Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN


KEMENTRIAN KESEHATAN RI

Disusun Oleh:

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1. Septi Eka Novela (1715301007)


2. Yulita Octaviani (1715301021)
3. Nisyasita Valinda (1715301026)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


PRODI D IV KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah Statistik Terapan
tentang “Kerangka Regulasi Dan Kerangka Kelembagaan Kementrian Kesehatan
RI”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang “Kerangka Regulasi Dan Kerangka
Kelembagaan Kementrian Kesehatan RI”.
.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat demi masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah ini bisa berguna untuk kedepannya, dan jika ada kata-kata yang
kurang berkenan kami mohon maaf. Terimakasih

Bandar Lampung, 23 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Regulasi.............................................................................................3
2.2 Kerangka Kelembagaan.....................................................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

Soal .......................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Pembangunan kesehatan adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok
RPJMN 2015-2019 adalah: 1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan
anak; 2) meningkatnya pengendalian penyakit; 3) meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan; 4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
Kesehatan, 5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin;
serta 6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar
paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat;
2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan
akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan
nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali
mutu dan kendali biaya.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kerangka regulasi Kementrian Kesehatan RI ?
b. Bagaimana kerangka kelembagaan Kementrian Kesehatan RI ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui kerangka regulasi Kementrian Kesehatan RI
b. Mengetahui kerangka kelembagaan Kementrian Kesehatan RI

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Regulasi
a. Definisi Regulasi
Regulasi adalah konsep abstrak pengelolaan sistem yang kompleks sesuai
dengan seperangkat aturan dan tren.Dalam teori sistem, jenis aturan ini ada
di berbagai bidang biologi dan masyarakat, tetapi istilah ini memiliki
makna yang sedikit berbeda sesuai dengan konteksnya. Sebagai contoh:
 Dalam biologi, regulasi gen dan regulasi metabolisme memungkinkan
organisme hidup beradaptasi dengan lingkungannya dan
mempertahankan homeostasis;
 Dalam pemerintahan, biasanya peraturan berarti ketentuan perundang-
undangan yang didelegasikan yang dirancang oleh para ahli masalah
untuk menegakkan peraturan utama;
 Dalam bisnis, regulasi mandiri industri terjadi melalui organisasi
regulasi mandiri dan asosiasi perdagangan yang memungkinkan
industri untuk menetapkan dan menegakkan aturan dengan keterlibatan
pemerintah yang lebih sedikit; dan,
 Dalam psikologi, teori pengaturan diri adalah studi tentang bagaimana
individu mengatur pikiran dan perilaku mereka untuk mencapai tujuan

Peran penting regulasi adalah untuk menjadi pedoman bagi para karyawan
dalam beraktivitas pada sebuah perusahaan. Akan sangat rancu jika sebuah
perusahaan tidak memiliki peraturan sama sekali. Inilah yang kemudian
mendasari lahirnya sebuah regulasi dalam perusahaan.Perusahaan yang
memiliki regulasi juga membuktikan kemandiriannya dalam pengelolaan
sumber dayanya.
Kredibilitas sebuah perusahaan akan sangat dipertanyakan apabila tidak
memiliki regulasi sendiri. Selain itu untuk menunjang setiap aktivitas yang
dilakukan didalam perusahaan tersebut maka dibutuhkanlah sebuah
peraturan.Jadi dibentuknya regulassi bukan sekedar untuk menjadi
pedoman saja.

