Poros Dan Pasak
Poros Dan Pasak
DI SUSUN OLEH :
NIM : 18142009
MK : ELEMEN MESIN 1
JURUSAN : MESIN
BAB 1. POROS DAN PASAK
Poros ini mendapat benda puntir murni atau puntir lentur. Daya
ditansmisikan melalu kopling,roda gigi,puli sabuk.
(2) Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek,sepereti poros utama mesin perkakas.
Beban utama berapa puntiran disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi
deformasi harus kecil dan bentuk serta ukuran harus teliti.
(3) Gandar
Poros yang dipasang diroda kereta,tidak mendapat benda puntir, terkadang
tidak boleh berputar. Kecuali jika digerakkan oleh penggerak akan mengalami
beban puntir.
5,1
d3 = [ K C T
Ԏα t b ]
1/
3
Lakukan koreksi pada sf2 yang ditaksir sebelumnya untuk kosentrasi tegangan
dengan mengambil Ԏα.sf2 /(α atau β) sebagai tegangan yang diizinkan .Bandingkan
harga ini dengan Ԏ .Cb . Kt dari tegangan geser Ԏ yang dihitung atas dasr poros tanpa
alur pasak ,faktor lenturan Cb ,dan faktor koreksi tumbukan Kt.
1.4 Poros Dengan Beban Lentur Murni
Dari bahan yang dipilih dapat ditentukan tegangan lentur yang di izinkan σα
(kg/mm2). Momen tahanan lentur dari poros dengan diameter d3 (mm) adalah z =
(π/32) d33 (mm3) sehingga diameter d3 yang diperlukan dapat diperoleh dari
M1 M1 10,2 M 1❑
= =
σ≥ z π d 33
32 ( )
d 33
10,2 M 1❑
d3= [ σα ]
Rumus rumus dari JIS E4501 diberikan dibawah ini ,sedangkan arti dari
lambangnya dapat dilihat didalam diagram aliran
M1 = (j – g) w/4
M2 = αv . M1
P = αI .w
Q0 = P (h/j)
R0 = p (h +r )/9
M2 =pr + Q0 (α + I) – R0 [ ( α + I ) −( j−g)/2 ]
Harga tegangan yang diizinkan σwb (kg/mm2) dari suatu dudukan roda
terhadap kelelahan diberikan dalam tabel.
σ wb
n= ≥1
σb
Poros pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk,roda gigi dan rantai. Sehingga
poros mengalami beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan poros akan
terjadi tegangan geser τ (T / z p ) karena momen puntir T dan tegangan σ (M /z ) karena
momen lentur.
Untuk bahan yang liat seperti pada poros,dapat dipakai teori tegangan geser
maksimum.
σ 2+ 4 τ 2
τ maksimum=
√ 2
Pada poros yang pejal penampang bulat σ =32 M / π d 3s dan τ=16 T /πd 3s
sehingga.
τ maksimum=(5,1/d 3s ) √ M 2 +T 2
Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban berulang. Jika
poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar maka kejutan berat
akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar.
τ maksimum=(5,1/d 3s ) √¿ ¿
Besarnya τ maksimum yang dihasilkan harus lebih kecil dari tegangan geser yang
diisinkan τ a harga-harga KT telahh diberikan pada pasal 1.3
ds ≥ ¿
θ=defleksi putaran(° )
Tl
θ=584
G d 4s
Dalam hal baja G=8,3× 103 (kg /mm2) perhitunganθ menurut rumus diatas
dilakukan untuk memeriksa apakah harga yang diperbolehkan untuk pemakaian
yang bersangkutan. Bila θ dibatasi sampai 0,250 untuk setiap meter panjang poros,
maka dapat dieroleh persamaan.
ds≥ 4,1 √4 T
Kekakuan poros terhadap lenturan juga perlu diperiksa.bila suatu poros baja
ditumpu oleh bantalan yang tipis,maka lenturan poros y (mm) dapat ditentukan dengan
rumus berikut.
FI 21 I 22
-4
y=3,23x10
d 4s I
Di mana ds= diameter poros (mm), I =jarak antar bantalan penumpu (mm),
F=beban (kg),I1 dan I2= jarak dari bantalan yang bersangkutan dari titik pembebanan
(mm). F yang terdapat pada rumus diatas mencakup gaya-gaya luar seperti gaya dari
roda gigi,tegangan dari sabuk dan berat puli beserta sabuk,berat poros sendiri,dll.
