Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan industri, khususnya dalam industri pertanian, penggunaan mesin
tentu tidak dapat dipisahkan dalam pembuatan produk industri tersebut. Baik dalam industri
besar maupun industri kecil, ada sedikitnya alat atau mesin yang digunakan untuk pengoprasian
secara otomatis. Selain itu juga, penggunaannya dimanfaatkan untuk mengejar hasil yang lebih
efisien dan efektif dengan mempertimbangkan kualitas dan kuantitas produknya, serta
keuntungan yang tinggi.

Dalam mengoprasikan mesin untuk menghasilkan produk industri pastilah


membutuhkan sumber tenaga atau motor pembangkit tenaga untuk dapat menjalankan mesin
yang akan digunakan. Motor pembangkit tenaga yang digunakan biasanya berupa motor bakar
atau motor listrik. Kombinasi antara penggunaan mesin dengan sumber daya manusia yang
bagus, tentu akan menghasilkan produk dengan kualitas handal dan berlangsung secara kontinyu.
Dalam penggunaannya, mesin harus dipilih secara tepat sesuai dengan kebutuhan dalam operasi,
baik dari segi fungsi, maupun kapasitasnya.

Umumnya jenis peralatan industri pertanian tidak banyak berbeda dengan peralatan
industri manufaktur. Perbedaan mendasar terletak pada penanganan bahan sebab komoditas
pertanian memiliki karakter mudah rusak dan kamba sehingga diperlukan teknik khusus agar
tidak mengalami kerusakan atau cacat selama proses produksi.

B. Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :


a. Untuk mengetahui gambaran dan prinsip kerja Motor Bakar
b. Untuk mendapatkan uraian secara detail tentang cara kerja Motor Bakar Bensin maupun
Motor Bakar Diesel.
c. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Utilitas
BAB II

MOTOR BAKAR

A. Pengertian Umum Motor Bakar

Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai dengan
memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik. Mesin yang
bekerja dengan cara seperti ini disebut motor pembakaran dalam (Internal Combustion
Engine). Adapun mesin kalor yang cara memperoleh energi dengan proses pembakaran di luar
disebut motor pembakaran luar (External Combustion Engine).
Motor pembakaran dalam adalah mesin yang memanfaatkan fluida kerja/gas panas hasil
pembakaran, di mana antara medium yang memanfaatkan fluida kerja dengan fluida kerjanya
tidak dipisahkan oleh dinding pemisah.

B. Klasifikasi Motor Bakar

Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam. Adapun pengklasifikasian


motor bakar adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Sistem Pembakarannya

1. Mesin bakar dalam (Internal Combustion Engine).

Pada mesin pembakaran dalam fluida kerja yang dihasilkan pada mesin itu sendiri,
sehingga gas hasil pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida.
Contoh: motor bakar torak.

2. Mesin bakar luar (External Combustion Engine)

Pada mesin pembakaran luar fluida kerja yang dihasilkan terdapat di luar mesin
tersebut. Energi thermal dan gas hasil pembakaran dipindahkan ke dalam mesin
melalui beberapa dinding pemisah

b. Berdasarkan Sistem Penyalaan

1. Motor Bensin

Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut dilengkapi
dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga api listrik yang
membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor ini cenderung disebut spark
ignition engine. Pembakaran bahan bakar dengan udara ini menghasilkan daya. Di dalam
siklus otto (siklus ideal) pembakaran tersebut dimisalkan sebagai pemasukan panas
pada volume konstanta. (Wiranto Arismunandar, 1988: 61).

2. Motor Diesel

Motor diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor bensin. Proses
penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api listrik. Pada waktu torak hampir
mencapai titik TMA bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar. Terjadilah
pembakaran pada ruang bakar pada saat udara udara dalam silinder sudah bertemperatur
tinggi. Persyaratan ini dapat terpenuhi apabila perbandingan kompresi yang digunakan
cukup tinggi, yaitu berkisar 12-25. (Wiranto Arismunandar, 1988: 89).
BAB III

MOTOR BENSIN

A. Pengertian Motor Bensin


Secara umum pengertian motor bakar diartikan sebagai pesawat yang dapat mengubah
suatu bentuk energi thermal menjadi bentuk energi mekanik. Motor bakar dapat pula diartikan
sebagai pesawat dan energi kerja mekaniknya diperoleh dari pembakaran bahan bakar dalam
pesawat itu sendiri. Oleh karena itu, motor bakar yang pembakarannya terjadi di dalam pesawat
itu sendiri disebut pesawat tenaga dengan pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).

