Anda di halaman 1dari 38

BAB.

2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
1. Identifikasi Ternak berwarna merah.Warna paruh, lidah, langit-langit mulut (telak)
berwarna putih. Kaki (shank) berwarna putih/kuning kadang kala
Ternak merupakan hewan yang umum telah dibudidayakan oleh ada yang kehitaman. Bentuk jengger tunggal (wilah). Bobot ayam
masyarakat. Ditinjau dari struktur pencernakannya maka dapat jantan dewasa 2,5 kg dan betina 1,2 - 1,5 kg
dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu ternak ruminansia
dan ternak non ruminansia (unggas).
1.1.3.2. Ayam Kedu Hitam
1.1. Jenis Ayam Lokal

1.1.1. Ayam Hutan Merah (Gallus-Gallus)


Ayam kedu hitam mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut; penampilan fisiknya hampir hitam
Ayam hutan merah atau dalam bahasa Latin dikenal dengan semua kecuali kulit, pantat dan pial agak
Galus-galus penyebarannya sangat luas, mulai dari India, China
dan Indonesia. di dunia terdapat 5 spesies yaitu Gallus-gallus, berwama kemerahan. Bobot ayam jantan dewasa
galus bangkiva, gallus murghi, Gallus spadiceus dan gallus 2 - 2,5 kg dan betina 1,5 kg.
jaboullei. Dua spesies diantaranya terdapat di Indonesia, yakni
Gallus-gallus di Sumatera dan Gallus-gallus bankiva di Jawa dan
Madura, sedangkan Gallus-gallus murghi terdapat di India dan
Bangladesh. Gallus-gallus spadiceus di Myanmar dan Vietnam.
Gallus-gallus jaboullei terdapat di China Selatan serta pulau
Hainan.
Ayam Hutan Merah (Gallus-gallus bankiva) mempunyai ciri-ciri:
 Bobot ayam jantan dewasa 0,7 Kg dan betina 0,4 Kg
 Produksi telur 5 - 7 butir permusim
 Jantan memiliki bulu leher yang panjang dan sempit dan bulu
dada hitam.
 Jengger berbentuk willah bergerigi merah.
 Pial ganda, merah. Gambar 3. Ayam Kedu Cemani Putih
 Bunyi kokoknya "ku-ku-ru-yuk" seperti ayam jantan biasa. Sumber Litbang Peternakan Deptan
 Tersebar di Jawa dan Madura
Sedangkan ayam hutan merah (Gallus-gallus) mempunyai
kesamaan ciri dengan Gallus-gallus bankiva, perbedaannya
terdapat pada :
 Bobot ayam jantan dewasa 0,9 - 1,2 Kg dan betina
 0,7 - 0,8 Kg
 Produksi telur 5 - 7 butir per musim
 Tersebar di Sumatera dan Sulawesi
Kedua spesies ayam ini merupakan nenek moyang ayam buras
yang ada di Indonesia, yang saat ini banyak dipelihara sebagai
penghasil telur, daging dan hewan kesayangan.

1.1.2. Ayam Hutan Hijau (Gallus-Gallus)


Gambar 4. Ayam Kedu Hitam
Ayam ini tersebar disekitar Jawa, Bali, Kangean, dan Flores. Ciri-
Sumber Litbang Peternakan Deptan
cirinya adalah sebagai berikut :
1.1.3.3. Ayam Kedu Cemani
1.1.2.1. Ayam Jantan
Ayam kedu cemani mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Ayam
yang warnanya hitam mulus, termasuk paruh, kuku, telapak kaki,
 Panjangnya kira-kira 70 cm
lidah, telak (langit-langit mulut). Daging dan tulang juga hitam,
 Beratnya 0,7 - 1,5 Kg Sosok tubuhnya tinggi besar, Bobot ayam jantan dewasa 3 - 3,5
 Bulu dada hitam berbaur hijau mengkilap dengan ujung ke kg dan betina 2 - 2,5 kg. Ayam Cemani sempurna memiliki
kuning-kuningan persentase warna hitam 100 % termasuk warna darah kehitaman.
 Bulu ekor panjang melengkung, hitam
 Bulu leher kecil-kecil, merah kekuning-kuningan
 Jengger bulat rata
 Pial tunggal - Bunyi kokoknya ce-ki-krek

1.1.2.2. Ayam Betina

 Panjang kira-kira 40 cm
 Bulunya kuning pucat
 Beratnya 0;5 - 0,8 Kg
 Produksi telur 3 - 5 butir/ musim
Ayam hutan hijau dari Kangean, Bali dan Flores lebih langsing
dibandingkan dengan yang terdapat di Jawa. Suaranya
melengking bagus dan banyak di pakai sebagai induk pejantan
dalam pembuatan ayam bekisar.

1.1.3. Ayam Kedu Gambar 5. Ayam Kedu Cemani


Sumber Litbang Peternakan Deptan
Warna bulu hitam berkilau secara fisik kelihatan serba hitam,
akan tetapi bila diamati secara teliti bulu hias jantannya ada yang 1.1.3.4. Ayam Kedu Cemani Merah
kuning emas kemerahan atau berkilat kehijauan. paruh, kulit dan Ayam kedu cemani merah mempunyai ciri-ciri Warna bulunya
ceker berwarna hitam, jengger dan pial berwarna merah ada juga hitam mulus, Kulit muka dan jengger merah, Kulit badan putih,
yang kehitaman, lidah, tenggorokan dan telak (langit-langit mulut) Sosok tubuh tinggi besar. Bobot ayam jantan dewasa 3-3,5 kg
berwarna putih kemerahan dan betina 2-2,5 kg. Produksi telur 40 butir per periode.
Ayam ini merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten
Magelang dan Temanggung, eks Keresidenan Kedu, Jawa 1.1.4. Ayam Nunukan
Tengah. Saat ini sudah banyak tersebar keluar daerah tersebut.
Berdasarkan warnanya, menurut badan litbang deptan ayam kedu Ayam Nunukan merupakan ayam lokal khas Kalimantan Timur,
dapat dibedakan, empat jenis, yakni: kedu cemani putih, Ayam yang penyebarannya banyak terdapat di Pulau Tarakan dan
kedu hitam, kedu cemani dan kedu cemani merah. Nunukan. Ayam ini mempunyai ciri spesifik warna bulu coklat
kemerahan (buff) dengan pola bulu Columbian (bagian ujung
1.1.3.1. Ayam Kedu Cemani Putih sayap dan ekor berwarna hitam) serta bulu utama sayap dan ekor
Sepintas mirip ayam White Leghorn merupakan warna resesif dari tidak berkembang (bersifat lambat tumbuh bulu) yang dipengaruhi
Kedu Hitam, berwarna putih polos, sering disebut ayam Raja. oleh adanya gen K pada kromosom Z. Oleh karena itu, ayam
Jengger, pial, cuping berwarna merah terang. Kulit muka Nunukan mempunyai metabolisme protein yang efisien yaitu
asam amino yang mengandung sulfur (Sistin dan Metionin) yang

Direktorat Pembinaan SMK 2008 1


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
berpengaruh terhadap pertumbuhan bulu dapat dikompensasikan pencegahan penyakit dilaksanakan semaksimal mungkin
untuk produksi daging dan telur . Bila dilihat produksinya, ayam tergantung pengetahuan dan ketersediaan dana.
Nunukan lebih baik dibandingkan dengan ayam Kampung yaitu
mempunyai produksi telur hen day, hen house dan puncak
produksi masing-masing sebesar 45, 39,1 dan 62%, sedangkan
pada ayam Kampung produksi telur hen day, hen house dan
puncak produksinya masing-masing sebesar 35,9, 30,9 dan 48%.
Ayam Nunukan mempunyai karakteristik genotipe eksternal ii ee
ss IdId pp yang berarti tampilan fenotipenya mempunyai pola bulu
columbian dan keemasan, warna ceker kuning atau putih dan
bentuk jengger tunggal hampir sama dengan ayam Merawang.
Berdasarkan introgresi genetik, ayam Nunukan dipengaruhi oleh
bangsa ayam Rhode Island Red dengan nilai introgresi genetik
sebesar 0,964

Adalah ayam lokal yang berkembang di pulau Tarakan, Foto : Sulandari, dkk (2006)
Kalimantan Timur dan diduga berasal dari Cina. Ciri -cirinya Gambar 7. Ayam Nunukan Betina Dewasa
adalah : Program pemberian pakan sementara ini kelihatannya belum
 Warna bulu merah cerah atau merah kekuningan mengikuti standar kebutuhan ayam Pelung, tetapi kelihatannya
 Bulu sayap dan ekor tidak berkembang sempurna masih memadai dengan berbagai pengalaman para peternak.
 Paruh dan kaki berwarna kuning atau putih kekuningan Pemberian pakan dengan ransum pertumbuhan umur 0-8 minggu
dengan ransum mengandung 20% protein kasar, umur 8-20
 Jengger dan pial merah cerah
minggu dengan ransum mengandung 16 % protein kasar dengan
 Anak berumur 45 hari cenderung berbulu kapas
kandungan energi sekitar 2850 kkal/kg, yang kemudian diikuti
 Berat badan ayam jantan dewasa 3,4 - 4,2 kg dan betina 1,6 - dengan ransum dewasa petelur ras yang mengandung 17 %
1,9 kg protein memberikan suatu gambaran maksimal produktifitas 4).
Dinas Peternakan Kabupaten Cianjur sejak tahun 1978 , dalam
Produksi telur 120 - 130 butir per tahun dengan bobot 40 - 60 upaya mempertahankan plasma nutfah ayam Pelung, setiap
gr/butir tahun selalu melaksanakan kontes suara ayam Pelung, karena
dipertimbangkan bahwa ayam pelung merupakan aset asli
Kabupaten Cianjur. Bahkan pada tahun 1978 didirikan pusat
pembibitan ayam pelung di Cipadang, Kecamatan Warung
Kondang. Terakhir, proyek demplot ayam pelung juga
dilaksanakan di Kec. Warungkondang pada tahun 2000 (Wachidin
2003. pers. comm.)

Ciri-ciri ayam pelung sebagai berikut :


 Sosok besar tegap dan kalau berdiri tegak, temboloknya
tampak menonjol
 Kakinya panjang kuat dengan paha berdaging tebal
 Ayam jantan mempunyai wilah yang besar, tegak, bergerigi
dan berwarna merah cerah.
 Pada ayam betina tidak berkembang dengan baik.
 Warna bulu tidak memiliki pola warna yang khas, umumnya
Foto : Sulandari, dkk (2006)
kuning campur merah, hitam dan jalak (bintikbintik hitam)
Gambar 6. Ayam Nunukan Jantan Dewasa  Ayam jantan mempunyai suara kokok yang khas, sehingga
Asal muasal ayam Nunukan menurut sejarahnya pada waktu banyak dipe-lihara sebagai unggas kesayangan.
jaman Belanda sekitar tahun 20an, dua perusahaan besar yaitu  Ayam yang dinilai bagus mempunyai kokok dengan leher
NHM (Noenoekan Houtanchap Matschappiij) di Pulau Nunukan tegak agar suaranya tinggi dan terdengar sampai jauh.
dan BPM (Bataafse Petroleum Matschappiij) di Pulau Tarakan  Ayam jantan dewasa berbobot 3,5 - 5,5 kg dan betina 2,5 -
banyak memperkerjakan imigran dari dataran Cina yang 3,5 kg.
kemudian menetap di wilayah tersebut. Para imigran tersebut Produksi telur 39 - 68 butir/tahun dengan bobot telur 40 - 50
membawa ayam dengan rute perjalanan diperkirakan dimulai dari gram/butir.
Hongkong-Sandakan-Tawao-Nunukan-Tarakan. Maka ayam ini
dikenal dengan ayam Cina atau ayam Tawao dan datang pertama 1.1.6. Ayam Balenggek
kali ke pulau Nunukan sehingga dinamakan ayam Nunukan
(Disnak Kalimantan Timur, 1995). Pada kenyataannya ayam Berasal dari Kabupaten Solok Sumatera Barat , Ciri -cirinya
Nunukan lebih banyak berkembang di pulau Tarakan karena adalah Sangat pandai berkokok dengan suara merdu yang
lapangan pekerjaan di pulau Tarakan lebih banyak dibandingkan iramanya bersusun-susun, panjang sampai terdiri dari 6 hingga 14
di pulau Nunukan, sehingga imigran-imigran dari Cina tersebut suku kata. Bentuk fisiknya dibedakan atas tiga macam yakni
setelah perusahaan besar tadi tutup banyak menetap di pulau
Tarakan dan beralih profesi menjadi pedagang sambil memelihara
ayam. Perkembangan selanjutnya ayam Nunukan banyak juga
dipelihara oleh masyarakat setempat dan telah beradaptasi
dengan baik
selama + 80 tahun. Oleh karena itu ayam Nunukan telah di klaim
sebagai ayam lokal Kalimantan Timur yang merupakan plasma
nutfah unggulan daerah.

1.1.5. Ayam Pelung

Ayam Pelung merupakan salah satu plasma nutfah ternak asli


Indonesia. Dilaporkan oleh Subandi dan Abdurrachim tahun 1984 Sumber Pusat Penelitian Biologi LIPI, 2007
bahwa ayam Pelung ditemukan di desa Bumi Kasih, Jambu Dipa,
Songgom dan Tegal Lega, yang terletak di Kecamatan Gambar 8. Kanan Ayam Pelung dan Kiri Ayam Sentul
Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dipelihara
masyarakat utamanya untuk suara jago yang khas. Populasi pada 1.1.6.1. Yungkilok Gadang
tahun 1994 sekitar 5-6 ribu ekor dan berkembang mencapai
kurang lebih 40 ribu ekor pada tahun 2003 Yungkilok gadang berpenampilan tegap, gagah dan cantik. Ayam
jantan dewasa berbobot 2 Kg dan betina 1,5 Kg dengan produksi
Ayam Pelung pada umumnya dipelihara secara intensif telur 16 butir per musim.
sederhana oleh para peternak dalam jumlah terbatas untuk tujuan
mendapatkan ayam-ayam jantan. Jenis pakan yang diberikan 1.1.6.2. Ratiah
sangat berbeda dari satu peternak ke peternak lain. Pakan jadi
komersial dikombinasikan dengan bahan-bahan pakan lokal Ratiah, ayam ini berpenampilan lebih kecil dan langsing. Ayam
seperti dedak padi, belut, dan/atau siput. Program vaksinasi tetelo jantan dewasa 1,6 Kg dan betina 0,8 Kg dengan produksi telur 18
(ND=Newcastle Desease) dilaksanakan secara teratur 3) dan butir permusim.

1.1.6.3. Batu

Direktorat Pembinaan SMK 2008 2


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
induk betina ayam kampung berbulu merah, hitam, kuning, abu-
Ayam Batu ini berpenampilan mirip ayam kate, karena berkaki abu atau coklat. Warna bulunya berwarna-warni dengan bulu
pendek yakni 3 – 4 cm. Bobot ayam jantan dewasa 1,8 Kg dan leher, bulu pelanan dan bulu hias merah menyala.
betina 1 Kg dengan produksi telur 12.butir per musim.
Dilihat tampilannya, ayam kokokbalenggek mirip ayam kampung 1.1.8. Ayam Katai/Kate
jantan dengan warna bulu dominan merah. Jenis ayam ini
berkerabat dekat dengan ayam hutan merah Sumatera (Gallus Ayam kate perawakan kecil, berkaki pendek dan unik karena
gallus), sedangkan ayam hutan Jawa dominan berbulu hijau memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan ayam biasa,
(Gallus bankiva). Pada umur 6 bulan, ayam kokok balenggek terutama dalam hal keindahan bulu, jengger, penampilan fisik dan
jantan memiliki bobot badan 1,6-2,2 kg dengan bentuk badan tingkah laku. Ada beberapa macam ayam kate, yaitu :
seimbang. Mata bercahaya dan waspada, lincah dan kuat.
Menurut para penggemarnya, makin besar badan makin bagus 1.1.8.1. Ayam Kate Lokal
irama lenggeknya. Memilih ayam kokok balenggek yang Adalah ayam kate yang sudah lama dipelihara oleh penggemar di
berkualitas bagus perlu memperhatikan sisik kaki, jumlah bulu Indonesia. Asal usulnya tidak ketahuan, tetapi penampilannya
sayap, kondisi saluran pernafasan, panjang jari kaki, warna bulu, mirip ayam kate yang terdapat di Jepang. Adapun ciri-ciri ayam
bentuk jengger dan pial, serta bentuk badan. kate lokal adalah:
Saat ini populasi ayam kokok balenggek makin berkurang karena  pialnya sangat mencolok, karena besar
banyak yang dijual ke luar daerah, bahkan ayam dengan kokok  dan merah- Warna bulunya putih mulus tapi ada jugs yang
yang panjang (banyak lenggek) sudah jarang dijumpai di daerah hitam
asalnya yaitu di Nagari Simanao, Kecamatan Tigo Lurah, Solok.  mulus atau hitam kehijauan
Menurut salah seorang penduduk desa tersebut, populasi ayam  Jengger dan
kokok balenggek  Jengger berbentuk wilah - Kaki pendek abu-abu - Kuku dan
menurun drastis karena serangan penyakit ND serta tidak adanya paruh putih
lagi kontes ayam kokok balenggek. Selain itu, ayam kokok
balenggek banyak digunakan dalam pengobatan alternatif, 1.1.8.2. Kate Batindo
bahkan yang masih kecil sekalipun. Penduduk Nagari Simanao
percaya bahwa penyakit seseorang dapat dilihat dari tubuh ayam Adalah ayam kate yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
yang dibawa ke tempat pengobatan.  Warna bulunya putih berblirik-blirik hitam atau lurik
Sebagai informasi harga seekor AKB itu tergolong mahal.
 Bulu leher dibagian belakang bersurai
Mahalnya AKB ditentukan oleh banyak sedikitnya lenggek. " Satu
 Jengger merah berbentuk mawar
ekor AKB berlenggek 3 - 4 dihargai Rp 300 ribu, sedangkan AKB
berlenggek 15 bisa dijual seharga Rp 1,5 juta,"
1.1.9. Ayam Bali
1.1.7. Ayam Bekisar
Ayam Bali merupakan ayam aduan terutama ayam jantannya.
Adu ayam di Bali merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
Ayam bekisar merupakan keturunan pertama hasil persilangan
sebagian masyarakat Bali. Jenis ayam bali bervariasi ada yang
antara pejantan ayam hutan hijau Gallus varius dengan induk
lehernya tanpa bulu, jengger rumpless dll, tetapi termasuk
betina ayam kampung Gallus Domestika dengan ciri-ciri sebagai
Bankiva. Bereat ayam antara 1,5 sampai 2 kg.
berikut :
 Ayam ini banyak dipelihara sebagai unggas kesayangan,
1.1.10. Ayam Gaok
karena penampilannya yang elok dengan bunyi suara yang
indah yaitu perpaduan yang harmonis antara ayam hutan
Ciri spesifik: Warna bulu betina bervariasi, dengan leher lurik
dengan ayam kampung biasa.
hitam putih jantan lebih seragam memiliki warna dasar kehijauan
 Kualitas ayam bekisar mulai tampak pada umur 6 bulan. dengan bulu penutup dan bulu leher putih silver kekuningan, ekor
 Ayam bekisar senang berkokok diatas kerekan hitam kuning kehijauan (wido), shank dan paruh berwarna kuning.
 Warna bulu didominasi oleh warna bulu induk betina, tetapi Jengger dan pial berwarna merah terang berbentuk tunggal.
potur tubuh, sifat dan suaranya sangat dipengaruhi oleh induk Bobot tubuh besar, tegap dan gagah, pada jantannya bisa
jantan. mencapai bobot 4 kg (Sartika dkk, 2006).
 Berdasarkan warna bulu dan keturunannya, ayam bekisar
mempunyai beberapa jenis antara lain :

Sumber Pusat Penelitian Biologi LIPI, 2007


Gambar 10. Ayam Gaok Ayam Merawang
Gambar 9. Ayam Bekisar
Ciri spesifik: Warna bulu dominan coklat merah dan kuning
1.1.7.1. Ayam Bekisar Putih keemasan, pola bulu columbian (warna bagian ujung sayap dan
ekor berwarna hitam), warna kulit, paruh, ceker (shank) putih atau
Ayam bekisar putih, merupakan keturunan pertama (F 1) hasil kekuningan, warna mata kuning. Jengger berbentuk tunggal, pada
persilangan antara induk jantan ayam hutan hijau dengan dengan ayam jantan berukuran besar, tegak, dan bergerigi bagian
induk betina ayam ras petelur leghorn strain Fly-line atau babcock atasnya, ukuran pial juga besar berwarna merah terang.
dengan ciri-ciri: Warna bulu putih bersih, Sosok badannya cantik
dan ramping, Jengger besar dan merah, Kakinya agak keputihan 1.1.11. Ayam Merawang
1.1.7.2. Ayam Bekisar Hitam Ayam Merawang merupakan ayam lokal khas atau lebih dikenal
dengan ayam kampung dari Bangka Belitung. Ayam Merawang
Ayam bekisar hitam, merupakan keturunan pertama (F1) hasil memiliki spesifikasi khusus, warna bulunya seragam coklat
persilangan antara induk jantan ayam hutan hijau dengan induk kemerahan dan keemasan mirip ayam ras petelur Rhode Island
betina ayam cemani. Ayam bekisar hitam ini mempunyai ciri-ciri Red. Ayam Merawang disamping merupakan plasma nutfah dan
sebagai berikut: Seluruh tubuhnya hitam legam, Seluruh bulunya aset bagi Bangka Belitung juga mempunyai potensi yang baik
hitam, termasuk bulu kecil yang baru tumbuh, Kaki, jari dan mata untuk dikembangkan dan ditingkatkan produktifitasnya.
berwarna hitam polos Permasalahan adalah semakin rendahnya tingkat keseragaman
dari ayam Merawang khusus yang dikembangkan ditingkat petani
1.1.7.3. Ayam Bekisar Multi Warna sebagai akibat dari sistem pemeliharaan yang masih tradisional,
maka untuk meningkatkan keseragaman dan kemurnian ayam
Ayam bekisar multi warna, merupakan keturunan per tama (F1) Merawang maka diperlukan penangkaran dan perbibitan yang
hasil persilangan antara induk jantan ayam hutan hijau dengan tepat. Dalam penangkaran tujuan utama adalah untuk dapat terus

Direktorat Pembinaan SMK 2008 3


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
melestarikan ayam Merawang agar jangan sampai genetiknya bahwa warna bulu ayam wareng didominasi warna putih,
semakin melebar seperti ayam kampung pada umumnya, sedangkan secara kuantitatif ayam wareng dikategorikan sebagai
Perbibitan tujuan utama adalah mampu memproduksi anak ayam ayam tipe kecil karena bobot badan dewasanya kurang dari 1
semaksimal mungkin, disamping manajemen yang tepat, teknik kg/ekor, namun lebih besar dari ayam-ayam tipe kate (dwarf).
perkawinan memegang peran penting dalam keberhasilan
perbibitan. Dalam meningkatkan keseragaman dilakukan seleksi 1.1.14. Ayam Kalosi
berdasarkan ciri-ciri khas ayam Merawang, disamping itu seleksi
juga dilakukan untuk meningkatkan mutu genetik seperti: seleksi Ayam buras merupakan salah satu komoditas andalan dari sub
fisik, seleksi produksi, daya tetas, sifat mengeram. Dari hasil yang sektor peternakan yang diunggulkan dalam program peningkatan
diperoleh tingkat produksi ayam Merawang tertinggi mencapai produksi dan ekspor dua kali lipat (Grateks- 2) oleh Pemerintah
64,42% dengan daya tetas rata-rata 86,40%. Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Perkembangan populasi ayam
buras di Sulawesi Selatan dari tahun 1995- 1997 hanya
mengalami kenaikan rata- rata 0,09% pertahun (Sensus Pertanian
Non Tanaman Pangan, 1998), namun data populasi ternak dari
Dinas Peternakan menunjukkan bahwa pertumbuhan ayam buras
dari tahun 1998 sampai 2000 mengalami kenaikan sebesar
3,56%. Selain itu populasi ayam ras mengalami peningkatan
sebesar 11,23% pada periode tersebut (Dinas Peternakan, 2000)
Peternakan ayam buras, baik di Indonesia secara umum maupun
di sulawesi selatan pada khususnya masih bertumpu pada
peternakan rakyat skala kecil, sehingga eksistensi ternak tersebut
mempunyai arti yang cukup strategis bagi pertumbuhan
perekonomian di pedesaan. Karena itu ayam buras menjadi
bagian integral dalam system usaha tani karena produksinya
dapat langsung dimanfaatkan petani baik sebagai bahan pangan
maupun untuk di jual untuk menambah pendapatan keluarga.
Dalam pasca krisis ekonomi, walaupun harga pakan cenderung
meningkat, pemeliharaan ayam buras skala kecil masih bisa
Gambar 11. Ayam Merawang
bertahan walaupun harga pakan relatif mahal, karena para
keluarga tani cenderung memanfaatkan bahan lokal yang murah,
Kata kunci: Penangkaran, perbibitan, ayam Merawang
antara lain dedak padi ataupun jagung serta beberapa jenis
limbah rumah tangga. Dalam kondisi krisis ekonomi, dimana
1.1.12. Ayam Sentul
harga pupuk buatan meningkat terus dari tahun ketahun,
sementara harga beberapa produk pertanian terutama komodotas
Ayam Sentul dikenal sebagai ayam lokal tipe dwiguna.
pangan mengalami stagnasi, telah mempengaruhi nisbah pupuk
Produktivitas telurnya cukup tinggi, mampu bertelur sampai 26
dengan produk pertanian tanaman pangan (gabah) yang nilainya
butir per periode bertelur, dan itu mempunyai perototan yang
kian membesar. Nisbah tersebut pada tahun 1985 nilainya hanya
padat (kompak). Ayam Sentul jantan umumnya memiliki jengger
0,74, pada tahun 1999 telah mencapai 1,50. Data tersebut
tunggal (single comb) atau pea comb. Ayam Sentul juga memiliki
memberikan indikasi bahwa pada tahun 1985 petani hanya
daging yang cukup banyak. Bobot badan ayam Sentul tidak
menjual 0,74 kg gabah untuk membeli 1kg urea, sedangkan pada
banyak berbeda dengan ayam kampung, rata-rata 2356 gram
tahun 1999, petani harus menjual 1,5kg gabah untuk memperoleh
untuk jantan dan 1641 gram untuk betina.
1kg urea. Dalam kondisi tersebut, kotoran ayam (ayam buras
Panjang leher 20,81 cm untuk jantan dan 13,46 cm untuk betina,
maupun ayam ras) dapat memberikan sumbangan yang cukup
panjang tungkai 25,41 cm (jantan) dan 23,81 cm (betina), panjang
berarti untuk digunakan sebagai pupuk organik, yang dapat
punggung 23,43 (jantan) dan 22,87 cm (betina).
mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk
buatan.
Ayam Sentul betina dewasa umumnya memiliki bulu berwarna
abu-abu dengan intensitas yang berbeda, yaitu abu-abu tua, abu-
abu, dan abu-abu pucat.

