Anda di halaman 1dari 3

KEKERASAN

TAJAM/VULNUS

:
No.
SOP/TR/VII/BPU/
Dokumen
144/2016

No. Revisi :0
SOP
Tanggal
: 6 Juni 2016
Terbit

Halaman : 1dari 3
PUSKESMAS
dr. Prie Aka Mahdayanti
TEGALREJO KOTA
NIP. 19730622 200604 2 012
YOGYAKARTA

1. Pengertian Penatalaksanaan kekerasan tajam adalah tindakan untuk menangani kondisi


akibat kekerasan tajam
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan penatalaksanaan kekerasan
tajam
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2016 tentang Pemberian
layanan Klinis
4. Referensi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Paduan Pengobatan di Puskesmas Kota
Yogyakarta Revisi I. Yogyakarta. 2014
5. Prosedur Hasil Anamnesis(Subjective)
Terjadi trauma, ada jejas, nyeri, rasa panas di daerah trauma, luka (baik
luka tusuk, luka sayat, luka tembak, luka gigitan, luka tembus, ataupun luka
terpotong), dan biasanya disertai perdarahan (bleeding).

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Look (inspeksi): adanya kerusakan jaringan di daerah trauma, perdarahan,
edema di sekitar area trauma, kulit kemerahan, adakah benda asing yang
masuk ke dalam luka
Feel (palpasi): nyeri tekan
Move (gerak): gerakan terbatas karena nyeri, pasien diminta menggerakkan
distal anggota gerak untuk melihat keterlibatan tendon
Penegakan Diagnostik(Assessment)
No. ICD X:T14.1Open wound of unspecified body region
1. Gejala lokal
Nyeri dapat terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf sensoris.
Intensitas atau derajat nyeri berbeda-beda tergantung pada
berat/luas kerusakan ujung-ujung saraf, etiologi, dan lokasi luka.
Hebatnya perdarahan tergantung pada lokasi luka, dan jenis
pembuluh darah yang rusak. Diastese atau luka menganga (tepinya
saling melebar) dapat terjadi. Dan gangguan fungsi anggota badan
karena rasa nyeri atau kerusakan tendon
2. Gejala umum
Dapat terjadi akibat penyulit/komplikasi yang terjadi seperti syok
akibat nyeri dan atau perdarahan yang hebat.
Diagnosis Klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang bila diperlukan.Diagnosis pertama dilakukan
secara teliti untuk memastikan apakah ada perdarahan yang harus
dihentikan, kemudian menentukan jenis trauma (dan penyebab), banyaknya
kematian jaringan, besarnya kontaminasi, dan berat luka jaringan.

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan:
1. Pertama dilakukan anestesi setempat atau umum (tergantung berat
dan letak luka, serta keadaan penderita), kemudian luka dan
sekitarnya dibersihkan dengan antiseptik, dapat berupa larutan
yodium povidon, klorheksidin, atau alkohol.
2. Kemudian daerah sekitar area kerja ditutup dengan kain steril, dan
secara steril dilakukan kembali pembersihan luka dari kontaminasi
secara mekanis, misalnya pembuangan jaringan mati dengan
gunting atau pisau dan dibersihkan dengan bilasan atau guyuran
NaCl.
3. Akhirnya dilakukan penjahitan bila memungkinkan, dan luka
ditutup dengan bahan yang dapat mencegah lengketnya kasa,
misalnya kasa yang mengandung vaselin ditambah dengan kasa
penterap dan dibalut dengan pembalut elastis.
4. Pasien dibekali obat antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi
dan analgetik untuk mengurangi nyeri
Komplikasi luka
a. Penyulit dini: hematom, seroma, infeksi
b. Penyulit lanjut: keloid dan parut hipertrofik, kontraktur
Konseling & Edukasi:

2 dari 3
Pasien diminta menjaga area luka dari kotoran dan basah untuk sementara.
Pasien kemudian diminta kontrol untuk melihat perkembangan
penyembuhan luka, dan untuk kemudian dilepas jahitan lukanya (bila
dilakukan penjahitan).

SaranaPrasarana
Alat bedah minor: gunting jaringan, pinset anatomis, pinset sirurgis,
gunting benang, needle holder, klem arteri, scalpel blade & handler.

Prognosis
Tergantung dari luas, kedalaman, dan penyebab dari trauma
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Unit Gawat Darurat
8. Dokumen
Terkait No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai