com/nasional/20180720135903-12-315685/remaja-17-tahun-
terlibat-jaringan-narkoba-nigeria-indonesia
https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-remaja-meningkat/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-napza
http://www.rs-sejahterabhakti.com/2015/09/narkoba-pada-sistem-saraf.html
Hawari, D. 2000. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Aditif. Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Indonesia: Jakarta.
https://hot.liputan6.com/read/4032771/mengenal-jenis-penelitian-deskriptif-kualitatif-
pada-sebuah-tulisan-ilmiah
http://cerdasbiologi.blogspot.com/2015/11/zat-adiktif-dan-psikotropika.html
https://news.okezone.com/read/2016/09/19/542/1493119/begini-cara-narkotika-merusak-
otak-manusia
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3129586/begini-proses-kecanduan-narkoba-
mengubah-otak
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3569916/inilah-mengapa-remaja-rentan-
kecanduan-narkoba
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170810210851-255-233888/mengenali-7-
manfaat-dan-bahaya-ganja
https://bnn.go.id/4-langkah-cara-mengatasi-kecanduan-narkoba/
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "Pengaruh NAPZA
terhadap Sistem Koordinasi."
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada Organisasi Program Kesehatan Remaja yang
telah bersedia kami wawancarai, juga tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada
pembimbing kami atas bantuannya dalam proses pembuatan makalah ini sehingga dapat selesai
tepat pada waktunya.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah yang telah kami susun
ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca. Kami sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi
kedepannya.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang sudah terkena dampak dari globalisasi.
Globalisasi diambil dari kata Globalization. Global artinya mendunia sedangkan lization artinya
adalah proses, sehingga Globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mendunia, suatu
proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lainnya tanpa batas
waktu dan jarak. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan pengaruh budaya luar yang datang ke Indonesia mengakibatkan munculnya
budaya baru di Indonesia, dimana budaya yang mampu membuat para remaja menuju hal yang
negative. Banyak dari mereka yang akhirnya terlibat dalam pergaulan tidak sehat. Pergaulan
bebas yang tidak sehat dapat mengarah ke banyak hal yang tidak baik , salah satunya adalah
narkoba. Selain itu dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi yang
memudahkan mobilitas manusia keseluruh dunia tersebut dapat dimanfaatkan oleh organisasi -
organisasi kejahatan atau sindikat peredaran narkotika untuk mendistribusikan narkoba ke
seluruh wilayah di dunia dan semua lapisan masyarakat. Contoh kasus seorang remaja berinisial
RS (17) terlibat dalam kasus narkotika jenis ekstasi jaringan internasional Nigeria-Indonesia.
Namun karena masih di bawah umur, status RS saat ini ditetapkan sebagai Anak yang
Berhadapan dengan Hukum (ABH). Sebelum penangkapan, Dit Resnarkoba Polda Metro Jaya
menerima informasi terkait transaksi jaringan internasional jenis ekstasi yang dikendalikan oleh
seorang pria warga negara Nigeria bernama Paul. Pengiriman narkoba jenis ekstasi tersebut dari
Perancis yang rencananya akan diedarkan di Indonesia. Penyalahgunaan narkotika dan obat-
obatan terlarang di kalangan remaja ini kian meningkat. Dari data yang diambil World Drugs
Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC),
menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64
tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di Indonesia, BNN selaku focal point di bidang
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang
usia 10-59 tahun. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Para
remaja tersebut hanya ingin mengikuti sebuah metode yang lagi berkembang dan ingin disebut
sebagai anak gaul. Beberapa penyebab diantaranya adalah kesalahan dalam bergaul, banyaknya
tekanan yang dialami remaja tersebut, tipisnya iman para remaja, dan kurangnya pengetahuan
remaja tentang agama yang disebabkan kendala orang tua yang tak mengenalkan agama secara
mendalam kepada remaja tersebut. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut,
dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena remaja
sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga para remaja tersebut tidak dapat berpikir
jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan. Semua itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai bahaya narkoba dan
kurangnya sosialisasi dampak-dampak penggunaan narkoba bagi kesehatan. Oleh karena itu,
kami akan melakukan pembahasan mengenai "Pengaruh NAPZA terhadap Sistem Koordinasi."