1.1.13. Ayam Wareng

Ayam wareng merupakan salah satu bangsa ayam lokal


Indonesia yang banyak terdapat di Tangerang dan diakui oleh
masyarakat Tangerang sebagai sumber plasma nutfah ayam khas
dari daerah tersebut. Postur ayam wareng termasuk kecil
sehingga efisien dalam penggunaan pakan, namun produksi
telurnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung.
Pemanfaatan ayam wareng sebagai penghasil telur belum diikuti
dengan pengelolaan yang tepat sehingga populasinya makin
menurun dari waktu ke waktu. Informasi mengenai karakteristik
dan potensi produksinya belum terdokumentasikan dengan baik. Ayam kalosi BPTP Sulsel
Saat ini di Balitnak sedang dilakukan kegiatan koleksi dan
karakterisasi secara ex-situ ayam wareng sebagai salah satu Gambar 12. Ayam Kalosi
upaya pelestarian ayam lokal tersebut agar tidak punah.
Sebanyak 95 ekor ayam wareng dewasa yang berumur sekitar 6 Pada umumnya produktivitas ayam buras lebih rendah
bulan terdiri dari 45 ekor jantan dan 50 ekor betina diamati dibandingkan dengan ayam ras karena faktor genetisnya. Di lain
karakteristik kualitatif dan ukuranukuran tubuhnya. Ayam-ayam pihak, ayam ras walaupun produksi telurnya tinggi, tetapi
wareng tersebut dipelihara secara intensif di kandang dengan sebagian konsumen telur di Sul – Sel lebih memilih telur ayam
sistem ”batere” yang berukuran 25 x 35 x 40 cm/ekor. Pakan yang kampung. Nataamijaya et al (1994), melaporkan bahwa
diberikan adalah konsentrat komersial produksi PT. Gold Coin keberadaan jenis ayam lokal mempunyai tampilan produktivitas
105 untuk ayam petelur dengan jumlah pemberian sekitar 80 yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karena itu seleksi
g/ekor/hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa karakteristik (Grading up) terhadap jenis ayam lokal dengan ayam introduksi
kualitatif ayam wareng yang meliputi warna bulu di leher, diharapkan dapat meningkatkan produksi telur selain dapat
punggung, dada, sayap dan ekor didominasi oleh warna putih. memfasilitasi pasar dengan telur ayam buras sesuai preferensi
Begitu pula warna di bagian-bagian tubuh yang meliputi kulit, petani. Kondosi tersebut yang memotivasi Pemda SulSel yang
paha, cuping, paruh dan shank didominasi oleh warna putih. dimotori oleh gubernur Sulsel H.Z.B Palaguna, telah memberi
Jengger ayam wareng hampir 100% berwarna merah dengan perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan ayam buras
bentuk jengger 100% tunggal (single) baik jantan maupun betina. dengan memperbaiki performans ayam buras yang ada dengan
Bobot badan ayam wareng jantan 1007 g dan betina 841 g. cara “Grading up” (Menyilangkan dengan ayam introduksi dan
Berdasarkan ukuran-ukuran tubuh diperoleh nilai dalam cm ayam buras unggul). Ide tersebut telah diaktualisasikan dalam
sebagai berikut panjang shank 7,8 jantan dan 6,9 betina, linkar wujud nyata dalam bentuk kemitraan antara CV. Fauna Mulya
shank 3,7 jantan dan 3,1 betina, panjang tibia 11,7 jantan dan Jaya dengan Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan dalam
10,1 betina, panjang femur 9,7 jantan dan 7,7 betina, panjang suplay DOC ayam buras yang telah diperbaiki mutu genetiknya
dada 13,7 jantan dan 12,1 betina, lingkar dada 25,1 jantan dan yang diberi nama kalosi lotong, kalosi pute dan karame
23,5 betina, panjang punggung 15,5 jantan dan 13,4 betina, pute.Proses “Dalam periode 5 tahun terakhir (tahun1997 sampai
panjang sayap 17,1 jantan dan 14,1 betina, panjang leher 10,8 juli 2001), CV. Fauna Mulya Jaya sebagai penghasil DOC telah
jantan dan 10,9 betina, panjang paruh 3,1 jantan dan betina, lebar memasok bibit ayam (DOC) Jenis kalosi lotong, kalosi pute dan
kepala 3,3 jantan dan 3,5 betina, dan panjang kepala 6,8 jantan karame pute kepada para peternak sebanyak 158.173 ekor ke
dan 6,4 betina. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan seluruh kabupaten di Sul sel, bahkan keluar propinsi

Direktorat Pembinaan SMK 2008 4


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
(Sultra).Harga DOC di CV. Fauna Mulya Jaya saat ini (mulai mei
2001) adalah Rp. 3.500 per ekor, sementara harga DOC ayam 1.2.4. Bovan Black
ras adalah Rp. 5.500 per ekor, sehingga peternak dapat
memperoleh DOC dengan harga yang terjangkau. Jumlah pasoka Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94,2% .
DOC ke Propinsi tetangga (Kolaka, Sultra) sebanyak 1.606 ekor, Produksi telur 50% pada saat umur ayam 146 hari. Puncak
yang terkirim pada tahun 1999. produksi mencapai 94%. Rata-rata berat telur 62,5 gram.
Produksi telur (hen house) 342 butir. Produksi telur mencapai
1.1.15. Ayam Nagrak 21,4 kg. rata-rata konsumsi pakan 123 gram. Konversi pakan
2,45 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar 2150
Nagrak : nama sebuah kecamatan di gram.
kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Ayam nagrak merupakan ayam
hasil perkawinan antara ayam buras betina dengan jantan pelung.
1.1.16. Ayam Banten 1.2.5. Bovan Brown

Ayam banten berasal dari daerah banten.- propinsi Banten. Ayam Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup
banten jantan yang bagus dapat dipelihara sebagai ayam aduan,
sedangkan yang ayam jelek sering dijual sebagai ayam potong. ayam 94,2% . Produksi telur 50% pada saat
1.1.17. Ayam Tolaki
umur ayam 143 hari. Puncak produksi mencapai
95%. Rata-rata berat telur 63,8 gram. Produksi
Penyebaran ayam tolaki adalah di sulawesi tenggara. Pola warna telur (hen house) 350 butir. Produksi telur
bulu ayam tolaki jantan dewasa mirip dengan ayam hutan merah (
Gallus gallus), sedangkan bulu pelana dan leher berwarna merah mencapai 22,4 kg. rata-rata konsumsi pakan 115
keemasan. Perilaku ayam tolaki amat lincah dan liar. gram. Konversi pakan 2,21 kg/kg. berat badan
1.2. Jenis-Jenis Ayam Petelur pada umur 80 minggu sebesar 2000 gram.
1.2.1. Babcock B-300 v (White)

Berbulu putih, type ringan. Periode bertelur 18-80 minggu. Daya


hidup ayam 95,7% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam
145 hari. Puncak produksi mencapai 94%. Rata-rata berat telur
61,6 gram. Produksi telur (hen house) 351 butir. Produksi telur
mencapai 21,6 kg. rata-rata konsumsi pakan 107 gram. Konversi
pakan 2,14 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar
1685 gram.

1.2.2. Babcock B-300 v (Brown)

Berbulu cokelat, type Dwiguna, Periode bertelur 18-80 minggu.


Daya hidup ayam 94,2% . Produksi telur 50% pada saat umur
ayam 141 hari. Puncak produksi mencapai 95%. Rata-rata berat
telur 62,8 gram. Produksi telur (hen house) 349 butir. Produksi
telur mencapai 21,9 kg. rata-rata konsumsi pakan 114 gram. Gambar 15. Bovan White
Konversi pakan 2,23 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu
sebesar 2000 gram.

Gambar 16. Bovan Black

Gambar 13. Babcock White Babcock B-380 (Brown)

Gambar 14. Babcock Brown Gambar 17. Bovan Brown

1.2.3. Bovan White 1.2.6. Dekalb Brown

Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 93,1% . Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94,2% .
Produksi telur 50% pada saat umur ayam 140 hari. Puncak Produksi telur 50% pada saat umur ayam 143 hari. Puncak
produksi mencapai 96%. Rata-rata berat telur 60,4 gram. produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur 62,7 gram.
Produksi telur (hen house) 358 butir. Produksi telur mencapai Produksi telur (hen house) 351 butir. Produksi telur mencapai 22
21,6 kg. rata-rata konsumsi pakan 108 gram. Konversi pakan kg. rata-rata konsumsi pakan perhari 113 gram. Konversi pakan
2,13 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar 1680 2,20 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar 2000
gram gram

Direktorat Pembinaan SMK 2008 5


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS

1.2.7. Dekalb XI-Link:White Periode LAYINGsampai 80 minggu


Puncak produksi 94%, produksi telur 350 butir, dengan daya
Berbulu putih, type ringan, periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup 93%. Produksi 50% dicapai pada umur 138 hari. Rata-rata
hidup ayam 94,2% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam berat telur 65,6 kg, dengan total telur 21,8 kg. rata-rata konsumsi
144 hari. Puncak produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur pakan 98 gram per ekor per hari
61,8 gram. Produksi telur (hen house) 354 butir. Produksi telur
mencapai 21,9 kg. rata-rata konsumsi pakan perhari 108 gram. 1.2.11. Hy-Line Silver Brown
Konversi pakan 2,12 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu
sebesar 1700 gram Periode Growing sampai 17 minggu: Daya hidup 98%, konsumsi
pakan 6,1 kg dan berat bada 1,48 kg.
1.2.8. Hisex White
Periode LAYING sampai 80 minggu
Berbulu putih, type ringan, periode bertelur 18-80 minggu. Daya Puncak produksi 96%, produksi telur 363 butir, dengan daya
hidup ayam 94,2% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam hidup 95%. Produksi 50% dicapai pada umur 145 hari. Rata-rata
145 hari. Puncak produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur berat telur 63,4 gram, dengan total telur 22,1 kg. rata-rata
61,4 gram. Produksi telur (hen house) 355 butir. Produksi telur konsumsi pakan 116 gram per ekor per hari. Berat badan afkirv
mencapai 21,8 kg. rata-rata konsumsi pakan perhari 108 gram. 2,2 kg. Warna bulu putih kecoklatan, dengan warna telur coklat.
Konversi pakan 2,12 kg/kg berat badan pada umur 80

Gambar 18. Dekalb Brown Gambar 21. Hy-Line Brown

Gambar 22. Hy-Line W-98


Gambar 19 . Ayam Dekalb White

Gambar 23. Hy-Line Silver Brown


Gambar 20. Hisex White
1.2.12. H&N Silver Nick
1.2.9. Hy-Line Brown
Warna bulu putih silver dengan beberapa bagian coklat, ayam
Periode Growing sampai 18 minggu gagah, daya hidup baik. Telur menarik dengan ukuran seragam. ,
Daya hidup 98%, konsumsi pakan 7 kg dan berat bada 1,5 kg. Produksi telur pada 72 minggu 302 butir, rata-rata berat telur 62,3
gram, konversi pakan 2,34 kg [er kg telur, warna telur coklat
Periode Laying sampai 80 minggu
Puncak produksi 94%, produksi telur 347 butir, dengan daya 1.2.13. H&N Brown Nick
hidup 95%. Produksi 50% dicapai pada umur 149 hari. Rata-rata
berat telur 65,6 kg, dengan total telur 22,8 kg. rata-rata konsumsi Periode Growing 0 - 18 minggu: Daya hidup 96 - 98 %,
pakan 115 gram per ekor per hari. Warna bulu coklat kemerahan. konsumsi pakan per ekor 6,46 kg, berat badan 1480
Berat afkir 1,940 kg. temperamen ayam sangat tenang sesuai gram.Periode bertelur (Laying) 18 – 80 minggu: daya hidup 91 -
dengan berbagai metode pemeliharaan. 94 %, produksi telur 50% pada umur 242-262 hari. Konsumsi
pakan gram per ekor per hari 105-110, konversi pakan 2-2,2, kg
1.2.10. Hy-Line W-98 /kg telur. Rata-rata berat telur 63-65 gram. Temperamen ayam
sangat jinak, warna bulu coklat kemerahan, warna telur coklat tua,
Periode Growing sampai 16 minggu
Daya hidup 98%, konsumsi pakan 5,05 kg dan berat bada 1,23 1.2.14. H&N Coral
kg.

Direktorat Pembinaan SMK 2008 6


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
 Warna bulu putih, Produksi telur pada 72 minggu 396 butir, rata- perhari 110 gram. Konversi pakan 2,16 kg/kg. berat badan pada
rata berat telur 63,2 gram, konversi pakan 2,18 kg [er kg telur, umur 80 minggu sebesar 1750 gram
warna telur krem-putih.
1.2.17. Lohman Brown Classic
1.2.15. ISA Brown Warna bulu coklat, dengan telur juga berwarna coklat menarik.
Umur pada saat produksi mencapai 50% pada 140-150 hari.
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 93,2% . Puncak produksi telur mencapai 92-94%. Jumlah telur 350-360
Produksi telur 50% pada saat umur ayam 143 hari. Puncak butir, dengan bertat 22,5-23,5 kg. rata-rata berat telur 64-65 gram.
produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur 63,1 gram. Konsumsi pakan 100-120 gram perekor perhari dengan total
Produksi telur (hen house) 351 butir. Produksi telur mencapai konsumsi pada umur 20 minggu 7,8 kg. dengan konversi pakan
22,1 kg. rata-rata konsumsi pakan perhari 111 gram. Konversi 2,1 kg pakan per kg telur. Berat ayam afkir antara 1,9-2,1 kg.
pakan 2,14 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar
2000 gram 1.2.18. Lohman LSL Classic

1.2.16. ISA White Warna bulu putih, dengan telur juga berwarna putih. Umur pada
saat produksi mencapai 50% pada 140-150 hari. Puncak produksi
Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup telur mencapai 92-95%. Jumlah telur 355-365 butir, dengan berat
22,0-23, kg. rata-rata berat telur 62,5-63,5 gram. Konsumsi pakan
ayam 94% . Produksi telur 50% pada saat umur 105-115 gram perekor perhari dengan total konsumsi pada umur
ayam 141 hari. Puncak produksi mencapai 95%. 20 minggu 7,5 kg. dengan konversi pakan 2,0-2,1 kg pakan per
kg telur. Berat ayam afkir antara 1,7-1,9 kg. daya hidup ayam
pada masa growing 97-98%, sedang pada masa layer 94-96%.

1.2.19. Shaver S 288

berbulu putih, type ringan, Periode bertelur 18-80 minggu. Daya


hidup ayam 94.5% . Produksi telur 50% pada saat umur ayam
147 hari. Puncak produksi mencapai 96%. Rata-rata berat telur 60
gram. Produksi telur (hen house) 355 butir. Produksi telur
mencapai 21,3 kg. rata-rata konsumsi pakan 105 gram. Konversi
pakan 2,1 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar 1660
gram

Gambar 24. H&N Silver Nick

Gambar 28. Isa White

Gambar 25. H&N Brown Nick

Gambar 29. Lohman Brown Classic

Gambar 26. H&N Coral

Gambar 30. Lohman LSL Classic

Gambar 27. ISA Brown


Rata-rata berat telur 61.8 gram. Produksi telur (hen house) 352
butir. Produksi telur mencapai 21,8 kg. rata-rata konsumsi pakan

Direktorat Pembinaan SMK 2008 7


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS

Gambar 31. Shaver white


1.2.20. Shaver Black Gambar 34. Hisex Brown

Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94.2% . 1.3. Jenis Ayam Broiler
Produksi telur 50% pada saat umur ayam 147 hari. Puncak
produksi mencapai 94%. Rata-rata berat telur 62.8 gram. 1.3.1. Arbor Acres
Produksi telur (hen house) 340 butir. Produksi telur mencapai
21,3 kg. rata-rata konsumsi pakan 120 gram. Konversi pakan 2,41 Penggunaan pakan efisien, performans kuat, penghasil daging
kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar 2140 gram yang baik, bentuknya menarik

1.2.21. Shaver Brown Umur (hari) Berat (kg) FCR

Periode bertelur 18-80 minggu. Daya hidup ayam 94.2% .


Produksi telur 50% pada saat umur ayam 144 hari. Puncak 35 2013 1,622
produksi mencapai 95%. Rata-rata berat telur 63.2 gram. 42 2637 1,765
Produksi telur (hen house) 349 butir. Produksi telur mencapai 49 3234 1,910
22.1 kg. rata-rata konsumsi pakan 114 gram. Konversi pakan 2,22
kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu sebesar 2000 gram. 1.3.2. Hubbard Clasic
1.2.22. Hisex Brown Ayam hubbard dapat dipelihara untuk dipanen kecil 1,2-1,8 kg
atau dipanen besar 2,2-2,4 kg. di daerah tropis nafsu makannya
berbulu cokelat, type Dwiguna, periode bertelur 18-80 minggu. tetap bagus, walaupun kualitas pakan kurang baik.
Daya hidup ayam 94.2% . Produksi telur 50% pada saat umur
ayam 142 hari. Puncak produksi mencapai 95%. Rata-rata berat Umur (hari) Berat (kg) FCR
telur 62.5 gram. Produksi telur (hen house) 352 butir. Produksi
telur mencapai 22.0 kg. rata-rata konsumsi pakan 112 gram. 28 1417 1,46
Konversi pakan 2,17 kg/kg. berat badan pada umur 80 minggu 30 1580 1,5
sebesar 2000 gram
31 1663 1,52
32 1747 1,54
33 1832 1,56
34 1917 1,58
35 2003 1,60

1.3.3. Hubbard F-15

Hubbard F 15 merupakan pengembangan dari ISA 15. Biaya


murah, hasil karkas yang baik, dan hasil daging dada yang baik
dengan berat badan berkisar antara 1,5 sampai 2,8 kg.

Umur (hari) Berat (kg) FCR


28 1330 1,43
Gambar 32. Shaver Black 35 1984 1,57
42 2475 1,69
49 3009 1,83
56 3490 1,97
63 3851 2,15

Gambar 33. Shaver Brown

Gambar 35. Arbor Acres

Direktorat Pembinaan SMK 2008 8


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS

Gambar 36. Hubbard Clasic Gambar 38. Hubbard Flex

Gambar 37. Hubbard F-15

1.3.4. Hubbard Flex Gambar 39. Hubbard JV

Hubbard flex mengahasilkan karkas yang baik dan biaya rendah.


Penilihan kenis kelamin berdasarkan warna bulu. Pertumbuhan
efisien dan dapat dipelihara untuk dipanen kecil atau besar.

Umur (hari) Berat (kg) FCR

28 1350 1,45
35 1925 1,58
42 2527 1,71
49 3091 1,85
56 3599 1,99
63 3976 2,17

1.3.5. Hubbard JV Gambar 40. Cobb 500

Hubbard JV bulunya cepat tumbuh, daya hidup tinggi, dan 1.3.7. Cobb Avian 48
performasinya baik. Biaya produksi karkas rendah. Daya tahan
ayam ini baik sehingga menguntunglan peternak. Prestasi cobb 48 menyerupai cobb 500. Sehingga memungkinkan
dipanen kecil untuk dijual karkas utuh atau dipanen besar untuk
Umur (hari) Berat (kg) FCR memenuhi
kebutuhan restotan cepat saji yang dijual potongan. Dibanding
dengan cobb 500 dadanya lebih kecil tetapi biaya pemeliharaan
28 1287 1,44 lebih murah. Konversi pakannya bagus walapun kualitas pakan
kurang baik.
35 1830 1,57
42 2379 1,71 Umur (hari) Berat (kg) FCR
49 2876 1,86
56 33336 2,00 34 1429 1,65
39 1970 1,80
1.3.6. Cobb 500
40 2220 1,81
Cobb 500 pertumbuhannya seragam baik betina dan jantannya, 41 2290 1,92
performasi baik, biaya pakan rendah, biaya produksi daging 42 2360 1,94
rendah,
1.3.8. Hybro PG+
Umur (hari) Berat (kg) FCR
Pertumbuhan ayam cepat, konversi pakan baik, karkas baik,
50 2,92 2 ukuran seragam, dan menghasilkan daging dada yang baik.
40 2,1 1,8 Umur Berat (kg) FCR Pakan
33 1,7 1,55 (hari)
38 1,73 1,78 30 1582 1,471 2327
31 1667 1,492 2487
32 1753 1,513 2652
33 1840 1,534 2822
34 1928 1,554 2997

Direktorat Pembinaan SMK 2008 9


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
1.3.9. Hybro G+ 1.3.12. Super Jumbo 747 (ROSS)

Ayam ini menghasilkan daging dada yang baik, dan konversi Super jumbo 747 perkembangannya sangat cepat dengan FCR
pakan yang baik. Pertumbuhan juga cepat dan daya hidup tinggi. 1,5 pada umur 30 hari . Daging yang dihasilkan baik, dan dapat
dipanen dengan ukuran besar atau kecil. Pada umur 30 hari berat
Umur (hari) Berat FCR Pakan jantan 1572 gram dan betina 1372 gram.
(kg)
1.3.13. Super Chick
30 1515 1,473 2231
31 1597 1,492 2383
32 1679 1,512 2539
Hatchery PT Super Unggas Jaya memproduksi
33 1762 1,532 2699 DOC berkualitas unggul dengan brand
34 1846 1,551 2863 SUPERCHICK untuk memenuhi kebutuhan
farm milik internal perusahaan maupun untuk
tujuan komersil.

Gambar 41. Cobb Avian 48

Gambar 44. Lohman Meat

Gambar 42. ayam Hybro PG+

Gambar 45. ayam Ross 308

Gambar 43. ayam Hybro G+

1.3.10. Lohman Meat (Lohman Indian River/LIR)

Umur Berat PAKAN Gambar 46. DOC


FCR
(hari) (kg) (GRAM)
2. Identifikasi Tingkah Laku Ternak
30 1535 1.512 2321
31 1622 1,533 2487 Ternak ayam telah mengalami domestikasi dalam waktu yang
32 1709 1,555 2657 lama. Proses domestikasi bertujuan agar ayam mudah dipelihara
33 1797 1,577 2833 dan memberikan keuntungan yang optimal bagi peternak.
Beberapa sifat yang hilang antara lain sifat mengerami, bertelur
34 1886 1,598 3013
tanpa pejantan, dll. Walaupun begitu beberapa sifat alami ayam
35 1976 1,618 3198 masih belum hilang. Sifat tersebut dalam kondisi tertentu akan
muncul lagi misalnya kanibal, mengais makanan, dll. Agar dapat
1.3.11. Ross 308 memberikan produksi yang optimal peternak perlu memahami
tingkah laku ayam, sehingga bisa memberikan perlakukan yang
Performasinya konsisten, dan dapat dipanen besar atau kecil sesuai.
sesuai kebutuhan pasar. Pertumbuhan cepat, penggunaan pakan
efisien, dan penampilan gagah/kuat. 2.1. Kanibal

Umur (hari) Berat (kg) FCR Dalam kelompok ayam memiliki superioritas diantara ayam yang
35 2021 1,607 lain. Perwujudannya dengan mematok ayam yang lain untuk
42 2652 1,811 menunjukan superioritasnya. Tingkah laku antara individu ayam
49 3264 1,895 dalam suatu ketompok yang menyerupai penyerangan adalah
pematukan bulu. Patuk butu ini mirip dengan gerakan makan,

Direktorat Pembinaan SMK 2008 10


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
yaitu bulu dari salah satu ayam dipatuk oleh ayam lain dan biologis. Hal ini menyebabkan berat badan standar pada saat fase
dicabut bahkan kadang-kadang dimakan. Pencabutan butu starter tidak tercapai, jika terus berlanjut maka produksi telur dan
seperti ini akan menyebabkan pendarahan pada pangkal bulu dan daging pada fase selanjutnya akan kurang baik. Untuk itu
darah yang terlihat sangat menarik ayam sekelilingnya, sehingga usahakan DOC menerima suhu yang optimum agar pertumbuhan
beramai-ramai mematuk dan memakan darah dari ayam yang normal.
tercabut bulunya. Kejadian patuk butu ini paling sering pada
bagian ekor. Penelitian yang dilakukan di Universitas Georgia telah
menunjukkan bahwa ayam-ayam berumur muda yang
Ada lima tipe pematukan bulu (Savory, 1995), yaitu: kekurangan pemanas selama 45 menit, maka akan kehilangan
 pematukan agresif, bobot badan 135 gram pada umur 35 hari. Jika 1 bagian flok
 pematukan pelan-pelan tanpa pencabutan bulu, mengalami kondisi tersebut maka tingkat keseragaman
 pematukan bulu yang intensif sampai terjadi pencabutan bulu, (uniformity) yang dihasilkan akan rendah.
 penggundulan bulu, dan
 pematukan ekor. Sebaliknya, pemanasan berlebih pada ayam-ayam berumur muda
akan menekan laju pertumbuhan dan menurunkan bobot badan
Pematukan bulul disebabkan oleh berbagai faktor,yaitu faktor umur 7 hari. Dengan perlakuan yang sama, jika pemanasan
internal, seperti faktor rumpun, umur, dan nutrisi (Van Krimpen et berlebih terjadi di satu bagian flok, maka akan dihasilkan tingkat
al., 2005). Pematukan bulu yang intensif dilaporkan terjadi karena keseragaman (uniformity) yang rendah pula. Kunci manajemen
kekurangan mineral, protein, serta asam amino methionine dan selama 7 hari pertama adalah OBSERVASI dan RESPON
arginine. Kadang-kadang ditemukan puta pematukan butu yang terhadap kebutuhan ayam.
intensif terjadi apabila sumber protein hanya nabati dan pakan
terbatas, disamping itu pemberian ransum tinggi serat kasar dan 2.5. Respon Terhadap Penyinaran
energi rendah dapat menurunkan kejadian pematukan bulu.
Tingkah taku yang lebih berbahaya lagi adalah kanibal. Kanibal Sinar tambahan selain sinar matahari diperlukan ayam untuk
adalah suatu tingkah laku mematuk sesamanya sebagai tingkah pertumbuhan dan produksi telur. sinar yang diterima oleh seekor
lanjutan dari pematukan bulu yang intensif. Faktor yang ayam akan diterima oleh bagian otak yang disebut hypothalamus.’
mempengaruhi kanibalisme pada ayam ini selain lanjutan dari Hypotalamus ini berperan sebagai pengatur fungsi organ-organ
patuk bulu, juga oleh kekurangan gizi protein dalam pakan dan tubuh yang menggerakkan aktivitas-aktivitas hidup seperti makan,
juga kurang aktifitas mematuk-matuk pakan dan/atau objek apa minum, tingkah laku seksual serta sekresi kelenjar pituitary
saja yang menarik perhatian yang ada di lantai kandang, kandang anterior dan posterior. Setelah sinar diterima oleh hypothalamus
terlalu padat dan kandang panas-lembab. maka akan merangsang pituitary anterior untuk mensekresikan
.Usaha menghilangkan sifat kanibal dilakukan dengan hormon LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle Stimulating
pemotongan paruh pada anak ayam usia sekitar 10 hari. Namun Hormone) serta gonadotropin. Hormon-hormon inilah yang
karena alasan perikebinatangan di Eropa sudah dilarang. Breeder berperan langsung dalam proses pendewasaan atau pematangan
berusaha menghilangkan sifat kanibal melalui perbaikan dan kelamin pada ternak, sehingga ayam mencapai periode
seleksi genetik ayam. petelur/layer.

2.2. Mengais Makanan Penambahan sinar dapat meningkatkan produksi telur, dan
sebaliknya mengurangi sinar yang masuk ke dalam kandang akan
Ayam suka mengais makanan, kebiasaan ini juga diturunkan dari mengakibatkan penurunan produksi telur. Oleh sebab itu untuk
kebiasaan ayam lain, yang mencari makan dengan mengais- mendapatkan produksi yang tinggi dalam usaha peternakan ayam
ngais makanannya. Perilaku ini disiati dengan membuat pakan petelur, masalah tatalaksana penyinaran terutama dalam hal
yang sehomogen mungkin, jika pakan tidak homogen, maka penambahan sinar di dalam kandang harus mendapat perhatian
ayam akan cenderung memilih partikel yang besar, biasanya dari serius, dimana kebutuhan sinar yang optimal untuk produksi yang
jagung. Jika ayam terlalu banyak makan jagung saja maka baik harus terpenuhi. Untuk semua keadaan, rangsangan
pertumbuhan dan produksinya terganggu, karena akan pemberian sinar sebaiknya jangan diberikan sebelum bobot
kekurangan nutrisi pakan. badan ayam mencapai 1350 gram. Yang sangat penting untuk
diperhatikan, pada masa remaja jangan menambah jumlah sinar
2.3. Stress pada malam hari karena dapat mengakibatkan dewasa kelamin
yang lebih cepat tetapi bobot badan belum mencapai standar.
Tingkah laku ayam umumnya sama, yaitu mudah sekali Sebagai patokan program penyinaran dalam pemeliharaan ayam
kaget/ketakutan dan berusaha untuk melarikan diri menjauh dari petelur adalah sebagai berikut : pada masa remaja (grower),
objek yang mendatangi, bahkan mereka tidak jarang melukai lampu penyinaran ke dalam kandang adalah 12 jam. Jadi cukup
dirinya dengan mengepakan sayap, tari, dan terbang bertabrakan dari sinar matahari saja tanpa penambahan sinar lampu pada
sesamanya. Tingkah laku ini diturunkan dari tetuanya dalam malam hari. Pada awal produksi, yaitu ketika ayam mulai bertelur
upaya penyelamatan diri dari serangan pemangsa ketika mereka satu butir, berikan sinar selama 15 jam. Penambahan sinarnya
masih hidup liar. Aplikasi pada kegiatan budidaya dengan adalah pada malam hari, selama 3 jam. Ketika produksi telur telah
menangani ayam secara lembut, hindari penyebab stres, gunakan mencapai 75-80%, tambahkan lagi sinar selama satu jam pada
warna baju yang sama setiap masuk kandang dll. malam hari menjadi 4 jam. Sehingga total penyinaran dalam
sehari adalah 16 jam. Sedang pada waktu puncak produksi
2.4. Respon Terhadap Temperatur berlangsung dapat ditambahkan sinar lampu selama satu jam lagi
pada pagi hari, hanya jika nafsu makan menurun. Bila
Anak ayam yang diasuh 'akan mengikuti tingkah laku yang uniformity/keseragaman ayam kurang baik (kurang dari 80% pada
langsung atau tidak langsung diajarkan induk pengasuhnya. umur 18 minggu), penambahan sinar lebih baik diperlambat
Dalam hal mematuk pakan, anak ayam yang baru menetas, mencapai dewasa kelamin, dan begitu dewasa kelamin tercapai
kelihatannya otomatis akan mematuk objek yang berbentuk program penyinaran sama dengan di atas.
butiran.
Ayam berada dalam kondisi yang lebih baik pada intensitas
Sebagai respon pada suhu ruang kandang, anak ayam akan cahaya minimum 25 lux, tersebar secara merata, sehingga
bergerombol untuk menghangatkan tubuh apabila suhu ruangan mereka dengan mudah mengakses pakan dan air minum.
dibawah suhu nyaman dan akan mencoba untuk memisahkan diri Beberapa perusahaan peternakan/peternak mengatakan, bahwa
dari gerombolan apabila suhu ruangan terlalu hangat (suhu iedeal kondisi terbaik bagi ayam yaitu pada saat intensitas cahaya
28-29°C). Apabila disediakan sumber pemanas dalam kandang, selama 1 minggu pertama sebesar 50 – 60 lux.
dan apabila suhu terlalu hangat, maka anak ayam akan menjauh
dari sumber panas, serta akan bergerombol mendekat apabila 3. Prinsip Pemberian Pakan
suhu ruangan mulai dingin. Kondisi terlalu panas pada suhu>33*C
sedang <28 ayam akan kedinginan. 3.1. Kebutuhan Pakan

