FARMASI FISIKA
OLEH :
MITHA HASANAH
(1901057)
DOSEN PENGAMPU :
ASISTEN :
DHEA ANANDA
2020
1. Tujuan Praktikum
Untuk dua cairan yang berbeda dengan pengukuran alat yang sama berlaku
Jadi bila η dan cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu
yang diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui alat yang sama dapat
ditentukan η cairan yang sudah diketahui rapatannya ( Sutiah, dkk., 2008).
Tabel viskositas cairan pada berbagai suhu (satuan poise) (Bird, 1987)
Adapun alat untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat yaitu
viscometer, dimana ada dua jenis viscometer yaitu (Sinko, 2011):
1. Viscometer satu titik
Viscometer ini bekerja pada satu titik kecepatan geser saja, sehingga hanya
dihasilkan satu titik pada rheogram. Alat ini hanya dapat digunakan untuk
menentukan viskositas cairan newton, yang termasuk kedalam jenis alat ini
yaitu viscometer kapiler, viscometer bola jatuh, dan penetrometer.
2. Viscometer banyak titik
Viscometer jenis ini pengukurannya dapat dilakukan pada beberapa harga
kecepatan geser sehingga dapat diperoleh rheogram yang sempurna.
Viscometer jenis ini dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan
newton maupun cairan non newton, yang termasuk kedalam jenis alat ini yaitu
viscometer rotasi tipe Stromer, viscometer Brookfield dan Rotovisco.
Berdasarkan hukum Newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan non newton (Wiroatmojo,
1988):
1. Cairan Newton yaitu cairannya mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.
2. Cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan
biasanya memiliki ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur
tambahan, misalnya koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan Newton
sehingga diperlukan tambahan gaya atau jika perlu memecah strukturnya.
Berdasarkan grafik sifat aliaran (rheogram) cairan non newton terbagi atas
dua kelompok yaitu:
1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini terbagi
atas tiga aliran yaitu:
1) Aliran plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tetapi memotong sumbu
shearing stress pada titik tertentu yang dikenal dengan harga yield.
Bingham bodies tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar
harga yield tersebut.
2) Aliran pseudoplastis
Viskositas cairan pseudoplastis akan berkurang dengan meningkatnya rate
of shear.
3) Aliran dilatan
Viskositas cairan dilatan akan bertambah dengan meningkatnya rate of
shear.
2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini terbagi atas
tiga aliran yaitu (Sinko, 2011):
1) Aliran Tiksotropi
R
a
t
e
O
f
s
he
r
e
Shearing stress
O
f
S
h
a
r
e
Shearing stress
- Viskometer Ostwald
- Aquadest
- Propilenglikol
- Alkohol
- Stopwatch
- Piknometer
Objek :
Penentuan kekentalan dan sifat alir beberapa jenis suspensi dengan viskometer
Brookfield
Alat dan Bahan:
- Beker gelas.
- Stopwatch.
4. Cara Kerja
Lakukan penentuan bobot jenis atau massa jenis larutan sampel dan
pembanding menggunakan piknometer dengan cara sebagai berikut:
