PENDAHULUAN
Hidup dan menghembuskan nafas itu adalah satu hakikat yang sulit dibantah
dan hampir tidak diperselisihkan oleh manusia.
Sedangkan manusia terkadang tidak sadar setelah tidak menghembuskan
nafas, akan mengalami suatu proses yang namanya kematian, yang mana proses
itu terkadang tidak diperhatikan oleh sekalian manusia, terkadang bahkan
dilupakan.
Banyak yang menganggap kematian sebagai kelenyapan, akhir dari
segalanya. Akibat pandangan demikian, tak sedikit manusia menebarkan
kerusakan di bumi. Sebaliknya, tak jarang pula yang frustasi, fatalistic, dan hampa
makna. Karena mati begitu menakutkan. Kematian dipandang kekuatan maha
dahsyat yang siap merenggut eksistensi seseorang dimana saja dan kapan saja.
Sesungguhnya masa yang tergerus oleh detik pastilah berakhir betapapun
panjangnya. Andaikata semua orang dapat melihat apa yang telah dilihat oleh
yang telah terenggut nyawanya oleh maut, pasti sikap dan keadaan semua bukan
seperti sekarang.
Tapi yakinlah bahwa dalam waktu dalam waktu dekat tabir maut pasti
mencabik-cabik sehingga manusia pun dapat melihatnya. Kekhawatiran atau rasa
takut, hadir bagi siapa saja yang menduga atau menantikan datangnya sesuatu
yang buruk. Ini berarti takut menyangkut sesuatu yang bakal datang.
B. KEMATIAN DALAM PANDANGAN ISLAM
ٍ ن َوأَحْ يَ ْيتَنَا ْاثنَتَ ْي ِن فَا ْعتَ َر ْفنَا بِ ُذنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى ُخرgِ قَالُوا َربَّنَا أَ َمتَّنَا ْاثنَتَ ْي
ٍ ُِوج ِم ْن َسب
يل
“ Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali
dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa
kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" QS.
Ghafir [40]: 11,
ََك ْيفَ تَ ْكفُرُونَ بِاهَّلل ِ َو ُك ْنتُ ْم أَ ْم َواتًا فَأَحْ يَا ُك ْم ثُ َّم يُ ِميتُ ُك ْم ثُ َّم يُحْ يِي ُك ْم ثُ َّم إِلَ ْي ِه تُرْ َجعُون
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah
menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali,
kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?”. QS. Al-Baqarah [2]:28
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik
untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”. QS.
An-Nisa’ [4]:77
“ dan sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagimu dari pada dunia”. QS. Al-
Dhuha [93]:4
َرى ِإلَىg ُل اأْل ُ ْخgوْ تَ َويُرْ ِسggضى َعلَ ْيهَا ْال َم
َ َالَّتِي ق س ُك
ِ فَيُ ْم ت فِي َمنَا ِمهَا ْ س ِحينَ َموْ تِهَا َوالَّتِي لَ ْم تَ ُم َ ُاأْل َ ْنف َيتَ َوفَّى ُ هَّللا
َت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون
ٍ ك آَل يَاَ ًِمًّى إِ َّن فِي َذلg’ أَ َج ٍل ُم َس
“Allah menyempurnakan jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang)
yang Telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir”. (Qs. Az-Zumar [39]: 42)
ََواَل تَحْ َسبَ َّن الَّ ِذينَ قُتِلُوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ أَ ْم َواتًا بَلْ أَحْ يَا ٌء ِع ْن َد َربِّ ِه ْم يُرْ َزقُون
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. (QS. Ali
Imran [3]: 169)
رُوا بِ ْال َجنَّ ِة الَّتِي ُك ْنتُ ْمgوا َوأَب ِْشgُ افُوا َواَل تَحْ َزنgَ ةُ أَاَّل تَخg َّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ْال َماَل ئِ َكgَتَقَا ُموا تَتَنgاس
ْ ا هَّللا ُ ثُ َّمggَالُوا َربُّنgَإِ َّن الَّ ِذينَ ق
فصلت )30( َتُو َع ُدون
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"
Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannahyang telah dijanjikan Allah
kepadamu". (QS. Fushshilat [41]: 30
Nabi Muhammad Saw., dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad menjelaskan bahwa, “Seorang mukmin, saat menjelang kematiannya,
akan didatangi oleh malaikat sambil menyampaikan dan memperlihatkan
kepadanya apa yang bakal dialaminya setelah kematian. Ketika itu tidak ada
yang lebih disenanginya kecuali bertemu dengan Tuhan (mati). Berbeda halnya
dengan orang kafir yang juga diperlihatkan kepadanya apa yang bakal
dihadapinya, dan ketika itu tidak ada sesuatu yang lebih dibencinya daripada
bertemu dengan Tuhan”.
