Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia


yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik ( menyeluruh atau
kompleks ) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa
tahap ( saling berkesinambungan ), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan
keseimbangan.

Perkembangan Individu memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu : Never ending process


( perkembangan tidak akan pernah berhenti ), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi (
aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial ), Perkembangan mengikuti pola
atau arah tertentu ( karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku yang dapat
dipertahankan atau bahkan ditinggalkan

Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap perkembangan
memiliki tahapan-tahapan yaitu : tahap dikembangkan, tahap kandungan, tahap anak, tahap
remaja, tahap dewasa, dan tahap lansia, ada juga yang menggunakan patokan umur yang dapat
pula digolongkan dalam masa intraterin, masa bayi, masa anak sekolah, masa remaja dan masa
adonelen yang lebih lanjut akan disebut dengan periode perkembangan. Dalam hal ini saya
merasa tertarik untuk mengetahui karakteristik
perkembangan fase remaja, hal-hal apa saja yang mempengaruhi psikologi perkembangan pada
fase remaja, serta masalah-masalah yang sering dialami oleh remaja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa definisi masa remaja ?
2. Kapan masa perkembangan remaja ?
3. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja ?
4. Tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan oleh remaja ?
5. Permasalahan apa saja yang sering dilakukan oleh remaja ?

C. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi remaja.
2. Untuk mengetahui kapan masa perkembangan remaja.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
4. Untuk mengetahui tugas perkembangan remaja.
5. Untuk mengetahui permasalahan yang sering dialami oleh remaja.

D. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi remaja yang sebenarnya.
2. Mengetahui kapan masa perkembangan remaja.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.
4. Mengetahui tugas perkembangan remaja.
5. Mengetahui permasalahan yang dialami remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja Menurut Para Ahli

1. Menurut Stanley Hall ( Bapak Psikologi Remaja )


Masa remaja adalah masa kelahiran baru yang ditandai dengan gejala yang menonjol,
yaitu: perubahan pada seluruh kepribadian dengan cepat, perubahan pada segi biologis,
mulai berfungsinya kelenjar kelamin dan sikap sosial yang eksplosif dan bergelora.

2. Menurut Darajat Zakiyah


Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh
pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan
dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta
kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan tantangan: 8).

3. Menurut Hurlock (1999)


Dalam bukunya menuliskan bahwa istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin
adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.

4. Menurut Jersild (dalam Hidayat, 1977)


Dalam bukunya “The Psychology of Adolescence” menyatakan bahwa masa remaja adalah
masa dimana pribadi manusia berubah dari kanak-kanak menuju ke arah pribadi orang
dewasa.

5. Menurut Stone (dalam Hidayat, 1977)


Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya badai dan tekanan, yang dimulai
adanya perubahan-perubahan biologis.

6. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999)


Masa remaja sebagai usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia
dimana anak tidak lagi di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan
yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

B. Pengertian Remaja

Menurut saya, remaja adalah tahapan bagi seseorang yang akan di alami oleh setiap
manusia, yang akan mengalami perubahan drastis dari masa kanak-kanak. Perubahan itu
meliputi perubahan fisik, perubahan mental, maupun perubahan psikis.
Masa perubahan remaja perempuan lebih cepat dari pada laki – laki.

Pada umumnya perubahan remaja perempuan mengalami menstruasi, sedangkan


pada laki – laki mengalami mimpi basah. Biasanya remaja akan mengalami kebingungan
dalam menerima semua perubahan yang terjadi pada diri mereka.. Orangtua harus
memberikan pengertian kepada remaja yang mengalami perubahan tersebut, karena
semua itu tahapan yang harus dilewati oleh seorang remaja perempuan ataupun laki –
laki.

C. Masa Perkembangan Remaja


1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun.
a) Masa Pra Pubertas ( 12 – 13 tahun ): peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa
awal pubertas.
Cirinya : 1) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
2) Anak mulai bersikap kritis.

Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke
remaja.Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa ini,terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon
seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi
remaja.

Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat juga terjadi pada fase
ini. Akibatnya, remaja remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik ( karena merasa tahu
segalanya ), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan
terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, cenderung lebih
berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan
akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Mereka lebih senang bergaul dengan
kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani
menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan kurang berguna, maupun peraturan-
peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, Mereka akan semakin kehilangan minat
untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan
teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya
daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.Tapi, pada saat yang sama, mereka
juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka
tidak mampu melaksanakan keinginannya.

Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi
kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya
dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi
orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat
berat. Orang tua tidak boleh berpikir, “Ya ampun… itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa
menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu !”, dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah
orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak
remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar yang terbaik baginya. Ini akan
mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.

b) Masa Pubertas ( 14-16 tahun ) : masa remaja awal.


Cirinya: 1) Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
2) Memperhatikan penampilan.
3) Sikapnya tidak menentu atau plin-plan.
4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.

Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu
menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu
menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi
sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat.
Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai
dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pria ditandai dengan
datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini,
sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar
tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka
khususnya dalam hal pengenalan diri atau gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-
kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.

Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik
seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh
perkembangan seksualitasnya, remaja sulit diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap
kasar, kadang lembut, kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial
remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya
dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

c) Masa Akhir Pubertas ( 17-18 tahun ) :


Peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Cirinya:
1) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya
belum tercapai sepenuhnya.
2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.

Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga
karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat
singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga
proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya
kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan
psikologis belum tercapai sepenuhnya.

2. Periode Remaja Adolesen ( 19-21 tahun ) : Merupakan masa akhir remaja.

Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:

 Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis

 Mulai menyadari akan realitas

 Sikapnya mulai jelas tentang hidup

 Mulai nampak bakat dan minatnya

Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik
segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang
abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka.
Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya
terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan
sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase
ini.

D. Ciri – ciri Masa Remaja


 Menurut Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut :
Masa remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental yang
cepat dan penting dan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan
minat baru.

 Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku dari
anak-anak menuju dewasa.

 Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat universal
yaitu perubahan emosi, tubuh, minat dan pola perilaku, dan perubahan nilai.

 Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalah-
masalahnya sebagian besar diselesikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan
remaja kurang berpengalaman dalam mengatasi masalah.

 Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan
siapa dirinya, apa peranannya.

 Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan
stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat
dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan
mengawasi.

 Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, karena arena remaja melihat dirinya
sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya
terlebih dalam cita-cita.

 Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada
perilaku yang dihubungkan dengan orang dewasa.

E. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

1. Keluarga

a. Fungsi keluarga

Menurut Samsyu Yusuf ( 2004 : 42 ), Seiring perjalanan hidupnya yang diwarnai faktor
internal dan eksternal, maka setiap keluarga mengalami perubahan yang beragam. Ada keluarga
yang semakin kokoh dalam menerapkan fungsinya, tetapi ada keluarga yang mengalami
keretakan.

Keluarga yang fungsional ( normal ) yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan
fungsinya sebagaimana yang sudah dijelaskan. Disamping itu, keluarga yan fungsional ditandai
oleh karakteristik, yaitu :

Saling memperhatikan dan mencintai.

Bersikap terbuka dan jujur.

Orangtua mau mendengarkan anak, menerima perasaannya, dan menghargai


pendapatnya.

Ada “ sharing “ masalah atau pendapat diantara anggota keluarga.


Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya.

Saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi.

Orangtua melindungi anak.

b. Pola Hubungan Orangtua dengan Anak

Menurut Samsyu Yusuf ( 2004 : 50 ), meneliti hubungan antara karakteristik emosional


dan pola perlakuan keluarga dengan elemen – elemen struktur kepribadian remaja, yaitu :

Remaja memiliki “ego strength“ ( kematangan emosional dan keinginan untuk


menyesuaikan diri dengan harapan – harapan masyarakat )

Remaja memiliki “ superego “ ( berperilaku efektif yang dibimbing oleh kata hatinya ).

Remaja yang “ friendliness “ dan “ spontanetty “ berhubungan erat dengan iklim


keluarga yang demokratis.

