DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
1814401105
c. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
jantung, misalnya :
1. Meningkatnya laju metabolisme ( mis : demam, tirotoksikosis )
2. Hipoksia dan anemia yang memerlukan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen
3. Asidosis ( respiratorik atau metabolik ) dan abnormalitas elektrolit dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
C. PATOFISIOLOGI
Jantung yang normal dapat berespons terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk
mempertahankan kardiak output. Ini mungkin meliputi: respons sistem syaraf simpatetik
terhadap baro reseptor atau kemoreseptor, pengencangan dan pelebaran otot jantung
untuk menyesuikan terhadap peningkatan volume, vasokonstyrinksi arteri renal dan
aktivasi sistem renin angiotensin serta respon terhadap serum-serum sodium dan regulasi
ADH dari reabsorbsi cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi di percepat oleh adanya volume darah
sirkulasi yang di pompakan untuk menentang peningkatan resisitensi vaskuler oleh
pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendeka waktu pengisian ventrikel
dan arteri koronaria, menurunnya kardiak ouput menyebabkan berkurangnya oksigenasi
pada miokard.
Peningkatan tekanan dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan
peningkatan tunutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung
iskemik atau kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompa
E. KLASIFIKASI
Gagal jantung menurut New York Heart Association terbagi atas atas 4 kelas
fungsional , yaitu :
Functional Class I ( FC I ) : timbul gejala sesak pada aktivitas fisik berat.
Functional Class II ( FC II ) : timbul gejala sesak pada aktivitas sedang
Functional Class III ( FC III ) : timbul gejala sesak pada aktivitas ringan
Functional Class IV ( FC IV ) : timbul gejala sesak pada aktivitas sangat ringan atau
istirahat.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
Hematologi : Hb, Ht, Leukosit
Elektrolit : K, Na, Cl, Mg
Gangguan fungsi ginjal dan hati : BUN, Creatinin, Urine Lengkap, SGOT, SGPT.
Gula darah
Kolesterol, trigliserida
Analisa Gas Darah
b. Elektrokardiografi, untuk melihat adanya :
Penyakit jantung koroner : iskemik, infark
Pembesaran jantung ( LVH : Left Ventricular Hypertrophy )
Aritmia
Perikarditis
c. Foto Rontgen Thoraks, untuk melihat adanya :
Edema alveolar
Edema interstitiels
Efusi pleura
Pelebaran vena pulmonalis
Pembesaran jantung
d. Echocardiogram
Menggambarkan ruang –ruang dan katup jantung
e. Radionuklir
Mengevaluasi fungsi ventrikel kiri
Mengidentifikasi kelainan fungsi miokard
f. Pemantauan Hemodinamika ( Kateterisasi Arteri Pulmonal Multilumen ) bertujuan untuk
:
Mengetahui tekanan dalam sirkulasi jantung dan paru
Mengetahui saturasi O2 di ruang-ruang jantung
Biopsi endomiokarditis pada kelainan otot jantung
Meneliti elektrofisiologis pada aritmia ventrikel berat recurrent
Mengetahui beratnya lesi katup jantung
Mengidentifikasi penyempitan arteri koroner
Angiografi ventrikel kiri ( identifikasi hipokinetik, aneurisma ventrikel, fungsi
ventrikel kiri )
Arteriografi koroner (identifikasi lokasi stenosis arteri koroner)
3. IMPLEMENTASI
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien.
4. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.
DAFTAR PUSTAKA