3
Tapi regulasi adalah bukti jelas dari kredibilitas sebuah
perusahaan.Semakin layak sebuah perusahaan maka disana pasti telah
berlaku regulasi yang dapat mengatur seisinya.Makna regulasi memang
bisa disamakan dengan peraturan yang berlaku pada perusahaan. Untuk itu
mari kita lebih mendalami mengenai regulasi ini agar bisa menerapkannya
dengan baik
b. Regulasi Adalah Pembentuk Lingkungan Kerja
Sebuah regulasi memang tidak harus mengikat.Tapi harus bisa
memberikan efek jera ketika pihak yang terlibat melanggarnya.Tujuan
utama dibuatnya sebuah peraturan adalah untuk memperlancar manajemen
dari perusahaan ataupun instansi negeri.Maka sudah pasti regulasi
memiliki punishment ketika terjadi sebuah pelanggaran.
Peraturan atau regulasi adalah jalan tengah untuk membuat suasana
perusahaan menjadi kondusif.Pembuatan regulasi juga sudah diatur pada
pasal 1 angka 20 UU nomor 13 Tahun 2003.Menurut UU tersebut sebuah
regulasi adalah peraturan yang dibuat oleh perusahaan.Tentang bagaimana
seharusnya tindakan seorang karyawan.
Peraturan tersebut haruslah tertulis.Jadi tidak hanya disampaikan dari
mulut ke mulut.Perlu diingat bahwa regulasi juga harus sejalan dengan
setiap peraturan yang berlaku di pemerintahan. Ketika regulasi sudah
terlalu berlebihan maka sang pencipta peraturan ini bisa dituntut. Serta
regulasi perusahaan tersebut bisa dicabut berdasarkan penyalahgunaan
otoritas.
Regulasi adalah peraturan yang menjelaskan setiap hal wajib dan larangan
dalam perusahaan.Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang
karyawan harus berdasarkan regulasi. Sehingga akan terbentuk sebuah
lingkungan kerja yang akan membuat perusahaan lebih berkembang.
Tentu saja penentuan regulasi ini tidak boleh semena-mena.Untuk
pembuatannya saja pengusaha harus mendengarkan setiap aspirasi dari
berbagai pegawai.Maka tidak heran jika regulasi bisa berubah dan
diamanden begitu saja setelah terjadi kesepakatan didalam perusahaan
tersebut.

4
Karena nilainya tidak sebaku UU ataupun peraturan pemerintah
lainnya.Regulasi adalah peraturan yang mengikat dalam lingkungan
perusahaan.Jadi masih ada celah dan kesempatan untuknya
berkembang.Pembuatan regulasi juga harus berdasarkan kepada
perkembangan zaman yang terjadi. Sehingga perusahaan tidak akan
direpotkan.
c. Pembuatan Regulasi Adalah Hal Kompleks
Pengusaha tidak bisa begitu saja membuat regulasi didalam sebuah
perusahaan.Karena regulasi adalah sebuah peraturan yang cukup kompleks
terkait hak dan kewajiban dari para karyawan.Setelah peraturan ditetapkan
maka seluruh karyawan harus mematuhinya dengan baik.
Regulasi harus sesuai dengan UU ketenagakerjaan Nomor 13 tahun
2003.Didalam UU tersebut telah mengatur batas-batasan yang bisa dibuat
oleh perusahaan.Penentuan skala prioritas perusahaan dalam membuat hak
dan kewajiban pegawaipun sudah diatur disana.
Tujuan pemerintah membuat peraturan induk UU ketenagakerjaan adalah
untuk mencegah regulasi yang dapat merugikan para karyawan.jadi para
karyawan bisa dengan tenang mendaftar ke setiap perusahaan dengan
adanya UU tersebut. Mengingat bahwa regulasi adalah hal yang akan
mengikat para karyawan didalam sebuah perusahaan.
Selanjutnya dalam menentukan sebuah regulasi perusahaan harus sudah
benar-benar paham tentang konsekuensi yang akan muncul. Kenapa
perusahaan harus mempertimbangkan konsekuensi?. Karena tanggapan
dari regulasi yang berlaku pasti akan beragam.
Contohnya saja ketika diberlakukan regulasi. Tapi ada karyawan yang
melanggar maka perusahaan harus menindak lanjutiny dengan sebuah
punishment seperti pemotongan gaji ataupun pemberian surat peringatan.
Jadi dibuatnya regulasi akan diiringi sejumlah punishment yang akan
diterima ketika ada pelanggaran. Dengan begini regulasi akan bisa tegak
dengan mudah.
Hal utama dalam pembentukan regulasi di perusahaan adalah dengan
membuat sebuah tim khusus. Tim ini harus paham dengan setiap

5
konsekuensi yang akan terjadi. Serta yang lebih penting memahami UU
ketenagakerjaan di Negara Indonesia. Sehingga regulasi adalah sebuah hal
yang akan memacu perusahaan untuk terus maju dan berkembang.

d. Kerangka Regulasi Kemenkes RI


Dalam pelaksanaan Program Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
dan kegiatan-kegiatan yang berada pada unit esselon II dapat berjalan
dengan baik, selain di dukung dengan kerangka pendanaan, perlu
didukung dengan kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan yang
mendukung pelaksanaan program dan kegiatan. Perubahan dan
penyusunan regulasi disesuaikan dengan tantangan global, regional dan
nasional. Kerangka regulasi diarahkan untuk:
1. Penyediaan regulasi dari turunan UndangUndang yang terkait
dengan kesehatan
2. Meningkatkan pemerataan sumber daya manusia kesehatan
3. Pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan
4. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
berwawasasn kesehatan
5. Penguatan kemandirian obat dan alkes
6. Penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional yang lebih bermutu
7. Penguatan peran pemerintah di era desentralisasi
8. Peningkatan pembiayaan kesehatan.

2.2 Kerangka Kelembagaan


a. Definisi Kelembagaan
Menurut Veblen, kelembagaan adalah sekumpulan norma dan kondisi-
kondisi ideal (sebagai subyek dari perubahan dramatis) yang direproduksi
secara kurang sempurna melalui kebiasaan pada masing-masing generasi
individu berikutnya (Yustika: 2013: 43). Dengan demikiankelembagaan
berperan sebagai stimulus dan petunjuk terhadap perilaku individu. Dalam
hal ini, keinginan individu (individual preferences) bukanlah faktor
penyebab fundamental dalam pengambilan keputusan, sehingga pada
posisi ini tidak ada tempat untuk memulai suatu teori.

6
Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan dalam
organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar
dapat berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (Ruttan dan Hayami: 1984 dalam repository UMY).
Menurut pandangan ahli kelembagaan rentang alternatif
manusiaditentukan melalui struktur kelembagaan.Kelembagaan hadir di
masyarakatkarena kondisi masyarakat dipenuhi oleh berbagai aturan,
untuk mengaturperilaku manusia maka kelembagaan sebagai media atau
wadah dalam membentuk pola-pola yang telah mempunyai kekuatan yang
tetap dan aktivitas guna memenuhi kebutuhan harus dijalankan melalui
pola yang ada di kelembagaan. Melalui kelembagaan yang dibuat untuk
mengatur terhadap 13 pola perilaku dan pemenuhan kebutuhan manusia,
maka keberadaan kelembagaan akan memberikan kontribusi bagi
kehidupan masyarakat.
b. Mekanisme Kelembagaan
Mekanisme kelembagaan adalah tata kelembagaan dalam keadaan
bekerjaatau bergerak.Oleh karena itu mekenisme kelembagaan bersifat
dinamis, sedangtata kelembagaan bersifat statis. Tata kelembagaan terdiri
dari (Purwaka 2008):
1. Kapasitas potensial (potensial capasity), yaitu kemampuan potensial
dari tata kelembagaan yang harus dipenuhi menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk dapat mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan.
Kapasitas potensial mencangkup:
 Perumusan landasan hukum yang terdiri dari peraturan
perundangundangan yang diberlakukan sebagai aturan main
kelembagaan
 Penetapan tujuan, perumusan strategi, untuk mencapai tujuan,
dan perumusan pedoman untuk melaksanakan strategi, serta
perumusan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan dari unsur-
unsur kelembagaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku

7
 Penempatan sejumlah sumberdaya manusia yang berkualitas
untuk mencapai tujuan yang dibutuhkan sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku; danPenempatan sumberdaya
yang berkualitas untuk mencapai tujuan yang dibutuhkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Daya dukung (carrying capacity), yaitu kemampuan tata kelembagaan
untuk mendukung suatu aktivitas tertentu dalam rangka mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan. Daya dukung kelembagaan meliputi:
 Upaya penafsiran dan penalaran terhadap utaian tugas pokok dan
fungsi, dan landasan hukum kelembagaan yang berlaku, serta
usaha pemberian argumentasi yang rasional terhadap hasil
penafsiran dan penalaran tersebut
 Penempatan sejumlah sumberdaya manusia sesuai dengan
kualifikasi berdasarkan hasil penafsiran, penalaran dan
pemberiakn argumentasi yang rasional
 Penempatan sejumlah sumberdaya buatan sesuai dengan
kualifikasi berdasarkan hasil penafsiran, penalaran dan
pemberiakn argumentasi yang rasional
 Pemberian beban tugas pokok dan fungsi sesuai dengan
kapasitas terpasang atau kapasitas sumberdaya manusia dan
sumberdaya buatan yang ditempatkan, serta tujuan yang ingin
dicapai.
3. Daya tampung (absorptive capasity), yaitu kemampuan menyerap
dan/atau mengantisipasi setiap perubahan lingkungan yang
terjadi tanpa harus mengubah jati diri kelembagaan yang sudah ada.
Daya tampung disebut juga daya lentur kelembagaan meliputi:
 Upaya penafsiran dan penalaran terhadap perubaha lingkungan
yang terjadi, serta pemberian argumentasi yang rasioanal
terhadap hasil penafsiran dan penalaran tersebut
 Upaya penyerasian, penyelarasan dan penyesuaian antara
kondisi kelembagaan yang ada (existing condition) dan
perubahan lingkungan kelembagaan.

8
c. Kapasitas dalam Tata Kelembagaan
Menurut Purwaka (2008) kapasitas yang harus ada dalam tata
kelembagaanharus dituangkan dalam wujud sebagai berikut:
1. Visi, misi, tujuan dan objek
2. Bentuk lembaga
3. Struktur organisasi
4. Uraian tugas pokok dan fungsi
5. Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang diperlukan
6. Kualitas dan kuantitas sumberdaya buatan yang diperlukan.

Keberlanjutan suatu kegiatan yang mensyaratkan pentingnya


partisipasibanyak pihak, mutlak memerlukan kerangka hukum (legal
framework), agarsegala sesuatunya berjalan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan. Berkaitandengan kerangka hukum, perlu diperhatikan
pentingnya struktur hukum (legalstructure), pelaksanaan mandat hukum
(legal mendate) dan penegakan hokum(legal enforcement) (Purwaka
2008).
d. Kerangka Kelembagaan Kemenkes RI
Desain organisasi yang dibentuk memperhatikan mandat konstitusi dan
berbagai peraturan perundang-undangan, perkembangan dan tantangan
lingkungan strategis di bidang pembangunan kesehatan, Sistem Kesehatan
Nasional, pergeseran dalam wacana pengelolaan kepemerintahan
(governance issues), kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, dan
prinsip reformasi birokrasi (penataan kelembagaan yang efektif dan
efisien).
Kerangka kelembagaan terdiri dari:
1. Sinkronisasi nomenklatur kelembagaan dengan program Kementerian
Kesehatan
2. Penguatan kebijakan kesehatan untuk mendukung NSPK dan
pengarusutamaan pembangunan berwawasan kesehatan
3. Penguatan pemantauan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi
pembangunan kesehatan

