Anda di halaman 1dari 119

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP MELATI KELAS I

RUMAH SAKIT X

RABU / 1 JULI 2020

KEPALA RUANGAN

Disusun Oleh :

Latifa Hidayani Abas, S.Kep

1941313015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
RENCANA KEGIATAN KEPALA RUANGAN

Hari/ Tanggal : Rabu / 1 Juli 2020

Ruangan : Melati I RSUP X

Waktu Kegiatan Penanggung Ruang Ket


Jawab
07.30 Tiba di ruangan Karu Melati I
07.35 Mengisi Absensi Karu Melati I
07.37 sd Membaca laporan dinas malam, Karu Melati I
08.00 mengobservasi keadaan dan jumlah
pasien, klasifikasi dan intervensi masalah
08.00 sd Bersama Katim dan PA melaksanakan Karu Melati I
08.30 Pre Conference, melakukan pembagian
TJ pasien
08.00 sd Melaporkan jumlah pasien Karu Melati I
08.30 Melaporkan kondisi pasien
Melaporkan pembagian tugas pada PA
08.00 sd Overan dengan dinas malam Karu, Katim, Melati I
08.15 PA
08.30 sd Membantu morning care Karu Melati I
09.30
09.30 sd Mengobservasi jalannya asuhan Karu Melati I
10.30 keperawatan pada pasien sesuai dengan
pembagian tanggung jawab
10.30 sd Mengikuti Diskusi Reflesi Kasus Karu, Katim, Melati I
11.30 keperawatan PA
12.00 sd ISHOMA Katim Melati I
12.30
13.30 sd Melakukan Post Conference Karu, Katim, Melati I
14.00 PA
13.30 sd Melakukan Evaluasi Askep Karu, Katim, Melati I
14.00 PA
14.00 sd Overan dengan dinas sore Karu, Katim, Melati I
14.30 PA
15.00 Mengisi absen pulang Karu Melati I

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPALA RUANGAN

A. Fungsi Perencanaan (Planning)


1. Perawat ruangan
Jumlah perawat = 27 orang
a. Dinas Pagi = 11 orang (1 Karu, 2 Katim dan 8 PP)
b. Dinas Sore = 6 orang
c. Dinas Malam = 6 orang
2. Pasien
a. Jumlah Pasien = 19 Orang
b. Tingkat Ketergantungan
1) Minimal = 2 Orang
2) Parsial = 12 Orang
3) Total = 5 Orang

c. Pasien Menurut Ruangan


TIM A TIM B
No Pasien No Pasien
Ruangan Ruangan
1 Nama : Tn. G 7 Nama : Tn. I
Umur : 55 tahun Umur : 61 tahun
Hari Rawat : 9 Hari Rawat : 6
1 Nama : Tn. D 7 Nama : Tn. A
Umur : 16 tahun Umur : 46 tahun
Hari Rawat : 6 Hari Rawat : 5
2 Nama : Tn. Na 8 Nama : Ny. H
Umur : 45 tahun Umur : 45 tahun
Hari Rawat : 2 Hari Rawat : 3
2 Nama : Tn. V1 8 Nama : Ny. N
Umur : 25 tahun Umur : 43 tahun
Hari Rawat : 6 Hari Rawat : 7
3 Nama : Tn. Ze 9 Nama : Ny. A
Umur : 61 tahun Umur : 51 tahun
Hari Rawat : 8 Hari Rawat : 7
3 Nama : Tn. Za 9 Nama : Tn. R
Umur : 63 tahun Umur : 45 tahun
Hari Rawat : 9 Hari Rawat : 6

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
4 Nama : Tn. M 10 Nama : Tn. X2
Umur : 26 tahun Umur : 50 tahun
Hari Rawat : 9 Hari Rawat : 5
4 Nama : Tn. X1 10 Nama : Tn. BU
Umur : 26 tahun Umur : 49 tahun
Hari Rawat : 3 Hari Rawat : 5
5 Nama : Tn. Y 11 Nama : Tn. X3
Umur : 50 tahun Umur : 81 tahun
Hari Rawat : 3 Hari Rawat : 4
6 Nama : Tn. K 12 -
Umur : 61 tahun
Hari Rawat : 3

3. Mahasiswa Keperawatan
a. Jumlah = 10 Orang (1 orang Karu, 2 Katim)
1) Dinas Pagi = 4 Orang
2) Dinas Siang = 2 Orang
3) Dinas Malam = 1 Orang

B. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


1. Metode Penugasan : Modular
2. Struktur Organisasi

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
3. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pagi Siang Malam

Overan 07.15 WIB 13.45 WIB 20.45 WIB

Pre-Converence 07.30 WIB 14.00 WIB 21.00 WIB

Post _ Converence 13.30 WIB 20.30 WIB 07.00 WIB

C. Fungsi Ketenagaan (Staffing)


a. Rumus Dougls
Jumlah tenaga yang Jumlah tenaga yang tersedia
dibutuhkan (7 orang)
(6 orang)
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
Minimal 5 x 0,17 5 x 0,14 = 5 x 0,07 1 Karu + 6 orang 6 orang
= 0,85 0,7 = 0,35
2 Katim perawat perawat
Parsial 12 x 0,27 12 x 0,15 12 x 0,10 + 8 PP
= 3,24 = 1,8 = 1,2
Total 2 x 0,36 2 x 0,30 = 2 x 0,20
0,6 = 0,4
= 0,72
Jumlah 5,38 = 3,1 = 1,95 = 11 6 orang 6 orang
6 orang 4 orang 2 orang orang perawat perawat
perawat perawat perawat perawat

Jumlah tenaga yang dibutuhkan Jumlah tenaga yang tersedia


(DEPKES RI, 2001)
Jumlah jam perawatan : jumlah 11 orang
jam kerja efektif
Jumlah pasien × kebutuhan rata-
rata jam perawatan/hari = 7
19 × 4 : 7 = 10,8 (11 orang/hari)

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
D. Fungsi Pengarahan (Actuating)
1. Supervisi dan Pengarahan Karu
a. Jadwal Supervisi :
b. Topik Supervisi
2. Ronde
a. Jadwal Ronde :
b. Topik Ronde :
3. Diskusi Refleksi Kasus
a. Jadwal : Rabu / 1 Juli 2020
b. Topik : Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan deman tipoid

E. Fungsi Pengawasan (Controlling)


Karu berdinas mulai dari jam 08.00 sampai jam 15.00 WIB.
1. Pelaksanaan Post-Conference :
Post conference dilaksanakan pada pukul 13.30 selama 30 menit
untuk mengevaluasi dan mendiskusikan asuhan keperawatan yang
telah diberikan pada pasien dan merencakan rencana tindak lanjut
kepada tim sore.
2. Pelaksanaan Overan Dinas Pagi ke Sore :
Overan dilaksanakan pukul 14.00 selama 15 menit dengan
menggunakan SBAR di ners station dan 15 menit timbang terima
pasien.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Perhitungan tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat

Jumlah tenaga yang Jumlah tenaga yang tersedia


dibutuhkan (7 orang)
(6 orang)
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
Minimal 5 x 0,17 5 x 0,14 = 5 x 0,07 1 Karu + 6 orang 6 orang
= 0,85 0,7 = 0,35
2 Katim perawat perawat
Parsial 12 x 0,27 12 x 0,15 12 x 0,10 + 8 PP
= 3,24 = 1,8 = 1,2
Total 2 x 0,36 2 x 0,30 = 2 x 0,20
0,6 = 0,4
= 0,72
Jumlah 5,38 = 3,1 = 1,95 = 11 6 orang 6 orang
6 orang 4 orang 2 orang orang perawat perawat
perawat perawat perawat perawat

Jumlah tenaga yang dibutuhkan Jumlah tenaga yang tersedia


(DEPKES RI, 2001)
Jumlah jam perawatan : jumlah 11 orang
jam kerja efektif
Jumlah pasien × kebutuhan rata-
rata jam perawatan/hari = 7
19 × 4 : 7 = 10,8 (11 orang/hari)

Pembahasan

Tidak ada permasalahan terkait ketenagaan pada perawat dinas pagi.


Dinas pagi membutuhkan 6 orang perawat, dengan jumlah perawat associate PK 3
di tim A ada 3 orang dan tim B ada 3 orang. Jumlah mahasiswa yang berdinas di
shift pagi ada 4 orang masing-masing 2 orang di tim A dan 2 orang di tim B.
Mahasiswa akan dibimbing dalam pelaksanaan asuhan keperawatan oleh perawat
dengan PK 3.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan hasil observasi di ruang ditemukan bahwa perawat A dan


perawat B terlibat konflik yang berkepanjangan sehingga mengganggu dalam
pemberian pelayanan asuhan keperawatan pada pasien di ruangan. Strategi
intervensi penanganan konflik yang dipakai dalam kasus ini adalah fasilitasi,
mediasi dan arbitasi. Ketiga strategi ini melibatkan pihak ketiga, yaitu karu.
Fasilitasi dilakukan dengan cara mempertemukan kedua pihak yang berkonflik
untuk membangun komunikasi dua arah. Mediasi dimana pihak ketiga membantu
menjalin hubungan yang baik antara kedua belah pihak yang berkonflik, tidak
memihak pada salah satunya. Kemudian arbitasi adalah proses selanjutnya dari
mediasi, dimana pihak ketiga, yaitu karu akan mendengarkan persepsi atau sudut
pandang kedua pihak. Hal ini akan membantu karu untuk tercapainya suatu
kesepakatan yang adil. Ketiga proses ini akan menjamin terbentuknya komunikasi
yang baik sehingga kompromi merupakan hal yang tepat untuk dipilih.

Uuntuk mengatasi masalah pelayanan yang terganggu oleh perawat yang


terlibat konflik, karu akan memisahkan jam dinas atau memisahkan tim dinas
kedua belah pihak hingga kedua belah pihak menemukan kesepakatan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya hambatan dalam melakukan pelayanan
asuhan keperawatan pada pasien.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
LAPORAN PENDAHULUAN

KETUA TIM A

A. Jumlah Pasien : 10 orang


Pasien Jumlah
Ruangan : Melati 10 orang

Jenis Kelamin:
Laki-laki : 10 orang
Perempuan : 0 orang

B. Tingkat Ketergantungan
Tingkat Ketergantungan Jumlah
Total Care 0 orang
Parsial Care 8 orang
Minimal Care 2 orang

C. Jumlah Diagnosa Keperawatan :


Diagnosa Keperawatan Jumlah
Aktual 19 diagnosa
Resiko 1 diagnosa
Promosi Kesehatan 0

D. Jumlah Intervensi Keperawatan :

Intervensi Keperawatan Jumlah


Pengkajian berkelanjutan 13
Intervensi Keperawatan mandiri 20
Pendidikan kesehatan 4
Kolaborasi 16

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
E. Jumlah Aktivitas Keperawatan :152 aktivitas
F. Perencanaan Katim
Perhitugan kebutuhan tenaga keperawatan
1. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Self
Care Orem:
Minimal care :2
Parsial care :8
Total care :0
2. Jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi ini
Tingkat Jumlah tenaga yang
Ketergantungan dibutuhkan
Pagi
Minimal care 2 x 0,17 = 0,34
Parsial care 8 x 0,27 = 2,16
Total care 0 x 0,36 = 0
Jumlah 2,50 / 3 orang

G. Masalah yang Teratasi : 2 Masalah Keperawatan


H. Masalah yang Belum Teratasi : 17 aktual 1 risiko
I. Aktivitas yang Terlaksana : 135 Aktivitas
J. Aktivitas yang Tidak Terlaksana : 17 Aktivitas

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
LAPORAN PENDAHULUAN
KETUA TIM B

A. Jumlah Pasien : 9 orang


Pasien Jumlah
Ruangan : Melati 9 Orang
Jenis Kelamin:
Laki-laki 7 orang
Perempuan 2 orang

B. Tingkat Ketergantungan

Tingkat Ketergantungan Jumlah


Total Care 2 orang
Parsial Care 4 orang
Minimal Care 3 orang

C. Jumlah Diagnosa Keperawatan : 16 diagnosa


Diagnosa Keperawatan Jumlah
Aktual 9
Resiko 7
Promosi Kesehatan 0

D. Jumlah Intervensi Keperawatan : 31 Intervensi


Intervensi Keperawatan Jumlah
Pengkajian berkelanjutan 5
Intervensi Keperawatan mandiri 12
Pendidikan kesehatan 2
Kolaborasi 12

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
E. Jumlah Aktivitas Keperawatan :134
F. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan self care
orem
Tingkat Ketergantungan Jumlah
Total Care 2 orang
Parsial Care 4 orang
Minimal Care 3 orang

G. Jumlah perawat yan dibutuhkan pada pagi ini


Tingkat Jumlah tenaga yang
Ketergantungan dibutuhkan
Pagi
Minimal Care 3 x 0,17 = 0,51
Parsial Care 4 x 0,27 = 1,08
Total Care 2 x 0,36 = 0,72
Jumlah 3 orang

H. Masalah yang Teratasi :3


I. Masalah yang Belum Teratasi : 13
J. Aktivitas yang Terlaksana : 119 aktivitas
K. Aktivitas yang Tidak Terlaksana : 16 aktivitas

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien : Tn. G Melati Hikmawani

2 Umur : 55Tahun
3 No. RM :
4 Hari rawatan :9
5 Tk. Ketergantungan : Parsial care
6 Diagnosa Medis : fraktur mandibula

7 Data Pasien:
DS:
 Pasien mengeluhkan nyeri pada rahang akibat operasi
orif yang dijalaninya
 Pasien mengeluhkan nyeri seperti teriris iris danngilu
 Pesien mengatakan nyerinya mulai timbul ,nyeri
meningkat ketika
 Membuka rahang
DO:
 Pasien post op- Korif
 Skala nyeri 3
 TD :125/72
mmHg
 N : 80 x/i
 RR : 21x/i
 T : 37,0 C
 Pasien tampak meringis
DS:
Pasien mengeluhkan luka pada operasi terasabasah
DO:
 Terdapat luka post operasi sepanjang 5x1 cm
 Area luka teraba hangat
 Leukosit 10.500
 Luka tidak berbau
 Luka tampak bewarna kemerahan
 Crt ekstremitas
<2dtk
 Hb 12 g/dl

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Kamis/ 17 Juni 2020


 Luka tampak bewarnakemerahan
 Bibir klienkering
 Crt ekstremitas >2dtk
Hb10

8 Masalah Keperawatan:
Nyeri Akut b.d agen cidera biologis
Gangguan integritas jaringan b.d prosedur inpasiv
9 Intervensi:
Manajemen Nyeri
Perawatan Luka

10 Terapi:
 IVFD Nacl 0,9 % 8j/kolf
 Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
 Injeksi Ranitidine 2x1
 Vipalbumine 3x1

11 RTL

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien : Tn. D melati Hikmawani

2 Umur : 16Tahun
3 No. RM :
4 Hari rawatan :6
5 Tk.Ketergantungan : Minimal care
6 Diagnosa Medis : Anemia + Efusi Pleura + Hiperpirexia

7 Data Pasien:
Ds:
 Pasien mengeluhkan sesak nafas
DO:
 RR 21 x/menit
 Nafas cuping hidung-
 Otot bantu nafas+
 Retraksi dinding dada-
 Ronkhi -
Pasien tampak sesak Ds :
 Pasien mengeluhkan demam
DO:
 Suhu 37,8
 Nadi 90x/i
 RR 21x/i
 Kulit teraba hangat
 Leukosit16000

8 Masalah Keperawatan:
Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
Hipertermia b.d proses penyakit
9 Intervensi:
Terapi oksigen

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Senin/ 29 Juni 2020


Perawatan Demam

10 Terapi:
 IVFD Nacl 0,9 % 8j/kolf
 Terapi oksigen 2 lpm
 Pcr 3x1

11 RTL

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien : Tn. V Melati Hikmawani

2 Umur : 25 Tahun
3 No. RM :
4 Hari rawatan :8
5 Tk.Ketergantungan : parsial care
6 Diagnosa Medis : Bronkitis + efusi pleura

7 Data Pasien:
Ds:
 Pasien mengeluhkan sesak nafas
DO:
 RR 21 x/menit
 Nafas cuping hidung-
 Otot bantu nafas+
 Retraksi dinding dada-
 Ronkhi -
Pasien tampak sesak Ds :
 Pasien mengeluhkan demam
DO:
 Suhu 37,8
 Nadi 90x/i
 RR 21x/i
 Kulit teraba hangat
 Leukosit16000

8 Masalah Keperawatan:
Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
Hipertermia b.d proses penyakit
9 Intervensi:
Terapi oksigen

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Senin/ 29 Juni 2020


Perawatan Demam

10 Terapi:
 IVFD Nacl 0,9 % 8j/kolf
 Terapi oksigen 2 lpm
 Pcr 3x1

11 RTL

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien :Tn. Ze Melati Mia aulia
2 Umur :61 Tahun
3 No. RM :00.002.31
4 Hari rawatan :8
5 Tk. Ketergantungan :Parsial care
6 Diagnosa Medis : Anemia sedang + Tumor Palatum
Susp. Keganasan

7 Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisiologis


DS:
 Klien mengatakan nyeri pada langit-langit lidah
 Klien mengatakan nyeri meningkat saat mulut digerakkan
DO:
 Klien tampak meringis
 Klien tampak memegang mulut
 Pengkajian nyeri PQRST
P: adanya bekas eksisi biopsi
Q:nyeri terasa seperti teriris
R:Pada langit-langit lidah
S:skala nyeri 3
T: nyeri dirasakan saat istirahat dan meningkat saat mulut
digerakkan
 TD: 130/70 mmHg
 HR 102 x/i
 RR 21 x/i

Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kuraangnya


aktivitas fisik
DS:
 Klien mengatakan takut bergerak karena rasa nyeri

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020


yang dirasakan
DO:
 CRT >3 detik
 Akral teraba dingin

8 Masalah Keperawatan:
Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisiologis
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kuraangnya
aktivitas fisik

9 Intervensi:
Manajemen nyeri
1. Kaji nyeri secara komprehensif
Pengurangan ansietas
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

10 Terapi:

 IVFD Nacl 0,9 % 8j/kolf


 Terapi oksigen 2 lpm
 Vitamin K 3x1
 Ranitidine 2x1

11 RTL
Terapi lanjut

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien :Tn. Za Melati Mia aulia
2 Umur :63 Tahun
3 No. RM :00.002.32
4 Hari rawatan :9
5 Tk. Ketergantungan :Parsial care
6 Diagnosa Medis : Hernia Inguinalis lateralis dekstra

7 Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisiologis


DS:
 Klien mengatakan nyeri pada perut bawah dan menjalar
ke pinggang
 Klien mengatakan nyeri meningkat saat batuk, mengedan
dan mengangkat benda yang berat
DO:
 Klien tampak meringis
 Klien tampak memegang perut saat batuk
 Pengkajian nyeri PQRST
P: adanya penyakit hernia ingualis
Q:nyeri terasa seperti teriris
R:Pada perut bawah yang menjalar kepinggang
S:skala nyeri 5
T: nyeri dirasakan saat batuk,mengejan danmengangkat
benda yang berat
 TD: 130/70 mmHg
 HR 103 x/i
 RR 21 x/i

DS:
 Klien mengatakan cemas dengan operasi yang akan
dilakukan

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020


 Klien mengatakan belum pernah dioperasi sebelumnya
 Klien mengatakan takut kalau operasi tidak berjalan
dengan lancer
DO:
 Klien tampak gelisah ditunjukkan dengan sering
bertanya dan telapak tangan basah
 Klien tampak tegang dengan menggoyang-goyangkan
kaki
 TD: 130/70 mmHg
 HR 103 x/i
 RR 21 x/i
 Klien focus dengan diri sendiri, kontak mata hilang
8 Masalah Keperawatan:
Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisiologis
Ansietas

9 Intervensi:
Manajemen nyeri
1. Kaji nyeri secara komprehensif
Pengurangan ansietas
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

10 Terapi:

 IVFD Nacl 0,9 % 8j/kolf


 Terapi oksigen 2 lpm
 Certriaxon 5 mg

11 RTL
Terapi lanjut

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu / 01 Juli 2020

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu/01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien :Tn. M Melati Rahma
dhani
2 Umur :26 Tahun
3 No. RM :00.002.38
4 Hari rawatan :9
5 Tk. Ketergantungan :minimal care
6 Diagnosa Medis : DHF grade I
7
Ds :
 Pasien mengeluhkan Demam
DO:
 Suhu 37,9oC
 Nadi 99x/i
 RR 24x/i
 Kulit teraba hangat
 Leukosit 16000

DS:
 Klien mengatakan badan terasa lemas
DO:
 Ht : 30 %
 Hb : 9 g/dl
 Bibir tampak kering
 Suhu 37,9oC
 Nadi 99x/i
 RR 24x/i
 Kulit teraba hangat
 Turgor kulit jelek
8 Masalah Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan
penurunan mekanisme regulasi

9 Intervensi:
Perawatan Demam

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu/01 Juli 2020


1. Pantau suhu dan tanda vital lainnya
Manajemen cairan

1. Monitor status hidrasi (misalnya membran mukosa


lembab, denyut nadi adekuat, tekanan darah ortostatik).

