Anda di halaman 1dari 5

Coronavirus Pendemic: Di Atas Nilai Kemanusiaan

Oleh:
HM. Dadang Supriatna, S.IP., M.SI

Memasuki abad dua puluh satu, konflik baru muncul di Indonesia, khsusnya kabupaten
Bandung. Dimana Coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut corona
diseae 2019 (COVID 19) menjadi acaman bagi manusia pada saat ini1. Mata Dunia sudah
tahu bahwa virus corona berasal dari Wuhan, Tiongkok yang ditemukan pada akhir
Desemper tahun 20192. Berita seputar COVID-19 sampai sekarang menjadi perhatian utama
semua negara untuk waspada dan tetap siaga menghadapinya.
Severe acure respiratory syndrome coronasvirus 2 atau SARS-CoV-2 merupakan virus
baru yang pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Tiongkok Tengah. Pada awalnya data
epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood
atau live market. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi
coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru yang diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-
nCoV)3.
Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara
manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat
kasus 15 petugas medis terinfeksi salah satu pasien. Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus
super spreader. Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari
manusia ke manusia4. Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih misterius dan
penelitian masih terus berlanjut5. Sebagai bagian coronavirus, pneumonia karena coronavirus
ini tidak lebih mematikan dibanding dengan Middle East Respiratory Syndrome dan Severe
Acute Respiratory Syndromeatau. Desember 2019 ditetapkan sebagai pandemi WHO pada 11
Maret 2020. Hingga 28 Maret, lebih dari 620.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih
dari 190 negara dan teritori, mengakibatkan lebih dari 28.800 kematian dan 137.000
kesembuhan6. Virus COVID-19 dinamai oleh WHO, awalnya berita-berita orang yang
terkena COVID-19 belum ada di Indonesia dan sekarang, banyak orang terjangkit virus ini.
Bencana Coronavirus bukan merupakan kejadian yang pertama kali. Dalam buku A
Handbook of 2019-nCov Pneumonia Control and Prevention. Severe Acute Respiratory
Syndrome disebakan SARS-CoV dan penyakit Middle East respiratory syndrome tahun 2012
disebabkan MERS-CoV dimana total 1000 kasus MERS dan 8000 kasus SARS.
Ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus corona. Menurut data WHO per tanggal 2
Maret 2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi Covid-19. Berdasarkan data sampai dengan 2

1
Gorbalenya, Alexander E. Severe acute respiratory syndrome-related coronavirus – The species and its
viruses, a statement of the Coronavirus Study Group yang diakses pada tanggal 09 April 2020
2
WHO Director-General's opening remarks at the media briefing on COVID-19. www.who.int yang diakses
pada tanggal 09 April 2020
3
Yuliana. Coronavirus Deseases (COVID-19): Sebuah Kajian Literatur. (Lampung: Wellness and Healthy
Magezine, 2020). Vol 2, No 1.
4
Yuliana. Ibid. Dan Lihat juga Relman, E. Business insider Singapore. Cited Jan 28th 2020. Available on:
https://www.businessinsider.sg/deadly-china-wuhan-virusspreading- human-to-humanofficials-confirm-2020-
1/?r=US&IR=T yang diakses 09 April 2020
5
Yuliana. Ibid. Lihat: Channel News Asia. Wuhan virus outbreak: 15 medical workers infected, 1 in critical
condition. Cited Jan 28th 2020. https://www.channelnewsasia.com/news/asia/wuhanpneumonia-outbreak-
health-workerscoronavirus-12294212.
6
Coronavirus COVID-19 Global Cases. Johns Hopkins University dan Coronavirus Update (Live): 307, 627
Cases and 13.050 Deaths from COVID-19 Virus Outbreak - Worldometer. www.worldometers.info. yang
diakses pada tanggal 09 April 2020

