Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIKA RADIODIAGNOSTIK

PENGARUH FAKTOR GEOMETRI (MAGNIFIKASI & DISTORSI) DALAM


MAKRORADIOLOGI
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Radiodiagnostik
Dosen Pengampu : Sri Mulyati, S.Si., MT

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
KELAS 2C

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan makalah dengan judul
“Pengaruh Faktor Geometri (Magnifikasi & Distorsi) dalam Makroradiologi” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Radiodiagnostik Semester IV, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Semarang. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah
kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk
kemudian dapat kami perbaiki dan kami tulis di selanjutnya, sebab sekali kali lagi
kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
semua.

.
Semarang, 23 April 2020
 

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Produksi dan Prinsip Dasar Penggambaran Sinar-x….............................. 3
B. Prinsip Dasar Radiografi Makro................................................................. 4
C. Pengaruh SID atau FFD............................................................................ 4
D. Pengaruh OID atau OFD........................................................................... 7
E. Distorsi dalam Radiografi Makroradiologi.................................................. 8
F. Teknik Radiografi Makroradiografi............................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…........................................................................................... 15
B. Saran….................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan seiring perkembangan zaman kemaajuan IPTEK semakin
pesat dalam berbagai bidang, salah satunya pada bidang kesehatan.
Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan dan tuntutan akan
pelayanan kesehatan semakin meningkat. Pada pemeriksaan radiologi,
khususnya pada teknik pencitraan diagnostik yang menggunakan radiasi
sinar-X (radiodiagnostik) menjadi salah satu peranan penting bagi dookter
untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit. Tentunya diperlukan hasil
radiograf yang berkualitas baik, namun tetap mempertimbangkan dosis
radiasi yang diterima pasien.
Keterbatasan penglihatan dalam melihat bagian terkecil dari suatu
objek didalam radiograf maka diperlukan gambaran yang memiliki ukuran
lebih besar dari aslinya. Hal ini bertujuan untuk melihat struktur organ yang
terkecil dan dapat menegakkan diagnosa secara tepat. Adapun teknik yang
digunakan dalam memperoleh hasil radiograf tersebut dengan mengubah
jarak sumber sinar dan bayangan (Source Image Distance / SID) saat
pemeriksaan berlangsung. Teknik ini biasa disebut dengan Radiologi Makro,
yang mempunyai kelebihan untuk memperlihatkan struktur organ yang
terkecil, sesuai dengan salah satu prinsip radiografi makro yaitu detail yang
kecil menjadi lebih besar (Carrol, 1985).
Pemeriksaan radiografi makro sering dilakukan dengan mengubah
jarak, baik jarak sumber sinar dan bayangan (SID), jarak suber sinar dan
objek (Source Object Distance / SOD) atau jarak objek dan bayangan
(Object Image Distance / OID). Pada radiografi makro dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan mengubah SID (Source Image Distance)
dengan SOD (Source Object Distance) tetap dan mengubah SOD (Source
Object Distance) dengan SID (Source Image Distance) tetap. Akan tetapi
praktek dilapangan yang dilakukan dengan mengubah ketiga komponen
jarak. Hal ini kurang praktis dan akan menyulitkan dalam memperhitungkan
pembesaran bayangan yang dihasilkan (Curry, 1984).
Dengan uraian diatas, dibuatlah makalah ini untuk membahas secara
detail mengenai faktor geometri yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
radiograf makro.

B. Rumusan Maasalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh SID terhadap gambaran
radiograf ?
2. Bagaimana pengaruh OID terhadap gambaran
radiograf ?
3. Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap
pembesaran radiograf ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, diperoleh tujuan penulisan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh SID terhadap gambaran radiograf.
2. Untuk mengetahui pengaruh OID terhadap gambaran radiograf.
3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pembesaran
radiograf
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Produksi dan Prinsip Dasar Penggambaran Sinar-X

Sinar–X dihasilkan oleh focus yang menumbuk target dalam tabung


sinar–X. dengan adanya perbedaan tegangan tinggi antara katoda dengan
anoda maka terjadilah pancaran focus dengan kecepatan yang tinggi dari
katoda menuju anoda. Lebih kurang 1% focus diubah menjadi sinar–X dan
99 % diubah menjadi panas (Meredith dan Massey,1977).