Pada mulanya perkembangan motor bakar torak dengan motor bakar bensin
ditemukan oleh Nichollus Otto pada tahun 1876. Karena bentuknya kecil dan tenaganya besar
juga mudah dihidupkan dan sangat praktis, maka memberikan kemungkinan untuk dapat
mempergunakan motor tersebut diberbagai lapangan kerja dengan aneka macam ragamnya.

Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder. Salah satu fungsi
torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor bakar. Tenaga panas
yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan torak ke batang torak, kemudian diteruskan ke poros
engkol yang mana poros engkol nantinya akan diubah menjadi gesekan putar.

B. Siklus Teoritis Motor Bensin

Siklus termodinamika adalah serangkaian perubahan keadaan berturut-turut yang dialami


oleh sejumlah gas, sehingga dapat kembali ke keadaan semula baik tekanan volume maupun
temperaturnya. Untuk motor bensin digunakan siklus Otto (Otto Cycle) di mana proses
pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan. Beberapa asumsi yang digunakan adalah:
(Pudjanarsa, Nursuhud, 2006)

1. Kompresi berlangsung isontropis.


2. Pemasukan kalor pada volume konstan dan tidak memerlukan waktu
3. Ekspansi isentropis

a). Siklus Termodinamika

Konversi energi yang terjadi pada motor bakar torak berdasarkan pada siklus
termodinamika. Proses sebenarnya amat komplek, sehingga analisa dilakukan pada
kondisi ideal dengan fluida kerja udara.
Idealisasi proses tersebut sebagai berikut:

1. Fluida kerja dari awal proses hingga akhir proses.


2. Panas jenis dianggap konstan meskipun terjadi perubahan temperatur pada udara.
3. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara adiabatik, tidak terjadi
perpindahan panas antara gas dan dinding silinder.
4. Sifat-sifat kimia fluida kerja tidak berubah selama siklus berlangsung.
5. Motor 2 (dua) langkah mempunyai siklus termodinamika yang sama dengan
motor 4 (empat) langkah.

Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus termodinamika


(Cengel & Boles, 1994 : 451)

b). Siklus Otto ( Siklus udara volume konstan )

Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses pembakaran terjadi pada volume
konstan, sedangkan siklus otto tersebu ada yang berlangsung dengan 4 (empat) langkah
atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah siklus kerja terjadi dengan 4
(empat) langkah piston atau 2 (dua) poros engkol. Adapun langkah dalam siklus otto
yaitu

gerakan piston dari titik puncak (TMA=titik mati atas) ke posisi bawah (TMB=titik
mati bawah) dalam silinder.

Gambar 2. Diagram P-V dan T-S siklus otto


(Cengel & Boles, 1994 : 458)
Proses siklus otto sebagai berikut :

Proses 1-2 : proses kompresi isentropic (adiabatic reversible) dimana piston


bergerak menuju (TMA=titik mati atas) mengkompresikan udara sampai volume
clearance sehingga tekanan dan temperatur udara naik.
Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA=titik mati
atas) bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur
meningkat hingga nilai maksimum dalam siklus.
Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong
piston turun menuju (TMB=titik mati bawah), energi dilepaskan disekeliling berupa
internal energi.
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada
(TMB=titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling dan kembali
mlangkah pada titik awal.