10 Terapi:
- Terapi cairan NaCl 6 Jam/ kolf
- Injeksi ranitidine 80mg/8jam
- Injeksi vit.K 1 amp

11 RTL
Terapi lanjut

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu /01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien :Tn. Na Melati Rahma
dhani
2 Umur :45 Tahun
3 No. RM :00.002.33
4 Hari rawatan :6
5 Tk. Ketergantungan :Parsial care
6 Diagnosa Medis : Paraplegi ec schiwora

7 Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskula

555 555

111 111

DS :
pasien mengeluh masih belum bisa menggerakkan
kakinya, dalam 5 hari ini pasien jarang bergerak
karena takut
DO :
Pasien tampak takut untuk bergerak
Ektremitas bawah pasien tampak kaku
Kekuatan otot
ASIA Skor
UER
Elbow fleksor 5
Wrist extensor 5
Elbow extensor 5
Finger fleksor 5
Finger adducsor 5
LER
Hip flexor 1
Knee extensor 1
Ankle dorsifleksor 1

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu /01 Juli 2020


Long toe extensor 1
Ankle plantarfleksor 1
DS :
Pasien mengeluh nyeri pada punggung berdenyut denyut,
nyeri terasa terus menerus
DO :
Skala nyeri 2
Pasien tampak sedikit meringis
TTV :
TD 120/80 mmHg
N 88 x/i
RR 20x/i

8 Masalah Keperawatan:
Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisiologis
Hambaran mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular

9 Intervensi:
Manajemen nyeri
1. Kaji nyeri secara komprehensif
Terapi aktifitas
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

10 Terapi:
 IVFD Nacl 0,9 % 8j/kolf
 Terapi oksigen 2 lpm
 Paracetamol 3x1

11 RTL
Terapi lanjut

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu /01 Juli 2020

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Rabu/ 01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien : Tn. X Melati Rahma
dhani

2 Umur : 26 Tahun
3 No. RM :
4 Hari rawatan :3
5 Tk.Ketergantungan : parsial care
6 Diagnosa Medis : Efusi pleura

7 Data Pasien:
Ds:
 Pasien mengeluhkan sesak nafas
DO:
 RR 22 x/menit
 Nafas cuping hidung-
 Otot bantu nafas+
 Retraksi dinding dada-
 Ronkhi -
Pasien tampak sesak Ds :
 Pasien mengeluhkan demam
DO:
 Suhu 37,8
 Nadi 90x/i
 RR 21x/i
 Kulit teraba hangat
 Leukosit16000

8 Masalah Keperawatan:
Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
Hipertermia b.d proses penyakit
9 Intervensi:
Terapi oksigen

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hari/Tanggal : Senin/ 29 Juni 2020


Perawatan Demam

10 Terapi:
 IVFD Nacl 0,9 % 8j/kolf
 Terapi oksigen 2 lpm

11 RTL

Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu /01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien :Tn. Y Melati Dinda
jeanita
2 Umur :50 Tahun
3 No. RM :00.002.40
4 Hari rawatan :3
5 Tk. Ketergantungan :Parsial care
6 Diagnosa Medis : Post apendiktomi
7
DS:
 Pasien mengeluhkan nyeri pada
rahang akibat operasi apendiktomi
yang dijalaninya
 Pasien mengeluhkan nyeri seperti
teriris iris dan ngilu
 Pesien mengatakan nyerinya mulai
timbul ,nyeri meningkat ketika
bergerak
DO:
 Pasien post op-apendiktomi
 Skala nyeri 3
 TD : 125/72
mmHg
 N : 80 x/i
 RR : 21x/i
 T : 37,0 C
 Pasien tampak meringis
 DS :
 Pasien mengeluhkan
luka pada operasi terasa
basah DO:

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu /01 Juli 2020


 Terdapat luka post operasi sepanjang
2x1 cm
 Area luka teraba hangat
 Leukosit 10.500
 Luka tidak berbau
 Luka tampak bewarna
kemerahan
 Crt ekstremitas <2dtk
 Hb 12 g/d
DS:
 Klien mengeluhkan badn terasa lemah
 Klien mengeluh pusing ketika bergerak
DO:
 Nadi lemah
 Warna kulit pucat
 CRT >3 detik
 Akral teraba dingin
8 Masalah Keperawatan:
1. Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisiologis
2. Perfusi perifer tidak efektif

9 Intervensi:
Manajemen nyeri
1. Kaji nyeri secara komprehensif
Perawatan sirkulasi:Insuvisiensi vena
2. Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara
komprehensif
10 Terapi:

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal : Rabu /01 Juli 2020


11 RTL
Terapi lanjut

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu/01 Juli 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM A RUANG PA


1 Nama Pasien :Tn. K Melati Dinda
jeanita
2 Umur :61 Tahun
3 No. RM :00.002.39
4 Hari rawatan :3
5 Tk. Ketergantungan :Total care
6 Diagnosa Medis : anemia + limfadentis
7
DS:

 Klien mengatakan badan terasa lemas


 Mata berkunang kunag
DO:

 Ht : 34 %
 Hb : 9,0 g/dl
 Bibir tampak kering
 Suhu 37,2oC
 Nadi 78 x/i
 RR 22 x/i
 Crt>2 dtk
 Akral dingin
DS:

 Pasien mengatakan nyeri pada bagian bawah


mulut
 Pasien mengatakan nyeri meningkat saat mulut
digerakkan
DO:

 Pasien tampak meringis


 Pasien tampak memegang mulut

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu/01 Juli 2020


 Pengkajian nyeri PQRST
P: adanya pembengkakan kgb

Q:nyeri terasa seperti tertusuk

R:Pada bagian bawah mulut

S:skala nyeri 4

T: nyeri dirasakan saat istirahat dan meningkat


saat mulut digerakkan

 TD: 130/70 mmHg


 HR 90 x/i
 RR 20 x/i

8 Masalah Keperawatan:
1. Gangguan perfusi jaringan perifer
2. Nyeri akut b.d agencidera biologis

9 Intervensi:
Manajemen sirkulasi

Mqnqjemen nyeri

10 Terapi:
- Terapi cairan NaCl 6 Jam/ kolf
- Injeksi ranitidine 80mg/8jam
- Itranfusi PRC

11 RTL
Terapi lanjut

________________________________________________________________Kelompok P’19
Praktek Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
____________________________________________________________________________

Hari/Tanggal :Rabu/01 Juli 2020

________________________________________________________________Kelompok P’19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM B Ruangan PA


1 Nama Pasien : Tn.I 7 WINDA
2 Umur : 61 th
3 No. RM :xxx.xxx.001
4 Hari rawatan :6
5 Tk. Ketergantungan : Total Care
6 Diagnosa Medis : Post laparatomy eksplorasi ec
appendiktomi perforasi
7 Data Pasien:
DS :
- Klien mengeluh pusing
- Klien mengatakan badan terasa lemah
- Klien mengatakan balutan lukanya selalu basah

DO :
- GCS : 15 Kesadaran CM
- KU : lemah
- Nafas 25 x/i
- Tekanan darah tidak stabil
Jam 07.00 TD : 96/55, N : 65 x/i
- Nadi Terasa Lemah
- Akral hangat
- Produksi drain 100 cc
- Klien masih terpasang vascon drip 1 ampul dalam 50
cc NaCL 0,9% kecepatan 15 cc/jam
- IVFD clinimik : 16 tts/I (sedang terpasang)
- Balutan luka tampak basah
- Leukosit 11.000
- Hb: 9,9 gr/dl

8 Masalah Keperawatan:
1. Risiko syok
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur
invasif
9 Intervensi:
1. Manajemen syok
2. Perawatan Luka
10 Terapi:
- vascon drip 1 ampul dalam 50 cc NaCL 0,9%
kecepatan 15 cc/jam
- IVFD clinimik : 16 tts/I (sedang terpasang
- Metronidazole 2x 40 mg
- Ceftriazon 2x1 gr
- Katerolac K/P 1 amp
- PCT tablet K/P 500mg
11 RTL
Manajemen syok: kontrol hemodinamik pasien
Perlindungan infeksi : perawatan luka

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM B Ruangan PA


1 Nama Pasien : Tn.A 7 WINDA
2 Umur : 46 th
3 No. RM :xxx.xxx.009
4 Hari rawatan :5
5 Tk. Ketergantungan : Minimal Care
6 Diagnosa Medis : Hiperplasia Prostat
7 Data Pasien:
DS :
1. Klien mengatakan tidak bisa buang air kecil bila
tidak menggunakan kateter
2. Pasien mengatakan masih nyeri saat berkemih
3. P : nyeri di abdomen bagian bawah
4. Q : nyeri tertusuk-tusuk jarum
5. R : nyeri di abdomen bawah
6. S : skala nyeri 4
7. T : nyeri hilang timbul

DO :
1. Pasien tampak meringis
2. Aliran urin pasien tidak lancar
3. Terjadi sumbatan pada kateter yang terpasang
4. TD :130/80mmHg
5. N : 99 x/i
6. Pasien tampak gelisah dan meringis
7. RR : 20x/i
8 Masalah Keperawatan:
1. Gangguan Eliminasi Urin Berhubungan dengan
obstruksi saluran kemih
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
Biologis
9 Intervensi:
1. Pemantauan haluaran urin:
2. Manajemen Nyeri
10 Terapi:
Ceftriaxone 3x1 vial
RL 20 tts/i
Katerolac K/P amp
PCT tablet K/P 500mg
11 RTL
1 Manajemen Nyeri teknik relaksasi napas dalam dan
farmakologi
2 Pemantauan haluaran urin
3 pasien rencana konsul penyakit dalam dan konsul
dr.bedah terkait perencanaan operasi

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM Ruangan PA


1 Nama Pasien : Ny.H 8 WINDA
2 Umur : 45 th
3 No. RM :
4 Hari rawatan :3
5 Tk. Ketergantungan : Total Care
6 Diagnosa Medis : CKD Stage V + DM Tipe 2 tidak
terkontrol
7 Data Pasien:
DS :
1. Pasien mengatakan nafas masih sesak
2. Pasien mengatakan sering merasa kebas

DO:
 TD : 140/100 mmHg
 RR : 25 x/i
 CRT > 2 detik
 Pasien tampak edeme diseluruh tubuh( wjah,tungkai)
 Ureum darah : 55 mg/dl
 Kreatinin darah : 1,4 mg/dl
 GDS 230 gr/dl
 HB: 10,5 gr/dl
8 Masalah Keperawatan:
1. Kelebihan cairan berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
2. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan
retensi insulin
9 Intervensi:
1. Manajemen hypervolemia
2. Manajemen hiperglikemi
10 Terapi:
1. IVFD Easprimer 250 cc 4 jam/kolof
2. IVFD NaCl 0,9% 12 jam / kolof
3. Asam folat 1 × 5 gr
4. Ceftriaxone 2 × 1 gr
5. Amlodipine 1 × 5 gr
6. Metronidazole 3 × 500 gr
7. Injeksi lasix 2x1 ampul
8. Diet DD 1700 kkal
9. Injeksi Novorapid 6 unit sebelum makan dosis
koreksi
11 RTL
1. Monitor cairan
2. Monitor GDS
3. Klien direncanakan cuci darah pagi ini jam 10.00 wib
(cimino sudah terpasang )

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM B PJ Ruang


1 Nama Pasien : Ny. N PA DARA 8
2 Umur : 43 th
3 No. RM :
4 Hari rawatan :7
5 Tk. Ketergantungan : Minimal Care
6 Diagnosa Medis : Hernia Inguinal Lateralis
7 Data Pasien:
DS:
Pasien mengatakan luka bekas operasi sudah jauh
lebih membaik dari yang sebelumnya,
DO :
- Balutan luka tampak bersih
- Luka berwarna merah muda
- Tidak terdapat pus dan jaringan necrotik
- TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 80 x/i
- RR : 22x/m
- Leukosit 9720 mcL
8 Masalah Keperawatan:
 Resiko tinggi infeksi
9 Intervensi:
 Perawatan Luka
10 Terapi:
 Cefotaxim 1 gr
 IVFD RL 20 tpm
11 RTL
Persiapan pulang dengan pemberian discharge
planning perawatan luka dirumah

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM B PJ Ruang


1 Nama Pasien : Ny.A PA DARA 9
2 Umur : 51 th
3 No. RM :
4 Hari rawatan :7
5 Tk. Ketergantungan : Minimal Care
6 Diagnosa Medis : Post Op Mastektomi
ec. Ca Mammae sinistra
7 Data Pasien
DS:
Pasien mengatakan luka sudah mengering dan
perkembangan sudah lebih baik
DO :
- Terdapat luka post operasi pada bagian
payudara kiri
- Balutan luka tampak bersih
- Luka berwarna merah muda
- TD : 120/70 mmHg
- Nadi : 82 x/i
8 Masalah Keperawatan:
 Resiko Tinggi Infeksi berhubungn
dengan adanya port the entry
9 Intervensi:
 Perawatan Luka
10 Terapi:
 cebactam 1 gr
 IVFD RL 24 tpm
11 RTL
 Persiapan pulang dengan pemberian
discharge planning membersihkan luka
di rumah

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM B PJ Ruang


1 Nama Pasien : Tn.R PA DARA 9
2 Umur : 45 Tahun
3 No. RM :
4 Hari rawatan :6
5 Tk. Ketergantungan : Parsial Care
6 Diagnosa Medis : Ca.Caput Pankreas
7 Data Pasien:
DS:
Pasien mengatakan post op hari ke 4 nyeri pada
luka bekas operasi masih terasa tetapi sudah
berkurang dari yang sebelumnya
P : nyeri pada luka bekas post op
Q : nyeri seperti tertusuk
R : nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan
S : skala nyeri 3
T : Nyeri terasa hilang timbul dan
DO :
- Terdapat 2 luka bekas operasi dibagian
perut, luka jahitan, dan 1 luka dengan
drainase
- Balutan luka tampak bersih
- Nadi : 86 x/I
- TD : 120 / 70 mmHg
- RR : 20 x/m
8 Masalah Keperawatan:
- Nyeri Akut
- Risiko infeksi
9 Intervensi:
- Perawatan luka dengan tekhnik steril
10 Terapi:
- Ceftazidine = 2x1 gr/hari
- Infus RL : 10 tts/i
11 RTL
1. Perawatan luka dengan tekhnik steril

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM Ruangan PA


1 Nama Pasien : Tn. X2 10 CICI
2 Umur : 50 th
3 No. RM :
4 Hari rawatan :5
5 Tk. Ketergantungan : Parsial Care
6 Diagnosa Medis : CKD Stage 3 ec DM Tipe 2 tidak
terkontrol
7 Data Pasien:
DS : -
DO :
1. Keseimbangn elektrolit Hipernatremia (176 mmol/dl)
2. Hiperkalemia (6,2 mmol/dl)
3. Hiperkloremi (120 mmol/dl)

8 Masalah Keperawatan:
3. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
4. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan retensi
insulin
9 Intervensi:
3. Manajemen hypervolemia
4. Manajemen hiperglikemi

10 Terapi:
10. IVFD Easprimer 250 cc 4 jam/kolof
11. IVFD NaCl 0,9% 12 jam / kolof
12. Asam folat 1 × 5 gr
13. Ceftriaxone 2 × 1 gr
14. Amlodipine 1 × 5 gr
15. Metronidazole 3 × 500 gr
16. Diet DD 1900 kkal
17. Injeksi Novorapid 7 unit

11 RTL
4. Monitor GDS setiap sebelum makan
5. Rencana cuci darah (2 kali seminggu)

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM Ruangan PA


1 Nama Pasien : Tn. BU 10 CICI
2 Umur : 49 th
3 No. RM :
4 Hari rawatan :5
5 Tk. Ketergantungan : Parsial care
6 Diagnosa Medis : Luka bakar tingkat 3
7 Data Pasien:
DS :
1. Pasien mengatakan nafas sesak
2. Pasien mengatakan sulit berbicara
DO :
1. Bulu hidung hangus
2. Suara napas tambahan : stridor (+)
3. Napas cepat dan dangkal
4. Penggunaan otot bantu napas
5. RR : 28x/i

