BINDO - Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
BINDO - Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Menurut David Nunan (1991) ada tiga tahap proses menulis, yaitu (1) tahap prapenulisan, (2)
tahap penulisan, dan (3) tahap pascapenulisan (revisi atau penyempurnaan).
A. Tahap Prapenulisan
1. Menentukan Topik
Topik adalah pokok persoalan atau permasalahan yang menjiwai seluruh isi karangan.
a. Karakteristik topik:
1) Merupakan jawaban atas pertanyaan “Masalah apa yang akan ditulis?;
Hendak menulis tentang apa?; atau Saya akan membicarakan tentang apa?”
2) Permasalahan yang dapat dijadikan topik karangan, antara lain putus sekolah,
pengangguran, kenaikan harga, keluarga berencana, polusi, kenakalan
remaja, manajemen, dan sosiologi.
3) Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum
terurai.
4) Disiplin ilmu, jurusan, bidang spesialisasi/kajian yang diambil mahasiswa
penyusun skripsi merupakan topik.
5) Dapat menjadi judul karangan.
6) “Payung besar” yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut
pandang penulis.
7) Pengarang harus mengetahui pokok persoalannya.
8) Dipersempit atau dibatasi sesuai dengan rencana dan maksud pengarang.
Caranya: (1) pecah pokok pembicaraan menjadi sub-subtopik
(2) tuliskan pokok umum dan buat daftar aspek-aspek khusus secara
berurutan ke bawah, kemudian pilih satu aspek untuk dijadikan
topik
(3) ajukan lima pertanyaan mengenai pokok pembicaraan apa, siapa,
di mana, kapan, dan bagaimana.
Pokok pembicaraan ditulis di atas lalu di bawahnya disediakan
kolom-kolom untuk menjawab kelima pertanyaan tersebut.
Dalam setiap kolom dituliskan aspek-aspek khusus dari pokok
pembicaraan.
Contoh cara untuk mempersempit atau membatasi topik agar lebih spesifik:
(1) Menurut tempat
Dunia → Indonesia → Pulau Jawa → Jakarta
“Pulau Jawa Sebelum Indonesia Merdeka” → “Jakarta Sebelum
Indonesia Merdeka”
(2) Menurut waktu/periode/zaman
“Kebudayaan Indonesia” → “Seni Tari Jawa Modern”
(3) Menurut hubungan sebab-akibat
“Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi” → “Pokok Pangkal
Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Musa-Mudi”
(4) Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi,
dst.
“Usaha-Usaha Pemerintah dalam Bidang Ekonomi” → “Kebijakan
Deregulasi di Bidang Ekonomi pada Era Reformasi”
(5) Menurut aspek khusus-umum/individual/kolektif
“Pengaruh Siaran Televisi terhadap Masyarakat Jawa Timur” →
“Pengaruh Siaran Televisi terhadap Kaum Tani di Jawa Timur”
(6) Menurut objek material (objek material) dan objek formal (sudut dari
mana bahan itu kita tinjau)
“Perekonomian Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut
Mekanisme Pasar (objek formal)”
“Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukan Kader-Kader Baru”
“Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama”
9) Cara memilih topik: (1) bermanfaat dan layak dibahas; (2) menarik; (3)
dikenal baik; (4) bahan mudah diperoleh dan cukup memadai; (5) tidak terlalu
luas dan tidak terlalu sempit.
Cara mudah untuk membatasi topik antara lain dengan menggunakan:
(1) Diagram Pohon; (2) Diagram Jam; (3) Piramida Terbalik
Contoh Diagram Pohon
ragam bahasa
ragam bahasa
campuran asli
tengahan pinggiran
Karakteristik judul:
Contoh:
Topik : Dampak negatif sajian televisi dan cara mengatasinya
4. Menentukan Tema
Karakteristik tema:
1) Gagasan dasar tempat beradanya topik
2) Gagasan sentral yang menjiwai seluruh isi karangan
3) Pokok pemikiran
4) Tema karangan adalah ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh
penulis dalam karangannya
5) Ditetapkan sebelum mulai mengarang sebagai pedoman menulis secara teratur dan
jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan
6) Tema: ide yang kita tangkap setelah membaca tulisan seseorang
Tema akhir: tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang
7) Pengungkapan maksud dan tujuan
Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat disebut
tesis
8) Sebaiknya tetap dirumuskan secara eksplisit untuk memudahkan dalam menyusun
kerangka (outline) karangan
9) Rumusan boleh lebih dari satu kalimat, asalkan seluruh kalimat bersama-sama
mengungkapkan satu ide (ide karangan)
Contoh
Topik : Belajar mengemukakan pendapat secara efektif
Contoh:
Judul Proses Mengarang
Kerangka Topik Penentuan Topik Karangan
Penentuan Tujuan Karangan
Penyusunan Kerangka Karangan
Penulisan Draf Karangan
Pemeriksaan Kesalahan Draf Karangan
Revisi Draf Karangan
Penyuntingan Draf Karangan
Penerbitan Karangan
Contoh kerangka topik di atas belum menunjukkan jenjang sistematika tataan
isi karangan. Tataan yang berjenjang dapat Anda lihat pada contoh berikut.
