Anda di halaman 1dari 10

PERANAN PASAK PADA POROS

DI SUSUN OLEH :

NAMA : GHAZI KHARRAZI

NIM : 18142009

MK : ELEMEN MESIN 1

JURUSAN : MESIN
BAB 1. POROS DAN PASAK

 Poros merupakan bagian terpenting dari setiap mesin, hamper semua


mesin menggunaknantenaga bersama-sama dengan putaran.Peran utama
dalam transmisi dipegang oleh poros.
1.1 Macam-macam Poros
(1) Poros Trasmisi

Poros ini mendapat benda puntir murni atau puntir lentur. Daya
ditansmisikan melalu kopling,roda gigi,puli sabuk.

(2) Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek,sepereti poros utama mesin perkakas.
Beban utama berapa puntiran disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi
deformasi harus kecil dan bentuk serta ukuran harus teliti.
(3) Gandar
Poros yang dipasang diroda kereta,tidak mendapat benda puntir, terkadang
tidak boleh berputar. Kecuali jika digerakkan oleh penggerak akan mengalami
beban puntir.

1.2 Hal-hal penting dalam perencanaan poros.


1. Kekuatan poros
Poros yang mendapat beban tarik atau tekanan seperti poros baling-baling
kapal. Tumbukan atau pengaruh tegangan poros diperkecil,sebuah poros harus
direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban.
2. Kekakuan poros.
Sebuah poros mempunyai kekuatan tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirannya terlalu besar maka mengakibatkan tidak teliti. Karena itu
kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin yang
akan dilayani poros.
3. Putaran kritis
Bila suatu putaran mesin dinaikan maka pada suatu harga putaran akan
terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut dengan putaran
kritis. Hal ini terjadi pada turbin,motor torak,motor listrik, dan mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian yang lain. Poros harus direncanakan
sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (trrmasuk plastik) harus dipilih untuk poros
propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosi. Demikian
pula untuk poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang sering berhenti
lama, sampai batasan tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin biasanya terbuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan didefinisi,baja karbon kontruksi mesin (bahan S-C) yang dihasilkan dari
ingot yang di-“kill” (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon dan
dicor; kadar karbon terjamin).
Tetapi penarikan dingin membuat pporos menjadi keras dan kekuatannya
bertambah besar. Dalam hal ini harus diingat bahwa untuk poros yang
diameternya lebih besar dari 25mm,harga-harga tersebut akan lebih rendah
karena adanya pengaruh masa.
Poros yangh dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan
terhadap keausan,beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom
nikel molibden,baja khroin. Sekalipun demikian pemakaian baja paduan
khusus tidak selalu dianjurkanjika alasannya karena putaran tinggi dan beban
berat. Demikian perlu dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi
perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan.
 Pada umumnya baja diklasifikasikan atas baja lunak, baja liat, baja agak
keras, dan baja keras. Diantaranya baja liat dan baja agak keras banyak
dipilih untuk poros. Baja luank yang terdapat dipasaran umumnya agak
kurang homogeny ditengah, sehingga tidak dianjurgak untuk digunakan
sebagai poros penting. Baja agak keras pada umumnya berupa baja yang dikil
seperti yang telah disebutkan diatas. Baja seperti ini jika diberi panas secara
tepat dapat menjadi bahan poros yang sangat baik.
1.3 Poros Dengan Beban Puntir
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban
lain kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil dari pada
yang dibayangkan. Meskipun demikian jika diperkirakan akan terjadi
pembebanan berupa lenturan, tarikan, atau tekanan.

Untuk harga 18% faktor keamanan diambil sebesar 1/0,8=5,6.Harga 5,6


diambil untuk bahan sf dengan kekuatan dijamin,dan 6,0 untuk bahan S-C dengan
pengaruh masa,dan baja paduan.Faktor ini dinyatakan dengan sf1.
Untuk memasukkan pengaruh –pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor
yang dinyatakan sebagai sf2 dengan harga sebesar 1,3-3,0.Ԏ
Dari hal-hal diatas maka besarnya Ԏα dapat dihitung dengan.
Ԏα = σB /(sf1 x sf2)
Faktor koreksi yang dianjurkan oleh ASME juga dipakai.Faktor ini dinyatakan
dengan K1 dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakan secara halus 1-0, - 1,5 jika terjadi
sedikit kejutan atau tumbukan ,dan 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan
atau tumbukan besar.Jika memang diperkirakan akan terjadi pemakanan dengan
beban lentur maka dapat dipertimbangkan pemakanan faktor Cb yang harganya antara
1,2 sampai 2,3 (jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb
diambil =1,0 )
Dari persamaan (1,4) diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros d3
(mm) sebagai.