C. Prinsip Kerja Motor Bensin


Berdasarkan prinsipnya, terdapat 2 (dua) prinsip pada motor bakar torak, yaitu: 4 (empat)
langkah dan 2 (dua) langkah. Adapun prinsip kerja motor bakar 4 (empat) langkah dan 2
(dua) langkah adalah sebagai berikut:

1) Motor Bensin 4 (empat) Langkah

1.1) Bagian – bagian motor bensin 4 (empat) langkah

Gambar 3. Bagian – bagian motor bensin 4 langkah

a). Silinder ; Tempat untuk berlangsungnya proses atau siklus dari motor.
b). Torak ; Untuk mengubah gerakan bolak-balik menjadi gerakan isap dan tekan, juga
sebaliknya untuk mengubah pembakaran menjadi tenaga mekanik (gerak bolak-balik).
c). Cincin Torak ; Untuk mencegah kebocoran antara dinding silinder dengan torak. d) Pena
Torak ; Untuk menghubungkan torak dengan batang torak.
e). Pena Engkol ; Untuk menghubungkan poros engkol dengan batang torak.
f). Poros Engkol ; Untuk mengubah gerakan bolak-balik torak menjadi gerak putar pada sumbu
utama motor.
g). Batang Torak ; Untuk meneruskan gaya dari torak ke poros engkol.
h). Saluran Masuk ; Saluran yang dihubungkan dengan karburator, tempat pencampuran antara
udara dengan bahan bakar dan dapat masuk ke silinder dalam keadaan sudah tercampur.
i). Saluran Buang ; Saluran untuk mengeluarkan gas-gas buang yang dihubungkan dengan
knalpot.
j). Katup Masuk ; Untuk mengatur pemasukan bensin dan udara ke dalam silinderyang
digerakkan oleh poros nok dan ditutup oleh pegas katup.
k). Katup Buang ; Untuk mengatur pembuangan gas-gas bekas pembakaran yang di gerakkan
oleh poros nok dan di tutup oleh pegas katup sebagaimana halnya pada katup masuk.
l). Busi ; Bagian dari pengapian, yaitu untuk memulainya pembakaran bahan bakar di
dalam silinder dengan bunga api listrik yang meloncat dari elektrode ke tengah-tengah elektrode
sisi
m). Ruang Engkol : Untuk oli pelumas dan ruang gerak sumbu engkol
n) Karburator ; Untuk mencampur bahan bakar (Bensin) dengan udara supaya tercampur dengan
halus(seperti kabut).
o) Sistem Pengapian ; Dapat membangkitkan bunga api listrik pada busi, untuk keperluan
pembakaran bahan bakar di dalam silinder.
p) Poros Nok ; Untuk membuka katup-katup dan keluar yang di gerakkan oleh timing gear
melalui sabuk gilir atau rantai keting.

1.2) Prinsip Kerja Motor Bensin 4 (empat) Langkah

Yang dimaksud dengan motor bakar 4 (empat) langkah adalah bila 1


(satu) kali proses pembakaran terjadi pada setiap 4 (empat) langkah gerakan
piston atau 2 (dua) kali putaran poros engkol. Dengan anggapan bahwa
katup masuk dan katup buang terbuka tepat pada waktu piston berada pada
TMA dan TMB, maka siklus motor 4
(empat) langkah dapat diterangkan sebagai berikut:
Gambar 4. prinsip kerja motor 4 (empat) langkah

(Wiranto Arismunandar, 2002 : 8)

1.3) Gambaran Cara Kerja Motor Bensin 4 (empat) Langkah

Gambar 5. Gambaran Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah


a. Langkah Hisap

Piston bergerak dari TMA ke TMB. Pada ruangan di atas piston terjadi
pembesaran volume yang menyebabkan tekanan menjadi kurang. Tekanan kurang
tersebut mengakibatkan terjadinya hisapan terhadap campuran udara bahan bakar
dari karburator. Keadaan katup masuk terbuka dan katup buang tertutup.

b Langkah Kompresi

Piston bergerak dari TMB ke TMA mengadakan kompresi terhadap


campuran udara bahan bakar yang baru masuk pada langkah pengisian. Tekanan
dan temperatur menjadi naik sedemikian rupa sehingga campuran bahan bakar
udara berada dalam keadaan yang mudah sekali untuk terbakar. Sebelum langkah
kompresi berakhir maka busi mengadakan pembakaran kedua katup tertutup.