Tabung sinar-X dibuat hampa udara dengan tujuan untuk


menghindari gesekan molekul udara dan focus katoda yang memancar.
Sinar–X termasuk gelombang focus magnet dengan besar kecepatan
8
cahaya dalam ruang hampa kira-kira 3 10 m/detik. Suatu gelombang
elektromagnetik mulai ditimbulkan dengan mempercepat suatu partikel
bermuatan, bila hal ini terjadi sebagian focus dari partikel bermuatan ini
diradiasikan sebagai radiasi elektromagnetik. Gelombang-gelombang
tersebut terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang bergetar dan
saling tegak lurus satu sama lain terhadap arah perambatan gelombang
(Cember, 1983 ).

Gambar II.1. Produksi Sinar-X (Sumber : Trelia Boel, 2009)


Prinsip Dasar Penggambaran Sinar–X. Secara sederhana prinsip
penggambaran sinar-X adalah melewatkan penyerapan suatu bagian dari
berkas sinar–X tersebut. Sedangkan berkas yang diteruskan akan jatuh
pada Image Receptor, seperti film sinar–X (lihat gambar 2.1). Kemudian film
harus diproses secara kimiawi sebelum akhirnya dapat dibaca ( Cember,
1983 )

Gambar II.2. Prinsip penggambaran sinar–X (Sumber : Cember, 1983)

B. Prinsip Dasar Radiografi Makro


Radiografi makro berasal dari kata macro dan radiography. Menurut
Curry (1984), macro berarti bentuk kombinasi yang besar atau ukuran
panjang yang abnormal. Sedangkan radiography berarti membuat radiograf
jaringan tubuh bagian dalam dengan melewatkan sinar-X atau sinar gamma
melewati tubuh agar mencetak gambar pada film yang sensitif (Curry, 1984)
Radiografi makro sering disebut juga Magnifikasi radiography, yang
berasal dari kata magnification berarti proses membuat sesuatu sehingga
bayangan lebih besar dengan menggunakan lensa atau rasio anatara ukuran
bayangan dengan ukuran yang sebenarnya (Curry, 1984).
Jadi radiografi makro adalah suatu metode pembesaran secara
langsung dari pencitraan dengan meleteakkan objek diantara tabung sinar-X
dan film dengan jarak tertentu yang akan menghasilkan pembesaran
bayangan (Magnifikasi). Dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
lebih jelas, yang tidak diperoleh dari hasil radiografi biasa dikarenakan
ukuran dari bagian tersebut sangat kecil.
C. Pengaruh SID (Source Image Distance) atau FFD (Focus Film Distance)
1. Berpengaruh terhadap ketidaktajaman geometri
Ketidaktajaman (Unsharpness) geometri terjadi akibat penumbra
yang disebabkan oleh faktor geometri. Pada saat objek diletakkan
langsung menempel kaset atau image receptor, ketidaktajaman akan
berkurang. Pada jarak sumber sinar dan bayangan (SID / FFD) dan
sumber sinar dan objek (SOD / FOD) yang bertambah, penumbra pada
radiograf dapat berkurang seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar II.3. SID dan SOD yang bertambah menyebabkan


penumbra yang kecil (Sumber : Principle of Radiographic Exposure
Processing adn Quality Control, Edition 3th Carrol, 1985 )