Sementara untuk ayam muda dengan bulu penutup tubuh yang Ternak memerlukan pakan untuk kebutuhan pokok hidup,
lebih sempurna dan suhu ruangan melebihi suhu nyaman maka pertumbuhan dan produksi. Kebutuhan pokok hidup meliputi
akan menjauhkan diri dari kerumunan. Bertambah lebatnya bulu menjaga temperatur tubuh, bernafas, aktifitas, fungsi metabolisme
penutup tubuh maka ayam semakin kuat untuk melindungi diri tubuh dan lain-lain. Untuk ternak yang masih muda (dalam masa
dari udara dingin. Sedangkan untuk mempertahankan tubuh dari pertumbuhan) maka ternak akan memerlukan pakan untuk
cekaman panas, ayam bernafas terengah-engah (panting) pertumbuhan badannya. Sedangkan untuk produksi tergantung
dengan menurunkan kedua sayap dan berusaha mencari tempat dari tujuan pemeliharaan ternak, bisa berupa produksi telur, atau
yang jauh dari sumber panas. daging. Kebutuhan pakan tergantung dari jenis hewan,
lingkungan, kecernaan pakan.
Respon terhadap kedinginan pada anak ayam juga akan
menyebabkan pertumbuhan bulu lebih cepat sebagai reaksi 3.1.1. Jenis Ayam

Direktorat Pembinaan SMK 2008 11


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
Deskripsi singkat terminology yang paling sering digunakan pada
Permintaan fisiologis ayam untuk hidup pokok, pertumbuhan dan pakan ternak unggas sebagai berikut:
produksi berbeda antara ternak yang satu dengan yang lainnya.  Kalori (Cal)
Hal ini disebabkan oleh kapasitas dari saluran pencernaan dari Satu kalori adalah panas yang diperlukan untuk menaikkan
ayam yang bersangkutan. Faktor-faktor yang berpengaruh dari temperatur 1 gram air dari 16,50C menjadi 17,50C. Karena
ternak meliputi: bobot badan, jenis kelamin, umur, faktor genetik panas spesifik air berubah dengan temperatur maka secara
dan tipe ayam. lebih akurat 1 kalori sama dengan 4,184 joules.
 Kilo Kalori (kcal)
3.1.2. Lingkungan 1 kilo kalori sama dengan 1.000 kalori dan merupakan unit
yang sering digunakan pada pakan ternak unggas.
Faktor lingkungan ada yang berpengaruh langsung dan tidak  Joules
langsung terhadap ternak. Faktor yang berpengaruh langsung Satu joules sama dengan 107 erg (1 erg adalah jumlah energi
meliputi temperatur kelembaban dan sinar matahari. yang diperlukan untuk mempercepat perpindahan masa 1
gram dengan 1 cm/detik)

Temperatur 3.2.3. Gross Energy (GE)


Ternak perlu menjaga temperatur tubuh idealnya. Perbedaan
temperatur tubuh ternak dan lingkungannya akan mempengaruhi GE merupakan energi yang dilepaskan sebagai panas jika suatu
kebutuhan pakan ternak tersebut. Semakin tinggi perbedaan substansi dioksidasi menjadi karbon dioksida (CO2) dan air
temperatur ternak dengan lingkungannya makin banyak energi (H2O). Pengukuran GE menggunakan bom kalorimeter dengan
yang diperlukan untuk menjaga temperatur tubuhnya dengan tekanan oksigen 25 sd 30 atmosphere.
demikian semakin banyak pakan yang dikonsumsi ternak 3.2.4. Digestible Energy (DE)
tersebut. Sebaliknya temperatur lingkungan yang tinggi akan
menurunkan tingkat konsumsi ternak. Ternak didaerah dingin DE merupakan gross energy pakan yang dikonsumsi dikurangi
(subtropics) memerlukan pakan lebih banyak dibanding ternak gross energy pada feces. Unggas mensekresikan feces dan urin
daerah panas (tropis) . perubahan tingkat konsumsi setiap ternak bersama-sama sehingga sulit memisahkan feces dan mengukur
berbeda-beda. kecernaan. Sebagai konsekuensi nilai DE jarang digunakan pada
formulasi pakan unggas.
Kelembaban
Kelembaban dapat pula mempengaruhi mekanisme pengaturan Keuntungan system DE adalah mudah mengukurnya tetapi tidak
temperatur tubuh. Pengeluaran panas dengan jalan berkeringat memberi penjelasan tentang semua energi yang hilang yang
ataupun melalui respirasi akan lebih cepat di daerah yang kering. disebabkan oleh proses pencernaan dan metabolisme zat-zat
Kelembaban ini terutama penting diperhatikan di daerah tropis. makanan. Kelemahan utama dari system DE bila digunakan
dalam system pemberian pakan adalah over estimasi energi yang
Sinar Matahari tersedia untuk bahan makanan yang sukar dicerna (misalnya
Tubuh ternak dapat pula memperoleh panas secara langsung dari hijauan) dan relatif terhadap bahan makanan yang mudah
sinar matahari. Bulu-bulu yang melekat pada kulit dapat berfungsi dicerna (misalnya biji-bijian).
sebagai penahan panas (insulasi).
3.2.5. Metabolisme Energy (ME)
3.1.3. Kesehatan Ayam
ME merupakan gross energi pakan yang dikonsumsi dikurangi
Ayam yang sakit akan kehilangan selera makan karena dengan gross energi pada feces, urine dan gas hasil
terganggunya fungsi organ tubuh dan menahan rasa sakit. metabolisme. Untuk unggas energi pada gas biasanya diabaikan,
Konsumsi makan akan menurun sejalan dengan makin parahnya sehingga ME merupakan energi dalam pakan dikurangi energi
sakir sampai akhirnya tidak mau makan sama sekali. sekresi unggas. ME paling banyak digunakan dalam perhitungan
formulasi pakan unggas. ME = 0,82 DE
3.1.4. Selera
3.2.6. Net Energy (NE)
Selera makan ayam antara strain yang satu berbeda dengan yang
lain. Hal ini banyak dipengaruhi faktor genetis. Jenis pakan juga NE merupakan enegi metabolisme dikurangi energi yang hilang
berpengaruh , pakan butiran dan jgung kuning lebih disukai sebagai increment panas atau panas yang timbul dalam tubuh
daripada pakan tepung dan jagung putih. oleh reaksi biokimia dalam saluran pencernaan atau dalam sel. Di
daerah dingin panas tersebut dimanfaatkan untuk menjaga
3.1.5. Tingkat Produksi temperature tubuh tetapi di daerah panas akan dibuang melalui
konveksi ke udara sekeliling ternak . NE bisa terdiri dari energi
Tingkat produksi sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan. yang digunakan untuk menjaga (maintain) tubuh atau kebutuhan
Semakin tinggi produksi (telur dan daging) akan semakin banyak hidup pokok dan produksi sehingga tidak ada NE absolute pada
pakan diperlukan dan sebaliknya. bahan pakan. Dengan alasan ini NE jarang digunakan pada
formulasi pakan unggas. NE bisa merupakan energi yang
3.1.6. Umur dan Berat diperlukan untuk menjaga tubuh (NEm) dan energi untuk produksi
(NEp).
semakin bertambah umur ayam makin bobot ayam semakin
berat. Ayam yang lebih berat memrlukan pakan daripada ayam 3.2.7. TDN (Total Digestible Nutrient)
yang lebih kecil.
Sistem ini berdasarkan analisis proximat yang memberi nilai DE
3.2. Kebutuhan Nutrisi Unggas pada lemak dapat dicerna dan protein dapat dicerna. Sistem TDN
merupakan bentuk pengukuran kompromi antara DE dan ME.
Pakan unggas disusun dari beberapa bahan pakan semacam biji- (0,45 kg TDN setara dengan 2.000 kkal DE atau 1,600 kkal ME.
bijian, bungkil kedelai, tepung limbah ternak, lemak dan campuran Menurut NRC (National Researh Councul) nilai TDN hampir
vitamin-mineral. Bahan pakan tersebut ditambah air akan semua merupakan hasil konversi dari ME, dengan persamaan: 1
menghasilkan energi dan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan, kg TDN = 3,6155 Mkal ME = 4,4 M kal DE
reproduksi dan kesehatan ternak unggas. Bahan pakan tersebut
adalah protein (asam amino), karbohidrat, lemak, mineral dan 3.3. Nutrisi Pakan
vitamin. Energi yang dibutuhkan unggas dihasilkan dari
pencernaan karbohidrat, lemak dan protein. Pakan unggas juga Zat makanan (nutrisi) merupakan substansi yang diperoleh dari
termasuk bahan yang tidak termasuk nutrisi misalnya pigmen bahan pakan yang dapat digunakan ternak bila tersedia dalam
xantofil untuk menambah warna kuning telur, faktor pertumbuhan, bentuk yang telah siap digunakan oleh sel, organ dan jaringan.
dan bahan antimikroba. Zat makan tersebut dapat di klasifikasikan menjadi 6 kelompok
3.2.1. Energi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Masing-masing kelompok diuraikan sebagai berikut:
Energi bukan merupakan nutrisi, tetapi merupakan hasil dari
proses oksidasi bahan pakan yang akan menghasilkan energi dan 3.3.1. Karbohidrat
nutrisi selama proses metabolisme. Nilai energi dari bahan pakan
dapat diekpresikan dengan beberapa cara. Deskripsi tersebut Karbohidrat merupakan sumber energi yang penting bagi unggas.
berhubungan dengan nilai energi, termasuk pengukuran Biji-bijian semacam jagung, sorgum, gandum dan barley
(digestible energy, metabolisme energy dll). merupakan bahan pakan sumber karbohidrat. Di Indonesia juga
terdapat sumber karbohidrat seperti gaplek, onggok, dedak dll
3.2.2. Terminologi Energi Mayoritas karbohidrat dalam biji-bijian berupa pati yang siap untuk
dicerna unggas.

Direktorat Pembinaan SMK 2008 12


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
ENERGI NETTO (NE)
Unit dasar karbohidrat adalah gula sederhana, yaitu heksosa
karena setiap molekul mengandung enam atom karbon. Sedikit Untuk Hidup Pokok Untuk Produksi pertumbuhan
heksosa bebas dapat dijumpai pada tanaman. Sebagian besar Metabolisme Basal Daging
adalah bentuk disakarida, yang merupakan kombinasi dua gula Aktivitas Telur
heksosa atau polisakarida-polimer beberapa molekul heksosa. Memanaskan Tubuh
Disakarida yang paling penting dijumpai di alam adalah sukrosa
dan laktosa, lakstosa adalah gula yang dijumpai pada air susu,
sedang sukrosa terdapat pada sebagian besar tanaman.  Produksi
produksi telur membutuhkan protein karena telur ayam kaya akan
Karbohodrat ini termasuk polisakarida seperti pati, selulosa, protein. Protein telur itu juga berasal dari tubuh ayam. Oleh sebab
hemiselulosa dan pentosan dan oligisakarida seperti stachyose itu ayam yang sedang bertelur membutuhkan protein yang tinggi,
dan raffinose yang sulit dicerna unggas. Selulosa merupakan Jika tidak ada protein maka yam tidak akan menghasilkan telur.
persenyawaan organik yang banyak terdapat di alam. Hampir Ini terbukti pada bila peternak ingin melakukan force molting
50% bahan organik pada tanaman terdiri dari selulosa. Pada dalam dua hari setelah ayam puasa tidak akan bertelur.
ternak unggas tidak bisa mencerna selulosa karena tidak memiliki
enzim selulase, pada ternak ruminansia enzim selulase diproduksi  Cadangan Energi
oleh mikroba didalam rumen sehingga mampu mencerna Protein juga berguna untuk cadangan energi. Walaupun
selulosa. prosesnya tidak efisien, dalam keadaan tidak ada energi protein
tubuh akan diubah menjadi energi. Ini sebagai tanda betapa
Karbohidrat yang berguna bagi unggas adalah gula heksosa, pentingnya energi, energi digunakan untuk segala efektifitas
sukrosa, maltosa dan amilum (pati). Laktosa tidak dapat dicerna tubuh.
karena saluran pencernaan unggas tidak menghasilkan lactase.
Bahan pakan sebagi sumber energi yang baik bagi unggas adalah Tabel 7. Asam Amino
yang mengandung karbohidrat yang mudah dicerna, yaitu bahan
yang mengandung serat kasar (selulosa, hemiselulosa dan lignin)
Asam amino esensial Asam amino non
rendah dan sebaliknya bahan yang mengandung serat kasar
esensial
tinggi memiliki nilai nutritif yang rendah bagi unggas
 Arginine  Alanine
3.3.2. Protein dan Asam Amino  Cystein  Asam aspastat
 Cystine  Asam glutamat
Protein adalah persenyawaan organic komplek yang mengandung  Histidine  Glysine
unsur karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, forfor, dan sulfur.  Isoleucine  Hydroxyl proline
Protein tersusun oleh lebih dari 20 persanyawaan organik yang  Leucine  Proline
disebut asam amino. Satu molekul protein tersusun atas ikatan
 Lysine  Serine
panjang beberapa asam amino yang disebut ikatan peptida. Oleh
 Methionine
karena suatu protein rata-rata mengandung 16% nitrogen maka
kandungan protein dari bahan pakan atau karkas dapat diduga  Phenilalanin
dengan mengalikan kandungan nitrogen dengan 6,2, dan akan  Threonine
menghasilkan kandungan protein kasar.  Tryptophan
Kebutuhan protein sebenarnya lebih ditekankan pada kebutuhan  Tyrosine
asam amino yang terdapat dalam pakan. Terdapat 20 asam  Valine
amino dalam protein dan semuanya penting bagi ternak. Asam
amino tersebut dapat dikategorikan menjadi asam amino esensial Sintesa protein jaringan tubuh dan telur memerlukan asam amino
dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial adalah asam esensial. Defisiensi asam amino esensial didalam pakan
amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh unggas, sedang menyebabkan pembentukan protein jarngan dan tubuh
asam amino non esensial dapat disintesa dari asam amino trerhambat atau tidak terbentuk. Asam amino esensial yang sulit
lainnya oleh tubuh unggas. terdapat dalam pakan adalah sistin, lisin dan triptofan disebut
sebagai asam amino kritis.
Fungsi protein antara lain untuk membentuk jatingan, cairan
tubuh, ensim, produksi, cadangan energi, dll Idealnya semua asam amino dan protin dalam ransum pakan
terpenuhi guna sitesa asam amino nonesensial. Kekurangan
 Membangun dan Membentuk Jaringan Tubuh asam amino esensial menyebabkan terganggunya pertumbuhan
Protein berfungsi membentuk dan membangunan jaringan tubuh, terhambat, tingkat produksi menurun, pertumbuhan bulu buruk,
misalnya daging, pembentukan dan perkembangan organ-organ dan penimbunan lemak karkas meningkat. Namun kandungan
tubuh dan pertumbuhan bulu. Kebutuhan terhadap protein untuk asam amino yang paling rendah dalam bahan pakan adalah asam
anak ayam lebih tinggi daripada untuk ayam remaja. Ini amino lisin dan methionin, sehingga dalam penyusunan ransum
disebabkan anak ayam yang sedang tumbuh memiliki banyak unggas kedua asam amino tersebut dipertimbangkan sebagai
bagian yang sedang tumbuh, bagian-bagian tersebut memerlukan aspek yang penting.
protein.
Kekurangan kedua asam amino bisa ditambahkan dengan asam
 Pembentukan Cairan tubuh dan System Enzim amino murni yang banyak dijumpai di pasaran pakan ternak.
Cairan tubuh dan enzim merupakan faktor terpenting bagi
kehidupan ayam. Untuk pembentukan kedua faktor tersebut 3.3.3. Lemak
memerlukan protein.
Lemak murni merupakan ester glycerol yang memiliki asam lemak
rantai panjang dan merupakan persenyawaan karbon, hydrogen
SKEMA ENERGI dan oksigen. Persenyawaan oksigennya lebih rendah dibanding
karbohidrat sehingga energi lebih tinggi (2,25 kali lipat) dari
KONSUMSI ENERGI BRUTO (GE) karbohidrat dan protein. Meskipun energinya tinggi, pemberian
ENERGI FECES (20-60%) lemak pada ternak unggas dibatasi 2-5%, untuk menghindari
Dari makanan diare dan ransum mudah tengik. Perbedaan lemak dan minyak
Dari metabolisme pada bentuknya, pada suhu normal lemak berbentuk padat
sedang minyak berbentuk cair.
Molekul lemak terdiri dari glycerol dan kombinasi dengan 3 asam
ENERGI TERCERNA (DE) lemak. Asam lemak terdiri dari caprilyc, capric, laurat, miristat,
palmitat, palmitoleic, stearat, oleat, linoleat, linolenat, arachidic,
Gas produk pencernaan CH4 gadoleic, behenic, eurat, lignocerat. Komposisi kandungan lemak
(5-12%) beberapa bahan seperti tertera pada tabel 8.
Energi urin 3-5%
Sebagian besar asam lemak dapat disintesakan oleh tubuh ternak
unggas, tetapi asam lemak linoleat dan arakhidonat tidak dapat
ENERGI METABOLISME (ME) disintesa sehingga harus ada dalam pakan yang diberikan kepada
PRODUK PANAS (10-40%) ternak. Asam lemak arakhidonat dapat disintesa dari asam
Panas fermentasi linoleat. Defisiensi asal lemak menyebabkan pertumbuhan tubuh
panas metabolisme zat makanan terganggu, akumulasi lemak di hati dan lebih mudah terserang
saluran pernafasan. Kekurangan arakhidonat menyebabkan telur
kecil dan daya tetasnya rendah. Sumber minyak yang baik adalah

Direktorat Pembinaan SMK 2008 13


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
minyak sawit, minyak kelapa, minyak kacang tanah dan bunga Mineral esensial terdapat 15 macam dan sering dibagi menjadi 2
matahari. kategori berdasarkan pada jumlah yang diperlukan dalam pakan.
Mineral yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut mineral
Lemak biasanya ditambahkan pada pakan ayam pedaging untuk makro dan dinyatakan dalam persen dari pakan. Mineral yang
meningkatkan konsentrasi energi dan meningkatkan produktifitas dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut minberal mikro (trace)
dan efisiensi pakan. Sumber lemak adalah lemak binatang dan dan dinyatakan dalam ppm (part per million) atau milligram per
minyak nabati (sawit atau kelapa). kilogram. Dengan berkembangnya ilmu makanan ternak beberapa
mineral diduga esensial bagi ternak, misalnya : flour (F), silikon
3.3.4. Mineral (Si), titanium (Ti), vanadium (V), chromium (Cr), nickel (Ni),
arsenic (As), bromine (Br), strontium (Sr), Cadmium (Cd) dan Tin
Mineral merupakan bahan an organik dalam bahan pakan atau (Sn). Masing-masing kelompok mineral dijelaskan sebagai
jaringan tubuh. Fungsi mineral membantu proses metabolisme. berikut:

Direktorat Pembinaan SMK 2008 14


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS

Table 8. Komposisi Lemak Nabati

Biji Minyak kernel Minyak


No Asam lemak Jagung Kedelai
kapas Sawit sawit kelapa
1 Caprilyc - - - 3 - 6
2 Capric - - - 4 - 6
3 Laurat - - - 51 - 44
4 Miristat - 1 1 17 - 18
5 Palmitat 13 24 48 8 12 11
6 Palmitoleic - 1 - - - -
7 Stearat 4 3 4 2 2 6
8 Oleat 29 18 38 13 24 7
9 Linoleat 54 53 9 2 54 2
10 Linolenat - - - - 8 -
11 Arachidic - - - - - -
12 Gadoleic - - - - - -
13 Behenic - - - - - -
14 Eurat - - - - - -
15 Lignocerat - - - - - -
Sumber: Norman, Food Science

Direktorat Pembinaan SMK 2008 15


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
3.3.4.1. Mineral Makro pembekuan darah dan mengaktifkan-menstabilkan enzim
(misalnya: amilase pankreas).
Mineral berfungsi membentuk tulang, merupakan komponen dari
organ tubuh, kofaktor enzyme, dan menjaga tekanan osmotic.  Defisiensi Ca
Kelompok mineral makro terdiri dari 7 jenis yaitu : calsium (Ca), Defisiensi Ca menyebabkan riketsia, pertumbuhan terhambat,
phospor (P), potasium (K), Magnesium (Mg), sulfur (S), natrium tidak ada koordinasi otot. Kekurangan Ca pada ternak dewasa
(Na) dan Chlorida (Cl). akan menyebabkan osteomalasia. Yaitu akibat demineralisasi dari
Fungsi masing-masing mineral makro dijelaskan sebagai berikut: tulang hewan yang sudah dewasa. Kandungan Ca (dan P) dalam
tulang sifatnya dinamis, artinya pada saat produksi ternak tinggi
 Kalsium dan Pospor akan mengambil Ca dari tulang. Gejala klinis antara lain
Kalsium dan pospor diperlukan untuk pembentukan dan merawat kelemahan tulang dan gampang rusak kalau kena tekanan.
tulang. Rasio Ca-P pada ternak ruminansia dianjurkan 1:1 sampai
1:2, rasio yang terlalu lebar misalnya 8:1 akan menurunkan Kadar Ca bahan pakan sangat bervariasi yang disebabkan oleh
produksi ternak. Komposisi kasium dan pospor dari bagian jenis tanaman, bagian dari tanaman dan umur tanaman. Hijuan
minersl tubuh sebersar 70%. Fungsi kalsium untuk membentuk pakan ternak yang lebih tua kadar Ca- nya akan menurun.
tulang , translokasi lemak dari darah ke kuning telur, proses Leguminosa atau kacang-kacangan lebih banyak mengandung
pembekuan darah, kontraksi otot-syaraf, keseimbangan asam- Ca daripada rumput. Biji-bijian untuk konsentrat kada Ca-nya
basa dan aktifitas sejumlah ensim. rendah.

Kebutuhan Ca-P pada ternak sapi dihitung berdasarkan Sumber Ca adalah kalsium karbonat, batu kapur giling, tepung
kebutuhan untuk hidup pokok dan produksi, Untuk kebutuhan tulang, dikalsium forpat, kalsium sulfat, tepung ikan, tepung
hidup pokok 1,54 gr Ca dan 2,80 gr P untuk setiap 100 kg berat kerang, tepung tulang. Kalsium pada unggas muda diperlukan
badan ternak. Untuk pertumbuhan dihitung Ca sebanyak 7,1 gr untuk pembentukan tulang, sedangkan pada ayam petelur
dan P sebanyak 3,9 gr untuk setiap pertambahan protein 100 diperlukan untuk pembentukan sel telur dan juga berfungsi pada
gram. Untuk produksi susu dioperlukan Ca sebanyak 1,23gr dan darah dan kominikasi intraceluler.
P sebanyak 0,95 gr untuk setiap Kg produksi air susu.
3.3.4.2. Trace Mineral
Pospor berfungsi untuk pembentukan tulang, penggunaan energi,
sistem ensim, kesimbangan asam basa, translokasi lemak dan Trace mineral (mineral mikro) terdiri dari 8 jenis yaitu : cobalt
struktur sel. Pospor dalam tanaman hanya 30-40% yang bisa (Co) , cooper (Cu), Iodine (I), besi (Fe), mangan (Mg), selenium
dicerna unggas dan sisanya disekresikan dalam bentuk pitat (Se), cobalt (Co) dan zink (Zn). Cobalt juga diperlukan tetapi
pospor. Sumber P adalah tepung ikan, tepung kerang, tepung sudah terdapat pada vitamin B12. tembaga dan besi sering sudah
tulang dan kapur. cukup pada bahan pakan sehingga tidak perlu penambahan.
Trace mineral merupakan bagian dari molekul organic. Besi
 Garam merupakan bagian dari hemoglobin dan citocrom. Yodium adalah
Sodium (Na), potassium, magnesium dan klorida (Cl) berfungsi bagian dari thyroxine. Tembaga, mangan, selenium, dan zink
bersama-sama dengan phospat dan bikarbonat menjaga membantu proses enxime. Khusus untu zink merupakan bagian
homeostatis proses osmosis dan pH badan. dari struktur DNA.

Sodium dan clorine penting untuk semua ternak. Dalam pakan Kebutuhan trace mineral dipenuhi dari bahan pakan yang
ditambahkan garam untuk memaksimumkan tingkat pertumbuhan dikonsumsi ternak. Pada kasus khusus tanah yang ditumbuhi
dan produksi telur. Jika kandungan garam tinggi maka konsumsi bahan pakan defisiensi trace mineral yang menyebabkan
air juga akan meningkat. Sumber P dalam pakan adalah bungkil- kandungan trace mineral dalam bahan pakan rendah. Masing-
bungkilan, produk hewani (tepung tulang-daging), dan tepung masing mineral mikro dijelaskan sebagai berikut:
ikan.
 Mangan (Mn)
 Potasium (K) Mn diperlukan untuk aktivator enzim, dan trasfer posphat dan
Kalium (K) merupakan mineral intrasesuser yang berperan dalam decarboxilase, mencegah pesrosis, dan pertumbuhan
metabolisme karbohidrat dan protein, kesimbangan asam-basa, tulang.Kebutuhan Mn pada ayam broiler sebanyak 70mg/Kg
pengaturan tekanan osmose, dan kesimbangan air. Kekurangan pakan pada masal awal dan 100mg/kg ransum pada masa akhir.
mineral ini akan mengganggu aktifitas ternak dan peran mineral Sumber Mn adalah hijauan dan bahan konsntrat seperti jagung.
makro lainnya.
Didalam tubuh ternak Mn dijumpai pada hati, ginjal, pankreas, dan
 Magnesium (Mg) pituatary, dan sedikit pada jantung, urat daging dan tulang. Pada
Magnesium merupakan bagian dari ruminansia Mn berfungsi sebagai sintesa karbohidrat,
jaringan tubuh dan cairan tubuh lainnya. Bahan pakan yang mucoplyssacharide, sistem ensim, misalnya pyruvate
mengandung Mg antara lain dedak gandum (Pollard), konsentrat carboxylase, arginine synthetase dll. Kebutuhan Mn pada
nabati sumber protein (Bungkil kedelai) dll. Pada ayam broiler ruminansia belum banyak diketahui tetapi kekurangan Mn
kebutuhan Mg sekitar 550mg per kg ransum. menyebabkan gejala klinis bentuk tulang dan postur yang
abnormal. Kelainan bentuk tulang antara lain kaki bagian bawah,
pembengkakan sendi, humerus yang relatif pendek, dan tulang
yang relatif rapuh. Defisiensi Mn juga dapat menggagu proses
 Belerang (S) reproduksi ternak jantan dan betina. Pada ternak jantan
Sulfur merupakan bagian dari protein yang terdapat pada asam menyebabkan gangguan spermatogenesis, degenerasi testis, dan
amino cystine, cystein dan methionine. Disamping itu S juga ekididimus, dan berkurangnya hormon kelamin yang
terdapat pada vitamin biotin, thiamin dan polisakarida yang menyebabkan sterilitas. Pada ternak betina dapat terlihat ertrus
banyak mengandung sulfat. dan sebagian kecil dalam darah. yang tidak menentu (tidak ada), dan tidak terjadi konsepsi
Disamping sebgau materi pembangun S juga berfungsi pada (pembuahan) dan kalaupun terjadi pembuahan dapat
metabolisme protein, lemak dan karbohidrat, pembentukan darah, menyebabkan keguguran.
endokrin, keseimbangan asam basa.
Didaerah tropis yang banyak terdapat gunung berapi bisanya
Pakan alami biasanya sudah mencukupi kebutuhan ternak akan jarang terjadi kasus kekurangan Mn. Hal ini disebabkan Mn dalah
sulfur. Sumber S pada pakan ternak adalah hijauan dan jagung hijauan dan pakan konsentrat sudah cukup untuk kebutuhan
atau silase jagung. Namun dalam kasus dfisiensi S ternak ternak. Sumber Mn adalah hijauan, konsentrat dan premix
menunjukan gejala klinis penurunan nafsu makan, dan mineral buatan pabrik.
pertambahan berat badan, kelemahan umum, lakrimasi, sampai
dapat terjadi kematian. Sesuai dengan fungsinya maka defisiensi  Copper (Cu)
S menyebabkan gangguan sintesis protein mikroba, gejala Copper berperan dalam enzim dan utilisasi besi dalam pigmentasi
kekurangan protein, penurunan kecernaan selulosa, dan kulit dan pembentukan hemoglobin. Beberapa enzim yang
penimbunan asam laktat yang terlihat dalam darah dan urin. membutuhkan copper antara lain ceruloplasmin, cytochrome,
Kadar S yang aman adalah 0,1-0,2% tergantung jenis makanan. oxidase, lusine oksidase, tryrosinase, plastocyanin, dan
baemocyanin. Penyerapan copper dipengaruhi oleh beberapa
 Calsium (Ca) faktor yaitu: keasaman lambung, penggunaan calsium carbonat
Ca merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh. Mineral dan ferros sulfid akan menurunkan penyerapan Copper. Copper
ini dibutuhkan untuk pembentukan tulang, perkembangan gigi, yang tidak terserap akan dikeluarkan lagi melalui tinja (feces),
produksi air susu, telur, transmisi impuls syaraf, pemelihraraan pada kenyataannya dari copper yang dikonsumsi lebih dari 90%
eksitabilitas urat daging yang normal (bersama-sama dengan K disekresikan kembali oleh ternak.
dan Na), regulasi denyut jantung, gerakan urat daging, Kebutuhan copper pada ayam broiler sebesar 10 mg/kg ransum.
Sumber copper adalah pakan alami.

