A. Pengertian
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Dismenore
terbagi menjadi dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer merupakan nyeri haid
yang tidak didasari kondisi patologis. Dismenore primer berkaitan dengan kontraksi otot uterus
(miometrium) dan sekresi prostaglandin. Sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang
didasari dengan kondisi patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium.
Multidimensional Scoring of Andersch and Milsom mengklasifikan nyeri dismenore berdasarkan
intensitas nyeri sebagai berikut:
a) Dismenore ringan : nyeri haid tanpa adanya pembatasan aktivitas, tidak diperlukan
penggunaan analgetik dan tidak ada keluhan sistemik
b) Dismenore sedang : nyeri haid yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari, memerlukan
analgetik untuk menghilangkan rasa sakit dan terdapat beberapa keluhan sistemik
c) Dismenore berat : nyeri haid dengan keterbatasan parah pada aktivitas sehari-hari,
memerlukan analgetik untuk menghilangkan rasa sakit, dan ada keluhan sistemik seperti
muntah, pingsan, dan sebagainya
B. Gejala
Nyeri dibagian bawah perut, kram, menyebar sampai pinggang dan paha atas
Mual, muntah, lemas, letih, gelisah, pusing, diare, sakit kepala
Nyeri muncul beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awal mensis, berakhir < 24
jam / 46-72 jam
C. Tatalaksana Terapi
a) Non-Farmakologi
Istirahat
Seka dengan air panas
Memakai pakaian yang longgar
Olahraga
Pijat
b) Farmakologi
Analgetika
Aspirin
Mekanisme : menghambat enzim cyclooxygenase-1 DAN 2 (COX-1 dan 2) secara
irreversibel
Untuk dismenore ringan : 650-1000 mg tiap 4-6 jam. Telan bersama makanan
atau 1 gelas air
ESO : alergi, tukak peptik, gastritis, pendarahan, asma, gangguan renal, syndrom
Reye’s
Interaksi : antikoagulan, metotreksat, valproat, probenesid, fenitoin,
antidiabetika oral, antasida
Parasetamol
Mekanisme : menghambat sintesis prostaglandin di sistem saraf pusat
Untuk dismenore ringan : 650-1000 mg tiap 4-6 jam. Telan dengan 1 gelas air
ESO : Ruam kulit (jarang sekali)
Dosis besar : hepatotoksik, alergi, gangguan ginjal
Interaksi : Antikoagulan, metoklopramid, domperidon
OAINS nirsalisilat (Ibuprofen)
Paling manjur (paling spesifik)
Mekanisme : menghambat enzim cyclooxygenase-1 DAN 2 (COX-1 dan 2) secara
reversibel
Dosis : 200-400 mg/ tiap 4-6 jam. Telan bersama makanan
ESO : gangguan saluran cerna (tukak peptik), sakit kepala, letih, angiodema,
urtikaria, pendarahan
Interaksi : antikoagulan, antihipertensi