8 Masalah Keperawatan:
1. Gangguan pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan
nafas
2. Nyeri akut b.d kerusakan kulit dan jaringan
3. Kerusakan integritas jaringan b.d agen cedera kimiawi
d.d cedera jaringan

9 Intervensi:
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen Nyeri
3. Perawatan luka

10 Terapi :
1. IVFD NaCl 0,9% 6 jam / kolof
2. Keterolac 2 × 1 ampul
3. Paracetamol 3 × 500 mg
4. Ranitidine 2 × 1 ampul
5. Ceftriaxone 2 × 1 gr

11 RTL :
1. Redressing 2 kali sehari
2. Manajemen nyeri dengan teknk relaksasi distraksi

Kelompok P19
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

NO KONDISI PASIEN DI TIM Ruangan PA


1 Nama Pasien : Tn. X3 11 CICI
2 Umur : 81 th
3 No. RM :
4 Hari rawatan :4
5 Tk. Ketergantungan : parsial care Care
6 Diagnosa Medis : post laparatomi peritonis ec
perforasi gaster hari 1
7 Data Pasien:
DS :
1) Pasien mengatakan nyeri
2) P: nyeri terasa pada daerah post operasi
3) Q: Nyeri terasa menusuk-nusuk
4) R : Nyeri di daerah perut
5) S : Skala Nyeri : 4
6) T : Nyeri hilang timbul
DO
1) Td : 130/90
2) N : 110 x/i
3) Pasien tampak gelisah
4) RR : 23x/i
8 Masalah Keperawatan:
1. Nyeri akut b. Agen injuri
2. Resiko infeksi b.d penyakit kronis, efek prosedur invasif

9 Intervensi:
1. Manajemen Nyeri
2. Kontrol infeksi
10 Terapi:
1. Injeksi : ceftriaxone, vit K, omeprazole 320 mg,
metrodinazole 500 cc
2. Oral : Paracetamol 2 × 500 mg
3. IVFD : NaCl 0,9% 8 jam/kolof, Tutofusin 8
jam/kolof
4. Diet : air putih 6 × 50 cc

11 RTL
1. Monitor luka
2. Monitor residu lambung
3. Manajemen nyeri dengan teknik relaksasi distraksi

Kelompok P19
No.MR :
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Nama :Tn.G
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 JenisKelamin :L
TglLahir : 55thn

Ruangan : Melati Kelas I


RENCANA KEPERAWATAN
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &
Paraf
Rabu/ 1 1. Nyeri Akut b.d agen Tingkat nyeri Manajemen Nyeri 1. Mengkaji nyeri yang S: Mia Aulia
Juli 2020 ciderabiologis indikator dirasakan oleh pasien Rahim
1. Kaji nyeri secara  pasien mengatakan
DS:  Tidak ada Nyeri menggunakan pengkajian
komprehensif PQRS nyeri masih
 Pasien yangdilaporkan 2. Observasi
PQRS
dirasakan, namun
mengeluhkan nyeri  Tidak ada petunjuk nonverbal
2. Mengkaji dan
sudah berkurang.
pada rahang akibat ekspresi wajah mendiskusikan aktivitas
3. Kaji aktivitas yang  Pasien mengatakan
operasi orif yang nyeri yang dapat meningkatkan
meningkatkan dan nyeri terasa seperti
dijalaninya  RR dalam meringankannyeri
nyeri dan meringankan
teriris danngilu
 Pasien rentangnormal nyeri padapasien
4. Ajarkan terapi  Pasien mengatakan
mengeluhkan nyeri  Nadi dalam nonfarmakologis
3. Mengajarkan teknik
nyeri mulai timbul
seperti teriris iris rentangnormal distraksi untuk
untuk mengurangi saat membuka
danngilu menguranginyeri
nyeri rahang
 Pesien mengatakan 4. Memberikan
5. Kolaborasi pemberian O:
nyerinya mulai analgesik sesuai yang
analgesic
timbul ,nyeri disarankan oleh dokter  Pasien tampak
meningkat ketika penanggungjawab meringis
Membuka rahang  RR : 19x/menit

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

DO: pasien.  N : 80 x/menit


 Pasien post op-  Pengkajian nyeri :
Korif P : nyeri ketika
 Skala nyeri 3 membuka rahang
 TD :125/72 Q : nyeri seperti
mmHg teriris dan ngilu
 N : 80 x/i R : nyeri pada
 RR : 21x/i daerah rahang post
 T : 37,0 C op
 Pasien tampak S : Skala nyeri 1
meringis T : nyeri dirasakan
sekitar 5 menit
hilang timbul
A : masalah keperawatan
nyeri teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
dengan manajemen nyeri.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

2. Gangguan integritas Integritas jaringan : Perawatan Luka 1. mendokumentasikan luka S:


jaringan b.d prosedur Kulit Sekunder pasien
1. Angkat balutan dan  pasien mengatakan
inpasiv Indikator 2. membersihkan luka
plesterperekat balutan lukanya
DS :  Suhu kulit tida bekas operasi pasien
2. Monitor karakteristik terasa tidak basah
 Pasien kterganggu luka 3. Melakukan perawatan
lagi
mengeluhkan luka  Hidrasitidak 3. Ukur luasluka luka
pada operasi terasa terganggu menggunakan Nacl 0,9%
4. Bersihkan dengan
Basah 4. memeriksa luka bekas O:
 Perfusi jaringan normalsaline
 luka tampak
DO: 5. Berikan rawatan insisi operasi pasien untuk
tidakterganggu berwarnamerah
 Terdapat luka post mengidentifikasi adanya
 Integritas kulit padaluka
 luka post operasi
operasi sepanjang tanda-tanda infeksi
tidakterganggu 6. Berikan balutan sesuai
5. mengganti balutan luka dengan panjang
5x1 cm denganluka
 Tidak ada lesi pasien. 5x1 cm
 Area luka teraba padakulit 7. Periksa luka setiap
hangat gantibalutan  tidak terdapat
tanda-tanda
 Leukosit 10.500
infeksi
 Luka tidak berbau
A : masalah keperawatan
 Luka tampak gangguan integritas
bewarna jaringan teratasi sebagian
kemerahan P : intervensi dilanjutkan
 Crt ekstremitas dengan perawatan luka.
<2dtk
 Hb 12 g/dl

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No.MR :
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.D
JenisKelamin :Laki-laki
TglLahir :16tahun
Ruangan :Melati Kelas1
RENCANA KEPERAWATAN
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &
Paraf
Rabu/ 1 1. Pola nafas tidak efektif Status pernafasan : Terapi oksigen 1. Mengkaji kepatenan S: Mia Aulia
Juli 2020 ventilasi jalan nafas pasien Rahim
b.d hiperventilasi 1. Pertahankan kepatenan  pasien mengatakan
Indikator 2. Memberikan posisi
jalannafas sesak nafas
Ds: pasien semifowler
 RR dalam 2. Atur posisi untuk berkurang
 Pasien untuk memaksimalkan
rentangnormal memaksimalkanventilasi O:
ventilasi
mengeluhkan sesak  Tidak ada 3. Persiapkan peralatan
nafas 3. Memberikan terapi  RR : 20 x/menit
penggunaan otot oksigen
oksigen 2 lpm kepada
DO: bantunafas 4. Berikan oksigen sesuai  Ronkhi tidak ada
pasien
 RR 21 x/menit  Tidak ada instruksi
Tidak terdapat
4. Memonitor status
retraksi dinding 5. Monitor status
pernapasanpasien penggunaan otot
 Nafas cuping dada pernapasan
bantunafas
hidung-  Tidak ada nafas A : masalah keperawatan
 Otot bantu nafas+ cuping hidung pola nafas tidak efektif
 Retraksi dinding  Tidak ada suara teratasi
dada- nafas tambahan P : intervensi dihentikan
 Ronkhi -
 Pasien tampak
sesak

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

2. Hipertermia b.d Termoregulasi Perawatan Demam 1. Memeriksa suhu, S:


proses penyakit Indikator tekanan darah, nadi
1. Pantau suhu dan tanda  pasien mengatakan
Ds :  Nadi tidak dan pernafasanpasien
vitallainnya sudah berkurang
terganggu 2. Mengkaji warna dan
 Pasien 2. Monitor warna dan suhu panasdibadannya
mengeluhkan  RR tidak kulit
suhu kulitpasien
O:
terganggu 3. Memonitor jumlah
demam 3. Monitor asupan dan
 Tidak ada asupan dan output  RR : 20 x/menit
DO: keluarancairan
cairan
peningkatan 4. Berikan obat atau cairan  Suhu :37,00C
 Suhu 37,8 suhu kulit 4. Memberikan obat
IV
 Tidak ada melaluiIV  Nadi : 95 x/i
 Nadi 90x/i 5. Dorong pasien untuk
hipertermia mengkonsumsicairan 5. Menyarankan pasien  TD :120/70
 RR 21x/i mengkonsumsicairan
6. Berikanoksigen
6. Memberikan mmHg
 Kulit teraba hangat
7. Kolaborasi pemberian antipiretik sesuai A : masalah keperawatan
 Leukosit16000 antipiretik saran dokter hipertermia teratasi
8. Lembabkan bibir dan
sebagian
mukosa hidungyang
P : intervensi dilanjutkan
kering
dengan manajemen
demam.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No.MR :
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.Na
JenisKelamin :Laki-laki
Ruangan :Melati Kelas1 TglLahir :45 tahun

RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 Hambatan mobilitas fisik Pergerakan sendi : pasif Terapi Latihan : Pergerakan 1. Menjelaskan tujuan dan S: Mia aulia
Juli 2020 b.d gangguan indikator sendi manfaat latihan kepada  Pasien dan keluarga Rahim
neuromuskular  Pergelangan kaki Aktivitas keluarga dan pasien mengatakan paham
DS : (D) Dalam Batas 1. Tentukan batas pergerakan dan mau melakukan
2. Memonitor adanya nyeri
pasien mengeluh Normal (DBN) sendi pasien latihan gerak sendi
saat latihan (terdapat
masih belum bisa  Lutut (D) DBN 2. Jelaskan pada keluarga O:
nyeri pada ekstremitas
menggerakkan  Panggul (D) DBN tujuan dan manfaat latihan  Ekstremitasbawah
bawah dekstra saar
kakinya, dalam 6  Jari jaki (D) DBN 3. Monitor adanya nyeri pasien masih
abduksi)
hari ini pasien  Pergelangan kaki selama latihan tampak kaku
jarang bergerak (S) DBN 4. Bantu pasien pada 3. Memposisikan pasien  Terdapat nyeri pada
karena takut  Lutut (S) DBN posisinyaman supinasi ekstremitas bawah
DO :  Panggul (S) DBN 5. Lakukan ROM pasif dekstra saat abduksi
Pasien tampak 6. Sediakan petunjuk tertulis 4. Melakukan ROM pasif 
 Jari jaki (S) Pasien bisa
takut untuk untuk latihan  ROM aktif pada
DBN 5. Memberikan leaflet
bergerak 7. Bantu untuk membuat ekstremitas atas
ROM untuk panduan
Ektremitas jadwal latihan  TTV setelah latihan
gerakan
bawah pasien :
tampak kaku 6. Membuat jadwal latihan  TD 120/80 mmHg
Kekuatan otot (Pagi dan Sore)  N 90x/i
ASIA Skor
 RR 20x/i
UER
 T 37,0 C
Elbow fleksor 5
A:
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

 Masalah belum
555 555
teratasi
111 111 P:
 Pertahankan
Wrist extensor 5
intervensi terapi
Elbow extensor 5
latihan : Pergerakan
Finger fleksor 5
sendi
Finger adducsor 5
LER
Hip flexor 1
Knee extensor 1
Ankle dorsifleksor 1
Long toe extensor 1
Ankle plantarfleksor 1

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Nyeri akut b.d agen cidera Kontrol nyeri Manajemen nyeri 1. Mengkaji nyeri secara S :
biologis indikator 1. Kaji nyeri secara komprehensif  Pasien mengatakan
DS :  Pasien mampu komprehensif sudah tidak nyeri
Pasien mengeluh nyeri pada 2. Observasi petunjuk 2. Mengobservasi petunjuk
menggunakan lagi
non verbal
punggung berdenyut denyut, tindakan nonverbal O:
nyeri terasa terus menerus pengurangan nyeri 3. Ajarkan teknik non 3. Mengajarkan pasien  TD 120/80 mmHg
DO : tanpa analgetik farmakologi untuk tenik relaksasi nafas  N 90x/i
Skala nyeri 2  Melaporkan nyeri pengurangan nyeri dalam  RR 20x/i
Pasien tampak sedikit terkontrol 4. Kolaborasi pemberian  T 37,0 C
meringis analgetik A:
TTV : 5. Anjurkan pasien untuk Masalah teratasi
TD 120/80 mmHg istirahat P:
N 88 x/i Hentikan intervensi
RR 20x/i manajemen nyeri

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No.MR :
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.V
JenisKelamin :Laki-laki
Ruangan :Melati Kelas1 TglLahir :25 tahun

RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 Pola nafas tidak efektif Status pernafasan : Terapi oksigen 1. Mengkaji kepatenan S: Hikmawani
Juli 2020 ventilasi jalan nafaspasien anas
b.d hiperventilasi 1. Pertahankan kepatenan  pasien mengatakan
Indikator 2. Memberikan posisi
jalan nafas sesak nafas
Ds: pasien semifowler
 RR dalam 2. Atur posisi untuk berkurang
 Pasien untuk
rentangnormal memaksimalkan O:
memaksimalkan
mengeluhkan sesak  Tidak ada
nafas
ventilasi ventilasi  RR : 22 x/menit
penggunaan otot
3. Memberikan terapi
DO: bantunafas 3. Persiapkan peralatan  Ronkhi masihada
oksigen oksigen 2 lpm
 RR 22x/menit  Tidak ada kepada pasien  Mesoh terdapat
retraksi dinding 4. Berikan oksigen sesuai 4. Memonitor status penggunaan otot
 Nafas cuping dada instruksi pernapasan pasien bantunafas
hidung-  Tidak ada nafas
5. Monitor status A : masalah keperawatan
 Otot bantu nafas+ cupinghidung
pernapasan pola nafas tidak efektif
 Retraksi dinding  Tidak ada suara teratasi sebagian
dada+ nafastambahan P : intervensi dilanjutkan
 Ronkhi + dengan terapi oksigen
 Pasien tampak
sesak

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Hipertermia b.d proses Termoregulasi Perawatan Demam 1. Memeriksa suhu, S:


penyakit Indikator 1. Pantau suhu dan tanda vital tekanan darah, nadi
 pasien mengatakan
Ds :  Nadi tidak lainnya dan pernafasanpasien
sudah berkurang
terganggu 2. Monitor warna dan suhu kulit 2. Mengkaji warna dan
 Pasien panasdibadannya
mengeluhkan  RR tidak 3. Monitor asupan dan suhu kulit pasien
O:
terganggu keluarancairan 3. Memonitor jumlah
demam
 Tidak ada 4. Berikan obat atau cairan IV asupan dan output  RR : 22 x/menit
DO:
5. Dorong pasien untuk cairan
peningkatan  Suhu :37,50C
 Suhu 37,6 suhu kulit mengkonsumsicairan 4. Memberikan obat
 Tidak ada 6. Berikanoksigen melalui IV  Nadi : 95 x/i
 Nadi 90x/i
7. Kolaborasi pemberian 5. Menyarankan pasien
hipertermia  TD :120/70
 RR 22x/i antipiretik mengkonsumsi cairan
8. Lembabkan bibir dan mukosa 6. Memberikan mmHg
 Kulit terabahangat
hidung yang kering antipiretik sesuai A : masalah keperawatan
 Leukosit16000 saran dokter hipertermia
P : intervensi dilanjutkan
dengan perawatan
demam.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR :xxx.xxx.003
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.Ze
Jenis Kelamin :Laki-laki
Ruangan :Melati Kelas 1 Tgl Lahir :61 tahun

RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 Nyeri berhubungan Tingkat nyeri Manajemen nyeri 1. Mengkaji nyeri yang S: Hikmawani
Juli 2020 dengan agen cidera indikator dirasakan oleh pasien Anas
1. Kaji nyeri secara  pasien mengatakan
fisiologis menggunakan
 Nyeri yang komprehensif nyeri masih
DS: pengkajian PQRS
dilaporkan tidak 2. Observasi petunjuk non dirasakan, namun
2. Mengkaji dan
 Pasien mengatakan ada verbal sudah berkurang.
mendiskusikan
nyeri pada langit-  Ekspresi wajah 3. Kajiaktvitas yang dapat  Pasien mengatakan
aktivitas yang dapat
langit lidah nyeri tidak ada meningkatkan dan nyeri terasa seperti
meningkatkan nyeri
 Pasien mengatakan  Frekuensi napas meringankan nyeri ngilu
dan meringankan
nyeri meningkat saat dalamrentang 4. Ajarkan terapi non  Pasien mengatakan
nyeri pada pasien
mulut digerakkan normal farmakologis nyeri saat mulut
3. Mengajarkan teknik
DO:  Nadi dalam untukmnegurangi nyeri digerakkan
distraksi untuk
rentang normal 5. Kolaborasi pemberian O:
 Pasien tampak mengurangi nyeri
 Tekanan darah analgetik
meringis 4. Memberikan  Pasien tampak
dalam rentang
 Pasien tampak analgesik sesuai yang meringis
normal
memegang mulut disarankan oleh  RR : 21 x/menit
 Pengkajian nyeri
 N : 98 x/menit

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

PQRST dokter  Pengkajian nyeri :


penanggungjawab P : nyeri ketika
P: adanya bekas eksisi
mengerakkan mulut
biopsi
Q : nyeri seperti
Q:nyeri terasa seperti
teriris
teriris
R : nyeri pada
R:Pada langit-langit
daerah rahang post
lidah
op
S:skala nyeri 3
S : Skala nyeri 1
T: nyeri dirasakan
T : nyeri dirasakan
saat istirahat dan
sekitar 10 menit
meningkat saat mulut
A : masalah keperawatan
digerakkan
nyeri teratasi sebagian
 TD: 130/70 mmHg
P : intervensi dilanjutkan
 HR 90 x/i dengan manajemen nyeri.
 RR 20 x/i
 T 37,5 C

