Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SISTEM ENDOKRIN DAN METABOLISME

OLEH

NAMA : RUSLAN
NIM : 10542012009
KELOMPOK :A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat


dan Karunia-Nya, sertasalam dan shalawat kepada Rasulullah
Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum “Biokiomia” sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikanTugas di sistem Endokrin dan Metabolisme.
Selama persiapan dan penyusunan referat ini rampung, penulis
mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan,
saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat
terselesaikan.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan referat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan penulisan yang serupa dimasa yang akan
datang. Saya berharap sekiranya Laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Aamiin

Makassar, 19 Mei 2016


Hormat Kami

Penulis

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan
a. Metabolisme Glukosa 3
b. Metabolisme Lemak 3
c. Metabolisme Protein 4
Bab II Hasil Percobaan dan Pembahasan
a. Hasil Percobaan 6
b. Pembahasan 7
Bab III Kesimpulan 21
Daftar Pustaka 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Metabolisme Glukosa

Glukosa yang beradah di darah lazim di sebut sebagai kadar


glukosa darah (KGD).konsentrasi glukosa darah yang normal berkisar
pada nilai 100 mg/dl sampai 110 mg/dl. KGD sering di gunakan sebagai
parameter keberhasilan metabolism di dalam tubuh ,dimana akibat kondisi
tertentu sehubungan dengan konsentrasi glukosa di darah tubuh dapat
memgalami keadaan yang di sebut hipoglikemia yaitu penurunan kadar
glukosa darah.

Kondisi ini terjadih karena glukosa di darah untuk dapat masuk


kedalam sel-sel tubuh memerlukan hormone insulin.kelebihan insulin akan
menyebabkan penurunan konsentrasi glukosa di darah.pada keadaan
yang ekstrim dapat menyebabkan keadaan koma hipoglikemia (jika KGD
turun di bawah 20 mg/dl).ini terjadi karena pasokan glukosa ke sel otak
terganggu atau kurang karena sel otak sumber energinya hanya glukosa.

Untuk mempertahankan KGD,di dalam tubuh dapat berlangsung


beberapa proses yaitu:pencernaan dan absorpsi makanan mengandung
karbohidrat,proses glukoneogenesis dan glikogenolisis di hepar dan
parenkim ginjal.

B. Metabolisme Lemak

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang


berantai panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak
memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit
penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini
merupakan komponen penting bagi membran biologi.Kedua, banyak
protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan
protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran . Ketiga, asam
lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam
bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan.
Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat
asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel

. Oksidasi sempurna asam lemak menghasilkan energi sebesar 9


kkal/g dibandingkan karbohidrat dan protein yang menghasilkan energi
sebesar 4 kkal/g. Ini disebabkan karena asam lemak jauh lebih tereduksi.
Lagi pula triasilgliserol sangat non polar sehingga tersimpan dalam
keadaan anhidrat, sedangkan protein dan karbohidrat jauh lebih polar,
sehingga bersifat terhidratasi. Satu gram glikogen kering akan mengikat
sekitar dua gram air maka satu gram lemak anhidrat menyimpan energi

3
enam kali lebih banyak dari pada energi yang dapat disimpan oleh satu
gram glikogen yang terhidratasi . Ini menyebabkan bahwa triasilgliserol
dijadikan simapanan energi yang lebih utama disbanding glikogen.Sel
adipose dikhususkan untuk sintesis dan penyimpanan triasilgliserol serta
untuk mobilisasi triasilgliserol menjadi molekul bahan bakar yang akan
dipindahkan ke jaringan lain oleh darah.

Tahap awal penggunaan lemak sebagai sumber energi adalah


hidrolisis triasilgliserol oleh lipase yang akan menghasilkan gliserol dan
asam lemak . Aktivitas lipase sel adipose diatur oleh beberapa hormon .
epinefrin, norepinefrin, glukagon dan hormon adrenokortikotropik
mengaktifkan adenilat siklase di dalam sel adiposa dengan cara memicu
reseptor- reseptor. Peningkatan kadar AMP siklik merangsang protein
kinase A, yang akan mengaktifkan lipase dengan cara fosforilasi. Jadi
epinefrin,norepinefrin, glukagon dan hormon adrenokortikotropik bersifat
menginduksi lipolisis . AMP siklik adalah caraka pada pengaktifan lipolisis
di jaringan adipose seperti juga pada pengaktifan pemecahan glikogen .
Insulin menghambat proses lipolisis. Gliserol yang terbentuk pada lipolisis
mengalami fosforilasi dan dioksidasi menjadi dihidroksiaseton fosfat, yang
selanjutnya mengalami isomerisasi menjadi gliseraldehida 3 – fosfat. Zat
antara ini terdapat baik pada jalur glikolisis dan glukoneogenesis. Dengan
demikian, gliserol dapat diubah menjadi piruvat atau glukosa di hati,
tempat enzim-enzim yang diperlukan. Proses kebalikannya dapat terjadi
melalui reduksi dihidroksiasetonfosfat menjadi gliserol 3- fosfat. Hidrolisis
oleh fosfatase akan menghasilkan gliserol. Jadi, gliserol dan zat-zat antara
glikolisis dapat saling mudah mengalami interkonversi.

C. Metabolisme Protein

Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus


amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai
gugus –NH2 pada atom karbon a dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis
asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan
spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi
dan sifatsifat biologis protein sederhana.