c. Langkah Usaha

Akibat adanya pembakaran maka pada ruang bakar terjadi panas dan
pemuaian yang tiba-tiba. Pemuaian tersebut mendorong piston untuk bergerak
dari TMA ke TMB. Kedua katup masih dalam keadaan tertutup rapat sehingga
seluruh tenaga panas mendorong piston untuk bergerak.

d. Langkah Buang

Pada langkah buang ini katup masuk tertutup sedangkan katup buang
terbuka. Piston bergerak dari TMB menuju TMA mendesak gas sisi pembakaran
keluar melalui katup buang dan saluran buang (exhaust manifold) menuju
atmosfer.
2) Motor Bensin 2 (dua) Langkah

2.1) Bagian – bagian motor bensin 2 (dua) langkah

Gambar 6. Bagian – bagian motor bensin 2 langkah

2.2) Prinsip Kerja motor bensin 2 (dua) langkah

Pada motor bensin 2 (dua) langkah, setiap siklus terdiri dari 2 (dua)
langkah piston atau 1 (satu) kali putaran poros engkol. Proses yang terjadi
pada motor 4 (empat) langkah, juga terjadi 1 (satu) langkah penuh. Langkah-
langkah tersebut adalah:

Gambar 7. prinsip kerja motor 2 (dua) langkah


(Arends BPM; H Berenschot,1980)
a. Langkah Naik

Piston bergerak dari TMB ke TMA. Beberapa saat sebelum piston


sampai di TMB, gas bekas hasil pembakaran sudah mulai dikeluarkan dan
campuran udara bahan bakar barupun sudah mulai dimasukkan. Langkah
ini merupakan langkah kompresi. Pada waktu piston hampir mencapai
TMA busi mengadakan pembakaran.

b. Langkah Turun

Dengan adanya pembakaran pada akhir langkah naik maka terjadi


panas dan pemuaian yang tiba-tiba. Piston bergerak dari TMA ke TMB.
Sebelum piston mencapai TMB maka lubang buang sedah terbuka.
Lubang masukpun kemudian terbuka pula, gas baru masuk dan sekaligus
mendorong gas bekas keluar.

Suatu hal yang sangat penting pada motor 2 (dua) langkah ialah adanya lubang-lubang
masuk dan buang sebagai pengganti katup. Piston yang bergerak dari TMB ke TMA dan
sebaliknya menutup dan membuka lubang-lubang tersebut. Jadi motor 2 (dua) langkah umumnya
tidak mempunyai katup masuk dan katup buang.

Kelemahan yang paling menonjol pada motor 2 (dua) langkah yaitu sangat singkatnya
waktu yang tersedia untuk pemasukkan dan pembuangan gas bekas. Akibatnya bahan bakar baru
ada yang tercampur dengan gas bekas atau sudah terbuang keluar bersama gas bekas sebelum
sempat terbakar. Tapi kelemahan ini telah diusahakan memperkecilnya dengan membuat
bermacam sistem pembilasan. Pada motor bensin 2 (dua) langkah, karena pemasukan dan
pengeluaran gas baru dan gas bekas tidak diatur oleh klep maka terdapat beberapa kelemahan,
yaitu:

1. Dengan adanya lubang transfer dari lubang buang maka kompresi tidak dimulai dari
TMB. Kerugian ini tidak sama pada masing-masing motor, berkisar antara 20-45%.
Berarti lubang buang baru tertutup pada waktu piston sudah bergerak ada kalanya
800 putaran sesudah TMB.