1. Timbang berat piknometer kosong yang bersih (W1)
W 2−W 1
𝜌=
W 3−W 1
b. Menentukan Viskositas
4. Catat waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir dari garis m ke n.
Objek :
Penentuan kekentalan dan sifat alir beberapa jenis suspensi dengan viskometer
Brookfield
Cara Kerja :
1) Hasil
A. Penentuan Viskositas cairan dengan viskometer Ostwald
a) Bobot jenis
W3 = aquadest = 25.408 g
W2 = Alkohol = 23.636 g
W2 = Propilenglikol = 26.365 g
9,297
= = 1 gram / ml
9,297
10,368
= = 1,115 gram / ml
9,297
11,188
= = 1,203 gram / ml
9,297
W 2−W 1 26.336 g−16.111 g
o 𝜌 gula 10% = =
W 3−W 1 25.408 g−16.111 g
10,225
= = 1,099 gram / ml
9,297
10,587
= = 1,138 gram / ml
9,297
7,525
= = 0,809 gram / ml
9,297
10,254
= = 1,102 gram / ml
9,297
b) T (detik)
o Aquadest = T1 = 4,9
T2 = 4,9
T3 = 4,9
4,9+ 4,9+4,9
T rata-rata = = 4,9 detik
3
o Gliserin 5:1 = T1 = 7,8
T2 = 7,2
T3 = 7,5
7,8+7,2+ 7,5
T rata-rata = = 7,5 detik
3
o Gliserin 1:1 = T1 = 23
T2 = 23
T3 = 24
23+23+24
T rata-rata = = 23,3 detik
3
o Gula 10% = T1 = 5,5
T2 = 5,6
T3 = 5,4
5,5+5,6+5,4
T rata-rata = = 5,5 detik
3
o Gula 20% = T1 = 6,4
T2 = 6,7
T3 = 6,6
6,4+6,7+ 6,6
T rata-rata = = 6,5 detik
3
o Alkohol = T1 = 4,4
T2 = 4,2
T3 = 4,5
4,4+ 4,2+4,5
T rata-rata = = 4,3 detik
3
o Propilenglikol = T1 = 98
T2 = 115
T3 = 123
98+115+123
T rata-rata = = 112 detik
3
c) Viskositas
ŋ1 ρ1. t 1
o Gliserin 5:1 = =
ŋ2 ρ2. t 2
gram
1,115 ×7,5 detik
ml 8,362
= ŋ1 = = = 1,706 cps
gram 4,9
1 × 4,9 detik
ml
ŋ1 ρ1. t 1
o Gliserin 1:1 = =
ŋ2 ρ2. t 2
gram
1,203 ×23 , 3 detik
ml 28,029
= ŋ1 = = = 5,720 cps
gram 4,9
1 × 4,9 detik
ml
ŋ1 ρ1. t 1
o Gula 10% = =
ŋ2 ρ2. t 2
gram
1,099 ×5,5 detik
ml 6,045
= ŋ1 = = = 1,233 cps
gram 4,9
1 × 4,9 de tik
ml
ŋ1 ρ1. t 1
o Gula 20% = =
ŋ2 ρ2. t 2
gram
1,138 ×6,5 detik
ml 7,397
= ŋ1 = = = 1,509 cps
gram 4,9
1 × 4,9 detik
ml
ŋ1 ρ1. t 1
o Alkohol = =
ŋ2 ρ2. t 2
gram
0,809 × 4,3 detik
ml 3,478
= ŋ1 = = = 0,709 cps
gram 4,9
1 × 4,9 detik
ml
ŋ1 ρ1. t 1
o Propilenglikol = =
ŋ2 ρ2. t 2
gram
1,102 × 112 detik
ml 123,424
= ŋ1 = = = 25,188 cps
gram 4,9
1 × 4,9 detik
ml
2) Pembahasan
A. Penentuan Viskositas cairan dengan viskometer Ostwald
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam
fluida tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel
zat cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah
benda padat bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat
cair di dalam pipa maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang
melintang tersebut tidak sama, hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul
pada cairan kental. Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan
temperatur karena kenaikan temperatur akan melemahkan ikatan antar molekul
suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai viskositasnya. Penentuan
viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskometer Ostwald dan juga
menggunakan piknometer.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode
ini dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan
(fluida) pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa
viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah,
alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Prinsip dari penentuan
viskositas dengan metode viskometer Ostwald ini dilakukan dengan
memasukkan cairan (gliserin) ke dalam alat viskometer melalui pipa A
kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas.
Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk
mengalir dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi
tiga kali, hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati
benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti.
Dari ketiga hasil tersebut kemudian dirata-ratakan.
Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi
vertikal. Dipipet sejumlah tertentu (10ml) cairan (akuades, alkohol dan aseton).
Lalu di masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga jika cairan ini dibawa
ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservior A kira-kira masih
terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu penuh karena cairan dapat
tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B dibawa sampai sedikit diatas
garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas. Dicatat waktu yang
diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n. Setiap variasi suhu, dilakukan tiga
kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang diperoleh ada tiga untuk lebih
menambah keakuratan.
