasional telah menetapkan 18 nilai karakter diantaranya yaitu religius,

jujur,toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, ras aingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung jawab.

Peningkatan karakter ini difokuskan pada tiga aspek yaitu religi, kejujuran, dan

tanggung jawab. Nilai-nilai karakter ini diharapkan dapat mucul dalam diri setiap

anak yang melalui kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan (Aeni 2014).

Penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat dilihat bahwa dengan berbasis teknologi,

seperti hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pambudghi 2017 yaitu hasil penelitian

menunjukkan bahwa data prestasi belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen 1

menunjukan taraf signifikansi 0,020, serta pada kelas kontrol dan kelas eksperimen 2

menunjukan taraf signifikansi 0,011. Dengan demikian, modul yang dikembangkan

layak digunakan pada kelas IV SD. Sedangkan dari peneliti Sasmita A, dkk 2018 yaitu

hasil penelitian menunjukkan hasil validasi ahli modul pembelajaran sebesar 94,3%,

validasi ahli materi 82,7% dan tangggapan siswa 81,5%, hal ini menunjukan bahwa

modul tematik berbasis Quantum Learning telah berhasil dalam pengembangan bahan

ajar ini juga layak digunakan karena menjadi suatu pembelajaran hal yang menarik dan
menyenangkan. Saran yang dapat penulis sampaikan adalah diharapkan guru tidak

hanya menggunakan satu bahan ajar saja. Setidaknya, guru menggunakan penunjang

bahan ajar lainnya untuk menunjang bahan ajar utama. Fasilitas pembelajaran yang ada

di perpustakaan yakni bahan ajar cetak (buku pelajaran) yang kurang relevan dengan

kurikulum diperbaharui, ditambah dan lebih divariasikan dengan menyesuaikan

kurikulum.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis menggunakan sebuah judul tentang

“Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Teknologi Dalam Meningkatkan

Karakter Siswa Tema 3 Subtema 1 Pembelajaran 3 Siswa Kelas IV di SDN”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengembangan modul pembelajaran berbasis teknologi dalam

meningkatkan karakter siswa tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 siswa kelas IV di

SDN ?

2. Bagaimana kelayakan modul pembelajaran berbasis teknologi dalam meningkatkan

karakter siswa tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 siswa kelas iv di SDN?

3. Bagaimana keefektifan modul pembelajaran berbasis teknologi dalam

meningkatkan karakter siswa tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 siswa kelas iv di

SDN?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mendeskripsikan pengembangan modul pembelajaran berbasis teknologi

dalam meningkatkan karakter siswa tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 siswa kelas

IV di SDN
2. Untuk mendeskripsikan kelayakan modul pembelajaran berbasis teknologi dalam

meningkatkan karakter siswa tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 siswa kelas IV di

SDN

3. Untuk mendeskripsikan keefektifan modul pembelajaran berbasis teknologi dalam

meningkatkan karakter siswa tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 siswa kelas IV di

SDN

D. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk adalah gambaran tentang karakteristik produk yang diharapkan

dari penelitian pengembangan. Sepesifikasi produk yang membedakan bahan ajar lain

adalah sebagai berikut:

Modul pembelajaran berbasis teknologi dalam meningkatkan karakter siswa tema

peduli terhadap makhluk hidup subtema hewan dan tumbuhan di lingkungan rumahku

pembelajaran 3 siswa kelas IV di SDN. Dengan adanya modul diharapkan siswa dapat

belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul meliputi

perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat

yang dibutuhkan, serta alat untuk penilaian, dan mengukur keberhasilan siswa dalam

menyelesaikan pembelajaran.

Modul pembelajaran berbasis tekonologi menggunakan tampilan, bahasa dan materi

yang mudah dipahami siswa. Untuk memperjelas materi, didukung dengan gambar

yang berwarna, serta percakapan komunikatif dan bisa menarik siswa. Terdapat

kalimat motivasi agar peserta didik semangat dalam mengerjakan kegiatan belajar

selanjutnya. Dalam modul juga terdapat penanaman karakter.


E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa agar lebih meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan

yang dimiliki siswa dalam mempelajari materi bagian-bagian tumbuhan.

2. Bagi guru sebagai informasi tentang pendekatan pembelajaran yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dan memudahkan

pengajaran serta dapat meningkatkan keprofesionalan guru dalam pembelajaran

khususnya dalam materi pembelajaran bagaian-bagian tumbuhan.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan yang dilakukan ini meliputi modul pembelajaran berbasis

teknologi dalam meningkatkan karakter untuk siswa kelas IV sekoah dasar. Materi

yang diambil dalam modul ini yaitu tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 dengan

kompetensi dasar yang tencantum dalam buku guru.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian yang dibuat oleh peneliti untuk menyamakan

presepsi dengan pembaca.

1. Modul pembelajaran merupakan sebuah buku bahan ajar yang di dalamnya memuat

beberapa materi pelajaran. Modul ini mengambil materi tematik kelas IV SDN.

2. Teknologi adalah mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan

menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan

teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan

proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan


penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang

satu ke lainnya.. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung artian yang

luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,

pemindahan informasi

3. Karakter adalah suatu pola perilaku religius dan mandiri yang dimiliki

setiap individu setelah mempelajari modul pengembangan ini.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2013) bahan ajar memiliki beragam jenis ada yang cetak

maupun non cetak. Bahan ajar cetak antara lain berupa handout, buku, modul,

brosur, lembar kerja siswa, wallchart, foto/gambar, dan lain-lain. Sedangkan

bahan ajar non cetak antara lain bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,

piringan hitam, dan compact disc dan film. Bahan ajar non cetak berikutnya yaitu

multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted Instruction), Compact disc

(CD) multimedia dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Jadi bahan ajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lebih ke bahan ajar

cetak berupa modul yang dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri tanpa

bantuan seorang guru sehingga proses pembelajaran dapat terus berlangsung

meskipun tidak dilakukan di kelas.

B. Bahan Ajar Modul

1. Pengertian Bahan Ajar Modul

Menurut Purwanto (2010) modul adalah bahan ajar yang dirancang secara

sistematis berdasarkan kurikulum tertentu yang dikemas dalam bentuk satuan

pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan

waktu tertentu.

Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,

batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan

menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya (Safitri, 2017).


Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa

modul adalah suatu bahan ajar atau sarana belajar untuk siswa yang dapat

mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar yang dipandu oleh guru sehingga

peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar modul ini

terdiri dari tujuan topic, pokok-pokok materi, alat-alat dan sumber belajar, kegiatan

belajar, lembar kerja, dan program evaluasi.

2. Tujuan Bahan Ajar Modul

Purwanto dkk menjelaskan bahwa tujuan bahan ajar modul yaitu agar

peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam pembelajaran

tematik atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi guru bahan ajar

modul dapat menjadi acuan dalam menyajikan dan memeberikan materi selama

pembelajaran berlangsung. Jadi bahan ajar modul bertujuan untuk agar pembaca

atau siswa dengan memahamai isi materi pembelajaran, sehingga dapat mencapai

suatu kompetensi yang diharapkan.

3. Fungsi Bahan Ajar Modul

Rahayuningsih menyatakan modul memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Alat untuk mengkomunikasikan unit mata pelajaran kepada peserta didik secara

mandiri

b. Alat ukur kemampuan atau keterampilan peserta didik.

c. Alat ukur mengembangkan sikap sosial peserta didik.

Jadi fungsi bahan ajar modul yaitu sebagai bahan belajar yang digunakan

untuk dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan bahan ajar modul

peserta didik dapat belajar dengan lebih terarah dan sistematis.


4. Ciri-ciri Bahan Ajar Modul

Menurut Tjipto dan kees Ruitjer ciri-ciri modul antara lain :

a. Didahului oleh pernyataan sasaran belajar.

b. Pengetahuan disusun untuk sedemikianrupa, sehingga dapat menggiring

partisipasi peserta didik secara aktif.

c. Memuat penilaian berdasarkan penguasaan.

d. Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas materi pelajaran.

e. Memberikan peluang antar perbedaan individu peserta didik.

f. Mengarah pada suatu belajar tuntas.

Jadi modul memiliki ciri-ciri yaitu adanya sasaran belajar, dikemas

semenarik mungkin agar siswa minat dalam membacanya, adanya materi dan

penugasan dan bertujuan siswa dapat menguasai kompetensi yang diharapkan.

5. Karakteristik Bahan Ajar Modul

Menurut Oemar Hamalik untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan

motivasi belajar siswa, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik

yang diperlukan sebagai modul, antara lain :

a. Self instruction

Yaitu karakteristik penting dalam bahan ajar modul dengan karakter tersebut

memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak bergantung pada pihak

lain. Self instruction dapat terpenuhi jika bahan ajar modul memuat tujuaan

pembelajaran, materi pembelajaran dikemas dalam unit kegiatan yang spesifik/

kecil, ketersediaan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenis kontekstual


bahasanya sederhana dan komunikatif. Dan terdapat rangkuman materi pelajaran

serta adanya penilaian.

b. Self contained

Self contained dapat terpenuhi apabila seluruh materi pembelajaran yang

dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuannya yaitu memberikan

kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena

materi pelajaran dikemas dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan

pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi dasar, harus

dilakukan dengan hati-hati memperhatikan keluasan standar kompetensi-

kompetensi dasar yang harus dikuasi oleh peserta didik.

c. Berdiri Sendiri (Stand Alone)

Berdiri sendiri merupakan karakteristik bahan ajar modul yang tidak tergantung

pada bahan ajar atau media lainnya, tidak harus digunakan secara bersama-sama

dengan bahan ajar atau media lainnya.

d. Adaptif

Bahan ajar modul memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadao perkembangan

ilmu dan teknologi saat ini. dikatakan adaptif jika bahan ajar modul tersebut dapat

menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel yang

digunakan diberbagai perangkat keras (hardware).

e. Bersahabat/ akrab (User Friendly)

Bahan ajar modul memiliki kaidar user friendly atau bersahabat sesuai

pemakainnya. Setiap instruksi dan informasi yang tampil bersifat membantu dan

bersahabt dengan pemakainnyta, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon


dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana dan

mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan

bentuk user friendly.

