Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika masa pemerintahan Raja Jayabaya. Daerah
kekuasaannya semakin meluas yang berawal dari Jawa Tengah meluas hingga hampir ke
seluruh daerah Pulau Jawa. Selain itu, pengaruh Kerajaan Kediri juga sampai masuk ke Pulau
Sumatera yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Kejayaan pada saat itu semakin kuat ketika
terdapat catatan dari kronik Cina yang bernama Chou Ku-fei pada tahun 1178 M berisi
tentang Negeri paling kaya di masa kerajaan Kediri pimpinan Raja Sri Jayabaya. Bukan
hanya daerah kekuasaannya saja yang besar, melainkan seni sastra yang ada di Kediri cukup
mendapat perhatian. Dengan demikian, Kerajaan Kediri semakin disegani pada masa itu.
Kerajaan Kediri runtuh pada masa pemerintahaan Raja Kertajaya, dimana terjadi
pertentangan antara raja dengan Kaum Brahmana. Raja Kertajaya dianggap melanggar agama
dengan memaksakan mereka menyembah kepadanya sebagai dewa. Kaum Brahmana
meminta pertolongan kepada Ken Arok, pemimpin daerah Tumapel yang ingin memisahkan
diri dari Kediri. Kemudian terjadilah perang antara rakyat Tumapel yang dipimpin Ken Arok
dengan Kerajaan Kediri. Akhirnya pada tahun 1222 Masehi, Ken Arok berhasil mengalahkan
Kertajaya dan Kerajaan Kediri menjadi wilayah bawahan Tumapel atau Singhasari.
Namun, kerajaan Kediri tidak berdiri lama, Raden Wijaya (menantu Raja Kertanegara)
berhasil meruntuhkan kembali Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Jayakatwang. Setelah itu,
tidak ada lagi Kerajaan Kediri. Demikian lengkap sudah pembahasan terkait Sejarah Kerajaan
Kediri, semoga bermanfaat.
Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri Kerajaan Hindu yang berada di
daerah Jawa Timur, berdiri antara tahun 1042 sampai dengan tahun 1222. Dalam sejarah
disebutkan pusat Kerajaan Kediri berada di Kota Daha, yaitu sebuah kota yang letaknya
berada di sekitar Kota Kediri sekarang.
Kerajaan Kediri adalah penerus dari Kerajaan Kahuripan dan pernah mencapai masa
kejayaan di saat kerajaan dipimpin oleh Airlangga. Oleh karena itu, para penguasa Kerajaan
Kediri selanjutnya adalah penerus dari Dinasti Isyana di Jawa. Pada tahun 1045, Airlangga
membagi Kerajaan Kahuripan menjadi dua. Airlangga membagi wilayah kerajaannya
dikarenakan oleh perselisihan kedua putranya, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan,
mereka bersaing memperebutkan takhta kerajaan.
Dibagian barat Kerajaan diserahkan kepada Sri Samarawijaya yang mendapat gelar Sri
Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa. Kerajaannya diberi nama
Panjalu, dan pusat kerajaan di kota baru yang bernama Daha. Sedangkan Mapanji Garasakan
mendapatkan kerajaan disebelah timur. Kemudian kerajaannya bernama Janggala dan
mempunyai pusat kerajaan di kota lama, yang bernama Kahuripan. Kemudian, Airlangga
mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan memilih hidup sebagai pertapa. Empat tahun
kemudian, Airlangga meninggal.
Kerajaan Panjalu kemudian lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Pada awal
beridirinya, nama Panjalu atau Pangjalu lebih sering digunakan daripada nama Kadiri atau
Kediri. Sebutan nama Panjalu dapat kita dijumpai di prasasti-prasasti yang dibuat oleh raja-
raja Kerajaan Kediri. Dalam kronik Cina yang berjudul Ling Wai Tai Ta (1178), nama
Panjalu bahkan muncul dengan sebutan Pu-chia-lung.
1. Rakyat Kediri pada umumnya memiliki tempat tinggal yang baik, bersih, dan rapi.
2. Hukuman yang dilaksanakan ada dua macam, yakni hukuman denda (berupa emas) dan
hukuman mati (khususnya bagi pencuri dan perampok).