2. Berpengaruh terhadap pembesaran bayangan (Magnifikasi)


Magnifikasi atau pembesaran adalah hal yang tidak dapat
dihindari dalam pembuatan radiograf. Pembesaran pada pembuatan
radiografi disebabkan karena adanya jarak antara objek yang di foto
dengan alat pencatat gambar (film). Walaupun objek sudah diatur
menempel diatas kaset, tetapi sesungguhnya tetap ada jarak antara
permukaan atas kaset dengan film yang ada di dalamnya.
Dalam dunia medis, diusakahan magnifikasi yang terjedi
seminimal mungkin karena yang tergambarkan dalam radiograf adalah
yang merepresentasikan bentuk dariorgan yang diperiksa. Namun pada
beberapa pemeriksaan, memang dibutuhkan pembesaran. (Bushong,
2016).
Nilai magnifikasi didapat dari rasio ukuran gambar yang dihasilkan
pada radiograf dengan ukuran ibjek yang sebenarnya atau perbandingan
antara source-to-image distance (SID) atau jarak antara sumber sinar-X
dengan film dan source-to-object distance (SOD) tau jarak antara
sumber sinar-X dengan objek pemeriksaan (Bushong, 2016), seperti
pada gambar berikut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

M =Source ¿ Image Receptor Distance( SID) ¿ Object Distance(SOD) ¿


Source ¿

Keterangan : M : Magnifikasi
SID : Jarak antara sumber dengan image receptor
SOD : Jarak antara sumber dengan objek pemeriksaan

Gambar II.4. Magnifikasi adalah perbandingan antara SID dengan SOD


(Sumber : Radiologic Science for Tecnologists, Physics, Biology and
Protection Edition 11th, Stewart C. Bushong, 2016)

Selain persamaan diatas, juga dapat menggunakan persaman


berikut untuk menghitung pembesaran.
SID
M =Image ¿ ¿ Object ¿ ¿ ¿¿
SOD

Dengan demikian didapat nilai yang sama dari persamaan diatas adalah
sebagai berikut:
¿ SID
Obj e ct x Image ¿ ¿
SOD

Keterangan :M : Magnifikasi
Object size : Ukuran objek sebenarnya
Image size : Ukuran citra
SID (FFD) : Jarak antara sumber dengan image
receptor
SOD (FOD) : Jarak antara sumber dengan objek
pemeriksaan

D. Pengaruh OID (Object Image Distance) atau OFD (Object Film Distance)
OID merupakan jarak antara onjek dengan film yang menjadi faktor
penting dalam penganturan ketajaman radiograf. Semakin dekat objek
dengan film makan ketajaman semakin optimal. Oleh karena itu pada
prosedur pemeriksaan radiograf normal diusahakan untuk meminimalkan
OID (Carrol, 1985).
1. Berpengaruh terhadap ketajaman geometri
Saat OID bertambah maka penumbra yang dihasilkan akan lebih
besar, sehingga ketajaman pada radiograf akan berkurang.

Gambar II.5. OID yang bertambah menyebabkan penumbra yang kecil


(Sumber : Principle of Radiographic Exposure Processing adn Quality
Control, Edition 3th Carrol, 1985 )

2. Pengaruh terhadap pembesaran bayangan (magnifikasi)

Pada saat objek dekat dengan film, magnifikasi akan minimal,


dengan SID besar atau kecil. Radiograf akan selalu dimagnifikasi
ketika OID bertambah.
Gambar II.6. Magnifikasi pada penambahan OID ( Sumber : Carrol, 1985)

Gambar II.7. Magnifikasi pada penambahan SID ( Sumber : Carrol, 1985 )

E. Distorsi dalam Radiografi Makroradiologi

Tiga kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya distorsi (perubahan


bentuk) dalam gambaran radiograf adalah ketebalan objek, posisi objek, dan
bentuk objek.