Judul Proses Mengarang
Kerangka Topik Kegiatan Prapenulisan
1. Penentuan Topik Karangan
2. Penentuan Tujuan Karangan
3. Penyusunan Kerangka Karangan
Kegiatan Penulisan
1. Penulisan Draf Bagian Karangan
2. Penulisan Draf Karangan Utuh
Kegiatan Pascapenulisan
1. Pemeriksaan Kesalahan Draf Karangan
2. Revisi Draf Karangan
3. Penyuntingan Draf Karangan
4. Penerbitan Karangan
2) Kerangka kalimat
a) lebih bersifat resmi, berupa kalimat lengkap
b) tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang dipakai untuk
menuliskan judul bab dan subbab
c) banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Jika outline telah
selesai, kerangka kalimat dapat dipadatkan menjadi kerangka topik
Contoh:
Judul Karangan Pupuk Alam
Kerangka Kalimat Pupuk alam dapat dikategorikan menjadi dua macam,
yakni pupuk kandang dan pupuk daun.
Pupuk alam memiliki keuntungan-keuntungan.
Pupuk alam lebih murah daripada pupuk buatan.
Pupuk alam tidak merusak daya kesuburan tanah.
Pupuk alam tidak mematikan organisme di lahan
Pupuk alam berguna untuk mengharmoniskan sistem
ekologi.
3) Dapat berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik
4) Dapat dibentuk dengan sistem tanda atau kode tertentu
I. …………………………………… 1. ……………………………
A. ………………………………… 1.1 ……………………………
1. ……………………………… 1.2 ……………………………
2. ……………………………… 1.2.1 …………………………
B. ………………………………… 1.2.2 …………………………
1. ……………………………… 2. ……………………………
2. ……………………………... 2.1 ……………………………
a. ………………………….. 2.1.1 …………………………
b. ………………………….. 2.1.2 …………………………
1) ……………………….. 2.1.2.1 ………………………
2) ……………………….. 2.1.2.2 ………………………
a) ……………………. 2.2 …………………………..
b) …………………….
(1) ………………..
(a) ……………
(b) ……………
(2) ………………..
II. ……………………………………
A. ………………………………...
B. ………………………………...
b. Pola Penyusunan Kerangka Karangan
1) Pola Alamiah: mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu
a) Urutan Ruang: dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang
Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
B. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semarang
2. Daerah Pekalongan
II. Banjir di …
b) Urutan Waktu: dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu
peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan
rangkaian peristiwa
Topik: Riwayat Hidup Bung Karno
1. Jatidiri Bung Karno
2. Pendidikan Bung Karno
3. Karier Bung Karno
4. Akhir Hidup Bung Karno
2) Pola Logis: memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia
a) klimaks-antiklimaks
Topik: Kejatuhan Soeharto
I. Praktik KKN Merajalela
II. Keresahan di Dalam Masyarakat
III. Kerusuhan Sosial di Mana-Mana
IV. Tuntutan Reformasi Menggema
V. Kejatuhan yang Tragis
b) sebab-akibat
Topik: Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah Tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik
c) pemecahan masalah
Topik: Bahaya Ectasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ectasy
2. Bahaya Ectasy
2.1 Pengaruh Ectasy terhadap Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ectasy terhadap Masyarakat
2.2.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.2.2 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ectasy
4. Simpulan dan Saran
d) umum-khusus
Topik: Komunikasi Lisan
I. Komunikasi dan Bahasa
A. Bahasa Lisan
B. Bahasa Tulis
II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
III. Praktik Komunikasi Lisan …
IV. …
B. Tahap Penulisan
Setiap tulisan terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) awal karangan: memperkenalkan dan
sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan kita → buat semenarik mungkin.