9
4. Penguatan bisnis internal Kementerian Kesehatan yang meliputi
pembenahan SDM Kesehatan, pembenahan manajemen, regulasi dan
informasi kesehatan
5. Penguatan peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
6. Penguatan sinergitas pembangunan kesehatan
7. Penguatan program prioritas pembangunan kesehatan
8. Penapisan teknologi kesehatan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Regulasi adalah konsep abstrak pengelolaan sistem yang kompleks sesuai
dengan seperangkat aturan dan tren. Kelembagaan berasal dari kata lembaga,
yang berarti aturan dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk
membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan yang lain untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan disusun sebagai acuan bagi
semua pihak yang terlibat di lingkungan Sekertariat Jenderal Kementrian
Kesehatan.Kerangka iini diharapkan mampu menjawab tantangan, hambatan,
dinamika dan kebutuhan organisasi dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
penulis meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.Semoga makalah yang
kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.kemkes.go.id/resources/download/RAP%20Unit%20Utama
%202015-2019/1.%20Sekjen.pdf
 https://www.jojonomic.com/blog/regulasi-adalah/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Regulasi
 https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/61019/4/BAB%20II
%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
 http://repository.uin-suska.ac.id/12295/7/7.%20BAB%20II_2018189ADN.pdf
 http://e-journal.uajy.ac.id/445/3/2EP17094.pdf

12
1. Definisi regulasi dalam biologi adalah.....
a. regulasi gen dan regulasi metabolisme memungkinkan
organisme hidup beradaptasi dengan lingkungannya dan
mempertahankan homeostasis
b. biasanya peraturan berarti ketentuan perundang-undangan yang
didelegasikan yang dirancang oleh para ahli masalah untuk
menegakkan peraturan utama
c. regulasi mandiri industri terjadi melalui organisasi regulasi mandiri
dan asosiasi perdagangan yang memungkinkan industri untuk
menetapkan dan menegakkan aturan dengan keterlibatan
pemerintah yang lebih sedikit
d. teori pengaturan diri adalah studi tentang bagaimana individu
mengatur pikiran dan perilaku mereka untuk mencapai tujuan
e. regulasi gen dan regulasi metabolisme memungkinkan organisme
hidup tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan
mempertahankan homeostasis
2. Peran penting regulasi adalah untuk menjadi ...... bagi para karyawan
dalam beraktivitas pada sebuah perusahaan. Isilah titik titik di atas dengan
benar....
a. Pendidikan
b. Aturan
c. Pedoman
d. Peralihan
e. Alat
3. Peraturan atau regulasi adalah jalan tengah untuk membuat suasana
perusahaan menjadi kondusif. Merupakan pasal pembuatan regulasi yang
di atur pada pasal....
a. pasal 1 angka 20 UU nomor 23 Tahun 2003
b. pasal 1 angka 26 UU nomor 13 Tahun 2003
c. pasal 1 angka 20 UU nomor 12 Tahun 2003
d. pasal 1 angka 21 UU nomor 13 Tahun 2003
e. pasal 1 angka 20 UU nomor 13 Tahun 2003

13
4. Hal utama dalam pembentukan regulasi di perusahaan adalah ........
a. dengan membuat sebuah tim khusus
b. dengan membuat sebuah kelompok kelompok khusus
c. dengan membuat sebuah kepala tim khusus
d. dengan membuat sebuah bagan pimpinan khusus
e. dengan membuat sebuah tenaga kerja khusus
5. Kerangka regulasi diarahkan untuk:
9. Penyediaan regulasi dari turunan UndangUndang yang terkait
dengan kesehatan
10. Menurunkan angka pemerataan sumber daya manusia kesehatan
11. Pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan
12. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
berwawasasn kesehatan
13. Penguatan kemandirian obat dan alkes
Pernyataan diatas yang benar,kecuali.........
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
6. Definisi Regulasi dalam pemerintahan yaitu . . . .
a. Regulasi gen dan regulasi metabolisme memungkinkan organisme
hidup beradaptasi dengan lingkungannya dan mempertahankan
homeostasis;
b. biasanya peraturan berarti ketentuan perundang-undangan
yang didelegasikan yang dirancang oleh para ahli masalah
untuk menegakkan peraturan utama
c. egulasi mandiri industri terjadi melalui organisasi regulasi
mandiri dan asosiasi perdagangan yang memungkinkan industri
untuk menetapkan dan menegakkan aturan dengan keterlibatan
pemerintah yang lebih sedikit; dan,