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Perfusi perifer tidak Perfusi jaringan Perawatan 1. Melakukan S:


efektif berhubungan sirkulasi:Insuvisiensi vena pengkajian sirkulasi
indikator  pasien mengatakan
dengan kuraangnya aktivitas perifer terhadap
masih takut bergerak
aktivitas fisik  Pengisian kapiler 1. Lakukan penilaian sirkulasi pasien dengan
karena masih terasa
DS: DBN perifer secara komprehensif memeriksa CRT
nyeri
 Pasien mengatakan  Suhu kulit DBN 2. Nilai nadi perifer 2. Melakukan pembalutan
O:
takut bergerak luka dengan baik
 Tekanan sistol dan 3. Lakukan pembalutan yang
karena rasa nyeri 3. Memberikan  akral teraba hangat
diastol DBN tepat sesuai dengan tipe dan
yang dirasakan pengajaran ROM pasif  CRT <3 detik
 Tekanan nadi DBN ukuran luka
DO: kepada keluarga pasien
4. Tinggikan kaki 20 derjat  pasien tampak
 Muka pucat tidak dan pasien
 CRT =3 detik lebih tinggi darijantung diberikan ROM
ada
5. Ubah posisi setiap 2jam pasif oleh keluarga
 Akral teraba dingin
secara perlahan
6. Dukung latihan rom aktif dan
pasif jika memungkinkan A : masalah keperawatan
perfusi perifer tidak
efektif teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
dengan perawatan
sirkulasi

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR :xxx.xxx.004
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.Za
Jenis Kelamin :Laki-laki
Ruangan :Melati Kelas 1 Tgl Lahir :63 tahun

RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 Nyeri berhubungan Tingkat nyeri Manajemen nyeri 1. Mengkaji nyeri yang S: Hikmawani
Juli 2020 dengan agen cidera Indikator dirasakan oleh pasien Anas
1. Kaji nyeri secara  pasien mengatakan
fisiologis menggunakan pengkajian
 Nyeri yang komprehensif nyeri masih
DS: PQRS
dilaporkan tidak 2. Observasi petunjuk non dirasakan, namun
2. Mengkaji dan
 Pasien mengatakan ada verbal sudah berkurang.
mendiskusikan aktivitas
nyeri pada perut  Ekspresi wajah 3. Kajiaktvitas yang dapat  Pasien mengatakan
yang dapat meningkatkan
bawah dan menjalar nyeri tidak ada meningkatkan dan nyeri terasa
nyeri dan meringankan
ke pinggang  Frekuensi napas meringankan nyeri menjalar pada perut
nyeri pada pasien
 Pasien mengatakan dalamrentang 4. Ajarkan terapi non bawah ke pinggang
3. Mengajarkan teknik
nyeri meningkat saat normal farmakologis  Pasien mengatakan
relaksasi nafas dalam
batuk, mengedan dan  Nadi dalam untukmnegurangi nyeri nyeri mulai timbul
4. Memberikan
mengangkat benda rentang normal 5. Kolaborasi pemberian batuk
analgesik sesuai yang
yang berat  Tekanan darah analgetik O:
disarankan oleh dokter
DO: dalam rentang penanggungjawab  Pasien tampak
 Pasien tampak normal
meringis
meringis  Pasien tampak

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

 Pasien tampak memgang perut saat


memegang perut saat batuk
batuk  RR : 20 x/menit
 Pengkajian nyeri
 N : 90 x/menit
PQRST
P: adanya penyakit  Pengkajian nyeri :
hernia ingualis P : nyeri ketika
Q:nyeri terasa seperti batuk dan
teriris mengedan
R:Pada perut bawah Q : nyeri seperti
yang menjalar teriris
kepinggang R : nyeri pada perut
S:skala nyeri 4 bawah dan menjalar
kepinggang
T: nyeri dirasakan
S : Skala nyeri 2
saat batuk,mengejan
danmengangkat T : nyeri dirasakan
benda yang berat sekitar 10 menit
 TD: 125/60 mmHg A : masalah keperawatan
nyeri teratasi sebagian
 HR 98 x/i P : intervensi dilanjutkan
 RR 21 x/i dengan manajemen
nyeri.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

2. Risiko Infeksi Tingkat infeksi Perawatan Luka 1. Melihat keadaan S:


dengan faktor Indikator lukapsien (luka bewarna
1. Monitor kaarakteristik  Pasien mengatakan
risiko efek  Demam cukup luka
kemerahan, terdapat
nyeri pada luka
prosedur infasif menurun cairan bewarna putih
2. Monitor tanda infeksi operasi
Faktor risiko:  Kemerahan 3. Lepaskan balutan dan plester
kekuningan, berbau
O:
 Klien mengalami cukup khas)
secara perlahan
post operasi menurun 2. Melihat tanda infeksi  Luka tampak
 Ketidakadekuatan  Nyeri cukup 4. Cukur rambut (kulit sekitar luka teraba berwarna merah
perubahan primer menurun sekitar daerah luka hangat, suhu 37,5 C,  Luka post
jika perlu Leukosit 16.000) operasi dengan
tubuh (gangguan  Cairan berbau
integritas kulit) 5. Bersihkan dengan Nacl 3. Melakukan perawatan panjang 5x1 cm
busuk cukup
 Hb: 9,5 atau pembersih non- luka  Luka teraba
menurun
 Leukosit 16.000 toksik 4. Membersihkan hangat
 Leukosit
6. Berikan salep yang lukadengan Nacl 
 Skala nyeri 4 cukup Suhu 37,5 C
sesuai 5. Memasang balutan luka
 Klien mengalami membaik  Leukosit 16.000
7. Pasang balutan sesuai jenis sesuai dengan jenis luka
demam, suhu 37,5  Hb 9,5
luka 6. Mempertahankan teknik
C 
8. Pertahankan teknik steril steril selama
 Kemerahan pada A : Risiko infeksi
saat melakukan perawatan peawatanluka
luka post op belumteratasi
luka 7. Mengganti balutan luka
 Terdapat cairan di
9. Gantu balutan sesuai pasien.
luka post op P : intervensi
jumlah eksudat 8. Mendokumentasikan
bewarna putih dilanjutkan dengan
10. Jelaskan tanda dan gejala perawatan luka
kekuningan, perawatan luka
infeksi 9. Menganjurkan pasien
berbau khas dan kontrol infeksi
11. Anjurkan makanan tinggi untuk makan tinggi kalori
kalori
12. Kolaborasi pemberian
antibiotic
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR : xxx.xxx.xx8
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.M
Jenis Kelamin :Laki-laki
Tgl Lahir : (26 tahun)
Ruangan :Melati Kelas 1
RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 Gangguan keseimbangan Hidrasi Manajemen cairan Rahma
Juli cairan berhubungan Indikator Aktivitas 1. Memonitor status S: Dhani Fitri
2020 dengan penurunan  Intake cairan 1. Monitor status hidrasi hidrasi - Pasien mengatakan
mekanisme regulasi terpenuhi (misalnya membran 2. Memonitor tanda- badan masih terasa
DS:  Membran mukosa lembab, denyut tanda vital lemas
 Pasien mengatakan mukosa tidak nadi adekuat, tekanan 3. Memberikan terapi IV O:
badan terasa lemas kering darah ortostatik). NaCl 6jam/ kolf  Bibir masih
DO:  Tekanan darah 2. Monitor tanda-tanda vital 4. Mendistribusikan tampak kering
 Ht : 34 % DBN pasien asupan cairan dalam  Turgor kulit jelek
 Hb : 11,4 g/dl  Ht normal 3. Berikan terapi IV, yang 24 jam  Suhu : 36,8oC
 Bibir tampak  Turgor kulit ditentukan  Ht : 38 %
kering normal 4. Berikan cairan, dengan  Hb : 11,6 g/dl
 Suhu 37,2oC tepat A:
 Nadi 78 x/i 5. Distribusikan asupan Masalah gangguan
cairan dalam 24 jam
 RR 22 x/i keseimbangan caitan
 Turgor kulit jelek teratasi sebagian

P: Intervensi manajemen
cairan dilanjutkan
Ketidakseimbangan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi 1. Menentukan status S: Dinda
nutrisi : kurang dari Indikator Aktivitas : gizi melalui berat - Pasien mengatakan jeanita
kebutuhan tubuh b/d 1. Tentukan status gizi dan badan dan tinggi mual masih ada
mual dan nafsu makan  Asupan kemampuan pasien untuk badan pasien - Pasien mengatakan
menurun Makanan memenuhi kebutuhan gizi 2. Mengidentifikasi nafsu makan sedikit
DS : adekuat 2. Identifikasi adanya alergi adanya alergi pasien meningkat dari
 Asupan cairan atau intoleransi makanan terhadap makanan sebelumnya
 Pasien mengatakan yang dimiliki pasien 3. Menentukan jenis
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

mengalami adekuat 3. Bantu pasien dalam nutrisi yang O:


penurunan nafsu  Rasio berat menentukan pedoman diperlukan pasien  Serum albumin
makan badan/tinggi makanan yang paling cocok bersama ahli gizi 3,2 gr/dl
 Pasien mengatakan badan dalam 4. Tentukan jenis nutrisi dan 4. Memonitor adanya  Suhu : 36,8oC
mual setiap makan rentang normal jumlah nutrisi kenaikan atau  Ht : 38 %
5. Anjurkan pasien makan penurunan berat  Hb : 11,6 g/dl
DO: sedikit tapi sering. badan pasien  BB : 50,2 kg
5. Memonitor turgor  Porsi makan
 Terjadi penurunan Monitor Nutrisi kulit dan kemampuan habis lebih dari ½
berat badan selama Aktivitas: mobilitas pasien dari porsi yang
pasien sakit 1. Monitor kecenderungan 6. Memonitor mual dan dianjurkan
 Serum albumin turun dan naiknya berat muntah yang terjadi A:
menurun (3,0 gr/dl) badan pada pasien Masalah gangguan
 Porsi makan habis 2. Monitor tugor kulit dan 7. Mengidentifikasi nutrisi kurang dari
½ dari porsi yang mobilitas perubahan nafsu kebutuhan teratasi
dianjurkan 3. Identifikasi abnormalitas makan pada pasien sebagian
 TD : 110/60 kulit 8. Menganjurkan pasien
mmHg 4. Monitor adanya mual dan makan sedikit tapi P: Intervensi manajemen
 T : 37,2oC muntah sering nutrisi dan monitor
5. Identifikasi perubahan nafsu 9. Memonitor kadar
 Bibir kering nutrisi
makan dan aktivitas akhir- albumin, total protein
 BB sebelum sakit
akhir ini Hb dan Ht pasien
55 kg menjadi 50
6. Monitor kadar albumin, total
kg
protein, Hb, dan kadar Ht
 Ht : 34 %
 Hb : 11,4 g/dl

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR :
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.X
Jenis Kelamin :Laki-laki
Tgl Lahir :20 tahun
Ruangan : Melati Kelas 1
RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 1. Pola nafas tidak efektif Status pernafasan : Terapi oksigen  Mengkaji kepatenan S: Rahma Dhani
Juli b.d hiperventilasi ventilasi 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas pasien  pasien mengatakan Fitri
2020 Ds: Indikator jalan nafas  Memberikan posisi sesak nafas
 Pasien  RR dalam 2. Atur posisi untuk pasien semifowler berkurang
mengeluhkan sesak rentang normal memaksimalkan ventilasi untuk memaksimalkan O :
nafas  Tidak ada 3. Persiapkan peralatan ventilasi  RR : 22 x/ menit
DO: penggunaan otot oksigen  Memberikan terapi  Ronkhi masih ada
 RR 22x/ menit bantu nafas 4. Berikan oksigen sesuai oksigen 2 lpm kepada  Mesoh terdapat
 Nafas cuping  Tidak ada instruksi pasien penggunaan otot
hidung - retraksi dinding 5. Monitor status  Memonitor status bantu nafas
 Otot bantu nafas + dada pernapasan pernapasan pasien A : masalah keperawatan
 Retraksi dinding  Tidak ada nafas pola nafas tidak efektif
dada + cuping hidung teratasi sebagian
 Ronkhi +  Tidak ada suara P : intervensi dilanjutkan
 Pasien tampak nafas tambahan dengan terapi oksigen
sesak
2. Hipertermia b.d proses Termoregulasi Perawatan Demam  Memeriksa suhu, S:
penyakit Indikator 1. Pantau suhu dan tanda tekanan darah, nadi  pasien mengatakan
Ds :  Nadi tidak vital lainnya dan pernafasan pasien sudah berkurang
 Pasien terganggu 2. Monitor warna dan suhu  Mengkaji warna dan panas dibadannya
mengeluhkan  RR tidak kulit suhu kulit pasien O:
Demam terganggu 3. Monitor asupan dan  Memonitor jumlah  RR : 22 x/ menit

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

DO:  Tidak ada keluaran cairan asupan dan output  Suhu : 37,50C
 Suhu 37,6 peningkatan 4. Berikan obat atau cairan cairan  Nadi : 95 x/i
 Nadi 90x/i suhu kulit IV  Memberikan obat  TD : 120/70
 RR 22x/i  Tidak ada 5. Dorong pasien untuk melalui IV mmHg
 Kulit teraba hangat hipertermia mengkonsumsi cairan  Menyarankan pasien A : masalah keperawatan
 Leukosit 16000 6. Berikan oksigen mengkonsumsi cairan hipertermia
7. Kolaborasi pemberian  Memberikan P : intervensi dilanjutkan
antipiretik antipiretik sesuai dengan manajemen
8. Lembabkan bibir dan saran dokter demam.
mukosa hidung yang
kering

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR :
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama : Tn. Y
Jenis Kelamin :L
Tgl Lahir : 50 thn
Ruangan : Melati Kelas I
RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 1. Nyeri Akut b.d agen Tingkat nyeri Manajemen Nyeri  Mengkaji nyeri yang S: Dinda Jeanita
Juli cidera biologis indikator 1. Kaji nyeri secara dirasakan oleh pasien  pasien mengatakan
2020 DS: 1. Tidak ada Nyeri komprehensif PQRS menggunakan pengkajian nyeri masih
 Pasien yang dilaporkan 2. Observasi petunjuk PQRS dirasakan, namun
mengeluhkan nyeri 2. Tidak ada nonverbal  Mengkaji dan sudah berkurang.
hebat pada rahang ekspresi wajah 3. Kaji aktivitas yang mendiskusikan aktivitas  Pasien mengatakan
akibat operasi nyeri meningkatkan dan yang dapat meningkatkan nyeri terasa seperti
apendiktomi yang 3. RR dalam meringankan nyeri nyeri dan meringankan teriris dan ngilu
dijalaninya rentang normal 4. Ajarkan terapi nyeri pada pasien  Pasien mengatakan
 Pasien 4. Nadi dalam nonfarmakologis  Mengajarkan teknik nyeri mulai timbul
mengeluhkan nyeri rentang normal untuk mengurangi distraksi untuk saat mencoba
seperti teriris iris nyeri mengurangi nyeri bergerak
dan ngilu 5. Kolaborasi pemberian  Memberikan analgesik O:
 Pesien mengatakan analgesik sesuai yang disarankan  Pasien tampak
nyerinya mulai oleh dokter meringis
timbul 30 menit penanggungjawab  RR : 19 x/menit
sesaat setelah pasien.  N : 80 x/menit
sampai di ruanng  Pengkajian nyeri :
rawat hingga P : nyeri ketika
sekarang nyeri mencoba bergerak
meningkat ketika Q : nyeri seperti
bergerak teriris dan ngiluu
DO:
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

 Pasien post op- R : nyeri pada


apendiktomi daerah abdomen
 Skala nyeri 3 S : Skala nyeri 3
 TD : 120/70 T : nyeri dirasakan
mmHg sekitar 20-30 menit
 N : 80 x/i A : masalah keperawatan
 RR : 19x/i nyeri teratasi sebagian
 T : 37,0 C P : intervensi dilanjutkan
dengan manajemen nyeri.
 Pasien tampak
meringis
2. Gangguan integritas Integritas jaringan : Perawatan Luka  Melakukan perawatan S:
jaringan b.d prosedur Kulit Sekunder 1. Angkat balutan dan luka  pasien mengatakan
inpasiv Indikator plester perekat  mendokumentasikan luka balutan lukanya
DS :  Suhu kulit tida 2. Monitor karakteristik pasien terasa tidak basah
 Pasien kterganggu luka  membersihkan luka lagi
mengeluhkan luka  Hidrasi tidak 3. Ukur luas luka bekas operasi pasien O:
pada operasi terasa terganggu 4. Bersihkan dengan menggunakan Nacl 0,9%  luka tampak
basah  Perfusi jaringan normal saline  memeriksa luka bekas berwarna merah
DO: tidak terganggu 5. Berikan rawatan insisi operasi pasien untuk  luka post operasi
 Terdapat luka post  Integritas kulit pada luka mengidentifikasi adanya dengan panjang
operasi sepanjang tida kterganggu 6. Berikan balutan sesuai tanda-tanda infeksi 5x1 cm
2x1 cm  Tidak ada lesi dengan luka  mengganti balutan luka  tidak terdapat
 Area luka teraba pada kulit 7. Periksa luka setiap pasien. tanda-tanda
hangat ganti balutan infeksi
 Leukosit 11.500 A : masalah keperawatan
 Luka tidak berbau gangguan integritas
 Luka tampak jaringan teratasi sebagian

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

bewarna P : intervensi dilanjutkan


kemerahan dengan perawatan luka.
 Bibir klien kering
 Crt ekstremitas
>2dtk
 Hb 10,3

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR :
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama :Tn.K
Jenis Kelamin :Laki-laki
Tgl Lahir :61 tahun
Ruangan :Melati Kelas 1
RENCANA KEPERAWATAN

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Paraf
Rabu/ 1 Nyeri berhubungan Tingkat nyeri Manajemen nyeri  Mengkaji nyeri yang S: Dinda Jeanita
Juli dengan agen cidera 1. Nyeri yang 1. Kaji nyeri secara dirasakan oleh pasien  pasien mengatakan
2020 fisiologis dilaporkan tidak komprehensif menggunakan nyeri masih
DS: ada 2. Observasi petunjuk non pengkajian PQRS dirasakan, namun
 Pasien mengatakan 2. Ekspresi wajah verbal  Mengkaji dan sudah berkurang.
nyeri pada bagian nyeri tidak ada 3. Kajiaktvitas yang dapat mendiskusikan  Pasien mengatakan
bawah mulut 3. Frekuensi napas meningkatkan dan aktivitas yang dapat nyeri terasa seperti
 Pasien mengatakan dalamrentang meringankan nyeri meningkatkan nyeri tertusuk
nyeri meningkat saat normal 4. Ajarkan terapi non dan meringankan  Pasien mengatakan
mulut digerakkan 4. Nadi dalam farmakologis nyeri pada pasien nyeri saat mulut
DO: rentang normal untukmnegurangi nyeri  Mengajarkan teknik digerakkan
 Pasien tampak 5. Tekanan darah 5. Kolaborasi pemberian distraksi untuk O:
meringis dalam rentang analgetik mengurangi nyeri  Pasien tampak
 Pasien tampak normal  Memberikan meringis
memegang mulut analgesik sesuai yang  RR : 21 x/menit
 Pengkajian nyeri disarankan oleh  N : 98 x/menit
PQRST dokter  Pengkajian nyeri :
P: adanya penanggungjawab P : nyeri ketika
pembengkakan kgb mengerakkan mulut
Q:nyeri terasa seperti Q : nyeri seperti
tertusuk tertusuk
R:Pada bagian bawah R : nyeri pada

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

mulut daerah mulut bagian


S:skala nyeri 4 bawah
T: nyeri dirasakan S : Skala nyeri 3
saat istirahat dan T : nyeri dirasakan
meningkat saat mulut sekitar 20-30 menit
digerakkan A : masalah keperawatan
 TD: 130/70 mmHg nyeri teratasi sebagian
 HR 90 x/i P : intervensi dilanjutkan
 RR 20 x/i dengan manajemen nyeri.

