Proses keperawatan adalah susunan metode pemecahan masalah yang meliputi pengkajian, analisa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Keperawatan Kritis harus menggunakan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
1. Data akan dikumpulkan secara terus menerus pada semua pasien yang sakit kritis dimanapun
tempatnya
2. Identifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas harus didasarkan pada data yang dikumpulkan
Dari American Association of Critical Care Nurses: Standards for nursing care of the criticaly ill, ed 2, San
Mateo, Calif, 1989, Appleton & Lange, hlm. 6-13.
Asuhan Keperawatan Intensif adalah kegiatan praktek keperawatan intensif yang diberikan pada
pasien/keluarga. Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang merupakan metode ilmiah dan panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
guna mengatasi masalah pasien. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi pengkajian,
masalah/diagnose keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi (Depkes RI, 2006).
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal proses keperawatan yang mengharuskan perawat menemukan
data kesehatan klien secara tepat. Pengkajian awal di dalam keperawatan intensif sama dengan
pengkajian umumnya yaitu dengan pendekatan system yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual, namun ketika klien yang dirawat telah menggunakan alat bantu mekanik seperti alat bantu
napas, hemodialisa, pengkajian juga diarahkan ke hal-hal yang lebih khusus yakni terkait dengan terapi
dan dampak dari penggunaan alat-alat tersebut.
Setelah data dikumpulkan, data dianalisa. Dari pengkajian data dasar, masalah yang aktual, potensial
dan beresiko tinggi diidentifikasi dan diuraikan menurut prioritas sesuai dengan kebutuhan keperawatan
pasien kritis. Hal ini mungkin merupakan masalah yang kompleks disebabkan oleh beratnya kondisi
pasien. Prioritas paling tinggi diberikan pada masalah yang mengancam kehidupan, lalu dapat
dilanjutkan dengan mengidentifikasi alternative diagnose untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan,
dan diagnose untuk mencegah komplikasi.
Perencanaan
Pembuatan tujuan, identifikasi dari tindakan keperawatan yang tepat dan pernyataan atas hasil yang
diharapkan merumuskan rencana keperawatan. Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila
diagnose telah diprioritaskan. Perencanaan tindakan mencakup 4 unsur kegiatan yaitu
observasi/monitoring, terapi keperawatan, pendidikan dan tindakan kolaboratif. Pertimbangan lain
adalah kemampuan untuk melaksanakan rencana dilihat dari ketrampilan perawat, fasilitas, kebijakan,
dan standar operasional prosedur. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk membuat efisiensi sumber-
sumber, mengukur kemampuan dan mengoptimalkan penyelesaian masalah (Depkes RI, 2006).
Implementasi
Perencanaan dimasukkan dalam tindakan selama fase implementasi. Ini merupakan fase kerja aktual
dari proses keperawatan.
Evaluasi
Suatu perbandingan antara hasil aktual pasien dan hasil yang diharapkan terjadi dalam fase evaluasi.
Pada bagian ini menunjukkan pentingnya modifikasi dalam rencana keperawatan atau pengkajian ulang
total dapa diidentifikasi.
Masalah Keperawatan yang biasanya muncul dan intervensi yang diberikan di ruang perawatan kritis
atau ICU adalah (Doengoes, 2002):
Observasi keabu-abuan menyeluruh dan sianosis pada “ jaringan hangat” seperti daun telinga, bibir,
lidah, dan membrane lidah
Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mempertahankan jalan nafas, misalnya: batuk atau suction.
Pertahankan kepatenan jalan nafas (posisi kepala dan leher netral anatomis, cegah fleksi leher)
Catat perubahan dalam penglihatan, seperti adanya kebutaan, kebutuhan lapang pandang / kedalaman
persepsi
Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi, sperti fungsi bicara jika klien sadar.
Berikan posisi kepala ditinggikan sedikit dengan posisi netral (hanya tempat tidurnya saja yang
ditinggikan)
Perhatikan pergerakan dada pasien, amati kesimetrisan, penggunaan otot bantu, serta retraksi otot
supraklavikular dan intercostals.
Bersihkan luka bila ada luka dengan teknik steril dan bersihakan min. 2 kali sehari
Dorong keseimbanagn istirahat adekuat dengan aktivitas sedang. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat
Selidiki perubahan tiba-tiba/penyimpangan kondisi, seperti peningkatan nyeri dada, bunyi jantung
ekstra, gangguan sensori, berulangnya demam, perubahan karakteristik pus.
Observasi khususnya terhadap kehilanagn cairan yang tinggi elektrolit (misalnya diare, drainase luka,
pengisapan nasogastrik dll)
Pantau perdarahan