LP Ca Serviks Minggu 2 Dimas
LP Ca Serviks Minggu 2 Dimas
Disusun Oleh :
Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal
dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam
rahim.Kanker serviks adalah karsinoma pada leher rahim dan menempati urutan pertama
sering dari alat kandungan dan menempati urutan ke delapan dari keganasan pada
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
adalah kanker leher rahim yang paling ganas dari beberapa kanker pada wanita yang lain.
B. ANATOMI FISIOLOGI
Serviks uteri atau biasa disebut serviks terdapat di setengah hingga sepertiga
bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan uterus dengan vagina melalui
kanal endoservikal.Serviks uteri terdiri dari portio vaginalis, yaitu bagian yang menonjol
ke arah vagina dan bagian supravaginal. Panjang serviks uteri kira-kira 2,5 - 3cm dan
memiliki diameter 2 - 2,5cm. Pada bagian anterior serviks berbatasan dengan kantung
kemih. Pada bagian posterior, serviks ditutupi oleh peritoneum yang membentuk garis
ligamen yang menyokong serviks, yaitu ligamen kardinal dan uterosakral. Ligamen
kardinal adalah jaringan fibromuskular yang keluar dari segmen bawah uterus dan serviks
ke dinding pelvis lateral dan menyokong serviks. Ligamen uterosakral adalah jaringan
ikat yang mengelilingi serviks dan vagina dan memanjang hingga vertebra.
Etiologi kanker servik idiopatik atau belum diketahui pasti. Ada beberapa faktor
1. Perilaku seksual
Banyak faktor yang disebut - sebut mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Pada
melakukan hubungan seksual pada usia< 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual
yang berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. Faktor risiko lain
yang penting adalah hubungan seksual suami dengan wanita tuna susila (WTS) dan
dari sumber itu membawa penyebab kanker (karsinogen) kepada isterinya. Banyak
penyebab yang dapat menimbulkan kanker serviks, tetapi penyakit ini sebaiknya
digolongkan ke dalam penyakit akibat hubungan seksual (PHS).Penyakit kelamin
dan keganasan serviks keduanya saling berkaitan secara bebas, dan diduga terdapat
kanker serviks.
2. Kontrasepsi
dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan risiko
relatif 1,53 kali. WHO melaporkan risiko relatif pada pemakaian kontrasepsi oral
3. Merokok
pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan di dalam serum.Efek langsung
bahan-bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga
4. Nutrisi
Antioksidan dapat melindungi DNA atau RNA terhadap pengaruh buruk radikal
bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia.Banyak sayur dan
misalnya advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat. Dari
beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, vitamin E,
banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan kacang -
Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak
persalinan yang terlalu pendek.Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan
yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena
penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan
dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus
Usia> 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim. Semakin
tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker laher rahim.
Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari
Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan
hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10 - 12 kali lebih besar
daripada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya
hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum.Kematangan juga bergantung pada
sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh.Umumnya
sel - sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang
wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan
di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada
serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih
rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar
termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma.Karena masih rentan, sel-sel mukosa
bisa berubah sifat menjadi kanker.Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu
mati dan tumbuh lagi.Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari
sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi.Kelebihan sel ini akhirnya
bisa berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan
pada usia di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap
perubahan.
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital,
virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim
Anda. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah
terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet,
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala stadium awal Ca Serviks jarang terdeteksi. Pada tahap lanjut,
1. Perdarahan spontan
2. Hematuria
5. Amenorhea
6. Lemah
7. Hipermenorhea
E. KOMPLIKASI
1. Fistula uretra
3. Anemia trombositopenis
4. Mual,muntah, anoreksia
5. Infeksi pelvis
7. Fistula rektovaginal.
F. PATOFISIOLOGI
Kanker serviks biasa timbul di daerah yang disebut squamo - columnar junction
(SCJ), yaitu batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks
kanalis serviks, dimana secara histologik terjadi perubahan dari epitel ektoserviks yaitu
epitel skuamosa berlapis dengan epitel endoserviks yaitu epitel kuboid atau kolumnar
pendek selapis bersilia. Letak SCJ dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas seksual dan
paritas. Pada wanita muda SCJ berada di luar ostium uteri eksternum, sedangkan pada
wanita berusia di atas 35 tahun SCJ berada di dalam kanalis serviks, Oleh karena itu pada
wanita muda, SCJ yang berada di luar ostium uteri eksternum ini rentan terhadap faktor
luar berupa mutagen yang akan displasia dari SCJ tersebut. Pada wanita dengan aktivitas
seksual tinggi, SCJ terletak di ostium eksternum karena trauma atau retraksi otot oleh
prostaglandin.
Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologis pada epitel serviks,
epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga berasal dari cadangan
epitel kolumnar. Proses pergantian epitel kolumnar menjadi epitel skuamosa disebut
proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh pH vagina yang rendah. Aktivitas
metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada masa pubertas. Akibat proses metaplasia ini
maka secara morfogenetik terdapat 2 SCJ, yaitu SCJ asli dan SCJ baru yang menjadi
tempat pertemuan antara epitel skuamosa baru dengan epitel kolumnar. Daerah di antara
Penelitian akhir-akhir ini lebih memfokuskan virus sebagai salah satu factor
penyebab yang penting, terutama virus DNA. Pada proses karsinogenesis asam nukleat
virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen dan DNA sel tuan rumah sehingga
menyebabkan terjadinya mutasi sel, sel yang mengalami mutasi tersebut dapat
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.
Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat dan karsinoma in-situ dan
G. PATHWAY
H. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan
a. Pembedahan
c. Kemoterapi
2. Pencegahan
a. Screening
- Vaksin HPV
- Penggunaan kondom
- Tidak merokok
- Nutrisi
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Harga Diri Rendah berhubungan dengan adanya jaringan mati dan busuk,
pembedahan.
J. RENCANA KEPERAWATAN
1. Pre op & pre Radiasi
Kriteria Hasil : klien tidak gelisah dan ekspresi wajah tidak gelisah.
Intervensi :
Ajarkan klien relaksasi dalam dan masase pada daerah sekitar nyeri.
o Harga Diri Rendah berhubungan dengan adanya jaringan mati dan busuk,
Intervensi :
Intervensi :
pembedahan.
Intervensi :
Kriteria hasil : nafsu makan meningkat dan pasien tidak lemah dan pucat
Intervensi :
Intervensi :