(2) isi karangan: menyajikan bahasan topik/ide utama karangan → penjelas/pendukung
ide dengan contoh, ilustrasi, informasi, bukti, atau alasan. (3) akhir karangan:
mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman/penekanan
ide-ide penting. Berisi simpulan dan rekomendasi atau saran.
Setiap lembaga mempunyai konvensi masing-masing di dalam menulis suatu karangan.
Konvensi adalah penulisan karangan berdasarkan aturan yang sudah dilazimkan atau
disepakati. Ada dua hal yang harus diperhatikan di dalam konvensi naskah, yaitu (1)
pengetikan dan (2) unsur karangan ilmiah.
Dalam pengetikan yang harus diperhatikan adalah hal-hal berikut. Biasanya yang
digunakan adalah kertas kuarto; margin dari tepi kertas atas dan kiri 4 cm, bawah dan
kanan 3 cm atau mengikuti sistem komputer; jenis huruf arial atau times new roman;
besar huruf untuk judul 16 s.d. 20 point (tergantung panjang-pendeknya judul), besar
huruf untuk teks isi 12 point; margin kiri-kanan diusahakan lurus, tanpa merusak kaidah
bahasa, pemenggalan kata, serta memperhatikan tanda baca hubung, dan jarak antarkata;
jarak tajuk atau judul bab 6,5 cm dari tepi kertas atas atau 3 cm dari margin atas; jarak
antarbaris 2 spasi, antarparagraf 3 spasi, antara teks dan contoh 3 spasi, antara tajuk dan
uraian 4 spasi, antara uraian dan subjudul di bawahnya 3 spasi.
1. Menulis Makalah
Dalam konteks perkuliahan, seminar, simposium, dan kehidupan ilmiah lainnya,
seseorang sering diminta pandangannya atau dituntut untuk menunjukkan kinerja
akademiknya melalui sebuah paparan yang berkaitan dengan keahliannya. Agar
paparan itu memberikan dampak yang luas, penyaji diminta menulis makalah atau
kertas kerja.
a. Pengertian Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup
dalam ruang lingkup suatu perkuliahan atau yang berkaitan dengan suatu tema
seminar, simposium, diskusi, atau kegiatan ilmiah lainnya. Makalah merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan.
Menurut Parera (1982: 25) makalah sering juga disebut paper (kertas kerja), ialah
jenis karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung, misalnya, melalui
observasi lapangan maupun secara tidak langsung (studi kepustakaan). Makalah
ilmiah dapat dibaca dan dibahas dalam pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar,
simposium, konferensi, konvensi, diskusi akademik, dan kegiatan ilmiah lainnya).
Makalah ditulis untuk berbagai fungsi, di antaranya untuk memenuhi tugas yang
dipersyaratkan dalam mata kuliah tertentu, berfungsi menjelaskan suatu kebijakan,
dan berfungsi menjelaskan suatu kebijakan, dan berfungsi menginformasikan
suatu temuan.
b. Jenis Makalah
Dikenal dua jenis makalah, yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah
posisi (position paper).
1) Makalah biasa
Makalah biasa dibuat mahasiswa untuk menunjukkan pemahamannya
terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini secara deskriptif,
mahasiswa mengemukakan berbagai aliran atau pandangan tentang masalah
yang dikaji. Dia juga memberikan pendapat, baik berupa kritik maupun saran
mengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan orang lain. Mahasiswa tidak
perlu memihak salah satu aliran atau pendapat tersebut dan berargumentasi
mempertahankan pendapat yang diikutinya.
Makalah biasa juga dapat ditulis seseorang untuk mendeskripsikan suatu
kebijakan, gagasan, atau temuannya kepada khalayak. Sebagai contoh, seorang
mahasiswa aktivis dapat mengemukakan gagasannya tentang metode
pengolahan sampah, atau seorang pejabat memaparkan tentang kebijakannya
dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar di daerahnya.
2) Makalah posisi
Dalam makalah posisi, mahasiswa dituntut untuk menunjukkan posisi
teoretisnya dalam suatu kajian. Untuk makalah jenis ini, dia tidak hanya
diminta menunjukkan penguasaan mengenai suatu teori atau pandangan
tertentu tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan di pihak mana dia
berdiri beserta alasannya yang didukung oleh teori-teori atau data yang
relevan.
Untuk dapat membuat makalah posisi, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk
mempelajari sumber tentang aliran tertentu, tetapi berbagai sumber atau aliran
yang pandangannya berbeda-beda dan bahkan mungkin sangat bertentangan.
Dari bahasan tersebut mungkin saja mahasiswamemihak salah satu aliran,
tetapi mungkin pula dia membuat suatu sintesis dari berbagai pendapat yang
ada. Jadi, kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi sangat diperlukan untuk
membuat makalah posisi.
Pada umumnya, makalah biasa diwajibkan kepada mahasiswa S-1, sedangkan
makalah posisi diwajibkan kepada mahasiswa pascasarjana. Di samping itu,
makalah posisi juga ditulis untuk didiskusikan dalam sebuah forum seminar
yang menyoroti gagasan, kebijakan, atau temuan seseorang.
c. Sistematika Makalah
Makalah biasanya disusun dengan sistematika sebagai berikut: (1) judul, (2)
abstrak: biasanya berisi intisari keseluruhan tulisan, ditulis secara naratif, dan
diketik satu spasi serta paling banyak tiga paragraf atau sekitar 150—200 kata.
Abstrak memuat latar belakang masalah, tujuan,kesimpulan, dan saran yang
ditulis secara padat, (3) pendahuluan, (4) isi dan pembahasan, (5) kesimpulan, dan
(6) daftar pustaka. Makalah ilmiah yang sering disusun oleh mahasiswa disebut
dengan istilaah term paper, biasanya disingkat paper. Paper ini merupakan jenis
tugas tertulis dalam suatu mata kuliah, berupa hasil pembahasan buku atau tulisan
tentang isu-isu atau suatu permasalahan yang sedang aktual di masyarakat.
2. Menulis Laporan
Kegiatan penulisan laporan, baik secara lisan maupun tertulis, erat sekali
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat, dalam
perkuliahan, dunia organisasi, dan lingkungan lainnya. Kegiatan ini bukan hanya
merupakan kepentingan kaum dewasa, melainkan merupakan kepentingan kaum
remaja, pelajar, dan mahasiswa.
a. Pengertian dan jenis laporan
Laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan oleh pihak tertentu kepada pihak
lain mengenai suatu masalah, baik secara lisan maupun tertulis, dan baik dalam
kurun waktu tertentu secara rutin maupun dalam waktu tertentu saja.
Jenis laporan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang seperti diuraikan berikut
ini.
1) Dilihat dari segi isi atau materi yang dilaporkan: a) laporan penelitian, b)
laporan keuangan, c) dan laporan penghasilan.
2) Dilihat dari waktu pelaporannya yang periodik: a) laporan tahunan, b) laporan
triwulan, c) laporan semester, d) laporan bulanan, dan e) laporan mingguan.
3) Dilihat dari cara penyampaian laporan: a) laporan lisan dan b) laporan tertulis.
4) Dilihat dari bentuk pelaksanaan suatu kegiatan: a) laporan kegiatan peringatan
reuni, b) laporan kegiatan peringatan hari kemerdekaan RI, dan c) laporan
kegiatan wisuda.
5) Dalam kehidupan akademik di perguruan tinggi terdapat jenis-jenis laporan
yang erat kaitannya dengan tugas perkuliahan, seperti: a) laporan buku, b)
laporan bab, c) laporan kuliah lapangan, dan d) laporan artikel jurnal.
6) Dan lain-lain, dengan mempertimbangkan isi, waktu, cara, dan bentuk laporan
serta lingkungannya.
b. Sistematika laporan
Variasi laporan yang dilaporkan di atas berimplikasi terhadap sistematika
penulisannya.
1) Sistematika laporan pengabdian kepada masyarakat: (1) judul laporan, (2)
penyusun laporan, (3) kata pengantar, (4) ringkasan, (5) daftar isi, (6) daftar
tabel, (7) daftar gambar dan ilustrasi, (8) pendahuluan, (9) pelaksanaan
kegiatan, (10) hasil kegiatan, (11) kesimpulan dan saran, (12) daftar pustaka,
dan (13) lampiran-lampiran. (Abdurahman, 1986: 176).
2) Sistematika laporan buku, bab, dan artikel: (1) pendahuluan, (2) isi buku, bab,
artikel, (3) komentar, dan (4) kesimpulan. (UPI, 2005: 11).
3) Sistematika laporan berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi: (1) judul, (2) nama
dan kedudukan tim pembimbing, (3) pernyataan, (4) kata pengantar, (5)
abstrak, (6) daftar isi, (7) daftar tabel, (8) daftar gambar, (9) daftar lampiran,
(10) bab I pendahuluan, (11) bab II kajian pustaka, (12) bab III metode
penelitian, (13) bab IV pembahasan hasil-hasil penelitian, (14) bab V
kesimpulan dan rekomendasi, (15) daftar pustaka, (16) lampiran-lampiran, dan
(17) riwayat hidup penulis. (UPI, 2005: 140).
a) Pengertian Skripsi
Di dalam KBBI (1999: 953) skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib
ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan
akademiknya. Walaupun sebenarnya tidak semua mahasiswa yang akan
menyelesaikan pendidikan akademiknya diwajibkan membuat skripsi.