Protein Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-


masing dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada
awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang
dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam
amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang
disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik. Protein berasal dari kata
protos (bahasa Yunani) yang berarti "yang paling utama". Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu

4
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.

Asam amino merupakan zwitter ion, yaitu senyawa yang memiliki


muatan positif pada salah satu atomnya dan bermuatan negatif pada
atom yang lainnya. Asam amino tidak hanya berupa zwitter ion dalam
larutannya, tetapi juga dalam fasa padatan.
Kebutuhan protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram untuk
setiap kilogram berat badannya setiap hari. Untuk anak-anak yang
sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak, yaitu 3 gram tiap
satu kilogram berat adannya.

5
BAB II
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
absorban sampel
1. Kadar glukosa darah = x 100 mg/ dl
absorban standar
0,554
= x 100 mg/dl
0,390
= 142 mg/dl
Nilai normal : < 100 mg/dl

absorban sampel
2. Kadar kolesterol total = x 200 mg/ dl
absorban standar
0,305
= x 200 mg/dl
0,155
= 393,54 mg/dl
Nilai Normal : <220 mg/dl dan dicurigai jika 220-260 mg/dl

absorban sampel
3. Kadar trigliserida = x 200 mg/ dl
absorban standar
0,210
= x 200 mg/dl
0,225
= 214,28mg/dl
Nilai normal : Laki – laki : 40 – 160 mg/dl
Perempuan : 35 -135 mg/dl

absorban sampel
4. Kadar HDL – Kolesterol = x 100 mg/ dl
absorban standar
0,420
= x 100 mg/dl
0,405
= 61.9 mg/dl
Nilai normal : Laki – laki : 45 – 65 mg/dl
Perempuan : 35 – 55 mg/dl

5. Kadar LDL - Kolesterol = T.kolesterol – (HDL ) – (1/5


trigliserida)
= 107,78mg/dl- 12,90mg/dl-
(1/5.29,8)mg/dl
= 88,92 mg/dl
Nilai normal : <130 mg/dl

absorban sampel
6. Kadar protein total = x 6 g/dl
absorban standar
0,525
= x 6 g/dl
0,458
= 6.,87 g/dl

6
Nilai Normal : < 6,6-8,7 g/dl

absorban sampel
7. Kadar Albumin = x 5 g/ dl
absorban standar
2,05
= x 5 g/dl
2,480
= 8,03 g/dl
Nilai Normal : 3,5 – 5,5 gr/dl

B. Pembahasan
1. Glukosa Darah

Pada percobaan tersebut didapatkan hasil glukosa darahnya


yaitu 142 mg/dl. Diketahui normalnya glukosa darah yaitu < 100
mg/dl. Pada percobaan ini pula glukosa darah yang diambil
adalah glukosa darah sewaktu. Pada keadaan tersebut
ditemukan bahwa kadar glukosa darahnya meningkat yang
disebut juga hiperglikemia.Di mana hiperglikemia adalah suatu
keadaan abnormal di mana kad da riwayat keluarga1. Tetapi pada
pasien ini kadar glukosa darahnya masih dalam keadaan normal,
mungkin saja yang menyebabkan keadaan hiperglikemia ini
disebabkan karena nutrisinya. Hiperglikemia merupakan keadaan
dimana kadar glukosa darah mengalami peningkatan diatas
normal. Peningkatan kadar glukosa darah dikatakan DM apabila
hasil pengukuran kadar glukosa plasma puasa =140 mg/dl (SI :
7,8 mmol/L) atau kadar glukosa sewaktu =200 mg/dl (SI : 11,1
mmol/l) pada satu kali pemeriksaan atau lebih. Tingginya kadar
glukosa darah tersebut dapat menyebabkan berbagai komplikasi
metabolik akut maupun kronis.
Penurunan kadar insulin yang sangat rendah akan
menimbulkan hiperglikemia,glukosuria berat, penurunan
lipogenesis, peningkatan lipolisis, peingkatan oksidasi asam
lemak bebas disertai dengan pembentukan badan keton
(asetoasetat, hidroksibutirat, dan aseton). Hal ini menyebabkan
peningkatan beban ion hidrogen dan asidosis metabolik.
Glukosuria dan ketonuria dapat menyebabkan diuresis osmotik,
dehidrasi, dan kehilangan elektrolit.
Secara normal regulasi atau mekanisme dari kerja insulin
dan glukagon yaitu berlawanan. Pertama, mekanisme kerja
insulin, insulin berikatan dengan reseptor berafinitas tinggi dan
spesifik di membran sel, termasuk di hati, otot dan adiposa 3.
1. Reseptor insulin disintesis dalam bentuk polipeptida
tunggal yang diglikosilasi dan dipecah menjadi tetramer
yang dihubungkan melalui ikatan disulfida 3.

7
2. Transduksi sinyal yaitu pengikatan insulin pada subunit
alfa reseptor insulin memicu perubahan bentuk yang
pada akhirnya akan berubah menjadi subunit beta 3.
3. Pengaruh insulin pada membran yaitu transpor glukosa
dibeberapa jaringan seperti otot rangka dan adiposit
meningkatkan keberdaan insulin. Insulinn meningkatkan
perekrutan transporter glukosa peka insulindari tempat
penyimpanannya di vesikel intrasel3.
4. Pengaturan reseptor yaitu pengikatan insulin kemudian
diikuti dengan internalisasi kompleks hormon reseptor 3.
5. Lama kerja insuli yaitu pengikatan insulin akan memicu
reaksi yang sangat bervariasu. Respon segera yang
paling sering timbul adalah peningkatan transpor glukosa
ke dalam sel – sel adiposit dan otot rangka yang terjadi
dalam hitungan detiksejak pengikatan isulin pda reseptor
di membrannya.