Jadi dari 5 karakteristik diatas, semua karakteristik menunjang agar siswa dan

pembaca dapat dengan mudah, minat dan tertarik dalam membaca modul tersebut,

sehingga peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

C. Langkah-Langkah Penyusunan Bahan Ajar Modul

Dalam menyusun modul, ada beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu

analisis kurikulum, penentuan judul modul, dan penulisan modul (Menurut Safitri,

2017).

a) Analisis Kurikulum

Tahap ini bertujuan untuk menentukan materi-materi yang diperlukan di dalam

bahan ajar. Dalam menentukan materi, hal yang pertama dilakukan yaitu analisis

dengan cara melihat inti materi yang diajarkan serta kompetensi dan hasil belajar

kritis yang harus dimiliki oleh peserta didik.

b) Menentukan Judul Modul

Dalam menentukan judul modul, hal yang harus diperhatikan yaitu mengau

kepada kompetensi-kompetensi dasar atau materi pokok yang ada di dalam

kurikulum.

c) Penulisan Modul

Terdapat 5 hal penting dalam penulisan modul, sebagaimana dijelaskan sebagai

berikut :

1) Perumusan Kompetensi Dasar yang Harus Dikuasai


Perumusan kompetensi dasar yang terdapat dalam modul adalah spesifikasi

kualitas yang semestinya telah dimiliki oleh peserta didik setelah mereka berhasil

menyelesaikan modul tersebut.

2) Penentuan Alat Evaluasi atau Penilaian

Dalam penentuan alat evalausi atau penilaian yaitu sejumlah pertanyaan atau tes

yang digunakan bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik

dalam menguasai suatu kompetensi dasar dalam bentuk butir soal-soal.

3) Penyusunan Materi

Dalam penyusunan materi berdasarkan pada kompetensi dasar yang akan

dicapai. Untuk penulisannya, materi modul tidak harus ditulis secara lengkap.

Tugas-tugas juga harus ditulis secara jelas dan tidak membingungkan guna untuk

mengurangi pertanyaan peserta didik tentang hal semestinya yang dapat mereka

kerjakan. Kalimat yang disajikan pun tidak boleh terlalu panjang. Intinya

sederhana, singkat, jelas dan efektif. Dengan demikian, membuat peserta didik

mudah memahaminya. Selain itu, menggunakan gambar-gambar yang dapat

mendukung dan memperjelas isi materi. Di samping memperjelas uraian, juga

dapat menambah daya tarik siswa dan mengurangi kebosanan untuk

mempelajarinya.

4) Urutan Pengajaran

Urutan pengajaran dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan modul.

Pertunjuk ini diberikan kepada guru yang akan mengajarkan materi dan ada

petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan pada hal-hal yang harus dilakukan

dan yang tidak noleh dilakukan oleh siswa, agar siswa tidak terlalu banyak
bertanya, guru juga tidak banyak menjelaskan materi dengan kata lain guru

sebagai fasilitator.

5) Struktur Modul

Menurut Surahman (2010) modul dapat disusun dalam struktur sebagai berikut :

a. Judul modul

Bagian ini berisi nama modul dari suatu materi pelajaran tertentu.

b. Petunjuk umum

Bagian ini memuat penjelasan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam

pembelajaran meliputi :

1. Kompetensi inti

2. Kompetensi dasar

3. Indikator

4. Petunjuk bagi siswa untuk memahami langkag-langkag dan materi yang

terdapat di dalam modul.

c. Materi modul

Berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang akan diajarkan atau yang

akan dipelajari.

d. Evaluasi

Berisikan latihan butir-butir soal pertanyaan yang wajib dikerjakan oleh siswa.

Modul efektif dan layak yaitu didalam modul, kesesuaian antara materi

dengan KI dan KD, kelengkapan materi, latihan-latohan soal yang digunakan untuk

pemahaman siswa selama mendapatkan penguasaan materi serta dalam

penggunaan kalimat yang sederhana yang mudah dipahami oleh siswa.


D. Teknologi

1. Pengertian Teknologi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu program

untuk alat bantu menyampaikan suatu informasi. Kata teknologi berasal dari

bahasa Yunani, technologia atau techne yang berarti keahlian dan logika yang

berisi pengetahuan. Dalam pengertian sempit, teknologi yaitu sesuatu yang

mengaci pada objek benda yang digunaka untuk mempermudah aktivitas manusia.

2. Jenis-jenis Media TIK

Jenis media yang digunakan dalam penyampaian informasi serta pesan-pesan

pembelajaran sangat banyak jumlahnya yang masing-masing kemudian

dikelompokkan sesuai dengan karakteristik.