Direktorat Pembinaan SMK 2008 16


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS

Fungsi esensial dalam tubuh antara lain:  Molibdenum (Mo)


 pembentukan hemoglobin, penyerapan Fe dan mobilisasi Fe Mo didapati pada seluruh urat daging-tulang dan sedikit pada hati,
dari tempat penyimpannya. ginjal dan bulu ternak. Fungsi dari Mo adalam komponen esensial
 membantu metabolisme tenunan pengikat dari beberapa enzim misalnya: xanthine oksidase, aldehyda
 kofaktor enzim memerlukan Cu untuk aktifitas biologisnya. oksidase dll. Kebutuhan Mo bagi ternak ruminansia belum
Enzim tersebut antara lain: cytochrome oxidase, ascorbic acid diketahui ecara jelas. Kekurangan Mo jarang ditemukan, tetapi
axidase dll. kelebihan Mo justru menyebabkan defisiensi Cu dan menjadi
racun yang menyebabkan diare, anoreksia, anemia, ataksia, dan
Dalam tubuh ternak Cu dapat ditemui pada hati, otak, jantung, kelainan bentuk tulang, depegmintasi kulit atau bulu. Sumber
urat daging, dan lemak. Pakan dengan kandungan Cu 10 ppm pakan yang menganduk Mo adalah hijauan segar, sedang pada
dianggap cukup untuk sapi pedaging. Gejala defisiensi Cu antara hijauan kering kandungan Mo menurun.
lain: terganggunya pigmentasi , menderita fibrosis miokardium,
tulang pipih dngan tulang rawan melebar, mudah mengalami  Cobalt (Co)
fraktur atau aoetoporosis. Hampir semua hijauan dapat mesuplai Dalam tubuh ternak Co ditemukan pada hati, mata, ginjal,
kebutuhan Cu ternak sebanyak 3-4 kali yang dibutuhkan. Namun kelenjar adrenal, limpa dan pankreas dan sedikit pada sumsum
tanaman yang banyak mengandung pitat dan lignin dapat tulang darah, susu dan empedu. Didalam rumen sapi Co
menurunkan penyerapan Cu. Preparat Cu yang dapat digunakan digunakan mikroba untuk pembentukan B12. pada makanan
adalah CuCO3, CuSO4 dll. ternak kandungan Co pada rumput lebih rendah daripada
leguminoisa. Kebutuhan Co pada pakan sebesar 0.1 ppm dari
 Iodium (I) bahan kering pakan.
Mineral iodium terdapat dalam tubuh ternak kelenjar tiroid, darah,
daging dan susu. Jaringan lain yang tmengandung I adalah  Fe
lambung, kelenjar saliva, ovarium, kelenjar pituatary, kulit, Dalam tubuh Fe didapai pada hati, limpa, ginjal, jantung, sumsum
plasenta, dan rambut. tulang, darah dan sel-sel lainnya. Fungsi Fe dibutuhkan pada
pembentukan haemoglobin, mioglobin, enzim satilase, dan
I diperlukan untuk sintesis hormon oleh kelenjar thyroid yang peroksidase. Fe berperan dalam transfor oksigen dalam sel dan
mengatur metabolisme energi. Hormon tiroid memegang peran respirasi sel.
dalam termoregulasi, proses metabolisme antara, reproduksi,
pertumbuhan dan perkembangan, sirkulasi dan fungsi urat 3.3.5. Vitamin
daging. Penyerapan iodium pada susu kecil dan
dikonsentrasikan pada kelenjar thyroid. Vitamin adalah senyawa organik biasanya tidak disentesis dalam
Kebutuhan I belum jelas, diperkirakan sekitar 0,05-0,8 ppm. tubuh, dan diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Vitamin
Defisiensi I menyebabkan kelenjar gondok membengkak, diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Vitamin bukan struktur
kehilangan bulu, kekuraga hromon tiroksin yang ditandai dengan utama tubuh, tetapi diperlukan terutama sebagai ko enzim atau
kelemahan umum, basal metabolisme menurun, pertumbuhan regulator metabolisme. Ternak unggas memerlukan 13 vitamin
lambat, pedet lahir mati. Pada hewan betina menyebabkan yang harus terdapat dalam pakan, sebab kecuali viatamin C,
gangguan estrus sedang pada jantan menyebabkan menurunnya tubuh tidak dapat mesitesisnya.
libido. Sumber iodium adalah pakan alami sepeti tepung ikan dan
hijauan makanan ternak. Pada ayam broiler dibutuhkan kira-kira Vitamin digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang larut
1 mg per kg ransum. dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut
dalam lemak terdiri dari vitamin A,D, E dan K. Sedangkan vitamin
 Zinz (Zn) yang larut dalam air terdiri dari tiamin, riboflavin, asam nikotenat,
Zn (seng) berperan dalam pengaktif dan komponen beberapa folasin, biotin, asam pantotenat, pyridoxine, B 12, dan koline.
enzim seperti carbonic anhydrase, carboxys peptidase, alkohol Kebutuhan vitamin dinyatakan dalam milligram per kilogram
dehidogenase yang berperan dalam metabolisme asam nukleat, pakan, kecuali vitamin A,D dan E dinyatakan dalam Internasional
sintesis protein dan metabolisme karbohidrat. Dalam kulit dan Unit (IU).
jaringan tubuh lainnya serta tulang juga terdapat Zn.
Gejala klinis defisiensi Zn pada unggas adalah pertumbuhan 3.3.5.1. Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
lambat, tulang lunak dan rapuh, bulu kusam, pernapasan tidak
normal dan keratosis pada kulit. Sedang gejala klinis pada  Vitamin A (Retinol)
ruminansia adalah tidak perduli terhadap lingkungannya, Vitamin A terlibat dalam sistem penglihatan dan pengelolaan
pembengkakan kaki dan dermatitis pada leher, kepala dan kaki, jaringan epitel di seluruh permukaan tubuh bagian luar maupun
gangguan penglihatan, banyak bersalivasi (ludah), penurunan bagian dalam serta berbgai kelenjar endokrin/gonad. Pern vitamin
fungsi rumen, luka sulit sembuh, dan gangguan reproduksi ternak A juga membantu pembentukan protein.
jantan. Pakan ternak terdiri dari bahan nabati dan hewani. Pada bahan
Sumber Zn adalah dedak padi dan dedak gandum. Kebutuhan Zn hewani terdapat vitamin A sejati, sedang pada pakan nabati
pada ransum ayam broiler sebesar 40mg per kg ransum. Namun terdapat provitamin A yang berawal dari caroten. Provitamin A
demikian defisiensi Zn jarang terjadi karena dalam pakan ternak tersebut akan diubah menjadi vitamin A oleh ternak.
sudah tersedia cukup kandungan Zn. Didalam luminosa terdapat
kandungan Zn 60 ppm, biji-bijian mengandung 10-30 ppm Zn, Kebutuhan vitamin A untuk ayam broiler di derah tropis untuk
sumber protein nabati mengandung 50-70 ppm Zn, sumper masa awal sebesar 8.800 IU per kg ransum dan 8.000 IU pada
protein hewani mengandung 100 ppm. masa akhir. Gejala defisiensi vitamin A pada ayam adalah
Kebutuhan Zn ternak ruminansia sulit diperkirakan namun secara pertumbuhan lambat, keluar cairan seperti keju pada ujung mata
umum kebutuhan tersebut 20-40 mg/kg berat kering pakan. dan ujung lubang hidung, bulu kusam, dan agak membotak, daya
tahan terhadap penyakit menurun pada masa musim yang sangat
 Selenium (Se) buruk. Kejadian defisiensi akan terjadi seacra sporadis artinya
Se berperan pada proses metabolisme yang normal dan ada dalam satu kelompok tidak mungkin hanya sebagian yang
kaitannya dengan vitamin E. Vitamin E dapat menggantikan menderita defisiensi, jika menderita defisiensi maka seluruh
kebutuhan mineral Se. Kelebihan Se akan menyebabkan kelompok akan terkena gejala tersebut.
keracunan ternak. Suplentasi Se pada ayam broiler sebesar 0,1
mg per 1 kg ransum. Sumber pakan yang mengandung Se antara Kelebihan vitamin A akan menyebabkan ternak keracunan. Pada
lain jagung (20 ppm), dan dedak gandum (55 ppm). unggas keracunan terjadi pda dosis 33.000IU per kg ransum
Dalam tubuh ternak berupa seleno-potein yang terdistribusi kering sedang pada sapi 17.000 IU per kg ransum kering. Gejala
secara luas dalam tubuh. Se juga berperan dalam penyerapan keracunan pada unggas adalah engurangi warna kulit dan kunig
lipid dalam saluran pecernaan, atau pengangkutan melalui telur, menurunya penyerappan nutrisi yang larut dalam lemak,
dinding usus. Dalam tanaman Se terdapat dalam bentuk selenium mengganggu penyerapan vitamin K yang penting bagi penutupan
amino acid bersama-sama dengan protein. Kandungan Se luka. Keracunan pada ruminansia menyebabkan menurunnya
tanaman sangat tergantung dari kandungan Se dalam tanah. aktifitas enzim pada metabolisme energi sehingga mempengaruhi
Pada tanaman selenium terdapat pada leguminosa dan rumput. proses pertumbuhan.

Kebutuhan Se pada sapi yang sedang tumbuh adalah 0,10 mg/kg Sumber vitamin A adalah hijauan segar, silase, atau hay, jagung
ransum kering, untuk sapi jantan dan induk yang sedang bunting kuning, dan vitamin sintetis (asetat sintetis). Minyak hati
0,5-0,10 mg/kg ransum kering. Kekurangan Se menyebabkan merupakan sumber vitmin A yang terbaik tetapi jarang digunakan
daging sapi berwarna putih, gangguan jantung, dan paralisis. pada peternakan.
Kelebihan Se menyebabkan keracunan dengan gejala bulu ekor
rontok, hilangnya nafsu makan, kuku coplok, dan bisa mati karena  Vitamin D ( Ergocalciferol)
kelaparan, haus dan gangguan pernafasan.

Direktorat Pembinaan SMK 2008 17


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
Vitamin D memiliki banyak bentuk, tetapi yang penting bagi ternak seperti tertarik tali, dan pertumbuhan lambat. Pada ternak
adalah D2 (ergocalciferol) dan D3 cholecalcifero). Vitamin ini ruminansia menunjukan gejala buta, urat daging tremor, gigi
berfungsi dalam penyerapan vitamin Ca dan P dan proses gemeretak, opisthotonus dan konvulsi.
kalsifikasi dalam pertumbuhan tulang. Secara umum vitamin D
dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan Dengan bntuan sinar Sumber vitamin B1 bagi ternak unggas adalah dari pakan ternak
ultraviolet matahari tubuh ternak dapat mengubah provitamin D seperti bekatul, bungkil, jagung dan sorgum. Defisiensi pada
menjadi vitamin D. prinsip ni dimanfaatkan peternak dalam unggas jarang terjadi tetapi kadang vitamin dalam bahan pakan
membangun arah kandang yaitu agar dapat memanfaatkan sinar rusak sehingga disarankan menambahkan dosis 2,5 mg/kg
matahari utnuk membantu proses pembentukan vitamin D. namun ransum. Pada ruminansia sumber vitamin b1 dari pakan dan
dengan berkembangnya vitamin sintesis teori tersebut tidak selalu mikroba rumen. Mikroba rumen dapat mensintesis vitamin B1.
mutlak diterapkan dan ditambah penemuan bahwa lampu listrik Pada anak sapi dimana mikroba rumen belum berkembang maka
(Neon) dapat mengganti peran sinar matahari. sumber B1 dari air susu yang diminumnya. Jika air susu diganti
milk replecement maka disarankan menambahkan vitamin B1
Kebutuhan vitamin D pada pakan ayam broiler masa awal menurut NRC sebanyak 65 µg/kg bobot badan.
disranakan sebesar 1.850 ICU per kg ransum kering dan 2.600
ICU pada ayam mas akhir. Ternak sapi membutuhkan vitamin D  B2 (Riboflavin)
sebanyak 275 IU per Kg berat kering pakan secara rinci untuk Vitamin B2 berfungsi membantu transportasi hidrogen,
anak sapi sebanyak 4 IU/kg berat badan, untuk sapi yang sedang metabolisme protein dan energi. B2 merupakan komponen
tumbuh 2,5 IU/kg berat badan, dan 10 IU /kg BB uantuk sapi flavoprotein yang berfungsi sebagai konenzim.
bunting/laktasi. Defisiensi vitamin B2 pada unggas menyebabkan penyakit curled
Pada ternak unggas kasus defisiensi vitamin D jarang terjadi di toe paralysis dengan gejala ayam berjalan dengan dengkul
Indonesia karena banyak makanan yan mengandung vitamin D. (persendian kaki), kaki menjulur kedepan atau belakang, berdiri
pada unggas defisiensi D menyebabkan Riketsia. tidak tegak bahkan tidak bisa berjalan. Penyebab kekurangan B2
Sumber vitamin D dalam pakan berasal dari hijauan pakan ternak karena kandungan vitamin dalam bahan pakan kurang dari
dengan kandungan provitamin D 11 IU dan premix mineral buatan kebutuhan ayam tersebut. Kebutuhan diperkirakan sebanyak 4,8-
pabrik. 5,7 mgram per kg ransum. Untuk memenuhi kebutuhan dapat
ditambahkan vitamin sintetis. Sumber B2 adalah jagung kuning
 Vitamin E (Alfa tokoferol) dan bungkil kedelai.
Terdapat 7 vitamin E, tetapi alpha tokoferol adalah yang paling
banyak penyebarannya pada bahan pakan ternak. Vitamin E  Niacin
berfungsi menjaga kesuburan ternak atau antisteril. Peran Niacin berberan sebagai koensim yang membantu metabolisme
vitamin E sebagai zat makanan yang vital dalam metabolisme urat karbohidrat, protein dan lemak. Bentuk koensim adalah
daging/syaraf, kontraksi urat daging, sirkulasi, respirasi, nicotinamide dinucleoide (NAD) dan nicotinamide dinucleoide
pencernaan, ekskresi, pertumbuhan, konversi kanan dan phosphate (NADP). Sumber niacian adalah bekatul, tepung ikan,
reproduksi. dedak padi, dedak gandum dan bungkil. Gejela defiensi pada
unggas ayam menjadi kerdil dan pertumbuhan lambat. Kebutuhan
Kebutuhan vitamin E pada anak sapi 15-60IU/Kg berat kering ayam terhadap niacin 35-40 mg per kg ransum. Untuk mencegah
pakan, untuk sapi yang seang tumbuh 6,8-27,3 IU/Kg ransum dan defieinsi ditampahkan niacin sintetis.
untuk sapi dewasa 13600 IU/0,45 kg ransum, dan 54.600 IU/ton Pada ternak ruminansia niacin dapat dibentuk dari tryptopan.
ransum untuk sapi dara, laktasi dan bunting. Pada ternak unggas Reaksi ini terjadi didalam mikroba dan jaringan rumen. Sehingga
jarang terjadi kekurangan vitamen E, namun demikian disarankan niacin erat hubungannya dengan thryptophan. Jika kadar
dalam ransum terdapat 11 IU/KG untuk ayam broiler pada masa tryptopan dalam pakan rendak (0,2%) maka baru ada kebutuhan
awal dan 9 IU/Kg untuk ayam broiler pada masa akhir. minimal niacin. Kandungan tryptopan 60 mg setara dengan 1 mg
Niacin. Anak sapi yang kandungan air susunya rendah akan
Sumber vitamin E adalah pakan hijuan dan biji-bijian. Hijauan menderita defisiensi Niacin.
segar mengandung 100-200 mg/kg vitamin E, jagung kuning 25
mg/kg, juwawut 11 mg/kg, dn gandum 2-3 mg/kg. Nampak bahwa  Pyrodoxin (B6)
hijuan lebih banyak mengandung vitamin E dibanding biji-bijian. Vitamin B6 berfungsi sebagai koensim yang membantu proses
Karena vitamin E tidak stabil maka disarankan menambahkan metabolisme protein. Sehingga perannya esensial dalam proses
premix mineral untuk suplai vitamin E. pertumbuhan. Pada ternak unggas defisiensi ini dapat
mengganggu syaraf dan kematian. Sumber B6 adalah pakan
 Vitamin K berasal dari hewani, bungkil kedelai, dan biji-bijian. Dalam kondisi
Vitamin K dikenal sebagai antihaemoragi karena dibutuhkan untuk normal jarang terjadi defisiensi B6 kecuali jika pakan rusak atau
membentuk protombin yang penting dalam proses pembekuan bahan pakan dipalsukan. Kebutuhan B6 dalam ransum unggas
darah jika terjadi luka pada ternak. Fungsi lain adalah berkisar 3,3-3,5 mg per kg ransum.
menyediakan energi untuk fungsi sel.
Pada ternak ruminansia vitamin K dapat disintesa oleh mikroba  Biotin
dalam rumen dan saluran pencernaan dalam jumlah yang cukup Biotin sebagai kelompok prostetik berperan pada bebrapa ensim
untuk memenuhi kebutuhan. Vitamin K merupakan satu-satunya yang memantapkan katalis CO2 kedlam jaringan organik. Ensim
vitamin yang larut dalam lemak yang dapat disintesa oleh ternak yang mengandung Biotin adalah acetyl koensim A karbosilasi,
ruminansia. propionil koensim A karboxilasi dan methyl malonyl
transkarbosilasi. Pada ruminan bitoin dibutuhkan pada siklus
Pada kasus sapi mengkonsumsi zat anti koagulan (misal urea, sintesis arginin, pirimidin (asam nukleat penyusun DNA),
dekumarol dari jamur, tanaman leguminosa/clover), yang lintasan ekstra mitokondrial dan sitesis asam lemak, sehingga
mencegah pembentukan protrombin yang akan menyebabkan penting perannya dalam proses pertumbuhan.
ternak defisiensi K. Sumber Biotin adalah dedak, bekatul, biji-bijian. Jarang dijumpai
defisiensi bitoin, namaun jika kasus terjadi gejalanya adalah
Sumber vitamin K adalah bahan dari tanaman (K1), hewani (K2) perosis, pertumbuhan lambat, kerdil dan dermatitis disekitar
dan K3 dari vitamin sintetis. Vitamin K sintetis dikenal dengan paruh dan kaki. Penambahan pada ransum unggas disarankan
menadion. Kebutuhan vitamin K ayam broiler masa awal 2,5 mg 0,1-0,11 mg per kg ransum.
per kg dan masa akhir 2,4 mg/kg , kebutuhan terebut dipenuhi
dari pakan alami. Namun disarankan untuk menambah Vitamin K  Asam Folat
sintetis sebanyak 0,501 mg/0,5 kg ransum. Bahan pakan sebagai Vitamin ini memegang peranan penting dalam reaksi biokimia
sumber alami vitamin K adalah tepung ikan, bungkil kacang dalam memindahkan unit C tunggal dalam berbagai reaksi.
kedelai. Fungsinya antara lain dalam interkonversi serin dan glysin, dalam
sitesis purin, degradasi histidin atau dalam sitesis group methyl
3.3.5.2. Vitamin Yang Larut Dalam Air tertentu. Purin penting dalam pertumbuhan dan reproduksi semua
jaringan tubuh karena purin merupakan bagian dari DNA.
 Vitamin B1 (Thiamin) Defisiensi asam folat maka pembentukan nucleo protein dalam
Dalam tubuh ternak vitamin B1 berfungsi sebagai koensim proses pendewasaan sel-sel darah tidak terjadi dan akan
kokarboxilase dalam bentuk thiamin phyrophospahate. Fungsinya menyebabkan gejala anemia yang spesifik. Oleh karena itu Folat
untuk proses enzimatis dekarbosilase asam alpha keto atau juga dikenal dengan anti anemia. Unggas memperoleh suplai
dengan kata lain metabolisme asam piruvat menjadi asetat. asam folat dari pakan yang dikonsumsi. Penambahan pada pakan
Secara sederhana diuraikan bahwa vitamin B1 membatu unggas disarankan 1,5- 1,8 mg/kg ransum. Sumber asam folat
metabolisme karbohidrat menjadi energi. adalah tepung ikan dan jagung.
Kekurangan thiamin menyebabkan akumalasi asam asam piruvat
dan akan menurunkan produksi asam laktat di jaringan , dan  Cyanocobalalanin (B12)
ternak menunjukan defisiensi vitamin B1. Gejala defisiensi pada
ayam yaitu polineuritis, kepala ayam tertarik keatas menengadah

Direktorat Pembinaan SMK 2008 18


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
Fungsi B12 adalah sebagai koenzim pada bebrapa reaksi  Lingkungan
metabolik. Dibutuhkan untuk sintesis grup metil dari karbon Unggas jika tempertur berubah maka konsumsi bahan keringn
tunggal sebagai prekusor, secara langsung dibutuhkan dalam atau nergi akan menurun dan konsumsi air meningkat. Ditinjau
metabolisme asam amino dan sintesis protein. dari segi pertumbuhan, dalam keadaan panas meningkat maka
Vitamin ini tidak terdapat dari sumber bahan pakan nabati, dan pertumbuhan akan menurun, namun sebagian penurunan dapat
hanya terdapat dari sumber pakan yang berasal dari hewani. diganti dengan peningkatan retensi air.
Tepung ikan dan daging-tulang merupakan sumber vitamin B12.
untuk ayam broiler kebutuhan B12 pada masa awal 0,013 mg per  Protein
kg ransum dan pada ayam dewasa 0,012 mg per kg ransum. Semakin tinggi konsumsi protein maka semakin tinggi konsumsi
Pada ransum yang tidak mengandung bahwan hewani harus air. Air tersebut diperlukan untuk mengeluarkan hasil metabolisme
ditambah dengan vitammin B12 sintesis. Kebutuhan B12 lewat urin.
tergantung dari kadar lemak dalam ransum, semakin tinggi kadar
lemak maka semakin tinggi kebutuhan B12. pada perubahan  Na Cl
temperatur yang ekstrim juga akan menyebabkan kebutuhan B12 Semakin tinggi konsumsi NaCl maka semakin tinggi konsumsi air.
meningkat. Perubahan 1% sainitas tidak mempengaruhi konsumsi air minum
pada unggas.
 Kolin (Choline)
Kolin merukan sumbstansi esensial dalam pembentukan dan
pemeliharaan struktur sel dan metabolisme lemak dalam hati.
Kolin terdiri dari komponen asetil kolin yang berperan pada
mediator dalam aktivitas urat syaraf. Pembentukan asetil kolin
yang penting dalam transmisi impuls syaraf membutuhkan kolin.
Pada ayam kebutuhan kolin sebesar 780-800 mg per kg ransum.
Sumber kolin adalah bungkil kedelai dan bahan asal hewani
seperti tepung ikan dan daging-tulang.

 Vitamin C
Vitamin C secara kimiawi dikenal dengan L asam askorbat. Peran
vitamin C adalah pada mekanisme oksidasi dan reduksi di dalam
sel-sel hidup. Fungsi lain dari vitamin C adalah mengurangi
tekanan pada iklim tropis. Beberapa hasil penelitian penambahan
vitamin C pada ransum ayam dapat menurunkan kematian dan
mengurang gejala tekanan perubahan iklim. Pada ternak unggas
dapat mensintesis sendiri kebutuhan vitamin C. sedang pada
ruminansia vitamin C disintesa dalam rumen ternak.

3.3.6. Air

Air merupakan nutrisi yang penting bagi unggas. Kebutuhan air


sangat tergantung dari temperatur lingkungan dan kelembaban
relative dan komposisi pakan ternak, tingkat pertumbuhan, atau
produksi telur, dan efisiensi ginjal dalam. Jumlah air yang
dikonsumsi diperkirakan 2 kali lebih banyak dari pakan yang
dikonsumsi berdasarkan berat pakan, tetapi konsumsi air pada
kenyataannya sangat bervariasi.

3.3.6.1. Fungsi Air

Fungsi air terdiri dari 4 komponen yang terintegrasi dalam system


pertumbuhan.

 Komponen Jaringan
Air bebas yang terikat dalam jaringan daging merupakan contoh
yang baik. Perubahan keduanya (air bebas dan terikat) dapat
mengubah aktifitas enzim yang selanjutnya berpengaruh pada
tingkat pertumbuhan urat daging.jumlah air yang diikat
dipengaruhi oleh fase perkembangan jaringan urat daging. Sapi
yang tua kapasitas mengikat air lebih tinggi disbanding sapi yang
lebih muda.

 Media Fisik
Air berfunsi sebagai pengantar zat makanan dari saluran
pencernaan kedalan jaringan tertentu untuk sintesis komponen
tertentu guna pertumbuhan atau hidup poko sel tertentu.

 Mengatur Fungsi Osmosis Dalam Sel


Air berperan dalam memelihara keseimbangan konsumsi mineral
tertentu dalam urat daging. Konsentrasi kalsium dalam urat
daging penting untuk mengatur metabolisme energi dan kontraksi.
Jika kadar mineral tidak seimbang akan menyebabkan kontraksi
dan pertumbuhan urat daging terganggu.

 Air sebagai Pereaksi (Reagent).


Air berberan dalam fungsi reaksi kimia untuk sintesis
(pembangunan) jaringan. Contoh: reaksi hidrolisis untuk sintesa
asam amino untuk pembentukan protein.
Air yang digunakan oleh ternak dapat berasal dari air minum, air
yang terkandung dalam bahan pakan dan air hasil proses
metabolic. Air dari bahan pakan sangat bervariasi dari 3% s.d
80% tergantung jenis bahan pakannya. Komponen air dalam
tubuh ternak mencapai 2/3 bobot badan (55-75%).

3.3.6.2. Kebutuhan Air

Kebutuhan air dipengaruhi oleh kandungn bahan kering, dan


komponennya, temperatur lingkungan dll

Direktorat Pembinaan SMK 2008 19


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
Table 9. Ringkasan Gejala Defisiensi Vitamin 3.4.3. Berasal Dari Hewan

Bahan pakan dari hewan teridiri dari tepung ikan, tepung darah,
No Vit Ternak Unggas tepung daging-tulang, tepung tulang, tepung bulu, sisa rumah
1. A Pertumbuhan lambat, keluar cairan potong tepung kerang, dll.
seperti keju pada ujung mata dan
ujung lubang hidung, bulu kusam, 3.4.4. Bahan Pakan Non Konvensional
dan agak membotak, daya tahan
terhadap penyakit menurun pada Pada bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum, hal
masa musim yang sangat buruk yang harus dipertimbangankan adalah asam amino methionin dan
2. D Penyakit riketsia, rakitis lisine. Jika kedua asam amino ini kurang maka akan
Kombinasi dengan kekurangan Ca ditambahkan asam amino murni yaitu asam amino methionin,
dan P menyebabkan osteomalasi lysine. Disamping itu juga dibuat bahan vitamin buatan dan
(dekalsifikasi tulang) mineral yang sering dikenal dengan premix mineral. Untuk ternak
unggas kadang-kadang diberi bahan antibiotik dengan dosis
3. Gangguan reproduksi (kesuburan), tertentu untuk membantu pertumbuhan ayam .
E
gila ayam
4. Jika terjadi luka, pendarahan sulit 3.5. Klasifikasi Sumber Bahan Pakan
K
membeku
5. B1 Polineuritis, kepala ayam tertarik Bahan pakan diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu:
keatas menengadah seperti tertarik sebagai sumber protein, sumber energi, mineral dan vitamin.
tali, dan pertumbuhan lambat Pengelompokan tersebur digunakan untuk menyusun ransum
6. B2 Penyakit curled toe paralysis dengan harga termurah (Least cost formula). Faktor utama yang
dengan gejala ayam berjalan dengan harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan adalah
dengkul (persendian kaki), kaki kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan,
menjulur kedepan atau belakang, kontinuitas dan harga.
berdiri tidak tegak bahkan tidak bisa
berjalan. 3.5.1. Sumber Protein
7. Niacin Pertumbuhan terganggu
Bahan pakan yang dikategorikan sebagai sumber protein adalah
8. B6 Pertumbuhan terganggu bahan pakan yang kandungan proteinnya lebih tinggi dari yang
9. biotin Pertumbuhan terganggu dibutuhkan pada formula ransum. Misalnya pada ransum ayam
10. Asam folat Pertumbuhan terganggu broiler kandungan proteinnya 22%, maka bahan pakan dengan
kandungan protein lebih dari 22%, dikategorikan menjadi bahan
11. B12 Pertumbuhan terganggu pakan sumber protein.
12. Kolin Sistem syaraf terganggu
Sumber protein dan asam amino bisa dri bahan asal tanaman
13. C Stress (nabati) dan bahan asal hewan (hewani). Bahan asal nabati relatif
lebih murab dari hewani, namun komposisinya terutama asam
 Jenis Makanan amino lebih rendah dari hewani. Pada saat ini sudah ada asam
Pakan dengan kandngan air sedikit, akan meningkatkan amino tunggas seperti Methionin, Lysine dan tryptophan. Pada
kondusmsi air. Kandungan air pakan dipengruhi oleh kadar air fromulasi ransum dapat ditambahkan asam amino tunggal
dari bahan pakan penyusunnya. tersebut untuk menyeimbangkan komposisi yang kita kehendaki.
Masing-masing kelompok bahan diuraikan sebagai berikut:
3.3.6.3. Pengeluaran Air

Pengeluaran air pada unggas melalui panting (pernafasan mulut) 3.5.1.1. Sumber Protein Asal Nabati
dan faecesn yang bercampur urin, hal ini karena ayam tidak
memiliki kelenjar keringat. Pada udara panas dapat mudah  Bungkil Kedelai
diamati ayam akan lebih banyak panting dari pada udara sejuk. Bungkil kedelai merupakan sumber protein utama pada ransum
ternak unggas. Bahan ini diimpor dari berbagai negara; India,
3.3.6.4. Defisiensi Air Amerika dll. Sebenarnya bahan ini adalah hasil limbah dari
kedelai yang diambil minyaknya untuk keperluan manusia.
Tubuh tidak mempunyai mekanisme untuk menyimpan air seperti Setelah diambil minyaknya dan dikeringkan maka konsentrasi
halnya lemak depo dan sejenisnya. Kehilangan air akan terjadi kandungan protein kasarnya menjadi meningkat sampai 40-50%.
secara terus menerus sehingga harus diimbangi dengan Pada kedelai utuh kandungan minyaknya tinggi dan mengandung
konsumsi air minum. Defisiensi air akan menyebabkan konsumsi antitripsin yaitu senyawa yang menghalangi penyerapan tripsin,
pakan menurun. Pada suhu 40*C ternak menunjukan gejala sehingga kalau akan digunakan harus disangrai terlebih dahulu.
stress misalnya minum, penguapan, volume urin, dan tingkat Namun penggunaan kedelai secara utuh jarang dilakukan karena
respirasi diperbanyak. Jika tidak tersedia jumlah air minum yang berkompetisi dengan manusia. Kandungan energi bungkil kedelai
cukup maka bobot badan akan menurun drastis dan tanda-tanda juga tinggi yaitu 2.240 kkal/kg. Penggunaan bungkil kedelai
dehidrasi. Karena banyak faktor yang mempengaruhi tingkat dibatasi antara 15% -35% dari total ransum, hal ini karena ada
konsumsi air minum maka disarankan untuk memberi minum substitusi bahan lain. Penggunaan bungkil kedelai sebagai protein
secara adlibitum (tidak terbatas) kepada ternak. harus dilihat dari harga protein perunitnya, bukan dari harga per
kg bahannya.
3.4. Bahan Makanan
Misal :
Bahan pakan yang digunakan berasal dari tumbuh-tumbuhan,  bungkil kedelai per kg 6000, kadar protein 45%, maka yang
sisa proses produksi, hewan dan bahan pakan non konvensional. dipetimbangkan harga perunit PK (protein Kasar) nya yaitu
Rp6.000 /45 = Rp 133.
3.4.1. Tumbuh- tumbuhan  Tepung ikan per kg7500, kandungan protein 65%, maka
harga persatuan protein kasar adalah Rp7.500/65 =
Bahan pakan dari tumbuh-tumbuhan terdiri dari jagung kuning. Rp115
Jagung putih, kedelai, rumput muda, daun turi muda, dn ubi kayu.
Dalam penggunaan baha pakan diusahakan tidak berkompetisi Dari dua contoh diatas maka kita akan menggunakan tepung ikan
dengan konsumsi manusia. Misal : beras tidak digunakan untuk sampai batas maksimal baru menggunakan bungkil kedelai. Jadi
pakan ternak karena dikonsumsi oleh manusia. yang kita perhitungkan bukan harga per kg-nya tetapi harga
persatuan proteinnya. Tepung ikan walaupun harga per kg lebih
3.4.2. Sisa Proses Produksi mahal tetapi harga perunit proteinnya lebih murah.

