Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN DRAINASE

TAHUN ANGGARAN 2020


1. UMUM
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak
perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan
serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh
karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja,
serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat
diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
 Konsultan Pengawas proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
 Pihak perencana/Arsitek jika diperlukan

Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :


 Kemajuan (Progress) pekerjaan di lapangan
 Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan
 Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan dengan time schedule yang telah
direncanakan
 Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
 Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan

Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat
oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis Material, dan dokumen
lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan
ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as built
drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir.

2. ASPEK-ASPEK YANG HARUS DIPERHATIKAN


a. Aspek Keselamatan Kerja :
Penyedia Jasa memperhatikan ketentuan kesehatan dan Undang-Undang Keselamatan Kerja.
Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual
pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.

b. Aspek Lingkungan :
Dalam melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus memperhatikan dan menjaga
kondisi lingkungan disekitar lokasi pekerjaan.

c. Aspek Administrasi :
Penyedia Jasa memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat,
surat pengumuman, surat undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan
pekerjaan. Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima,
dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan,
urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang
laporan proyek (Laporan Mingguan dan Bulanan).

d. Aspek Ekonomis :
Penyedia Jasa akan memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini
aspek SDM, peralatan, dan pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara efektif dapat
memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung
pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus diupayakan efektif sesuai
pekerjaan yang dijadwalkan.

e. Aspek Sosial Budaya :


Penyedia Jasa akan memperhatikan kondisi sosial dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan
pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu
istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat
sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.

3. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN :
a. Memberitahukan kepada Direksi/Pengawas Lapangan bila akan memulai pekerjaan atau sesuatu
bagian pekerjaan dengan Request Sheet.
b. Memulai pekerjaan apabila Request Sheet telah ditandatangani oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.
Hal-hal mengenai pekerjaan yang tidak dilengkapi dengan Request Sheet tidak akan diperhitungkan
oleh Direksi.
c. Pelaksana tidak diperbolehkan merubah sesuatu yang terdapat dalam Spesifikasi Teknis sebelum
mendapatkan persetujuan tertulis dari pihak Kegiatan.
d. Perbaikan/penentuan ukuran atau gambar konstruksi yang kurang jelas, hanya dapat dikerjakan oleh
Pelaksana setelah mendapat persetujuan tertulis dari pihak Kegiatan.
e. bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan contoh yang telah
mendapatkan persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan.
f. Perbaikan/ penentuan ukuran atau gambar konstruksi yang kurang jelas, hanya dapat dikerjakan oleh
pelaksanasetelah mendapat persetujuan tertulis dari pihak proyek.
g. Selama waktu pelaksanaan, ditetapkan seorang pelaksana/pengawas pekerjaan tetap yang cakap dan
mampu serta bertanggungjawab atas jalannya pelaksanaan pekerjaan.

4. DESKRIPSI PEKERJAAN
NamaPekerjaan : Pembangunan Drainase
Lokasi Pekerjaan : Desa Bambakorro Tanjung Cina Kecamatan Lariang Kabupaten Pasangkayu
Sumber Dana : APBN
Tahun Anggaran : 2020
Jangka Waktu : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
5. LINGKUP PEKERJAAN

NO. PEKERJAAN VOLUME SAT.

(1) (2) (3) (4)


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pemb. Papan Proyek 1,00 LS
2. Administrasi/Dokumentasi/Pelaporan 1,00 LS
3. SMK3 1,00 LS
B. PEKERJAAN ELEVASI -2.00 s/d +0.00
Pas. Pondasi Batu Gunung 1 : 4
1. Galian Tanah Pondasi 201,60 M3
2. Timbunan Sirtu Bawah Pondasi 33,60 M3
3. Pasangan Batu Kali/Gunung 1:4 1.797,06 M3
C. PEKERJAAN ELEVASI +0.00 s/d +4.00
1. Pek. Plesteran 1:4 1.948,80 M2
2. Pek. Acian Dinding 1.948,80 M2
D. PEK. SANITASI AIR
1. Pas. Pipa Saluran Dia. 3/4" 70,00 BTG

6. DASAR PELAKSANAAN
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat (Spesifikasi teknis)
b. Gambar Rencana dan Gambar Detail Teknis
c. Jadwal Pelaksanaan
d. Dokumen-dokumen Peraturan Pemerintah dan unit kerjanya yang terkait langsung baik secara Teknis
maupun non Teknis dengan pelaksanaan Pekerjaan yang dilaksanakan.
e. Dokumen-dokumen petunjuk/keputusan direksi lapangan

7. PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat periodik yang
diselenggarakan setiap satu kali seminggu dan bertempat di kantor proyek (site office). Untuk memudahkan
kontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja (time schedule) yang
dibuat sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan agar waktu pelaksanaan
yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuat antara lain :

Master Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan
pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek selesai.Dengan Master
Schedule dibuat kurva-S Perencanaan dan kurva-S aktual.
Monthly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap
bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk bulan berikutnya.
Weekly Schedule : Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam
waktu satu minggu.
Daily Schedule : Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada weekly schedule.
8. PENGENDALIAN BIAYA
Pengendalian biaya merupakan salah satu point perhatian tersendiri, dimana disetiap tahapan pekerjaan
akan mengeluarkan biaya untuk melaksanakannya. Pengendalian biaya biasanya dilakukan dengan melalui
system pembayaran. Dalam hal ini sebelum dilakukan pembayaran harus dilakukan pengecekan dan
perhitungan bersama dengan pihak owner, Konsultan Pengawas, dan Konsultan Perencana. Hasil dari
perhitungan bersama yang disepakati dituangkan dalam bentuk Progress prestasi pekerjaan yang
dituangkan di setiap akhir minggu, dan di berita acarakan serta di tanda tangan bersama-sama.
Pengendalian Biaya di dalam internal pelaksana sangat penting terkait dengan tingkat prioritas, jumlah dan
jenis kebutuhan material yang sudah disepakati dalam forum rapat dan RKS yang ada.

9. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu bahan/material merupakan bentuk pengawasan terhadap kesesuaian material dengan
RKS yang direncanakan. Pengendalian mutu bahan/material dilakukan oleh Quality Control sebelum
tahapan pekerjaan dimulai. Bahan yang akan digunakan harus diusulkan terlebih dahulu dan mendapatkan
persetujuan bersama konsultan pengawas, konsultan perencana dan owner. Bahan/material yang sudah
disetujui harus tersimpan dan didokumentasikan dengan benar, terawat dengan baik. Pengendalian disini
bersifat sebelum pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian mutu bahan/material ini dilakukan di setiap
kedatangan material. Tahap pengendalian mutu bahan/material selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan.

Tahapan atau proses di setiap pekerjaan harus dilakukan dengan metode yang benar sesuai yang
disyaratkan. Di setiap tahapan yang harus dilalui dilakukan pengawasan oleh pelaksana lapangan yang
mengerti teknis pekerjaan. Kesalahan pelaksanaan akan berakibat pada hasil kualitas pekerjaan. Kualitas
hasil pekerjaan harus dituangkan dalam bentuk daftar checklist. Pekerjaan-pekerjaan yang mutu akhirnya
kurang sesuai standard harus dilakukan perbaikan sampai mendapatkan hasil sesuai dengan standard yang
diinginkan. Inti dari tahapan ini adalah selalu dilakukan pengecekan terhadap pemakaian material, proses
tahapan pekerjaan dan pengecekan akhir pekerjaan.

Tahapan pekerjaan agar sesuai yang distandarkan sebelum pelaksanaannya harus dijelaskan dalam bentuk
metode pelaksanaan masing-masing pekerjaan. Metode pelaksanaan pekerjaan ini harus juga
mempertimbangkan faktor keselamatan pekerjaan dan lingkungan sekitarnya (termasuk orang yang
mungkin lalu lalang di sekitar pekerjaan). Rambu-rambu pengamanan harus dibuat sejelas-jelasnya agar
setiap orang dapat bersikap waspada dan hati-hati. Untuk penjelasan khusus perihal K-3 lihat lampiran
rencana program K-3. Sebagai gambaran, apabila bekerja di ketinggian harus perhatikan benar-benar
perancah kerja yang digunakan apakah benar-benar kuat dan memenuhi syarat atau tidak. Apakah
pengaman dari barang-barang jatuh sudah ada belum. Apakah sabuk pengaman untuk pekerja sudah ada
belum. Apakah rambu-rambu peringatan ada pekerjaan di bagian atas sudah ada belum. Pertanyaan
tersebut haruslah sudah terdeteksi dan terjawab sebelum pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat untuk panduan pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN
DRAINASE, sehingga dicapai target waktu dan kualitas pekerjaan sesuai rencana. Hari kerja untuk
pelaksanaan konstruksi dilaksanakan setiap hari kecuali hari libur nasional. Pekerja, Tukang, mandor,
Operator dan Supervisor pengaturan hari liburnya akan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Jam kerja efektif pada proyek ditetapkan sebagai berikut :


