OLEH
NAMA : RUSLAN
NIM : 10542012009
KELOMPOK :A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
0
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan
a. Metabolisme Glukosa 3
b. Metabolisme Lemak 3
c. Metabolisme Protein 4
Bab II Hasil Percobaan dan Pembahasan
a. Hasil Percobaan 6
b. Pembahasan 7
Bab III Kesimpulan 21
Daftar Pustaka 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Metabolisme Glukosa
B. Metabolisme Lemak
3
enam kali lebih banyak dari pada energi yang dapat disimpan oleh satu
gram glikogen yang terhidratasi . Ini menyebabkan bahwa triasilgliserol
dijadikan simapanan energi yang lebih utama disbanding glikogen.Sel
adipose dikhususkan untuk sintesis dan penyimpanan triasilgliserol serta
untuk mobilisasi triasilgliserol menjadi molekul bahan bakar yang akan
dipindahkan ke jaringan lain oleh darah.
C. Metabolisme Protein
4
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
5
BAB II
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
absorban sampel
1. Kadar glukosa darah = x 100 mg/ dl
absorban standar
0,554
= x 100 mg/dl
0,390
= 142 mg/dl
Nilai normal : < 100 mg/dl
absorban sampel
2. Kadar kolesterol total = x 200 mg/ dl
absorban standar
0,305
= x 200 mg/dl
0,155
= 393,54 mg/dl
Nilai Normal : <220 mg/dl dan dicurigai jika 220-260 mg/dl
absorban sampel
3. Kadar trigliserida = x 200 mg/ dl
absorban standar
0,210
= x 200 mg/dl
0,225
= 214,28mg/dl
Nilai normal : Laki – laki : 40 – 160 mg/dl
Perempuan : 35 -135 mg/dl
absorban sampel
4. Kadar HDL – Kolesterol = x 100 mg/ dl
absorban standar
0,420
= x 100 mg/dl
0,405
= 61.9 mg/dl
Nilai normal : Laki – laki : 45 – 65 mg/dl
Perempuan : 35 – 55 mg/dl
absorban sampel
6. Kadar protein total = x 6 g/dl
absorban standar
0,525
= x 6 g/dl
0,458
= 6.,87 g/dl
6
Nilai Normal : < 6,6-8,7 g/dl
absorban sampel
7. Kadar Albumin = x 5 g/ dl
absorban standar
2,05
= x 5 g/dl
2,480
= 8,03 g/dl
Nilai Normal : 3,5 – 5,5 gr/dl
B. Pembahasan
1. Glukosa Darah
7
2. Transduksi sinyal yaitu pengikatan insulin pada subunit
alfa reseptor insulin memicu perubahan bentuk yang
pada akhirnya akan berubah menjadi subunit beta 3.
3. Pengaruh insulin pada membran yaitu transpor glukosa
dibeberapa jaringan seperti otot rangka dan adiposit
meningkatkan keberdaan insulin. Insulinn meningkatkan
perekrutan transporter glukosa peka insulindari tempat
penyimpanannya di vesikel intrasel3.
4. Pengaturan reseptor yaitu pengikatan insulin kemudian
diikuti dengan internalisasi kompleks hormon reseptor 3.
5. Lama kerja insuli yaitu pengikatan insulin akan memicu
reaksi yang sangat bervariasu. Respon segera yang
paling sering timbul adalah peningkatan transpor glukosa
ke dalam sel – sel adiposit dan otot rangka yang terjadi
dalam hitungan detiksejak pengikatan isulin pda reseptor
di membrannya.
8
obesitas terhadap kadar kolestero Kolesterol atau kadar lemak
dalam darah umumnya berasal dari menu makanan yang
dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak,
maka akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar
kolesterol. Penderita kolesterol umunya diderita oleh orang
gemuk, namun tidak menutupi kemungkinan orang yang kurus
juga bisa terserang kolesterol tinggi, apalagi dengan
mengonsumsi makanan modern yang rendah serat namun
lemaknya tinggi. Selain faktor makanan, kolesterol yang tinggi
juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan.
3. Kadar Trigliserida
9
karena dipengaruhi oleh susunan makanan sehari – hari yang
masuk ke dalam tubuh. Pada dasarnya kolesterol adalah
substansi yang berguna bagi tubuh, yaitu untuk mengatur proses
kimiawi seperti membangun membran sel, memproduksi
vitamin D, dan membentuk hormon steroid, namun pada
kasuskasus penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung
koroner (PJK) kadar kolesterol darah memegang peranan
penting dalam terjadinya penyakit. Kadar kolesterol LDL (low
density lipoprotein) yang tinggi dan kadar kolesterol HDL
(high density lipoprotein) yang rendah dalam darah diduga
dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dalam dinding
pembuluh darah mengakibatkan terbentuknya lesi
aterosklerotik atau ateroma.
10
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein terdapat pada semua sel
hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan berfungsi sebagai
pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy,
penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat
turunan dari generasi ke generasi. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis,
seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi
sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein
merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu
molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein
ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838
7. Kadar Albumin
11
albumin terdapat 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam-asam
amino yang mengandung sulfur. Molekul albumin berbentuk elips
sehingga dengan bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan
viskositas plasma dan larut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan
oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi, dan distribusi antara kompartemen
intravaskular dan ekstravaskular. Cadangan total albumin 3,5-5,0 g/kg BB
atau 250-300 g pada orang dewasa sehat dengan berat 70 kg, dari
jumlah ini 42% berada di kompartemen plasma dan sisanya di dalam
kompartemen ektravaskular (Evans, 2002). Albumin manusia (human
albumin) dibuat dari plasma manusia yang diendapkan dengan alkohol.
Albumin secara luas digunakan untuk penggantian volume dan mengobati
hipoalbuminemia.
a. Anoreksia Nervosa
12
terdapat beberapa bagian tubuh mereka yang masih terlihat
gemuk khususnya pada bagian pantat, lengan, dan paha
yang akan terlihat terlalu gemuk oleh mereka. Untuk
memastikan ukuran tubuh mereka, mereka akan selalu
memperhatikan bentuk tubuh mereka secara kritis melalui
cermin dan hal tersebut dapat berlangsung selama berjam-
jam. Harga diri mereka pada dasarnya terkait dengan
menjaga bentuk tubuh mereka agar senantiasa terlihat kurus.
Pada perempuan, bentuk tubuh yang sangat kurus akan
menyebabkan amenorea, yaitu berhentinya periode
menstruasi.
Anoreksia Nervosa pada umumnya akan muncul
pada awal hingga pertengahan masa remaja, dimana pada
periode tersebut remaja akan lebih kritis memperhatikan
bentuk tubuh mereka dan sering kali anoreksia nervosa
muncul setelah masa diet dan terjadi stres dengan
permasalah hidup sehari-hari. Kondisi ini akan lebih banyak
terjadi pada perempuan daripada laki-laki dengan prevalensi
sepanjang hidup sedikit dibawah 1 persen. Para pasien yang
mengalami anoreksi nervosa sering didiagnosis dengan
gangguan depresi, alkhoholisme, gangguan obsesif
kompulsif, gangguan panik dan gangguan kepribadian. Laki-
laki yang didiagnosis anoreksia nervosa juga akan cenderung
mengalami skizofrenia, gangguan mood, dan ketergantungan
zat.
13
permasalahan, massa tulang berkurang, kulit akan
mengering, kuku jari mudah patah, kadar hormon yang
berubah, dan dapat terjadi anemua ringan. Bahkan pada
beberapa pasien sering mengalami kerontokan rambut, dan
dapat memiliki lanugo, yaitu bulu-bulu lembut dan halus
ditubuh mereka.
Apakah anoreksia nervosa dapat disembuhkan?
Pertanyaan yang mungkin akan timbul dibenak setiap orang
yang mengetahui penyakit psikologis ini. Anoreksia nervosa
dapat disembuhkan. Namun, dibutuhkan waktu yang lama
dalam hal penyembuhan yaitu sekitar 6 hingga 7 tahun dan
kekambuhan umum akan terjadi sebelum tercapainya pola
makan yang stabil dan normal dan dipertahankannya berat
badan yang normal. Bukan merupakan hal yang mudah untuk
merubah pola pikir penderita anoreksia nervosa mengenai diri
mereka terutama dalam budaya yang menghargai tubuh
kurus.
Anoreksia nervosa merupakan penyakit yang akan
mengancam jiwa dan sangat berbahaya karena, angka
kematian pasien yang mengalami anoreksia nervosa dua kali
lebih besar daripada penderita penyakit psikologis lainnya.