5,1
d3 = [ K C T
Ԏα t b ]
1/
3

Lakukan koreksi pada sf2 yang ditaksir sebelumnya untuk kosentrasi tegangan
dengan mengambil Ԏα.sf2 /(α atau β) sebagai tegangan yang diizinkan .Bandingkan
harga ini dengan Ԏ .Cb . Kt dari tegangan geser Ԏ yang dihitung atas dasr poros tanpa
alur pasak ,faktor lenturan Cb ,dan faktor koreksi tumbukan Kt.
1.4 Poros Dengan Beban Lentur Murni
Dari bahan yang dipilih dapat ditentukan tegangan lentur yang di izinkan σα
(kg/mm2). Momen tahanan lentur dari poros dengan diameter d3 (mm) adalah z =
(π/32) d33 (mm3) sehingga diameter d3 yang diperlukan dapat diperoleh dari
M1 M1 10,2 M 1❑
= =
σ≥ z π d 33
32 ( )
d 33

10,2 M 1❑
d3= [ σα ]
Rumus rumus dari JIS E4501 diberikan dibawah ini ,sedangkan arti dari
lambangnya dapat dilihat didalam diagram aliran
M1 = (j – g) w/4
M2 = αv . M1
P = αI .w
Q0 = P (h/j)
R0 = p (h +r )/9

M2 =pr + Q0 (α + I) – R0 [ ( α + I ) −( j−g)/2 ]

Harga tegangan yang diizinkan σwb (kg/mm2) dari suatu dudukan roda
terhadap kelelahan diberikan dalam tabel.

Kecepatan kerja max. (km/jam) αv αt

120 atau kurang 0,4 0,3


120 -160 0,5 0,4
160 – 190 0,6 0,4
190 – 210 0,7 0,5

Tabel 1.11 Tegangan yang diperbolehkan pada bahan gandar

Bahan gandar Tegangan yang diperbolehkan


σwb (kg/mm2)
Kelas 1 10,0
Kelas 2 10,5
Kelas 3 11,0
Kelas 4 15,0

Dari hal-hal diatas disimpulkan bahwa


d3 ≥ ¿1/3
Setelah d3 ditentukan maka tegangan lentur σb (kg/mm2) yang terjadi pada
dudukan roda dapat dihitung. Selanjutnya jika σwb/ σb sama dengan 1 atau lebih ,maka
10,2m( M 1+ M 2+ M 3)
σ b=
d 33❑

σ wb
n= ≥1
σb

Poros dengan beban punter dan lentur

Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk,roda gigi dan rantai. Sehingga
poros mengalami beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan poros akan
terjadi tegangan geser τ (T / z p ) karena momen puntir T dan tegangan σ (M /z ) karena
momen lentur.

Untuk bahan yang liat seperti pada poros,dapat dipakai teori tegangan geser
maksimum.

σ 2+ 4 τ 2
τ maksimum=
√ 2

Pada poros yang pejal penampang bulat σ =32 M / π d 3s dan τ=16 T /πd 3s
sehingga.

τ maksimum=(5,1/d 3s ) √ M 2 +T 2

Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban berulang. Jika
poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar maka kejutan berat
akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar.

τ maksimum=(5,1/d 3s ) √¿ ¿

Ket: Km = (untuk momen lentur yang dihitung)


KT = (untuk momen puntir)

Besarnya τ maksimum yang dihasilkan harus lebih kecil dari tegangan geser yang
diisinkan τ a harga-harga KT telahh diberikan pada pasal 1.3

ds ≥ ¿

Kte: ds = diameter poros (mm)

θ=defleksi putaran(° )

I = panjang poros (mm)

T = momen puntir (kg∙mm)

G = modulus geser (kg/mm2)

Tl
θ=584
G d 4s

Dalam hal baja G=8,3× 103 (kg /mm2) perhitunganθ menurut rumus diatas
dilakukan untuk memeriksa apakah harga yang diperbolehkan untuk pemakaian
yang bersangkutan. Bila θ dibatasi sampai 0,250 untuk setiap meter panjang poros,
maka dapat dieroleh persamaan.

ds≥ 4,1 √4 T

Kekakuan poros terhadap lenturan juga perlu diperiksa.bila suatu poros baja
ditumpu oleh bantalan yang tipis,maka lenturan poros y (mm) dapat ditentukan dengan
rumus berikut.

FI 21 I 22
-4
y=3,23x10
d 4s I

Di mana ds= diameter poros (mm), I =jarak antar bantalan penumpu (mm),
F=beban (kg),I1 dan I2= jarak dari bantalan yang bersangkutan dari titik pembebanan
(mm). F yang terdapat pada rumus diatas mencakup gaya-gaya luar seperti gaya dari
roda gigi,tegangan dari sabuk dan berat puli beserta sabuk,berat poros sendiri,dll.