Bila suatu poros panjang ditumpu secara kaku dengan bantalan atau dengan cara
FI 31 I 32
-4
lain,maka lenturannya dapat dinyatakan dengan rumus berikut. y=3,23x10 4 3
ds I
d 2s I
Rumus putaran kritis pada poros Nc=52700
√
I1I2 W
Dalam rumus diatas gaya yang diperhitungkan hanyalah gaya berat dari masa
berputar yang membebani poros saja.
Jika bantalan cukup panjang dan poros ditumpu secara kaku,mka putaran
kritisnya adalah
d 2s I
Nc=52700
√
I1 I2 W I1 I2
Bila terdapat beberapa benda berputar pada satu poros,maka dihitung lebih
dahulu putaran-putaran kritis Nc1,Nc2,Nc3,........,dari masing –masing benda tersebut yang
seolah-olah berada sendiri pada poros.maka putaran kritis keseluruhan dari sistim Nc0
adalah.
1 1 1 1
2
= 2 + 2 + 2 +…
N c 0 N c 1 N c 2 N c3
Harga Nc0 dari rumus ini kemudian dibandingkan dengan putaran maksimum
sesungguhnya yang akan dialami poros.
3.Diagram aliran untuk merencanakan poros dengan beban puntir dan
lentur
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian –
bagian mesin seperti roda gig, kopling, poros dll. fungsi yang serupa juga di lakukan
oleh splain dan gerigi yang memiliki gigi luar dari poros dan gigi dalam dengan
jumlah gigi yang sama pada naf dan saling berkaitan. menurut letaknya pada poros,
pasak dapat du bedakan antara pasak pelana, pasak rata, pasak benam dan pasak
singgung yang umumnya berpenampang segiempat. dalam arah memanjang, dapat
berbentuk prismatis/tirus. selain itu ada juga pasak tembereng dan pasak jarum.
- jika momen rencana poros adalah T (Kg . mm) dan diameter poros adalah d s (mm), maka gaya
tangensial F (Kg) pada permukaan poros adalah
T
F=
(d ¿¿ s/2)¿
- gaya geser yang bekerja pada penampang mendatar b x l (mm 2) oleh gaya F (Kg). dengan
demikian tegangan geser τ k yang ditimbulkan adalah :
F
τ k=
b xl
- dari tegangan geser yang diizinkan τ ka (Kg/mm2) panjang pasak l1 (mm) yang diperlukan dapat
diperoleh
F
τ k≥
b x l1
harga τ ka adalah harga yang diperoleh dengan membagi kekuatan tarik σ b dengan
faktor keamanan Sfk1 x Sfk2. Sfk1 umumnya diambil 6, dan Sfk2 antara 1-1,5. jika beban
dikenakan secara perlahan, 1,5 – 3 jika beban dikenanakan dengan tumbukan ringan,
dan 2 – 5 jika beban dikenakan secara tiba-tiba dengan tumbukan berat.
Gaya keliling (F) dikenakan pada permukaan samping pasak, kedalaman alur pasak
pada poros dinyatakan dengan t1, dan kedalaman alur pasak pada poros dinyatakan
dengan t2. Jika pengurangan luas permukaan oleh pembuatan sudut pasak diabaikan,
maka tekanan permukaan P (kg/mm2) adalah :
F
P=
l x t 1 atau t 2
dari harga tekanan permukaan yang diizinkan Pa (Kg), panjang pasak yang diperlukan
dapat dihitung dari
F
Pa ≥
l x t 1 atau t 2
Harga Pa adalah sebesar 8 Kg/mm2 untuk poros dengan diameter kecil, 10 Kg/mm 2
untuk poros dengan diameter besar, dan dan setengah dari harga-harga diatas untuk
poros berputaran tinggi. perlu diperhatikan bahwa lebar pasak sebaiknya antara 25 –
35% dari diameter poros, dan panjang pasak jangan terlalu panjang dibandingkan
dengan diameter poros antara 0,75 –n1,5 ds.