Sehingga untuk kerja dari insulin normalnya


meningkat pada saat setelah makan setelah 1 – 2 jam kadar
insulinnya mulai kembali dalam keadaan normal. Untuk
mekanisme kerja dari glukagon yaitu gukagon berikatan
dengan reseptor berafinitas tinggi di membran sel hepatosit.
Pengikatan glukagon menyebabkan pengaktifan adenilil
siklase di membran plasma. Hal ini menyebabkan
peningkatan cAMP yang selanjutnya mengaktifkan protein
kinase dan meningkatkan fosforilasi enzim – enzim khusus.
Kaskade peningkajtan enzim ini menyebabkan terktivasinya
metabolisme karbohidrat dan lipid.

2. Kadar Kolesterol Total

Pada percobaan tersebut didapatkan kadar kolesterol


totalnya dalam keadaan tinggi yakni 393,54 mg/dl dan normlanya
<220 mg/dl.

Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil


sintesis di dalam hati. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat,
Protein atau lemak. Jumlah yang disintesis tergantung pada
kebutuhan tubuh dan jumlah diperoleh dari makanan. Kolesterol
hanya terdapat di dalam makanan asal hewan. Sumber utama
kolesterol adalah hati, ginjal, dan kuning telur. Setelah itu daging,
susu penuh dan keju serta udang dan kerang. Ikan dan daging
ayam sedikit sekali mengandung kolesterol. (Sunita Almatsier,
2004). Tujuan penelitian adalah mengukur nilai Indeks Massa
Tubuh (IMT) untuk menentukan kriteria obesitas, mengukur
kadar kolesterol pada penderita obesitas,Mengetahui pengaruh

8
obesitas terhadap kadar kolestero Kolesterol atau kadar lemak
dalam darah umumnya berasal dari menu makanan yang
dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak,
maka akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar
kolesterol. Penderita kolesterol umunya diderita oleh orang
gemuk, namun tidak menutupi kemungkinan orang yang kurus
juga bisa terserang kolesterol tinggi, apalagi dengan
mengonsumsi makanan modern yang rendah serat namun
lemaknya tinggi. Selain faktor makanan, kolesterol yang tinggi
juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan.

3. Kadar Trigliserida

Pada percobaan tersebut ditemukan bahwa kadar


trigliseridanya dalam keadaan abnormal ( meningkat ). Secara
normal, trigliserida merupakan gliserida dimana gliserol diestrefikasi
dengan 3 asam lemak. Trigliserida terdapat pada minyak sayur dan
lemak hewani7. Adapun sintesis trigliserida yaitu dalam sel epitel
usus halus, terjadi melalui jalur yang berbeda dibandingkan dengan
jaringan lain. Trigliserida menjadi komponen dari kilomikron.

Makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan


kadar trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar
kolesterol. Trigliserida (atau triglycerides) merupakan salah satu
jenis lemak yang diperiksa dalam uji profil lipid. Trigliserida berasal
dari dua sumber utama; yaitu makanan dan produksi dari dalam
tubuh kita sendiri. Makan dalam jumlah besar menyebabkan tubuh
menyimpan kelebihan kalori yang masuk sebagai trigliserida.
Adapun trigliserida ini merupakan bentuk cadangan makanan yang
berperan sebagai sumber energi endogen terpenting. Istilah medis
untuk tingginya trigliserida dalam darah adalah hipertrigliseridemia.
Trigliserida yang tinggi dapat disebabkan oleh diet yang tidak
seimbang ataupun akibat kondisi tubuh tertentu. Makanan yang
tinggi karbohidrat dan rendah protein, terutama apabila jumlahnya
berlebihan, akan meningkatkan lipogenesis (proses pembentukan
timbunan lemak dalam tubuh) sehingga trigliserida akan meningkat.
Demikian juga pada diabetes. Individu yang berusia lanjut, wanita,
dan ibu hamil cenderung memiliki kadar trigliserida yang lebih
tinggi.

4. Kadar HDL – Kolesterol

Pada pasien tersebut didapatkan bahwa kadar HDL-


kolesterolnya dalam keadaan tinggi. Hal itu bisa disebabkan

9
karena dipengaruhi oleh susunan makanan sehari – hari yang
masuk ke dalam tubuh. Pada dasarnya kolesterol adalah
substansi yang berguna bagi tubuh, yaitu untuk mengatur proses
kimiawi seperti membangun membran sel, memproduksi
vitamin D, dan membentuk hormon steroid, namun pada
kasuskasus penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung
koroner (PJK) kadar kolesterol darah memegang peranan
penting dalam terjadinya penyakit. Kadar kolesterol LDL (low
density lipoprotein) yang tinggi dan kadar kolesterol HDL
(high density lipoprotein) yang rendah dalam darah diduga
dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dalam dinding
pembuluh darah mengakibatkan terbentuknya lesi
aterosklerotik atau ateroma.

