Anda di halaman 1dari 1

ETIKA DALAM ILMU PENGETAHUAN

Bagaimana etika dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Etika sebagai ilmu pengetahuan dapat berarti penyelidikan mengenai tanggapan-tanggapan


kesusilaan, sedangkan etika sebagai ajaran bersangkutan dengan membuat tanggapan-tanggapan
kesusilaan. Pembedaan yang diadakan ini sesungguhnya sama dengan pembedaan antara berbicara
mengenai kesusilaan dengan berbicara menurut istilah-istilah kesusilaan. Kita dapat memahami
bahwa ada kemungkinan untuk menyelidiki masalah penilaian dengan dua cara. Orang mungkin
menghadapi seperangkat pernyataan seperti, “Di Amerika Serikat, pembunuhan dipandang sebagai
keburukan,” atau “Di negeri X, hubungan seks sebelum perkawinan dipandang sebgai susila,” dan
sebagainya. Dengan kata lain, dalam hal ini terdapat suatu ilmu pengetahuan yang murni deskriptif
dan ilmu pengetahuan yang tugasnya sekedar menggambarkan objeknya secara cermat.

Etika deskriptif mungkin merupakan cabang sosiologi, tetapi jika kita belajar etika kiranya
penting untuk mengetahui apa yang dipandang betul dan apa yang dipandang tidak betul. Pengetahuan
yang demikian ini dapat mencegah berkembangnya rasa kedaerahan. Tetapi perbedaan yang besar
dalam adat-istiadat juga telah menimbulkan pendirian bahwa tanggapan-tanggapan kesusilaan bersifat
nisbi. Artinya, berbeda-beda tergantung pada kebudayaan di mana tanggapan-tanggapan tersebut
dibuat. Etika deskriptif tidak dapat membicarakan ukuran-ukuran mengenai tanggapan kesusilaan
yang sehat, meskipun kadang-kadang etika deskriptif mencampur-adukkan antara menerima suatu
tanggapan kesusilaan dengan memandang bahwa tanggapan kesusilaan tersebut sudah betul.

Di lain pihak, etika acapkali dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang menetapkan ukuran-
ukuran atau kaidah-kaidah yang mendasari pemberian tanggapan atau penilaian terhadap perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai