Pendahuluan
Sejak era antibiotik modern dimulai tahun 1936 telah banyak penyakit infeksi
yang dapat diatasi, sehingga mortalitas menurun tajam. Obat yang digunakan
secara luas untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba yang terdiri atas
antibiotika, antivirus, antijamur, dan antiparasit. Diantara keempat obat tersebut,
antibiotika adalah yang terbanyak digunakan. Berbagai penelitian menyimpulkan
bahwa sekitar 40-62% antibiotika digunakan pada penyakit yang tidak
memerlukan antibiotika. Penggunaan antibiotika bukan tanpa akibat, terutama bila
tidak digunakan secara bijak (Darmadi, 2008).
Intensitas penggunaan antibiotika yang tinggi menimbulkan berbagai masalah
baik masalah kesehatan maupun masalah pengeluaran yang tinggi. Masalah
kesehatan yang dapat timbul akibat penggunaan antibiotika tidak rasional adalah
resistensi bakteri terhadap antibiotika, yang mempersulit penanganan penyakit
infeksi karena bakteri. Resistensi tidak hanya terjadi terhadap satu antibiotika
melainkan dapat terjadi terhadap berbagai jenis antibiotika sekaligus, seperti
bakteri MRSA (Methycillin Resistant Staphylococcus Aureus), ESBL (Extended
Strain Beta Lactamase). Kesulitan penanganan akibat resistensi bakteri terhadap
berbagai antibiotika selanjutnya berakibat meningkatnya morbiditas dan
mortalitas (Permenkes RI., 2011).
Penggunaan antijamur juga meningkat terutama pada pasien defisiensi imun
dan akibat pemberian antibiotika lama. Penggunaan antijamur yang berlebihan
dan tanpa indikasi selanjutnya juga akan berakibat terjadi resistensi terhadap
jamur terutama golongan candida. Antivirus dan antiparasit lebih jarang
digunakan tetapi tetap perlu dibuat pedoman penggunaannya dengan baik.
Pemilihan Antibiotik
Pemilihan antibiotik yang tepat harus diawali dengan upaya diagnostik yang
akurat serta tujuan pengobatan yang lebih spesifik. Dalam penanganan penyakit
infeksi, faktor mikrobiologi serta aspek farmakologik obat sangat penting.
Pemakaian antibiotik yang hanya didasarkan adanya demam sebagai tanda infeksi
sangat tidak rasional dan potensial dapat membahayakan pasien.
Pemilihan antibiotik harus didasarkan atas spektrum antibiotik, efektivitas
klinik, keamanan, kenyamanan dan cocok tidaknya obat yang dipilih untuk pasien
bersangkutan, biaya atau harga obat, serta potensi untuk timbulnya resistensi dan
risiko superinfeksi. Di atas segalanya pemilihan perlu didasarkan atas bukti klinis
hasil-hasil penelitian (evidence base), karena hasil uji kepekaan invitro saja tidak
cukup untuk menjamin keberhasilan klinis. Secara umum, antibiotik digunakan
dalam tiga cara yaitu sebagai terapi empiris, terapi definitif dan sebagai profilaksis
atau pengobatan preventif (Permenkes RI., 2011).
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotik yang bersifat menghambat
pertumbuhan bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik (contohnya
sulfonamid, trimetroprim, kloramfenikol, tetrasiklin, linkomisin dan klindamisin)
dan ada yang bersifat membunuh bakteri, dikenal sebagai aktivitas bakterisid
(contohnya penisilin, sefalosporin, streptomisn, neomisin, kanamisin, gentamisin
dan basitrasin). Pada kondisi immunocompromised (misalnya pada pasien
neutropenia) atau infeksi dilokasi yang terlindung (misalnya pada cairan
cerebrospinal), maka antibiotik bakterisid harus digunakan (Kemenkes, 2011).
Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
atau membunuhnya, masing–masing dikenal sebagai kadar hambat minimal
(KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM). Antibiotik tertentu aktivitasnya dapat
meningkat dari bakteriostatik menjadi 18 bakterisid bila kadar antimikrobanya
ditingkatkan melebihi KHM (Tanu, 2008).
Berdasarkan spektrum kerjanya, antibiotik terbagi atas dua kelompok besar,
yaitu antibiotik dengan aktivitas spektrum luas (broadspectrum) dan aktivitas
spektrum sempit (narrow spectrum) (Kasper et. al., 2005, Setiabudy, 2011).
1. Antibiotik spektrum luas (broad-spectrum) Spektrum luas, bekerja terhadap
lebih banyak bakteri, baik gram negatif maupun gram positif serta jamur.
Contohnya: tetrasiklin dan kloramfenikol.
2. Antibiotik spektrum sempit (narrow spectrum) Antbiotik spektrum sempit
bekerja terhadap beberapa jenis bakteri saja. Contohnya: penisilin hanya
bekerja terhadap bakteri gram positif dan gentamisin hanya bekerja terhadap
bakteri gram negatif.
Archer, GL., Polk RE., 2008. Approach to Therapy for Bacterial Disease.
Harrison’s Principles of Internal Medicine, Editors : Kasper DL, Braunwald
E, Fauci AS et al, 16th edition. McGraw Hill Companies Inc, New York, pp.
360-365.
Avenia N, Sanguinetti A, Cirrochi R. Et al. Antibiotic Prophylaxis in thyroid
surgery: a prelimanary multicentric Italian experience. Annal of Surgical
Innovaton and Research. 3:10. 1-6. 2009.
Brunton L, Parker K, Blumenthal D, Buxton I. (Eds). Goodman and Gilman’s
manual of pharmacology and therapeutics. USA: Mc-Graw Hill, 2008.
Cunha, BA., Schoch, PE., Bottone, EJ., 2010. Overview of Antimicrobial Therapy.
Antibiotics Essentials, Editor : Cunha BA, 9th edition. Physicians’ Press
Sudbury, Massachusetts, pp 1-16.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta:
Salemba Medika.
International Federation of Infection Control (IFIC)., 2010. Principles of Antibiotic
Policy in Infection Control : Basic Concepts and Practice. 2nd edition.
Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. 2015.
Harrison's Principles of Internal Medicine. 19th ed. New York: McGrawHill
Medical Publishing Division.
Katzung, BG. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10, diterjemahkan oleh.
Nugroho AW, Rendy L dan Dwijayanthi L. Jakarta: EGC.
Kurniawan, A. 2012. Penggunaan Antibiotik pada Profilaksis. Diakses di
http://pharmacistnewbie
Lloyd W., Palmer B., 2010. Antibiotic Prescribing Policy. Royal United Hospital
Bath (RUH).
Medscape.org. (2018). Medscape Log In. [online] Available at:
https://www.medscape.org/viewarticle/767071 [Accessed 7 Agustus. 2020].
PERMENKES RI NOMOR 2406/MENKES/PER/XII/2011. Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Depkes RI.
Tanu, Ian. (2008). Farmakologi dan Terapi (5th ed). Jakarta: FKUI.
Tim PPRA KEMENKES RI., 2010. Pedoman Penggunaan Antibiotik (Antibiotic
Guideline). Lokakarya Nasional ke-3, Bandung 19-21 April 2010.