1. Ketebalan Objek

Dengan bertambahnya ketebalan dari objek, maka faktor OID


(Object Image Distance) akan berubah mengikuti objek. Karena terjadinya
pertambahan OID pada objek yang lebih tebal, maka peluang terjadinya
distorsi objek akan lebih tinggi dibandingkan objek yang tipis.
Gambar II.8. Objek tebal menghasilkan perbesaran yang tidak sama dan
dengan distorsi dibandingkan dengan objek tipis (Sumber : Radiologic
Science for Tecnologists, Physics, Biology and Protection Edition 11th,
Stewart C. Bushong, 2016)

2. Posisi Objek

Jika bidang objek dan image receptor berada dalam posisi paralel,
maka gambaran yang dihasilkan tidak akan mengalami perubahan bentuk.
Namun, distorsi ini sangat mungkin terjadi di setiap pemeriksaan radiologi
jika pasien tidak diposisikan dengan benar. Apabila objek miring dan tidak
terletak pada sinar x pusat maka akan terjadi distorsi, ada distorsi yang
disebut foreshortened dan elongasi. Foreshortened adalah dimana
gambaran radiografi lebih pendek dari ukuran aslinya, sedangkan elongasi
adalah perpanjangan gambaran objek pada radiograf dari ukuran aslinya.
Gambar II.9. Posisi objek yang miring menyebabkan foreshortenng dan
elongasi (Sumber : Radiologic Science for Tecnologists, Physics, Biology
and Protection Edition 11th, Stewart C. Bushong, 2016)

Dengan beberapa objek diposisikan pada berbagai variasi OID,


distorsi spasial dapat terjadi. Distorsi spasial adalah gambaran yang
salah dalam gambar hubungan spasial yang sebenarnya di antara objek.
Gambar II.10 menunjukkan kondisi dari dua objek yang memiliki bentuk
sama namun memiliki OID berbeda. Karena perbedaan dari OID itu
maka objek A akan mengalami magnifikasi yang lebih besar daripada
objek B. Ilustrasi ini juga menunjukkan bahwa satu gambaran tidak akan
cukup untuk menggambarkan gambaran tiga dimensi dari objek. Maka
dari itu, kebanyakan pemeriksaan radiograf dibuat dengan dua proyeksi
atau lebih.
Gambar II.10. Ukuran objek yang sama dengan jarak berbeda (Sumber :
Radiologic Science for Tecnologists, Physics, Biology and Protection
Edition 11th, Stewart C. Bushong, 2016)

F. Teknik Radiografi Makroradiografi

1. Pengertian

Makroradiografi ialah teknik radiografi yang digunakan untuk


memperoleh gambaran yang diperbesar dari gambaran awalnya
(gambaran yang sebenarnya).

Tujuan dari pembuatan gambar makroradiografi ialah untuk


memperoleh informasi yang lebih jelas, yang tidak diperoleh dari hasil
radiograf biasa diakibatkan oleh ukuran dari bagian – bagian tersebut
yang teramat kecil misalnya tulang yang berukuran kecil, saluran-
saluran, dsb.

2. Prinsip Pemeriksaan

Teknik makroradiografi menggunakan prinsip magnifikasi atau


pembesaran ukuran objek dari ukuran sebenarnya dengan cara
meletakkan objek pada jarak tertentu dari film.

Adapun prinsip pemeriksaan teknik makroradiografi antara lain : 


 Tanpa grid karena adanya air gap yang diakibatkan oleh OFD
(objek film distance) yang lebih besar
 Gambaran yang dihasilkan akan lebih besar dari gambaran
yang sebenarnya bergantung pada pembesaran yang
diinginkan
 Pemilihan focus kecil guna mengurangi ketidaktajaman gambar
 Faktor eksposi lebih besar dikarenakan adanya pengaruh dari
FFD dan Air Gap

Teknik makroradiografi dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: 

 Mengubah FFD (focus - film distance) tanpa mengubah OFD


(objek - film distance)
 Mengubah FOD (focus - objek distance) tanpa mengubah FFD
(focus - film distance)

3. Pengukuran

Pembesaran objek yang dihasilkan dapat diukur menggunakan rumus :