5. Kadar LDL – Kolesterol

Pada percobaan tersebut ditemukan bahwa kadar LDL


dalam keadaan normal < 130 mg/dl. Dislipidemia merupakan
kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan
maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama yaitu meningkatnya kadar kolesterol total, kadar
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan kadar trigliserida di
atas nilai normal, sedangkan kadar kolesterol HDL (High Density
Lipoprotein) menurun di bawah nilai normal.11 Menurut National
Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III (NCEP-
ATP III) kadar kolesterol LDL normal adalah <100mg/dl dan kadar
kolesterol HDL normal adalah >60mg/dl. Kenaikan kadar
kolesterol LDL dan penurunan kadar kolesterol HDL mempunyai
implikasi terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Perlu
dilakukannya upaya penanggulangan agar tidak terjadi
dislipidemia.10 Salah satunya adalah dengan mempertahankan
pola makan yang seimbang, termasuk meningkatkan konsumsi
sayuran dan buah yang segar dan membatasi konsumsi
makanan tinggi lemak dan karbohidrat sederhana

6. Kadar Protein Total

Pada percobaan tersebut kadar protein total di dapatkan


dalam keadaan normal. Protein tersusun dari berbagai asam
amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida.
Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya
tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino
dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein
(proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh
DNA/RNA sebagai kode genetik. Protein berasal dari kata
protos (bahasa Yunani) yang berarti "yang paling utama". Protein

10
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein terdapat pada semua sel
hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan berfungsi sebagai
pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy,
penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat
turunan dari generasi ke generasi. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis,
seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein
merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu
molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein
ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838

7. Kadar Albumin

Pada percobaan tersebut didapatkan kadar albumin dalam


keadaan meningkat dari nilai normal yakni 8,03 g/dl. Hal itu
disebabkan karena yaitu2 :
a. Distribusi abnormal. Albumin dapat berpindah ke dalam
ruang intertitial akibat peningkatan permeabilitas kapiler
pada respons fase akut.
b. Penurunan sintesis disebabkan oleh malnutrisi,
malabsorbsi, atau penyakit hatti
c. Pengenceran yaitu hipoalbuminemia dapat dipicu oleh
keadaan overhidrasi.
d. Ekskresi atau degradasi yang abnormal. Sebab-
sebabnya meliputi sindrom nefrotik enteropati yang
mengakibakan hilangnya protein, luka bakar,
pendarahan dan keadaan katabolik.

Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam


tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60% dan total kadar protein serum normal
adalah 3,8-5,0 g/dl. Albumin terdiri dari rantai tunggal polipeptida dengan
berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino. Pada molekul

11
albumin terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam
amino yang mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips
sehingga dengan bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan
viskositas plasma dan larut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan
oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi, dan distribusi antara kompartemen
intravaskular dan ekstravaskular. Cadangan total albumin 3,5-5,0 g/kg BB
atau 250-300 g pada orang dewasa sehat dengan berat 70 kg, dari
jumlah ini 42% berada di kompartemen plasma dan sisanya di dalam
kompartemen ektravaskular (Evans, 2002). Albumin manusia (human
albumin) dibuat dari plasma manusia yang diendapkan dengan alkohol.
Albumin secara luas digunakan untuk penggantian volume dan mengobati
hipoalbuminemia.

C. Patomekanisme Setiap Gejala di Sistem Endokrin dan


Metabolisme

1. Nafsu Makan Hilang


Terdapat beberapa permasalahan psikologis yang terkait dengan
permasalahan makanan yaitu:

a. Anoreksia Nervosa

Istilah anoreksia berarti hilangnya selera makan


sedangkan nervosamengindikasikan bahwa hilangnya selera
makan tersebut disebabkan oleh emosional. Biasanya orang
yang mengalami Anoreksia Nervosa akan menolak untuk
mempertahankan berat badan normal mereka. Sehingga, hal
ini berarti orang-orang tersebut memiliki berat badan kurang
dari 85 persen dari berat badan orang-orang normal.
Penurunan berat badan biasanya terjadi akibat melakukan
diet, meskipun pengurasan (muntah dengan sengaja,
penggunaan obat pencahar secara sengaja dan berlebihan)
dan olahraga yang ekstrim serta berlebihan merupakan
beberapa cara yang ditempuh oleh orang dengan anoreksia
nervosa.
Orang-orang dengan anoreksia nervosa sangat takut
jika berat badan mereka bertambah, dan buruknya adalah
rasa takut mereka tidak akan pernah berkurang apabila berat
badan mereka turun. Pada dasarnya mereka tidak pernah
merasa cukup kurus dengan berat badan mereka. Para
pasien yang menderita anoreksia nervosaa memiliki
pandangan yang menyimpang mengenai bentuk tubuh yang
ideal. Bahkan, ketika tubuh mereka sudah menjadi sangat
kuruspun mereka masih belum cukup merasa puas dengan
bentuk tersebut serta mereka akan memiliki pemikiran bahwa

