Abstract
The study aimed to determine both of actual and potential land suitability classes for teak,
mahogany and sengon as well as to identify the potential of land availability for the private forest
development in Beraban village. The study was conducted in November 2014 - January 2015. It
applied the matching system between land use or growing plant requirements and land
quality/characteristics of a given area. Land suitability classes are determined by physical
properties (land characteristics /quality) major limitation in assessing land suitability classes. The
results showed actual land suitability classes of teak were marginal suitability (S3), and not
suitable (N1); mahogany was considered as moderate suitability (S2), marginal suitability (S3), and
not suitable (N1); while sengon was assessed considered as moderate suitability (S2), marginal
suitability (S3), and not suitable (N1).
Keywords: Land Suitability, Teak, Mahogany, Sengon.
16
17 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 16-25 ISSN: 2089-8630
Hasil kesesuaian lahan aktual dan potensial pada plot 1, plot 2, plot 3 di Desa Beraban
Kabupaten Parigi Moutong untuk tanaman jati, mahoni dan sengon disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 tersebut menunjukkan kelas sesuai pada saat ini) yang akan dijelaskan
kesesuaian lahan pada masing-masing plot sebagai berikut:
untuk setiap jenis tanaman kehutanan yaitu
jati, mahoni dan sengon secara garis besar Evaluasi Kesesuaian Lahan Jati (Tectona
terdapat tiga jenis kelas kesesuaian lahan grandis)
aktual pada daerah penelitian yaitu S2 (cukup Tabel 2 menunjukkan kelas
sesuai), S3 (sesuai marginal) dan N1 (tidak kesesuaian lahan aktual pada tanaman jati
secara garis besar memperlihatkan, plot 1
Hamka, dkk. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Beraban ………………… 20
air tanah, serta mempengaruhi besarnya erosi. umumnya tanaman mudah menyerap unsur
Menurut Hardjowigeno (1993) akibat dari hara pada pH yang netral (pH 6 - 7). Pada
tingginya erosi mempengaruhi ketebalan tanah masam unsur hara P tidak dapat diserap
solum serta tebal dan kandungan bahan karena diikat oleh Al dan Fe. Selain itu, pada
organik horison A. Di daerah berlereng tanah-tanah yang masam banyak ditemukan
curam, yang mengalami erosi terus menerus ion-ion Al di dalam tanah, yang selain
menyebabkan tanah-tanah bersolum dangkal. memfiksasi unsur P juga merupakan racun
Guna meningkatkan kesesuaian lahan bagi tanaman (Hardjowigeno, 2003).
aktual menjadi kesesuaian lahan potensial Guna meningkatkan kesesuaian lahan
Sesuai Marginal (S3) dibutuhkan beberapa aktual menjadi kesesuaian lahan potensial
perbaikan pada kualitas lahan, sehingga kelas Cukup Sesuai (S2) dibutuhkan beberapa
kesesuaian lahan potensialnya dapat perbaikan pada kualitas lahan, sehingga kelas
meningkat. Pada karakteristik lereng, kesesuaian lahan potensialnya dapat
perbaikan yang dapat dilakukan menurut meningkat. Pada karakteristik nilai pH
Saleh et al. (2000) yaitu dengan tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan
melakukan kegiatan teknik konservasi pHnya dengan menambahkan kapur di dalam
tanah. Teknik konservasi tanah pada hutan tanah (Fathoni dan Aji, 2015). Efek dari
rakyat dapat dilakukan dengan cara teknis pengapuran ini menurut Buckman dan Brady
atau vegetasi yaitu : (1) penambahan tanaman (1982) memberikan efek fisik, kimia, dan
penutup tanah, (2) pembuatan rorak, (3) biologi. Efek fisik, yaitu meningkatkan
penanaman dalam strip, (4) pergiliran pembutiran (granulasi), efek terhadap gaya
tanaman, (5) menambahkan tanaman penguat biotik terutama yang ada hubungannya
teras, (6) penggunaan bahan organik dan dengan dekomposisi bahan organik tanah
mulsa (Sudibyo dan Kosasih, 2011). Luas dan sintesa humus. Dalam hubungan ini efek
lahan yang termasuk kelas ini adalah 41,46 stimulasi kapur terhadap tumbuh-tumbuhan
ha. berakar dalam, terutama leguminose, tidak
dapat diabaikan.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Mahoni Efek kimia, yaitu dengan
(Swietenia mahagoni) penambahan kapur akan menaikkan nilai
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan pH menjadi lebih sesuai. Dimana
bahwa kelas kesesuaian lahan aktual pada konsentrasi ion-ion H akan menurun,
tanaman mahoni secara garis besar konsentrasi ion-ion OH akan meningkat,
memperlihatkan, plot 1 kelas kesesuaian kelarutan besi, aluminium dan mangan
lahan aktualnya termasuk Sesuai Marginal akan menurun, tersediaannya fosfor,
(S3). Lahan memiliki faktor pembatas yang kalsium, dan magnesium akan bertambah
berat dan mempengaruhi produktivitasnya. besar, serta persentase kejenuhan basa akan
Pada plot 1 sub kelas kesesuaian lahannya meningkat.