Perfusi perifer tidak Perfusi jaringan Perawatan  Melakukan S:


efektif berhubungan indikator sirkulasi:Insuvisiensi vena pengkajian sirkulasi  pasien mengatakan
DS: 1. Pengisian kapiler aktivitas perifer terhadap masih takut bergerak
 Pasien mengeluh DBN 1. Lakukan penilaian sirkulasi pasien dengan karena masih terasa
lemah 2. Suhu kulit DBN perifer secara komprehensif memeriksa CRT nyeri
DO: 3. Tekanan sistol dan 2. Nilai nadi perifer  Melakukan O:
 CRT >3 detik diastol DBN 3. Lakukan pembalutan yang pembalutan luka  akral teraba hangat
 Akral teraba dingin 4. Tekanan nadi DBN tepat sesuai dengan tipe dan dengan baik  CRT < 3 detik
 Hb 9,0 5. Muka pucat tidak ukuran luka  Memberikan  pasien tampak
ada 4. Tinggikan kaki 20 derjat pengajaran ROM diberikan ROM
lebih tinggi darijantung pasif kepada keluarga pasif oleh keluarga
5. Ubah posisi setiap 2jam pasien dan pasien secara perlahan
6. Dukung latihan rom aktif dan A : masalah keperawatan
pasif jika memungkinkan perfusi perifer tidak
efektif teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
dengan perawatan
sirkulasi
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR : xxx.xxx.001
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama : Tn. I
Jenis Kelamin :L
Tgl Lahir : 61 thn
Ruangan : Ruang Melati Kelas I
RENCANA KEPERAWATAN

Hari / Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Tgl Paraf
Rabu, 1 Risiko syok Kriteria hasil : Manajemen syok 1. Mengontrol kepatenan jalan S:
Juli 2020 DS : - Menunjukkan 1) Pantau TTV cairan intravena - Klien
- Klien mengeluh perfusi adekuat Tekanan darah kaji adanya  Infus clinimik 16 tts/i mengatakan
pusing yang ditandai hipotensi dan pantau  Syringpump drip vascon pusing sudah
- Pasien mengatakan dengan TTV stabil denyut nadi 15 cc/jam berkurang
badan terasa lemah - Denyut nadi perifer 2) Pantau frekuensi dan irama 2. Mengontrol TTV / 15 menit - Klien
DO : teraba jantung, catat distritmia.  Nadi : Nadi cepat dan mengatakan
- GCS : 15 Kesadaran - Kulit hangat dan 3) Catat kualitas dan lemah badan masih
CM kering. kekuatan denyut nadi  Tekanan darah lemah.
- KU : lemah - Haluan urin tepat perifer  Pernafasan O:
- Nafas 25 x/i secara individual. 4) Kaji frekuensi, kedalaman 3. Mengontrol GCS klien - GCS : 15
- Tekanan darah tidak - Bising usus aktif dan kualitas pernapasan, 1. Mengkaji kulit dan - KU : Lemah
stabil catat aliran dispneu berat. ekstremitas klien dari - TD : 100/60
Jam 07.00 TD : 5) Pantau GCS tanda-tanda kemerahan dan mmHg Winda
96/55, N : 65 x/i 6) Kaji kulit untuk edema - Nadi : 86 x/I
- Nadi Terasa Lemah mnegetahui adanya 2. Mengauskultasi bising usus - P : 22 x/i
- Akral hangat perubahan warna, suhu klien - Intake :
- Produksi drain 100 cc dan kelembapan. 3. Mencatat haluan urin / jam  Infus :
- Klien masih terpasang 7) Catat luaran urin perjam 4. Berkolaborasi dengan 250 cc +
vascon drip 1 ampul dan berat jenis dokter untuk titrasi 60 cc =
dalam 50 cc NaCL 8) Auskultasi bising usus pemberian obat : vascon 310 cc
0,9% kecepatan 15 9) Kaji ekstremitas adanya  Oral : 50
cc/jam tanda-tanda edema cc
- IVFD clinimik : 16 10) Pantau tanda-tada adanya  AP : 25 cc
tts/I (sedang perdarahan.  Output:
terpasang) 11) Catat efek obat. 200 cc/3
- Hb : 9,9 gr/dl
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Kolaborasi jam
1) Kontrol kepatenan aliran A : Masalah belum
cairan intravena. teratasi
2) Berikan obat sesuai P : Intervensi
indikasi dokter. dilanjutkan
3) Pantau hasil laboraturium, - Kontrol TTV :
GDA dan kadar laktat. TD, Nadi dan
1. Pernafasan
- Kontrol cairan
- Kontrol
perdarahan
- Kontrol
haluaran urin
- Kontrol GCS
Rabu, 1 Resiko Infeksi Tingkat infeksi Perawatan luka 1. Memonitor karakteristik S:
Juli 2020 berhubungan dengan efek Kriteria hasil : 1. Monitor karakteristik luka luka ( mis: drainase, warna, Klien mengatakan
prosedur invasif 1. Demam (5). ( mis: drainase, warna, ukuran, bau) merasa nyaman
2. Kemerahan pada ukuran, bau) 2. Memonitor tanda-tanda setelah lukanya
DS : luka (5) 2. Monitor tanda-tanda infeksi dibersihkan
Shiff - Klien mengatakan 3. Nyeri (5). infeksi 3. Melepaskan balutan secara
pagi balutan lukanya selalu 4. bengkak (5). 3. Lepaskan balutan secara perlahan O:
basah 5. Cairan berbau busuk perlahan 4. Membersihkan dengan - Luka tampak
DO : (5). 4. Bersihkan dengan cairan cairan NaCl sesuai bersih
Winda
- Luka operasi pasien 6. Kadar sel darah putih NaCl sesuai kebutuhan kebutuhan - Produksi pus
tampak basah (5) 5. Berikan salep yang sesuai 5. Memberikan salep yang pada luka ± 5
- Terdapat pus pada 7. Kultur area luka (5) ke kulit/lesi sesuai ke kulit/lesi cc
luka pasien 6. Pasang balutan luka sesuai 6. Memasang balutan luka A:
- Suhu : 37,8 0C jenis luka sesuai jenis luka Masalah belum
- Leukosit : 12.500 7. Pertahankan teknik steril 7. Mempertahankan teknik teratasi
- Drain masih saat melakukan perawatan steril saat melakukan
terpasang: produksi ± luka perawatan luka P:
100 cc 8. Ganti balutan sesuai 8. Mengganti balutan sesuai Intervensi
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

eksudat dan drainase eksudat dan drainase dilanjutkan


9. Edukasi pasien tentang 9. Mengedukasi pasien tentang
tanda dan gejala infeksi tanda dan gejala infeksi
10. Anjurkan klien untuk 10. Menganjurkan klien untuk
meningkatkan nutrisi meningkatkan nutrisi sesuai
sesuai indikasi diet klien indikasi diet klien

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
No. MR : xxx.xxx.009
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin :L
Ruangan : Melati Kelas 1 Tgl Lahir : 46 thn
ASUHAN KEPERAWATAN

Hari / Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &


Tgl Paraf
Selasa/30 Gangguan Eliminasi Urin Eliminasi Urin Pemasangan Kateter Urin : Pemasangan Kateter Urin : S
Juni Berhubungan dengan 1. Tidak terganggu Sementara Sementara - Klien
2020 obstruksi saluran kemih pola eliminasi 1. Lakukan pengkajian 1. Lakukan pengkajian mengatakan
2. Tidak terganggu bau komprehensif sistem komprehensif sistem masih nyeri
DS : urin perkemihan yang berpokus perkemihan yang saat
- Klien mengatakan tidak 3. Jumlah urin dalam pada penyebab inkontinensia berpokus pada berkemih
bisa buang air kecil bila rentang normal 2. Ajarkan pasien/keluarga penyebab inkontinensia
tidak menggunakan 4. Warna urin dalam tujuan, alat-alat, metode, dan 2. Ajarkan O:
kateter rentang normal rasional dari pemasangan pasien/keluarga tujuan, - TD :130/80
5. Kejernihan urin kateter sementara alat-alat, metode, dan mmHg
dalam rentang 3. Ajarkan pasien/keluarga rasional dari - N :86x/i
DO : normal teknik bersih pemasangan pemasangan kateter
- TD : 130/80mmHg 6. Intake cairan dalam kateter sementara A: masalah
Winda
- N : 99x/i rentang normal 4. Gunakan teknik bersih dan 3. Ajarkan belum teratasi
- Terpasang kateter steril untuk pemasangan pasien/keluarga teknik
- Kateter sering kateter bersih pemasangan P: intervensi
tersumbat 5. Pantau haluaran urin kateter dilanjutkan
6. Awasi tanda-tanda obstruksi 4. Gunakan teknik bersih
dan steril untuk
pemasangan kateter
5. Memantau haluaran
urin
6. Mengkaji adanya
tanda-tanda obstruksi
pada selang kateter

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri S:


dengan agen pencedera 1. Nyeri yang 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Melakukan pengkajian Pasien
Biologis dilaporkan tidak komprehensif yang meliputi nyeri komprehensif mengatakan nyeri
ada lokasi, karakteristik, yang meliputi lokasi, sedikit berkurang
DS : 2. Panjannya episode onset/durasi, frekuensi, karakteristik, setelah diberi
- Pasien mengatakan nyeri tidak ada kualitas, intensitas atau onset/durasi, frekuensi, obat dan teknik
nyeri 3. Mengerang dan beratnya nyeri dan faktor kualitas, intensitas atau relaksasi napas
- P : nyeri di abdomen menangis tidak pencetus beratnya nyeri dan dalam dan
bagian bawah ada 2. Observasi adanya petunjuk faktor pencetus mendengarkan
- Q : nyeri tertusuk- 4. Ekspresi wajah non verbal 2. Mengamati adanya ayat suci AL-
tusuk jarum saat nyeri tidak 3. Pastikan perawatan analgesik petunjuk non verbal Qur’an
- R : nyeri di abdomen ada bagi pasien 3. memastikan perawatan
bawah 5. Dapat beristirahat 4. Tentukan akibat dari analgesik bagi pasien O:
- S : skala nyeri 4 6. Tidak ada agitasi pengalaman nyeri terhadap 4. menentukan akibat dari - Skala nyeri :
- T : nyeri hilang timbul 7. Tidak ada kualitas hidup pengalaman nyeri 2 Winda
kehilangan nafsu 5. Ajarkan prinsip-prinsip terhadap kualitas hidup - Nyeri dapat
makan manajemen nyeri 5. Mengajarkan prinsip- terkontrol
DO : 6. Ajarkan penggunaan teknik prinsip manajemen - TD :
- Pasien tampak non farmakologi ( teknik nyeri 130/80mmHg
meringis relaksasi napas dalam) 6. Mengajarkan - Suhu 37,0C
- TD :130/80mmHg penggunaan teknik non - N : 86x/i
- N : 86x/i farmakologi ( teknik - Napas : 19 x/i
- Pasien ampak gelisah relaksasi napas dalam
- RR : 20x/i dan morotal Al-Quran) A :Masalah
teratasi

P:
Intervensi
dhentikan

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR : xxx.xxx.010
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama : Ny.H
Jenis Kelamin :p
Ruangan : Ruang Melati Kelas I Tgl Lahir : 45 thn
RENCANA KEPERAWATAN

Hari Diagnosa Keperawatan NOC NIC Implementasi Evaluasi Nama &


/Tgl Paraf
Kelebihan cairan b.d Keseimbagan Cairan Manajemen Hipervolemia 1. Menimbang berat badan S: Winda
gangguan mekasnisme 1. Timbang berat badan tiap hari pasien 26 Juni 2020  Pasien mengatakan
regulasi Indikator : dengan waktu yang tetap/sama pukul 10.00 WIB 61 kg nafas masih sesak
DS: TD 5 2. Monitor status hemodinamik 2. Memonitor status
O:
 Pasien mengatakan Denyut nadi 5 3. Monitor pola pernapasan untuk hemodinamik pasien  TD:140/100 mmHg
nafas sesak radial mengetahui adanya gejala 3. Monitor pola pernapasan HR : 95 x/i
DO: Denyut perifer 5 edema pulmonary pasien  RR : 24 x/i
 TD : 140/100 mmHg Keseimbangan 4 4. Monitor suara paru abnormal 4. Monitor data
 Ureum darah : 55
 RR : 25 x/i intake dan output 5. Monitor data laboratorium yang laboratorium tentang mg/dl
 CRT > 2 detik dalam 24 jam menandakan adanya penyebab yang
 Kreatinin darah :
 Pasien tampak edeme BB stabil 4 hemokonsentrasi mendasari terjadinya 1,4 mg/dl
6. Monitor data laboratorium hypervolemia
diseluruh tubuh( Turgor kulit 4  Ht: 29 %
wjah,tungkai) Hematokrit 5 tentang penyebab yang Ht : 29% A : Masalah belum
Serum elektrolit 5 mendasari terjadinya 5. Memposisikan pasien
teratasi
Keterangan : hypervolemia semi fowler untuk
P:
1 = sangat terganggu 7. Tinggikan tempat tidur untuk memperbaiki ventilasi
Intervensi dilanjutkan
2 = banyak terganggu memperbaiki ventilasi 6. Batasi asupan natrium
dengan manajemen
3 = cukup terganggu 8. Batasi asupan natrium
hipervolemia yaitu :
4 = sedikit terganggu  Monitor TTV
5 = tidak terganggu  Monitor hasil labor
 Monitor intake
output cairan
 Monitor pernapasan
Ketidakstabilan gula 1. Blood Glucose, Manajemen Hiperglikemi 1. Memantau kadar glukosa S : Winda
Shift darah berhubungan Risk For Unstable 1. Memantau kadar glukosa darah, darah Pasien mengatakan
Pagi dengan retensi insulin 2. Diabetes Self seperti yang ditunjukkan 2. Melihat tanda-tanda sering pusing tanpa tau

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

DS : Management 2. Pantau tanda-tanda dan gejala hiperglikemi sebabnya


 Pasien mengatakan hiperglikemia : poliuria, 3. Memonitor hasil labor
bahwa kakinya sering Indikator : polidipsia, polifagia, lemah, 4. Memonitor TTV O:
terasa kebas dan tidak 1. Kepatuhan Perilaku kelesuan, malaise, mengaburkan 5. Memonitor intake dan GDS : 196
terasa jika menginjak : diet sehat (5/5) visi, atau sakit kepala output TD : 140/100 mmHg
sesuatu 2. Dapat mengontrol 3. Memantau keton urin, seperti 6. Kolaborasi pemberian N : 95x/i
DO : kadar glukosa darah yang ditunjukkan insulin RR : 24x/i
 GDS : 230 (5/5) 4. Memantau abg, elektrolit, dan 7. Kolaborasi diet DM CRT > 2 detik
 CRT > 2 detik 3. Dapat mengontrol tingkat betahydroxybutyrate, Injeksi nevorapid 6
stress (5/5) sebagai tersedia unit sebelum makan
4. Dapat 5. Memantau tekanan darah dan dengan dosis koreksi
memanajemen dan denyut nadi ortostatik, seperti A:
mencegah penyakit yang ditunjukkan Masalah belum
semakin parah (5/5) 6. Mengelola insulin, seperti yang terastasi
5. Dapat ditentukan
meningkatkan 7. Konsultasikan dengan dokter P : Intervensi
istirahat (5/5) jika tanda dan gejala dilanjutkan dengan
hiperglikemia menetap atau manajemen
memburuk hiperglikemi, yaitu
8. Membantu ambulasi jika  Monitor TTV
hipotensi ortostatik hadir  Monitor GDS
9. Tinjau catatan glukosa darah  Monitor intake
dengan pasien dan / atau nutrisi
keluarga
10. Memfasilitasi kepatuhan
terhadap diet dan latihan

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR :xxx.xxx.005
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Ruangan : Ruang Melati Kelas I
RENCANA KEPERAWATAN
Hari Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama
/Tgl &
Paraf
Rabu Resiko Tinggi Infeksi Tidak terjadi infeksi  Observasi adanya  Mengobservasi tanda infeksi S:
30 Juli berhubungn dengan selama 3x 24 jam tanda-tanda infeksi : perkembangan Pasien mengatakan luka
2020 adanya port the entry setelah dilakukan  Anjurkan pasien untuk penyembuhan lluka tampak kian membaik dan akan
tindakan keperawatan tidak memgang bagian jauh membaik, tidak ada segera sembuh, pasien
DS: dengan kriteria hasil : yang luka tanda infeksi, tidak ada mengatakan merasa
Pasien mengatakan luka - Tanda-tanda vital  Lakukan tindakan jaringan necrotik dan tidak nyaman dan luka bersih
sudah mengering dan sign TD: 120/80 antiseptik sebelum berbau
perkembangan sudah lebih mmHg kontak dengan pasien  Kolaborasi dengan tim O:
baik - N: 60-100 x/i  Merawat luka dengan medis : pemberian antibiotik Luka tampak sudah bersih
DO : - RR : 16 -20 x/i teknik aseptik ( cebactam 1 gr) dan dibalut dengan kassa
- Terdapat luka post - Suhu : 36-37,5 C  Kolaborasi untuk  Monitor vital sign Akral teraba hangat
operasi pada bagian - Tidak terjadi edema pemberian antibiotik  Membantu memandikan S : 36, 4 C DARA
payudara kiri dan fungsi laesa pasien Nadi : 82 x/I
- Balutan luka tampak  Pengkajian ulang skla nyeri
bersih dan kolaborasi medis A:
- Luka berwarna merah pemberian katerolac 30 mg Masalah teratasi
muda dan ranitidin injeksi 50 mg
- TD : 120/70 mmHg IV P:
- Nadi : 82 x/i  Merawat luka dengan teknik Intervensi dihentikan dan
steril dilanjutkan dengan
pemberian discharge
planning membersihkan
luka post op dirumah