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dibuat dengan tujuan untuk memecahkan masalah pokok yang timbul
secara jelas dan sistematis. Perumusan masalah digunakan untuk menegaskan masalah-masalah
yang akan diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam penelitian yang dilakukan dan akan
sesuai sasaran yang diterapkan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini sebagai
berikut :
Penelitian terhadap obyek yang diteliti agar tidak sia-sia dan dilakukan dengan seenaknya
maka harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini pada hakikatnya adalah untuk mendapatkan
solusi yang terbaik dari masalah praktis serta disebutkan pada rumusan masalah di atas.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan informasi dan pengingat bagi para pembaca
tentang bahaya NAPZA terhadap sistem koordinasi
3. Sebagai sebuah pengalaman awal dalam meneliti dan memahami pengaruh NAPZA bagi
sistem koordinasi tubuh.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainya.
Napza mencakup segala macam zat yang disalah gunakan untuk Gitting, mabuk, fly atau high,
yang dapat mengubah tingkat kesadaran seseorang. (Hawari, 1991)
NAPZA merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
(Budiarta, 2000)
Narkoba merupakan istilah yang sering dipakai untuk narkotika dan obat berbahaya.
Narkoba merupakan sebutan bagi bahan yang tergolong narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya. Disamping lazim dinamakan narkoba, bahan-bahan serupa biasa juga disebut
dengan nama lain, seperti NAZA (Narkotika,Alkohol, dan Zat adiktif lainnya) dan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) (Witarsa, 2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol,
Psikotropika, dan Zat Adiktif yang berasal dari tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang
dapat menyebabkan perubahan kesadaran serta menimbulkan ketergantungan.
2. Alkohol: minuman yang mengandung etanol/etil-alkohol; wiski, vodka, arak, ciu dll
1. Narkotika
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Codein.
2. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan
/ atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM )
3. Zat Adiktif
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf
pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan
tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat
pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai
pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Dalam
upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada
remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi
pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Para ahli menggolongkan narkoba menjadi tiga golongan besar berdasarkan efeknya
terhadap susunan saraf pusat. Golongan ini antara lain :
1. Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus
sehingga meningkatkan kerja organ. Contoh stimulan yaitu kafein, nikotin, atau amfetamin,
kokain, shabu, ekstasi.
Efek dari pemakaian obat ini adalah: menghambat perasaan lapar, menurunan perasaan
letih, menurunkan kebutuhan tidur, memicu kerja jantung, serta meningkatkan tekanan darah.
Dalam dunia medis, kokain digunakan untuk anestesi (pembiusan local), khusunya untuk operasi
pembedahan hidung, tenggorokan, dan telinga. meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah,
dan mengecilkan pupil dan meningkatkan gula darah.
Contoh dari stimulan adalah amfetamin. Amfetamin mempengaruhi fungsi organ-organ lainnya
yang berhubungan dengan hipotalamus, seperti peningkatan rasa haus dan berkurangnya rasa
lapar dan kantuk
2. Depresan
e. Anastetik, mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon lain yang mudah menguap
dan biasa digunakan sebagai pelarut, misalnya benzen, toluena, dankarbon tetraklorida.
3. Halusinogen
Halusinogen meliputi ganja, LSD (Lysergic Acid Diethylamide), Ganja, STP (mirip
amfetamin), THC (Tentra Hydro Cannabinol), mesakolin (dari pohon kaktus peyote), ketamine,
psilosibin (dari jenis jamur), dan PCP (Phencyclidine) suatu obat bius hewan.
Ganja (Cannabis sativa) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal
sebagai obat psikotropika karena adanya kandungan zat tetrahidrokanabinol (THC) yang dapat
membuat pemakainya mengalami rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab (euforia).
Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana. Efek awal yang dirasakan oleh
pengguna ganja antara 1-10 menit jika ganja merokok dan hingga satu jam setelah makan.
1. Menenangkan kecemasan
Sejumlah peneliti dari Harvard Medical School mengungkapkan ganja memiliki efek yang bisa
membantu menenangkan kecemasan seseorang. Tentu saja, dengan catatan hal ini hanya berlaku
dengan penggunaan ganja dosis tepat. Jika dikonsumsi dosis tinggi justru malah membahayakan.
2. Mengobati epilepsi
3. Memperlambat alzheimer
Penelitian Scripss Research Institute pernah melaporkan ganja dapat memperlambat penyakit
Alzheimer yang menyerang otak. Laporan ini dimuat di jurnal Molecular Pharmaceutics.
Namun jika ganja disalahgunakan, ganja dapat menyebabkan kecemasan dan reaksi panik yang
berlebihan. Ganja juga mengganggu memori jangka pendek dan kemampuan belajar sehingga
dapat memperlambat pengolahan informasi, yang mengarah ke kinerja mental lambat.
Secara umum efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi ini :
a. Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak teratur, timbul perasaan cemas,
tekanan darah naik, frekuensi pernafasan naik, produksi air liur berlebihan, pilek dan muntah-
muntah.
LSD dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau
sakit ingatan. Di Indonesia para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo.
Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai macam efek:
3) mudah tersinggung,
4) daya ingat dan koordinasi motorik terganggu sehingga jalannya menjadi limbung.
Dampak penyalahgunaan NAPZA jika digunakan secara terus menerus atau melebihi
takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan atau kecanduan. Kencanduan
inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan
pada sistem saraf pusat (SPP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan NAPZA pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
yang digunakan, kepribadian pemakai, dan situasi serta kondisi sang pemakai. Dampak
penyalahgunaan NAPZA terhadap fisik seseorang, yaitu :
Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak dapat melepaskan isinya ke
celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak dapat menyebrang ke membran post
sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi pada membran post
sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf
berikutnya.
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (cardiovascular) , seperti infeksi akut
otot jantung, gangguan pada peredaran darah, dan lain-lain.
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) , seperti penahanan (abses), alergi, eksim, dan
lain-lain.
Selain itu pula dampak dari penyalahgunaan NAPZA yaitu sering sakit kepala, mual-mual dan
muntah-muntah.
Dr Idrat dari Rumah Sakit Raden Mattaher (RSRM), Jambi, memaparkan bahwa
penyalahgunaan narkotika memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf.
Pertama, gangguan saraf sensorik, di mana ada rasa kebas, penglihatan buram hingga bisa
menyebabkan kebutaan. Kasus kebutaan akibat penggunaan narkotika sudah pernah saya
temukan kasusnya.
Kedua, gangguan saraf otonom. Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki
melalui gerak motorik. Sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di
luar kesadarannya. “Misalnya saat mabuk, mengganggu orang, berkelahi dan sebagainya.
Ketiga, gerakan gangguan saraf motorik. Gerakan tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya.
“Orang lagi on, kepalanya goyang-goyang sendiri, pengaruh narkotika hilang, baru berhenti.
Keempat, gangguan saraf vegetatif yakni terkait bahasa yang keluar di luar kesadaran.
Tak hanya itu, di otak juga narkotika menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri jika tidak
menggunakannya. Dalam jangka panjang secara perlahan bisa merusak sistem saraf di otak
mulai dari ringan hingga permanen. Saat penggunaan narkotika, muatan listrik dalam otak
berlebihan, jika ini sudah kecanduan, maka lama-lama kelamaan saraf bisa rusak. Yang terjadi
pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat kenikmatan. Jika
mengonsumsi narkotika , otak membaca tanggapan orang itu. Jika merasa nyaman, otak
mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan kesan menyenangkan.