adalah S3f. Faktor pembatas utamanya retensi Efek biologis yaitu kapur menstimulir
hara yang ditunjukkan rendahnya kesuburan organisme tanah heterotrofik. Dengan
tanah. Rendahnya kesuburan tanah ini terlihat demikian dapat meningkatkan kegiatan bahan
dari retensi hara yang dispesifikasikan oleh organik dan nitrogen dalam tanah. Selain itu
pH tanah yang rendah (4,57). Sedangkan aminifikasi, amonifikasi dan oksidasi
menurut Djaenudin et al. (2003) tanaman sulfur akan dipercepat oleh kenaikan pH.
mahoni akan tumbuh baik pada kisaran pH Luas lahan yang termasuk kelas ini adalah
5,5 – 7,0. Nilai pH tanah yang rendah 501,46 ha.
menyebabkan tanaman menjadi sukar untuk Plot II kelas kesesuaian lahan
dapat menyerap unsur hara. Sebab pada aktualnya termasuk Cukup Sesuai (S2). Lahan
Hamka, dkk. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Beraban ………………… 22
memiliki faktor pembatas yang relatif sedikit . Kelerengan sangat curam mempengaruhi
Plot II sub kelas kesesuaian lahannya adalah jumlah air hujan yang meresap atau ditahan
S2rf. Faktor pembatas utamanya media oleh massa tanah, mempengaruhi dalamnya
perakaran yang ditunjukkan oleh drainase air tanah, serta mempengaruhi besarnya erosi.
tanah agak cepat, tekstur lempung berpasir Menurut Hardjowigeno (1993) akibat dari
dan kedalaman efektif 105 cm serta retensi tingginya erosi mempengaruhi ketebalan
hara yang oleh pH tanah yang rendah (5,20). solum serta tebal dan kandungan bahan
Sedangkan menurut Djaenudin et al. (2003) organik horison A. Di daerah berlereng
tanaman mahoni akan tumbuh baik pada curam, yang mengalami erosi terus menerus
drainase baik, tekstur lempung, lempung liat menyebabkan tanah-tanah bersolum dangkal.
berpasir dan kedalaman efektif ≥ 150 cm serta Guna meningkatkan kesesuaian lahan
pH 5,5 – 7,0. aktual menjadi kesesuaian lahan potensial
Nilai pH tanah yang rendah Sesuai Marginal (S3) dibutuhkan beberapa
menyebabkan tanaman menjadi sukar untuk perbaikan pada kualitas lahan, sehingga kelas
dapat menyerap unsur hara. Sebab pada kesesuaian lahan potensialnya dapat
umumnya tanaman mudah menyerap unsur meningkat. Pada karakteristik lereng,
hara pada pH yang netral (pH 6-7), dimana perbaikan yang dapat dilakukan menurut
unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah Saleh et al. (2000) yaitu dengan
masam unsur hara P tidak dapat diserap melakukan kegiatan teknik konservasi
karena diikat oleh Al dan Fe. Selain itu, pada tanah. Teknik konservasi tanah pada hutan
tanah-tanah yang masam banyak ditemukan rakyat dapat dilakukan dengan cara teknis
ion-ion Al di dalam tanah, yang selain atau vegetasi yaitu : (1) penambahan tanaman
memfiksasi unsur P juga merupakan racun penutup tanah, (2) pembuatan rorak, (3)
bagi tanaman (Hardjowigeno, 2003). penanaman dalam strip, (4) pergiliran
Guna meningkatkan kesesuaian lahan tanaman, (5) menambahkan tanaman penguat
aktual menjadi kesesuaian lahan potensial teras, (6) penggunaan bahan organik dan
Sangat Sesuai (S1) dibutuhkan beberapa mulsa (Sudibyo dan Kosasih, 2011). Luas
perbaikan pada kualitas lahan, sehingga kelas lahan yang termasuk kelas ini adalah 41,46
kesesuaian lahan potensialnya dapat ha.