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 No. MR :xxx.xxx.005
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun
Ruangan : Ruang Melati Kelas I
RENCANA KEPERAWATAN
Hari/Tgl Diagnosa NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &
Keperawatan Paraf
Rabu Risiko infeksi Tingkat infeksi Perawatan luka 1. Memonitor karakteristik S
01 Juli DS: Kriteria hasil : 1. Monitor karakteristik luka luka ( mis: drainase,  Pasien
2020 Pasien mengatakan 8. Demam (5). ( mis: drainase, warna, warna, ukuran, bau) : mengatakan
luka bekas operasi 9. Kemerahan pada ukuran, bau) perkembangan luka sudah merasa
sudah jauh lebih luka (5) 2. Monitor tanda-tanda sudah jauh membaik, nyaman dan
membaik dari yang 10. Nyeri (5). infeksi tidak ada jaringan lukanya juga
sebelumnya, 11. bengkak (5). 3. Lepaskan balutan secara nekrotik atau pun pus, sudah bersih
DO : 12. Cairan berbau perlahan luka berwarna merah O
- Balutan luka busuk (5). 4. Bersihkan dengan cairan muda  Luka pasien
tampak bersih 13. Kadar sel darah NaCl sesuai kebutuhan 2. Memonitor tanda-tanda tampak bersih,
- Luka berwarna putih (5) 5. Berikan salep yang sesuai infeksi : tidak ada tanda berwarna
merah muda 14. Kultur area luka (5) ke kulit/lesi infeksi merah muda,
- Tidak terdapat pus 6. Pasang balutan luka sesuai 3. Melepaskan balutan tidak ada
dan jaringan jenis luka secara perlahan jaringan
necrotik 7. Pertahankan teknik steril 4. Membersihkan dengan nekrotik dan
- TD : 110/70 mmHg saat melakukan perawatan cairan NaCl sesuai tak ada
- Nadi : 80 x/i luka kebutuhan bengkak
- RR : 22x/m 8. Ganti balutan sesuai 5. Memberikan salep yang  Tak ada cairan
- Leukosit 9720 eksudat dan drainase sesuai ke kulit/lesi berbau busuk
mcL 9. Edukasi pasien tentang 6. Memasang balutan luka dari luka
tanda dan gejala infeksi sesuai jenis luka  Tak ada pus
10. Anjurkan klien untuk 7. Mempertahankan teknik pada luka
meningkatkan nutrisi steril saat melakukan A: Masalah
sesuai indikasi diet klien perawatan luka teratasi
8. Mengganti balutan P: Intervensi
sesuai eksudat dan dihentikan dan
drainase pasien atau
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

9. Mengedukasi pasien kluarga


tentang tanda dan gejala diberikan
infeksi discharge
10. Menganjurkan klien planning
untuk meningkatkan mengenai
nutrisi sesuai indikasi perawatan luka
diet klien di rumah

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan No. MR : xxx.xxx.011
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 Nama : Tn.R
Jenis Kelamin :L
Tgl Lahir : 45 thn
Ruangan : Ruang Melati Kelas I
RENCANA KEPERAWATAN
Hari/Tgl Diagnosa NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &
Keperawatan Paraf
Selasa Nyeri akut b.d agen Kontrol nyeri Manajemen Nyeri Manajemen nyeri : S:
30 Juni cedera Fisik - Melaporkan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri - Mengkaji nyeri secara - Pasien mengatakan
2020 DS: terkontrol secara komprehensif yang komprehensif nyeri sedikit
Pasien mengatakan - Kemampuan meliputi lokasi, P : nyeri pada luka bekas post op berkurang dari skala
post op hari ke 4 mengenal omset karakteristik, onset/durasi, Q : nyeri seperti tertusuk 3 menjadi 2 dengan
nyeri pada luka bekas nyeri frekuensi, kualitas, R : nyeri di bagian perut bawah tekhnik guided
operasi masih terasa - Kemampuan intensitas atau beratnya sebelah kanan imaginary
tetapi sudah mengenali penyebab nyeri danfaktor pencetus S : skala nyeri 3 O:
berkurang dari yang nyeri 2. Observasi adanya petunjuk T : Nyeri terasa hilang timbul - TTV
sebelumnya - Kemampuan nonverbal : klien tampak - Mengobservasi pasien (tampak Td: 120/70 mmHg
P : nyeri pada luka menggunakan teknik masih meringis meringis, berkeringat) HR : 80 x/i
bekas post op non farmakologis 3. Kaji kemampuan pasien - Memberikan pasien tekhnik T : 36,5 C
Q : nyeri seperti - Dukungan orang mengenali penyebab nyeri relaksasi dengan guided RR: 20x/I
tertusuk terdekat. 4. Kaji kemampuan psien imaginary - Skala nyeri 2
DARA
R : nyeri di bagian mengatasu nyeri - Kolaborasi pemberian A :
perut bawah menggunakan teknik non analgetik (keterolac 1 amp) - Pasien tampak bisa
sebelah kanan farmakologis - Kendalikan faktor lingkungan mengikuti dan
S : skala nyeri 3 5. Ajarkan klien mengatasi yang dapat mempengaruhi relaks saat diberikan
T : Nyeri terasa nyeri secara respon pasien terhadap tekhnik guided
hilang timbul dan nonfarmakologis: dengan ketidaknyamanan imaginary
DO : teknik napas dalam - Kurangi atau eliminasi - Pasien mampu
- Terdapat 2 luka 6. Berikan dukungan orang faktor-faktor yang dapat mengenali nyeri
bekas operasi terdekat. mencetuskan atau dengan menjelaskan
dibagian perut, 7. Kolaborasi dalam meningkatkan nyeri : karakteristik nyeri
luka jahitan, dan pemberian analgetik mengatakan kepada pasien - Pasien tampak lebih
1 luka dengan jangan terlalu banyak nyaman
drainase bergerak A : Masalah teratasi
- Balutan luka sebagian
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

tampak bersih P:
- Nadi : 86 x/I Intervensi
- TD : 120 / 70 dilanjutkan
mmHg manajemen nyeri
- RR : 20 x/m
Risiko Infeksi Tingkat infeksi Perawatan luka Perawatan Luka S:
Faktor Risiko Kriteria hasil : 1. Monitor karakteristik luka 1. Melakukan perawatan luka pasien mengatakan
Prosedur impasif : 1. 1. Demam (5). ( mis: drainase, warna, drainase luka sudah bersih dan
- Terdapat 2 luka 2. Kemerahan pada ukuran, bau) 2. Luka tampak bersih merasa nyaman
bekas operasi luka (5) 2. Monitor tanda-tanda 3. Tidak ada pus pada luka setelah luka
dibagian perut, luka 3. Nyeri (5). infeksi 4. Jaringan sekitar luka dibersihkan
jahitan, dan 1 luka 4. bengkak (5). 3. Lepaskan balutan secara kering, tidak ada jaringan O:
dengan drainase 5. Cairan berbau perlahan nekrotik Balutan luka bersih,
- Balutan luka busuk (5). 4. Bersihkan dengan cairan 5. Luka bewarna merah ridak ada pendarahan
tampak bersih 6. Kadar sel darah NaCl sesuai kebutuhan muda pada luka, tidak ada
- Tidak ada putih (5) 5. Berikan salep yang sesuai 6. Memberikan inj.antibiotik jaringan nekrotik dan
pendarahan 7. Kultur area luka ke kulit/lesi ceftriaxone 1 gr (lanjut luka tidak berbau
(5) 6. Pasang balutan luka sesuai siang dan malam ) TD : 120/80 mmHg
jenis luka 7. Menginstruksikan pasien N : 82 x/I
7. Pertahankan teknik steril untuk meningkatkan
saat melakukan perawatan asupan nutrisi A:
luka 8. Menjelaskan tanda-tanda Masalah teratasi
8. Ganti balutan sesuai infeksi kepada keluarga sebagian
eksudat dan drainase dan pasien
9. Edukasi pasien tentang 9. Memonitor pemulihan P:
tanda dan gejala infeksi pembedahan Intervensi
10. Anjurkan klien untuk dilanjutkan,
meningkatkan nutrisi optimalkan
sesuai indikasi diet klien perawatan luka
dengan tekhnik
steril

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 No. MR :
Nama : Tn. X
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruangan : Ruang Melati Kelas I Umur : 50 tahun
RENCANA KEPERAWATAN
Hari Diagnosa Keperawatan NOC NIC Implementasi Evaluasi Nama
/Tgl &
Paraf
Resiko Keseimbagan Cairan Manajemen Elektrolit 1. Memonitor status S: Cici
Rabu / ketidakseimbangan 1. Berikan cairan sesuai resep hemodinamik pasien  Pasien
01 Juli elektrolit Indikator : jika diperlukan 2. Monitor pola mengatakan
2020 DS : - TD 5 2. Pertahankan keakuratan pernapasan pasien nafas masih
DO : Denyut nadi 5 intake dan output 3. Monitor data sesak
 Keseimbangn radial 3. Berikan elektrolit tambahan laboratorium tentang O:
Shift elektrolit Denyut perifer 5 4. Konsultasikan pada dokter penyebab Takikardi 170/90
Pagi Hipernatremia Keseimbangan 4 tentang pemberian elektrolit 4. BGA pasien BGA pasien
(176 mmol/dl) intake dan output sparing yang sesuai 5. PH 7.15 PH 7.15
 Hiperkalemia (6,2 dalam 24 jam 5. Berikan diet yang tepat untuk 6. Pco3 40 Pco3 40
mmol/dl) BB stabil 4 ketidakseimbangan elektrolit 7. HCO3 18 HCO3 18
 Hiperkloremi (120 Turgor kulit 4 pasien 8. PCO2 40 PCO2 40
mmol/dl) Hematokrit 5 6. Anjurkan pasien dan atau 9. SaO2 90 % SaO2 90 %
Serum elektrolit 5 keluarga pada modifikasi 10. Ht rendah 29,3 % Ht rendah 29,3
Keterangan : diet 11. Hb rendah 8,5 mg/dl %
1 = sangat terganggu 7. Atasi aritmia jantung 12. Memposisikan pasien Hb rendah 8,5
2 = banyak terganggu 8. Siapkan pasien untuk dialisis semi fowler untuk mg/dl
3 = cukup terganggu 9. Pantau elektrolit serum memperbaiki ventilasi
4 = sedikit terganggu normal 13. Batasi asupan natrium A : Masalah belum
5 = tidak terganggu teratasi

P:
Intervensi
dilanjutkan dengan
manajemen
elektrolit
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

 Monitor TTV
 Monitor hasil
labor
 Monitor intake
output cairan
 Monitor
pernapasan

Rabu / Ketidakstabilan gula 3. Blood Glucose, Risk Manajemen Hiperglikemi 1. Memantau kadar S: CICI
01 Juli darah berhubungan For Unstable 1. Memantau kadar glukosa darah, glukosa darah Pasien mengatakan
2020 dengan retensi insulin 4. Diabetes Self seperti yang ditunjukkan 2. Melihat tanda-tanda sering pusing tanpa
DS : Management 2. Pantau tanda-tanda dan gejala hiperglikemi tau sebabnya
 Klien mengatakan hiperglikemia : poliuria, 3. Memonitor hasil
Shift menderita DM sejak 3 Indikator : polidipsia, polifagia, lemah, labor O:
Pagi tahun yang lalu 6. Kepatuhan Perilaku kelesuan, malaise, mengaburkan 4. Memonitor TTV GDS : 180
 Pasien mengatakan : diet sehat (5/5) visi, atau sakit kepala 5. Memonitor intake TD : 120/70 mmHg
bahwa kakinya sering 7. Dapat mengontrol 3. Memantau keton urin, seperti dan output N : 95x/i
terasa kebas dan tidak kadar glukosa darah yang ditunjukkan 6. Kolaborasi pemberian RR : 20x/i
terasa jika menginjak (5/5) 4. Memantau abg, elektrolit, dan insulin CRT > 2 detik
sesuatu 8. Dapat mengontrol tingkat betahydroxybutyrate, 7. Kolaborasi diet DM
DO : stress (5/5) sebagai tersedia A:
 GDS : 210 9. Dapat 5. Memantau tekanan darah dan Masalah teratasi
 CRT > 2 detik memanajemen dan denyut nadi ortostatik, seperti sebagian
mencegah penyakit yang ditunjukkan
semakin parah (5/5) 6. Mengelola insulin, seperti yang P : Intervensi
10. Dapat meningkatkan ditentukan dilanjutkan dengan
istirahat (5/5) 7. Konsultasikan dengan dokter manajemen
jika tanda dan gejala hiperglikemi, yaitu
hiperglikemia menetap atau  Monitor TTV
memburuk  Monitor GDS
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

8. Membantu ambulasi jika  Monitor intake


hipotensi ortostatik hadir nutrisi
9. Tinjau catatan glukosa darah
dengan pasien dan / atau
keluarga
10. Memfasilitasi kepatuhan
terhadap diet dan latihan

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 No. MR :
Nama : Tn. BU
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 49 tahun
Ruangan : Ruang Melati Kelas I
RENCANA KEPERAWATAN
Hari / Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Implementasi Evaluasi Nama &
Tgl Paraf
Rabu/ Gangguab pertukaran Status pernapasan : Manajemen jalan napas 1. Memposisikan S: Cici
01 Juli gas/oksigen b.d kepatenan jalan napas 1. Posisikan pasien untuk pasien semi fowler 1. Pasien mengatakan
2020 kerusakan jalan nafas memaksimalkan ventilasi untuk nafas masih sesak
DS : Indikator : 2. Auskultasi suara napas, memaksimalkan 2. Pasien mengatakan
1. Pasien mengatakan Frekuensi 5 catat area yang ventilasi pasien sulit berbicara
Shift nafas sesak napas dalam ventilasinya menurun atau 2. Melakukan O:
Pagi 2. Pasien mengatakan kisaran normal tidak ada dan adanya suara auskultasi pada 1. RR : 27 x/i
sulit berbicara Suara napas 5 tambahan suara napas 2. Adanya suara napas
DO : tambahan 3. Posisikan untuk 3. Memonitor status tambahan : stridor
1. Bulu hidung hangus tidak ada meringankan sesak pernapasan dan 3. Napas cepat dan
2. Suara napas Tidak ada 5 4. Kelola pemberian status oksigenasi dangkal
tambahan : stridor pernapasan bronkodilator pasien 4. SaO2 : 95%
(+) cuping hidung 5. Monitor status pernapasan 4. Berikan pasien
3. Napas cepat dan Tidak ada 4 dan status oksigenasi terapi oksigen 2 A : Masalah belum
dangkal penggunaan liter/menit teratasi
4. Penggunaan otot otot bantu
bantu napas napas P : Intervensi dilanjutkan
5. RR : 28x/i dengan manajemen jalan
Keterangan : napas
1 = sangat terganggu
2 = banyak terganggu
3 = cukup terganggu
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

Rabu / Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri S: CICI
01 Juli kerusakan kulit dan keperawatan selama 3x24 jam 1. Lakukan pengkajian 1. Melakukan 1. Pasien mengatakan
2020 jaringan pasien menunjukkan nyeri nyeri komprehensif pengkajian nyeri nyeri saat perawatan
DS : dalam batas normal yang meliputi lokasi, komprehensif luka dilakukan
1) P : Nyeri akibat karakteristik, yang meliputi
Shift luka trauma luka Tingkat Nyeri onset/durasi, lokasi, O:
Pagi bakar 1. Nyeri yang dilaporkan frekuensi, kualitas, karakteristik, 1. S : 37,5oC
2) Q : Nyeri terasa tidak ada intensitas atau onset/durasi, 2. CRT > 2 detik
3) panas 2. Panjannya episode nyeri beratnya nyeri dan frekuensi, 3. Kulit tampak kering
4) R : Rasa nyeri tidak ada faktor pencetus kualitas, intensitas 4. TD : 130/70 mmHg
terasa di wajah, 3. Mengerang dan menangis 2. Observasi adanya atau beratnya 5. Persentase luka bakar
tangan kiri tidak ada petunjuk non verbal nyeri dan faktor : 18%
baguan depan 4. Ekspresi wajah saat nyeri 3. Pastikan perawatan pencetus 6. Luka bakar derajat 3
dann setengah tidak ada analgesik bagi pasien 2. Mengamati 7. Luka tampak merah
badan bagian 5. Dapat beristirahat 4. Tentukan akibat dari adanya petunjuk dan berair warna
depan 6. Tidak ada agitasi pengalaman nyeri non verbal putih
5) S : Skala Nyeri 6 7. Tidak ada kehilangan terhadap kualitas 3. memastikan
6) T : Hilang timbul nafsu makan hidup perawatan
dan meningkat 5. Ajarkan prinsip- analgesik bagi 8.
jika adanya prinsip manajemen pasien A:
aktivitas nyeri 4. menentukan Masalah belum teratasi
DO : 6. Ajarkan penggunaan akibat dari
1) Bulu hidung teknik non pengalaman nyeri P:
hangus farmakologi ( teknik terhadap kualitas Intervensi dilanjutkan
2) Penggunaan otot relaksasi napas hidup dengan perawatan luka
bantu napas dalam) 5. Mengajarkan dan perlindungan infeksi
3) RR : 27x/i prinsip-prinsip
4) S : 37,5oC manajemen nyeri
5) N : 110 x/i 6. Mengajarkan
6) CRT > 2 detik penggunaan
7) Kulit tampak teknik non
kering farmakologi (
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

8) TD : 130/80 teknik relaksasi


mmHg napas dalam)
9) Persentase luka
bakar : 18%
10) Luka bakar
derajat 3
11) Luka tampak
merah dan berair
warna putih
.