Tentang apa yang akan dialami oleh orang yang kufur kepada Allah ini, al-
Quran juga menjelaskan dalam QS. Al-Anfal [8]: 50,
ِ اب ْال َح ِر
) االنفال50(يق َ ََولَوْ تَ َرى إِ ْذ يَتَ َوفَّى الَّ ِذينَ َكفَرُوا ْال َماَل ئِ َكةُ يَضْ ِربُونَ ُوجُوهَهُ ْم َوأَ ْدب
َ ارهُ ْم َو ُذوقُوا َع َذ
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang
kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah
olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri)”.
ْ وْ َم تُجْ زَ وْ نggَ ُك ُم ْاليgوا أَ ْنفُ َسgُ ِدي ِه ْم أَ ْخ ِرجgطُو أَ ْيgاس
اليَوْ َمgَ ِ َ ةُ بgت َو ْال َماَل ئِ َك
ِ ْوgت ْال َم ِ َراg َرى إِ ِذ الظَّالِ ُمونَ فِي َغ َمgَوْ تgَ َول ...
ِّ اب ْالهُو ِن بِ َما ُك ْنتُ ْم تَقُولُونَ َعلَى هَّللا ِ َغي َْر ْال َح
َق َو ُك ْنتُ ْم ع َْن َءايَاتِ ِه تَ ْستَ ْكبِرُون َ تُجْ َزوْ نَ َع َذ
“... Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang
zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat
memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari
ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu
selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.(QS. Al-An’am [6]: 93
Berdasarkan paparan di atas, seyogyanyalah hamba yang beriman kepada
Allah dan beramal shaleh tidak merasa takut dan khawatir untuk menghadapi
kematian. Dengan banyak berubudiyah dan mengingat Allah akan membawa
kedamaian dan kebahagiaan kepada jiwa (ruh atau nafs). Kedamaian serta
kebahagiaan hati ini akan berlansung sampai saat-saat kematian dan akan
merasakan kelezatan dan nikmat sebagaimana telah dijelaskan Al-Quran.
ا َو ِم ْنggَ َو قَائِلُهgُ ةٌ هgت َكاَّل ِإنَّهَا َكلِ َم َ لَ َعلِّي أَ ْع َم ُل . ت قَا َل َربِّ ارْ ِجعُو ِن
ُ صالِحًا فِي َما تَ َر ْك ُ َْحتَّى إِ َذا َجا َء أَ َح َدهُ ُم ْال َمو
ََو َرائِ ِه ْم بَرْ َز ٌخ إِلَى يَوْ ِم يُ ْب َعثُون
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke
dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.
Dan di hadapan mereka ada pemisah (barzakh) sampai hari mereka
dibangkitkan”.(QS. Al-Mukminun [23]: 99-100)
Dari segi bahasa, “barzakh” berarti “pemisah”. Para ulama mengartikan alam
barzakh sebagai “periode antara kehidupan dunia dan akhirat”. Keberadaan pada
alam ini memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat.
Kehidupan alam barzakh bagaikan keberadaan pada suatu ruangan terbuat kaca.
Ke depan dia bisa melihat keadaannya yang akan datang, sedang ke belakang ia
dapat menyaksikan kehidupan yang berlangsung pada pentas dunia. Quraish
Shihab mengutip beberapa riwayat menjelaskan hal ini sebagaimana paparan di
bawah ini.
Sebuah riwayat dari Imam Ahmad ibn Hambal, Ath-Thabrani, Ibn Abi ad-
Dunya, Ibn Majah dari Abu Sa’id al-Khudri. Rasul bersabda:
)( رواه احمد والطبرانى وابن ابى الدنيا عن ابى سعيد الخدرى
ّ
ألنا عنggال سggتحسبن الذين قتلوا فى سبيل هللا امواتا" فق سأ لنا او سأ لت عبد هللا ابن مسعود عن هذه األية "ال
اء تggة حيث شggرح من الجنggذالك رسول هللا فقال ارواحهم فى جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تس
تهى ونحنggيئ نسggالوا أى شggيأ ؟ فقggتهون شggثم تأوى الى تلك القنا ديل فا طلع عليهم ربهم اطالعة فقال هل تس
نسرح من الجنة حيث شئنا ففعل ذلك بهم ثالث مرات فلما راوا أنهم لن يتركوا من ان يسألوا قالوا يارب نزيد
لمggوا رواه مسggة تركggا رأى ان ليس لهم حاجggان تر ّد ارواحنا فى اجسا دنا حتى نقتل فى سبيلك مرة اخرى فلم
والترمزى
Kami bertanya kepada Abdullah bin Mas’ud tentang ayat QS Ali Imran: 169 (di
atas) . Abdullah bin Mas’ud berkata,: “Sesungguhnya kami telah menanyakan
hal itu kepada Rasulullah, dan beliau bersabda:” Arwah mereka di dalam rongga
burung berwarna hijau dengan pelita-pelita yang tergantung di bawah ‘Arasy,
terbang ke sorga dengan mudah kemanapun mereka kehendaki kemudian kembali
lagi kepada pelita-pelita itu. Tuhan mereka mengunjungi mereka dan berfirman,
“Apakah kalian menginginkan sesuatu? Mereka menjawab, “Apalagi yang kami
inginkan sedangkan kami terbang dengan mudahnya di Sorga, ke manapun kami
menghendaki?” Tuhan melakukan hal yang demikian tiga kali dan ketika mereka
sadar bahwa mereka tidak dibiarkan tanpa meminta sesuatu, mereka berkata:
“Wahai Tuhan, kami ingin agar arwah kami dikembalikan ke jasad kami,
sehingga kami dapat gugur di jalan-Mu untuk kali yang kedua. Setelah Tuhan
melihat bahwa mereka tidak memiliki keinginan lagi di sana (lebih dari apa yang
mereka peroleh selama ini) maka mereka dibiarkan”.
Ali ibn Abi Thalib juga pernah berkomentar kepada seorang sahabat yang
bernama Yunus bin Zibyan,
ه هللاggسبحان هللا المؤمن اكرم على هللا من ان يجعل روحه في حصولة طير احضر يا يونس المؤمن اذا قبض
انggتى كggصير روحه في قالب كفال به فى الدنيا فيأكلون ويشربون فأذا قدم عليهم القادم عرفوه بتلك صورة ال
عليها في الدنيا
“Maha suci Allah, seorang mukmin lebih mulia di sisi Allah untuk ditempatkan
ruhnya di rongga burung hijau wahai Yunus! Seorang mukmin bila diwafatkan
Allah, ruhnya ditempatkan pada suatu wadah sebagaimana wadahnya pada
waktu di dunia. Mereka makan dan minum, sehingga bila ada yang datang
kepadanya, mereka mengenalnya dengan keadaannya semasa di dunia”
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan diangkatlah bumi dan gunung-
gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah
hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.
(QS. Al-Haqqah [69]: 13-16)
ا ٌمggَإ ِ َذا هُ ْم قِيgَ َرى فg ِه أُ ْخgا َء هَّللا ُ ثُ َّم نُفِخَ فِيgض إِاَّل َم ْن َش
ِ ْت َو َم ْن فِي اأْل َر َّ ق َم ْن فِي
ِ َم َواgالس َ َور ف
َ ِعgص ُّ َونُفِ َخ فِي
ِ gالص
َيَ ْنظُرُون
“ Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi
Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”. (QS.
Al-Zumar [39]: 68)
“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring
dan seorang malaikat penyaksi”. (QS. Qaf [50]: 21)
Para ulama menafsirkan pengiring pada ayat di atas dengan malaikat dan
penyaksi pada ayat di atas dengan kesaksian diri mereka sendiri yang dapat
mengelak, atau amal perbuatan mereka masing-masing.
َيَوْ َم تَ ْشهَ ُد َعلَ ْي ِه ْم أَ ْل ِسنَتُهُ ْم َوأَ ْي ِدي ِه ْم َوأَرْ ُجلُهُ ْم بِ َما َكانُوا يَ ْع َملُون
Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka
terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
C. PENUTUP
Kematian adalah berpisahnya roh dari tubuh dan dikeluarkannya jiwa dari
badan dan kemudian dipalingkan dari alam indra dan dihadapkan kepada Allah
SWT, dalam keadaan yang tidak tentu waktu, sedangkan tubuh dalam kesehatan
yang sempurna dan anggota tubuh dalam keadaan yang sempurna, roh
meninggalkan tubuh tanpa sebab apapun, kecuali kehendak Allah telah lebih
dahulu menetapkan suatu ketetapan yang pasti berlaku yaitu kematian orang yang
di diami oleh roh itu