meningkat, yakni pemberian pupuk anorganik
maupun pupuk organik/bahan organik serta Evaluasi Kesesuaian Lahan Sengon
karakteristik nilai pH tanah yang rendah (Paraserianthes falcataria)
dapat dilakukan perbaikan dengan Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
melakukan pengapuran pada lahan. Luas bahwa kelas kesesuaian lahan aktual pada
lahan yang termasuk kelas ini adalah 344,35 tanaman Sengon secara garis besar
ha. memperlihatkan, plot 1 kelas kesesuaian
Plot III kelas kesesuaian lahan lahan aktualnya termasuk Sesuai Marginal
aktualnya termasuk Lahan Tidak Sesuai Saat (S3). Lahan memiliki faktor pembatas yang
Ini (N1). Lahan memiliki faktor pembatas berat dan mempengaruhi produktivitasnya.
yang berat/sulit untuk diatasi. Pada plot III Plot 1 sub kelas kesesuaian lahannya adalah
sub kelas kesesuaian lahannya adalah N1e. S3f. Faktor pembatas utamanya retensi hara
Faktor pembatas utamanya yang sangat berat, yang ditunjukkan rendahnya kesuburan
yaitu faktor bahaya erosi yang dikarakterisasi tanah. Rendahnya kesuburan tanah tanah ini
oleh kelerengan yang sangat curam (>40%) terlihat dari retensi hara yang dispesifikasikan
dan bahaya erosi yang tinggi. Sedangkan oleh pH tanah yang rendah (4,57). Sedangkan
menurut Djaenudin et al.(2003) tanaman jati menurut Djaenudin et al.(2003) tanaman
akan tumbuh baik pada kisaran lereng <8%. sengon akan tumbuh baik pada kisaran pH 5,5
23 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 16-25 ISSN: 2089-8630
– 7,0. Nilai pH tanah yang rendah sulfur akan dipercepat oleh kenaikan pH.
menyebabkan tanaman menjadi sukar untuk Luas lahan yang termasuk kelas ini adalah
dapat menyerap unsur hara. Sebab pada 501,46 ha.
umumnya tanaman mudah menyerap unsur Plot II kelas kesesuaian lahan
hara pada pH yang netral (pH 6-7), dimana aktualnya termasuk Cukup Sesuai (S2). Lahan
unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah memiliki faktor pembatas yang relatif sedikit.
masam unsur hara P tidak dapat diserap Plot II sub kelas kesesuaian lahannya adalah
karena diikat (difiksasi) oleh Al dan Fe. S2wrf. Faktor pembatas utamanya
Selain itu, pada tanah-tanah yang masam ketersediaan air yang ditunjukkan oleh
banyak ditemukan ion-ion Al di dalam tanah, karakteristik curah hujan yang tinggi (2.426,6
yang selain memfiksasi unsur P juga mm/tahun), media perakaran yang
merupakan racun bagi tanaman ditunjukkan oleh drainase tanah agak cepat,
(Hardjowigeno, 2003). tekstur lempung berpasir dan kedalaman
Guna meningkatkan kesesuaian lahan efektif 105 cm serta retensi hara yang oleh pH
aktual menjadi kesesuaian lahan potensial tanah yang rendah (5,20). Sedangkan menurut
Cukup Sesuai (S2) dibutuhkan beberapa Djaenudin et al. (2003) tanaman sengon akan
perbaikan pada kualitas lahan, sehingga kelas tumbuh baik pada kisaran curah hujan 1.500 –
kesesuaian lahan potensialnya dapat 2.000 mm/tahun, drainase baik, tekstur
meningkat. Pada karakteristik nilai pH lempung, lempung liat berpasir dan
tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan kedalaman efektif ≥ 150 cm serta pH 5,5 –
pHnya dengan menambahkan kapur di dalam 7,0.