Hari Senin s/d Minggu : Jam 08.00 – 17.00 WIB
Waktu istirahat : Jam 12.00 – 13.00 WIB
Kecuali hari Jum’at : Jam 11.30 – 13.00 WIB
Over time : Jam 18.00 – 22.00 WIB

Bila pekerjaan mendesak untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan maka jam kerja dapat ditambah
sesuai kebutuhan (lembur). Metode kerja ini akan menjadi perhitungan dasar dalam estimasi biaya.
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembuatan Papan Proyek
Setelah SPMK diterbitkan maka segera dilakukan pembuatan Papan Proyek yang mana penempatan
posisinya sesuai dengan petunjuk dari direksi. Papan nama proyek sangat penting dibuat untuk
memberikan informasi tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

Papan proyek harus memuat; Nama Proyek, Pemilik Proyek, Nilai/Harga Kontrak, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Pengawas, Jangka waktu Pelaksanaan, dan Sumber Dana.

Papan Proyek yang terbuat dari rangka kayu balok dengan ukuran sebagaimana tersebut dalam
gambar, RKS atau petunjuk dan persetujuan Direksi dan Konsultan Pengawas. Papan Nama Proyek
bertuliskan data-data pekerjaan dengan tulisan yang jelas,
ditempatkan di lokasi pekerjaan yang mudah dilihat umum dan tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.

Tahapan pekerjaan :
Dalam Pekerjaan Papan Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
 Triplek 9 mm atau Plat Seng dengan ukuran yang ditentukan
 Kaso dengan ukuran 5/7 cm
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati

Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :


1. Plat seng cm di cat sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas
2. Tulisan dibuat dengan menggunakan Cat warna yang sudah disepakati
3. Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang penyangga.
4. Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi suatu
proyek.

Gambar. Contoh Papan Proyek

2. Administrasi/Dokumentasi/Pelaporan
Kontraktor Pelaksana didalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh Konsultan Pengawas yang
bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana, dimana kontraktor diwajibkan
melaksanakan hal yang bersifat administratif dan dokumentatif sebagai berikut :
 Menyerahkan Struktur Organisai Proyek yang ditanda tangani direktur perusahaan.
 Membuat laporan harian.
 Mengajukan ijin kerja 2 (dua) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan di mulai.
 Mengajukan Approval Material.
 Melaksanakan Surat menyurat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proyek.
 Berita Acara.
 Menyerahkan Hasil Test uji material
 Mengajukan Addendum Pekerjaan bila ada.
 Menyerahkansurat-surat/perijinan dari lingkungan/pemerintah daerah setempat sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan.

Kamera Laptop Printer Kertas


Gambar. Perlengkapan Administrasi dan Dokumentasi

3. ISISTEM MANAJEMEN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI


a) Penyelenggaraan K3
1) Umum
Pada paket pekerjaan ini, penyedia jasa wajib membuat telaahan aspek K3, menempatkan
personel K3, dan menyampaikan RK3K Konstruksi pada saat rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan yang kemudian di tetapkan oleh PPK sebagai dokumen yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, penyedia jasa wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. OS/PRT/M/2014. SMK3 Konstruksi adalah merupakan bagian dari sistem manajemen
organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi (K3) pada setiap pekerjaan konstruksi. K3 Konstruksi
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan Konstruksi.
Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dialokasikan berdasarkan Surat Edaran Menteri PUPR
dalam biaya persiapan yang mencakup penyiapan RK3K, sosialisasi dan promosi K3, asuransi dan
perijinan, personel K3, fasilitas sarana kesehatan, rambu- rambu dan lain-lain terkait pengendalian
resiko K3. Khusus untuk alat pelindung kerja dan alat pelindung diri, sudah harus diperhitungkan
dalam biaya satuan item pekerjaan yang memiliki potensi bahaya sesuai berdasarkan Surat
Edaran Menteri PUPR No. 66/SE/M/2015, termasuk struktur pengaman apabila diperlukan.

