Anda di halaman 1dari 6

Khutbah I

ُ‫ْض فَ َخصَّ بَعْض‬ ٍ ‫ضهُ َعلَى بَع‬ َ ‫ض َل بَ ْع‬ َّ َ‫ان َوف‬ َ ‫ق ال ّز َم‬ َ َ‫ال َح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذيْ َخل‬
.‫ات‬ُ َ‫ضائِ َل يُ َعظَّ ُم فِ ْيهَا األَجْ ُر وال َح َسن‬ َ َ‫ال ُّشه ُْو ِر َواألَي َِّام َوالَليَالِي بِ َم َزايَا َوف‬
ُ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُده‬َ ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
َ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم علَى َع ْب ِد‬
‫ك‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬.‫َو َرس ُْولُهُ ال َّدا ِعى بِقَ ْولِ ِه َوفِ ْعلِ ِه إِلَى ال َّر َشا ِد‬
‫ أ َّما‬.‫ك ُم َح ّم ٍد َو َعلَى آلِه وأصْ َحابِ ِه هُ َدا ِة األَنَ ِام في أَ ْن َحا ِء البِالَ ِد‬ َ ِ‫َو َرس ُْول‬
ِ ‫ فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هللاَ تَ َعالَى بِفِع ِْل الطَّا َعا‬،‫ب ْع ُد‬
‫ت‬
‫ُور ِع ْن َد هَّللا ِ ْاثنَا َع َش َر‬ ِ ‫ إِ َّن ِع َّدةَ ال ُّشه‬:‫فَقَ ْد قَا َل هللاُ تَ َعال َى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬
‫ض ِم ْنهَا أَرْ بَ َعةٌ ُح ُر ٌم‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ َ َ‫ب هَّللا ِ يَ ْو َم َخل‬
ِ ‫َش ْهرًا فِي ِكتَا‬

Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,

Khotib berwasiat kepada pribadi sendiri, juga kepada para jamaah sekalian, marilah kita
tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. 

Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,

Tidak terasa bahwa kita akan memasuki tanggal 27 Rojab. Tanggal yang bersejarah bagi umat
Islam karena Rasulullah Muhammad mendapat bonus rihlah ilahiyyah yang diabadikan dengan
nama Isra’ Mi’raj untuk menerima perintah Sholat yang terjadi di dalam Bulan Rojab.

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf,
yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh
(kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai awal hingga
akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu
limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan
keagungan dari bulan Rajab. 
Jamaah shalat Jumat hadâkumullah,

Bila kita membaca sejarah Islam, setidaknya ada tiga peristiwa penting yang melatar belakangi
peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Saw..

Pertama, peristiwa boikot yang dilakukan orang kaum Quraisy kepada seluruh keluarga Bani
Hasyim. Kaum Quraisy tahu bahwa sumber kekuatan Nabi Saw adalah keluarganya. Oleh karena
itu untuk menghentikan dakwah Nabi Saw. sekaligus menyakitinya, mereka sepakat untuk tidak
mengadakan perkawinan, transaksi jual beli dan berbicara dengan keluarga bani Hasyim. Mereka
juga bersepakat untuk tidak menjenguk yang sakit dan mengantar yang meninggal dunia dari
keluarga Bani Hasyim. Boikot ini berlangsung kurang lebih selama tiga tahun. Tentunya boikot
selama itu telah mendatangkan penderitaan dan kesengsaraan khususnya kepada Nabi Saw. dan
umumnya kepada keluarga Bani Hasyim.

Kedua, peristiwa wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi sangat penting
dalam perjalanan dakwah Nabi Saw. sebab Abu Thalib adalah salah satu paman beliau yang
senantiasa mendukung dakwahnya dan melindungi dirinya dari kejahilan kaum Quraisy.
Dukungan dan perlindungan Abu Thalib itu tergambar dari janjinya," Demi Allah mereka tidak
akan bisa mengusikmu, kecuali kalau aku telah dikuburkan ke dalam tanah." Janji Abu Thalib ini
benar. Ketika ia masih hidup tidak banyak orang yang berani mengusik Nabi Muhammad Saw,
namun setelah ia wafat kaum Quraisy menjadi leluasa untuk menyakiti nabi.

Ketiga, peristiwa wafatnya istri beliau, Khadijah r.a. Peristiwa wafatnya istri tercinta Beliau ini
terjadi berdekatan setelah pamannya wafat.. Khadijah bagi Nabi Saw. bukan hanya seorang istri
yang paling dicintai dan mencintai, tapi juga sebagai sahabat yang senantiasa mendukung
perjuangannya baik material maupun spiritual, yang senantiasa bersama baik dalam keadaan
suka maupun duka. Oleh karena itu, wafatnya Khadijah menjadi pukulan besar bagi perjuangan
Nabi Saw..