Sisa proses produksi hasil pertanian juga bisa digunakan untuk  Bungkil Kacang Tanah
bahan pakan. Bahan tersebut terdiri dari dedak, bungkil kelapa, Kandungan protein bungkil kacang tanah berkisar 24-47%,
bekatul, bungkil sawit, ampas tahu, bungkil kedelai dll. sedang kandungan energi metabolismenya (ME) antara 2.210 sd
2376 Kkal/kg. Kandungan serat kasarnya (SK) sekitar 11-19%,
sehingga membatasi penggunaanya sampai 10%. Kelemahan
dari bungkil kacang adalah rendahnya kandungan asam amino,
dan kadar minyaknya masih tinggi sehingga bahan mudah tengik

Direktorat Pembinaan SMK 2008 20


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
dan jamur mudah tumbuh. Disamping itu jumlah ketersediannya populasi bifidobakteria. Bakteri ini akan mensekresi bactericidal
juga terbatas. yang akan mempengaruhi pertumbuhan species Salmonella.
Temuan-temuan terbaru tentang penggunaan bungkil kelapa
 Bungkil Kelapa sawit sebagai makanan ayam pedaging seharusnya mendorong
Kandungan protein kasar bungkil kelapa antara 21-22%. peternak dan industri perunggasan untuk mengurangi kalau tidak
Kadnungan serat kasarnya cukup tinggi 12-18%, sehingga mengganti ketergantungannya pada jagung dan kacang kedele.
penggunaan pada ayam broiler dibatasi. Penggunaan disarankan Dengan melakukan itu, import jagung, kacang kedele dan limbah
tidak lebih dari 12-18%. bungkil kelapa sawit mampu kita kurangi. Dan lebih penting,
produksi ayam pedaging mampu kita pertahankan dan kekebalan
 Bungkil Biji Kapas ternak ayam dapat kita tingkatkan.
Kandungan protein kasarnya 41%, tetapi kandungan serat Hasil limbah pengolahan sawit menghasilkan 3 produk yaitu:
kasarnya (SK) 13%. Bahan ini jarang digunakan pada ayam bungkil sawit (palm kernel), serat sawit (palmpress fibre) dan
broiler karena ktersediaanyya terbatas dan kandungan SK-nya lumpur sawit (palm oil slude). kandungan nutrisi masing-masing
tinggi. Ransum pada yam broiler SKnya tidak boleh lebih dari 8%. secara rinci terdapat pada tabel 4 kandungan nutrisi bahan pakan,
Disarankan penggunaan tidak lebih dari 5% dari total ransum. sedang secara garis besar dijelaskan sebagai berikut:
 Kandungan nutrisi palm kernel, prot 13%, lemak 8,7%, ME
 Bungkil Biji Matahari 2635 kkal/kg dan TDN 78%.
Kandungan protein 41-43%, kandungan serat kasarnya tinggi  serat sawit kadungan protein 10,20%, lemak 5,10%, ME
yaitu 14%, energi metabolis (ME) 1.914 Kkal/kg. Penggunaan 2.930 kkal/kg dan TDN 60,20%.
bahan ini terkendala dengan ketersediannya dan kandungan SK-  Kandungan nutrisi lumpur sawit, protein 13,3%, , lemak
nya yang tinggi, sehingga bahan ini jarang digunakan. 18,85%, ME 3,260 kkal/kg dan TDN 74%.

 Bungkil Sawit 3.5.1.2. Sumber Protein Asal Hewani


Hampir sebagian besar pustaka dan penemuan-penemuan
terdahulu mengindikasikan bahwa bungkil kelapa sawit  Tepung Darah
berkualitas rendah karena kandungan serat kasarnya yang tinggi Darah merupakan limbah pada pemotongan ternak. Bahan
dalam bentuk beta mannan, rendah kandungan asam amino tersebut tidak dikonsumsi manusia karena alasan agama dan
essensial dan ‘texture’-nya yang agak berbatu akibat kontaminasi kesehatan. Darah yang dikeringkan diproses menjadi tepung
dari tempurung kelapa sawit. Karena itu rekomendasi awal darah. Kandungan protein kasarnya tinggi yaitu 80% dan nergi
tentang penggunaan bungkil kelapa sawit hanya berkisar 10-25%. netabolisme 2.882 kkal/kg. penggunaan tepung darah dibatasi
Akan tetapi beberapa temuan terbaru mengindikasikan bahwa maksimum 2% dari total ransum karena alasan kandungan lysine
sampai level 40% bungkil kelapa sawit masih memberikan bobot tinggi tetapi asam amino yang lain rendah. Pemberian lebih dari
badan optimal pada ayam broiler, ketika ransum disupplementasi 2% menyebabkan ayam menjadi kanibal.
dengan asam amino lysin dan methionine
 Tepung Bulu
Pertimbangan pada kandungan asam amino tercerna dan energi Bulu ayam merupakan limbah pemotongan ayam. Manfaat dari
termetabolisme menjadi penting khususnya pada bahan makanan bulu adalah untuk kemoceng, pengisi bantal, bola badminton dan
yang mengandung serat kasar tinggi seperti bungkil kelapa sawit. untuk pakan ternak. Agar dapat dicerna ternak tepung bulu harus
Kontaminasi bahan makanan ini dari tempurung kelapa sawit diproses dengan hidrolisa, dikeringkan dan digiling menjadi
yang berkisar 15%, menyebabkan makanan ini tampak seperti tepung bulu. Kandungan nutrisinya cebagai berikut Protein kasar
berbatu-batu. Walaupun keberadaan tempurung kelapa sawit 85%, enerbi metabolis 2.475 kkal/kg. pemberian pada ransum
dalam ukuran yang kecil ini akan menurunkan daya cerna dsarankan tidak lebih dari 3% karena kaya akan asam amino lisin
makanan, tetapi dia juga bisa bertindak sebagai grit untuk dan cystein tetapi miskin methionin dan tryptophan. Penggunaan
membantu proses penggilingan bahan makanan di Gizzard. berlebihan akan menyebabkan kesulitan menyeimbangkan
Tingginya nilai bulk density pada bahan makanan ini memberikan kandungan asam amino.
peluang pada ternak untuk bisa mengkonsumsi lebih banyak.
Karena itu, walaupun nilai cernanya rendah tetapi total konsumsi  Tepung Ikan
makanan tercerna cukup tinggi sebagai akibat dari tingginya Tepung ikan merupakan bahan pakan yang lengkap
konsumsi pakan. Publikasi-publikasi terbaru mengindikasikan komposisinya. Dibuat dari ikan yang dikeringkan lalu digiling.
bahwa tingginya pertambahan bobot badan ayam pedaging yang Kualitas tepung ikan dipengaruhi oleh jenis ikan dan dari bagian
mengkonsumsi bungkil kelapa berhubungan secara linear dengan ikan yang diproses. Ikan utuh merupakan yang terbaik, tetapi
tingginya konsumsi pakan. Penggunaan enzim pencerna beta pada tepung ikan banyak diproses dari limbah ikan yang berupa
mannan yang banyak di pasaran akan meningkatkan daya cerna isi perut kepala, tulang, darah dan sirip. Kandungan protein
dan efisiensi makanan. Keunggulan lain dari bahan makanan ini tepung ikan tinggi yaitu 46-75% dan komposisi asam amino
adalah kemungkinan digunakannya sebagai prebiotik. Prebiotik lengkap, serta mineral juga lengkap. Penggunaan teapung ikan
diterjemahkan sebagai komponen bahan makanan atau zat untuk menyeimbangkan protein dan asam amino dalam
makanan yang tidak tercerna oleh enzim pencernaan, akan menyusun ransum. Jumlah penggunaan tepung ikan dibatasi
memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan mikroba yang karena factor harga yang mahal. Penggunaan untuk unggas
bermanfaat bagi ternak. Zat yang paling sering digunakan sebagai berkisar antara 5-12% , prosentase tersebut tergantung dari
prebiotik adalah karbohidrat dalam bentuk oligofruktosa, bahan pakan lainnya yang digunakan.
oligamanosa, beta mannan dan  oligogalactosa. Kajian pada
dekade terakhir memberikan hasil yang menggembirakan bahwa  Meat Bone Meal (tepung Daging-Tulang)
pemberian bungkil kelapa sawit pada ayam pedaging Komposisi tepung daging tulang adalah protein 54,3%, TDN
menurunkan populasi mikroba pathogen seperti Salmonella 68,8%, ME 2.260 kkal/kg. Ca 10.5% dan P 5,98%. Penggunaan
enteriditis dan meningkatkan populasi mikroba yang bermanfaat tepung daging tulang biasanya pada ternak unggas. Pada ternak
buat ternak seperti bifidobakteria. Kondisi ini bisa dijelaskan ruminansia kadar protein dalam ransum rendah sekitar 14%,
bahwa hampir 40% komponen yang terdapat dalam bungkil sehingga tidak memerlukan bahan sumber ptotein yang tinggi.
kelapa sawit adalah beta mannan. Keampuhan beta mannan
sebagai prebiotik telah banyak dipublikasi, dan produknya telah 3.5.2. Sumber Energi
dipasarkan dalam bentuk BioMOS. Akan tetapi produk yang ada
di pasaran ini diekstrasi dari Yeast. Walaupun secara enzymatik, Energi merupakan kebutuhan nutrisi yang paling banyak bagi
beta mannan tidak tercerna oleh ternak unggas karena ketiadaan ternak. Untuk itu pemenuhan energi harus dicarikan dari sumber
enzyme mannanase, akan tetapi pencernaan secara fisik akan bahan yang murah. Kebanyakan sumber energi berasal dari
terjadi melalui proses penghancuran beta mannan ke dalam tumbuhan pertanian dan limbah pertanian. Bagi ternak unggas
bentuk yang lebih sederhana yakni mannan oligosaccharida, atau pemenuhan energi dari pakan konsentrat . Konsentrat merupakan
mungkin kedalam bentuk yang paling sederhana yakni manosa. pakan yang dibuat dari campuran dari biji-bijian, limbah pertanian,
Zat-zat inilah yang bertanggungjawab dalam meningkatkan sistem mineral, vitamin dan bahan hewani. Beberapa bahan sumber
kekebalan tubuh ternak. Mekanismenya, mannan oligosachharida energi yang penting diuraikan dibawah ini:
yang tidak tercerna akan bergerak menuju caeca dan akan
difermentasi oleh mikroba yang spesifik memanfaatkan manose  Jagung Kuning
sebagai komponen utama mannan, seperti salmonella yang Kandungan nutrisi jagung adalah protein 8,7%, ME 3.340 kkal/kg,
bersifat patogen. Keberadaan subtrat ini akan menarik mikroba TDN 80% dan lemak 3,6%. Kandungan energi yang tinggi
patogen (mematikan) ini untuk meninggalkan dinding usus dan menyebabkan jagung banyak digunakan dalam pakan ternak.
menempel pada substrat. Karena tidak tercerna, maka substrat ini Jagung terdiri dari beberapa jenis misalnya jagung kuning, putih
akan dibuang dalam bentuk feses, dan ini berati bakteri patogen dan merah. Pada pakan ayam petelur diperlukan jagung kuning
juga ikut terbuang. Mekanisme lain mungkin terjadi adalah karena yang kaya akan beta carotene untuk pigmen pada kuning telur.
substrat mannan oligo saccharida juga ikut meningkatkan

Direktorat Pembinaan SMK 2008 21


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
Pemberian jagung pada pakan ternak dibatasi maksimum 60%, pembuatan pakan berbentuk pelet, tepung singkong diperlukan
factor pembatasnya adalah harga dari jagung itu sendiri. sebagai bahan perekat (lem) dsiamping sebagai sumber energi.

 Dedak Padi 3.5.3. Pakan Tambahan


Proses penggilingan padi akan menghasilkan beras, sekam,
dedak dan bekatul. Bekatul lebih halus dari dedak dan juga sedikir Bahan pakan sumber energi dan ptotein juga mengandung
bercampur dengan menir beras sehingga kandungan energinya mineral yang dibutuhkan oleh ternak. Kandungan mineral bahan
lebih tinggi. Kandungan nutrisinya protein kasar 13%, lemak tersebut bervariasi tergantung dari sumber bahan aslinya. Pada
8,4%, TDN 70% ME 2.670 kkal/kg dan serat kasar 13,90%. waktu kita menyusun ransum sering terjadi kekurangan asam
Kandungan serat kasar yang tinggi menjadi faktor pembatas amino, mineral dan vitamin dalam ransum sehingga untuk
penggunaanya pada ransum ayam broiler. Ransum ayam broiler mencukupinya ditambah bahan makanan tambahan bail sumber
kandungan proteinnya 22% dan energi 3.200 kkal dengan mineral, vitamin dan asam amino tunggal.
kandungan serat kasar 8%. Pemberian dedak pada ransum
broiler karena dapat meningkatkan kadar serat kasar. 3.5.3.1. Sumber Mineral

 Onggok  Tepung Tulang


Onggok yang berasal dari ubi singkong merupakan limbah padat Kandungan nutrisi tepung tulang adalah calsium 24%, pospor
dari pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong 12%, magnesium 0,64% , besi 840 ppm dan sengn 424 ppm.
yang mengandung banyak karbohidrat, onggok dapat Tepung tulang merupakan hasil pengolahan tulang ternak menjadi
dimanfaatkan sebagai sumber energi. Nilai gizi yang terkandung tepung. Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan untuk
pada onggok adalah protein 3,6%; lemak 2,3%; air 20,31% dan menyeimbangkan fromulasi pakan. Pada pakan ayam petelur
abu 4,4%. dengan kebutuhan kandungan mineral yang tinggi (3,2 – 5%)
maka semakin tinggi penambahan tepung tulang atau sumber
 Molases mineral lainnya.
Molases merupakan sisa hasil produksi pada industri pengolahan
gula yang berbentuk cair. Molases sudah banyak dimanfaatkan  Tepung Kerang
sebagai bahan tambahan pakan ternak, karena kandungan Tepung kerang mengandung calsium carbonat sebagai sumber
gizinya cukup baik. Nilai nutrisi molase adalah protein 4%, 1.800 Ca. Kandungan Ca dalam tepung kerang 38%.
kkal/kg dan TDN 54%. Fungsi lain dari molase adalah untuk
mengurangi sifat berdebu konsentrat, memberikan aroma yang  Kapur
baik. Fungsi kapur sama dengan kerang yaitu sebagai sumber Ca.
Kandungan Ca berkisar 34-38%. Namun pada kenyataan di
 Minyak Inti Sawit dan Ampas Minyak Sawit lapangan kapur jarang digunakan karena bersifat
Minyak inti sawit merupakan minyak murni hasil ekstraksi biji “dusting/berdebu”
sawit. Sedangkan sisa dari pembersihan/pemurnian tersebut
diperoleh ampas minyak sawit yang berbentuk padat. Sejauh ini  Garam
sudah banyak yang memanfaatkan limbah ini sebagai pakan Garam (NaCL) merupakan garam dapur yang digunakan sebagai
ternak (sapi). Penggunaan minyak sawit pada pakan dapat sumber Natrium dan chlorida. Pemberian garan pada unggas
langsung dicampur pada pakan siap, sedangkan ampas minyak disarankan 0,25% sedang pada sapi 0,5% pada ransum.
sawit dapat dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan pakan Kebanyakan garam menyebabkan konsumsi air meningkat dan
lainnya. faecesnya lebih berair, hal ini akan menyebabkan litter menjadi
Nilai gizi dari minyak inti sawit ini cukup baik yaitu kandungan basah dan bisa menimbulkan penyakit lainnya. Pada ransum
protein 15,3%, lemak 57,2%; air 23,4%, ME 8.600 kkal/kg dan ayam yang ditambahkan premix mineral, biasanya kebutuhan
abu 11,3%. Pemberian minyak sawit pada ransum dibatasi karena garamnya sudah tercukupi sehingga tidak perlu lagi penambahan
menyebabkan mudah tengik (rancid) dan menurunkan kualitas garam.
daging ayam broiler.
3.5.3.2. Sumber Mineral dan Vitamin
 Ampas Kecap Premix mineral merupakan campuran dari vitamin sintetis dan
Ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap mineral. Pada bebrapa produk premix mineral sudah dicampur
yang berbahan dasar kedelai yang memiliki kandungan protein dengan asam amino esensial misal lisin dan methionin.
cukup tinggi. Untuk menjadi bahan baku pakan,ampas kecap Penggunaan premix mineral berkisar 2% dari total ransum yang
harus diolah menjadi tepung dengan lebih dahulu dikeringkan kita susun.
dalam oven/dijemur. Nilai gizi yang terkandung adalah protein
10,32%;lemak 6,93%;air 52,98% dan abu 6,72%. 3.5.3.3. D.L Methionine dan Lisin HCL
 Ampas Tahu Pada penyusunan ransum ternak unggas sering hasil yang kita
Ampas Tahu merupakan limbah dari proses pembuatan tahu. peroleh masih kurang kadungan asam methionin dan lisin. Hal ini
Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas tahu bisa langsung terjadi jika bahan pakan yang kita gunakan rendah kandungan
diberikan pada ayam kampung, atau dapat juga diolah lebih dulu kedua asam amino tersebut. Jalan keluarnya adalah dengan
menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven/dijemur menambah asam amino esensial murni. Asam amino methionine
lalu digiling. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 8,66%; dipasaran dikenal dengan DL Methionine dengan kadungan
lemak 3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%. metionin 98%. Asam amino lisin dikenal dengan Lisin HCL
dengan kandungan lisin sebanyak 71-77%. Mengingat harga
 AmpasTempe asam amino tunggal tersebut mahal maka penggunaannya harus
Limbah pengolahan tempe yang berasal dari bahan baku kacang hati-hati sebatas sebagai pelengkap saja.
kedelai, baik berupa kupasan kulit ari kacang kedelai juga limbah
cair berupa air rebusan dapat dimanfaatkan untuk bahan 3.5.3.4. Gula
makanan ikan. Nilai gizi limbah pengolahan tempe lebih tinggi
dibanding ampas tahu, sebagaimana pada tabel 10. Gula mengandung energi metabolisme sebanyak 3.700 kkal /kg.
untuk ternak unggas biasanya pemberian dilakukan pada saat
Tabel 10. Nilai Gizi Limbah Pengolahan Tempe anak ayam umur sehari (DOC) datang. Tujuannya untuk
mengurangi stress pada anak ayam. Dosis yang disarankan
Nutrisi Protein Lemak Air Abu adalah 5% kadar gula dalam air minum.
Bahan
3.5.3.5. Obat-obatan
Kulit ari 4,24 5,45 7,18 8,60
kedelai
Penambahan obat-obatan dapat meningkatkan performansi
Air 5,29 0,54 72,08 3,38 ternak. Pada ternak unggas obat-obatan sebenarnya berfungsi
rebusan mencegah penyakit, contohnya erythrosin, hygromycin, monencin
sodium, neomicyn, nicarbozin dan nitro furazone. Pemberian obat
 Tepung Gaplek pada ayam broiler harus dihentikan minimal 6 hari sebelum ayam
Tepung gaplek merupakan singkong yang dikeringkan dan dipanen, hal ini untuk mencegah residu obat yang dapat
digiling. Pada singkong mentah terdapat kandungan HCN (racun membahayakan jika dikonsumsi manusia.
cianida). Kandungan nutrisi tepung singkong dengan kandungan
pati 63% adalah serat kasar (SK) 4,5%, calsium 0,12, Pospor
0,16%, protein 2,5%, ME 2.770 kakal/kg, dan TDN 73%. Pada

Direktorat Pembinaan SMK 2008 22


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
3.5.3.6. Hormon tertentu misalnya avoparcin (Denmark), vancomycin (Jerman),
spiramycin, tylosin, virginiamycin dan chinoxalins (Uni Eropa).
Pemberian hormon tertentu juga bisa meningkatkan produktivitas Hingga kini hanya tersisa empat antibiotik yang masih diizinkan
ternak. Namun perlu dipertimbangkan karena hormon yang penggunaannya dalam ransum ternak pada masyarakat Eropa
dikonsumsi ternak sedikit banyak akan meninggalkan sisa yang yaitu flavophospholipol, avilamycin, monensin-Na dan
jika dikonsumsi manusia akan merugikan. Contoh hormon yang salinomycin-Na.
digunakan pada ayam broiler adalah hormon streroid. Penelitin
genetik yang sangat maju, menyebabkan hormon yidak  Pro- dan Prebiotik
digunakan lagi. Penggunaan pro- dan prebiotik bukan merupakan hal baru dalam
dunia peternakan. Fungsi zat aditif ini tidak jauh berbeda dengan
 Antibiotik dan Pengaruhnya antibiotik yaitu mengatur komposisi mikroflora dalam saluran
Apa yang mendasari pelarangan penggunaan antibiotik dalam pencernaan. Bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgaricus,
pakan ternak? Sejak ilmuan berkebangsaan Rusia Metchnikoff Lactobacilus acidophilus, Bifidobacteria thermophilum dan jenis
(1908) berhasil mengklasifikasi jenis mikro-organisma yang fungi seperti Saccharomyces cerevisiae adalah contoh-contoh
terdapat dalam saluran pencernaan manusia, makin terkuak lebar probiotik yang telah diproduksi secara komersial. Lingkungan
peranan penting akan berbagai genera mikroflora bagi kehidupan menyenangkan untuk pertumbuahan bakteri menguntungkan
makhluk hidup. Keseimbangan antara bakteri-bakteri yang (penurunan pH dengan memproduksi asam laktat) akan tercipta
menguntungkan dan merugikan dalam saluran pencernaan dengan mensuplai probiotik pada ransum ternak. Probiotik juga
sepatutnya menjadi perhatian lebih demi terciptanya hidup yang dapat mengurangi produksi racun dan menurunkan produksi
sehat bagi manusia dan produksi yang tinggi bagi ternak. amonium dalam saluran pencernaan.
Keseimbangan populasi bakteri dalam saluran pencernaan Prebiotik adalah oligosakarida yang tidak dapat dicerna oleh
(eubiosis) hanya dapat diraih apabila komposisi antara bakteri hewan monogastrik (ayam dan babi). Senyawa ini digunakan
yang menguntungkan seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli dan sebagai substrat untuk merangsang pertumbuhan bakteri yang
yang merugikan seperti Clostridia setidaknya 85% berbanding menguntungkan seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli. Pemberian
15%. Dengan komposisi tersebut fungsi “barrier effect“ mikroflora 0,1 – 0,5% dalam ransum dapat meningkatkan bakteri yang
yang menguntungkan dalam tubuh makhluk hidup dengan cara menguntungkan dan menurunkan populasi bakteri yang
mencegah terbentuknya koloni bakteri phatogen (colonisation merugikan.
resistence) bisa teroptimalkan. Ketidakseimbangan populasi
antara bakteri yang menguntungkan dan merugikan (dysbiosis)  Asam-asam Organik
berakibat turunnya produksi ternak. Asam-asam organik sebenarnya diproduksi secara otomatis
Salah satu cara memodifikasi keseimbangan bakteri di dalam dalam tubuh ternak melalui proses fermentasi selanjutnya
saluran pencernaan adalah dengan pemberian antibiotik. digunakan sebagai sumber energi. Perkembangan biotekhnologi
Antibiotik dipercayakan dapat menekan pertumbuhan bakteri- yang begitu pesat mengilhami industri-industri pakan ternak untuk
bakteri phatogen yang berakibat melambungnya populasi bakteri memproduksi asam-asam organik dalam bentuk komersial seperti
menguntungkan dalam saluran pencernaan. Tingginya mikroflora asam asetat, propionat laktat dan citrat yang dikemas dalam
menguntungkan tersebut dapat merangsang terbentuknya bentuk cair. Penambahan asam-asam organik dalam pakan
senyawa-senyawa antimikrobial, asam lemak bebas dan zat-zat ternak dapat menigkatkan produktifitas ternak. Peningkatan
asam sehingga terciptanya lingkungan kurang nyaman bagi performance ternak terjadi melalui penciptaan lingkungan yang
pertumbuhan bakteri phatogen. serasi bagi perkembangan mikroflora menguntungkan. Dengan
Namun disayangkan penggunaan antibiotik berakibat buruk bagi lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri
ternak dikarenakan resistensi ternak terhadap jenis-jenis mikro- tertentu (melalui penurunan keasaman) dapat mengaktifkan serta
organisme phatogen tertentu. Hal ini telah terjadi pada peternakan merangsang produksi enzim-enzim endegenous dan berakibat
unggas di North Carolina (Amerika Serikat) akibat pemberian meningkatnya absorbsi nutrisi dan konsumsi pakan untuk
antibiotik tertentu, ternak resisten terhadap Enrofloxacin yang pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
berfungsi untuk membasmi bakteri Escherichia coli. Dibagian lain
residu dari antibiotik akan terbawa dalam produk-produk ternak  Minyak Esensial (Essential oil)
seperti daging, telur dan susu dan akan berbahaya bagi Saat ini dikenal lebih kurang 2600 jenis minyak esensial yang
konsumen yang mengkonsumsinya. Seperti dilaporkan oleh dihasilkan melalui ekstraksi berbagai jenis tanaman. Jamak
Rusiana dengan meneliti 80 ekor ayam broiler di Jabotabek diketahui bahwa setiap tanaman mempunyai komponen bioaktif
menemukan 85% daging ayam broiler dan 37% hati ayam yang spesifik. Di dalam tubuh makhluk hidup senyawa bioaktif
tercemar residu antibiotik tylosin, penicilin, oxytetracycline dan tersebut mempunyai aktifitas microbial, sebagai antioksidan,
kanamycin (www.poultryindonesia.com). Oleh karena itu berbagai bersifat antibotik dan juga meningkatkan kekebalan tubuh.
upaya telah dilakukan bertahun-tahun untuk mencari bahan Beberapa contoh minyak esensial yang terdapat pada tanaman
tambahan dalam pakan ternak sebagai pengganti antibiotik yang misalnya cinnamaldehyde (cinnamon), eugenol (clove), allicin
berbahaya tersebut. (garlic) dan methol (peppermint).