Otak merekamnya sebagai sesuatu yang dicari sebagai prioritas sebab menyenangkan.
Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah orang itu memerlukannya sebagai
kebutuhan pokok. Terjadi kecanduan atau ketergantungan. Dalam keadaan ketergantungan,
pecandu merasa sangat tidak nyaman dan kesakitan. Untuk mendapatkan narkotika , dia akan
melakukan segala cara seperti mencuri, bahkan membunuh.
Perjalanan adiksi nakorba memengaruhi otak dalam sebuah studi terbaru yang
dipublikasi di The New England Journal of Medicine disebut dapat dibagi menjadi tiga tahap
besar. Tiap tahapan punya dampaknya bagi otak yang berimbas kepada perilaku individu terkait.
1. Tahap intoksikasi, saat itu orang yang memakai narkoba akan merasakan euforia akibat
efek zat. Tapi secara bersamaan juga pada beberapa orang akan terjadi perubahan di otak yang
bisa memicu stres bila zat tersebut tak ada lagi di tubuh.
2. Tahap intoksikasi dan tahap ketergantungan yaitu muncul ketergantungan itu sendiri.
Salah satu fungsi penting otak adalah kemampuannya belajar dengan cepat untuk keluar dari
situasi genting, nah ketika stres muncul dan pemberian zat mampu menghilangkannya maka
secara otomatis otak akan menginginkan lebih. Kemudian akhirnya membentuk pola lingkaran
berulang. "Anda merasa senang, bahagia, tinggi, lalu habis efeknya Anda akan merasa buruk.
Otak Anda akan belajar mencari narkoba lebih banyak lagi," kata dr Volkow seperti dikutip dari
Livescience pada Kamis (28/1/2016). Selain perubahan pada susunan saraf otak yang berujung
pada stres dan kecanduan. Perubahan terjadi juga pada bagian prefrontal cortex otak, tempat di
mana proses kesadaran diri dan pengambilan keputusan dibuat.
3. Tahap antisipasi, perubahan pada bagian prefrontal cortex membuat seseorang tak
mampu menahan nafsunya. Hal ini yang mungkin menjelaskan mengapa orang kecanduan yang
sangat ingin berhenti tetap tidak bisa meski sebenarnya ia mampu menahan tahap kecanduan.
Pada masa ini NAPZA rentan menyerang kaum remaja. Hal tersebut disebabkan oleh :
1. Tekanan sosial
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Sering kali para remaja mengikuti apa pun
yang dilakukan teman atau kelompoknya, agar diterima dalam lingkaran sosial. Oleh karena itu,
jika teman sekelompok atau idolanya mencoba hal yang negatif seperti narkoba, mereka pun
rentan untuk melakukan hal yang sama agar tidak dikucilkan. Paparan media seperti media
sosial, serial televisi, atau film juga dapat memberikan efek negatif lantaran menggambarkan
pemakai narkoba sebagai orang yang terlihat keren, sehingga rentan diikuti oleh para remaja
lainnya.
3. Bentuk pemberontakan
Remaja yang berani mencoba hal baru dan menjadi pionir biasanya akan menonjol dan
dipandang oleh kelompoknya. Hal itu bisa membuat remaja yang haus akan pengakuan dari
teman-temannya untuk mencoba pengalaman baru, termasuk mencoba narkoba. Narkoba seolah
menjadi “amunisi” bagi para remaja untuk bertindak lebih berani dan agresif. Narkoba jenis
methamphetamine atau yang lebih dikenal dengan istilah sabu dapat membuat remaja bertindak
kasar, agresif, atau bahkan membahayakan bagi orang lain.
Berbicara di depan umum, tampil pada pentas sekolah, atau sekadar mengajak lawan jenis bicara
dapat menjadi masalah bagi remaja yang kurang percaya diri. Narkoba sering kali menjadi solusi
bagi remaja yang demikian. Penggunaan narkoba jenis tertentu memang dapat memberikan efek
sesaat, seperti menjadi lebih percaya diri dan tidak takut melakukan hal apa pun. Namun efek
samping yang timbul setelah itu bisa sangat berbahaya, bahkan hingga berujung pada kematian
seketika.