Menurut Koyo Kartasurya, berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam

proses komunikasi pembelajaran, antara lain :

a. Media visual meliputi gambar/tato, sketsa, diagram, charts, grafik, kartun,

poster, peta dan globe

b. Media audio meliputi radio, magnetic, tape recorder, magnetic sheet recorder,

laboratium bahasa.

c. Projected still media meliputi slide, film strip, over head projector, micro film,

micro projector.

d. Projected motion media, meliputi film, televisi, closed circuit television

(CCTV), video tape recorder, komputer.

Menurut Widyosiswoyo yang dikutip oleh Hamzah B.Uno, dkk jenis media TIK

terbagai dari 4 yaitu :


a. Televesi, merupakan hasil pengubahan gambar serta suara menjadi listrik,

kemudian disalurkan dengan perantara kabel atau gelombang elektromagnetik

untuk diubah menjadi bentu semula oleh pesewat penerima.

b. Radio, merupakan alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang

elektromagnetik sebagai pembawa pesan (sumber) yang dapat dipancarkan

melalui udara dengan kecepatan yang menyamai cahaya.

c. Computer, adalah mesin serba guna yang bisa dikontrol olrh program, yang

digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Data adalah bahan mentah

bagi computer yang dapat berupa angka maupun gambar, sedangkan informasi

adalah bentuk data yang telah diolah sehingga dapat menjadi bahan yang berguna

untuk pengambilan keputusan.

d. Internet, merupakan kumpulan jaringan computer sehingga pemakai dapat

berbagi informasi dengan sumber-sumber yang mencakup lebih luas.

E. Teknologi Berbasis QR Code

Quick Response (QR) Code atau dapat disebut dengan kode respon cepat.

(Menurut Jawi, 2018) QR Code adalah suatu jenis image dua dimensi yang

menampilkan data berupa teks. Dengan QR Code pengguna dapat mengakses

suatu web lebih cepat daripada harus melakukan secara manual.

(Menurut Jawi, 2018 ) QR code dapat didaur ulang dan digunakan kembali.

Menggunakan QR Code harus pada tempat yang terang atau pencahayaan yang

cukup agar kode pada QR Code terbaca oleh pemindai. Dalam pemindaian QR

Code dapat digunakan sebagai sistem kemanan untuk tempat tertenty yang boleh
dimasuki orang-orang tertentu seperti ruang riset ataupun ruang pusat Supriyono

(Jawi, 2018)

F. Karakter

1. Pengertian Karakter

(Menurut Wibowo 2013) memandang bahwa karakter itu sebagai watak

atau budi pekerti. Karakter dipengaruhi oleh hereditas, sebagaimana dinyatakan

oleh Samani dkk (2013) bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang

membangun pribadi setiap individu, terbentuk baik akrena pengaruh hereditas

maupun pengaruh lingkungan, yang membedaknnya dengan orang lain, serta

diwujudkan dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi

karakter yaitu sebagai moral, nilai, dunia afektif, akhlak serta budi pekerti setiap

individu masing-masing.

2. Jenis-Jenis Karakter

Adapun nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan (Menurut

Silahuddin,2017), meliputi 18 karakter, antara lain sebagai berikut: religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial, tanggung jawab. Disini peneliti di dalam modul menggunakan satu karakter

yaitu religius.

G. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik


(Menurut Sungkono, 2006) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah

usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap

pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari

pertanyaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik dilakukan

dengan maksud sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendiikan,

terutama untuk mengimbangi materi kurikulum.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang berdasarkan sebuah tema

yang digunakan untuk mengaitkan beberapa konsep materi mata pelajaran,

sehingga murid akan lebih mudah memahami sebuah konsep. Disamping itu

pembelajaran tematik akan member peluang pembelajaran terpadu yang

menekankan pada partispasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpduan dalam

pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan

aspek belajar mengajar.

Jadi pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan dalam belajar mengajar

yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan

pengalaman bermakna bagi siswa.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Menurut (Sungkono 2006) pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau

karakteristik sebagaimana berikut :

a. Berpusat pada siswa

Proses pembelajaran ini dilakukan harus menempatkan sisa sebagai pusat

aktivitas dan harus mampu memperbanyak pengalaman belajar. Pengalaman


belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan

mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa,

b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa

Agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa maka perlu belajar secara

langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan

kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.

c. Pemisahan mata pelajarn tidak begitu jelas

Mengingat tema yang dikaji daru berbagai mata pelajaran dan saling

keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran

e. Bersifat fleksibel

Pelaksanaan pembelajarn tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata

pelajaran.

f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan

siswa.

3. Kegunaan Pembelajaran Tematik

Kegunaan pembelajaran tematik antara lain :

a. Tema gunanya sebagai payung untuk melibatkan beberapa mata pelajaran.

b. Tema harus menarik dan bermakna bagi siswa untuk belajar materi selanjutnya.

c. Tema harus disesuiakan dengan tingkat perkembangan siswa.

Tema dipilih sesuai dengan ketersediaan sumber belajar yang ada.

H. Materi Tema 3 Subtema 1


Di dalam tema 3 subtema 1 ini terdapat 6 pembelajaran yang disetiap

pembelajarannya muatan mata pelajaran yang berbeda-beda. Di pembelajaran 3 ini

terdapat 3 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, PJOK, IPA.