2. Terlalu sedikit waktu untuk pemasukan gas baru dan pembuangan gas bekas
sehingga besar kemungkinan sebagian gas bekas, sehingga besar kemungkinan sebagian
gas bekas tidak sempat keluar dan sebaliknya ada juga gas baru yang sudah keluar
sebelum terbakar
2.3) Gambaran Cara Kerja motor bensin 2 (dua) langkah

Gambar 8. Gambaran Cara Kerja motor bensin 2 langkah

D. Proses Pembakaran

Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi


persenyawaan bahan bakar oksigen (O2) sebagai oksidan dengan temperaturnya lebih besar
dari titik nyala. Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh keadaan dari
keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi
dengan oksigen yang dapat membentuk produk yang berupa gas (Sharma, S.P, 1978, hal.
65). Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya komposisi gas
pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat seideal mungkin, sehingga
tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan mengurangi terjadinya
detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam silinder akan menentukan kualitas
pembakaran dan akan berpengaruh terhadap performance mesin dan emisi gas buang.
Sebagaimana telah kita ketahui sebagai bahan bakar motor bensin terutama yang
mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen yang dikenal dengan 3 (tiga) teori mengenai
pembakaran hidrogen tersebut.
1. Hidrokarbon terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum karbon bergabung
dengan oksigen.
2. Karbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.

3. Senyawa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan membentuk


senyawa (hidrolisasi) yang kemudian dipecah secara terbakar.
Dalam sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran yang digambarkan dalam
sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol. Berikut adalah gambar
dari grafik tingkatan pembakaran :

Gambar 9. Tingkat pembakaran dalam sebuah mesin (Maleev.V.L, 1995 : 160)

Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi empat tingkat
atau periode yang terpisah. Periode-periode tersebut adalah :

1 Keterlambatan pembakaran (Delay Periode)

Periode pertama dimulai dari titik 1 yaitu mulai disemprotkannya bahan bakar sampai
masuk kedalam silinder, dan berakhir pada titik 2. Perjalanan ini sesuai dengan
perjalanan engkal sudut a. Selama periode ini berlangsung tidak terdapat kenaikan
tekanan melebihi kompresi udara yang dihasilkan oleh torak. Dan bahan bakar masuk
terus menerus melalui nosel.

2 Pembakaran cepat

Pada titik 2 terdapat sejumlah bahan bakar dalam ruang bakar, yang dipecah halus
dan sebagian menguap kemudian siap untuk dilakukan pembakaran. Ketika bahan bakar
dinyalakan yaitu pada titik 2, akan menyala dengan cepat yang mengakibatkan kenaikan
tekanan mendadak sampai pada titik 3 tercapai. Periode ini sesuai dengan perjalanan
sudut engkol b. yang membentuk tingkat kedua.
3 Pembakaran Terkendali

Setelah titik 3, bahan bakar yang belum terbakar dan bahan bakar yang masih, tetap
disemprotkan (diinjeksikan) pada kecepatan yang tergantung pada kecepatan
penginjeksian, serta jumlah distribusi oksigen yang masih ada dalam udara pengisian.
Periode inilah yang disebut dengan periode terkendali atau disebut juga pembakaran
sedikit demi sedikit yang akan berakhir pada titik 4 dengan berhentinya injeksi.
Selama tingkat ini tekanan dapat naik, konstan ataupun turun. Periode ini sesuai dengan
pejalanan engkol sudut c, dimana sudut c tergantung pada beban yang dibawa beban
mesin, semakain besar bebannya semakin besar c.

4 Pembakaran pasca (after burning)

Bahan bakar sisa dalam silinder ketika penginjeksian berhenti dan akhirnya terbakar.
Pada pembakaran pasca tidak terlihat pada diagram, dikarenakan pemunduran
torak mengakibatkan turunnya tekanan meskipun panas ditimbulkan oleh pembakaran
bagian akhir bahan bakar.

Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila
memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila pencampuran
pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu yang cukup
sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul hidrokarbon.

Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka terjadi proses
cracking dimana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran semacam ini disebut
pembakaran tidak sempurna. Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi pada pembakaran
mesin berbensin, yaitu:

a. Pembakaran normal (sempurna), dimana bahan bakar dapat terbakar seluruhnya


pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam
motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan api busi. Selanjutnya api
membakar gas yang berada disekelilingnya dan menjalar ke seluruh bagian sampai
semua partikel gas terbakar habis.

b. Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), dimana sebagian bahan bakar tidak
ikut terbakar atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan keadaan yang
dikehendaki. Pada pembakaran tidak sempurna terjadi 2 (dua) peristiwa, yaitu
knocking (ketukan) dan pre-ignition.
E. Detonasi Pada Motor Bensin

Dalam keadaan tertentu maka pembakaran dalam silinder motor dapat terjadi kenaikan
yang sangat cepat dan kuat sehingga diluar terdengar suara ”knocking”. Kejadian inilah yang
biasa disebut denga detonasi akibat gelombang detonasi yang ada dalam silinder, hingga
didalamnya naik lebih cepat hingga 40 kg/cm tiap 0,001 detik.
Detonasi ini dapat terjadi pada semua jenis motor bakar. Sifatnya sangat merugikan, karena:

1. Mengurangi rendemen motor, sebab lebih banyak panas yang diserahkan pada dinding
silinder dari pada yang diubah menjadi usaha.
2. Mengakibatkan retak pada torak, batang dan komponen yang lain.
3 Mengakibatkan pembakaran yang terlampau pagi

Pada motor bensin terdapat 2 (dua) macam detonasi :

1. Detonasi karena campuran bahan bakar sudah menyala sebelum busi mengeluarkan bunga
api. Hal ini disebabkan karena kotoran-kotoran yang tertimbun dan menyala terus menerus.
Jadi untuk menghilangkan detonasi, motor bensin perlu dibersihkan secara rutin, perbaikan
pada sisitem pendingin.

2. Detonasi yang timbul karena kecepatan pembakaran bahan bakar disekitar busi,
termampat olehnya sehingga terbakar dengan sendirinya meskipun pembakaran didahului
oleh nyala api busi. Tetapi untuk pembakaran yang sempurna dibutuhkan gerakan nyala api
yang teratur dimulai dari busi.

F. Bahan Bakar

Bahan bakar (fuel) adalah segala sesuatu yang dapat di bakar misalnya kertas, kain, batu
bara, minyak tanah, bensin dsb. Untuk melalukan pembakaran diperlukan 3 (tiga) unsur, yaitu:

1. Bahan bakar

2. Udara

3. Suhu untuk memulai pembakaran.

Panas atau kalor yang timbul karena pembakaran bahan bakar tersebut disebut hasil
pembakaran atau nilai kalor (heating value).
Ada 3 (tiga) jenis bahan bakar, yaitu:

1. Bahan bakar padat

2. Bahan bakar cair

3. Bahan bakar gas


Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam motor bakar adalah
sebagai berikut:

1. Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan panas yang
dihasilkan harus tinggi.

2. Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau deposit setelah
pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder.

3. Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer.

Bahan Bakar Bensin

Premium berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari penyulingan minyak
bumi yang diberi zat tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl Lead (TEL). Premuim mempunyai
rumus empiris Ethyl Benzena (C8H18).

Premium adalah bahan bakar jenis disilat berwarna kuning akibat adanya zat berwarna
tambahan. Penggunaann premiun pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor
bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dll. Bahan bakar ini juga sering disebut motor
gasoline atau petrol dengan angka oktan adalah 88. adapun untuk pembakaran pada bensin
premium adalah sebagai berikut:

2 C8H18 + 25 O2 → 16 CO2 + 18 H2O

Pembakaran di atas diasumsikan semua bensin terbakar dengan sempurna. Komposisi bahan
bakar bensin, yaitu:

1. Bensin (gasoline) C8H18

2. Berat jenis bensin 0,65-0,75

3. Pada suhu 400 bensin menguap 30-65%

4. Pada suhu 1000 bensin menguap 80-90%

(Sumber: Encyclopedia Of Chemical Technologi, Third Edition, 1981: 399)

Methanol atau Methil Alcohol

Methanol adalah bahan bakar cair yang mengandung O2 berada dalam fase cair pada temperatur
dan tekanan atmosfir. Selama ini methanol merupakan bahan baku untuk pembuatan formalin,
asam asetit dan MTBE atau Methyl Tersier Butyl Ester (C2 12 HO)
https://www.slideserve.com/darryl-mack/bakar

Anda mungkin juga menyukai