5. Kesenangan sesaat
Meski awalnya hanya iseng mencoba narkoba untuk kesenangan sesaat, namun kebahagiaan
semu ini dapat membuat remaja kecanduan untuk mencobanya lagi dan lagi. Agar intensitas
euforia itu bisa menetap, lama-kelamaan dibutuhkan dosis narkoba yang semakin tinggi.
Akibatnya, mereka akan semakin sulit untuk bisa keluar dari “lingkaran setan” yang diciptakan
narkoba.
Jika sudah mengalami ketergantungan terhadap NAPZA harus segera diatasi agar seluruh
organ dan sistem yang bekerja di tubuh kita tidak rusak dengan cara di Rehabilitasi. Proses
rehabilitasi nantinya akan dilakukan secara total agar pemakai tidak kembali memakai obat-
obatan tersebut. Secara umum, ada 4 langkah yang dilakukan untuk mengatasi kecanduan
narkoba dan di antaranya adalah:
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis. Pemeriksaan bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami dan adakah efek samping yang muncul. Jika si
pemakai mengalami depresi atau bahkan gangguan perilaku, maka terapis akan menyembuhkan
efek tersebut baru melakukan rehabilitasi.
2. Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah satu yang cukup berat adalah
detoksifikasi. Di sini pengguna harus 100% berhenti menggunakan obat-obatan berbahaya
tersebut. Reaksi yang akan dirasakan cukup menyiksa mulai dari rasa mual hingga badan terasa
sakit. Disamping itu pecandu akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang yang
dikonsumsi seperti biasa. Selama proses detoksifikasi, dokter akan meringankan efek yang tidak
mengenakkan tersebut dengan memberikan obat. Di samping itu, pecandu juga harus
memperbanyak minum air agar tidak terkena dehidrasi serta mengkonsumsi makanan bergizi
untuk memulihkan kondisi tubuh. Lamanya proses ini sangat bergantung pada tingkat kecanduan
yang dialami serta tekad yang dimiliki oleh si pemakai untuk sembuh.
3. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter akan menerapkan langkah
stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan
memberikan resep dokter. Tidak hanya itu, pemikiran tentang rencana ke depan pun diarahkan
agar kesehatan mental tetap terjaga dan tidak kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan
terlarang.
4. Pengelolaan Aktivitas
Jika sudah keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh akan kembali ke kehidupan
normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman agar
mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh dari orang sekitar, keberhasilan
dalam mengatasi kecanduan obat terlarang tidak akan lancar.
Banyak pemakai yang sudah sembuh lantas mencoba menggunakan kembali obat-obatan tersebut
karena pergaulan yang salah. Karena itulah pengelolaan aktivitas sangat penting agar terhindar
dari pengaruh negatif.
Agar tidak terjerumus dalam barang haram tersebut, tentunya kita perlu menghindarinya.
Berikut kiat-kiat menghindari penyalahgunaan narkoba:
1. Pererat diri dengan keimanan dan ketaqwaan serta berbudi pekerti luhur
c. Berperilaku baik, tidak melanggar aturan yang berlaku di rumah, di sekolah dan aturan
masyarakat;
Membiasakan diri berpola hidup sehat dapat mendorong untuk mencegah penyalahgunaan
narkoba. Kegiatan/hidup sehari-hari yang teratur dari mulai bangun pagi, mandi, ibadah/shalat,
makan dengan menu sehat, pergi ke sekolah, olahraga/beriman, belajar di rumah, tidur dengan
teratur dan sebagainya akan dapat menangkal gangguan penyalahgunaan narkoba. Jiwa yang
sehat tercermin pada kepribadian yang sehat.
