Alquran secara gamblang telah menjelaskan proses pembentukan embrio manusia. Alquran telah
berbicara tentang pertumbuhan janin di dalam perut ibu fase demi fase, padahal janin dan
pertumbuhannya tidaklah terlihat dengan mata kepala dan tidak mungkin juga dijelaskan hanya
dengan duga dan kira.
Proses penciptaan manusia di dalam rahim dijelaskan dalam Alquran surat al-Mu'minun ayat
12-14. ''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu, segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.
Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain ...."
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan adanya enam fase terbentuknya janin dalam rahim.
Tahap pertama penciptaan janin disebut Sulalah dimulai dari saripati mani. Allah
menjelaskan bahwa manusia diciptakan “ dari saripati air yang hina (air mani)”. Manusia
bukan diciptakan dari seluruh mani yang keluar dari suami – istri, tapi hanya dari bagian yang
sangat halus. Itulah yang dimaksud dengan “ Sulalah”
Sulalah adalah kata yang paling tepat dan cocok untuk menggambarkan proses terbentuknya janin
ini, karena satu dari jutaan sperma ini bergerak menuju ke rahim untuk membuahi ovum dari
wanita.
Tahap kedua disebut Alaqoh. “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah
( ‘Alaqoh ).” ‘Alaqoh berarti juga nama dari binatang kecil yang hidup di air dan di tanah
yang terkadang menempel di mulut binatang pada waktu minum di rawa – rawa (yaitu
sebangsa lintah ).
Bentuk janin pada fase ini sangat mirip sekali dengan binatang lintah tersebut. Bahkan kalau
keduanya difoto bersamaan, niscaya manusia tidak akan bisa membedakkan bentuk dan
gambar keduanya.
Tahap ketiga, Mudghah (Segumpal Daging). Dalam kelanjutan surat al-Mukminun dijelaskan
''Lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging.” Tahap keempat ditandai dengan
muncul dan tumbuhnya tulang. “Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang.”
Tahap kelima, pembungkusan tulang dengan daging. “Lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan dagin...'' Didahulukannya penciptaan tulang sebelum daging, itu karena daging butuh
kepada tulang untuk menempel padanya. Maka tulang mesti sudah ada sebelum daging.
Tahap keenam adalah perubahan janin ke bentuk yang lain. “Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain..'' Menurut Dr Ahmad Hamid Ahmad, bersama dengan
berakhirnya pekan ketujuh, panjang Mudghah sudah mencapai 8 – 16 milimeter”
Begitulah, proses penciptaan janin di dalam rahim seorang ibu, hingga akhirnya melahirkan diusia
kehamilan sembilan bulan. Sungguh Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
l Qur'an dan telah menjelaskan secara periodik dan sistematik tentang tahap-tahap
perkembangan embrio dalam rahim, Allah Ta`ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu'minun 12-14).
Setelah Allah Ta`ala menyebutkan dalam Al Qur'an tentang embriologi, Rasulullah SAW
juga menegaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah bin
Mas'ud RA. Bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang selalu benar dan dibenarkan
"Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya 40 hari berupa
nuthfah. Kemudian menjadi 'alaqah selama itu juga, kemudian menjadi mudghah selama itu
juga, kemudian diutus kepadanya Malaikat, maka ia meniupkan ruh padanya dan ditetapkan
empat perkara : ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya dan ia celaka atau bahagia” (HR.
Bukhari dan Muslim).
Dari Al Qur'an dan Al Hadits di atas menunujukkan bahwa Allah Ta`ala menciptakan
manusia melalui fase-fase berikut :
Nuthfah
nuthfatun adalah sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang telah bertemu dan terjadi
pembuahan kemudian terjadi perubahan dari keadaan yang satu kepada yang lain dan dari
bentuk yang satu kepada bentuk yang lain.
Riset para ahli embriologi menyebutkan bahwa selain mengandung spermatozoa (sperma)
air mani juga tersusun dari berbagai campuran yang berlainan yang mempunyai fungsi
masing-masing, misalnya mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi
spermatozoa, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar
memudahkan pergerakan sperma. Air mani yang tersusun dari berbagai campuran tersebut
telah disebutkan dalam Al- Qur'an. "Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani)". (QS. As Sajdah : 7-8).
Kata-kata sulalah (saripati) pada ayat tersebut merupakan bagian yang mendasar atau
"bagian dari satu kesatuan".
'Alaqah
Peringkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu pertama / hari ketujuh . Pada hari
yang ketujuh telor yang sudah disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim (qarar
makin). Selepas itu Kami mengubah nutfah menjadi alaqah.
" Kemudian Kami mengubah nutfah menjadi alaqah" al-Mukminun : 14'. Alaqah secara
bahasa mempunyai arti sesuatu yang mengambang atau menempel, sedangkan pada 'alaqah
ini embrio berbentuk segumpal darah sebagaimana ditegaskan Allah SWT : "Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah" (QS. Al 'Alaq : 2)
'Alaqah merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal, dalam istilah biologi sel ini
disebut zigot sebagai "segumpal darah", istilah 'alaqah ini juga tersebut dalam firman Allah
SWT : "kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,dan
menyempurnakannya". (QS. Al Qiyamah : 38).
Mudghah
Pembentukan mudghah dikatakan berlaku pada minggu keempat. Perkataan mudghah disebut
sebanyak dua kali di dalam al-Quran iaitu surah al-Hajj ayat 5 dan surah al-Mukminun ayat
14
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan
dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah
Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (QS. al-Hajj ayat 5)
"...lalu segumpal darah itu Kami jadikan daging,..." ( QS. Al Mukminun : 14)
Mudghah yang mempunyai arti segumpal daging ini merupakan fase yang mana berbentuk
lengkung, dengan penampakan gelembung-gelembung serta alur-alur.
Embrio yang tumbuh berumur 40-42 hari tidak lagi mirip dengan embrio hewan karena sudah
dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang sebagaimana disebutkan
dalam hadits Nabi SAW dari Hudzaifah ibnu Asid : "Ketika nuthfah telah lewat 42 malam
dari penciptaan, Allah Ta`ala mengirim malaikat untuk membentuknya dan menciptakan
pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang. Kemudian malaikat bertanya : Ya Allah, ini
akan dijadikan laki-laki atau perempuan ? Dan Allah memutuskan apa yang
dikehendakiNya, .." (HR. Muslim)
Diperingkat ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota
yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah terbentuk.Vilus yang tertanam di dalam
otot-otot ibu kini mempunyai saluran darahnya sendiri. Jantung bayi pula mula berdengup.
Untuk perkembangan seterusnya, darah mula mengalir dengan lebih banyak lagi kesitu bagi
membekalkan oksigen dan pemakanan yang secukupnya. Menjelang tujuh minggu sistem
pernafasan bayi mula berfungsi sendiri.