1
Maret 2020, angka mortalitas di seluruh dunia 2,3% sedangkan khusus di kota Wuhan adalah
4,9%, dan di provinsi Hubei 3,1%. Angka ini diprovinsi lain di Tiongkok adalah 0,16%.8,9
Berdasarkan penelitian terhadap 41 pasien pertama di Wuhan terdapat 6 orang meninggal (5
orang pasien di ICU dan 1 orang pasien non-ICU). Kasus kematian banyak pada orang tua
dan dengan penyakit penyerta. Kasus kematian pertama pasien lelaki usia 61 tahun dengan
penyakit penyerta tumor intraabdomen dan kelainan di liver7.
Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka kematian mencapai 3.087
atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang. Terbukti pasien konfrimasi Covid-19 di
Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta dimana penderita kontak dengan seorang warga
negara asing (WNA) asal jepang yang tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut
penderita mengeluhkan demam, batuk dan sesak napas8.
Informasi dari kompas pada 19/03/2020 kasus positif COVID-19 berjumlah 130 orang
dengan 1.285 kasus. Dari pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh itu berjumlah lima
orang dan yang dinyatakan negatif enam puluh empat orang. Sementara ini pasien sebanyak
114 orang meninggal dunia. Jumlah itu bertambah dua belas orang sebelum hari ini.
Sedangkan liputan 6 mengabarkan kasus positif COVID-19 di kota bekasi 20, Kab. Bogor 6,
Kota Depok 15, Kota Bandung 10, Kab. Bekasi 9, Kota Bogor 7, kota Cimahi 6, Kab.
Bandung 3, Kab. Bandung Barat 1, Kab. Cirebon 1, Kab. Kuningan 1, Kab. Majalengka 1,
Kab. Purwakarta 1, Kab. Sukabumi 1, dan Kab. Tasikmalaya 1. Pasien yang dinyatakan
sembuh bertambah satu orang, sehingga total sembuh menjadi 6 orang perhari yang berasal
dari kota Depok 3, Kota Bandung 2 dan Kab. Purwakarta 1. Adapun korban COVID 19
menjadi 17 orang. ODP total berjumlah 5.419 dengan rincian 1.515 selesai pemantauan dan
3.904 masih dalam proses. PDP mencapai total 664 orang. 147 orang diantaranya selesai
pengawasan dan 517 masih dalam pengawasan.
Menurut pikobar.jabarprov.go.id yang diakses pada tanggal 09 April 2020, menyajikan
data di Jawa Barat Positif Covid-19 sebanyak 366 dari interval Nasional sebanyak 2956,
pasien sembuh 17 orang dari 222 interval Nasional, dan meninggal 35 orang dari 240 orang.
Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 17581 dengan persentase 62.25%,
selesai ODP 9362 dengan persentase 34.75% selesai pemantauan, dan total ODP 26943, serta
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumalah 1301 orang dengan persentase 62.22% proses
pengawasan, 790 dengan persentase 37.78% selesai pengawasan, dan Total 2091 orang9.
Berikut ini tabel Covid-19 Jawa barat

Tabel Covid-19 Jawa Barat


NO Kota/Kabupaten ODP PDP Positif-Aktif Positif Sembuh Meninggal
1 Kota Bandung 621 143 50 5 12
2 Kota Depok 1948 500 38 7 2
3 Kota Bekasi 435 228 37 0 1
4 Kota Bogor 418 40 36 0 6
5 Kabupaten Bekasi 737 109 23 3 3
6 Kabupaten Bogor 146 55 23 1 3
7 Kabupaten Bandung 496 22 10 0 2