3. Menolak bujukan
Tolaklah bujukan teman atau siapa pun juga yang menawarkan narkoba walaupun sekedar coba-
coba. Ingat akibat penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan jasmani dna rohani kita, masa depan
sekolah kita, ekonomi keluarga, dan masa depan bangsa kita.
a. Menolak secara halus terhadap bujukan atau rayuan pengguna narkoba, misalnya dengan cara
seperti berikut.
3) Ogah ah! Teman saya masuk rumah sakit dan sampai sekarang belum sembuh-sembuh.
2) Tidak, aku tidak mau menjadi seorang pencandu narkoba, itu seperti orang gila dan putus asa.
3) Banyak cara penolakan yang lainnya yang dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh kita.
Berprestasi akan mempermudah langkah kita menuju cita-cita masa depan yang gemilang.
Jangan biarkan cita-cita yang kita harapkan lepas gara-gara narkoba. Berusaha menjadi yang
terbaik atau menjadi pilihan dan berprestasi di berbagai kegiatan sekolah adalah sesuatu yang
mungkin dan bisa terjadi kalau betul-betul kita lakukan dengan sepenuh hati.
Turut aktif mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat melalui kelompok
pengembangan minat bakat, kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dapat membantu menekan
keinginan pada hal-hal yang tidak berguna seperti: tawuran, penyalahgunaan narkoba dan
sebagainya. Pengembangan minat dan bakat yang dimiliki dalam bidang kegiatan tertentu seperti
kepentingan, keterampilan, teknologi/ilmu pengetahuan, olahraga, kesenian dan bakat minat
lainnya, merupakan kegiatan yang bermanfaat, efektif, dan efisien membantu tercapainya hasil
pembelajaran di sekolah.
Mempertimbangkan terlebih dahulu untung dan ruginya bagi diri dan lingkungan sebelum
bertindak merupakan wujud kesadaran dalam memperjuangkan keberhasilan belajar. Hindari
tindakan yang tidak bermanfaat seperti tawuran antar peserta didik, corat-coret di sembarang
tempat, mencegat kendaraan umum dengan kekerasan dan sebagainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 97 Jakarta yang terletak di Jl. Brigif II No.2,
RW.6, Ciganjur, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630.
Peneliti mengambil data di sekolah ini karena peneliti cukup mengetahui tentang organisasi
remaja yang sebagian besar anggotanya adalah murid di sekolah ini.
2. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2020. Adapun pengambilan data
di sekolah ini berlangsung pada pukul 16.00 s.d 17.30
B. Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah anggota Organisasi Young Health Programme atau Organisasi
Kesehatan Remaja yang berjumlah 6 orang yang terdiri dari 5 orang remaja laki - laki dan 1
orang perempuan. Adapun objek dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang
pengaruh NAPZA terhadap sistem koordinasi.
C. Sampel
Sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representatif.
Sampel yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah Anggota Organisasi Kesehatan
Remaja sebanyak 6 orang.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan
jenis pendekatan studi kasus. Persoalan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai
pengaruh NAPZA terhadap sistem koordinasi manusia.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data.
Dalam penelitian kualitatif, tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun
peranan penelitianlah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Dalam penelitian kualitatif
peneliti merupakan instrumen utama, dimana peneliti terjun secara langsung mengamati
permasalahan yang diteliti. Namun selanjutnya dikembangkan instrumen penelitian sederhana
yang diharapkan dapat melengkapi data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawncara.
Sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun berupa pedoman wawancara,
pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi, hal ini karena metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengolahan Data
PERTANYAAN JAWABAN
Ada berapakah golongan NAPZA ? Ada 3 golongan, yaitu golongan pertama yaitu
oium, mentam, kokain, dan heroin. Golongan kedua
yaitu metobromida dan morfina. Golongan ketiga
yaitu etimorfina , kodeina, dan polkodina
Apa sajakah yang termasuk golongan stimulant? Golongan stimulant yang membuat menjadi
Bahagia seperti kokain dan kafein
Mengapa NAPZA mempengaruhi system saraf Napza adalah narkotika yang mengefek syaraf
pusat ? pada otak, akan mengefek pada cara pikiran kita
pada keputusan.