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020 No. MR :
Nama : Tn. X2
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 81 tahun
Ruangan : Ruang Melati Kelas I
RENCANA KEPERAWATAN
Hari Diagnosa Keperawatan NOC NIC Implementasi Evaluasi Nama &
/Tgl Paraf
Rabu / Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri S: CICI
01 Juli injuri tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian 1. Melakukan Pasien
2020 DS : selama 3x24 jam pasien nyeri komprehensif pengkajian nyeri mengatakan
1) Pasien mengatakan menunjukkan nyeri yang meliputi lokasi, komprehensif yang masih ada nyeri
nyeri dalam batas normal karakteristik, meliputi lokasi, sedikit
Shift 2) P: nyeri terasa onset/durasi, frekuensi, karakteristik, P: nyeri terasa
Pagi pada daerah post Tingkat Nyeri kualitas, intensitas atau onset/durasi, pada daerah
operasi 8. Nyeri yang beratnya nyeri dan frekuensi, kualitas, post operasi
3) Q: Nyeri terasa dilaporkan tidak faktor pencetus intensitas atau Q: Nyeri terasa
menusuk-nusuk ada 2. Observasi adanya beratnya nyeri dan menusuk-nusuk
4) R : Nyeri di daerah 9. Panjannya episode petunjuk non verbal faktor pencetus R : Nyeri di
perut nyeri tidak ada 3. Pastikan perawatan 2. Mengamati adanya daerah perut
5) S : Skala Nyeri : 4 10. Mengerang dan analgesik bagi pasien petunjuk non verbal S : Skala Nyeri
6) T : Nyeri hilang menangis tidak ada 4. Tentukan akibat dari 3. memastikan :3
timbul 11. Ekspresi wajah pengalaman nyeri perawatan analgesik T : Nyeri hilang
DO saat nyeri tidak ada terhadap kualitas hidup bagi pasien timbul
1) Td : 130/90 12. Dapat beristirahat 5. Ajarkan prinsip-prinsip 4. menentukan akibat O:
2) N : 110 x/i 13. Tidak ada agitasi manajemen nyeri dari pengalaman Td : 130/80
3) Pasien tampak 14. Tidak ada 6. Ajarkan penggunaan nyeri terhadap N : 98 x/i
gelisah kehilangan nafsu teknik non kualitas hidup Pasien tampak
4) RR : 23x/i makan farmakologi ( teknik 5. Mengajarkan prinsip- gelisah
relaksasi napas dalam) prinsip manajemen RR : 23x/i
nyeri A : Masalah
6. Mengajarkan belum teratasi
penggunaan teknik P:
non farmakologi ( Intervensi
teknik relaksasi manajemen
Latifa Hidayani Abas, S.Kep
1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020

napas dalam) nyeri


Rabu / Resiko infeksi b.d Deteksi Resiko Kontrol Infeksi 1. Membersihkan S: CICI
01 Juli penyakit kronois, efek Indikator : 1. Bersihkan lingkungan dengan lingkungan untuk Pasien
2020 prosedur invasif 1. Mengenali tanda baik setelah digunakan untuk menghindari transmisi Mengatakan
DS : dan gejala yang setiap pasien infeksi luka post
 Pasien mengeluh badan mengindikasikan 2. Ganti peralatan perawatan per 2. Mengganti peralatan operasinya
terasa lemah resiko pasien per pasien sudah mulai
Shift 2. Mengidentifikasi 3. Batasi jumlah pengunjung 3. Membatasi jumlah membauk
Pagi DO : kemungkinan 4. Ajarkan cara cuci tangan pengunjung -pasien
 Pasien post laparatomi resiko kesehatan 5. Anjurkan pengunjung untuk 4. Mengajarkan pasien mengatakan
hari ke 1 3. Melakukan mencuci tangan dna keluarga cara cuci merasa nyaman
 Usia 81 tahun pemeriksaan sendiri 6. Gunakan sabun antimikroba tangan dengan
sesuai waktu yang untuk cuci tangan 5. Mengajarkan cuci perawatan luka
dianjurkan 7. Lakukan tindakan pencegahan tangan dengan handrub yang dilakukan
4. Memanfaatkan yang bersifat universal 6. Melakukan perawatan
sumber-sumber 8. Laukan perawatan luka steril luka steril O:
untuk mengetahui 9. Gunakan sarung tangan steril 7. Mendorong asupan TD : 120/70
resiko kesehatan dengan tepat cairan mmHg
pribadi 10. Jaga lingkungan aseptic yang N : 90x/i
5. Menggunakan optimal RR : 20x/il
fasilitas kesehatan 11. Dorong intake cairan yang A:
yang sesuai sesuai Masalah teratasi
kebutuhan 12. Ajarkan pasien dam keluarga sebagian
6. Mendapatkan mengenai tanda dan gejala
informasi terkait infeksi P : Intervensi
perubahan gaya dilanjutkan
hidup untuk dengan kontrol
kesehatan infeksi

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas2020

EVALUASI KEGIATAN
KEPALA RUANGAN
Hari / Tanggal : Rabu / 1 Juli 2020 Ruangan : Melati Kelas I
A. Perencanaan
1. Mengikuti overran dengan dinas malam
a. Mengidentifkasi jumlah pasien dan tingkat ketergantungan
Tim A Awal
Jumlah Pasien
 Minimal care : 2
 Partial care : 8
 Total care : 0 +
 Jumlah : 10 orang
Tim A Akhir
Jumlah Pasien
 Minimal care : 2
 Partial care : 8
 Total care : 0 +
 Jumlah : 10 orang
Tim B Awal
Jumlah Pasien
 Minimal care : 3
 Partial care : 4
 Total care : 2 +
 Jumlah : 9 orang
Tim B Akhir
Jumlah Pasien
 Minimal care : 3
 Partial care : 4
 Total care : 2 +
 Jumlah : 9 orang

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas2020

Jadi, Jumlah pasien di Tim A adalah : 10 orang

Jumlah pasien di Tim B adalah : 9 orang

Total Jumlah pasien di Tim A dan B adalah: 19 orang

B. Staffing
1. Membagi jumlah perawat berdasarkan tingkat ketergantungan
a. Tim A membutuhkan : 6 orang perawat
- Pagi : 3 orang perawat
- Sore : 2 orang perawat
- Malam : 1 orang perawat
b. Tim B membutuhkan : 7 orang perawat
- Pagi : 3 orang perawat
- Sore : 2 orang perawat
- Malam : 2 orang perawat

Jumlah perawat yang dinas 13 orang PP dan 7 orang mahasiswa

a. Pagi
Tim A
- Perawat ruangan : 3 orang perawat
- Mahasiswa : 2 orang mahasiswa +
jumlah : 5 orang

jadi, jumlah tenaga (berlebih/kurang) : jumlah tenaga berlebih

Tim B
- Perawat ruangan : 3 orang perawat
- Mahasiswa : 2 orang mahasiswa +
jumlah : 5 orang

jadi, jumlah tenaga (berlebih/kurang) : jumlah tenaga berlebih

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas2020

C. Pengarahan
 Memberi penghargaan tentang penugasan kepada ketua tim
 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan dan sikap
perawat pelaksana
 Memberi pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik
 Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep
pasien
 Melibatkan perawat pelaksana dalam kegiatan asuhan keperawatan
 Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
D. Pengawasan
 Melakukan pengawasan langsung terhadap katim dan perawat pelaksana tentang
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
 Memeriksa daftar hadir
E. Ketenagaan
 Menghitung jumlah tenaga yang dibutuhkan
F. Evaluasi
 Evaluasi jumlah pasien awal dan jumlah pasien akhir di Tim A
 Evaluasi jumlah pasien awal dan jumlah pasien akhir di Tim B
 Evaluasi hasil pelaksanaan tugas ketua Tim
 Evaluasi hasil kemampuan pelaksanaan tugas perawat pelaksana

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN 1 JULI 2020 BERDASARKAN TEORI OREM : SELF CARE DEFISIT
Nama Pasien
No Klasifikasi dan Kriteria Tn. G Tn. D Tn.Na Tn.V Tn. Ze Tn. Za Tn. M Tn X Tn. Y Tn. K
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk

1 MINIMAL CARE

1.Klien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan √ √

a.Mampu naik turun tempat tidur sendiri √ √

b. Mampu berjalan sendiri √ √

c.Mampu makan dan minum sendiri √ √

d.Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan √ √

e.Mampu membersihkan mulut/menyikat gigi sendiri √ √

f.Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan √ √

g.Mampu BAB dan BAk dengan sedikit bantuan √ √

2 PARTIAL CARE

1.Klien memerlukan bantuan perawat sebagian

a.Membutuhkan satu orang untuk naik dan turun tempat tidur √ √ √ √ √ √ √ √

b.Membutuhkan bantuan untuk ambulasi √ √ √ √ √ √ √ √

c.Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan bantuan √ √ √ √ √ √ √ √

d.Membutuhkan bantuan untuk makan/disuapi √ √ √ √ √ √ √ √

e.membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut √ √ √ √ √ √ √ √

f.membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan √ √ √ √ √ √ √ √

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
g.membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK di tempat √ √ √ √ √ √ √ √
tidur/kamar mandi
2.Post op minor √ √ √ √ √ √

3.Melewati fase akut dari post op mayor √ √

4.Fase awal dari penyembuhan

TOTAL CARE

1.Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan


waktu perawatan yang lebih lama
a.Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi di tempat
tidur .ke kursi roda
c.Membutuhkan latihan fisik

d.Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi NGT/IV

e.Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan

f.Membutuhkan bantuan penuh untuk kebersihan mulut

g.Dimandikan perawat

h.Dalam keadaan inkotinesial, menggunakan kateter

2.24 jam post op mayor

3.Pasien tidak sadar

4.Keadaan pasien tidak stabil

5.Observasi TTV per kurang dari 1 jam

6.Perawatan luka bakar

7.Perawatan kolostomi

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
8.Menggunakan alat bantu pernafasan atau respirator

9.Menggunakan WSD

10.Irigasi kandung kemih secara terus menerus

11.Menggunakan traksi

12.Fraktur/pasca op tulang belakang atau leher

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN 1 JULI 2020 BERDASARKAN TEORI OREM : SELF CARE DEFISIT
Nama Pasien
No Klasifikasi dan Kriteria Tn. I Tn.A Ny.H Ny.N Ny.A Tn.R Tn.X Tn.BU Tn.X2
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 MINIMAL CARE √ √ √
1.Klien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan √ √ √
a.Mampu naik turun tempat tidur sendiri √ √ √
b. Mampu berjalan sendiri √ √ √
c.Mampu makan dan minum sendiri √ √ √
d.Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan √ √ √
e.Mampu membersihkan mulut/menyikat gigi sendiri √ √ √
f.Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan √ √ √
g.Mampu BAB dan BAk dengan sedikit bantuan √ √ √

2 PARTIAL CARE √ √ √ √
1.Klien memerlukan bantuan perawat sebagian √ √ √ √
a.Membutuhkan satu orang untuk naik dan turun tempat tidur √ √ √ √
b.Membutuhkan bantuan untuk ambulasi √ √ √ √
c.Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan bantuan √ √ √ √
d.Membutuhkan bantuan untuk makan/disuapi √ √ √ √
e.membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut √ √ √ √
f.membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan √ √ √ √
g.membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK di tempat tidur/kamar
mandi
2.Post op minor
3.Melewati fase akut dari post op mayor
4.Fase awal dari penyembuhan
TOTAL CARE

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
Program Profesi Ners Manajemen Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas 2020
1.Klien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu √ √
perawatan yang lebih lama
a.Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi di tempat tidur .ke √ √
kursi roda
c.Membutuhkan latihan fisik √ √
d.Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi NGT/IV √ √
e.Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan √ √
f.Membutuhkan bantuan penuh untuk kebersihan mulut √ √
g.Dimandikan perawat √ √
h.Dalam keadaan inkotinesial, menggunakan kateter √ √
2.24 jam post op mayor √ √
3.Pasien tidak sadar
4.Keadaan pasien tidak stabil
5.Observasi TTV per kurang dari 1 jam
6.Perawatan luka bakar
7.Perawatan kolostomi
8.Menggunakan alat bantu pernafasan atau respirator
9.Menggunakan WSD
10.Irigasi kandung kemih secara terus menerus
11.Menggunakan traksi
12.Fraktur/pasca op tulang belakang atau leher
Keterangan :

Total care = 5

Parcial care = 12

Minimal care = 2

Latifa Hidayani Abas, S.Kep


1941313015
DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

TENTANG DEMAM TYPOID PADA Tn. XA

Oleh :

Kelompok P19

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020

Kelompok P19
A. Deskripsi Kasus

Seorang pasien berinisial Tn. XA usia 50 tahun dengan diagnosa


demam typhoid sudah dirawat selama 7 hari namun belum ada perkembangan
yang berarti. Tn. XA masih mengalami demam yang naik turun, mual muntah,
tampak lemas dan hasil lab uji widal masih menunjukkan nilai positif. Padahal
Tn. XA sudah diberikan asuhan keperawatan sesuai dengan SOP. Diagnosa
keperawatan yang diangkat adalah hipertermi dan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Dari diagnosa tersebut, intervensi yang telah
dilakukan untuk diagnosa hipertemi adalah
1. Observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Berikan kompres hangat untuk membantu menurunkan suhu
tubuh
3. Anjurkan minum banyak untuk mengganti cairan tubuh yang
menguap akibat hipertermi
4. Anjurkan pemakaian baju berbahan tipis dan menyerap keringat
5. Kolaborasi dengan dokter pemberikan antipiretik dan antibiotic
untuk mengurangi panas dan infeksi
Sedangkan intervensi yang telah dilaksanakan untuk masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
1. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang manfaat makanan dan
nutrisi untuk meningkatkan motivasi makan
2. Beri nutrisi dengan diet lunak, tidak mengandung banyak serat,
tidak merangsang atau menimbulkan gas
3. Berikan makanan yang bervariasi untuk meningkatkan nafsu
makan pasien
4. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering untuk
menghindari mual dan muntah
5. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan mulut demi
kenyamanan pada mulut dan meningkatkan nafsu makan
6. Kolaborasi pemberian antasida untuk mengurangi mual dan
muntah

Kelompok P19
Yang menarik dari kasus ini adalah tidaknya peningkatan yang
berarti pada pasien setelah semua intervensi diatas diberikan.

B. Keadaan Emosi
Positif :
Bisa menangani pasien dengan kasus yang jarang dialami pada kasus tipoid
biaanya setelah diberikan asuhan keperawatan sesuai SOP.
Mengetahui bagaimana penangan pada pasien dengan tipoid yang tidak
kunjung sembuh setelah melewati masa inkubasi dari penyakit.
Negatif:
Merasa tidakmaksimaldalammemberikan asuhan keperawatan pada pasien
meskipun sudah sesuai dengan SOP
Merasa kasihan dengan pasien dan keluaga yang harus menjalani masa
rawatan lebih panjang dari kasus tipoid biasanya.

C. Evaluasi
Berdasarkan kasus tersebut didapatkan pengalaman negative bahwa kurang
maksimalnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan tipoid.
Meskipun sudah dilakukan berbagai intervensi sesui dengan SOP yang benar
namun deman klien tak kunjung turun setelah diberi asuhan keperawatan
selama 7 hari rawatan.
Dari kasus tersebut pengalaman yang positif bahwa perlu ditingkatkannya
manajemen hipertermi dan manajemen nutrisi. Pada kasus demam tipoid perlu
diperhatikan manajemen hipertermi seperti memonitor suhu karena pada
penderita tipoid yang komplikasi suhu aksila lebih rendah dari pada suhu di
dahi hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kesadaran paa pasien
(Kemenkes, 2006).
Pada masalah keperwatan manajemen nutrisi perlu diperhatikan makanan
yang dikonsumsi oleh klien yaitu rendah serat untuk menghindari terjadinya
komplikasi seperti perforasi dan perdarahan dan peningkatan asupan cairan
sesuai dengan kebutuhan tubuh per hari (Kemenkes, 2006).

Kelompok P19
D. Analisis
1. Yang dapat dipelajari dari kasus ini adalah proses pengkajian dan
pelaksanaan intervensi yang diberikan. Salah satu aktivitas untuk
menurunkan hipertermi adalah dengan mengompres. Kompres yang benar
adalah menggunakan air hangat dan dikompres di lipatan-lipatan tubuh.
Kebanyakan keluarga pasien mengompres hanya di bagian dahi saja.
Perawat perlu mengajarkan cara mengompres dengan benar.
2. Pasien juga tidak mau makan dan keluarga tidak bisa memaksa pasien
dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi pasien tidak terpenuhi. Sebagai
perawat, dapat memberikan tips pada pasien dan keluarga untuk makan
sedikit tapi sering sehingga kebutuhan nutrisi pasien tetap terpenuhi.
Selanjutnya dapat juga dengan menyediakan makanan kesukaan pasien.

E. Kesimpulan
1. Perawat dan dokter perlu memberikan pendidikan kesehatan pada pasien
dan keluarga mengenai penyakitnya dengan rinci namun mudah dipahami .
2. Perawat dapat memberikan tips-tips dalam pemenuhan kebutuhan dasar
pasien seperti pasien tidak nafsu makan, maka tipsnya adalah
menyediakan makanan yang disukai pasien dan makan dengan porsi
sedikit namun sering.
3. Perawat perlu mendemonstrasikan cara perawatan pasien, seperti kompres
sehingga keluarga mendapat gambaran yang pasti dan tujuan yang
diinginkan tercapai dari tindakan tersebut.

F. Tindak Lanjut
1. Fungsi perawat sebagai educator bagi pasien dan keluarga harus berjalan
dengan baik, menjelaskan dan mmberikan pendidikan kesehatan mengenai
cara perawatan pasien yang benar.
2. Perawat harus selalu mengkaji ulang permasalahan dan evaluasi tindakan
yang diberikan sehingga dapat dicarikan solusi jika tindakan yang
dilakukan sebelumnya tidak efektif.

Kelompok P19
3. Mengajarkan keluarga mengenai cara perawatan pasien harus disertai
dengan demonstrasi sehingga keluarga paham dan tergambar jelas
langkah-langkah pelaksanaanya.

Kelompok P19
LAPORAN DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

Nama Ruangan : Melati Kelas I

Keperawatan : Manajemen Keperawatan

Tanggal : 1 Juli 2020

Topik Diskusi Kasus : Asuhan Keperawatan pada Demam Typoid

Masalah isu yang muncul :

1. Manajemen cairan pada penderita typoid adalah salah satu intervensi yang
perlu diperhatikan dan dimonitor oleh perawat. Demam dan mual muntah
dapat menyebabkan pengeluaran cairan tubuh yang berlebih sehingga
mengakibatkan berkurangnya volume cairan pada tubuh sehingga penderita
harus mendapat cairan yang cukup baik secara oral maupun parenteral.
Cairan harus mengandung elektrolit dan kalori yang optimal. Perawat perlu
mencatat cairan yang masuk dan cairan yang keluar seperti urine dan feses.
Meskipun telah mendapat cairan melalui infus namun sikap pasien yang
tidak mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan dapat menyebabkan
kebutuhan cairan kurang terpenuhi. Pada dewasa asupan cairan berkisar
1200 cc sampai 1500 cc per hari. Pada pasien tifoid sangat dianjurkan untuk
mengonsumsi air sebanyak 1900 cc sebagai batas optimal. Pada pasien
typoid sikap positif dalam mengonsumsi air sangat diperlukan guna
menurunkan panas tubuh.