7
Yuliana. Loc. Cit.
8
Yuliana. Ibid.
9
Pikobar.jabarprov.go.id yang diakses pada 09 April 2020

2
8 Kabupaten Karawang 1075 29 8 0 0
9 Kota Cimahi 328 14 8 0 3
10 Kabupaten Bandung Barat 150 8 7 0 2
11 Kabupaten Purwakarta 206 9 4 1 0
12 Kabupaten Cirebon 51 12 2 0 0
13 Kabupaten Garut 1066 14 2 0 0
14 Kabupaten Kuningan 130 13 2 0 1
15 Kabupaten Sukabumi 2629 41 2 0 0
16 Kabupaten Sumedang 283 10 2 0 0
17 Kota Tasikmalaya 537 3 2 0 0
18 Kabupaten Ciamis 981 5 1 0 0
19 Kabupaten Indramayu 294 12 1 0 0
20 Kabupaten Majalengka 182 2 1 0 0
21 Kabupaten Subang 3560 2 1 0 0
22 Kota Banjar 180 14 1 0 0
23 Kota Sukabumi 63 5 1 0 0
24 Kabupaten Cianjur 10 3 0 0 0
25 Kabupaten Pangandaran 193 0 0 0 0
26 Kabupaten Tasikmalaya 757 5 0 0 0
27 Kota Cirebon 105 3 0 0 0
Data Statistik Jawa Barat
Diolah April 2020 oleh Pikobar Jabar

Adapun seluk beluk dari COVID-19 ialah sebagai berikut:


1. Jenis Virus
Coronavirus ialah virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Struktur coronavirus
membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S
atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur
utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus
kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang). Coronavirus bersifat
sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan desinfektan mengandung klorin,
pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen
non-ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam
menonaktifkan virus10.
2. Manifestasi Klinis
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis
utama yang muncul yaitu demam (suhu > 380 C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu
dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare
dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis
metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam
beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai
dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam

10
Yuliana. Loc. Cit.

3
kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak
spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri
tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa
pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi
tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam
dan gejala relatif ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi
diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak ada tanda
pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau
susah bernapas.
c. Pneumonia berat
Pada pasien dewasa gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran
napas dan Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x permenit), distress
pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien11.
Dampak Coronavirus di Negara Indonesia menembus beberapa dimensi, diantaranya
sebagai berikut:
1. Dampak pada Ekonomi Negara
Ekonomi global dapat menyusut hingga satu persen pada 2020 karena pandemi Virus
Corona baru atau COVID-19, dan dapat berkontraksi lebih jauh jika pembatasan kegiatan
ekonomi diperpanjang tanpa respons fiskal memadai. Pengarahan UN-DESA menemukan
bahwa jutaan pekerja berisiko kehilangan pekerjaan ketika hampir 100 negara menutup
perbatasan nasional mereka. Itu bisa berarti kontraksi ekonomi global 0,9% pada akhir 2020,
atau bahkan lebih tinggi jika pemerintah gagal memberikan dukungan pendapatan dan
membantu meningkatkan belanja konsumen12.
Penguncian di Eropa dan Amerika Utara memukul sektor jasa dengan keras, terutama
industri yang melibatkan interaksi fisik seperti perdagangan ritel, rekreasi dan perhotelan dan
transportasi. Secara kolektif, industri-industri semacam itu mencakup lebih dari seperempat
dari semua pekerjaan di negara tersebut. Ketika bisnis kehilangan pendapatan, pengangguran
cenderung meningkat tajam, maka akan mengubah guncangan sisi penawaran menjadi
guncangan sisi permintaan yang lebih luas bagi perekonomian. Tingkat keparahan dampak
akan sangat tergantung pada durasi pembatasan pada pergerakan orang dan kegiatan ekonomi
serta pada skala dan kemanjuran respons oleh otoritas-otoritas keuangan nasional13.
Analisis ini juga memperingatkan bahwa efek buruk dari pembatasan ekonomi yang
berkepanjangan di negara maju akan segera menyebar ke negara-negara berkembang melalui
jalur perdagangan dan investasi. Penurunan tajam dalam pengeluaran konsumen di Uni Eropa
dan Amerika Serikat akan mengurangi impor barang-barang konsumsi dari negara-negara
berkembang. Negara-negara berkembang, terutama yang bergantung pada pariwisata dan
ekspor komoditas, menghadapi risiko ekonomi yang meningkat. Produksi manufaktur global

11
Yuliana. Ibid.
12
https://www.suarasurabaya.net/ekonomibisnis/2020/dampak-covid-19-terhadap-ekonomi-global-2020/ yang
diakses pada tanggal 09 April 2020
13
Ibid