Mengapa NAPZA rentan menyerang kaum remaja? Karena remaja masih mencari jati diri, kebanyakan
stress, gampang marah. Jadi narkoba menjadi solusi
menenangkan diri
Mengapa ganja termasuk golongan depresan, Karena didalam ganja terdapat zat yang dinamakan
sedangkan ganja itu merupakan tumbuhan? tetrakodiol dan kokadiol yang mengakibatkan
penggunanya untuk merasakan perasaan bahagia
Menurut anda, adakah manfaat ganja untuk tubuh? Manfaat ganja ada di obat-obatan seperti staspatik,
Jika ada sebutkan! sebuah obat yang digunakan memperlambat kanker
payudara.
Apakah anda tau apa itu sistem koordinasi? System dimana kita dapat bergerak dengan lancer
yang termasuk system koordinasi seperti telinga,
mata, otak, dan syaraf
Apakah dampak buruk penggunaan NAPZA bagi Jika kita mengonsumsi narkoba, kita jadi tidak bias
sistem koordinasi? berfikir dengan teratur, dan dengan itu kita tidak
bias memilih keputusan dengan tepat atau benar
Apakah terdapat gangguan fisik pada penggunaan Mata bias merah dan bibir menghitam
NAPZA?
Bagaimana cara mengatasi ketergantungan Menghindari dari pergaulan yang burul seperti ada
NAPZA? teman yang mengonsumsi narkotika, bilang kepada
mereka saya tidak mau
Apa sajakah kiat-kiat untuk menghindari Pertama dengan bertakwa kepada tuhan, dengan itu
penyalahgunaan NAPZA? kita memperkuat diri kita untuk tidak mengonsumsi
narkoba. Kedua belajar agar kita mengetahui
penyebab buruk dari NAPZA
Ada berapakah golongan napza ? Ada 3, golongan yang pertama itu untuk
pengetahuan. Golongan kedua untuk
pengobatan dan pengaturan termasuk zat
adiktif. Golongan ketiga sama tapi dalam
golongan ringanya
Apakah perbedaan antara narkotika Narkotika sama seperti zat adiktif, tetapi
psikotropika, dan zat adiktif ? psikotropika lebih bergantung pada kejiwaan,
narkotika lebih terhadap pengaruh system
kerja tubuh, zat adiktif sendiri adalah zat yang
menjadi penyebab kecanduan.
Mengapa NAPZA rentan menyerang kaum Karena remaja pada masa pubertas biasanya
remaja? hormonya sedang naik-naiknya sehingga
remaja biasanya akan bersikap labil
Menurut anda, adakah manfaat ganja untuk Bisa digunakan untuk bahan makanan dan
tubuh? Jika ada sebutkan! dapat digunakan dalam bidang kedokteran
Apakah anda tau apa itu sistem koordinasi? System yang menghantarkan respon dan
menghasilkan reaksi
Apakah dampak buruk penggunaan NAPZA Fungsi kerja otak yang menurun dan
bagi sistem koordinasi? gangguan terhadap psikologi dan tubuh
Apakah terdapat gangguan fisik pada Ada, terlihat dari matanya, fisik mudah Lelah
penggunaan NAPZA? dan pucat
Bagaimana tahap kerusakan pada system saraf Untuk kerusakan saya kurang tau
penggunaan NAPZA?
Apa sajakah kiat-kiat untuk menghindari Pertama rohani dan kedua motivasi
penyalahgunaan NAPZA?