2) Potensi Bahaya
Berdasarkan pasal 5 dan pasal 6 Permen PU No.05/PRT/M/2014, paket pekerjaan ini termasuk
pekerjaan dengan potensi bahaya rendah karena pekerjaan tidak bersifat berbahaya,
memperkerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan mempunyai nilai kontrak dibawah 100
milyar, sehingga wajib melibatkan petugas K3 konstruksi

3) Tugas dan Tanggung Jawab


Penyedia jasa wajib membuat telaahan aspek K3, menempatkan personel K3, dan menyampaikan
RK3K Konstruksi pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan yang kemudian di tetapkan
oleh PPK sebagai dokumen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Penyedia jasa juga wajib menyampaikan dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dan dilaporkan
kepada PPK secara berkala (harian/mingguan dan bulanan serta triwulan), apabila terjadi
kecelakaan kerja penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan pada PPL dan Dinas Tenaga
Kerja setempat paling lambat 2 x 24 jam. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat
ketidaksesuaian dalam penerapan RK3K atau perubahan tambah/kurang maka RK3K harus
ditinjau ulang dan disetujui PPK. Penyelenggaraan K3 konstruksi secara garis besar dilaksanakan
melalui : 1) penggunaan alat pelindung diri (APD), 2) Sarana kesehatan dan keselamatan kerja, 3)
Prilaku kerja yang baik dan 4) penggunaan peralatan kerja yang benar. Tugas dan tanggung jawab
masing-masing pihak dalam kontrak ini mengacu pada Permen PU No. OS/PRT/M/2014.

b) Biaya Penyelenggaraan SMK3


Pada paket pekerjaan ini, pembiayaan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dialokasikan dalam
komponen biaya sebagai berikut :
1) Komponen biaya umum dan overhead yang mencakup biaya sarana kesehatan dan
keselamatan kerja yang bersifat umum yaitu:
a. Penyiapan RK3K
 Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja
 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
b. Sosialisasi dan Promosi K3
 Spanduk (banner) Poster
 Papan Informasi K3
c. Asuransi dan Perizinan
 BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan
 Surat Ijin Kelaikan Alat
 Surat Ijin Operator
d. Personel K3
e. Fasilitas sarana kesehatan dan sanitasi meliputi :
 Tersedianya sarana cuci tangan dan mata atau membersihkan diri setelah bekerja
 Tersedianya barak pekerja yang harus dijaga kebersihannya dan tersedia ruang makan
dan ruang istirahat
 Tersedia fasilitas toilet dan kebersihan
 Tersedianya fasilitas/perlengkapan pemadam kebakaran
 Tersedianya kotak P3K
 Tersedianya akses evakuasi dan tanda-tanda evakuasi
 Ketersediaan air minum/air putih
f. Rambu-rambu dan Rambu Petunjuk Rambu Larangan Rambu Peringatan Rambu Kewajiban
g. Lain-lain terkait penyelenggaraan K3
 Alat Pemadam Api Ringan
 Lampu Darurat
 Program Inspeksi dan Audit Internal
 Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
 Bendera K3
h. Komponen biaya tersendiri pada pekerjaan yang memiliki identifikasi bahaya diantaranya
adalah biaya Alat Pelindung Diri dan struktur pelindung kerja/pengaman lainnya. Alat pelindung
Diri dan Keselamatan Kerja yang harus disiapkan untuk masing-masing pekerja ditentukan
berdasarkan jenis pekerjaannya dan diperhitungkan dalam analisis harga satuan pekerjaan,
diantaranya :
 Helm Pelindung (safety helmet)
 Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
 Rompi Keselamatan Kerja
 Rompi security
c) Identifikasi Bahaya Dan Resiko K3