Remaja yang bersikap bermusuhan dan memiliki perasaan gelisah atau cemas, berkaitan
dengan keluarga yang otoriter.

c. Kelas Sosial dan Status Ekonomi

Menurut Pikunas ( 1976 : 72 ), mengemukakan kaitan antara kelas social dengan cara
orangtua dalam mengatur anak, yaitu :

Kelas Bawah ( lower class ): cenderung lebih keras dalam “ toilet training” dan lebih
sering menggunakan hukuman fisik, dibandingkan dengan kelas menengah.

Kelas Menengah ( middle class ): cenderung lebih memberikan pengawasan, dan


perhatiannya sebagai orangtua.

Kelas Atas ( upper class ): cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan
kegiatan – kegiatan tertentu, lebih memiliki latar belakang pendidikan yang reputasinya
tinggi, dan biasanya senang mengembangkan apresiasi estetikanya.

2. Lingkungan Sekolah

Menurut Harlock ( 1986 : 322 ), bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anakbaik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berpikir.
Beberapa alasannya adalah :

Para siswa harus hadir di sekolah.

Sekolah memberikan pengaruh pada anak usia dini, seiring perkembanagannya.

Anak – anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar
rumah.

Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa yang meraih sukses


Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya, dan
kemampuannya secara realistik.

3. Kelompok Teman Sebaya

Aspek kepribadiaan remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya


bergaul dengan teman sebaya, adalah :

Social Cognition : kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan
tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan ini berpengaruh kuat terhadap minatnya
untuk bergaul atau membentuk persahabatan dengan teman sebayanya ( Sigelman &
Shaffer, 1995: 372,376 ).

Konformitas : motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai – nilai,
kebiasaan, kegemaran ( hobi ), atau budaya teman sebayanya. Konformitas kepada
norma kelompok terjadi, apabila :
1) Norma tersebut secara jelas dinyatakan.
2) Individu berada di bawah pengawasan kelompok.
3) Kelompok memiliki fungsi yang kuat.
4) Kelompok memiliki sifat kohesif yang tinggi.
5) Kecil sekali dukungan terhadap penyimpangan dari norma.

F. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Syamsu Yusuf ( 2004 : 72 ), tugas perkembangan remaja, yaitu :

 Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

 Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figure yang mempunyai otoritas.

 Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan


teman sebaya atau orang lain, baik secara individual atau kelompok.

 Menemukan manusia model yang disajikan identitasnya.

 Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.

 Memperkuat self – control ( kemampuan mengendalikan diri ) atas dasar skala nilai,
prisip – prinsip atau falsafah hidup ( Weltanschauung ).

Dalam pembahasan tugas perkembangan remaja, Pikunas ( 1976 ), mengklasifikasikan ke


dalam sembilan kategori, yaitu :
1. Kematangan emosional
2. Pemantapan minat – minat hetero seksual
3. Kematangan sosial
4. Emansipasi dari kontrol keluarga
5. Kematangan intelektual
6. Memilih pekerjaan
7. Menggunakan waktu senggang secara tepat
8. Memiliki filsafat hidup
9. Identifikasi diri

G. Permasalahan Remaja
1. Permasalahan berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik.

Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan
fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik
tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture)
dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik
yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan
upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada
penyimpangan perilaku seksual.

2. Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kognitif dan bahasa.

Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang
pesat. Namun ketika si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan
intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya
tidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakan
masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan
kesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai
bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa
asing merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang.
Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing
tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya.
Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional,
sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.

3. Permasalahan berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan.

Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang
ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok
sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan
menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja
dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa
bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya.

Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya,
namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di
sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya
keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan
dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang
tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan
sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk
menjalin hubungan khusus dengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus
tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai
dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika
tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun
dengan lingkungannya.

4. Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kepribadian, dan emosional.

Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha
pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku
imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan
mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk
sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.Reaksi-reaksi
dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat
berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan
dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan
perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.

H. Mengatasi Masalah-Masalah yang Terjadi pada Remaja

Untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada remaja maka telebih dahulu remaja harus
mengenal dirinya sendiri. Dalam proses pengenalan diri sendiri itu, perlu didukung oleh orang-orang
yang ada di sekitarnya seperti keluarga, guru, dan sebagainya. Ada baiknya juga bila para orang tua
berusaha memahami mengenai psikologi sang anak. Hal tersebut akan membantu orang tua untuk
lebih memahami keinginan anak sehingga orang tua dapat mengarahkan para remaja lebih baik.

Pemberian contoh yang baik juga memiliki pengaruh yang sangat besar. Pada dasarnya,
dalam mencari jati diri para remaja akan membutuhkan panutan dan akan mencari panutan. Oleh
karena itu ada baiknya para orang tua mecontohkan hal baik ketimbang hanya menyuruh tetapi tidak
memberikan contoh kepada anak remaja.

Remaja juga butuh kebebasan dalam memilih atau beraktifitas. Ada baiknya mereka diberi
kebebasan dalam melaksanakan atau melakukan apa yang mereka suka. Namun orang tua harus tetap
mengawasi dan memberi batasan-batasan agar anak remaja tidak terjerumus ke perilaku yang salah.
Jika bisa jadilah pendengar utama bagi sang anak, dimana sang anak dapat menyampaikan keluh
kesah yang ia rasakan kepada orang tua tanpa merasa takut akan dimarahi.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari uraian tersebut diatas, dengan ini saya kemukakan beberapa hal kesimpulan, sebagai
berikut:

1. Remaja adalah masa kelahiran baru bagi setiap manusia, dari masa peralihan kanak –
kanak.

2. Ada empat tahapan perkembangan remaja yang harus dilewati bagi setiap manusia, yang
tiap tahapnya akan mengalami perubahan yang drastis.

3. Masa remaja adalah masa dimana orang mencari identitas diri, orang mengalami
berbagai masalah baru, dan menimbulkan ketakutan.
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah keluarga, lingkungan
sekolah, dan teman sebaya.

5. Masa remaja banyak mengalami permasalahan, karena seorang remaja sedang mencari
identitas diri.

B. Saran

Masa perkembangan remaja merupakan masa seseorang dalam keadaan yang tidak stabil,
karena sedang mencari identitas diri.
Oleh karena itu, orangtua sebagai penuntun bagi remaja harus melakukan hal – hal seperti ini :

1. Membimbing remaja saat mengalami perubahan perkembangan yang dialami.

2. Lebih pengertian dengan keadaan remaja karena emosi remaja tidak stabil.

3. Jangan memberikan efek orangtua yang tidak mengerti keadaan remaja, karena itu akan
memberikan efek negatif kepada remaja itu.

4. Lebih terbuka saat mereka menceritakan sesuatu.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Syamsu ( 2004 ) Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Johnson David W. ( 1970 ) The Social Psychologi of Education. New York: Holt Rinehart & Wiston
Inc.
Hurlock Elizabeth ( 1950 ) Child Development. New York: Mc Graw Hill Book Company. Inc.
Pikunas Lustin ( 1976 ) Human Development. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.
Sigelman carol K. & Shaffer David R. ( 1995 ) Life Span Human Development. California:
Brooks/Cole Publishing Company.
Yusuf Syamsu LN. ( 1998 ) Model Bimbingan dan Konseling dengan Pendekatan Ekologis. Disertasi.
Bandung: Pascasarjana IKIP Bandung.
Hartinah Siti. ( 2008 ) Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama
Susanto Eko. ( 2008 ). “PSIKOLOGI PERKEMBANGAN”. [Online]. Tersedia :
eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan/. Yang direkam pada 11 Oktober 2011.
[14 Oktober 2011].
Momogi. ( 2010 ). “ PERMASALAHAN REMAJA “. [Online]. Tersedia :
http://mo2gi.student.umm.ac.id/2010/02/04/permasalahan-remaja/. Yang direkam pada 11 Oktober
2011. [ 14 Oktober 2011].

Masbow. ( 2009 ). “ PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA “. [Online]. Tersedia :


http://www.masbow.com/2009/08/psikologi-remaja-dan-permasalahannya.html. Yang direkam pada
11 Oktober 2011. [ 15 Oktober 2011 ]
Panji Aroma Dani ( 2008 ). “ PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA “. [Online]. Tersedia :
http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com/2008/03/psikologi-perkembangan-remaja_27.html. Yang
direkam pada 11 Oktober 2011. [ 15 Oktober 2011 ]

Anda mungkin juga menyukai