Kematian seringkali disebabkan oleh komplikasi atas penyakit
lain yang disebabkan oleh anoreksia nervosa seperti sesak
nafas karena gagal jantung dan bunuh diri.
c. Bulimia Nervosa
14
dengan cepat adalah makanan yang manis seperti es krim
dan cake. Suatu studi menemukan bahwa para wanita yang
mengalami bulimia nervosa lebih mungkin melakukan makan
makanan berlebihan ketika mereka sedang sendirian atau
pada saat siang hari. Kemudian mereka biasanya akan
menghindari makanan favorit mereka pada satu harian.
Setelah selesai makan berlebihan, akan timbul rasa
jijik, rasa tidak nyaman, dan takut apabila berat badan akan
bertambah sehingga akan memicu tahap kedua bulimia
nervosa, pengurasan untuk menghilangkan efek asupan
kalori karena makan berlebihan dengan cara
memuntahkannya dengan sengaja. Hal yang paling sering
mereka lakukan untuk memaksa diri mereka agar muntah
yaitu dengan mamasukkan jari-jari mereka ke tenggorkan
hingga tersedak, namun apabila mereka sudah sering
melakukan hal tersebut mereka akan lebih mudah
memuntahkan makanan tersebut tanpa harus membuat diri
mereka tersedak terlebih dahulu. Penyalahgunaan obat
pencahar serta berpuasa dan olahraga yang berlebihan juga
sering mereka lakukan untuk mencegah bertambahnya berat
badan.
Pemantauan jangka panjang pada para pasien
bulimia nervosa mengungkapkan bahwa 70 persen
memperoleh kesembuhan, walaupun sekitar 10 persen tetap
sepenuhnya mengalami simtomatik. Para pasien bulimia
nervosa yang lebih sering makan berlebihan dan muntah,
komorbid dengan penyalahgunaan zat, atau memiliki riwayat
depresi memiliki prognosis lebih buruk dibanding paseien
tanpa faktor-faktor tersebut.
Dari beberapa gangguan makan diatas tentu terdapat
beberapa penanganan yang dapat dilakukan seperti dengan
intervensi psikologis dan biologis terhadap para pasien.
Penanganan biologis terhadap gangguan bulimia adalah
karena bulimia nervosa sering kali komorbid dengan depresi,
gangguan ini ditangani dengan berbagai antidepresan.
Fluoksetin ternyata lebih memberikan hasil dibanding plasebo
untuk mengurangi makan berlebihan dan muntah, juga akan
mengurangi depresi dan sikap yang menyimpang terhadap
makanan dan makan. Untuk gangguan anoreksia nervosa
juga terkadang dilakukan penanganan biologis namun, hal itu
jarang mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak terlalu
berhasil.
.
2. Gangguan Gizi
15
Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk
karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena
kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan
kekurangan keduaduanya. Gizi buruk ini biasanya terjadi pada
anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh
membusungnya perut (busung lapar). Turgor atau elastisitas kulit
jelek karena sel kekurangan air (dehidrasi). Reflek patella negatif
terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendon patella dan
degenerasi saraf motorik akibat dari kekurangn protein, Cu dan
Mg seperti gangguan neurotransmitter. Sedangkan, hepatomegali
terjadi karena kekurangan protein. Jika terjadi kekurangan
protein, maka terjadi penurunan pembentukan lipoprotein. Hal ini
membuat penurunan HDL dan LDL. Karena penurunan HDL dan
LDL, maka lemak yang ada di hepar sulit ditransport ke jaringan-
jaringan, pada akhirnya penumpukan lemak di hepar. Tanda khas
pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema
adalah edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula.
Pitting edema disebabkan oleh kurangnya protein, sehingga
tekanan onkotik intravaskular menurun. Jika hal ini terjadi, maka
terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial. Plasma masuk ke
intertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita kwashiorkor
tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi natrium.
Padahal natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Pada penderita kwashiorkor, selain defisiensi protein juga
defisiensi multinutrien. Ketika ditekan, maka plasma pada
intertisial lari ke daerah sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh
membran sel dan mengembalikannya membutuhkan waktu yang
lama karena posisi sel yang rapat. Edema biasanya terjadi
Universitas Sumatera Utara pada ekstremitas bawah karena
pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik
(Sadewa, 2008).