Biasanya, topik di dalam skripsi terdiri atas dua variabel. Variabel
merupakan unsur-unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan
dianalisis.
b) Sistematika Skripsi
Penomoron pada halaman-halaman awal, sebelum masuk bab I, biasanya
menggunakan angka romawi kecil. Penomoran dihitung mulai dari bagian
judul sampul, tetapi tidak dituliskan.
(1) Judul
(a) Judul sampul, berisi (1) judul, (2) penjelasan adanya tugas, (3)
nama penulis, (4) identitas penulis, (5) nama lembaga, kota, dan
tahun.
Judul dapat dipandang sebagai tanda pengenal karangan dan
sekaligus juga kunci utama untuk mengetahui isi karangan. Oleh
karena itu, judul harus dapat mencerminkan seluruh isi karangan
dan dapat menunjukkan fokus serta permasalahan pokok karangan.
Judul juga harus disusun secara singkat, artinya judul tidak boleh
disajikan dalam bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
cukup dalam bentuk ungkapan yang singkat dan padat. Jika tidak
dapat dihindari judul yang panjang, Keraf (1984: 129)
menyarankan untuk membuat judul utama yang singkat kemudian
diberi judul tambahan yang panjang. Judul yang terlalu panjang
juga dapat dipecah menjadi judulutama dan anak judul.
(b) Halaman judul
Halaman judul biasanya juga disebut title prancis (halaman
perancis). Sesuai dengan namanya, halaman judul biasanya hanya
berisi judul atau berisi sama persis dengan judul sampul.
(2) Nama dan kedudukan tim pembimbing
(3) Halaman pernyataan
(4) Kata pengantar
Kata pengantar, berisi (1) penjelasan mengapa menulis, (2) ucapan
syukur, (3) penjelasan adanya tugas, (4) penjelasan pelaksanaan
penulisan, (5) adanya bantuan, bimbingan, dan arahan, (6) ucapan
terima kasih, (7) harapan penulis, (8) manfaat bagi pembaca dan
mohon kritik serta saran, (9) penyebutan nama kota, tanggal, bulan,
tahun, dan nama lengkap.
(5) Abstrak
Abstrak adalah suatu bentuk penyajian singkat sebuah laporan atau
dokumen yang ditulis secara teknis, teliti, tanpa kritik atau penafsiran
penulis abstrak.
(a) Karakteristik abstrak: singkat, berketelitian tinggi, bentuk tulisan
sesuai dengan naskah asli.
(b) Struktur abstrak: judul laporan/dokumen asli; nama asli penulis;
tujuan dan masalah; cara kerja, proses, atau metode kerja; hasil
kerja dan validitas hasil; simpulan; inisial penulis.
(c) Jenis abstrak:
Abstrak Indikatif, yaitu abstrak yang menguraikan secara singkat
masalah yang terkandung dalam dokumen lengkapnya.
Contoh:
Contoh:
(JASMIS, DKK.)
3. Menulis Proposal
Kata proposal dalam KBBI (1999) diartikan sebagai rencana yang dituangkan dalam
bentuk rancangan kerja. Dalam bahasan ini, usulan itu difokuskan pada proposal
penelitian yang merupakan salah satu langkah konkret pada tahap awal penelitian.
Sebagai suatu proses, penelitian memerlukan tahapan-tahapan tertentu yang disebut
sebagai suatu siklus, yaitu:
(1) pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada),
(2) pembuatan desain penelitian,
(3) pengumpulan data,
(4) pembuatan kode dan analisis data, dan
(5) interpretasi hasilnya (Maria S.W. Soemardjono, 1997: 1—2).
Usulan penelitian pada umumnya memuat:
1) judul
Judul penelitian hendaknya dibuat (1) singkat, (2) jelas, (3) menunjukkan dengan
tepat masalah yang akan diteliti, (4) tidak memberikan peluang bagi
penafsiran/interpretasi yang bermacam-macam, (5) menggunakan bahasa ilmiah
yang memenuhi standar tertentu dan mudah dipahami orang lain, dan (6) berupa
kelompok kata (frasa).