 Bahan Aditif Pengganti Antibiotik Dari hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan
Konsep pakan ternak berdasarkan kualitas semata (kebutuhan minyak esensial dalam pakan ternak dapat memperbaiki
energi dan protein ternak) mulai ditinjau ulang oleh nutritionist performance ternak melalui meningkatnya nafsu makan ternak,
akhir-akhir ini. Tuntutan konsumen akan produk ternak yang meningginya produksi enzim-enzim pencernaan serta stimulasi
sehat, aman dan terbebas dari residu berbahaya telah mengajak antiseptik dan antioksidan dari minyak atsiri tersebut. Indonesia
ilmuan untuk mencari alternatif sumber-sumber pakan baru merupakan negara yang sangat kaya akan keaneka ragaman
sekaligus zat aditif yang aman. “Feed quality for food safety“ sumber daya alam hayati. Hal ini menjadi suatu tantangan
merupakan slogan yang acap di dengungkan dimana-mana pada sekaligus harapan bagi ilmuan untuk menggali berbagai potensi
masyarakat Eropa termasuk Jerman. Produk pertanian dan yang tersedia untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
peternakan alami tanpa menggunakan secuilpun bahan kimia kemakmuran rakyat.
dalam bahasa Jerman dikenal “okologische produkte” mulai
mempunyai pasar tersendiri. Konsumen rela membayar dengan  Enzim
biaya berlipat demi mendapat makanan yang sehat, aman dan Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai
terbebas dari residu kimia. katalisator untuk mempercepat reaksi pemecahan senyawa-
Kerja keras ilmuan dalam usaha menemukan zat aditif pengganti senyawa yang komplek menjadi sederhana. Saat ini telah
antibiotik telah membuahkan hasil yang tidak begitu terindentifikasi lebih kurang 3000 enzim. Walaupun dalam tubuh
mengecewakan. Beberapa alternatif zat aditif pengganti antibiotik makhluk hidup enzim dapat diproduksi sendiri sesuai dengan
telah ditawarkan bagi peternak untuk memicu produksi dan kebutuhan, penambahan enzim pada ransum kadang kala masih
reproduksi seperti pro- dan prebiotik, asam-asam organik, minyak dibutuhkan. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti antinutrisi
esensial (essential oil) dan berbagai jenis enzim. Senyawa- faktor pada bahan pakan (lekctins dan trypsin inhibitor),
senyawa aditif tersebut terbukti mampu meningkatkan produksi rendahnya efesiensi kecernaan bahan pakan, dan ketidak
ternak tampa mempunyai efek samping bagi ternak dan tersediaan enzim tertentu dalam tubuh ternak. Xylanase dan ß-
konsumen yang mengkonsumsinya. glucanase adalah contoh-contoh enzym yang digunakan pada
ternak monogastrik untuk meningkatkan daya cerna ternak.
Sebenarnya pelarangan penggunaan antibiotik dalam pakan Rendahnya kemampuan ternak muda untuk mencerna protein
ternak bukan merupakan hal yang baru bagi sebagian negara pada kacang kedele (glycin dan ß-conglycin) dapat diatasi dengan
Eropa. Jauh hari sebelumnya beberapa negara tertentu telah penambahan enzim protease.
membatasi penggunaan zat aditif tersebut dalam pakan ternak
seperti di Swedia tahun 1986, Denmark tahun 1995, Jerman Phytase sebagai enzim yang mampu meningkatkan penyerapan
tahun 1996 dan Swiss tahun 1999. Akan tetapi pelarangan posphor mendapat perhatian cukup besar para peneliti saat ini.
tersebut tidak menyeluruh hanya terbatas pada jenis antibiotik Bahan-bahan basal pakan yang kaya karbohidrat seperti gandum,

Direktorat Pembinaan SMK 2008 23


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
barley, jagung dan lainnya, mengikat unsur phosphor dalam
bentuk asam phytat (myo-inositol hexaxy dihidrogen phosphat) 4.2. Manfaat Kandang
sehingga tidak mampu dicerna oleh ternak. Dengan mensuplai
phytase yang berasal dari Aspergillus atau Trichoderma strains Adapun manfaat kandang bagi ternak dan peternak adalah
dalam ransum ternak dapat meningkatkan ketersediaan phospor, sebagai berikut :
Ca, Zn dan asam amino bagi ternak. Polusi lingkungan melalui  Memberi rasa aman dan nyaman bagi ternak yang tinggal
Eutropication juga dapat dicegah dengan penambahan phytase didalamnya, terutama untuk menghindarkan dari lingkungan
dalam pakan ternak. yang merugikan. Contohnya ; hujan yang deras, teriknya sinar
matahari, angin yang kencang, gangguan binatang buas,
Penelitian bahan aditif alternatif sebagai pengganti antibiotik terus pencurian dan lain sebagainya.
dilakukan tidak hanya terbatas pada lembaga penelitian,  Tempat untuk istirahat ternak setelah melakukan aktifitas
universitas, institut tapi juga merambah ke berbagai industri sehari-hari dan tempat berproduksi.
makanan ternak. Bagi industri pakan masih terbuka peluang  Memberi kenyamanan bagi ternak yang berada di dalamnya
bisnis yang cukup besar dengan menciptakan produk-produk zat dan memberikan kehangatan diwaktu malam hari.
aditif baru dengan nilai ekonomis tinggi serta mampu bersaing di  Memudahkan peternak dalam melakukan kegiatan
pasar. pengawasan atau pengontrolan apabila ada ternak yang sakit.
 Dengan adanya kandang, peternak lebih efisiensi tenaga
Kesadaran para konsumen akan produk ternak yang terbebas kerja.
dari residu kimia (antibiotik, alfatoksin, dioxin) dan mikrobiologi  Dengan adanya kandang maka kesehatan dan keberadaan
berbahaya (salmonella, enterobacteriaceae dan BSE-carriers) peternak tetap terjamin.
semakin meningkat di negara-negara maju. Kualitas kontrol
 Dengan adanya kandang maka ternak tidak akan merusak
bahan pakan terus dilakukan oleh pemerintah secara berkala
tanaman disekitar lokasi usaha.
melalui system HACCP (hazard analyis and critical control points)
 Kandang merupakan tempat untuk mengumpulkan kotoran
sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah tersusun secara
atau limbah dari sisa proses produksi, sehingga tidak
sistematis dan disepakati bersama. Kapankah Indonesia ada
berceceran dimana-mana
suatu jaminan pasti bagi konsumen untuk mengkonsumsi produk-
produk ternak yang terbebas dari residu antibiotik dan  Dan lain-lain.
sejenisnya? Bukankah makanan adalah salah satu faktor yang
bisa meningkatkan angka harapan hidup (life expectation) suatu 4.3. Prinsip Kandang
negara.
Kandang ayam harus nyaman agar ayam dapat berproduksi
4. Prinsip Kandang dan Peralatan secara optimal. Dari segi ekonomis juga harus murah agar usaha
menguntungkan. Aspek-aspek yang harus diperhitungkan sbb:
Kandang merupakan salah satu sarana yang penting didalam
usaha peternakan, dengan tersedianya kandang maka dapat 4.3.1. Bahan
mempermudah peternak didalam mengelola usahanya.
Penyediaan kandang yang baik dan memenuhi persyaratan Bahan kandang harus dipilih yang murah dan tersedia disekitar
teknis, kesehatan serta aspek ekonomi merupakan modal awal lokasi usaha ayam. Untuk daerah rendah yang panas sebaiknya
keberhasilan dalam berusaha. hindari penggunaan atap dari seng atau asbes, karena akan
manambah panas udara dalam kandang. Semakin panas
Yang di maksud dengan kandang adalah suatu bangunan kandang ayam akan menurunkan konsumsi pakan dan produksi
kandang yang dibangun menurut desain dan konstruksi yang juga menurun.
benar. Dimana semua persyaratan bangunan tersebut, memenuhi
standar untuk hidup dan berproduksi ayam. 4.3.2. Sirkulasi Udara

Yang tidak kalah penting dalam membangun kandang ternak Sirkulasi udara kandang perlu dirancang dengan baik agar udara
adalah kandang tersebut harus sesuai dengan kondisi alam yang dapat berganti. Ayam akan menghasilkan panas, gas CO2 dan
ada. Kandang yang dibangun sebaiknya harus sesuai dengan Amoniak, jika gas tersebut tidak terganti dengan yang segar akan
jenis dan karakteristik ternaknya. menurnkan produksi ayam. Untuk meningkatkan sirkulai dapat
dibuat kandang yang tinggi (4 m), dinding terbuka atau kawat ram
Kandang dan peralatannya mempunyai dwi fungsi, yaitu selain dan atap monitor atau susun.
merupakan tempat tinggal bagi ternak, juga merupakan tempat
bekerja bagi petani peternak dalam melayani kebutuhan sehari- 4.3.3. Sinar Matahari
hari untuk ternak tersebut.
Arah kandang sebaiknya menghadap barat timur. Ayam
4.1. Kebutuhan Kandang memerlukan sinar matahari untuk menunjang kesehatan badan.
Walaupun sekarang sudah banyak vitamin sintetis, sinar matahari
Salah satu hambatan yang paling besar dalam usaha peternakan juga diperlukan untuk menjaga kekeringan kandang.
yang berskala industri atau berskala besar adalah penyedian
kandang. Dalam penyedian kandang untuk ternak akan selalu 4.3.4. Tanah
berkaitan dengan masalah tempat. Dimana kandang akan
dibangun tentunya juga memerlukan areal yang lebih luas. Hal ini Lokasi kandang sebaiknya di tanah yang datar. Tanah yang
tidaklah mengherankan, kalau sering dijumpai lokasi atau tempat berbukit akan mengganggu sirkulasi udara.
bangunan kandang terletak jauh dari keramaian kota dan mencari
areal lahan yang luas dan harganya relatif murah. Dengan 4.3.5. Lokasi
harapan agar dalam usaha peternakan tersebut dapat
mendatangkan keuntungan yang maksimal. Lokasi kandang harus jauh dari masyarakat dan peternakan ayam
lainnya. Hal ini dimasudkan untuk mengurangi resiko penyakit
Sebelum melangkah lebih jauh, dalam menentukan kandang perlu atau tertular dari peternakan ayam lainnya. Kandang yang dekat
kiranya direncanakan terlebih dahulu dengan matang jenis ayam penduduk akan menyebabkan polusi bau dan manusia juga bisa
apa yang akan diusahakan. Apakah ayam petelur atau pedaging. membawa bibit penyakit.

Perusahaan peternakan yang bergerak dalam bidang usaha 4.3.6. Tata Letak
pembibitan ternak atau usaha dengan tujuan akhir untuk
menghasilkan DOC, pada umumnya kebutuhan kandang yang Tata letak kandang dalam suatu farm (usaha ayam) harus
diperlukan lokasi lebih jauh dari usaha unggas lainnya. Hal ini disusun dengan baik sehingga memudahkan operasional kegiatan
bertujuan untuk mengurangi resiko penyakit. budidaya. Lokasi kandang gudang dan jalan harus diperhitungkan
agar pengangkutan pakan dan ayam bisa efisien.
Kebutuhan kandang masing-masing ternak harus di rencanakan
dengan cermat, berapa skala usahanya, jenis ayam strain apa, 5. Cara Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit
lama usaha berapa bulan atau berapa tahun dan target akhir yang
akan dicapai seperti apa dan lain sebagainya. Ternak perlu dijaga kesehatannya agar dapat berproduksi dengan
baik. Prinsip mencegah penyakit lebih baik mengobati ternak
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka kebutuhan harus dipegang kuat oleh peternak. Kesehatan ternak harus terus
kandang masing-masing ternak akan dapat dihitung dan dijaga. Menngapa, karena jika ternak sehat akan memberikan
direncanakan dalam pembangunannya. Didalam pelaksanaan produksi daging dan telur dengan baik, sehingga menguntungkan
pembangunan kandang bisa berdasarkan prioritasnya. peternak. Jika ternak sakit disamping produksi menurun, pada
kasus tertentu yang menyebabkan ternak banyak mati akan

Direktorat Pembinaan SMK 2008 24


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
merugikan peternak. Untuk dapat menjaga kesehatan kita perlu kejadiannya dapat dicegah dengan mempertinggi daya tahan
memahami penyebab penyakit, cara pencegahan dan ternak. Virus ini sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata
pengobatannya. telanjang. Penyakit infeksi viral yang sering terjadi pada ternak
unggas diantaranya penyakit MD, IB, IBD/Gumbaro, ILT, AI, EDS,
5.1. Penyebab Penyakit POX

Suatu penyakit dapat terjadi karena penyakit endogen, eksogen 5.2.2. Penyakit Infeksi Bakterial
dan malnutrisi. Masing-masing dijelaskan sbb :
Penyakit infeksi bakterial adalah jenis penyakit yang disebabkan
5.1.1. Faktor dari Dalam atau Disebut Inernal Origin adanya infeksi dari bakteri. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Endogen). ini sebenarnya mudah disembuhkan dengan antibiotika dan tidak
akan berlanjut tetapi kadang-kadang akibat dari terkontaminasi
Penyakit yang disebabkan faktor dari dalam biasanya disebut dengan penyakit lain atau dengan penyakit virus akan
penyakit intrinsik. Penyakit yang termasuk dalam kategori jenis ini menyebabkan semakin parah. Beberapa penyakit yang
misalnya gangguan metabolisme, gangguan hormonal, disebabkan oleh bakteri seperti penyakit, Salmonellosis,
degenerasi alat tubuh karena usia lanjut (senilitas) dan Tuberkulosis.
neoplasma.
5.2.3. Penyakit Infeksi Protozoa
5.1.2. Faktor dari Luar atau Disebut External Origin
(Eksogen) Penyakit yang termasuk dalam kelompok jenis infeksi protozoa
adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari protozoa.
Penyakit yang disebabkan oleh faktor luar ini dapat dibedakan lagi Penyakit asal protozoa ini dapat terjadi karena kelemahan dalam
menjadi dua yaitu: pemeliharaan. Apabila pemeliharaan dilakukan dengan baik dan
benar maka sebenarnya munculnya penyakit ini dapat dicegah.
5.1.2.1. Penyebab Tidak Hidup
Jenis penyakit protozoa yang sering menyerang pada ternak
Penyakit yang disebabkan oleh agen yang tidak hidup , seperti unggas, diantaranya penyakit berak darah (Coccidiosis),
trauma, panas, dingin, keracunan zat kimia dan defisiensi zat
pakan. Penyakit yang disebabkan oleh faktor yang tidak hidup 5.2.4. Penyakit Infeksi Parasit Dalam (Cacing)
pada umumnya termasuk dalam golongan penyakit yang non
infeksi. Penyakit parasit sebenarnya tidak menyebabkan kematian, baik
itu oleh parasit dalam maupun parasit luar, tetapi penyakit yang
5.1.2.2. Penyebab Hidup disebabkan oleh parasit sangat merugikan ternak yang terserang.
Penyakit ini akan menyita gizi yang diperoleh ternak tersebut dan
Agen hidup misalnya bakteri, virus, protozoa dan jamur/kapang. akan menimbulkan kegelisahan.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh agen hidup dimasukkan
dalam kelompok penyakit-penyakit infeksi. Suatu penyakit, pada Contoh penyakit asal parasit dalam adalah cacing. Berbagai
umumnya disebabkan oleh suatu infeksi atau gangguan lainnya macam cacing dan berbagai macam tempat hidupnya ada di
akibat dari adanya aktivitas suatu mikro organisme tertentu atau dalam tubuh ternak ruminansia. Beberapa penyakit yang
dapat juga adanya gangguan akibat dari racun atau kekurangan disebabkan oleh cacing yang umum terjadi pada ruminansia,
suatu bahan tertentu. Infeksi adalah suatu proses dimana seperti penyakit penyakit cacing hati, cacing gelang dan cacing
mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan menyebabkan lambung.
gangguan dari salah satu fungsi faal alat tubuh. Suatu infeksi
biasanya diikuti dengan masa inkubasi. Masa inkubasi adalah 5.2.5. Penyakit yang Disebabkan oleh Parasit Luar
waktu sejak masuknya jasad renik ke dalam tubuh sampai (Ektoparasit)
timbulnya gejala penyakit. Hal-hal yang dapat menyebabkan
ternak menjadi sakit diantaranya : Ektoparasit adalah binatang yang hidupnya pada bagian luar
 pemberian jumlah makanan yang kurang tubuh ternak, baik untuk mencari makanan atau untuk tinggal
 makanan yang kurang bermutu (kualitas nilai gizinya rendah) menetap. Seperti juga halnya penyakit yang disebabkan oleh
 kandang yang kurang memenuhi syarat kesehatan parasit dalam, penyakit oleh parasit luar sebenarnya dapat
 kebersihan kandang yang kurang terjaga dengan mudah dicegah dan seharusnya tidak perlu terjadi.
Pemeliharaan yang jorok, akan mudah terserang penyakit ini.
Faktor pendukung terjangkitnya penyakit dapat disebabkan Pada umumnya cara hidup parasit luar ini akan menimbulkan
karena perubahan kelembaban dan temperatur lingkungan yang kerugian pada ternak yang ditumpanginya.
sangat fluktuatif, perubahan musim (misalnya dari musim hujan Kerugian yang ditimbulkan oleh ektoparasit antara lain:
kemusim kemarau atau sebaliknya) yang semuanya dapat Menimbulkan anemia karena ektoparasit mengisap darah ternak
menurunkan kondisi kesehatan ternak sehingga memberi Ektoparasit berperan sebagai vektor yang dapat menularkan
kesempatan pada bibit penyakit untuk menyerang ternaknya. penyakit hewan menular yang disebabkan oleh kuman dan
kebersihan kandang, penyakit yang diturunkan dari induknya dan parasit darah.
kualitas ransum yang diberikan, juga termasuk pada faktor Menimbulkan kegatalan, sehingga ternak menjadi tidak tenteram.
pendukung tersebut. Menimbulkan luka pada kulit dan
Menurunkan produksi
Pada dasarnya penyakit ternak dapat dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu Penyakit menular dan Penyakit tidak menular 5.3. Penyakit Tidak Menular

5.2. Penyakit Menular Berdasarkan penyebabnya, maka penyakit tidak menular dapat
dibedakan menjadi :
Penyakit menular merupakan penyakit yang cukup berbahaya dan  Penyakit yang tidak menular karena infeksi, sebagai contoh
sangat merugikan dengan alasan bahwa penyakit ini dapat penyakit bronkhitis, pneumonia.
menyerang baik pada ternak lain, sekelompok ternak dan bahkan  Penyakit yang tidak menular karena gangguan metabolisme,
dapat menjalar ke daerah lain apabila tidak dengan segera contohnya, anemia dan avitaminosis
diambil tindakan pemberantasannya.  Penyakit tidak menular karena keracunan, contohnya
keracunan HCN, ke racunan Pb (timah hitam), keracunan
Termasuk dalam jenis penyakit yang menular adalah penyakit- pestisida, batulisme dan keracunan arsen
penyakit karena infeksi yaitu :
 penyakit infeksi viral 5.4. Gangguan Penyakit
 penyakit infeksi bakterial
 penyakit infeksi oleh protozoa 5.4.1. Gangguan Penyakit pada Sistim Pencernaan
 penyakit infeksi oleh parasit dalam (cacing); dan
 penyakit infeksi oleh parasit Proses pencernaan makanan pada hewan meliputi proses
pengambilan pakan, pencernaan yang berlangsung di mulut dan
5.2.1. Penyakit Infeksi Viral di lambung dan penyerapan serta pembuangan sisa-sisa yang
tidak berguna lagi bagi tubuh. Pencernaan didalam mulut
Penyakit infeksi viral adalah suatu penyakit yang disebabkan dilakukan dengan jalan pengunyahan, pemberian air liur dan
adanya suatu infeksi dari salah satu jenis virus. Penyakit asal penelanan.
virus sering terjadi pada peternakan yang tatalaksana nya tidak
baik. Penyakit asal virus pada umumnya tidak ada obatnya, tetapi

Direktorat Pembinaan SMK 2008 25


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
Gangguan patologik pada organ pencernaan yang sering terjadi
pada ternak adalah penyakit pada rongga mulut seperti radang 5.5.3. Pencegahan Melalui Bibit
mulut.
Pencegahan penyakit melalui bibit ternak dapat dilakukan dengan
5.4.2. Gangguan Penyakit pada Sistem Pernafasan pemilihan bibit yang terbebas dari penyakit menular. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan :
Pernafasan adalah proses pertukaran zat, metabolisme dari gas  Hanya membeli bibit ternak dari agen yang benar-benar dapat
zat asam atau oksigen yang diambil dari udara oleh paru-paru dipercaya kesehatannya.
yang setelah mengalami proses biokimiawi di dalam jaringan  Menempatkan bibit ternak yang masih muda terpisah dari
tubuh dibebaskan lagi ke alam bebas dalam bentuk gas karbon ternak yang sudah tua (besar) karena bibit ternak yang masih
dioksida. muda sangat peka terhadap penyakit yang ditularkan oleh
ternak dewasa.
Jenis gangguan pada sistem pernafasan seperti gangguan pada
saluran pernafasan atas, sebagai contoh radang mukosa hidung, 5.5.4. Pencegahan Melalui Makanan yang Memadai
radang hidung . Gangguan pada paru-paru seperti radang paru-
paru kataralkuprosa-aspirasi atau radang paru-paru bernanah Pencegahan penyakit juga dapat dilakukan dengan pemberian
ransum atau pakan yang berkualitas tinggi dan cukup jumlahnya.
5.4.3. Gangguan Penyakit pada Sistem Urine Pemberian pakan yang bermutu tinggi harus diberikan sejak
ternak baru lahir sampai dengan saat panen. Pemberian pakan
Penyakit sistim urinaria pada ternak belum banyak ditemukan. yang baik akan mampu memberikan daya tahan tubuh yang baik
Penyakit yang paling banyak dijumpai adalah menyangkut tubuh pula. Apabila pakan yang diberikan kurang baik serta kurang
secara keseluruhan, baru kemudian diikuti oleh penyakit-penyakit jumlahnya maka ternak yang dipelihara akan mengalami
pencernaan, pernafasan, kelamin, muskulo-skeletal dan kulit. kekurangan gizi dan ternak tidak akan tumbuh secara maksimal.
Hal ini berakibat ternak tersebut tidak dapat berproduksi (secara
Penyakit sistim urinasia, kardio vaskuler, darah, limfoid dan syaraf optimal).
adalah jarang dijumpai. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
dan salah satu alasan adalah ternak dipotong dalam umur yang 5.5.5. Pencegahan Melalui Tatalaksana Pengelolaan yang
masih muda. Baik

5.5. Mencegah Penyakit Pencegahan penyakit melalui kontrol manajemen merupakan


upaya pencegahan ternak dari stress/cekaman yang dapat
Seperti telah diketahui bahwa pencegahan lebih baik dari pada mengakibatkan penurunan kesehatan ternak. Beberapa
mengobati. Hal ini berarti bahwa peternak harus sadar betul pedoman yang dapat digunakan dalam program pencegahan
bahwa kontrol terhadap kondisi ternak adalah suatu keharusan. penyakit adalah :
Peternak harus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi  Hindarkan ternak dari stress panas, hujan deras, dingin, angin
pada ternak, Karena perubahan yang terjadi merupakan indikasi kencang dll
terjadinya penyimpangan dari normal.  Kandang tidak terisi terlalu padat, hal ini dapat menimbulkan
stress dan akibatnya akan menimbulkan sifat kanibalisme,
5.5.1. Dasar-dasar Pencegahan Cara Pemberantasan Penyakit hysteria dan gangguan lainnya.
 Pakan dan air minum harus tersedia dalam jumlah cukup,
Tujuan akhir dari suatu usaha dibidang peternakan adalah sesuai dengan kebutuhan baik kuantitas maupun kualitasnya
mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usaha tersebut.  Sediakan tempat pakan dan air minum sesuai dengan
Keuntungan maksimal akan dicapai apabila semua ternaknya kebutuhan.
dalam keadaan sehat. Suatu ternak dikatakan sehat apabila
 Pilih bibit dengan teliti yang terjamin kesehatannya. Oleh
dalam kondisi istirahat maka semua proses fisiologis tubuh dalam
sebab itu seorang peternak harus mengenal ciri-ciri dari
keadaan normal dan sebaliknya apabila proses fisiologisnya tidak
ternak yang sehat.
normal berarti ternak tersebut sakit.
 Usahakan membeli bibit dari peternak atau pembibit yang
benar-benar memprioritaskan kualitas bibit sehingga
Ada dua faktor gangguan yang menyebabkan ternak sakit, yaitu
diharapkan dapat diperoleh bibit ternak sesuai dengan
faktor gangguan dari dalam tubuhnya sendiri dan faktor gangguan
keinginan kita.
dari luar tubuhnya. Untuk dapat melindungi gangguan yang
berasal dari luar tubuh, tubuh memiliki kemampuan untuk
5.5.6. Pencegahan Melalui Sanitasi Kandang dan
menolak penyebab gangguan tersebut. Kemampuan individu
Lingkungan (Bio-Security).
untuk menolak sebab penyakit, sangat tergantung dari
 Kehidupan pada masa embrional
Sanitasi adalah tindakan menjaga kebersihan ternak dan
 Kehidupan setalah di lahirkan atau neonatal lingkungan sekitarnya, yaitu berbagai kegiatan yang meliputi
 Adanya zat penolak yang dibekalkan oleh induknya penjagaan dan pemeliharaan kebersihan kandang dan sekitarnya,
 Keadaan lingkungan dimana individu tumbuh peralatan dan perlengkapan kandang.
 Tersedianya makanan secara kualitatif dan kuantitatif
 Adanya agen noksius disekitar individu yang bersangkutan Langkah-langkah pencegahan penyakit yaitu: tindakan sanitasi
 Adanya faktor stress dan bio-security secara teratur dan berkala. Tindakan sanitasi dan
 Sifat faktor bawaan yang diturunkan bio-security mutlak dilakukan dalam pemeliharaan ternak. Dengan
adanya sanitasi dan biosecurity maka bibit penyakit yang berasal
Mempertahankan agar ternak yang kita pelihara sehat dan dapat dari lingkungan kandang maupun di dalam kandang dapat
menguntungkan, adalah harapan bagi peternak. Apabila ternak dimatikan.
yang kita pelihara sakit maka harapan diatas akan sulit didapat. Kegiatan sanitasi kandang dan bio-security adalah
Ini sebabnya maka program pencegahan dan pemberantasan  Sanitasi karyawan/teknisi, kehadiran yang masuk
penyakit perlu diperhatikan terutama yang menyangkut bibit,  Penyemprotan kandang dan lingkungan
pakan dan pengelolaannya.  Mengurangi variasi umur dalam farm
 Segera mengisolasi ayam yang sakit bila mungkin segera
5.5.2. Program Pencegahan Penyakit menjualnya
 Melakukan kegiatan pencucian dan penyemprotan kandang
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam usaha dan peralatannya dengan air sabun (detergen) dan antiseptik
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular pada ternak secara teratur.
diantaranya:  Mengubur atau membakar ternak terutama pada penyakit
 Mengetahui tanda-tanda atau gejala-gejala penyakit yang yang menular dan berbahaya seperti penyakit Anthrax.
menular
 Mengerti tentang cara menularnya masing-masing jenis Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam bio-sekurity adalah :
penyakit
 Mengetahui dan ikut membantu melaksanakan tindakan guna  Desinfestasi
mencegah menjalarnya penyakit menular. Desinfestasi adalah merupakan proses pemusnahan hama
 Membakar atau mengubur bangkai hewan yang mati karena penyakit untuk membunuh parasit, terutama parasit-parsit diluar
penyakit menular tubuh ternak (ektoparasit). Bahan kimia yang digunakan untuk
desinfestasi disebut desinfestan. Bahan yang umum digunakan
Disamping tindakan-tindakan di atas, masih ada beberapa adalah formalin. Desinfestan disemprotkan pada kandang dan
kegiatan dalam rangka pencegahan penyakit ternak yang harus perlengkapannya setelah diencerkan dengan air. Pengenceran
diperhatikan, seperti :

Direktorat Pembinaan SMK 2008 26


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
yang dilakukan tergantung tingkat kepekatan yang dikehendaki  vaksin bacteri dan toksoid disimpan dalam ruangan yang
oleh peternak. sejuk (+ 150 C) atau lebih baik dalam refrigator (2-100 C),
sebaiknya di lindungi terhadap pengaruh langsung sinar
 Desinfeksi matahari dan sebaiknya disimpan dalam tempat yang gelap.
Desinfeksi adalah merupakan proses pemusnahan hama dengan
membebaskan segala bentuk jasad renik dengan jalan  Keadaan Ternak
membunuh kuman (bakterisida) dan atau menghambat Ternak yang sakit defisiensi dan ternak yang mengidap penyakit
pertumbuhan kuman (bakteriostatik) dengan menggunakan bahan parasit yang parah bila divaksinasi tidak akan memperoleh
kimia. Bahan kimia yang digunakan disebut desinfektan, seperti kekebalan yang sempurna dan bahkan dapat menyebabkan
kreolin, lisol dsb. kematian. Vaksinasi yang diberikan pada ternak yang sedang
dalam masa inkubasi penyakit, maka bukannya kekebalan yang
Desinfestan dan desinfektan yang baik harus memenuhi akan diperoleh tetapi ternak akan menjadi lebih sakit, bahkan
persyaratan sebagai berikut : dapat menimbulkan kematian.
 Tidak berbahaya bagi ternak maupun manusia
 Mempunyai daya bunuh yang tinggi terhadap bakteri,  Tingkat Serangan Penyakit
protozoa dan mikroba lain serta telurnya. Tingkat serangan penyakit pada kejadian wabah penyakit sangat
 Efek residunya pendek dipengaruhi oleh keganasan dari jasad renik penyebab penyakit
 daya penetrasinya tinggi dan dosis jasad renik yang masuk dalam tubuh.
 Stabil bila dilarutkan atau kontak dengan bahan organic lain
 Tidak merusak alat yang digunakan dan mudah digunakan Vaksin dapat diberikan dengan cara melalui air minum, makanan,
 Tidak mengeluarkan bau atau sedikit berbau dan tidak melalui alat pernafasan yaitu dengan cara penyemprotan atau
terserap bahan pakan dengan cara diteteskan kedalam rongga hidung. Selain cara-cara
 Tidak mencemari lingkungan baik udara maupun air. di atas, vaksinasi dapat juga dilakukan dengan melalui
penyuntikan baik secara intra kutan, intra sub kutan maupun intra
5.5.7. Pencegahan Penyakit melalui Vaksinasi muskuler ataupun melalui intra peritoneal (kedalam rongga perut).
Cara yang harus dipilih, tergantung dari petunjuk dari pembuatan
vaksin yang telah dicantumkan dalam etiket/label.
 Vaksin inaktif atau vaksin mati yaitu vaksin yang dibuat
dengan membunuh biakan jasad renik seluruhnya atau
Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi akibat vaksinasi
toksinnya saja dan hasil panenan jasad renik kemudian
seperti :
diproses untuk dijadikan vaksin adjuvan.
 Sepsis yaitu kesalahan teknis yang bisa memungkinkan
 Vaksin hidup atau vaksin aktif yaitu vaksin yang dibuat tanpa
timbulnya infeksi dengan mikroba dari luar yang patogen
membunuh. Bibit penyakit tersebut harus terdiri dari jasad
renik yang tidak jahat (avirulen) atau disebut “ attanuated  Abses yaitu borok akibat dari kesalahan vaksinasi
strain”.  Udema yaitu pembengkakan lokal akibat dari pengaruh
komponen vaksin
Vaksinasi adalah suatu tindakan dimana hewan dengan sengaja  Concurrent disease. Akan terjadi pada ternak yang sedang
dimasuki agen penyakit (antigen) yang telah dilemahkan dengan sakit atau jelek kondisinya.
tujuan merangsang pembentukan daya tahan atau daya kebal  Reaksi anafilaktik. Akibat sampingan dari vaksinasi bisa
terhadap penyakit tertentu, dan aman untuk tidak menimbulkan menyebabkan shock.
penyakit.