FFD
MF=
FOD
Keterangan :

MF = Faktor Magnifikasi

FFD = Jarak dari sumber ke film

FOD = Jarak antara fokus ke objek

4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh

a. Faktor Pembesaran 

 Jarak OFD = FOD maka objek terletak diantara 2 focus


 Pembesaran bertambah bila OFD ditambah atau diperbesar
 Pemilihan ukuran focus berkaitan dengan adanya UG
(Unsharpness Geometric). Ukuran focus yang semakin kecil akan
memperkecil ketidaktajaman geometri.

b. Faktor Ketidaktajaman Geometri 

 Unsharpness Geometric berbanding lurus dengan ukuran


focus yang digunakan
 Unsharpness Geometric berbanding terbalik dengan FOD dan
 Unsharpness Geometric berbanding lurus dengan OFD

c. Faktor Ketidaktajaman karena Gerakan

 Gunakan peralatan fiksasi untuk mengurangi gerakan pasien


 Pergerakan pasien dapat menimbulkan Movement
Unsharpness

d. Faktor Eksposi 

 Pemilihan Faktor Eksposi dipengaruhi oleh adanya Air


gap antara objek dan film.
 Semakin besar Air Gap maka Faktor eksposi yg digunakan
akan makin besar.

e. Faktor Posisi

 Tabung sinar – X harus diatur tegak lurus terhadap film dan


objek
 Bidang objek dan film diatur sejajar
 Adanya kemiringan dari objek dapat mengakibatkan terjadinya
distorsi gambar

5. Contoh Terapan

FOD Tetap dan FFD yang Berubah

Diketahui : MF = 1,5 dan OFD1 = 0 cm, dan OFD2 = 40 cm maka :


Perubahan FFD, diikuti perubahan Faktor Eksposi

Contoh objek pada pemeriksaan makroradiografi :

 Lacrimal system
 Sella turcica
 Lung
 Tulang Petrous
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat diambil simpulan
bahwa :
1. Makroradiologi adalah teknik pemeriksaan radiologi dengan
mengambil gambar yang lebih besar dari aslinya dengan cara
mengatur FFD dan OFD.
2. Pengaruh pengaturan FFD dan OFD akan menyebabkan
ketidaktajaman geometri dan magnifikasi pada hasil radiograf.
Semakin besar FFD dan OFD gambaran yang dihasilkan
semakin tidak tajam.
3. Distorsi (perubahan bentuk) dalam radiograf disebabkan oleh
tiga kondisi yaitu : ketebalan objek, posisi objek, dan bentuk
objek.

B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, saran yang dapat diambil
adalah :
1. Petugas radiologi sebaiknya lebih teliti dalam melakukan teknik
pemeriksaan radiologi. Jika membutuhken perhitungan
magnifikasi (dalam makroradiologi), hendaknya memperhatikan
perhitungan yang akurat.
2. Petugas radiologi dalam melakukan pekerjaannya selain
memperhatikan aspek medis juga harus memperhatikan aspek
fisis sehingga peluang terjadinya kesalahan menjadi minimal.
DAFTAR PUSTAKA

Carrol, QB, 1985, “Principle of Radiographic Exposure Processing


and Quality Control, Third Edition”. : USA : Thomas Publisher,

Cember, H., 1983, “Pengantar Fisika Kesehatan” (diterjemahkan


oleh Achmad Toekiman). Semarang : IKIP Press,

Curry III, Thomas S., 1984, “Christensens Introduction to Th


Physics of Diagnostic Radiolog Third Edition”. Philadelphia : Lea and
Eigher,

Meredith, W.J. and Massey, J.B., 1977, “Fundamental Physics of


Radiology Third Edition”. Bristoo : John Wright and Sons LTD,

Bushong, Steward C. Radiologic science for technologists:


Physics, biology, and protection, Eleventh Edition. St. Louis : The C.V.
Mosby Company. 2016.

Anda mungkin juga menyukai