12
terdapat beberapa bagian tubuh mereka yang masih terlihat
gemuk khususnya pada bagian pantat, lengan, dan paha
yang akan terlihat terlalu gemuk oleh mereka. Untuk
memastikan ukuran tubuh mereka, mereka akan selalu
memperhatikan bentuk tubuh mereka secara kritis melalui
cermin dan hal tersebut dapat berlangsung selama berjam-
jam. Harga diri mereka pada dasarnya terkait dengan
menjaga bentuk tubuh mereka agar senantiasa terlihat kurus.
Pada perempuan, bentuk tubuh yang sangat kurus akan
menyebabkan amenorea, yaitu berhentinya periode
menstruasi.
Anoreksia Nervosa pada umumnya akan muncul
pada awal hingga pertengahan masa remaja, dimana pada
periode tersebut remaja akan lebih kritis memperhatikan
bentuk tubuh mereka dan sering kali anoreksia nervosa
muncul setelah masa diet dan terjadi stres dengan
permasalah hidup sehari-hari. Kondisi ini akan lebih banyak
terjadi pada perempuan daripada laki-laki dengan prevalensi
sepanjang hidup sedikit dibawah 1 persen. Para pasien yang
mengalami anoreksi nervosa sering didiagnosis dengan
gangguan depresi, alkhoholisme, gangguan obsesif
kompulsif, gangguan panik dan gangguan kepribadian. Laki-
laki yang didiagnosis anoreksia nervosa juga akan cenderung
mengalami skizofrenia, gangguan mood, dan ketergantungan
zat.

b. Anoreksia Nervosa dan Depresi

Anoreksia Nervosa memiliki kaitan yang erat dengan


depresi dan beberapa peneliti mempertimbangkan bahwa
terdapat kemungkinan apabilan anoreksia dapat
menyebabkan depresi. Meskipun demikian, anoreksia
nervosa tidak selalu menyebabkan depresi. Contohnya,
sebuah studi yang dilakukan secara longitudinal menemukan
bahwa hanya satu dari 51 remaja penderita anoreksia
mengalami depresi sebagai onset anoreksia. Yang paling
mungkin terjadi adalah depresi akan terjadi bersamaan atau
setelah terjadinya anoreksia. Kedua gangguan tersebut juga
dapat memiliki penyebab lingkungan yang sama, seperti
lingkungan keluarga yang terganggu atau terjadinya stres lain
yang dapat mempengaruhi kehidupan pasien.
Melaparkan diri sendiri dan penggunaan obat
pencahar akan menimbulkan dampak biologis yang negatif
yang tidak akan menguntungkan pasien anoreksia nervosa.
Tekanan darah akan seringkali turun, denyut jantung
melambat, ginjal dan sistem pencernaan akan mengalami

13
permasalahan, massa tulang berkurang, kulit akan
mengering, kuku jari mudah patah, kadar hormon yang
berubah, dan dapat terjadi anemua ringan. Bahkan pada
beberapa pasien sering mengalami kerontokan rambut, dan
dapat memiliki lanugo, yaitu bulu-bulu lembut dan halus
ditubuh mereka.
Apakah anoreksia nervosa dapat disembuhkan?
Pertanyaan yang mungkin akan timbul dibenak setiap orang
yang mengetahui penyakit psikologis ini. Anoreksia nervosa
dapat disembuhkan. Namun, dibutuhkan waktu yang lama
dalam hal penyembuhan yaitu sekitar 6 hingga 7 tahun dan
kekambuhan umum akan terjadi sebelum tercapainya pola
makan yang stabil dan normal dan dipertahankannya berat
badan yang normal. Bukan merupakan hal yang mudah untuk
merubah pola pikir penderita anoreksia nervosa mengenai diri
mereka terutama dalam budaya yang menghargai tubuh
kurus.
Anoreksia nervosa merupakan penyakit yang akan
mengancam jiwa dan sangat berbahaya karena, angka
kematian pasien yang mengalami anoreksia nervosa dua kali
lebih besar daripada penderita penyakit psikologis lainnya.
Kematian seringkali disebabkan oleh komplikasi atas penyakit
lain yang disebabkan oleh anoreksia nervosa seperti sesak
nafas karena gagal jantung dan bunuh diri.

c. Bulimia Nervosa

Bulimia berasal dari bahasa Yunani yang artinya


“lapar seperti sapi jantan”. Gangguan makan ini mencakup
episode mengonsumsi makanan dengan jumlah besar secara
cepat kemudian diikuti dengan perilaku kompensatori seperti
muntah, puasa atau olahraga secara berlebihan untuk
mencegah bertambahnya berat badan. Bulimia Nervosa tidak
didiagnosis jika makan berlebihan dan pengurasan hanya
terjadi dalam konteks anoreksia nervosa dan penurunan berat
badan ekstrem terkait dengannya. Perbedaan antara bulimia
nervosa dan anoreksia nervosa adalah kalau anoreksia
nervosa mengalami penurunan berat badan secara drastis,
sedangkan pasien yang mengalami bulimia anoreksia tidak
demikian.
Pada pasien bulimia, makan berlebihan biasanya
dilakukan secara diamdiam, hal tersebut dapat terjadi karena
dipicu oleh stres dan berbagai emosi negatif yang
ditimbulkannya dan akan terus berlangsung hingga orang
yang bersangkutan akan merasa sangat kekenyangan.
Berbagai makanan yang dapat dikonsumsi oleh pasien