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Resiko K3


1. Pekerjaan Persiapan - Tabrakan/tertabrak (manusia, kendaraan, hewan, pohon,
(Mobilisasi, Demobilisasi jembatan)
- Alat terbalik/terjungkal (sungai, kali, saluran, jurang, tebing)
- Terluka/alat tidak berfungsi (ban pecah, alat komponen
- rusak)
Resiko : Iuka ringan, sedang & berat
2. Galian Tanah - Tangan/kaki/kepala terkena material
- Terkena Cangkul/Sekop
- Resiko : Iuka ringan, sedang & berat
3. Timbunan Sirtu Bawah - Tangan/kaki/kepala terkena material
Pondasi - Terkena Cangkul/Sekop
- Kejatuhan alat pemadat
- Resiko : Iuka ringan, sedang & berat
4. Pekerjaan Pasangan - Tangan/kaki terkena adukan mortar dalam waktu yang lama
Batu Kali/Gunung - Terhirup debu semen
- Resiko : Iuka ringan, sedang & berat
5. Pekerjaan Pasangan - Tangan/kaki terkena adukan mortar dalam waktu yang lama
Batu Kali/Gunung - Terhirup debu semen
- Resiko : Iuka ringan, sedang & berat

II. PEKERJAAN UTAMA


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH
a) Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan Drainase yang tertera
dalam gambar.
b. Konstruksi Pasangan Drainase
2) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
b. Bahan Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.
b) Pelaksanaan
1) Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-kedalaman yang
disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam gambar dengan cara yang sedemikian rupa,
sehingga persyaratan dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2) Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang dijumpai dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3) Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk membangun maupun memindahkan
rangka/bekisting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersihan.
4) Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa keluar, sehingga pada waktu
pemasangan pondasi parit/galian Drainase dalam keadaan kering.
5) Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan cukup lebar untuk
bekerja dengan leluasa.
6) Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar Drainase sehingga dicapai kedalaman
yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali
dengan material yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi
beban kontraktor.
7) Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang diperlihatkan dalam
gambar-gambar, penggalian harus dilanjutkan/diperbesar atau diubah sampai disetujui oleh
Direksi/Direksi Teknik.
c) Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
d) Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas galian akan dihitung berdasarkan volume galian padat, yang diukur berdasarkan luas
penampang rata-rata dikalikan dengan panjang galian.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah dan ditunjukan dalam
daftar kuantitas dan harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
Urut Pengukuran

1. Galian Tanah Pondasi M3

2. PEKERJAAN TIMBUNAN SIRTU BAWAH PONDASI


a) Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a. Urugan pasir di bawah pondasi
b. Urugan tanah di bawah lantai
c. Urugan pasir di bawah lantai
d. Urugan pasir pada pipa sanitasi dan pipa air bersih
2) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok
b. Pengukuran dan papan bangunan.
b) Bahan
1) Tanah urug yang digunakan adalah tanah non plastis, minimal digolongkan dalam klasifikasi A-2-7
(Pasir lanauan atau lempungan, AASHTO).
2) Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-1-b (Fragmen batuan
kerikil dan pasir, AASHTO)
3) Khusus untuk urugan pasir pada pipa sanitasi dan pipa air bersih dan urugan pasir pada peresapan,
material yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam klasifikasi A-3 (Pasir halus,
AASHTO)
4) Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan garam-garaman yang berlebihan
c) Pelaksanaan
1) Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah Drainase seperti tertera pada gambar, dan
pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan batas maksimum 10 cm untuk hamparan setiap
lapisan. Dalam setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui
sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan yang cukup baik, sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
2) Seluruh bagian Lantai Drainase yang direncanakan harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang
ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari sisa-sisa rumput,
akar-akar dan lain-lainnya. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Direksi Teknik.
3) Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan perkerasan harus sesuai
dengan gambar rencana, dan material penimbunan harus memenuhi pasal 5.28.2 spesifikasi ini.
4) Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan sehingga minimal sama dengan
keadaan tanah sebelum digali.
5) Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan pemadatan, dimana dalam proses
pemadatan tersebut kadar air optimum harus dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering, harus
ditambahkan dengan air/disiram)
d) Pengendalian Mutu di Lapangan
Ditiadakan
e) Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas pekerjaan urugan akan dihitung berdasarkan volume urugan padat, yang diukur berdasarkan
luas penampang rata-rata dikalikan dengan tebal urugan. Kecuali untuk pekerjaan yang disebutkan
pada point “d, e dan f” pada pasal 5.28.1.1, pengukuran tidak dilakukan secara terpisah dan termasuk
bagian dari pekerjaan pemasangan pipa, pemasangan paving blok dan pembuatan lubang peresapan.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan ditunjukan
dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan dan peralatan.
Kecuali untuk pekerjaan yang disebutkan pada point “d, e dan f” pada pasal 5.28.1.1, tidak dilakukan
pembayaran tersendiri.