Kompetensi Dasar :

1. Bahasa Indonesia

3.3 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan


daftar pertanyaan.

1.3 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif
dalam bentuk teks tulis.

2. PJOK

3.2 Memahami variasi gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan manipulative
sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam
permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional.

4.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan


manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan
dalam permainan bola kecil sederhana dan atau tradisional.
3. IPA

3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya


alam di lingkungannya.

4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-
orang di lingkungannya

I. Kajian Empiris

Kajian empiris ini diperoleh dari peneliti sebelumnya , diantara sebagai berikut :
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Pambudhi T, dkk Pengembangan Modul Hasil penelitian bahwa
Pembelajaran Tematik teknik analisis data
Integratif Berkarakter menggunakan uji t
Nasionalisme Kelas IV dengan taraf signifikasi
Sekolah Dasar 0,05. Kelayakan dari
Banyumas. aspek materi skor 147,
aspek media skor 91,
respons guru skor 60, dan
respons peserta didik
skor 36,13. Keefektifan
dilihat dari pengamatan
sikap nasionalisme
daripada control.
Pengamatan aktivitas
peserta didik pada kelas
experimen yang
menunjukan aktivitas
dengan kategori “tinggi”
presentasenya lebih besar
disbanding kelas kontrol.
Hasil analisis pada kelas
kontrol dan kelas
experimen 2
menunjukkan taraf
signifikasi 0,011. Dengan
demikian modul yang
dikembangkan layak
digunakan pada kelas IV
SD.
2 Fatah A, dkk Pengaruh Media Hasil penelitian bahwa
pembelajaran Berbasis IT analisis data dilakukan
Terhadap Aktivitas dan secara deskriptif dan Uji
Presrasi Belajar Siswa Jenjang Wilconxon. Hasil
SMK Bidang Otomatif di penelitian menunjukan
Sleman dan Yogyakarta. rerata aktivitas belajar
siswa selama mengikuti
pembelajaran pada kelas
kontrol (dengan media
berbasis non IT) antara
cuku-baik (skore 67,00;
74,25; dan 63,13),
sedangkan pada kelas
eksperimen (dengan
media berbasis IT)
termasuk baik (skore
74,50; 73,25; dan 75,00).
Penggunaan media
berbasis IT dalam
pembelajaran tidak
semua dapat membuat
aktivitas dan prestasi
belajar siswa lebih tinggi
dari pada kelas yang
menggunakan media
berbasis non IT.
3 Wahyudi E. B. A, dkk Meningkatkan Karakter Hasil penelitian
dan Hasil Belajar IPS menunjukkan bahwa
Menggunakan Metode proses pembelajaran IPS
Bermain Peran Pada dengan penerapan
Siswa SD. metode bermain dapat
meningkatkan karakter
siswa. Peningkatan
kejujuran, kerja sama dan
tanggung jawab dari
siklus I, II, III dimana
kejujuran pada Siklus I,
II,III berturut-turut
42,85%, 52,9%, dan
67%. Kerja sama Siklus
I, II, III memperoleh
42,14%, 51,9%, dan
62%. Sedangkan
tanggung jawab pada
Siklus I, II, III secara
berurutan 44,6%, 54,1 %,
dan 64,1%. Peningkatan
hasil belajar pada siklus
I, II, III berturut-turut
66,5, 72,92, dan 74,85.
Jadi penerapan metode
bermain peran dapat
meningkatkan karakter
dan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Tridadi
Sleman.

J. Kerangka Berpikir

Panduan pembelajaran disekolah merujuk dari standart kompetensi dari

pemerintah agar semua sekolah mempelajari materi yang sama untuk diajarkan ke

peserta didik. Pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai
dan paham materi yang diajarkan oleh guru maupun yang dipelajari siswa itu sendiri

dengan konsep yang ia temukan mengenai materi tersebut.

Dengan adanya bahan ajar modul yang sesuai dengan kebutuhan siswa, ini akan

membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran dan menemukan konsep

pembelajaran. Siswa akan terbantu dalam mengerjakan tugas maupun evaluasi yang

diberikan. Bahan ajar modul merupakan bahan ajar yang selalu digunakan di

sekolah dasar.

Analisis Masalah

(Guru, siswa dan Buku Paket)

Penyajian konsep membuat Tidak adanya bahan ajar


siswa pasif
- Kenyataan di lapangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan
penyajian konsep materi pembelajaran terlebih dahulu sehingga memmbuat
siswa menjadi pasif dan tidak adanya bahan ajar seperti gambar-gambar yang
menarik siswa dalam pembelajaran.

Pengembangan modul pembelajaran berbasis teknologi dalam meningkatkan


karakter siswa tema 3 (peduli terhadap makhluk hidup), subtema 1 (hewan dan
tumbuhan di lingkungan rumahlku), pembelajaran. Ciri-ciri modul : Modul
bergambar didalamnya terdapat barcode untuk menampilkan penyajian materi serta
meningkatkan karakter siswa dalam setiap mengerjakan soal-soal. Menggunakan
model pengembangan ADDIE.