14
dengan cepat adalah makanan yang manis seperti es krim
dan cake. Suatu studi menemukan bahwa para wanita yang
mengalami bulimia nervosa lebih mungkin melakukan makan
makanan berlebihan ketika mereka sedang sendirian atau
pada saat siang hari. Kemudian mereka biasanya akan
menghindari makanan favorit mereka pada satu harian.
Setelah selesai makan berlebihan, akan timbul rasa
jijik, rasa tidak nyaman, dan takut apabila berat badan akan
bertambah sehingga akan memicu tahap kedua bulimia
nervosa, pengurasan untuk menghilangkan efek asupan
kalori karena makan berlebihan dengan cara
memuntahkannya dengan sengaja. Hal yang paling sering
mereka lakukan untuk memaksa diri mereka agar muntah
yaitu dengan mamasukkan jari-jari mereka ke tenggorkan
hingga tersedak, namun apabila mereka sudah sering
melakukan hal tersebut mereka akan lebih mudah
memuntahkan makanan tersebut tanpa harus membuat diri
mereka tersedak terlebih dahulu. Penyalahgunaan obat
pencahar serta berpuasa dan olahraga yang berlebihan juga
sering mereka lakukan untuk mencegah bertambahnya berat
badan.
Pemantauan jangka panjang pada para pasien
bulimia nervosa mengungkapkan bahwa 70 persen
memperoleh kesembuhan, walaupun sekitar 10 persen tetap
sepenuhnya mengalami simtomatik. Para pasien bulimia
nervosa yang lebih sering makan berlebihan dan muntah,
komorbid dengan penyalahgunaan zat, atau memiliki riwayat
depresi memiliki prognosis lebih buruk dibanding paseien
tanpa faktor-faktor tersebut.
Dari beberapa gangguan makan diatas tentu terdapat
beberapa penanganan yang dapat dilakukan seperti dengan
intervensi psikologis dan biologis terhadap para pasien.
Penanganan biologis terhadap gangguan bulimia adalah
karena bulimia nervosa sering kali komorbid dengan depresi,
gangguan ini ditangani dengan berbagai antidepresan.
Fluoksetin ternyata lebih memberikan hasil dibanding plasebo
untuk mengurangi makan berlebihan dan muntah, juga akan
mengurangi depresi dan sikap yang menyimpang terhadap
makanan dan makan. Untuk gangguan anoreksia nervosa
juga terkadang dilakukan penanganan biologis namun, hal itu
jarang mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak terlalu
berhasil.
.
2. Gangguan Gizi

15
Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk
karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena
kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan
kekurangan keduaduanya. Gizi buruk ini biasanya terjadi pada
anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh
membusungnya perut (busung lapar). Turgor atau elastisitas kulit
jelek karena sel kekurangan air (dehidrasi). Reflek patella negatif
terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendon patella dan
degenerasi saraf motorik akibat dari kekurangn protein, Cu dan
Mg seperti gangguan neurotransmitter. Sedangkan, hepatomegali
terjadi karena kekurangan protein. Jika terjadi kekurangan
protein, maka terjadi penurunan pembentukan lipoprotein. Hal ini
membuat penurunan HDL dan LDL. Karena penurunan HDL dan
LDL, maka lemak yang ada di hepar sulit ditransport ke jaringan-
jaringan, pada akhirnya penumpukan lemak di hepar. Tanda khas
pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema
adalah edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula.
Pitting edema disebabkan oleh kurangnya protein, sehingga
tekanan onkotik intravaskular menurun. Jika hal ini terjadi, maka
terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial. Plasma masuk ke
intertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita kwashiorkor
tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi natrium.
Padahal natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Pada penderita kwashiorkor, selain defisiensi protein juga
defisiensi multinutrien. Ketika ditekan, maka plasma pada
intertisial lari ke daerah sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh
membran sel dan mengembalikannya membutuhkan waktu yang
lama karena posisi sel yang rapat. Edema biasanya terjadi
Universitas Sumatera Utara pada ekstremitas bawah karena
pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik
(Sadewa, 2008).

3. Berat Bayi Lahir Rendah

Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat


lahir kurabg dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Menurut Davanzo (1999) terdapat 3 bentuk BBLR yaitu :
a. Bayi prematur yakni pertumbuhan bayi dalam rahim
normal, persalinan terjadi sebelum masa gestasi berusia
37 minggu.
b. Bayi kecil untuk masa kehamilan ( KMK ) yakni
ertumbuhan dalam rahim terhambat yang disebabkan
faktor dari bayi sendiri, plasenta ataupun faktor ibu.
c. Bayi prematur dan KMK yakni bayi prematur yang
mempunyai berat badan rendah untuk masa kehamilan.

16
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi BBLR yakni
umur saat melahirkan, usia kehamilan saat melahirkan, tingkat
pendidikan dan jenis kelamin11. Menurut WHO (2004) faktir
etiologi yang berkontribusi menyebabkan kejadian berat badan
lahir rendah terutama di negara – negara berkembang meliputi
penggunaan tembakau ( merokok, konsumsi tembakau kunyah,
dan tembakau untuk kegunaan terapi ), kurang intake kalori, berat
bdan rendah sebelum masa kehamilan, jenis kelamin janin, tubuh
pendek, riwayat BBLR sebelumya11. Sehingga biasanya hal ini
terjadi akibat gangguan terhadap pertumbuhan bayi sewaktu
dalam kandungan yang disebabkan adanya kelainan pada
plasenta atau keadaan yang lain yakni suplai makanan bayi
berkurang.