Tiga peristiwa yang terjadi secara berurutan itu sangat berpengaruh pada perasaan Rasulullah
Saw. Beliau merasakan beban dakwah yang ditanggungnya semakin berat. Oleh karena itu para
sejarawan menamai tahun ini dengan tahun kesedihan.

Dalam kondisi seperti itulah kemudian Allah Swt. mengundang Nabi Saw. melalui peristiwa isra
dan mi'raj.

Isra' merupakan Peristiwa diperjalankannya Nabi Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
sedangkan mi'raj merupakan peristiwa dinaikannya Nabi Saw. dari Masjidil Aqsa ke Sidratul
Muntaha
Sebagai mana dalam Al Qur’an surat Al Isro ayat 1;

َ ‫ْج ِد ْال َح َر ِام إِلَى ْال َم ْس ِج ِد اأْل َ ْق‬


ُ‫صى الَّ ِذي بَا َر ْكنَا َحوْ لَهُ لِنُ ِريَه‬ ِ ‫ُسب َْحانَ الَّ ِذي أَس َْر ٰى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِمنَ ْال َمس‬
ِ َ‫ِم ْن آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُ َو ال َّس ِمي ُع ْالب‬
‫صي ُر‬
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil
Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ketika peristiwa Mi’roj, setelah Nabi Saw. sampai di Sidratul Muntaha, Allah Swt
memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya berupa bukti-bukti wujud,
keesaan, dan kekuasaan-Nya. Disamping itu diperlihatkan juga surga, neraka, perihal langit,
kursi dan 'arasy. Setelah melihat semua itu keyakinan Nabi Saw. semakin kuat. terhadap
keagungan Allah Swt dan kelemahan alam dihadapan keagungan-Nya.

Pada gilirannya keyakinan seperti ini telah melahirkan kesadaran ruhani baru pada diri Beliau
berupa kebijaksanaan, ketentraman dan kebahagiaan. Kesedihan yang dirasakan beliau ketika
ditinggalkan orang-orang tercintanya, boikotnya orang quraisy menjadi motivasi tersendiri untuk
menjalankan perintah Allah, S.W.T di dalam menyampaikan agama Islam dengan melihat
kebesaran dan keagungan Allah secara langsung dan nyata di Sidratul Muntaha.

Jamaah shalat Jumat Rohimakululloh,

Setelah kita mengetahui kemulian dan kehebatan Isro Mi’roj, kita sebagai umat Nabi
Muhammad apa yang harus kita lakukan.

Pertama adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab. Terkait kesunahan puasa di bulan Rajab
ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahih Muslim juz 2
halaman 811:

‫ب َونَحْ ُن‬ َ ‫ َع ْن‬،‫ت َس ِعي َد ب َْن ُجبَي ٍْر‬


ٍ ‫ص ْو ِم َر َج‬ ُ ‫ َسأ َ ْل‬:‫ال‬َ َ‫ ق‬، ُّ‫اري‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ان ب ُْن َح ِك ٍيم اأْل َ ْن‬
ُ ‫َح َّدثَنَا ُع ْث َم‬
ِ‫ان َرسُو ُل هللا‬ َ ‫ " َك‬:‫ يَقُو ُل‬،‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما‬ ِ ‫س َر‬ ُ ‫ َس ِمع‬:‫ال‬
ٍ ‫ْت اب َْن َعبَّا‬ َ َ‫ب فَق‬
ٍ ‫يَ ْو َمئِ ٍذ فِي َر َج‬
‫ اَل يَصُو ُم‬:‫ول‬ َ ُ‫ َويُ ْف ِط ُر َحتَّى نَق‬،ُ‫ اَل يُ ْف ِطر‬:‫ول‬ َ ُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَصُو ُم َحتَّى نَق‬َ "
Artinya: “Utsman bin Hakim berkata: saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa
Rajab, ketika itu kami berada di bulan Rajab. Sa’id menjawab: saya mendengar Ibnu Abbas
berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau berpuasa,
dan beliau tidak berpuasa (berturut-turut) hingga kami menduga beliau tidak puasa.”
Imam ats-Tsauri sebagaimana dikutip Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman
119 menyatakan: “Aku amat menyukai amalan puasa di bulan-bulan haram (mulia). Hal ini
telah dipraktikkan oleh sebagian ulama salaf yang berpuasa di setiap bulan yang mulia, seperti
Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi’i.”

Jamaah shalat Jumat rohimakululloh,

Kedua, selalu menjalankan kewajiban shalat lima waktu tepat pada waktunya. Musthafa As
Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa ‘Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa
jika Nabi melakukan isra’ dan mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mu’jizat, maka sebuah
keharusan bagi tiap Muslim menghadap (mi’roj) kepada Allah SWT lima kali sehari dengan
berupa sholat. Sholat yang melibatkan badan dan hatinya secara utuh. Bukan sholat didalam
perasaan saja. Tetapi sholat seperti yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rosululloh
melalui hadist hadist yang telah diajarkan oleh guru-guru kita kepada kita. Dengan shalat,
minimal seseorang akan merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia malu untuk menuruti
syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk
berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan.
Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi
hamba Allah yang diridhoi.

Ketiga, Rajab adalah bulan yang tepat untuk bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam
kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di
bulan Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab,
dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.”

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat kita
diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita
perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji
untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar
tobat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.

Jamaah shalat Jumat rohimakululloh,

Saat memasuki bulan Rajab, Rasulullah memberi contoh kita untuk membaca:

َ ‫ب َو َش ْعبَانَ َوبَلِّ ْغنَا َر َم‬


َ‫ضان‬ ِ َ‫اللَّهُ َّم ب‬
َ ‫ار ْك لَنَا ِف ْي َر َج‬
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami
dengan bulan Ramadlan.”
Jamaah shalat Jumat rohimakululloh

Di Bulan Rajab ini, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan
kemaksiatan, selalu beruntung dengan melakukan banyak ladang amal ibadah, mendapatkan
pahala amal ibadah yang berlipat dan selalu mendapatkan ridha dari Allah SWT. Aamiin ya
rabbal ‘alamiin.

‫ أ ُعو ُذ‬: ‫ َوأ ْد َخلَنَا وإِيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُم ْؤ ِمنِي َْن‬،‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِم َن الفَائِ ِزين اآل ِمنِين‬
‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا‬ َ ‫ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬:‫مان ال َّر ِحي ْم‬
ِ ْ‫هللا الرَّح‬
ِ ‫ بِس ِْم‬،‫َّجي ْم‬ ِ ‫بِاهللِ ِم َن ال َّشي‬
ِ ‫ْطان الر‬
‫قَ ْواًل َس ِديدًا‬
‫ إنّهُ تَعاَلَى‬.‫ت و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيّا ُك ْم بِاآليا‬،‫آن ال َع ِظي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُر‬ َ ‫با َ َر‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ٌ ‫ك بَرٌّ َر ُؤ ْو‬
ٌ ِ‫َج ّوا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َع َ‬
‫لى اِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ َعل َى تَ ْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬واَ ْشهَ ُد اَ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ‬
‫ك لَهُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ ال َّدا ِعى اِل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم‬ ‫َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬ ‫َ‬

‫اَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما اَ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُم ْوا اَ َّن هللاّ اَ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَ َدأَ‬
‫لى النَّبِى يآ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬ ‫ال تَعاَلَى اِ َّن هللاَ َو َمآل ئِ َكتَهُ ي َ‬ ‫فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ‬
‫ض اللّهُ َّم َع ِن‬ ‫ك َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِي َْن َوارْ َ‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِ َ‬
‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعي َْن َوتَابِ ِعي‬ ‫رو ُع ْث َمان َو َعلِى َو َع ْن بَقِيَّ ِة ال َّ‬ ‫ْال ُخلَفَا ِـء الر ِ‬
‫َّاش ِدي َْن اَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َم َ‬
‫ك يَا اَرْ َح َم الر ِ‬
‫َّاح ِمي َْن‬ ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِّدي ِْن َوارْ َ‬ ‫التَّابِ ِعي َْن لَهُ ْم بِاِحْ َس ٍ‬

‫ت اللهُ َّم‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ك ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫اَ ِع َّز ْا ِال ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ك اِلَى يَ ْو َم ال ِّد ْي ِن‪.‬‬ ‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو َد ِّمرْ اَ ْع َدا َءال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫نَ َ‬
‫اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َح َن َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما‬
‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ‬ ‫صةً َو َسائِ ِر ْالب ُْل َد ِ‬ ‫بَطَ َن َع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ َّ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا‬‫اب النَّ ِ‬ ‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬
‫اس ِري َْن‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! اِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِالحْ َسا ِن َوإِيْتآ ِء ِذى‬ ‫َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن ْال َخ ِ‬
‫ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُواهللاَ ْال َع ِظ ْي َم‬
‫يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai