Oleh:
AMRI ALDI TANJUNG
0410070110032
Pembimbing :
drg. Fitria Mailiza, Sp. PM.
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui Oleh
Pembimbing
Abstrak
Sialolithiasis adalah penyakit paling umum yang mengenai kelenjar ludah mayor
dan terutama terjadi pada kelenjar submandibular (80-90%), dan berikutnya pada
terdapat batu pada duktus disertai sialadenitis dan sialogram tampak batu yang
besar pada duktus dengan tingkat striktur yang tinggi. Batu pada duktus diambil
penatalaksanaan striktur endoskopi gagal. Kasus ini menjadi sorotan karena batu
pada duktus parotis bersamaan dengan striktur tingkat tinggi jarang terjadi.
berikutnya pada kelenjar parotis (5-20%).1 Biasanya batu yang terdapat pada
lebih banyak masalah, terutama apabila menutup pada dalam duktus disertai
artikel tentang striktur duktus saliva.3 Dalam hal ini batu dan striktur terjadi
LAPORAN KASUS
daerah parotis kanan sejak 6 bulan terakhir, onsetnya berbahaya, bertambah besar
selama makan dan berkurang setelah makan. Terasa sakit sejak 3 hari terakhir,
ukuran 5×4 cm pada sisi kanan wajah area parotis memanjang dari sudut
mandibula bawah hingga sekitar 3 cm di atas tragus. Kulit di atas area yang
bengkak terlihat normal. Tidak ada kenaikan suhu lokal, dan halus. Konsistensi
kelenjar parotis dapat diraba pada pemeriksaan bidigital. Keluar nanah dari duktus
papilla Stenson saat ditekan. Diagnosis sementara yaitu sialadenitis kronis. USG
wilayah parotis menunjukkan fitur sugestif sialadenitis parotis kanan sekunder
dengan batu pada duktur Stenson, batu berukuran 10 mm di ujung distal duktus
aktif. Setelah pasien pulih dilakukan sialogram infeksi aktif dan menunjukkan
fitur sugestif sialolithiasis parotis kanan dengan sialodochitis dan striktur tingkat
tinggi dalam duktus utama (jumlahnya dua, 1 dan 3,5 cm dari orifis duktus).
ukurannya yang besar) dan pasien dirujuk untuk endoskopi striktur. Penatalaksaan
endoskopi gagal karena terdapat beberapa striktur dan karenanya pasien menjalani
PEMBAHASAN
(dalam rentang waktu tertentu) dan ketidaknyamanan meningkat saat makan dan
berkurang setelah makan.4 Diagnosis banding batu saliva meliputi infeksi (bakteri
duktus, dan dapat menunjukkan adanya kerusakan berupa obstruksi duktus dan
stenosis duktus. Gambaran batu pada USG berupa struktur echogenik putih
dengan perubahan inflamasi kelenjar saliva.4 Striktur dapat berupa striktur tunggal
atau titik, atau striktur multiple pada tiap titik di sepanjang duktus saliva, yang
melibatkan satu atau lebih kelenjar mayor. Patologi striktur tidak jelas tetapi
minimal.
Pemilihan teknik mana yang akan digunakan tergantung pada ukuran batu,
intervensi bedah, terutama apabila obstruksi dekat dengan kelenjar dan ada batu
terhidrasi dengan baik dan harus mencoba mempertahankan aliran saliva yang
konsisten, yang dapat mengeluarkan debris dari duktus, seperti serpihan batu yang
terbukti sebagai penatalaksanaan yang aman dan efektif tetapi tampaknya tidak
digunakan secara luas. Dalam kasus ini, penulis mengekstraksi batu dengan
pendekatan bedah intra-oral karena ukuran batu besar (1 cm) dan dekat papilla.
Endoscopic balloon dilatation dapat gagal akibat striktur multiple dan karenanya
tidak ada mengalami gejala dan tanda-tanda cedera nervus fasial. Komplikasi
KESIMPULAN
Sialolithiasis adalah entitas langka pada kelenjar parotis dan biasanya melibatkan
REFERENSI
1. Guastaldi FP, da Silva JS, Troulis MJ, Lahey E. Surgical retrieval of parotid
stones. Atlas Oral Maxillofacial Surg Clin North Am. 2018;26(2):105- 10.
2. Samani M, Hills AJ, Holden AM, Man CB, McGurk M. Minimally-invasive
surgery in the management of symptomatic parotid stones. Br J Oral
Maxillofacial Surg. 2016;54(4):438-42.
3. Ngu RK, Brown JE, Whaites EJ, Drage NA, Ng SY, Makdissi J. Salivary
duct strictures: nature and incidence in benign salivary obstruction.
Dentomaxillofacial Radiol. 2007;36(2):63-7.
4. Moghe S, Pillai A, Thomas S, Nair PP. Parotid sialolithiasis. Case Rep.
2012;20:12-8.
5. Jackson EM, Walvekar RR. Surgical techniques for the management of
parotid salivary duct strictures. Atlas Oral Maxillofacial Surg Clin North Am.
2018;26(2):93-8.
6. Nahlieli O. Complications of traditional and modern therapeutic salivary
approaches. Acta Otorhino Laryngologica Italica. 2017;37(2):142.