4. Kelelahan

Kelelahan otot membatasi kinerja otot. Kelelahan otot dapat


bersifat lokal maupun menyeluruh. Dapat menyertai olahraga
endurans maupun olahraga yang berintensitas tinggi yang
berlangsung singkat. Kelelahan Otot Yang Bersifat Lokal
Kelelahan otot lokal (local muscular fatigue) mengikuti latihan fisik
berintensitas tinggi dan berlansung singkat disebabkan oleh
akumulasi produksi asam laktat di dalam otot dan darah. Hal ini
berhubungan dengan mekanisme resintesa energi (ATP) selama
proses kontraksikontraksi otot di dalam serabut otot FT (fast-
twitch) yang lebih banyak berperan pada aktivitas fisik atau
olahraga yang berintensitas tinggi. Sebagaimana kita telah
ketahui bahwa serabut otot FT lebih cepat mengalami kelelahan
dibandingkan dengan serabut otot ST (slow-twitch) karena
serabut otot FT mempunyai kemampuan sistem anaerobik yang
tinggi dengan sistem aerobik yang rendah, sehingga cepat
terbentuk asam laktat. Hal ini akan menyebabkan kelelahan otot
lebih cepat terjadi. Kelelahan Yang Menyertai Olahraga Endurans
Kelelahan yang mengikuti olahraga atau latihan endurans
(endurance exercise) tidak disebabkan oleh karena akumulasi
produksi asam laktat. Kelelahan ini disebabkan selain oleh
karena terjadinya kelelahan pada otot (komponen lokal), juga
karena faktor diluar otot (komponen tubuh lainnya). Kelelahan
karena faktor komponen lokal, disebabkan terkurasnya cadangan
glikogen otot baik pada serabut otot FT maupun ST, sedangkan
kelelahan karena komponen tubuh lainnya, disebabkan oleh: (1)
hipoglikemia; (2) penipisan glikogen hati; (3) dehidrasi; (4)
kehilangan elektrolit; (5) hipertermia; dan (6) kebosanan
(psikologis). Jadi kelelahan yang menyertai olahraga endurans
merupakan kelelahan yang bersifat menyeluruh.

17
Kelelahan dan Kinerja Olahraga Kemungkinan untuk
menunda kelelahan atau mencegah terjadinya kelelahan, baik
komponen kelelahan lokal maupun komponen kelelahan seluruh
tubuh selama kinerja olahraga telah memperoleh perhatihan
banyak peneliti. Sebagai catatan adalah bahwa seharusnya
bukanlah pencegahan kelelahan selama kinerja olahraga yang
harus menjadi perhatian seorang atlit atau pelatih, karena
bagaimanapun juga, seorang atlet yang tidak lelah pada titik akhir
suatu kinerja olahraga (perlombaan) dapat saja tidak mengalami
kelelahan karena kemungkinan tidak mengaerahkan seluruh
tenaganya. Mestinya, yang menjadi perhatian utama adalah
bagaimana menunda kelelahan. Menunda kelelahan akan
memberikan kesempatan kepada seorang atlet untuk
menyelesaikan suatu perlombaan, permainan, atau pertandingan
yang memerlukan upaya keras, dimana pada saat yang sama
upaya atlet selama bagaian awal dan pertengahan tidak
dikompromikan. Idealnya adalah menunda kelelahan seharusnya
mengisinkan seorang atlet untuk mempertahankan atau
meningkatkan kinerjanya pada bagian awal dan pertengahan dari
pertandingan penting dan masih menyediakan tenaga yang besar
untuk menyelesaikan pertandingan. Kita semua tahu bahwa
penampilan pada saat akhir suatu perlombaan, sangat
menentukan atlet menjadi juara atau kalah. Pelatihan fisik
(physical training) memberikan perubahan-perubahan fisiologis
tubuh yang akan menjadi alat untuk menunda kelelahan. Sebagai
contoh, atlet yang telah menyelesaikan suatu pelatihan dapat
melakukan kerja yang lebih berat tanpa menyebabkan produksi
asam laktat yang berlebihan sebagaimana sebelumnya. Ada
semacam efek glykogen sparing pada atlet terlatih, mereka
menggunakan lebih banyak lemak daripada glikogen sebagai
bahan bakarnya. Hal ini menyebabkan cadangan glikogen otot
dan hati dapat irit, sehingga kelelahan tertunda. Efek pelatihan
fisik lainnya adalah: meningkatkan aklimatisasi terhadap panas
lingkungan yang akan menolong untuk mengurangi terjadinya
hipertermia, dehidrasi, dan hilangnya elektrolit selama kinerja
berlangsung.

5. Penurunan Berat Badan Drastis/Mendadak

Penurunan berat badan secara drastis bisa disebabkan


karena beberapa faktor yakni kurang intake makanan, gangguan
absorbsi di usus, terjadi defek insulin dan resistensi insulin. Salah
satu penyakit yang paling sering menyebabkan penurunan berat
badan secara drastis yakni Diabetes Melitus. Mekanisme
penurunan berat badan pada penderita Diabetes Melitus adalah
karena terjadi defek sekresi insulin dan resistensi insulin

18
mengakibatkan glukosa darah tidak dapat masuk kedalam sel
otot dan jaringan lemak. Akibatnya untuk memperoleh sumber
energi untuk kelangsungan hidup dan menjalankan fungsinya
maka otot dan jaringan lemak akan memecahkan cadangan
energi yang terdapat dalam dirinya sendrii melalui proses
glikogenolisis dan lipolisis. Proses ini berlangsung terus menerus
pada akhirnya menyebabkan massa otot dan jaringan lemak akan
berkurang dan terjadilah penurunan berat badan.

6. Tremor

Tremor adalah gerakan osilasi ritmik, selang-seling otot


agonis danantagonis sinusoidal, teratur. Kualitas ritmiknya yang
membedakan tremor dengan gerakan involunter lainnya, dan
keterlibatan otot agonis dan antagonis membedakannya dengan
klonus.Suatu tremor normal, atau fisiologis, sudah melekat dalam
sistem motorik. Ada dalam semua kelompok otot yang
berkontraksi dan persisten pada keadaan terjaga dan bahkan
pada fase fase-fase tertentu dari tidur.Merupakan gangguan
gerakan yang paling sering ditemukan,tetapi hanya sebagian
kecil yang meminta bantuan medik. Insiden dan prevalensi tremor
meningkat seiring bertambah usia, mengenai lebih dari 4%
pasien usia lebih dari 65 tahun.Lebih dari 2/3 populasi yang
mengalami tremorpada tangan mengalami kesulitan
dalamkehidupan sehari-hari, dan menyebabkan gangguan
fungsional dan sosial.

7. Gangguan Pertumbuhan

Growth Hormon memberi efek langsung pada pertumbuhan,


namun kebanyakan kerja promosi pertumbuhanya dimensi oleh
factor pertumbuhan mirip insulin (IGF) atau somatomedin peptida.
Defisiensi GH pada anak salah satu penyebab dwarfism (Cebol).
Sedangkan pada hipersekresi GH dapt memberikan gambaran
gigantisme yang terjadi pada masa anak-amak sebelum epifisis
menutup dan hipersekresi GH yang terjadi setelah remaja
memberikan gambaran akromegali dengan proliferasi pada
jaringan lunak, ikat dan kulit.

8. Berkeringat Banyak

Hormon tiroid memiliki peranan yang vital dalam mengatur


metabolisme tubuh. Peningkatan kadar hormon tiroid dalam
darah memacu peningkatan kecepatan metabolisme di seluruh
tubuh. Salah satu gejala yang umum ditemui pada penderita
hipertiroid adalah intoleransi panas dan berkeringat berlebihan

19
karena peningkatan kadar tiroid memacu peningkatan basal
metabolic rate.

9. Polifagi, polidipsi dan poliuria

Glukosa pada urin menimbulkan efek osmotik yang


menarik H2O bersamanya. Keadaan ini menimbulkan diuresis
osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih). Selain itu,
sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat
perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang
hipertonik. Akibatnya timbul polidipsia (rasa haus berlebihan)
sebagai mekanisme kompensasi untuk mengatasi dehidrasi.
Defisiensi glukosa intrasel menyebabkan “sel kelaparan”
akibatnya nafsu makan (appetite) meningkat sehingga timbul
polifagia (pemasukan makanan yang berlebihan).

20
BAB III
KESIMPULAN

1. Percobaan yang dilakukan seputar aspek biokimia dalam darah


terkait sistem endokrin, di mana pada percobaan memperlihatkan
hasil tes yang normal dan beberapa bebrapa tes menunjukkan hasil
yang abnormal dikarenakan beberapa faktor yang telah dijelaskan
sebelumnya.
2. Lipoprotein terbagi menjadi empat, yakni kilomikron, VLDL, LDL
dan HDL.
3. Glukosa, lemak, dan protein mempunyai fungsi dan peranan yang
sangat penting dalam metabolism tubuh.

21
DAFTAR PUSTAKA

Akbar,Muhammad.2010.Tremor (Pendekatan Umum). Makassar:Bagian


Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Unhas.
Albumin : Medan. Universitas Sumatera Utara.

Aru, Bambag, Idrus Alwi dkk.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Internal
Publishing : Jakarta Pusat.

Dawn, Allan, Collen. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah


Pendekatan Klinis. Jakarta EGC.

Davidson G. C,Neale.dkk. 2010. Psikologi Abnormal Edisi 9. Jakarta:


Rajawali Pers.

Gani, Hanif B. S. dkk. 2013. Perbandingan kadar kolesterol High Density


Lipoprotein Darah pada Wanita Obes dan Non Obes. Jakarta: Jurnal
e-biomedik (eBM) Volume 1.

Indriani. 2015. Asam amino dan Protein. Lampung: Pendiidikan Biologi


FKIP Universitas Lampung.

Margarita,Yohanna,dkk. 2011. Jurnal total cholesterol dan blood pressure


among Indonesian adults. Jakarta.

Nugraha,Marda Agung. 2014. Kadar LDL dan HDL dalam Darah model
Tikus periodontitis. Jember : e-jurnal pustaka kesehatan volume 2.

Pedoman penggunaan albumin edisi 2. RS. DR. Soetomo Surabaya.

Rahman, Maulida Khurriya. 2014. Perbedaan kadar kolesterol LDL dan


HDL sebelum dan setelah pemberian sari Bengkuang pada Wanita.
Semarang.

Rusdiana. Metabolisme asam lemak. Medan : Program studi Biokimia


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Sarifin G. Kontraksi Otot dan Kelelahan. Makassar : Program Studi


Keolahragaan FIK UNM.

Sukeksi, Andri,dkk. 2010. Kadar Kolesterol Darah pada penderita


Obesitas di Kelurahan KORPRI Sambiroto Semarang. Semarang :
Presding Seminar Nasional UNIMUS.

22
UPT/Balai Informasi Tekhnologi LIPI. 2009. Kolesterol Tinggi.

http// : www. pdffactory.com.

23

Anda mungkin juga menyukai