tanah (Fathoni dan Aji, 2015). Efek dari Curah hujan rata-rata yang tinggi
pengapuran ini menurut Buckman dan Brady merupakan faktor pembatas permanen dan
(1982) memberikan efek fisik, kimia, dan tidak dapat dilakukan perbaikan-perbaikan.
biologi. Efek fisik, yaitu meningkatkan Nilai pH tanah yang rendah menyebabkan
pembutiran (granulasi), efek terhadap gaya tanaman menjadi sukar untuk dapat menyerap
biotik terutama yang ada hubungannya unsur hara. Sebab pada umumnya tanaman
dengan dekomposisi bahan organik tanah mudah menyerap unsur hara pada pH yang
dan sintesa humus. Dalam hubungan ini efek netral (pH 6 - 7), dimana unsur hara mudah
stimulasi kapur terhadap tumbuh-tumbuhan larut dalam air. Pada tanah masam unsur hara
berakar dalam, terutama leguminose, tidak P tidak dapat diserap karena diikat oleh Al
dapat diabaikan. dan Fe. Selain itu, pada tanah-tanah yang
Efek kimia, yaitu dengan masam banyak ditemukan ion-ion Al di dalam
penambahan kapur akan menaikkan nilai tanah, yang selain memfiksasi unsur P juga
pH menjadi lebih sesuai. Dimana merupakan racun bagi tanaman
konsentrasi ion-ion H akan menurun, (Hardjowigeno, 2003).
konsentrasi ion-ion OH akan meningkat, Guna meningkatkan kesesuaian lahan
kelarutan besi, aluminium dan mangan aktual menjadi kesesuaian lahan potensial
akan menurun, tersediaannya fosfor, Sangat Sesuai (S1) dibutuhkan beberapa
kalsium, dan magnesium akan bertambah perbaikan pada kualitas lahan, sehingga kelas
besar, serta persentase Kejenuhan Basa akan kesesuaian lahan potensialnya dapat
meningkat. meningkat, yakni pemberian pupuk anorganik
Efek biologis yaitu kapur menstimulir maupun pupuk organik/bahan organik serta
organisme tanah heterotrofik. Dengan karakteristik nilai pH tanah yang rendah
demikian dapat meningkatkan kegiatan bahan dapat dilakukan perbaikan dengan
organik dan nitrogen dalam tanah. Selain itu melakukan pengapuran pada lahan. Luas
aminifikasi, amonifikasi dan oksidasi
Hamka, dkk. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Beraban ………………… 24
lahan yang termasuk kelas ini adalah 344,35 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
ha.
Plot III kelas kesesuaian lahan Kesimpulan
aktualnya termasuk Lahan Tidak Sesuai Saat
Ini (N1). Lahan memiliki faktor pembatas Kelas kesesuaian lahan aktual untuk
yang berat/sulit untuk diatasi. Pada plot III tanaman jati adalah kelas sesuai marginal
sub kelas kesesuaian lahannya adalah N1e. (S3), kelas tidak sesuai pada saat ini (N1).
Faktor pembatas utamanya yang sangat berat, Tanaman mahoni adalah kelas cukup sesuai
yaitu faktor bahaya erosi yang dikarakterisasi (S2), kelas sesuai marginal (S3), kelas tidak
oleh kelerengan yang sangat curam (>40%) sesuai pada saat ini (N1). Tanaman sengon
dan bahaya erosi yang tinggi. Sedangkan adalah kelas cukup sesuai (S2), kelas sesuai
menurut Djaenudin et al. (2003) tanaman marginal (S3), kelas tidak sesuai pada saat ini
sengon akan tumbuh baik pada kisaran lereng (N1). Kelas kesesuaian lahan potensial untuk
<8%. Kelerengan sangat curam tanaman jati adalah kelas cukup sesuai (S2),
mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap kelas sesuai marginal (S3). Tanaman mahoni
atau ditahan oleh massa tanah, mempengaruhi adalah kelas sangat sesuai (S1), kelas cukup
dalamnya air tanah, serta mempengaruhi sesuai (S2), kelas sesuai marginal (S3).