16
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi BBLR yakni
umur saat melahirkan, usia kehamilan saat melahirkan, tingkat
pendidikan dan jenis kelamin11. Menurut WHO (2004) faktir
etiologi yang berkontribusi menyebabkan kejadian berat badan
lahir rendah terutama di negara – negara berkembang meliputi
penggunaan tembakau ( merokok, konsumsi tembakau kunyah,
dan tembakau untuk kegunaan terapi ), kurang intake kalori, berat
bdan rendah sebelum masa kehamilan, jenis kelamin janin, tubuh
pendek, riwayat BBLR sebelumya11. Sehingga biasanya hal ini
terjadi akibat gangguan terhadap pertumbuhan bayi sewaktu
dalam kandungan yang disebabkan adanya kelainan pada
plasenta atau keadaan yang lain yakni suplai makanan bayi
berkurang.
4. Kelelahan
17
Kelelahan dan Kinerja Olahraga Kemungkinan untuk
menunda kelelahan atau mencegah terjadinya kelelahan, baik
komponen kelelahan lokal maupun komponen kelelahan seluruh
tubuh selama kinerja olahraga telah memperoleh perhatihan
banyak peneliti. Sebagai catatan adalah bahwa seharusnya
bukanlah pencegahan kelelahan selama kinerja olahraga yang
harus menjadi perhatian seorang atlit atau pelatih, karena
bagaimanapun juga, seorang atlet yang tidak lelah pada titik akhir
suatu kinerja olahraga (perlombaan) dapat saja tidak mengalami
kelelahan karena kemungkinan tidak mengaerahkan seluruh
tenaganya. Mestinya, yang menjadi perhatian utama adalah
bagaimana menunda kelelahan. Menunda kelelahan akan
memberikan kesempatan kepada seorang atlet untuk
menyelesaikan suatu perlombaan, permainan, atau pertandingan
yang memerlukan upaya keras, dimana pada saat yang sama
upaya atlet selama bagaian awal dan pertengahan tidak
dikompromikan. Idealnya adalah menunda kelelahan seharusnya
mengisinkan seorang atlet untuk mempertahankan atau
meningkatkan kinerjanya pada bagian awal dan pertengahan dari
pertandingan penting dan masih menyediakan tenaga yang besar
untuk menyelesaikan pertandingan. Kita semua tahu bahwa
penampilan pada saat akhir suatu perlombaan, sangat
menentukan atlet menjadi juara atau kalah. Pelatihan fisik
(physical training) memberikan perubahan-perubahan fisiologis
tubuh yang akan menjadi alat untuk menunda kelelahan. Sebagai
contoh, atlet yang telah menyelesaikan suatu pelatihan dapat
melakukan kerja yang lebih berat tanpa menyebabkan produksi
asam laktat yang berlebihan sebagaimana sebelumnya. Ada
semacam efek glykogen sparing pada atlet terlatih, mereka
menggunakan lebih banyak lemak daripada glikogen sebagai
bahan bakarnya. Hal ini menyebabkan cadangan glikogen otot
dan hati dapat irit, sehingga kelelahan tertunda. Efek pelatihan
fisik lainnya adalah: meningkatkan aklimatisasi terhadap panas
lingkungan yang akan menolong untuk mengurangi terjadinya
hipertermia, dehidrasi, dan hilangnya elektrolit selama kinerja
berlangsung.
18
mengakibatkan glukosa darah tidak dapat masuk kedalam sel
otot dan jaringan lemak. Akibatnya untuk memperoleh sumber
energi untuk kelangsungan hidup dan menjalankan fungsinya
maka otot dan jaringan lemak akan memecahkan cadangan
energi yang terdapat dalam dirinya sendrii melalui proses
glikogenolisis dan lipolisis. Proses ini berlangsung terus menerus
pada akhirnya menyebabkan massa otot dan jaringan lemak akan
berkurang dan terjadilah penurunan berat badan.
6. Tremor
7. Gangguan Pertumbuhan
8. Berkeringat Banyak
19
karena peningkatan kadar tiroid memacu peningkatan basal
metabolic rate.
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Aru, Bambag, Idrus Alwi dkk.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Internal
Publishing : Jakarta Pusat.
Nugraha,Marda Agung. 2014. Kadar LDL dan HDL dalam Darah model
Tikus periodontitis. Jember : e-jurnal pustaka kesehatan volume 2.
22
UPT/Balai Informasi Tekhnologi LIPI. 2009. Kolesterol Tinggi.
23