No. Satuan
Uraian
Urut Pengukuran

2. Timbunan Sirtu Bawah Pondasi M3

3. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/GUNUNG


a) Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pasangan Batu Kali/Gunung 1:4 meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan semua pekerjaan pondasi batu kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali
sesuai dengan gambar dan persyaratan yang ditentukan dalam RKS.
2) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
c. Dasar Ukuran Tinggi dan Ukuran-ukuran Pokok
d. Pengukuran dan Papan Bangunan
e. Pekerjaan Galian Tanah
b) Bahan
1) Batu Kali
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu,
haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih
dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut
harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi.
Ukuran minimum batu adalah (kecuali untuk batu pengunci) :
a. Tebal minimum = 15 cm
b. Lebar minimum = 1,5 xtebal (22,5 cm)
c. Panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)
Ukuran batu maksimum akan ditentukan Direksi dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu
dalam struktur dan persyaratan umum untuk stabilitas dan saling mengunci.
2) Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan
adukan yang baik. (Tidak dibolehkan menggunakan pasir Laut)
3) Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-
81).
4) Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-garaman.
5) Adukan
a. Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat perbandingan 1 PC : 4
Ps (selanjutnya dipakai singkatan PC untuk Portland Cement, Ps untuk pasir, dalam kode
perbandingan suatu adukan).
b. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah dari
setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila
mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin
selama paling tidak 2 menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus
dicampur di dalam semacam kotak diaduk 2 kali secara kering dan akhirnya 3 kali setelah diberi air
sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan
untuk dipakai, adukan yang tidak dipakai selama 2 (dua) jam harus dibuang. Pemakaian kembali
adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari
hari kerja.
c) Pelaksanaan
1) Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Pekerjaan pasangan batu kosong telah selesai dilaksanakan dan telah dinyatakan diterima oleh
Direksi Teknik.
b. Semua galian harus selalu bebas air dan Kontraktor harus melengkapi semua bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran
sementara, pengaliran lintasan air dan menyediakan dinding cut off.
c. Bowplank, peil dan segala titik referensi yang dibutuhkan telah terpasang dengan baik, sehingga
akan menjamin hasil akhir sesuai dengan gambar rencana.
2) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan harus
diletakan dengan alasnya tegak lurus kepada tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas
adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal
adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya.
Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah batu selesai dipasang.
b. Pada pasangan batu yang terlihat dibuat pasangan batu muka, batu muka harus mempunyai
bentuk seragam dan bersudut dengan ukuran tebal minimum 15 cm, kecuali ada permintaan lain
dari Direksi. Permukaan batu muka harus merata setelah dipasang. Pasangan batu muka harus
bersatu dengan batu-batu belah yang dipasang di dalamnya dan paling sedikit ada satu batu
pengikat (pengunci) untuk tiap-tiap meter persegi. Pasangan batu muka harus dikerjakan secara
bersama-sama dengan pasangan batu inti agar supaya pengikat dapat dipasang dengan sebaik-
baiknya.
c. Batu harus dipilih dan diletakan dengan hati-hati sehingga tebal adukan tidak kurang dari pada
rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu muka yang kelihatan harus disiar, adukan untuk siaran
harus campuran 1 PC : 4 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
3) Perlindungan dan Perawatan
a. Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam melindungi/merawat
pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang
ditentukan untuk beton.
b. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup lama yang
dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan larut karena hujan harus
dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh
berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
d) Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesi.
e) Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas Pasangan Batu Kali/Gunung ini akan dihitung berdasarkan volume urugan padat, yang
diukur berdasarkan luas penampang rata-rata dikalikan dengan Panjang Pasangan.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan
dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
Urut Pengukuran