2. Pasien typoid memiliki ciri khas demam yang naik turun, jika demam terlalu
tinggi dapat menyebabkan penurunan kesadaran. Sehingga pasien dengan
demam typoid perlu dilakukan monitor tanda-tanda vital terutama suhu
pasien secara intens. Disarankan untuk melakukan pengecekkan suhu setiap
3 jam terutama pada sore dan malam hari sebagai mana gejala khas dari
demam typoid yaitu demam tinggi di sore dan malam hari.

Kelompok P19
3. Manajemen termoregulasi pada pasien dengan demam typoid adalah salah
satu intervensi yang diutamakan. Aktivitas yang dilakukan untuk menjaga
keseimbangan termoregulasi pasien adalah dengan mengompres pasien
dengan benar. Kompres menggunakan air hangat sangat dianjurkan dan
tidak dianjurkan untuk menggunakan air dingin karena penurunan suhu yang
ekstrim dapat menyebabkan pasien menggigil. Selain itu, lokasi
pengompresan juga faktor penting untuk menurunkan panas pada pasien,
yaitu pada lipatan-lipatan tubuh seperti lipatan ketiak, leher dan paha.
Daerah tersebut adalah daerah yang banyak dilintasi oleh pembuluh darah
sehingga sel saraf akan segera mengirimkan sinyal ke thermostat untuk
segera menurunkan suhu tubuh pasien. Selain itu, kompres dengan air
hangat akan melebarkan pembuluh darah pasien sehingga panas tubuh dapat
terbuang ke udara dengan cepat. Selain itu, waktu pengompresan harus
diperhatikan. Lama kain pengompresan diletakkan selama 4 sampai 5 menit,
lalu harus dibasahkan kembali. Jika kain pengompresan terlalu lama
diletakkan pada tubuh pasien akan mengganggu proses pengeluaran panas
pada tubuh pasien.

Rencana Tindak Lanjut :

1. Perawat perlu melakukan pengkajian ulang mengenai intervensi yang


pilih. Tidak adanya perkembangan pada pasien setelah diberikan
intervensi merupakan bukti ketidakefektifan intervensi yang diberikan
sehingga perlu direncanakan intervensi yang baru.
2. Perawat harus memahami gejala dari demam typoid. Demma typoid
memiliki gejala khas yaitu demam intermitten, sehingga dalam intervensi
manajemen hipertermia seperti monitor suhu dan kompres diutamakan
untuk dilakukan di sore hingga malam hari.
3. Monitor suhu pasien secara intens, setiap 3 jam dan domentasikan dalam
kurva vital sign sehingga dapat dilihat perubahan dan perkembangan dari
demamnya.

Kelompok P19
4. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga secar
rinci namun mudah dipahami mengenai perawatan pada pasein dengan
typoid seperti cara mengompres, yaitu tidak dianjurkan menggunakan air
dingin dan kain kompres tidak boleh lebih dari 5 menit untk di letakkan
dilokasi pengompresan karena akan mengganggu proses pengeluaran
panas tubuh.

Kelompok P19
EVALUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
MENGENAI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
DEMA TYPOID

I. Jenis- Jenis Kompres


Secara garis besar, terdapat dua jenis kompres, yaitu kompres panas
(hangat) dan kompres dingin. Kompres panas juga terbagi menjadi dua jenis
kompres untuk keadaan yang berbeda, dengan aturan pakai yang berbeda pula.
Begitu juga dengan kompres dingin. Berikut adalah jenis-jenis kompres yang
perlu Anda ketahui lebih lanjut.
a. Kompres panas
Kompres panas, atau yang lebih tepatnya disebut kompres
hangat, bisa meningkatkan sirkulasi dan aliran darah pada area yang sakit,
sehingga membantu meredakan rasa sakit yang ditimbulkan. Kompres ini
juga mampu mengembalikan kelenturan otot dan jaringan tubuh yang
mengalami cedera. Ada dua jenis kompres panas, yaitu:
a) Panas kering
Kompres jenis ini lebih mudah dilakukan. Contoh kompres
panas kering yang biasa dilakukan yaitu bantal pemanas dan sauna.
b) Panas lembap
Kompres ini lebih efektif jika dibandingkan dengan kompres
panas kering, yaitu dengan menggunakan handuk yang direndam bukan
dengan air mendidih melainkan air hangat, atau dengan cara mandi air
hangat.

Kompres panas bisa diberikan pada bagian tubuh tertentu saja


atau di seluruh tubuh. Untuk aplikasi terapi panas di seluruh tubuh,
Anda bisa mencoba sauna atau mandi air hangat. Jangan gunakan
kompres panas pada luka yang terbuka dan area yang memar atau
membengkak. Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah, darah
tinggi, diabetes, dermatitis, trombosis vena dalam (DVT), dan multiple
sklerosis harus berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu sebelum
melakukan terapi kompres panas.

Kelompok P19
Saran Penggunaan Kompres Panas

Kompres panas dapat dilakukan untuk durasi yang lebih lama


dibandingkan kompres dingin. Namun secara umum waktu yang
direkomendasikan untuk melakukan kompres panas adalah 15-20 menit
dan kain kompres di basahkan kembali dalam selang waktu 4 – 5 menit.
Untuk menangani rasa sakit yang sedikit lebih parah atau nyeri berat, Anda
bisa melakukan terapi mandi atau berendam air hangat selama 30 menit
hingga maksimal dua jam.

Gunakan air hangat atau suam-suam kuku untuk merendam handuk


atau kain kompres sebelum melakukan kompres. Dapat digunakan untuk
keadaan :

(a) Demam Thypoid


(b) Sendi yang kaku akibat penyakit arthritis.
(c) Sakit kepala yang disebabkan menegangnya otot leher atau rahang.
(d) Sakit otot setelah berolahraga dengan intensitas tinggi.
(e) Keram otot.
(f) Nyeri kronis, seperti pada fibromyalgia.

Hentikan kompres panas jika area yang dikompres justru menjadi


semakin membengkak. Temui dokter jika kompres panas tidak juga
berhasil meredakan rasa sakit maupun kondisi lain dalam kurun waktu satu
minggu, atau justru bertambah parah dalam beberapa hari setelah kompres
dilakukan. Pastikan suhu kompres tidak terlalu panas untuk mencegah luka
bakar pada kulit.

c) Kompres dingin
Kompres jenis ini dapat mengurangi aliran darah dan aktivitas saraf
pada area yang mengalami gangguan, sehingga akan turut mengurangi
pembengkakan, peradangan, dan rasa sakit yang timbul. Beberapa pilihan
kompres dingin yang bisa dilakukan, antara lain:
(a) Handuk dingin.
(b) Kompres es atau gel beku.

Kelompok P19
(c) Semprotan pendingin.
(d) Pijat es.
(e) Mandi air es.

Jangan berikan kompres dingin pada otot atau sendi yang kaku.
Jangan pula gunakan kompres dingin jika Anda memiliki sirkulasi darah
yang tidak baik, menderita diabetes, atau gangguan saraf sensorik yang
tidak mampu merasakan sensasi tertentu. Penderita gangguan sensorik
mungkin tidak menyadari jika kerusakan jaringan atau cedera lain telah
terjadi akibat ketidakmampuannya merasakan hawa dingin.

Terapi kompres dingin tidak disarankan untuk dilakukan pada


penderita penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular tanpa
sepengetahuan dokter

Aturan Pakai Kompres Dingin

Kompres dingin direkomendasikan untuk penanganan cedera akut


yang baru terjadi dan hanya boleh digunakan dalam waktu 48 jam (dua
hari) pertama setelah Anda mengalami cedera, seperti keseleo atau memar.

Selain memar dan keseleo, kompres dingin bisa juga digunakan


untuk penanganan beberapa kondisi berikut

(a) Gigitan serangga.


(b) Gatal.
(c) Sensasi terbakar atau perih yang muncul akibat penyakit arthritis.
(d) Migrain.
(e) Tendonitis
(f) Bursitis.
(g) Mata sembap.

Waktu pemberian kompres dingin yang disarankan adalah selama


10-15 menit, maksimal 20 menit. Kompres yang terlalu dingin atau terlalu
lama dilakukan justru dapat memperlambat penyembuhan, menghambat
sirkulasi darah, dan menyebabkan kerusakan kulit, saraf atau jaringan

Kelompok P19
tubuh. Hentikan kompres dingin jika area tubuh yang dikompres makin
membengkak setelah 48 jam penggunaan kompres dingin.

II. Manajemen Cairan


A. Pengertian
Cairan dan elektrolit merupakan komponen terbesar dalam tubuh
manusia. Dimana dalam tubuh terdiri dari 2 jenis cairan yaitu cairan intra
seluler dan cairan ektra seluler. Cairan intraseluler merupakan cairan yan
berada dalam sel, sedangkan cairan ekstra seluler yang berada diluar sel.
Sekitar 60% berat tubuh total terdiri dari air. Dari jumlah ini dua pertiga
(66%) adalah cairan intrasel. Cairan berperan penting dalam pembentukan
energi, pemeliharaan tekanan osmotik, dan transport zat-zat tubuh dan
menembus membrane sel, dan satu pertiga (33%) addalah cairan ekstrasel.
1. Intake cairan
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa
minum kira-kira 1500ml/hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh
kira-kira 2500 ml/hari sehingga kekurangan sekitar 100 ml/hari
diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme
2. Output cairan
Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu:
a. Urine : proses pembentukan urin oleh ginjal dan ekresi
melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan
tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urin
sekitar 1400-1500ml/24jam, atau sekitar 30-50ml/jam,
pada orang dewasa
b. IWL : IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui
kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang normal
kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar
300-400 mL/hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat menigkat
c. Keringat : berkeringat terjadi sebagai respon terhadap
kondisi tubuh yang panaas.

Kelompok P19
d. Feces : pengeluaran air melalui feses berkisaran antara
100-200ml/hari, yang diatur melalui mekanisme
reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

B. Menghitung Balance Cairan


Suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk kedalam
tubuh (intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh
(output) yang bertujuan untuk menentukan status keseimbangan cairan
tubuh pasien, menentukan tingkat dehidrasi klien, memudahkan kontrol
terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit, dan memberikan data untuk
menunjukkan efek diuretic atau terapan rehidrasi. Menghitung balance
cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor diantaranya berat
badan dan umur. Karena perhitungannya antara usia anak dengan dewasa
berbeda. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M.Kogoshi S (1995) perhitungan
wajib per 24 jam bukan pershift.
1. Intake/cairan masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan
cairan dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat
suntik, albumin dll
2. Output/keluar : feses dan urin dalam 24 jam, jika pasien dipasang
kateter maka hitung dalam ukuran di urobag
3. IWL (insensible Water Loss) : jumlah cairan keluarnya tidak
disadari dan sulit dihitung yaitu jumlah keringat dan uap hawa
nafas.
Rumus IWL : (Kayra,2003)
IWL = (15 x BB) /24 jam

Penghitungan balance cairan untuk dewasa, yaitu :


Input cairan :
a. Air (makan+minum) = ... cc
b. Cairan infus = ... cc
c. Terapi injeksi = ... cc
d. Air metabolisme = ...cc (hitung AM = 5 cc/kgBB/hari)

Kelompok P19
Output cairan :
a. Urine = ... cc
b. Feses = ... cc (kondisi normal BAB feses =
100cc)
c. Muntah/perdarahan/cairan drainage luka/cairan NGT terbuka
= ...cc
d. IWL = ... cc (hitung IWL = 15
cc/kgBB/hari

Balance cairan = intake cairan – output cairan


(normal balance cairan ± 100cc)

C. Upaya Peningkatan Volume Cairan Pada Pasien Dengan Demam


Tifoid
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang mengakibatkan
demam dan nyeri abdomen yang disebabkan oleh penyebaran salmonella
typhi atau salmonella paratyphi pada saluran pencernaan di bagian usus
halus. Kebanyakan dari penderita tifoid mengeluhkan demam dan mual
muntah sebagai gejala awal tifoid. Demam serta mual muntah dapat
menyebabkan penyeluaran cairan tubuh yang berlebih sehingga
mengakibatkan berkurangnya volume cairan pada tubuh. Sedangkan,
hampir 90% berat badan total manusia berbetuk cairan (Saputra, 2012:
51).
Pada kekurangan volume cairan tindakan keperawatan mandiri
yang perlu ditekankan yaitu kaji pengeluaran dan pemasukan cairan
(balance cairan) dilakukan pengkajian input dan output cairan selama 24
jam dan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian terapi cairan, dengan cara mengganti
cairan yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit, sehingga
keseimbangan hemodinamik kembali tercapai.
Kebutuhan tubuh keadaan normal sebaiknya minum antara 8–10
gelas air perhari. Namun air tersebut bisa saja terkandung didalam

Kelompok P19
makanan dan buah yang kita makan. Jadi kalau dihitung-hitung,
setidaknya air putih yang kita minum selain dari makanan adalah 8 gelas
sehari. Berbeda dengan orang yang sedang dalam keadaan sakit, mereka
memerlukan air putih lebih banyak dari ukuran normal, karena pada waku
sakit lebih banyak cairan yang digunakan untuk kegiatan 12 metabolisme
dalam tubuh. Dua belas gelas per hari adalah ukuran minimal yang harus
diminum dalam kondisi pemulihan kesehatan (Hafiduddin dkk, 2016: 39).
implementasi yang terakhir adalah beri terapi cairan sesuai advis
dokter. mengganti cairan yang hilang dan mengembalikan keseimbangan
elektrolit, sehingga keseimbangan hemodinamik kembali tercapai. Selain
pertimbangan derajat dehidrasi, penanganan juga ditujukan untuk
mengoreksi status osmolaritas dan mencegah terjadinya syok hipovolemik
( Leksana, 2015:71).
Pada tahap ini dapat diberikan cairan kristaloid isotonik, seperti
ringer lactate (RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20 mL/kgBB. Perbaikan cairan
intravaskuler dapat dilihat dari perbaikan takikardi, denyut nadi, produksi
urin, dan status mental pasien. Apabila perbaikan belum terjadi setelah
cairan diberikan dengan kecepatan hingga 60 mL/kgBB dapat diberikan
untuk mencapai kondisi rehidrasi. Saat pasien telah dapat minum atau
makan, asupan oral dapat segera diberikan ( Leksana, 2015:72). Jenis
minuman yang dikonsumsi dibagi menjadi 5, yaitu air, minuman
karbohidrat, minuman elektrolit, minuman karbohidrat- elektrolit dan
minuman berkarbonasi. Air adalah minuman yang jernih, tidak berasa dan
tidak berbau. Minuman karbohidrat adalah minuman yang mengandung
gula, contohnya teh, kopi, es, minuman rasa buah. Minuman elektrolit
adalah minuman yang mengandung beberapa elektrolit seperti natrium,
kalium, klorida, contohnya minuman ionisasi. Minuman karbohidrat-
elektrolit adalah minuman yang mengandung gula dan beberapa elektrolit
seperti natrium, kalium, klorida, contohnya jus buah atau sayuran, susu,
sport drink. Minuman berkarbonasi adalah minuman yang dibuat dengan
melarutkan gas karbondioksida dalam air minum, minuman ini sering
disebut minuman soda (Putriana, 2014: 691). Dalam kasus demam tifoid

Kelompok P19
ini cairan ynag tepat dikonsumsi yaitu air dan Minuman elektrolit karena
untuk mengganti kekurangan cairan pada tubuh.

III. Manajemen Hipertemia


Kejadian demam pada penyakit demam tifoid sebesar 100%

(Rusmana, 2013). Keluhan utama yang paling sering adalah demam 94,4%

(Setiabudi, 2005). Demam merupakan akibat kenaikan set point oleh sebab

infeksi atau oleh adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan

pengeluarannya. Demam pada infeksi terjadi akibat mikroorganisme

merangsang makrofag atau PMN membentuk PE (faktor pirogen

endogenik) seperti IL-1, IL-6, TNF (tumuor necrosis factor), dan IFN

(interferon). Zat ini bekerja pada hipotalamus dengan bantuan enzim

cyclooxygenase pembentuk prostaglandin. Prostaglandin meningkatkan set

point hipotalamus.

Pada fase awal penyakit, penderita demam tifoid selalu menderita

demam dan banyak yang melaporkan bahwa demam terasa lebih tinggi

saat sore atau malam hari dibandingkan pagi harinya. Ada juga yang

menyebut karakteristik demam pada penyakit ini dengan istilah ”step

ladder temperature chart”, yang ditandai dengan demam yang naik

bertahap tiap hari (IDAI, 2008). pada minggu pertama, suhu tubuh

berangsur-angsur meningkat setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi

hari kemudian meningkat pada sore atau malam hari. mencapai titik

tertinggi pada akhir minggu pertama kemudian bertahan tinggi, pada

minggu kedua demam makin tinggi, kadang-kadang terus menerus

(demam kontinyu). Bila pasien membaik maka pada minggu ke tiga suhu

Kelompok P19
tubuh akan berangsur turun dan dapat kembali normal pada akhir minggu

ke tiga (kemenkes, 2006).

Demam khas tifoid tidak selalu ada, tipe demam menjadi tidak

beraturan, hal ini mungkin terjadi karena intervensi pengobatan atau

komplikasi yang dapat terjadi lebih awal. Pada anak khususnya balita,

demam tinggi dapat menimbulkan kejang (kemenkes, 2006).

Bentuk kurvalen pada penderita tipoid

Kelompok P19
Kelompok P19
DAFTAR PUSTAKA

Leksana, Eri. 2015. Strategi Terapi Cairan pada Dehidrasi. SMF Anestesi. Vol 42.
No 1. Hal 71. Semarang: Universitas Diponegoro.
Saputra, Lyndon. 2012. Pengantar Kebutuhan Manusia. Tanggerang Selatan:
Binarupa Aksara Publikasi.
Putriana, Dittasari., Fillah Fithra Dieny. 2014. Konsumsi cairan priode latihan dan
status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja. Journal of
Nutrition College. Vol 3. No 4. Hal 691. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Mutya,E. 2017. Upaya Peningkatan Volume Cairan Pada Pasien Dengan Demam
Tifoid. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kelompok P19

Anda mungkin juga menyukai