besarnya erosi. Menurut Hardjowigeno Tanaman sengon adalah kelas sangat sesuai
(1993) akibat dari tingginya erosi (S1), kelas cukup sesuai (S2), kelas sesuai
mempengaruhi ketebalan solum serta marginal (S3).
tebal dan kandungan bahan organik horison
A. Di daerah berlereng curam, yang Rekomendasi
mengalami erosi terus menerus menyebabkan
tanah-tanah bersolum dangkal. 1. Hasil evaluasi kesesuaian lahan
Guna meningkatkan kesesuaian lahan menunjukkan bahwa ketiga jenis dapat
aktual menjadi kesesuaian lahan potensial dipilih untuk ditanam dan dikembangkan
Sesuai Marginal (S3) dibutuhkan beberapa di daerah penelitian.
perbaikan pada kualitas lahan, sehingga kelas 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
kesesuaian lahan potensialnya dapat mengenai jenis-jenis pohon lain yang
meningkat. Pada karakteristik lereng, juga sesuai untuk dikembangkan di
perbaikan yang dapat dilakukan menurut daerah penelitian.
Saleh et al. (2000) yaitu dengan 3. Perlunya dukungan seluruh stake
melakukan kegiatan teknik konservasi holders terkait secara konsisten agar
tanah. Teknik konservasi tanah pada hutan pengembangan budidaya hutan rakyat
rakyat dapat dilakukan dengan cara teknis dapat mendorong meningkatnya
atau vegetasi yaitu : (1) penambahan tanaman perekonomian daerah secara keseluruhan.
penutup tanah, (2) pembuatan rorak, (3)
penanaman dalam strip, (4) pergiliran DAFTAR RUJUKAN
tanaman, (5) menambahkan tanaman penguat
teras, (6) penggunaan bahan organik dan Attar, M. 2000. Hutan Rakyat :
mulsa (Sudibyo dan Kosasih, 2011). Luas Kontribusi Terhadap Pendapatan
lahan yang termasuk kelas ini adalah 41,46 Rumah Tangga Petani dan
ha. Perannya dalam Perekonomian
Desa. P3KM Fakultas Kehutanan,
IPB. Bogor.
25 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 2, April 2015 hlm 16-25 ISSN: 2089-8630
Balai Penelitian Tanah, 2004. Petunjuk Teknis Hardjowigeno, S dan Widiatmaka 2011.
Pengamatan Tanah. Pusat Penelitian Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
dan Pengembangan Tanah dan Perencanaan Tataguna Tanah. Gadja
Agroklimak. Badan Penelitian dan Mada University Press. Yogyakarta
Pengembangan pertanian Departemen Kementerian Kehutanan, 2014. Statistik
Pertanian. Jakarta. Kehutanan Indonesia 2013,
Buckman, H.O., dan Brady, N. C. 1982. Kementerian Kehutanan, Jakarta.
Ilmu Tanah. Bhratara Karya Ritung, S., Wahyunto., Agus F., Hidayat H.
Aksara. Jakarta. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Djaenudin, D., Marwan, H., Subagyo, H., Dengan Contoh Peta Arahan
Mulyani, A., dan Suharta, N. 2003. Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh
Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Barat. Balai Penelitian Tanah dan
Komoditas Pertanian. Pusat World Agroforestry Centre, Aceh.
Penelitian Tanah dan Agroklimat. Saleh, A., Suryani, E., Rochman, A.,
Bogor. dan Mulyani, A. 2000. Evaluasi
Fathoni, A., dan Aji, A. 2015. Penilaian Ketersediaan Lahan Untuk
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Perluasan Areal Pertanian
Penghijauan di Taman Kehati Unnes Mendukung Ketahanan Pangan dan
Trangkil Sekaran Semarang. Geo Agribisnis di Propinsi Sumatra Barat.
Image 4(1) : 1 - 10. Badan Penelitian dan Pengembangan
Hardjowigeno, S. 1993. K lasifikasi Tanah Pertanian. Bogor.
dan Pedogenesis. Akademika Sudibyo, J., dan Kosasih, S, A. 2011. Analisis
Pressindo. Jakarta. Kesesuaian Lahan Hutan Rakyat di
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Desa Tambak Ukir Kecamatan Kendit
Akademika Pressindo. Jakarta Kabupaten Situbondo. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman Vol 8 No 2
: 125 – 133.