3. Pasangan Batu Kali/Gunung M3

4. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


a) Umum
1) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh Pekerjaan Plesteran dan Acian beserta kebutuhan persyaratan yang
tercantum dibawah ini :
Untuk semua Plesteran Dinding Drainase 1 PC : 4 Psr.
2) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan
a. Dasar Ukuran Tinggi dan Ukuran-ukuran Pokok
b. Pengukuran dan Papan Bangunan
c. Pekerjaan Galian Tanah
b) Bahan
1) Pasir
Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan
adukan yang baik. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang
memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
2) Semen
Semen yang digunakan adalah semen type I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang
tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis lain (SII 0013-
81).
3) Air
Air yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali dan garam-garaman.
4) Adukan
Adukan yang digunakan untuk plesteran adalah :
a. Plesteran dinding biasa adalah campuran 1 PC : 4 Pasir
b. Acian, hanya digunakan pada dinding-dinding terplester. Formula acian adalah sebagai berikut :
1 PC : air (disesuaikan); dipakai pada dinding dinding terpleste
c. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah dari
setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi. Buat
adukan dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit.
d. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai batas adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah (lebih
kurang 90 menit setelah adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan.
Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
c) Pelaksanaan
1) Kondisi Lapangan Pekerjaan
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus disiram air
sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm
b. Pelaksanaan pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan setelah pipa-pipa air dan listrik sudah
terpasang.
c. Sebelum melanjutkan ke pekerjaan acian, permukaan plesteran telah rata, lurus dan tegak satu
sama lain. Penggunaan mistar perata kayu (belabas) sangat dianjurkan.
d. Merupakan permukaan plesteran basah (bukan dibasahi). Tidak dibenarkan meninggalkan
pekerjaan plesteran sampai kering sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan acian.
2) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sedapat mungkin mempergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.
Persiapkan dan bersihkan permukaan-permukaan yang akan diplester, dari kotoran-kotoran dan
bahan bahan lain yang dapat merusak plesteran. Tukang-tukang plester yang dinilai tidak cakap,
karena pekerjaan yang buruk harus diganti dengan yang baik.
b. Plesteran/adukan yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis ini harus disingkirkan dari
pekerjaan.
c. c. Pekerjaan plesteran harus rata pada bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang tidak rata
harus diperbaiki sesuai perintah Direksi Teknik.
d. Tebal plesteran yang dimaksud, kecuali bila dinyatakan lain adalah 10 mm dengan toleransi
maksimum 15 mm. Bilamana ketebalan toleransi ini ternyata dilampaui karena kondisi permukaan
dinding harus diperbaiki.
e. Untuk bidang yang akan dipasangi dinding keramik, maka permukaan pleseteran harus dikasarkan
dan tidak perlu di aci, untuk menjamin kelekatan yang sempurna antara tembok dan keramik.
3) Perlindungan dan Perawatan
a. Pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam melindungi/merawat
pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang
ditentukan untuk beton.
b. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup lama yang
dapat mengakibatkan adukan larut. Adukan yang telah dipasang dan larut karena hujan harus
dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh
berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.
d) Pengendalian Mutu di Lapangan
Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan kualitas campuran spesi.
e) Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran
Kuantitas Plesteran dan Acian dihitung berdasarkan luasan bidang yang terpasang, yaitu panjang x
tinggi bidang plesteran/acian.
2) Pembayaran
Kuantitas yang diukur sebagaimana disyaratkan diatas jenis tertentu yang ditentukan harus dibayar
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan ditunjukan
dalam daftar kuantitas dan harga, dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

No. Satuan
Uraian
Urut Pengukuran

1. Pek. Plesteran 1:4 M2


2. Pek. Acian M2
SERAH TERIMA PEKERJAAN.
a) Sebelum serah terima pekerjaan, akan diadakan peninjauan bersama-sama ke lapangan. Serah Terima
Pekerjaan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu Serah Terima Pertama untuk memastikan bahwa semua
pekerjaan telah selesai dilaksanakan dengan baik oleh Kontraktor dan memenuhi syarat, dan Serah Terima
Kedua yang dilaksanakan setelah selesai masa pemeliharaan yang ditetapkan berakhir.
b) Jika dalam proses Serah Terima Pekerjaan tersebut masih membuat keseluruhan pekerjaan belum
baik/lengkap, maka Kontraktor memperbaiki pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya.

PENUTUP & KESIMPULAN


Metode pelaksanaan proyek ini merupakan acuan/k onsep pelaksanaan dalam pentahapan pekerjaan
sebagaimana.sesuai dengan kebutuhan kondisi di lapangan. Aturan ataupun syarat teknis pelaksanaan tidak
banyak disebutkan dalam metoda ini karena sudah ditetapkan dalam RKS yang telah diberikan.

Demikianlah metode pelaksanaan ini disajikan untuk menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dengan persyaratan/spesifikasi teknik sesuai dalam dokumen.

Makassar, 31 Januari 2020


CV. D’LIMA ENGINEERING

RIZKA SIARA, ST
DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai