Anda di halaman 1dari 3

Pasien laki-laki berusia 71 tahun datang dengan keluhan timbul benjolan di lipat paha kanan

sejak ± 4 tahun yang lalu. Benjolan dapat keluar-masuk dengan sendirinya. Benjolan timbul bila
beraktivitas seperti duduk, berdiri, dan berjalan; dan hilang saat istirahat. Pasien terkadang juga
mengeluh benjolan terasa nyeri. Pasien juga mengeluh sulit BAK sejak 5 jam yang lalu. Pasien
sering BAK malam hari, BAK berdarah (-), BAK berpasir (-).Riwayat Diabetes Melitus dan
Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan mengkonsumsi amlodipin, metformin, dan glibenklamid.
Pasien merupakan seorang pensiunan polisi dan sering melakukan aktivitas fisik berat.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC

Kepala: Normochepali, rambut hitam, distribusi merata, sukar dicabut.


Wajah: Simetris, edema (-), deformitas (-)
Mata: Konjungtiva palpebra inferior pucat(-/-) anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-),
refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+).
Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)
• Hidung : Sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-), napas cuping hidung (-)
• Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-), lidah tremor (-),faring hiperemis (-),
tonsil hiperemis (-). Ukuran tonsil (T1/T1)
• Leher : Benjolan (-), Retraksi suprasternal (-), Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
• Thoraks
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Pergerakan dinding dada simetris, fremitus taktil normal, nyeri tekan (-),
krepitasi (-/-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki(-/-), wheezing (-/-)
• Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS III línea midclavicula sinistra,
Perkusi : Batas atas: ICS III linea midclavicula sinistra
Batas kanan: ICS IV linea parasternal dekstra
Batas kiri: ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-),
• Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-), vena kolateral (-)
• Palpasi : Soepel (+), tidak teraba pembesaran hepar, nyeri tekan (-), defans muskular
(-). Teraba benjolan di inguinal dekstra, ukuran 4 x 5 cm, kenyal, mobile, nyeri tekan (-).

Perkusi : Timpani (+), shifting dullness (-), undulasi (-), kesan normal
Auskultasi: Peristaltik kesan normal
• Ekstremitas: sianosis (-), clubbing finger (-), edema ekstremitas (-)

Lab:
Hb: 13,3
L: 10300
T: 230
U: 26
Cr: 1,00
Na: 136
K: 3,5
GDS: 513

EKG: Sinus ritme, normoaksis, HR 61 x/mneit, VES bigemini

Hernia Inguinalis Lateralis Dextra


Benign Prostatic Hyperplasia
Pro Herniotomi
Infus RL 20 tpm
AB profilaksis Ceftriaxone 1 gram
Konsul Anestesi
Persiapan Operasi
Puasa 6 jam
Infus Tutofusin ops 80cc/jam
Informed Consent SAB
Premed ranitidine 50 mg iv dan ondansentron 4 mg iv

Latar belakang: Hernia lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Hampir 75% dari
hernia abdominalis merupakan hernia ingunalis, sebesar 60% hernia terjadi pada sisi kanan, 20-
25% di sisi kiri, dan 15% terjadi bilateral.
Laporan kasus: Laki-laki, 71 tahun dengan benjolan di lipat paha kanan, benjolan keluar-masuk,
benjolan timbul jika beraktivitas dan hilang saat istirahat. Pada pemeriksaan didapatkan benjolan
di inguinal dekstra, ukuran 4 x 5 cm, kenyal, mobile, nyeri tekan (-). Pasien ditatalaksana dengan
herniotomi.
Diskusi: Pada hernia inguinalis lateralis keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat
paha yang timbul pada waktu mengejan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang
waktu istirahat baring. Hernia inguinalis inkarserata dan strangulata merupakan kasus akut
abdomen yang harus segera ditangani oleh karena dapat memengaruhi morbiditas dan juga
mortalitas.
Kesimpulan: Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan.

Anda mungkin juga menyukai