Disusun oleh:
KELOMPOK 4
KELAS 2C
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan makalah dengan judul
“Pengaruh Faktor Geometri (Magnifikasi & Distorsi) dalam Makroradiologi” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Radiodiagnostik Semester IV, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Semarang. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah
kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk
kemudian dapat kami perbaiki dan kami tulis di selanjutnya, sebab sekali kali lagi
kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
semua.
.
Semarang, 23 April 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Produksi dan Prinsip Dasar Penggambaran Sinar-x….............................. 3
B. Prinsip Dasar Radiografi Makro................................................................. 4
C. Pengaruh SID atau FFD............................................................................ 4
D. Pengaruh OID atau OFD........................................................................... 7
E. Distorsi dalam Radiografi Makroradiologi.................................................. 8
F. Teknik Radiografi Makroradiografi............................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…........................................................................................... 15
B. Saran….................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan seiring perkembangan zaman kemaajuan IPTEK semakin
pesat dalam berbagai bidang, salah satunya pada bidang kesehatan.
Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan dan tuntutan akan
pelayanan kesehatan semakin meningkat. Pada pemeriksaan radiologi,
khususnya pada teknik pencitraan diagnostik yang menggunakan radiasi
sinar-X (radiodiagnostik) menjadi salah satu peranan penting bagi dookter
untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit. Tentunya diperlukan hasil
radiograf yang berkualitas baik, namun tetap mempertimbangkan dosis
radiasi yang diterima pasien.
Keterbatasan penglihatan dalam melihat bagian terkecil dari suatu
objek didalam radiograf maka diperlukan gambaran yang memiliki ukuran
lebih besar dari aslinya. Hal ini bertujuan untuk melihat struktur organ yang
terkecil dan dapat menegakkan diagnosa secara tepat. Adapun teknik yang
digunakan dalam memperoleh hasil radiograf tersebut dengan mengubah
jarak sumber sinar dan bayangan (Source Image Distance / SID) saat
pemeriksaan berlangsung. Teknik ini biasa disebut dengan Radiologi Makro,
yang mempunyai kelebihan untuk memperlihatkan struktur organ yang
terkecil, sesuai dengan salah satu prinsip radiografi makro yaitu detail yang
kecil menjadi lebih besar (Carrol, 1985).
Pemeriksaan radiografi makro sering dilakukan dengan mengubah
jarak, baik jarak sumber sinar dan bayangan (SID), jarak suber sinar dan
objek (Source Object Distance / SOD) atau jarak objek dan bayangan
(Object Image Distance / OID). Pada radiografi makro dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu dengan mengubah SID (Source Image Distance)
dengan SOD (Source Object Distance) tetap dan mengubah SOD (Source
Object Distance) dengan SID (Source Image Distance) tetap. Akan tetapi
praktek dilapangan yang dilakukan dengan mengubah ketiga komponen
jarak. Hal ini kurang praktis dan akan menyulitkan dalam memperhitungkan
pembesaran bayangan yang dihasilkan (Curry, 1984).
Dengan uraian diatas, dibuatlah makalah ini untuk membahas secara
detail mengenai faktor geometri yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
radiograf makro.
B. Rumusan Maasalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh SID terhadap gambaran
radiograf ?
2. Bagaimana pengaruh OID terhadap gambaran
radiograf ?
3. Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap
pembesaran radiograf ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, diperoleh tujuan penulisan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh SID terhadap gambaran radiograf.
2. Untuk mengetahui pengaruh OID terhadap gambaran radiograf.
3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pembesaran
radiograf
BAB II
LANDASAN TEORI
Keterangan : M : Magnifikasi
SID : Jarak antara sumber dengan image receptor
SOD : Jarak antara sumber dengan objek pemeriksaan
Dengan demikian didapat nilai yang sama dari persamaan diatas adalah
sebagai berikut:
¿ SID
Obj e ct x Image ¿ ¿
SOD
Keterangan :M : Magnifikasi
Object size : Ukuran objek sebenarnya
Image size : Ukuran citra
SID (FFD) : Jarak antara sumber dengan image
receptor
SOD (FOD) : Jarak antara sumber dengan objek
pemeriksaan
D. Pengaruh OID (Object Image Distance) atau OFD (Object Film Distance)
OID merupakan jarak antara onjek dengan film yang menjadi faktor
penting dalam penganturan ketajaman radiograf. Semakin dekat objek
dengan film makan ketajaman semakin optimal. Oleh karena itu pada
prosedur pemeriksaan radiograf normal diusahakan untuk meminimalkan
OID (Carrol, 1985).
1. Berpengaruh terhadap ketajaman geometri
Saat OID bertambah maka penumbra yang dihasilkan akan lebih
besar, sehingga ketajaman pada radiograf akan berkurang.
1. Ketebalan Objek
2. Posisi Objek
Jika bidang objek dan image receptor berada dalam posisi paralel,
maka gambaran yang dihasilkan tidak akan mengalami perubahan bentuk.
Namun, distorsi ini sangat mungkin terjadi di setiap pemeriksaan radiologi
jika pasien tidak diposisikan dengan benar. Apabila objek miring dan tidak
terletak pada sinar x pusat maka akan terjadi distorsi, ada distorsi yang
disebut foreshortened dan elongasi. Foreshortened adalah dimana
gambaran radiografi lebih pendek dari ukuran aslinya, sedangkan elongasi
adalah perpanjangan gambaran objek pada radiograf dari ukuran aslinya.
Gambar II.9. Posisi objek yang miring menyebabkan foreshortenng dan
elongasi (Sumber : Radiologic Science for Tecnologists, Physics, Biology
and Protection Edition 11th, Stewart C. Bushong, 2016)
1. Pengertian
2. Prinsip Pemeriksaan
3. Pengukuran
FFD
MF=
FOD
Keterangan :
MF = Faktor Magnifikasi
a. Faktor Pembesaran
d. Faktor Eksposi
e. Faktor Posisi
5. Contoh Terapan
Lacrimal system
Sella turcica
Lung
Tulang Petrous
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat diambil simpulan
bahwa :
1. Makroradiologi adalah teknik pemeriksaan radiologi dengan
mengambil gambar yang lebih besar dari aslinya dengan cara
mengatur FFD dan OFD.
2. Pengaruh pengaturan FFD dan OFD akan menyebabkan
ketidaktajaman geometri dan magnifikasi pada hasil radiograf.
Semakin besar FFD dan OFD gambaran yang dihasilkan
semakin tidak tajam.
3. Distorsi (perubahan bentuk) dalam radiograf disebabkan oleh
tiga kondisi yaitu : ketebalan objek, posisi objek, dan bentuk
objek.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, saran yang dapat diambil
adalah :
1. Petugas radiologi sebaiknya lebih teliti dalam melakukan teknik
pemeriksaan radiologi. Jika membutuhken perhitungan
magnifikasi (dalam makroradiologi), hendaknya memperhatikan
perhitungan yang akurat.
2. Petugas radiologi dalam melakukan pekerjaannya selain
memperhatikan aspek medis juga harus memperhatikan aspek
fisis sehingga peluang terjadinya kesalahan menjadi minimal.
DAFTAR PUSTAKA