2) latar belakang
Latar belakang berisi:
(1) permasalahan: uraikan masalah yang menarik minat dan mendesak untuk
diteliti,
(2) manfaat penelitian: berikan kontribusi/manfaat bagi kepentingan masyarakat
(segi praktis) dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks) atau segi teoretis,
(3) keaslian/orisinalitas penelitian: masalah yang dipilih belum pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya atau harus dinyatakan dengan tegas bahwa pada aspek
tertentu penelitian itu belum pernah dikaji secara mendalam.
3) tujuan penelitian
Tujuan penelitian hendaknya (1) dikemukakan dengan jelas dan tegas, (2) antara
masalah, tujuan, dan simpulan yang ditarik dari hasil penelitian harus sinkron, (3)
jika masalah yang dikemukakan ada empat hal, maka tujuan juga harus
dirumuskan dalam keempat hal tersebut, dan (4) melalui pengujian hipotesis (jika
ada) terhadap keempat masalah/tujuan tersebut akan diperoleh simpulan yang
meliputi keempat hal itu pula.
4) tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka berisi uraian sistematis tentang berbagai informasi yang
dikumpulkan dari sumber bacaan, referensi, dan data empirik yang ada
hubungannya dan menunjang penelitian.
5) landasan teori
Landasan teori sekurang-kurangnya mengandung tiga hal pokok (1) seperangkat
proposisi yang berisi konstruk atau konsep yang sudah didefinisikan dan saling
berhubungan, (2) penjelasan hubungan antarvariabel sehingga menghasilkan
pandangan sistematis mengenai fenomena yang digambarkan oleh variabel-
variabelnya, (3) penjelasan mengenai fenomena dengan cara menghubungkan
variabel dengan variabel lain dan bagaimana hubungan antarvariabel itu.
Landasan teori dijabarkan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka, dan akan
merupakan suatu kerangka yang mendasari pemecahan masalah serta untuk
merumuskan hipotesis (jika ada).
6) hipotesis (jika ada)
Hipotesis dirumuskan berdasarkan landasan teori atau berdasarkan tinjauan
pustaka. Jika peneliti bertujuan memahami fenomena-fenomena social, budaya,
dan pendidikan, hipotesis dapat diganti dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
7) metode penelitian
Metode penelitian berisi:
(1) bahan atau materi penelitian
(a) data primer: sumber data yang diperoleh langsung dari
responden/informan. Penentuan wilayah dan subjek penelitian (populasi
dan sampel) dapat disebutkan secara rinci.
(b) data sekunder: data yang diperoleh secara tidak langsung, misalnya, arsip,
dokumen, dan sejenisnya.
(2) alat/instrumen
Alat/instrumen yang dapat dipergunakan seperti (a) observasi (jika pelaksana
cukup banyak sedangkan responden relatif terbatas), (b) wawancara (jika
jumlah responden terbatas; jika ingin memperoleh pendapat yang lebih
mendalam; jika pelaksana cukup banyak sedangkan responden relatif
terbatas), (3) kuesioner (penelitian meliputi daerah yang relatif luas; jika
responden cukup banyak sedangkan pelaksana relatif terbatas), (4) studi
dokumen.
(3) jalannya penelitian: cara melakukan penelitian dan cara mengumpulkan data,
(4) variabel penelitian: dijabarkan melalui definisi operasional yang sedapat-
dapatnya menggambarkan dasar pengukuran serta kisarannya,
(5) serta data yang dikumpulkan, dan
(6) analisis hasil: berisi tentang cara-cara analisis, yaitu bagimana memanfaatkan
data yang terkumpul untuk digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.
8) jadwal kegiatan
Pada bagian ini ditunjukkan tahap-tahap dengan rincian/uraian setiap kegiatan dan
jangka waktunya.
9) daftar pustaka
Bagian ini dapat disusun menurut aturan yang lazim, yang dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Apa pun cara penulisan yang dipilih hendaknya digunakan
secara konsisten.
Pada tahap ini dilakukan penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan,
terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi/pemeriksaan dan perbaikan isi karangan).
1. Perevisian
Perevisian naskah merupakan pemeriksaan dan perbaikan materi karangan.
2. Penyuntingan
Penyuntingan naskah merupakan pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik
karangan, seperti ejaan, pungtuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa,
pencatatan kepustakaan, dan konvensi penulisan lainnya.
Langka-langkah penyuntingan:
a. Baca keseluruhan naskah
b. Tandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan jika ada hal-hal
yang harus diganti, ditambahkan, atau disempurnakan
c. Lakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.