Keluaran produk yang dikembangkan bahan ajar Modul Berbasis


Teknologi Dalam Meningkatkan Karakter Siswa Tema 3 Subtema 1
Pembelajaran 3

BAB III

METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian Pengembangan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan

(Research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul

pembelajaran berbasis teknologi dalam meningkatkan karakter siswa tema 3

Analysis
subtema 1 pembelajaran 3. Model penelitian pengembangan yang digunakan oleh

peneliti adalah model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation

dan Evaluation).

Implementation Evaluation
Design

Development

B. Prosedur Penelitian Pengembangan

Berikut uraian tahapan-tahapan model pengembangan ADDIE:

1. Analysis (Analisis)

Pada tahap analisis terdapat 3 tahapan yaitu:

a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisis bahan ajar yang terdapat di

sekolah. Tahap ini akan mengetahui bahan ajar yang perlu dikembangkan untuk

peserta didik.

b. Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dengan memperhatikan kurikulum yang digunakan di

sekolah. Tujuannya untuk bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan

kurikulum yang digunakan di sekolah. Kurikulum yang digunakan di SDN

adalah kurikulum 2013.


c. Analisis karakter siswa

Siswa-siswi SDN khususnya kelas IV siswa pasif dalam kegiatan

pembelajaran karena dalam mengajarkan materi pembelajaran guru kurang antusias

tidak adanya bahan ajar. Siswa lebih tertarik pada bahan ajar dengan tampilan

adanya gambar-gambar yang menarik.

2. Design (Desain)

Pada tahap ini dilakukan penentuan komponen-komponen penyusunan

perangkat pembelajaran seperti komponen-komponen modul. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap ini yaitu membuat rancangan bahan ajar berbasis tekonologi

seperti materi, soal, kumci jawaban, rancangan desain. Peneliti juga menyusun

instrument penelitian meliputi angket validasi untuk ahli materi, ahli bahasa, ahli

media, guru kelas IVdan siswa kelas IV.

3. Development (Pengembangan)

Pada tahap ini dilakukan dengan pembuatan dan penyusunan komponen

bahan ajar seperti sampul, daftar isi, petunjuk penggunaan, pemetaan KI dan KD,

pokok bahasan, materi, latihan soal, kunci jawaban dan daftar pustaka.

Setalah itu melakukan validasi kepada ahli materi, ahli bahasa dan ahli media.

Melalui tahap ini memperoleh data kelayakan produk dan saran ari ahli materi, ahli

bahasa dan ahli media. Saran tersebut digunakan untuk revisi peyempurnaan

produk. Kemudian hasil dan revisi tersebut terlebih dahulu diuji cobakan kepada

guru kelas IV. Jika hasil uji coba mendapat respon yang baik, maka bahan ajar siap

diimplementasikan kepada siswa kelas IV SDN.

4. Implementation (Implementasi)
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba bahan ajar kepada siswa kelas IV

SDN. Peneliti mengukur keefektifan penggunaan bahan ajar dengan melihat respon

siswa melalui angket.

5. Evaluation (Evaluasi)

Pada tahap ini peneliti melakukan revisi terhadap bahan ajar yang

berdasarkan masukan didapat dari angket respons. Dengan tujuan agar modul yang

dikembangkan benar-benar sesuai dan dapat digunakan oleh sekolah.

C. Mengembangkan Produk Awal

Pengembangan bahan ajar pada penelitian ini menggunakan pembelajaran

tematik di kelas IV SD. Setelah itu merancang dan membuat bahan ajar, selajutnya

peneliti melakukan uji validasi kepda ahli materi, ahli bahasa dan ahli media. Hal

ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan produk untuk nantinya akan

dilakukan uji coba lapangan.

D. Uji Coba Produk

1. Uji Lapangan Terbatas

Uji lapangan terbatas yaitu melakukan validasi praktis pendidikan (guru

kelas) uji coba kelayakan produk kepada beberapa peserta didik untuk

mendapatkan data kualitatif berupa pendapat, dan saran terhadap penyajian, materi

pembelajaran, kedalaman materi, dan kesesuaian modul berbasis teknologi pada

tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 kelas IV Sekolah Dasar. Sedangkan uji

kelompok kecil dilakukan oleh siswa untuk mengumpulkan data berkaitan dengan

kesesuaian dari isi, penyajian, data keterbacaan dari modul yang dikembangkan.

Subjek uji coba kelompok kecil adalah 5 orang siswa pada kelas IV SDN.
2. Uji Lapangan Lebih Luas

Uji lapangan lebih luas dilakukan dengan validasi praktis pendidikan (guru

dan dosen) dan uji kelompok yang lebih luas (siswa). Dengan tujuan untuk

mendapatkan data berupa pendapat, dan saran terhadap penyajian, materi

pembelajaran, kedalaman materi, dan kesesuaian modul berbasis teknologi pada

tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 kelas IV Sekolah Dasar yang telah

disempurnakan dari hasil uji coba lapangan terbatas.