Bila suatu poros panjang ditumpu secara kaku dengan bantalan atau dengan cara

FI 31 I 32
-4
lain,maka lenturannya dapat dinyatakan dengan rumus berikut. y=3,23x10 4 3
ds I

Untuk poros putaran tinggi,putaran kritis sangat penting untuk


diperhitungkan.pada mesin-mesin yang dibuat secara baik,putaran kerja di dekat atau di
atas putaran kritis tidak berbahaya.Tetapi,demi keamanan,dapat diambil pedoman secara
umum bahwa putaran kerja poros maksimum tidak boleh melebihi 80(%) putaran
kritisnya.

d 2s I
Rumus putaran kritis pada poros Nc=52700

I1I2 W

Dalam rumus diatas gaya yang diperhitungkan hanyalah gaya berat dari masa
berputar yang membebani poros saja.

Jika bantalan cukup panjang dan poros ditumpu secara kaku,mka putaran
kritisnya adalah

d 2s I
Nc=52700

I1 I2 W I1 I2

Bila terdapat beberapa benda berputar pada satu poros,maka dihitung lebih
dahulu putaran-putaran kritis Nc1,Nc2,Nc3,........,dari masing –masing benda tersebut yang
seolah-olah berada sendiri pada poros.maka putaran kritis keseluruhan dari sistim Nc0
adalah.

1 1 1 1
2
= 2 + 2 + 2 +…
N c 0 N c 1 N c 2 N c3

Harga Nc0 dari rumus ini kemudian dibandingkan dengan putaran maksimum
sesungguhnya yang akan dialami poros.
3.Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir dan
lentur

MACAM – MACAM PASAK

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian –
bagian mesin seperti roda gig, kopling, poros dll. fungsi yang serupa juga di lakukan
oleh splain dan gerigi yang memiliki gigi luar dari poros dan gigi dalam dengan
jumlah gigi yang sama pada naf dan saling berkaitan. menurut letaknya pada poros,
pasak dapat du bedakan antara pasak pelana, pasak rata, pasak benam dan pasak
singgung yang umumnya berpenampang segiempat. dalam arah memanjang, dapat
berbentuk prismatis/tirus. selain itu ada juga pasak tembereng dan pasak jarum.

HAL – HAL PENTING DAN TATA CARA PERENCANAAN PASAK

pasak benam mempunyai bentuk segiempat dimana terdapat bentuk prismatis


dan tirus yang kadang-kadang diberi kepala supaya mudah dalam pembuatannya.
kemiringan pada pasak umumnya sebesar 1/100, dan pengerjaannya harus hati-hati
agar naf tidak menjadi eksentrik. pada pasak yang rata, sisinya harus pas dengan alur
pasak agar pasak tidak goyah dan rusak. untuk bahan pembuatan pasak, biasanya
dipilih bahan yang memiliki kekuatan tarik lebih dari 60 Kg/mm 2, lebih kuat dari
porosnya.

- jika momen rencana poros adalah T (Kg . mm) dan diameter poros adalah d s (mm), maka gaya
tangensial F (Kg) pada permukaan poros adalah
T
F=
(d ¿¿ s/2)¿
- gaya geser yang bekerja pada penampang mendatar b x l (mm 2) oleh gaya F (Kg). dengan
demikian tegangan geser τ k yang ditimbulkan adalah :
F
τ k=
b xl
- dari tegangan geser yang diizinkan τ ka (Kg/mm2) panjang pasak l1 (mm) yang diperlukan dapat
diperoleh
F
τ k≥
b x l1

harga τ ka adalah harga yang diperoleh dengan membagi kekuatan tarik σ b dengan
faktor keamanan Sfk1 x Sfk2. Sfk1 umumnya diambil 6, dan Sfk2 antara 1-1,5. jika beban
dikenakan secara perlahan, 1,5 – 3 jika beban dikenanakan dengan tumbukan ringan,
dan 2 – 5 jika beban dikenakan secara tiba-tiba dengan tumbukan berat.

Gaya keliling (F) dikenakan pada permukaan samping pasak, kedalaman alur pasak
pada poros dinyatakan dengan t1, dan kedalaman alur pasak pada poros dinyatakan
dengan t2. Jika pengurangan luas permukaan oleh pembuatan sudut pasak diabaikan,
maka tekanan permukaan P (kg/mm2) adalah :

F
P=
l x t 1 atau t 2

dari harga tekanan permukaan yang diizinkan Pa (Kg), panjang pasak yang diperlukan
dapat dihitung dari

F
Pa ≥
l x t 1 atau t 2

Harga Pa adalah sebesar 8 Kg/mm2 untuk poros dengan diameter kecil, 10 Kg/mm 2
untuk poros dengan diameter besar, dan dan setengah dari harga-harga diatas untuk
poros berputaran tinggi. perlu diperhatikan bahwa lebar pasak sebaiknya antara 25 –
35% dari diameter poros, dan panjang pasak jangan terlalu panjang dibandingkan
dengan diameter poros antara 0,75 –n1,5 ds.

DIAGRAM ALIRAN UNTUK MERENCANAKAN PASAK DAN ALUR


PASAK

Anda mungkin juga menyukai