4
dapat berkontraksi secara signifikan, dan jumlah pelancong yang anjlok kemungkinan akan
merusak sektor pariwisata di negara-negara berkembang pulau kecil, yang mempekerjakan
jutaan pekerja berketerampilan rendah14.
Di negara ini dengan adanya Covid-19, Indonesia cukup terhantam keras. Tidak hanya
kesehatan manusia, virus ini juga mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh dunia. Komite
Stabilitas Sektor Keuangan, Menurut Sri mulyani, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
skenario terburuk minus 0,4% berdasarkan assessment yang tadi kita lihat, BI, OJK, dan LPS.
Hal ini disebabkan karena kondisi ini berimbas pada menurunnya konsumsi rumah tangga
yang diperkirakan 3,2% hingga 1,2%. Lebih dari itu, investasi merosot tajam. Sebelumnya,
pemerintah cukup optimistis bahwa investasi akan tumbuh 6%, tapi, dengan adanya COVID-
19, diprediksi investasi akan merosot ke level 1% atau terburuk bisa mencapai minus 4%.
Ekspor diperkirakan terkoreksi lebih dalam karena pertumbuhannya negatif. Begitupun juga
dengan impor yang, menurut Ani, juga akan tetap negatif pertumbuhannya.
Sektor UMKM adalah sektor yang paling pertama terdampak wabah COVID-19.
Berkaca pada krisis tahun 1998, sektor ini cenderung aman, tapi sekarang situasinya berbeda.
Tahun 97-98 UMKM masih resilience, karena ini, UMKM terpukul paling depan karena
ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh seluruh masyarakat. Pemerintah sudah mengeluarkan
berbagai kebijakan, dengan pemberian stimulus kepada masyarakat yang terdampak. Hal ini
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo.
Dalam Perppu ini, salah satu stimulusnya adalah jaring pengaman sosial yang diperuntukkan
bagi masyarakat yang tidak mampu.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi melemah hingga Rp
20.000 per dolar AS akibat wabah COVID-19. Untuk perkiraan moderatnya berada di kisaran
Rp17.500 per dolar AS. Hal ini menjadi bagian dari salah satu skenario asumsi makro 2020
yang seluruhnya mengalami perubahan, seperti pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 2,3
persen hingga minus 0,4 persen. Selain itu, inflasi 5,1 persen serta harga minyak mentah
Indonesia yang anjlok menjadi USD 31 per barel. Meskipun asumsi makro kali ini begitu
menakutkan, pemerintah tidak akan membuat hal itu terlaksana. Patokan jangan sampai
skenario terburuk itu terjadi. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menegaskan, pihaknya
tidak akan membiarkan skenario nilai tukar rupiah Rp20.000 per dolar AS terjadi.
2. Dampak pada Pendidikan
Pandemi telah mempengaruhi sistem pendidikan di seluruh dunia, yang mengarah ke
penutupan sekolah dan universitas secara luas. Data UNESCO pada tanggal 25 Maret,
penutupan lembaga pendidikan karena COVID-19 secara nasional di 165 negara. Termasuk
penutupan lokal yang mempengaruhi lebih dari 1,5 miliar siswa di seluruh dunia, terhitung
87% dari siswa yang terdaftar15. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI merespons
pandemi virus yang telah meluas. Lewat Surat Edaran No 3 Tahun 2020, Kemendikbud,
mengeluarkan 18 poin imbauan kepada para satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Kemendikbud mengimbau kepada pihak satuan pendidikan untuk menyediakan sarana awal
pencegahan virus corona. Pihak satuan pendidikan diminta menyediakan sarana untuk cuci
tangan, alat pembersih sekali pakai dan optimalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan
sekarang karena adanya anjuran-anjuran dari pemerintah setiap siswa/I dan Mahasiswa
melakukan kebijakan seperti kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online.

14
Ibid
15
"COVID-19 Gangguan Pendidikan dan Respon" . UNESCO yang diakses pada tanggal 09 April 2020

Anda mungkin juga menyukai