Uji kelompok lebih luas dilakukan oleh peserta didik dengan tujuan untuk

mengumpulkan data terkait dengan kesesuian, isi, penyajian dan keterbacaan dari

modul yang dikembangkan berdasarkan revisi dari uji coba lapangan terbatas.

Subjek dalam uji kelompok yang lebih luas adalah 15 siswa pada kelas IV SDN.

3. Uji Operasional

Uji operasional untuk mengetahui keefektivan produk modul berbasis

Teknologi pada tema 3 subtema 1 pembelajaran 3 untuk siswa kelas IV SDN,

dengan menggunakan beberapa siswa sebagai uji coba. Desain penelitian yang

digunakan dalam uji operasional adalah Pre-Test dan Post Test. Desain uji

menggunakan satu kelas yang digunakan untuk uji coba individu, pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan modul yang biasa digunakan di sekolah tersebut,

dan kelas kelompok besar, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan modul

pembelajaran berbasis teknologi. Kedua kelompok mendapatkan Pre-test terlebih

dahulu sebelum menerima perlakuan kemudian dilanjutkan dengan memberikan

Post-test pada kedua kelas.

E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan modul tematik

dengan berbasis teknologi ini adalah sebagai berikut :

a. Data kualitatif

Data kualitatif berupa masukkan, kritikan, tanggapan dan saran yang

berkaitan dengan modul berbasis teknologi pada tema 3 subtema 1 pembelajaran 3

kelas IV SD yang dikembangkan peneliti. Data kualitatif diperoleh dari observasi,

wawancara dan lembar aktivitas guru dan siswa.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif dipeoleh dari kuesioner atau angket yang diberikan kepada

validator untuk menilai produl pengembangan modul pembelajaran. Dat juga

diperoleh dari tes kelas dengan uji coba produk dengan tujuan untuk mengukur

pencapaian peserta didik setelah menggunakan produk pengembangan modul

pembelajaran.

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat penelitian pengembangan bahan ajar ini dilaksanakan

pada tahun 2020/2021 dan peneliti melakukan di SDN.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian bahan ajar ini menggunakan

lembar angket/kuesioner dan dokumentasi.

1. Angket/Kuesioner

Angket/Kuesioner yaitu sebuah daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden

(Arikunto, 2016:42). Angket ini menggunakan angket tertutup, dimana

responden memberikan pilihan jawaban dengan tanda checklist pada kolom


jawaban yang tersedia. Angket ini berupa lembar validasi yang diberikan kepada

ahli materi, ahli bahasas, ahli media dan guru kelas IV. angket ini juga diberikan

kepada siswa-siswi kelas IV SDN dengan tujuan mengetahui respon dari

penggunaan bahan ajar. Berikut kisi-kisi yang digunakan dalam angket.

Tabel Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi

No Aspek yang Indikator Jumlah butir Nomor


dinilai butir
1 Kelayakan isi 1. Kesesuaian materi 1 1
dengan KI dan KD
2. Indikator yang 1 2
digunakan sesuai
dengan materi
3. Kelengkapan materi 1 3
4. Keluasan materi 1 4
5. Kebenaran konsep 1 5
6. Latihan soal 1 6
digunakan untuk
mengetahui
pemahaman siswa
2 Kelayakan 7. Konsistensi 1 7
penyajian sistematika
penyajian
8. Keruntutan konsep 1 8
9. Kejelasan daftar isi 1 9
10. Kejelasan peta 1 10
konsep
11. Kejelasan petunjuk 1 11
penggunaan
12. Kejelasan soal 1 12
latihan
13. Tedapat kunci 1 13
jawaban
14. Penyajian 1 14
glosarium
15. Penyajian daftar 1 15
pustaka

Tabel Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Media

No Aspek yang Indikator Jumlah butir Nomor


dinilai butir
1 Kelayakan 1. Kesesuaian ukuran 1 1
kegrafikan modul dengan isi materi
2. Kemenarikan sampul 2 2,3
depan dan belakang
3. Kombinasi warna tulisan 1 4
dengan background yang
digunakan
4. Kualitas text (jenis dan 1 5
ukuran)
5. Desain tampilan isi 1 6
2 Bahasa dan 6. Kalimat yang digunakan 1 7
keterbacaan sederhana dan mudah
dipahami
7. Kalimat yang digunakan 1 8
tidak menimbulkan
makna ganda
8. Menggunakan bahasa 1 9
Indonesia yang baku
9. Ketepatan struktur 1 10
kalimat dan ejaan

Tabel Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Bahasa

No Aspek yang Indikator Jumlah Butir Nomor


dinilai Butir
1 Komponen 1. Kemampuan 1 1
penyajian memberikan motivasi
2. Kemampuan 1 2
menumbuhkan rasa
ingin tau
3. Kesesuaian dengan 1 3
tingkat
perkembangan
intelektual peserta
didik
4. Kesesuaian dengan 1 4
tingkat emosional
peserta didik
2 Bahasa 5. Kalimat yang 1 5
digunakan sederhana
dan mudah dipahami
6. Kalimat yang 1 6
digunakan tidak
menimbulkan makna
ganda
7. Menggunakan bahasa 1 7
Indonesia yang baku
3 Penggunaan 8. Ketepatan struktur 1 8
kaidah bahasa kalimat
9. Ketepatan tata bahasa 1 9
10. Ketepatan ejaan 1 10

Tabel Kisi-kisi Angket Respon Calon Pengguna

No Aspek yang Indikator Jumlah butir Nomor


dinilai butir
1. Tampilan bahan 1. Kemenarikan tampilan 1 1
ajar desain sampul depan
dan belakang
2. Kemenarikan tampilan 1 2
isi bahan ajar
3. Kemenarikan kombinasi 1 3
warna yang digunakan
2. Komponen 4. Konsistensi sistematika 1 4
penyajian sajian
5. Kejelasan daftar isi 1 5
6. Kejelasan peta konsep 1 6
7. Kejelasan petunjuk 1 7
penggunaan
8. Kesesuaian materi 1 8
dengan KI dan KD
9. Kesesuaian indikator 1 9
dengan materi
10. Penyajian latihan soal 1 10
11. Alternatif jawaban 1 11
dapat mengecoh siswa
12. Kejelasan kunci 1 12
jawaban
13. Penyajian glosarium 1 13
14. Penyajian daftar 1 14
pustaka
3. Bahasa dan 15. Kalimat yang 1 15
keterbacaan digunakan sederhana
dan mudah dipahami
16. Kalimat yang 1 16
digunakan tidak
menimbulkan makna
ganda
17. Menggunakan bahasa 1 17
Indonesia yang baku

Tabel Kisi-kisi Angket Respon Siswa


No Aspek yang Indikator Jumlah Butir Nomor
dinilai butir
1. Tampilan bahan 1. Kemenarikan 2 1,2
ajar tampilan desain
sampul depan dan
belakang
2. Kemenarikan 1 3
tampilan isi bahan
ajar modul
3. Kemenarikan 1 4
kombinasi warna
yang digunakan
4. Kejelasan ukuran dan 1 5
bentuk huruf
5. Kalimat yang 1 6
digunakan sederhana
dan mudah dipahami
2. Komponen 6. Penyajian daftar isi 1 7
penyajian
7. Penyajian petunjuk 1 8
penggunaan
8. Penyajian bagian- 1 9
bagian
9. Penyajian pokok 1 10
bahasan
10. Kejelasan penyajian 1 11
materi
11. Kelengkapan 1 12
penyajian materi
12. Penyajian latihan 1 13
soal
13. Penyajian kunci 1 14
jawaban
14. Penyajian glosarium 1 15

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan di dalam penelitian ini berupa foto-foto selama

kegiatan penelitian berlangsung.

H. Teknik Analisis Data


Analisis data dilaksanakan setelah semua data sudah terkumpul. Adapun

teknik analisis data yang digunakan dalam penilaian bahan ajar ini dilakukan

secara kuantitatif dan kualitatif.

1. Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari skor penilaian lembar validasi oleh ahli

materi, ahli bahasa dan ahli media serta skor angket yang diberikan kepada guru

kelas Iv dan siswa kelas IV SDN selanjutnya dianalisis guna mengetahui kevalidan

dan keefektifan bahan ajar. Penilaian lembar validasi dan angket berupa check list

yang menggunakan skala likert dengan kententuan skor 4 = sangat baik (SB), 3 =

baik (B), 2 = kurang baik (KB), 1 = sangat kurang (SK) (Arikunto, 2016:195).

Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Analisis Kevalidan

Menghitung presentase kevalidan dengan persamaan sebagai berikut

(Arikunto, 2009:236) :
skor hasil penelitian
Presentase keidelan = x
skor maksimal ideal
100%

Tabel Kriterian Presentase Tingkat Kevalidan

Kriteria Pencapaian Nilai Tingkat Validitas


81 % - 100 % Sangat valid, dapat digunakan tanpa
perbaikan
61 % - 80 % Cukup valid, dapat digunakan namun perlu
perbaikan kecil
41 % - 60 % Kurang valid, disarankan tidak
dipergunakan
21 % - 40 % Tidak valid, tidak bisa digunakan
0 % - 20 % Sangat tidak valid, tidak bisa digunakan
b. Analisis kepraktisan

Menghitung presentase keidelan dengan persamaan sebaga berikut (Arikunto,

2009:236) :
skor hasil penelitian
Presentase keidelan = x
skor maksimal ideal
100%

Tabel Kriteria Presentase Kepraktisan

Presentase Kriteria
75% - 100% Sangat baik
50% - 74,99% Baik
25% - 49,99% Kurang baik
0% - 24,99% Tidak baik

2. Kualitatif

Data kualitatif berupa tanggapan dan masukan dari ahli materi, ahli bahasa,

ahli media dan calon pengguna yaitu guru, secara deskriptif akan menjadi dasar

untuk melakukan revisi dan penyempurnaan bahan ajar modul ini oleh peneliti.

Teknik analisis dilaksanakan dengan cara meringkas data yang diperoleh dan

melakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan hasil pengumpulan

informasi yang telah dilakukan pada tahap pengumpulan data.

Anda mungkin juga menyukai