PERTANYAAN JAWABAN
Ada berapakah golongan napza ? Golongan napza ada 3 yaitu, pertama hanya
digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Golonga kedua itu digunakan
untuk pengobatan atau jalan terakhir dan
golongan ketiga merupakan bias digunakan
untuk obat-obatan
Mengapa NAPZA mempengaruhi system Karna dari tujuan dari NAPZA sendiri itu
saraf pusat ? depresan, stimulant, dan halusinogen, 3 ini
pasti akan menyerang system saraf pusat,
maka banyak sekali penyalahgunaan NAPZA
sendiri
Mengapa NAPZA rentan menyerang kaum Karena kaum remaja masih labil, kalua
remaja? disuruh ini pasti mau-mau aja mangkanya
remaja mudah terpengaruh NAPZA
Menurut anda, adakah manfaat ganja untuk Ada, bias digunakan sebagai obat dari tumor
tubuh? Jika ada sebutkan! otak
Apakah dampak buruk penggunaan NAPZA Pastinya kalua udah nyerang system
bagi sistem koordinasi? koordinasi pasti kalua mau ngapa-ngapain
susah, karena system koordinasinya udah
rusak
Apakah terdapat gangguan fisik pada Mata merah dan bibirnya bergetar
penggunaan NAPZA?
Bagaimana tahap kerusakan pada system saraf Pertama zat-zat yang dari NAPZA akan
penggunaan NAPZA? masuk ke system saraf dan nanti masuk ke
otak setelah masuk ke otak dan pada saat obat
nya udah abis pasti penggunaya akan
ketagihan dan menjadi ketergantungan
Bagaimana cara mengatasi ketergantungan Pertama kita harus mementingkan diri sendiri.
NAPZA? Misalnya kita ditawarin, kita seharunya
menolak
Apa sajakah kiat-kiat untuk menghindari Sebenrnya kita harus tau dulu NAPZA itu apa
penyalahgunaan NAPZA? aja kayak dampak buruknya buat kita apa,
sehingga kita bias tau dan menghindari dari
penyalahgunaan NAPZA itu sendiri
PERTANYAAN JAWABAN
Apa sajakah yang termasuk golongan Bias memacu kerja pada otak tersebut
stimulant?
Apa sajakah yang termasuk golongan Bias memperlambat pesan kerja otak ,
depresan? contohnya ganja dan depresan bisa juga
menyebabkan tidak bias menyadarkan diri
Mengapa NAPZA rentan menyerang kaum Berkembangnya bias menurun dan bias
remaja? membuat stress juga. Bisa juga
menghancurkan kaum remaja di banyak
negara. Remaja juga masih labil
Mengapa ganja termasuk golongan depresan Karena ganja tersebut pun kandunganya itu
sedangkan ganja itu merupakan tumbuhan? bias memicu kerusakan otak juga dan bisa
menjadi lebih Bahagia.
Menurut anda, adakah manfaat ganja untuk Manfaatnya itu bias meningkatkan kapasitas
tubuh? Jika ada sebutkan! paru-paru dan bias juga mengurangi stilepsi.
Apakah anda tau apa itu sistem koordinasi? System koordinasi tersebut bias membantu
kerja dalam otak dan otot dalam tubuh
Apakah dampak buruk penggunaan NAPZA Pertama, bias menyebabkan kerusakan pada
bagi sistem koordinasi? organ tubuh terutama jantung dan paru-paru.
Kedua, otak disuruh diistirahatkan tetapi
dipakai untuk kegiatan kembali , itu juga bias
membuat otak rusak
Apakah terdapat gangguan fisik pada Dalam waktu jangka pendek bisa membuat
penggunaan NAPZA? matanyanya berubah menjadi warna merah
lalu badan menjadi lemes dan menjauhi
pergaulan. Dalam waktu jangka Panjang,
berentinya susah karena sudah kecanduan dan
bias menyebarkan rasa sakit karena system
sarafnya sudah rusak
Bagaimana cara mengatasi ketergantungan Kalua sudah terlanjur make bias menjadi
NAPZA? kecanduan dan kerusakan pada otak
Apa sajakah kiat-kiat untuk menghindari Caranya banyak, cukup tau atau mencari
penyalahgunaan NAPZA? informasi di berbagai social media
Narasumber :
PERTANYAAN JAWABAN
Narasumber :
PERTANYAAN JAWABAN