14
d. Teori pengaturan diri adalah studi tentang bagaimana individu
mengatur pikiran dan perilaku mereka untuk mencapai tujuan
e. Regulasi adalah konsep abstrak pengelolaan sistem yang
kompleks sesuai dengan seperangkat aturan dan tren
7. Kerangka regulasi diarahkan untuk, kecuali . . . .
a. Meningkatkan pemerataan sumber daya manusia kesehatan
b. Pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan
c. Penguatan peran pemerintah di era desentralisasi
d. Peningkatan pembiayaan kesehatan
e. Peningkatan gaji tenaga medis

8. Yang dimaksud dengan daya tampung dalam tata kelembagaan adalah . . .


a. kemampuan menyerap dan/atau mengantisipasi setiap
perubahan lingkungan yang terjadi tanpa harus
mengubah jati diri kelembagaan yang sudah ada
b. Upaya penyerasian, penyelarasan dan penyesuaian antara
kondisi kelembagaan yang ada (existing condition) dan
perubahan lingkungan kelembagaan
c. . Yaitu kemampuan tata kelembagaan untuk mendukung suatu
aktivitas tertentu dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan
d. Yaitu kemampuan potensial dari tata kelembagaan yang harus
dipenuhi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan
e. . Penempatan sejumlah sumberdaya manusia yang berkualitas
untuk mencapai tujuan yang dibutuhkan sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku
9. Dalam pelaksanaan Program Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
dan kegiatan-kegiatan yang berada pada unit . . . .
a. Jenderal
b. Mayor
c. Esselon II

15
d. Esselon I
e. Esselon III

10. Wacana pengelolaan kepemerintahan disebut juga dengan . . . .


a. Desentralisasi
b. Governance issues
c. Otonomi daerah
d. Supremasi hukum
e. Power of govermance

11. Yang bukan termasuk dalam kerangka regulasi kemenkes RI adalah


a. Meningkatkan pemerataan sumber daya manusia kesehatan
b. Peningkatan pembiayaan kesehatan
c. Penguatan peran pemerintah di era desentralisasi
d. Penguatan kemandirian obat dan alkes
e.Penurunan pembiayaan kesehatan
12.Kemampuan menyerap dan/atau mengantisipasi setiap perubahan
lingkungan yang terjadi tanpa harus mengubah jati diri kelembagaan yang
sudah ada,disebut
a. Kapasitas potensial
b. Daya dukung (carrying capacity),
c. Daya tampung (absorptive capacity)
d. Upaya penafsiran
e. Upaya penyerasian
13. Menurut Purwaka (2008) kapasitas yang harus ada dalam tata
kelembagaanharus dituangkan dalam wujud sebagai berikut kecuali
a. Bentuk lembaga
b. Uraian tugas pokok dan fungsi
c. Struktur organisasi
d. Visi, misi, tujuan dan objek
e. Penapisan teknologi kesehatan

16
14. Yang dimaksud dengan Daya dukung (carrying capacity) adalah
a. kemampuan tata kelembagaan untuk mendukung suatu aktivitas
tertentu dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Perumusan landasan hukum yang terdiri dari peraturan
perundangundangan yang diberlakukan sebagai aturan main
kelembagaan
c. Penetapan tujuan, perumusan strategi, untuk mencapai tujuan,
dan perumusan pedoman untuk melaksanakan strategi
d. kemampuan menyerap dan/atau mengantisipasi setiap perubahan
lingkungan yang terjadi tanpa harus mengubah jati diri
kelembagaan yang sudah ada
e. Upaya penafsiran dan penalaran terhadap perubaha lingkungan
yang terjadi
15. Yang tidak termasuk dalam Kerangka kelembagaan,yaitu
a. Penguatan peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan
b. Penguatan sinergitas pembangunan kesehatan
c. Kualitas dan kuantitas sumberdaya buatan yang diperlukan
d. Penapisan teknologi kesehatan
e. Penguatan program prioritas pembangunan kesehatan

17

Anda mungkin juga menyukai