Setelah didapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang
bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan
pembanding (akuades). Larutan sampel yang digunakan adalah alkohol dan
aseton, , penggunaan kedua larutan tersebut karena memiliki viskositas
(kekentalan) yag tidak jauh berbeda. Dalam percobaan digunakan viskometer
yang sama. Harus menggunakan piknometer dan viskometer yang sama karena
setiap alat itu berbeda-beda massanya.
Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskosimeter
Ostwald dan juga menggunakan piknometer. Pertama-tama aquades
dimasukkan kedalam viscometer sebanyak 10 ml yang kemudian dihisap sampai
batas atas, kemudian dibiarkan mengalir pada perlakuan ini diulang sebanyak
tiga kali atau triplo hingga batas bawah dan didapat waktu yang telah dirata-
ratakan sebesar 4,9 detik. Dengan perlakuan yang sama juga dapat ditentukan
viskosimeter terhadap alkohol didapatkan pula waktu yang telah dirata-ratakan
sebesar 4,37 detik.
Dalam penentuan viskositas larutan alkohol, dimana berat dari alkohol ini
sebesar 23.636 g dari sini dapat pula dihitung nilai kerapatannya yaitu dengan
membagi berat dengan volume dari alkohol sehingga didapati kerapatannya
sebesar 0,780 g/mL. kemudian dapat pula ditentukan nilai viskositasnya yaitu
dengan menggunakan persamaan penentuan viskositas dan didapatkan
viskositas untuk alkohol sebesar 0,695 poise. Pada percobaan ini kita
menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena akuades
sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil yang didapat dari
grafik yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil massa jenis zat-nya.
Hal ini karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak
cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat
cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula
diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas
semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam
larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin
merapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan
menyebabkan m a s s a m e m a d a t k a r e n a s u h u y a n g d i g u n a k a n
k e c i l . Selain itu juga terjadi interaksi di antara molekul-molekul zat
yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul
juga semakin kecil.
Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals
adalah gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu
juga dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang
diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru..
Waktu yang dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini
disebabkan karena proses antara pemanasan dan waktu mengukur viskositas
terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat ketelitian yang rendah karena pada
percobaan ini kita menggunakan termometer untuk mengatur suhu. Padahal agar
suhu terjaga dengan baik, seharusnya di gunakan thermostat.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan
tersebut semakin besar pula. Hasil ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa alkohol mempunyai
viskositas lebih besar dari air dan aseton. Sedangkan aseton mempunyai
viskositas lebih kecil dari air dan alkohol.
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas
merupakan tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu
lapisan lainnya. Sifat viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan.
Viskositas suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran
cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran
turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa
dengan garis tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju
aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.
Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek
ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena
adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak
goreng, oli, madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien
viskositas (h). Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang
merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi di aplikasikan dalam
pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain.
Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakteristik produk sediaan
farmasi sebagai penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga
meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau
pelewatan jarum suntik.
6. Kesimpulan
1) Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan
1. Cara menentukan viskositas larutan newton dengan menggunakan
viskometer Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi
sampel untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi,
melalui suatu tabung kapiler vertical.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus dimana jika
larutan memiliki konsentrasi tinggi maka akan memiliki viskositas yang
tinggi pula.
3. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
4. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
5. Alkohol mempunyai viskositas lebih besar dari air dan aseton. Sedangkan
aseton mempunyai viskositas lebih kecil dari air dan alkohol.
6. Nilai viskositas alkohol adalah 0,695 cps
7. Daftar Pustaka
Anonim. 2020. Diktat Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Pekanbaru : Sekolah Tinggi
Ilmu Farmasi Riau
Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Daintith, J.1994.” Kamus Lengkap Kimia”. Edisi Baru. Alih Bahasa : Suminar Achmadi,
Ph.D. Erlangga. Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Pramudia. Galih, 2014. Viskositas cairan. Jurnal Farmasi Higea Vol. 6. No. 1. (diakses
pada : Senin, 4 Mei 2020 Pukul 13:11)
Ramayani . Sandi, 2018. Viskositas dan Rheologi. Jurnal Farmasi Higea Vol. 6. No. 1.
(diakses pada : Senin, 4 Mei 2020 Pukul 15:44)