Tujuan vaksinasi tidak hanya mengebalkan ternak yang 5.5.8. Lingkungan yang Bersih
bersangkutan, tetapi juga mengebalkan anak-anaknya yang baru
lahir secara pasif. Vaksinasi selain bertujuan untuk pencegahan, Jika ternak akan ditempatkan pada kandang yang pernah
dapat juga digunakan untuk tujuan pengobatan atau terapi. digunakan maka perlu dilakukan:
 pembersihan dan sterilkan kandang dan peralatan kandang
Vaksinasi akan merangsang mekanisme pertahanan tubuh untuk serta pengistirahatkan kandang
menghasilkan antibodi sampai suatu ketika dapat digunakan  pembersihan lingkungan kandang termasuk rumput liar harus
melawan serangan penyakit. Untuk kepentingan keselamatan dipotong, serta air yang menggenang di sekitar kandang
terhadap resiko timbulnya penyakit, dapat menggunakan virus harus dihilangkan.
yang telah dimatikan.
5.5.9. Menghindarkan Stres
Tindakan vaksinasi merupakan salah satu usaha agar hewan
yang divaksinasi memiliki daya kebal sehingga terlindung dari Stres adalah tekanan jiwa yang menimpa ternak akibat pengaruh
serangan penyakit. Kebal atau imun adalah suatu keadaan lingkungan yang buruk. Pengaruh lingkungan itu berupa:
dimana tubuh tahan atau kebal terhadap serangan penyakit. Ada  suhu udara yang tidak stabil (terlalu panas/ terlalu dingin).
dua macam kekebalan dilihat dari cara terbentuknya yaitu :  kepadatan ternak yang terlampau tinggi.
 kekebalan aktif yaitu kekebalan yang diperoleh secara aktif  kelembaban didalam kandang yang meningkat.
oleh tubuh yang dihasilkan oleh pabrik antibodi akibat  akibat bunyi-bunyian keras yang mengagetkan.
rangsangan vaksin dan masa kekebalan berlangsung lama  pindah kandang.
sesuai dengan jenis vaksinnya. Kekebalan aktif di golongkan
menjadi kekebalan buatan yang diperoleh akibat dari Hal-hal tersebut diatas dengan demikian sedapat mungkin
vaksinasi dan kekebalan aktif alamiah yang di peroleh akibat menghindarkan stress. Stres dapat mengganggu pertumbuhan
sembuh dari penyakit menular tertentu. ternak karena dengan stres hidup ternak jadi tidak nyaman, nafsu
 kekebalan pasif adalah suatu kekebalan yang diperoleh makan terganggu, metabolisme makanan akan terganggu
secara pasif/ diturunkan dari induk atau dari virus lapangan, sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak tercapai.
sehingga kekebalan yang ada tidak homogen/seragam.
5.5.10. Isolasi Ternak
Kekebalan individu ternak sangat ditentukan oleh faktor-faktor :
 Jenis dan Mutu Vaksin Isolasi terhadap ternak adalah suatu usaha untuk mengisolasi
Telah diterangkan di atas bahwa ada dua macam vaksin yaitu atau memisahkan ternak yang sedang sakit atau mengalami
vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup akan menimbulkan kelainan dari ternak yang sehat dan normal. Ternak yang sakit
kekebalan yang lebih sempurna dari pada vaksin mati. Mutu suatu dipisahkan dan dikandangkan dalam suatu kandang khusus yang
jenis vaksin akan dipengaruhi oleh : disebut kandang karantina.
 bibit jasad renik yang dipergunakan
 jenis media pem biakan 5.5.11. Program Kontrol Parasit
 metode pengem bangbiakan
 masa antige Program kontrol parasit merupakan upaya pencegahan
 cara inaktifikasi dan adjuvan berjangkitnya serangan penyakit, baik parasit eksternal seperti
pencegahan berkembangnya serangga dan kutu di dalam
 Penanganan Vaksin kandang dan sekitarnya maupun parasit internal yang bertujuan
Setiap vaksin akan mengalami proses penurunan kekuatan atau mencegah masuknya parasit ke dalam tubuh misalnya cacing.
mempunyai waktu kedaluwarsa dan mempunyai persyaratan
tertentu seperti : Secara praktis, kontrol parasit dilakukan dengan cara :
 vaksin virus sebaiknya disimpan dalam suhu -80 C  pembuangan kotoran secara teratur untuk mencegah
berkembang biaknya larva.

Direktorat Pembinaan SMK 2008 27


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
 pemberian larvicida dalam pakan untuk mencegah  Budidaya Ternak adalah semua kegiatan proses produksi
perkembang biakan larva dalam kotoran yang dilakukan untuk memproduksi hasil-hasil ternak sesuai
 penyemprotan kotoran dan ruangan kandang dengan dengan tujuannya.
pestisida dan insektisida.  Anak Ayam Petelur (starter) adalah anak ayam yang berumur
sejak mulai menetas sampai umur 4 minggu.
5.6. Pengobatan Penyakit  Ayam Muda /Dara (grower) adalah anak ayam yang berumur
lebih dari 6 minggu sampai dengan umur 5 ½ bulan,
Pengobatan berasal dari kata obat yang berarti suatu sediaan (menjelang bertelur).
yang diberikan untuk tujuan penyembuhan serangan suatu  Ayam Petelur (layer) adalah ayam dewasa yang sedang
penyakit dengan jalan membunuh jasad renik/kuman penyakit menjalani masa bertelur (berproduksi).
penyebab penyakit tersebut atau dengan memperbaiki kerja alat  Final Stock Petelur adalah anak ayam yang khusus
tubuh. digunakan untuk tujuan produksi telur kosumsi;
Obat dapat membahayakan ternak sehingga penggunaan obat  Kandang Pembesaran (Brooding House) adalah kandang
harus sesuai dosis dan sesuai petunjuk. pembesaran anak ayam, biasanya diberi pemanas sampai
berumur 4 -6 minggu;
Sakit adalah suatu keadaan dimana tubuh, bagian tubuh atau  Kandang Pertumbuhan (Growing House) adalah kandang
organ tubuh mengalami gangguan fungsi. Gangguan ini bisa ayam masa pertumbuhan, biasanya berumur 4 atau 6 minggu
bersifat fisiologis ataupun mekanis. Gangguan yang bersifat sampai 5 ½ bulan;
mekanis misalnya terjadi karena pukulan atau perlukaan.  Kandang Bertelur (Laying House) adalah kandang ayam pada
Sedangkan gangguan yang bersifat fisiologis misalnya karena periode bertelur, dilengkapi dengan sarang/tempat bertelur;
kelainan hormonal. Pengobatan terhadap gangguan-gangguan
 Kandang Battery (bersekat-sekat) adalah kandang ukuran
tersebut dapat dilakukan dengan tindakan untuk menghilangkan
dan isi sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku;
keadaan tidak normal tersebut. Ada berbagai pengobatan yang
 Litter adalah bahan yang mempunyai daya serap air yang
dapat dilakukan terhadap baik gangguan fisiologis maupun
cukup tinggi yang lazim digunakan untuk mengisi alas
gangguan mekanis, beberapa diantaranya:
kandang, misalnya sekam, serutan kayu dan lain-lain;
6. Pedoman Budidaya Ternak Ayam Yang Baik (Good  Kandang Litter (Postal) adalah hamparan dengan alas litter ,
Farming Practice) dan dengan patokan daya tampung 6 – 8 ekor/m2 .
 Kapasitas /Daya Tampung (floor capacity) adalah banyaknya
Good Management Practice (GMP) ternak ayam yang dapat dimasukkan dalam kandang per
adalah prosedur untuk membuat suatu produk yang baik, aman satuan luas lantainya.
dan tidak merusak lingkungan. Menurut organisasi pangan dunia  Sangkar adalah untuk tempat bertelur biasanya dibuat disisi
yang dikenal dengan Food Agriculture Organization (FAO) GMP kandang pada kandang litter/postal
diadaptasi menjadi praktek pengelolaan pertanian yang baik. Hal  Pelingkar (Chick Guard) adalah alat yang digunakan untuk
ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan, sosial dan mengurung anak-anak ayam pada fase permulaan
hasil produk pangan – non pangan yang aman dan berkualitas pemeliharaan (0-10hari) agar selalu berada disekeliling alat
baik. Tujuan GMP adalah: pemanas (biasanya digunakan seng yang dapat
 Menjamin produk yang aman dan bermutu baik digulung/brooder);
 Meningkatkan penggunaan sumberdaya alam, kesehatan  15) Indukan adalah alat pemanas ruangan kandang anak
tenaga kerja dan kondisi kerja ayam yang berfungsi sebagai induk buatan;
 Menciptakan peluang pasar baru bagi petani dan exportir dari  Ransum Anak Ayam Ras Petelur (layer-stater) adalah ransum
negara berkembang anak ayam ras petelur umur 1 hari sampai dengan 6 minggu
 Menangkap keuntungan pasar dengan memodifikasi mata (SNI 01-3927-1995). Ransum Dara Ayam Ras Petelur (layer-
rantai suplai grower) adalah anak dara ayam ras petelur umur 6 minggu
sampai dengan umur 20 minggu (SNI 01-3928-1995)
Kemudian Departemen pertanian Indonesia mengeluarkan  Ransum Ayam Ras Petelur (layer) adalah ransum ayam ras
pedoman budidaya ternak yang baik untuk ayam petelur dan petelur umur 20 minggu sampai dengan afkir (SNI 01-3929-
pedaging. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut: 1995)
 Konsentrat adalah campuran bahan makanan ternak yang
6.1. Pedoman Budidaya Ternak Ayam Petelur Yang Baik tinggi mutu gizinya dan mudah dicerna;
 Konversi Pakan (feed conversion) adalah perbandingan
Pedoman budidaya ternak ayam petelur yang baik terdiri dari jumlah pakan yang dikonsumi terhadap jumlah telur yang
pendahuluan, sarana, proses produksi, pelestarian lingkungan dihasilkan;
dan pengawasan. Masing=masing dijelaskan sebgai berikut:  Desinfektan adalah bahan penghapus hama.
 Desinfeksi adalah kegiatan penghapus hama.
6.1.1. Pendahuluan  Sanitasi adalah suatu pelaksanaan kebersihan yang bertujuan
meningkatkan/mempertahankan keadaan yang sehat bagi
6.1.1.1. Maksud ternak baik didalam kandang dan komplek maupun sekitar
komplek usaha petenakannya (lingkungannya).
Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Ternak Ayam Petelur  Culling/Seleksi adalah tindakan mengeluarkan ternak ayam
yang Baik ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam yang tidak produktif atau tidak memiliki sifat-sifat yang
pelaksanaan budidaya ternak ayam petelur yang baik dan dikehendaki dari kelompok ayam, agar mendapatkan
pembinaannya. keterangan
 Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau
6.1.1.1.2. Tujuan sudah dimatikan dengan prosedur tertentu, digunakan untuk
merangsang pembentukan zat kekebalan tubuh, sehingga
Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan Pedoman Budidaya tubuh dapat menahan serangan penyakit yang bersangkutan.
Ternak Ayam Petelur yang Baik adalah:  Vaksinasi adalah memasukkan vaksin kedalam tubuh dengan
 Meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak. maksud agar tubuh menjadi kebal.
 Meningkatkan mutu hasil ternak (telur)  Sehat dan hygienis adalah secara kesehatan dapat
 Menunjang ketersediaan pangan asal ternak di dalam negeri. dipertanggung jawabkan dan bebas dari pencemaran bakteri
 Menciptakan lapangan pekerjaan dan tidak beracun.
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak  Antibiotik adalah obat yang mempunyai spektrum luas
 Mendorong ekspor komoditas ternak khusus telur ayam. terhadap suatu penyakit.
 Pengamanan Biologik adalah tata cara yang dilakukan untuk
6.1.1.3. Ruang Lingkup menjaga kehidupan ternak jangan sampai terancam.
 Pemantauan Kesehatan Hewan adalah pengamatan untuk
Ruang lingkup Pedoman Budidaya Ternak Ayam petelur Yang melihat arus penyakit dan status kesehatan hewan dalam
Baik ini meliputi sarana, proses produksi, pelestarian lingkungan populasi secara terus menerus.
dan pengawasan
6.1.2. Sarana
6.1.1.4. Pengertian
6.1.2.1. Lokasi
Dalam pedoman Budidaya Ternak Ayam Petelur yang Baik ini,
yang dimaksud dengan: Lokasi usaha peternakan ayam petelur harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:

Direktorat Pembinaan SMK 2008 28


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
 Tidak bertentangan dengan Rencana Tata Ruang (RUTR)  Peralatan dalam kandang isolasi tidak boleh digunakan dalam
dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD) yang kandang lain sebelum disucihamakan.
bersangkutan.
 Letak dan ketinggian lokasi terhadap wilayah sekitarnya harus 6.1.2.6. Bibit
memperhatikan lingkungan dan tofografi, sehingga kotoran
dan limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan. Bibit anak ayam petelur yang akan dipelihara diutamakan berasal
dari pembibitan ayam ras bibit induk tipe petelur yang mempunyai
6.1.2.2. Lahan izin usaha peternakan dari pemerintah.
 Bibit ayam ras petelur yang dipelihara harus bebas dari
Status Lahan usaha peternakan ayam petelur harus jelas, sesuai penyakit unggas misalnya penyakit misalnya Avian Influenza,
dgn peruntukannya menurut peraturan perundangan yang berlaku Newcastle Disease (ND), Infectious Laryngotracheitis, Fowl
Cholera, Fowl Pox,Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease,
6.1.2.3. Penyediaan Air dan Alat Penerang Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M.Gallisepticum),
Avian Chlamydiosis, Egg Drop Syndromee 76, Avian
Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat Encephalomyelitis, Swollen head syndrome, Infectious
yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia coryza, Salmonellosis (S. Pollorum; enteritidis), dan penyakit
sepanjang tahun. unggas lainnya yang ditentukan oleh instansi yang berwenang
Setiap usaha peternakan ayam petelur hendaknya menyediakan dibidang penyakit hewan.
alat penerangan (misalnya listrik) yang cukup setiap saat, sesuai  Usaha peternakan ayam petelur tidak boleh mengusahakan
kebutuhan dan peruntukkannya. kegiatan pembibitan.

6.1.2.4. Bangunan 6.1.2.7. Pakan

Usaha peternakan ayam petelur hendaknya memiliki bangunan  Pakan yang digunakan harus cukup dan sehat, serta
yang sesuai dengan kegiatannya, yaitu: berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dalam SNI 01-3927-1995 dan SNI 01-3929-1995 (dijelaskan
6.1.2.4.1. Jenis Bangunan dalam bab tersendiri), serta berasal dari pabrik pakan yang
 kandang anak ayam serta kandang pembesarannya; sudah memiliki izin.
 gudang penyimpanan ransum pakan ayam, gudang peralatan  Sediaan biologi, sediaan parmacetik, sediaan premix, dan
dan tempat penyimpanan obat-obatan serta tempat sediaan obat alami dapat digunakan pada usaha budidaya
penyimpanan telur; ternak ayam petelur dan telah mendapat nomor pendaftaran
 kandang isolasi ayam sakit;
 bak dan saluran pembuangan limbah; 6.1.2.8. Obat Hewan
 bangunan kantor untuk urusan administrasi
Obat-obat, bahan kimia, hormon dan bahan biologik untuk ternak
6.1.2.4.2. Kontruksi Bangunan ayam petelur yang digunakan adalah yang sudah terdaftar.
 Penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan
 dapat memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya yang berlaku.
udara segar dengan leluasa kedalam kandang dan keluarnya
udara kotor/berdebu secara bebas dari kandang serta dapat 6.1.2.9. Tenaga Kerja
dicapai suhu optimal 26,5 0C dengan kelembaban maksimum
90%; Tenaga kerja yang diperkerjakan hendaknya berbadan sehat;
 memiliki saluran pembuangan limbah;  Mendapat pelatihan teknis produksi, kesehatan hewan dan
 terbuat dari bahan yang ekonomis kuat namun dapat lain-lainnya;
menjamin kemudahan pemeliharaan, pembersihan dan  Setiap usaha peternakan ayam petelur hendaknya
desinfeksi kandang. Konstruksi bangunan gudang menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan
penyimpanan pakan harus dibuat agar pakan tetap sehat, dibidang ketenaga-kerjaan.
tidak rusak, dan hygienis;
 bahan dan kontruksi kandang menjamin ternak terhindar dari 6.1.3. Proses Produksi
kecelakaan dan kerusakan fisik. 6.1.3.1. Pemilihan Bibit

6.1.2.4.3. Tata Letak Bangunan Pemilihan bibit dilakukan pada saat pembelian anak ayam umur
sehari (DOC). Bibit anak ayam ras niaga tipe petelur harus
Penataan letak bangunan kandang dan bukan kandang didalam berasal dari pembibitan ayam ras bibit tipe petelur yang sesuai
lokasi usaha peternakan ayam petelur hendaknya memperhatikan dengan standar persyaratan mutu SNI 01.4868.21998 sebagai
halhal sebagai berikut: berikut:
 ruang kantor dan tempat tinggal karyawan/ pengelola usaha  Berat kuri/DOC per ekor minimal 33 gram;
peternakan harus terpisah dari perkandangan dan dibatasi  Kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri tegak
dengan pagar rapat; tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan
 kandang untuk anak ayam dan kandang induk untuk bertelur bentuk dan tidak cacat fisik;
harus terpisah satu sama lain;  Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur(strain) dan
 jarak antara tiap-tiap kandang minimal 1 kali lebar kandang kondisi bulu kering dan mengembang;
dihitung dari tepi atap kandang  Jaminan kematian DOC pada saat penerimaan maksimal 2%
 jarak terdekat antara kandang dengan bangunan lain bukan dari jumlah anak ayam yang dibeli.
kandang minimal 25 m;
 bangunan-bangunan kandang, kandang isolasi, dan 6.1.3.2. Kandang
bangunan lainnya harus ditata supaya aliran air, saluran
pembuangan limbah , udara dan penghantar lain tidak Persyaratan teknis lokasi pembuatan kandang adalah:
menimbulkan pencemaran penyakit.  Harus memperhatikan tata letak kandang, drainase dan
sistem pertukaran udara, cukup mendapat sinar matahari,
6.1.2.5. Alat dan Mesin Peternakan bersih dan kuat.
 Memperhatikan sarana transportasi dan dekat dengan
Usaha peternakan ayam petelur hendaknya memiliki sejumlah sumber pakan.
peralatan pemeliharaan sesuai dengan kapasitas/jumlah ayam  Ukuran kandang seperti tabel dibawah ini
yang dipelihara, mudah digunakan dan dibersihkan serta tidak
mudah berkarat seperti : 6.1.3.3. Peralatan Kandang yang harus ada :
 Induk Buatan (brooder)
 Tempat pakan (feeder) untuk berbagai jenis umur  tempat makan dan minum dibuat dari bahan yang tidak
 Tempat Minum (drinker) untuk berbagai jenis umur mudah berkarat seperti bambu , paralon, plastik atau bahan
 Alat penghapus hama lainnya, dan sesuai dengan umur ayam , baik ukuran maupun
 Alat penerangan bentuknya. Penempatannya dibuat secara praktis, mudah
 Alat pembersih kandang terjangkau ternak, mudah dipindahkan, mudah diganti atau
ditambah isinya, dan mudah dibersihkan.
 Peralatan kesehatan hewan
 alat pembersih kandang harus lengkap.Alat pembersih dari
 Timbangan
kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lain.
 Alat pencampur bahan baku pakan (mixer)

Direktorat Pembinaan SMK 2008 29


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
 alat pemanas (induk buatan) Berfungsi sebagai induk buatan
yang memberikan kehangatan kepada anak ayam. Alat
pemanas dapat berasal dari lampu minyak ataupun dari
sumber panas yang lain, seperti listrik. Pemakaian alat
pemanas biasanya terbatas pada anak ayam umur sehari
sampai 1,5 bulan.
 alat penerangan (lampu) Alat penerangan diperlukan agar
ayam aktif mencari makan
 alat penanganan telur meliputi : alat pembersih , alat sortir ,
alat penyimpan/penampungan sementara dan alat
pengepakan siap angkut

6.4.1. Standar Umum

 Ayam niaga umur sehari (kuri) harus mempunyai surat


keterangan /jaminan tertulis dari perusahaan ayam bibit induk
atau Parent Stock (PS) mengenai warna bulu, warna kulit,
profil tubuh, bentuk kaki, bentuk dan profil kepala, tanda-
tanda khusus dan kualitasnya sebagai ayam niaga.
 Ayam niaga tersebut harus sehat , tidak cacat, bentuk dan
warna seragam, bulu baik dan berasal dari ayam bibit induk
atau Parent Stock (PS) pedaging yang sehat.

6.4.2. Standar Khusus

 Ayam niaga tersebut mampu mencapai berat badan pada


umur 6 minggu minimal 2300-2400 gr dan pada umur 8
minggu minimal 3000 gram.
 Ayam niaga tersebut mempunyai kemampuan hidup samapai
dengan umur 6 minggu minimal 97% dan sampai dengan
umur 8 minggu minimal 96%.
 Konversi pakan berdasarkan berat badan dari ayam niaga
tersebut pada umur 6 minggu 1,90 dan pada umur 8 minggu
2,10.

Lembar Aplikasi Konsep.

 Amati dan kumpulkan informasi jenis-jenis ayam yang ada


disekitar sekolah (Kabupaten)
 Akhir-akhir ini terdapat wabah flu burung, carilah informasi
apa penyebab penyakit tersebut
 Carilah informasi bahan pakan unggas yang terdapat disekitar
sekolah.

Lembar Pemecahan Masalah

Harga pakan jadi relatif mahal. Diskusikan dengan teman-teman


bagaimana cara agar biaya pakan bisa diturunkan.

Lembar Pengayaan

1. Strain ayam ISA brown merupakan jenis ayam:


a. Petelur
b. Pedaging
c. Dwiguna (petelur dan pedaging)

2. Rata-rata berat ayam broiler umur 30 hari:


a. 1,5 kg
b. 2 kg
c, 1,2 kg

3. Tepung ikan merupakan bahan pakan sebagai sumber:


a. Protein
b. Enerji
c. Mineral

4. Ayam kadang-kadang mematuk ayam lainnya sampai luka, dan


bedarah. Perilaku tersebut termasuk sifat :
a. Kanibal
b. Mengeram
c. Mengais

5. Penyakit tetelo (NCD) disebabkan oleh :


a. Virus
b. Bakteri
c. Protozoa

Direktorat Pembinaan SMK 2008 30


BAB. 2
DASAR-DASAR BUDIDAYA UNGGAS
Tabel 11. Ukuran kandang Ayam Petelur Ringan di Indonesia

No Jumlah ayam (Ekor) Umur/periode Luas kandang (M2) Panjang (M) lebar (M)
1 100-500 Starter 34,97 7 5
Grower 60,24 10,04 6
Layer finish 70,56 10,08 7
2 500-1000 Starter 69,98 11,66 6
Grower 120,48 15,06 8
Layer
161,29 20,16 8
3 1000-1500 Starter 104,90 13,11 8
Grower
180,72 22,59 8
Layer
241,94 30,24 8
4 1500-2000 Starter 174,88 21,85 8
Grower
301,20 37,65 8
Layer
403,23 50,40 8
5 200-2500 Starter 349,65 43,71 8
2500-5000 Grower
602,41 60,24 10
Layer
806,50 80,65 10

6.1.3.4. Pakan  SNI 01-3927-1995 untuk ransum anak ayam ras petelur
(layer-starter);
Pakan yang diberikan harus sesuai jumlah dan mutunya dengan  SNI 01-3928-1995 untuk ransum dara ayam ras petelur
umur dan periode pertumbuhan ayam. Bahan baku pakan boleh (layer-grower);
menggunakan bahan-bahan lokal atau impor. Mutu ransum pakan  SNI 01-3927-1995 untuk ransum anak ayam ras petelur
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam SNI (layer);
sebagaimana terlihat pada tabel 2 :

Tabel-12 Ransum Ayam Ras Menurut SNI

No Uraian Layer starter Layer grower layer

1. Kadar air max (5) 14,0 14,0 14,0


2. Protein Kasar (%) 18,0-20,0 13,5-16,0 17,0-18,0
3. Lemak Kasar (%) 2,5-7,0 2,5-7,0 2,5-7,0
4. Serat kasar (maksimum) 6,5 7,0 7,0
5. Abu (%) 5,0-8,0 5,0-8,0 10,0-14,0
6. Calsium (Ca,%) 0,9-1,2 0,9-1,2 3,25-4,0
7. Phospor (P,%) 0,65-0,90 0,6-0,9 0,6-0,9
8. Aflaktosin maksimum (Pbb) 50 50 60
9. L-Lysine minimum (%) 0,90 0,65 0,78
10. DL-Methionine minimum(%) 0,40 0,30 0,38

Direktorat Pembinaan SMK 2008 31


6.1.3.5. Kesehatan Hewan  Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6.1.3.5.1. Situasi Penyakit Ayam Petelur  Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
Usaha peternakan ayam petelur harus bebas dari penyakit-  Peraturan pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak
penyakit ayam yang berbahaya dan menular seperti: Avian Lingkungan (AMDAL)
Influenza, Newcastle Disease (ND),Infectious Laryngotracheitis,
Fowl Cholera, Fowl Pox,Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease, 6.1.4.2. Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M.Gallisepticum), Avian
Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen head syndrome, Dalam upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan, diperlukan
Infectious coryza. perhatian khusus terhadap beberapa hal, sebagai berikut:
 Mencegah timbulnya erosi serta membantu penghijauan di
6.1.3.5.2. Tindakan Pengamanan Penyakit areal peternakan.
 Menghindari timbulnya erosi dan gangguan lain yang berasal
 Lokasi peternakan tidak mudah dimasuki binatang lain yang dari peternakan yang dapat mengganggu lingkungan berupa
membawa penyakit, misalnya tikus, burung; bau busuk, suara bising, serangga, tikus serta pencemaran
 Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan, penyemprotan air sungai/ air tanah (sumur).
terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama-  Setiap usaha peternakan ayam petelur agar membuat unit
hama lainnya, dan menggunakan desinfektan yang aman pengolahan limbah peternakan (padat, cair dan gas) yang
lingkungan; sesuai dengan kapasitas produksi limbah yang dihasilkan.
 Melakukan pembersihan dan pencucian kandang baik  Setiap usaha peternakan ayam petelur membuat tempat
terhadap kandang yang habis dikosongkan maupun sebelum pembuangan kotoran dan penguburan bangkai.
dimasukkan ternak baru kedalamnya.
 Sapat menjaga kebersihan serta sanitasi seluruh komplek 6.1.5. Pengawasan
lokasi peternakan sehingga memenuhi syarat hygienis yang
dapat dipertanggungjawabkan; 6.1.5.1. Sistem Pengawasan
 Didalam lokasi peternakan tidak terdapat ternak dan unggas
lain yang dapat sebagai penghantar penyakit menular.  Usaha peternakan ayam petelur harus menerapkan sistem
 Mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas pengawasan secara baik pada titik kritis dalam proses
kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk komplek produksi untuk memantau kemungkinan adanya penyakit.
peternakan maupun pada pintu-pintu masuk kandang,  Instansi yang berwenang dalam bidang peternakan
gudang makanan dan lain sebagainya; melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengawasan
 Karyawan tidak melakukan perbuatan yang dapat manajemen mutu terpadu yang dilakukan (Pedoman
menimbulkan penularan penyakit dari satu kelompok ternak Budidaya ternak Ayam Petelur yang Baik/Good Farming
ke kelompok ternak lain; Practice)
 Tidak setiap orang dapat keluar masuk komplek
perkandangan yang memungkinkan bisa menularkan suatu 6.1.5.2. Sertifikasi
penyakit;
 Ayam yang menderita penyakit menular atau bangkai ayam  Usaha peternakan ayam petelur yang produksinya untuk
dan bahan bahan yang berasal dari hewan bersangkutan tujuan ekspor harus dilengkapi dengan sertifikat.
tidak dibawa keluar komplek peternakan melainkan harus  Sertifikat dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang setelah
segera dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur; melalui penilaian berdasarkan pada monitoring dan evaluasi.
 Melakukan tindakan pencegahan (vaksinasi) terhadap
penyakit–penyakit unggas sesuai dengan peraturan 6.1.5.3. Monitoring dan Evaluasi
perundangan yang berlaku dalam bidang kesehatan hewan;
 Setiap terjadi kasus penyakit terutama yang dianggap/ diduga  Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh instansi yang
penyakit menular segera dilaporkan kepada Dinas berwenang di bidang peternakan di kabupaten/ kota.
Peternakan setempat.  Evaluasi dilakukan setiap tahun berdasarkan data dan
 Sepenuhnya membantu pemerintah dalam usaha informasi yang dikumpulkan serta pengecekan/ kunjungan ke
pencegahan dan pemberatasan penyakit hewan menular; usaha peternakan ayam petelur.
 Peternakan ayam petelur sebaiknya menyediakan fasilitas
desinfeksi untuk staf dan tamu serta kendaraan di pintu 6.1.5.4. Pencatatan
masuk perusahaan peternakan.
 Usaha peternakan ayam petelur hendaknya melakukan
6.1.3.6. Penanganan Hasil pencatatan (recording) data yang sewaktu-waktu dibutuhkan
oleh petugas atau instansi terkait. Data yang perlu dicatat
Untuk mendapatkan hasil yang baik perlu penanganan telur sebagai berikut :
sebelum dipasarkan . Hal-hal yang perlu diperhatikan dan  Data kosumsi pakan.
dilakukan adalah:  Obat hewan yang digunakan
 Jadwal Vaksinasi/pengobatan.
6.1.3.6.1. Pembersihan Telur  Data produksi
 Data kematian ternak
Telur sebaiknya dibersihkan secara kering (tanpa air) kecuali
 Pengujian laboratorium yang dilaksanakan dan hasilnya.
kotoran yang sukar dibersihkan dengan cara kering. Jika
 Tempat asal ternak yang dibeli/dipelihara
membersihkan telur dengan cara basah (menggunakan air)
hendaknya menggunakan air hangat kuku, untuk menghindari  Negara tujuan ekspor produksi daging yang dihasilkan, jika
sedikit mungkin perubahan pada kulit maupun isi telur. peternakan melaksanakan ekspor.
 Populasi ternak.
6.1.3.6.2. Pemilihan Telur (grading)  Ternak yang masuk dan keluar
Penyakit
Telur dipilih sesuai dengan kondisi dan beratnya. Telur yang
beratnya normal dan bersih merupakan telur yang baik mutunya. 6.1.5.5. Pelaporan

6.1.3.6.3. Pengepakan Telur Siap Angkut.  Setiap usaha peternakan ayam petelur wajib membuat
laporan tertulis secara berkala (semester dan tahunan)
Sebelum telur dimasukkan ke dalam alat tranportasi khusus, kepada instansi yang berwenang.
sebaiknya telur dikemas dalam wadah atau kemasan khusus  Setiap usaha peternakan ayam petelur membuat laporan baik
untuk telur, untuk melindungi telur dari pengaruh buruk pada saat teknis maupun administrasi secara berkala (semester dan
pengangkutan. tahunan) untuk keperluan pengawasan intern, sehingga
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dapat
6.1.4. Pelestarian Lingkungan mengadakan perbaikan/ perubahan berdasarkan laporan
yang ada.
6.1.4.1. Rencana Penanggulangan Pencemaran Lingkungan

Setiap usaha peternakan ayam petelur harus menyusun rencana


cara-cara penanggulangan pencemaran dan kelestarian 6.2. Pedoman Budidaya Ternak Ayam Pedaging Yang Baik
lingkungan sebagaimana diatur dalam:
Pedoman budidaya ternak ayam pedaging yang baik terdiri dari  Culling adalah tindakan mengeluarkan ternak ayam yang
pendahuluan, sarana, proses produksi, pelestarian lingkungan tidak produktif lagi, atau tidak memiliki sifat-sifat yang
dan pengawasan. Masing=masing dijelaskan sebgai berikut: dikehendaki.
 Tempat Isolasi adalah tempat yang khusus digunakan bagi
6.2.1. Pendahuluan ayam yang sakit atau diduga sakit.
 Kepadatan kandang adalah banyaknya ternak ayam yang
6.2.1.1. Maksud secarai deal dapat dimasukkan dalam kandang persatuan
luas lantainya. Untuk ayam pedaging dengan sistem litter
Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Ternak Ayam sebanyak 8 ekor per meter persegi.
Pedaging yang Baik ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman  Kelompok Usaha adalah kumpulan beberapa orang yang
dalam cara melaksanakan budidaya ternak ayam pedaging yang mempunyai usaha sejenis untuk mencapai tujuan yang sama.
baik dan pembinaannya.  Sehat dan hygienis adalah secara kesehatan dapat
dipertanggung jawabkan dan bebas dari pencemaran bakteri
6.2.1.2. Tujuan dan tidak beracun.
Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan Pedoman Budidaya  Antibiotik adalah obat yang mempunyai spektrum luas
Ternak Ayam Pedaging yang Baik adalah: terhadap suatu penyakit.
 Meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak.
 Meningkatkan mutu hasil ternak (daging)  Hormon adalah suatu bahan yang dihasilkan tubuh atau
 Menunjang ketersediaan pangan asal ternak di dalam negeri. diproduksi secara sintetik dan berguna untuk menstimulir
 Menciptakan lapangan pekerjaan suatu fungsi faal tubuh agar berjalan normal.
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak
 Mendorong ekspor komoditas ternak ayam ras pedaging.  Pemantauan Kesehatan Hewan adalah pengamatan untuk
melihat arus penyakit dan status kesehatan hewan dalam
6.2.1.3. Ruang Lingkup populasi secara terus menerus.

Ruang lingkup Pedoman Budidaya Ternak Ayam Pedaging Yang 6.2.2. Sarana
Baik ini meliputi sarana, proses produksi, pelestarian lingkungan
dan pengawasan. Sarana yang dimaksud terdiri dari lokasi, lahan, penyediaan air,
alat penerang, bangunan, alat mesin peternakan, bibit, pakan
6.2.1.4. Pengertian obat dan tenaga kerja. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:

Dalam pedoman Budidaya Ternak Ayam Pedaging yang Baik ini, 6.2.2.1. Lokasi
yang dimaksud dengan:
 Budidaya Ternak adalah semua kegiatan proses produksi Lokasi usaha peternakan ayam pedaging harus memenuhi
yang dilakukan untuk memproduksi hasil-hasil ternak sesuai ketentuan sebagai berikut : Tidak bertentangan dengan Rencana
dengan tujuannya. Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah
 Ayam Starter adalah anak ayam yang berumur sejak mulai (RDTRD) yang bersangkutan, Ketinggian lokasi terhadap wilayah
menetas sampai umur 4 minggu. sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan tofografi,
 Ayam Finisher adalah anak ayam pedaging yang berumur sehingga kotoran dan limbah yang dihasilkan tidak mencemari
lebih dari 4 minggu sampai dengan umur siap potong. lingkungan.
 Pelingkar (Chick Guard) adalah alat yang digunakan untuk
mengurung anak-anak ayam pada fase permulaan (0-10 hari) 6.2.2.2. Lahan
agar selalu berada di sekeliling alat pemanas.
 Indukan (brooder) adalah alat pemanas ruangan kandang Status Lahan usaha peternakan ayam pedaging harus jelas,
anak ayam yang berfungsi sebagai indukan buatan; sesuai dengan peruntukannya menurut peraturan perundangan
 All in all out adalah pemeliharaan ayam pedaging dimana yang berlaku.
waktu masuknya anak-anak ayam yang akan dipelihara
dilakukan bersama-sama dan saat keluarnya (panen) untuk 6.2.2.2.3. Penyediaan Air dan Alat Penerang
dipotong dilakukan bersama-sama pula.
 Konversi Pakan (feed convertion) adalah perbandingan atau  Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang
rasio jumlah pakan yang dihabiskan sampai umur sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta
pemotongan dengan jumlah unit berat hidup seluruh ayam. tersedia sepanjang tahun.
 Litter adalah bahan yang mempunyai daya serap air yang  Setiap usaha peternakan ayam pedaging hendaknya
cukup tinggi yang lazim digunakan sebagai alas kandang. menyediakan alat penerangan (misalnya listrik) yang cukup
 Fumigasi adalah kegiatan penghapus hamaan dengan setiap saat sesuai kebutuhan dan peruntukkannya.
formaldehyde yang dapat mencapai tempat-tempat atau
lubang-lubang kecil yang tidak terjangkau oleh alat pembersih 6.2.2.2.4. Bangunan
lain.
 Ransum adalah pakan jadi /setengah jadi hasil pabrik/ Usaha peternakan ayam pedaging hendaknya memiliki bangunan
industri atau hasil pencampuran bahan ransum yang yang sesuai dengan kegiatannya, yaitu:
diedarkan /diperjualbelikan (SNI 01-3930-1995)
6.2.2.2.4.1. Jenis Bangunan
 Ransum Anak Ayam Ras Pedaging (broiler-starter) adalah
ransum ayam ras pedaging umur 1(satu) hari sampai dengan
4 (empat) minggu (SNI 01-3930-1995)  kandang anak ayam serta kandang pembesarannya;
 Ransum Ayam Ras Pedaging (Broiler –finisher) adalah  gudang penyimpanan ransum pakan ayam, gudang peralatan
ransum ayam ras pedaging umur 4 (empat) minggu sampai dan
dengan dipotong (SNI 01-3931-1995)  tempat penyimpanan obat-obatan;
 Kosentrat adalah campuran bahan baku pakan yang tinggi  kandang isolasi ayam sakit;
nilai gizinya dan mudah dicerna;  bak dan saluran pembuangan limbah;
 Final Stock Broiler adalah anak-anak ayam yang khusus  bangunan kantor untuk urusan administrasi
digunakan untuk tujuan produksi daging ayam.
 Desinfektan adalah bahan penghapus hama. 6.2.2.4.2. Kontruksi Bangunan
 Desinfeksi adalah kegiatan penghapus hama.
 Sanitasi adalah suatu penataan kebersihan yang bertujuan  Dapat memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya
meningkatkan/mempertahankan keadaan yang sehat bagi udara segar dengan leluasa kedalam kandang dan keluarnya
ternak baik didalam kandang dan komplek maupun sekitar udara kotor/berdebu secara bebas dari kandang serta dapat
komplek usaha petenakannya. dicapai suhu optimal 26,5 0C dengan kelembaban maksimum
90%.
 Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau
sudah dimatikan dengan prosedur tertentu, digunakan untuk  Memiliki saluran pembuangan limbah;
merangsang pembentukan zat kekebalan tubuh, sehingga  Terbuat dari bahan yang ekonomis kuat namun dapat
tubuh dapat menahan serangan penyakit yang bersangkutan. menjamin kemudahan pemeliharaan, pembersihan dan
 Vaksinasi adalah usaha pengebalan hewan dengan desinfeksi kandang. Konstruksi bangunan gudang
mempergunakan vaksin. penyimpanan pakan harus dibuat agar pakan tetap sehat,
tidak rusak, dan hygienis;
 Stress adalah suatu keadaan menurunnya kondisi badan
pada ternak yang terjadi karena berbagai sebab, misalnya  Bahan dan kontruksi kandang menjamin ternak terhindar dari
ternak yang baru divaksin sering mengalami stress. kecelakaan dan kerusakan fisik.
 Sediaan biologi, sediaan parmacetik, sediaan premix, dan
6.2.2.4.3. Tata Letak Bangunan sediaan obat alami dapat digunakan pada usaha budidaya
ternak ayam buras dan telah mendapat nomor pendaftaran
Penataan letak bangunan kandang dan bangunan lain di dalam
lokasi usaha peternakan ayam pedaging hendaknya 6.2.2.8. Obat hewan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Ruang kantor dan tempat tinggal karyawan/ pengelola usaha  Obat-obat, bahan kimia, hormon dan bahan biologik untuk
peternakan harus terpisah dari perkandangan dan dibatasi ternak ayam buras yang digunakan adalah yang sudah
dengan pagar rapat; terdaftar.
 Jarak antara tiap-tiap kandang minimal 1 kali lebar kandang  Penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan
dihitung dari tepi atap kandang; yang berlaku.
 Jarak terdekat antara kandang dengan bangunan lain bukan
kandang minimal 25 m; 6.2.2.9. Tenaga kerja
 Bangunan-bangunan kandang, kandang isolasi, dan
bangunan lainnya harus ditata supaya aliran air, saluran  Tenaga kerja yang diperkerjakan hendaknya berbadan sehat.
pembuangan limbah, udara dan penghantar lain tidak  Mendapat pelatihan teknis produksi, kesehatan hewan dan
menimbulkan pencemaran penyakit. lain-lainnya.
 Setiap usaha peternakan ayam buras hendaknya
6.2.2.5. Alat dan Mesin Peternakan menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang ketenaga-kerjaan.
Usaha peternakan ayam pedaging hendaknya memiliki sejumlah
peralatan pemeliharaan sesuai dengan kapasitas/jumlah ayam 6.2.3. Proses Produksi
yang dipelihara, mudah digunakan dan dibersihkan serta tidak
mudah berkarat seperti : 6.2.3.1. Pemilihan Bibit
 Induk Buatan (brooder)
 Tempat pakan (feeder) untuk berbagai jenis umur Pemilihan bibit dilakukan pada saat pembelian anak ayam umur
 Tempat Minum (waterer) untuk berbagai jenis umur sehari (DOC). Berat anak ayam ras niaga tipe pedaging harus
 Alat penghapus hama berasal dari pembibitan ayam ras bibit tipe pedaging sesuai
 Alat penerangan dengan standar persyaratan mutu SNI 01.4868.1-1998 sebagai
 Alat pembersih kandang berikut:
 Peralatan kesehatan hewan  Berat kuri/DOC per ekor minimal 37 gram;8
 Timbangan  Kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri tegak
 Alat pencampur bahan baku pakan (mixer) tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan
 Peralatan dalam kandang isolasi tidak boleh digunakan dalam bentuk dan tidak cacat fisik;
kandang lain sebelum disucihamakan.  Warga bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan
kondisi bulu kering dan mengembang;
6.2.2.6. Bibit  Jaminan kematian kuri/DOC maksimal 2%.

Bibit anak ayam ras niaga tipe pedaging harus berasal dari 6.2.3.2. Kandang
pembibitan ayam ras bibit induk tipe pedaging sesuai standar
yang telah ditetapkan dalam SNI 01.4868.1-1998. Persyaratan teknis lokasi kandang pembuatan kandang adalah:
 Bibit ayam pedaging yang dipelihara harus bebas dari  Harus memperhatikan tata letak kandang, drainase dan
penyakit unggas misalnya penyakit misalnya Avian Influenza, sistem pertukaran udara, cukup mendapat sinar matahari,
Newcastle Disease (ND) ,Infectious Laryngotracheitis, Fowl bersih dan kuat.
Cholera, Fowl Pox, Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease,  Memperhatikan sarana transportasi dan dekat dengan
Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M.Gallisepticum), sumber pakan.
Avian Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen head
syndrome, Infectious coryza. Ukuran kandang seperti tabel dibawah ini :
 Usaha peternakan ayam pedaging tidak boleh mengusahakan
kegiatan pembibitan. 6.2.3.3. Peralatan kandang yang harus ada:

6.2.2.7. Pakan  Tempat makan dan minum dibuat dari bahan yang tidak
mudah berkarat seperti bambu, paralon, plastik atau bahan
 Pakan yang digunakan harus cukup dan sehat, serta lainnya, dan sesuai dengan umur ayam, baik ukuran maupun
berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan bentuknya.
dalam SNI 01-3930-1995 dan SNI 01-3931-1995 (dijelaskan  Penempatannya dibuat secara praktis, mudah terjangkau
dalam bab tersendiri), serta berasal dari pabrik pakan atau ternak, mudah dipindahkan, mudah diganti atau ditambah
membuat sendiri. isinya, dan mudah dibersihkan.
Tabel 13. Ukuran Kandang Ayam Broiler

Jumlah Ayam Umur/ Luas Kandang Panjang Lebar


NO
(ekor) Periode (M2) (M) (M)

1 100-500 Starter/Finish 50 10,00 5,00

2 500-1000 Starter/Finish 100 12,50 8,00

3 1000-1500 Starter/Finish 150 18,75 8,00

4 1500-2000 Starter/Finish 200 25,00 8,00

5 2000-2500 Starter/Finish 250 31,25 8,00

6 2500-3000 Starter/Finish 300 37,50 8,00


 Alat pembersih kandang harus lengkap. Alat pembersih dari  Ayam yang menderita penyakit menular atau bangkai ayam
kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lain. dan bahan-bahan yang berasal dari hewan bersangkutan
 Alat pemanas (induk buatan) berfungsi sebagai induk buatan tidak dibawa keluar komplek peternakan melainkan harus
yang memberikan kehangatan kepada anak ayam. Alat segera dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur
pemanas dapat berasal dari lampu minyak ataupun dari dibawah pengawasan Dokter Hewan atau petugas setempat;
sumber panas yang lain, seperti listrik. Pemakaian alat  Melakukan tindakan pencegahan (vaksinasi) terhadap
pemanas biasanya terbatas pada anak ayam umur sehari penyakit–penyakit unggas sesuai dengan peraturan
sampai 1,5 bulan. perundangan yang berlaku dalam bidang kesehatan hewan;
 Alat penerangan (lampu) alat penerangan diperlukan agar  Daging yang berasal dari ayam pedaging yang dipotong
ayam aktif selama pengobatan antibiotika atau hormon tidak boleh
 mencari makan. diperjualkan untuk kosumsi manusia, kecuali apabila ternak
tersebut dipotong setelah 7 hari dari pemberian antibiotika
6.2.3.4. Pakan atau 3 hari dari pemberian hormon yang terakhir;
 Setiap terjadi kasus penyakit terutama yang dianggap/diduga
Pakan yang diberikan harus sesuai jumlah dan mutunya dengan penyakit menular segera dilaporkan kepada Dinas
umur dan periode pertumbuhan ayam. Bahan baku pakan boleh Peternakan setempat;
menggunakan bahan-bahan lokal atau impor.  Sepenuhnya membantu pemerintah dalam usaha
pencegahan dan pemberatasan penyakit hewan menular;
6.2.3.4.1. Pakan Starter  Usaha peternakan ayam pedaging menyediakan fasilitas
desinfeksi untuk staf dan tamu serta kendaraan di pintu
Mutu ransum anak ayam ras pedaging (broiler-stater) harus masuk petenakan;
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam SNI 01-3930-1995  Usaha peternakan ayam pedaging harus memiliki fasilitas
sebagai berikut: karantina bagi ternak-ternak baru/pengganti untuk jangka
 ME 3020 – 3120 kcal/kg waktu 3 minggu. Selama periode karantina, ternak harus
 Kadar air (maksimum) 13,0% dimonitor secara intensif serum untuk keperluan pemeriksaan
 Protein Kasar 23,0% min 21,5% penyakit di laboratorium yang berwenang.
 Lemak Kasar 7,0% min 5%
 Serat kasar (maksimum) 5,0% 6.2.3.6. Penanganan Hasil
 Abu (maksimum) 6,5%
 Calsium (Ca) 0,9 – 1,2%  Pada periode akhir masa pemeliharaan ayam pedaging,
 Phospor (P) 0,6-1,0% ternak dijaga supaya tidak mengalami kecelakaan yang
 Aflaktosin (maksimum) 50 ppb mengakibatkan patah tulang atau luka memar pada kulit.
 L-Lysine (minimum) 1,10%  Tersedia sarana/alat untuk penampungan ayam sementara,
 DL-Methionine (minimum) 0,50%. yang sesuai dengan kapasitas tampungnya dan memenuhi
persyaratan kesehatan ayam tersebut selama dalam
6.2.3.4.2. Pakan Finisher pengangkutan.
 Tersedia alat transportasi yang memenuhi persyaratan untuk
Ransum ayam ras pedaging (broiler – finisher) harus sesuai mengangkut ternak.
dengan ketentuan yang berlaku dalam SNI 01-3931-1995,
sebagai berikut: 6.2.4. Pelestarian Lingkungan
 Kadar air (maksimum) 12,0%
6.2.4.1. Rencana Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
 Protein Kasar 20 -20,5%
 Lemak Kasar 2,0 -7,0%
Setiap usaha peternakan ayam Broiler harus menyusun rencana
 Serat kasar (maksimum) 5,0% cara-cara penanggulangan pencemaran dan kelestarian
 Abu 5,0 – 7,0% lingkungan sebagaimana diatur didalam:
 Calsium (Ca) 0,9 – 1,2%  Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-
 Phospor (P) 0,7- 1,0% ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 Aflaktosin (maksimum) 60 ppb  Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis
 L-Lysine (minimum) 0,90% Mengenai Dampak Lingkungan.
 DL-Methionine (minimum) 0,10%  Peraturan pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
6.2.3.5. Kesehatan Hewan
6.2.4.2. Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan
6.2.3.5.1. Situasi Penyakit Ayam Pedaging
Dalam upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan, diperlukan
Usaha peternakan ayam pedaging harus bebas dari penyakit- perhatian khusus terhadap beberapa hal, sebagai berikut:
penyakit ayam yang berbahaya dan menular seperti: Avian  Mencegah timbulnya erosi serta membantu penghijauan di
Influenza, Newcastle Disease (ND),Infectious Laryngotracheitis, areal peternakan.
Fowl Cholera, Fowl Pox, Fowl Typhoid, Infectious Bursal Disease,  Menghindari timbulnya erosi dan gangguan lain yang berasal
Marek Disease, Avian ycoplasmosis (M.Gallisepticum), Avian dari peternakan yang dapat mengganggu lingkungan berupa
Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen head syndrome, bau busuk, suara bising, serangga, tikus serta pencemaran
Infectious coryza. air sungai/ air tanah (sumur).
 Setiap usaha peternakan ayam pedaging agar membuat unit
6.2.3.5.2. Tindakan Pengamanan Penyakit pengolahan limbah peternakan (padat, cair dan gas) yang
sesuai dengan kapasitas produksi limbah yang dihasilkan.
 Lokasi peternakan tidak mudah dimasuki binatang lain yang  Setiap usaha peternakan ayam pedaging membuat tempat
membawa penyakit. pembuangan kotoran dan penguburan bangkai.
 Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan, penyemprotan
terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama- 6.2.5. Pengawasan
hama lainnya.
 Melakukan pembersihan dan pencucian kandang baik 6.2.5.1. Sistim Pengawasan
terhadap kandang yang habis dikosongkan maupun sebelum
dimasukkan ternak baru kedalamnya.  Usaha peternakan ayam pedaging harus menerapkan system
 Dapat menjaga kebersihan serta sanitasi seluruh komplek pengawasan secara baik pada titik kritis dalam proses
lokasi peternakan sehingga memenuhi syarat hygienis yang produksi untuk memantau kemungkinan adanya penyakit.
dapat dipertanggungjawabkan.  Instansi yang berwenang dalam bidang peternakan
 Di dalam lokasi peternakan tidak terdapat ternak dan unggas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengawasan
lain yang dapat menjadi penghantar penyakit menular. manajemen mutu terpadu yang dilakukan(Pedoman Budidaya
 Mempunyai sistem penghapus hama baik lalu lintas ternak Ayam Pedaging yang Baik/Good Farming Practice)
kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk komplek
peternakan maupun pada pintu-pintu masuk kandang, gudang 6.2.5.2. Sertifikasi
makanan dan lain sebagainya;
 Karyawannya tidak melakukan perbuatan yang dapat  Usaha peternakan ayam pedaging yang produksinya untuk
menimbulkan penularan penyakit dari satu kelompok ternak tujuan ekspor harus dilengkapi dengan sertifikat.
ke kelompok ternak lain.  Sertifikat dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang setelah
 Tidak setiap orang dapat keluar masuk komplek melalui penilaian berdasarkan pada monitoring dan evaluasi.
perkandangan yangmemungkinkan penularan suatu penyakit.
 Ayam bibit induk tersebut harus sehat, tidak cacat, bentuk dan
6.2.5.3. Monitoring dan Evaluasi warna seragam, bulu baik dan berasal dari ayam bibit nenenk
atau Grand Parent Stock (GPS) jenis pedaging yang sehat.
 Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh instansi yang
berwenang di bidang peternakan di kabupaten/ kota. 6.3.2. Standar Khusus
 Evaluasi dilakukan setiap tahun berdasarkan data dan
informasi yang dikumpulkan serta pengecekan/ kunjungan ke  Seekor ayam bibit induk mempunyai kapasitas produksi telur
usaha peternakan ayam pedaging. dari jalur betina sampai dengan 64 minggu minimal 152 butir.
 Produksi telur tetasnya dari jalur betina sampai dengan 64
6.2.5.4. Pencatatan minggu minimal 121 butir.
 Seekor ayam bibit induk menghasilkan kuri ayam niaga atau
Usaha peternakan ayam pedaging hendaknya melakukan final stock: unsexed minimal 100 ekor, unsexed layak jual :
pencatatan (recording) data yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh minimal 75 ekor.
petugas atau instansi terkait. Data yang perlu dicatat  Ayam Niaga yang dihasilkan dapat mencapai Berat badan:
sebagai berikut : Pada umur 6 minggu minimal 1.500 gam dan Pada umur 8
 Data kosumsi pakan. minggu minimal 1.900 gram
 Obat hewan yang digunakan  Kemampuan hidup ; sampai dengan umur 6 minggu minimal
 Jadwal Vaksinasi/pengobatan. 97% , sampai dengan umur 8 minggu minimal 96%
 Data produksi  Konversi pakan berdasarkan berat badan; Pada umur 6
 Data kematian ternak minggu 1,90 , Pada umur 8 minggu 2,10.
 Pengujian laboratorium yang dilaksanakan dan hasilnya.
 Tempat asal ternak yang dibeli/dipelihara. 6.4. Standar Mutu Ayam Niaga atau Final Stock (FS)
 Negara tujuan ekspor produksi daging yangdihasilkan, jika Pedaging.
peternakan melaksanakan ekspor.
 Populasi ternak. 6.4.1. Standar Umum
 Ternak yang masuk dan keluar.
 Data penyakit.  Ayam niaga umur sehari (kuri) harus mempunyai surat
keterangan /jaminan tertulis dari perusahaan ayam bibit induk
6.2.5.5. Pelaporan atau Parent Stock (PS) mengenai warna bulu, warna kulit,
profil tubuh, bentuk kaki, bentuk dan profil kepala, tanda-
 Setiap usaha peternakan ayam pedaging wajib membuat tanda khusus dan kualitasnya sebagai ayam niaga.
laporan tertulis secara berkala (semester dan tahunan)  Ayam niaga tersebut harus sehat , tidak cacat, bentuk dan
kepada instansi yang berwenang. warna seragam, bulu baik dan berasal dari ayam bibit induk
 Setiap usaha peternakan ayam pedaging wajib membuat atau Parent Stock (PS) pedaging yang sehat.
laporan baik teknis maupun administrasi secara berkala
(semester dan tahunan) untuk keperluan pengawasan intern,
sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat
mengadakan perbaikan/perubahan berdasarkan laporan yang
ada. 6.4.2. Standar Khusus
 Ayam niaga tersebut mampu mencapai berat badan pada
6.2.6. Penutup umur 6 minggu minimal 2300-2400 gr dan pada umur 8
minggu minimal 3000 gram.
Pedoman ini bersifat dinamis dan akan disesuaikan kembali  Ayam niaga tersebut mempunyai kemampuan hidup samapai
apabila terjadi perubahan sesuai dengan perkembangan IPTEK dengan umur 6 minggu minimal 97% dan sampai dengan
dan kebutuhan masyarakat. umur 8 minggu minimal 96%.
 Konversi pakan berdasarkan berat badan dari ayam niaga
6.3. Standar Mutu Bibit Ayam Ras Pedaging tersebut pada umur 6 minggu 1,90 dan pada umur 8 minggu
2,10.
Standar mutu ayam bibit induk atau Parent Stock (PS) pedaging
lokal.

6.3.1. Standar umum

 Ayam bibit induk umur sehari (kuri) harus mempunyai Surat


Keterangan /jaminan tertulis dari Perusahaan ayam bibit
nenek atau Grand Parent Stock (GPS) mengenai bulu, warna
kulit, profil tubuh, bentuk kaki, bentuk dan profil kepala,
tandatanda khusus dan kualitasnya sebagai ayam bibit.
Lembar Aplikasi Konsep.

 Amati dan kumpulkan informasi jenis-jenis ayam yang ada a. Protein


disekitar sekolah (Kabupaten) b. Enerji
 Akhir-akhir ini terdapat wabah flu burung, carilah informasi c. Mineral
apa penyebab penyakit tersebut
 Carilah informasi bahan pakan unggas yang terdapat disekitar 4. Ayam kadang-kadang mematuk ayam lainnya sampai luka, dan
sekolah. bedarah. Perilaku tersebut termasuk sifat :
a. Kanibal
Lembar Pemecahan Masalah b. Mengeram
c. Mengais
Harga pakan jadi relatif mahal. Diskusikan dengan teman-teman
bagaimana cara agar biaya pakan bisa diturunkan. 5. Penyakit tetelo (NCD) disebabkan oleh :
a. Virus
Lembar Pengayaan b. Bakteri
c. Protozoa
1. Strain ayam ISA brown merupakan jenis ayam:
a. Petelur
b. Pedaging
c. Dwiguna (petelur dan pedaging)

2. Rata-rata berat ayam broiler umur 30 hari:


a. 1,5 kg
b. 2 kg
c, 1,2 kg

3. Tepung ikan merupakan bahan pakan sebagai sumber:


a. Protein
b. Enerji
c. Mineral

4. Ayam kadang-kadang mematuk ayam lainnya sampai luka, dan bedarah. Perilaku tersebut termasuk sifat :
a. Kanibal
b. Mengeram
c. Mengais

5. Penyakit tetelo (NCD) disebabkan oleh :


a. Virus
b. Bakteri
c. Protozoa

Anda mungkin juga menyukai