Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

Tektonik Lempeng dan MOR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geologi Struktur Indonesia

Dosen : Ir. Kumala Hardjawidjaksana, M.Sc.

Disusun Oleh :

Nama : Raden Reza Dwi Yana

Nim : 1017008

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA

BANDUNG

2019
Mid Oceanic Ridge (MOR) di Magnetic Polarity

MOR terbentuk Ketika lava meletus di poros punggungan laut tengah, ia


mendingin dan berubah menjadi batuan keras. Saat mendingin, ia menjadi magnet
secara permanen ke arah medan magnet Bumi. Magnetometer, diderek di dekat
permukaan laut di belakang kapal penelitian atau dipasang di kapal selam seperti
Alvin, mengukur anomali magnetik atau "goyangan" yang mencatat perubahan
magnetisasi dasar laut vulkanik.

Kurang dari 60 tahun yang lalu, para ilmuwan menemukan bahwa medan
magnet bumi telah membalik polaritasnya (arah) ratusan kali selama beberapa ratus
juta tahun terakhir. Pembalikan polaritas berarti bahwa magnet Utara membalik ke
tempat kita tahu Kutub Selatan. Di sumbu penyebaran punggungan samudra, ini
membalik ke arah medan magnet Bumi dicatat dalam magnetisasi lava. Ini
menciptakan pola simetris garis-garis magnetik dari polaritas yang berlawanan di
kedua sisi pegunungan mid-ocean.

Pola garis-garis ini memberikan sejarah penyebaran dasar laut. Ahli geofisika
dapat membaca pola-pola ini dari anomali magnetik yang diukur dengan
magnetometer. Di mana goyangan magnet, atau anomali, lebih luas, laju
penyebarannya lebih cepat. Pada punggungan yang lambat menyebar, anomali diperas
lebih erat, tetapi pola dasarnya sangat mirip sehingga para ilmuwan dapat
mengkorelasikan atau menghubungkan goyangan magnet ke berbagai bagian
punggungan laut tengah global.

Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) merupakan satu diantara


model divergensi yang paling populer, membentang dari utara ke selatan di
sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa serta Afrika dengan Benua
Amerika.
Tektonik Lempeng

Menurut Teori Lempeng Tektonik, susunan terluar bumi kita terbuat dari satu
lempengan tidak tebal namun keras yang satu sama lain saling bergerak relatif. Gerakan ini
berlangsung  terus-menerus di mulai dari bumi ini terwujud sampai saat ini. Teori Lempeng
Tektonik mulai populer  sejak tahun 1960-an, dan hingga sampai saat ini teori ini sudah
sukses menjelaskan beragam fenomena geologis, seperti gempa bumi, tsunami, serta
meletusnya gunung berapi, juga dengan jelas menggambarkan bagaimana terbentuknya
gunung, benua, serta samudra.

Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) maupun kerak
samudra (oceanic crust), serta susunan batuan paling atas dari mantel bumi (earth’s mantle).
Kerak benua serta kerak samudra, beserta susunan paling atas mantel ini diberi nama litosfer.
Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi di banding kepadatan pada kerak benua.
Demikian juga, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat di banding
elemen-elemen pada kerak benua (felsik).

Dibawah litosfer ada susunan batuan cair yang diberi nama astenosfer. Lantaran suhu
serta desakan di susunan astenosfer ini sangatlah tinggi, batu-batuan di susunan ini bergerak
mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah menjadi beberapa bagian lempeng tektonik
yang saling bersinggungan antara satu dengan lainnya. Ini adalah beberapa nama lempeng
tektonik yang ada di bumi, serta lokasinya di dalam peta tektonik.
Pergerakan Lempeng

Berdasar pada arah gerakannya, perbatasan pada lempeng tektonik yang satu dengan
yang lain (plate boundaries) terdiri dari 3 tipe, yakni divergen, konvergen, serta transform.
Diluar itu ada tipe lain yang cukup kompleks tetapi tidak sering muncul, yakni pertemuan
simpang tiga (triple junction) di mana tiga lempeng kerak saling bersua.

1. Batas Divergen

Berlangsung pada dua lempeng tektonik yang bergerak sama-sama saling


menjauh (break apart). Saat suatu lempeng tektonik pecah, susunan litosfer menipis
serta terbelah, membuat batas divergen. Pada lempeng samudra, sistem ini
mengakibatkan pemekaran lantai dasar laut (seafloor spreading). Sedang pada
lempeng benua, sistem ini mengakibatkan terbentuknya lembah retakan (rift valley)
karena kemunculan celah pada ke-2 lempeng yang sama-sama saling menjauh itu. Jadi
batas divergen akan menghasilkan :
 Mid Oceanic Ridge (MOR)

MOR adalah rantai gugusan gunungapi di bawah laut di mana kerak bumi
baru terbentuk dari leleran magma dan aktivitas gunung berapi. MOR juga
berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng tektonik yang membentuk celah di
dasar laut (rift).

2. Batas Konvergen

Batas ini terjadi bila dua lempeng saling bertumbukan baik lempeng benua
dengan lempeng benua atau dengan lempeng samudera. Lempeng samudera relatif
lebih lemah dibanding lempeng benua sehingga lempeng benua akan menunjam ke
bawah lempeng samudera. Dimana konvergen terbagi menjadi 2 yaitu :

1) Subduksi

Batas subduksi adalah batas lempeng yang berupa tumbukan lempeng


dimana salah satu lempeng menyusup ke dalam perut bumi dan lempeng lainnya
terangkat ke permukaan. Contoh batas lempeng konvergen dengan tipe subduksi
adalah Kepulauan Indonesia sebagai bagian dari lempeng benua Asia Tenggara
dengan lempeng samudra Hindia.Australia di sebelah selatan Sumatra-Jawa-
NTB dan NTT. Batas kedua lempeng ini berupa suatu zona subduksi yang
terletak di laut yang berbentuk palung (trench) yang memanjang dari Sumatra,
Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Contoh lainnya adalah kepulauan
Philipina, sebagai hasil subduksi antara lempeng samudra Philipina dengan
lempeng samudra Pasifik.

2) Obduksi

Obduksi (Obduction) adalah batas lempeng yang merupakan hasil


tumbukan lempeng benua dengan benua yang membentuk suatu rangkaian
pegunungan. Contoh batas lempeng tipe obduksi adalah pegunungan Himalaya
yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua India dengan lempeng benua
Eurasia.

Tatanan tektonik yang terjadi pada batas lempeng konvergen, dimana lempeng
samudra dan lempeng samudra saling bertemu akan menghasilkan suatu rangkaian
busur gunungapi (volcanic arc) yang arahnya sejajar / simetri dengan arah palung
(trench). Cekungan Busur Belakang (Back Arc Basin) berkembang dibagian belakang
busur gunungapi. Contoh kasus dari model ini adalah rangkaian gunungapi di
kepulauan Philipina yang merupakan hasil tumbukan lempeng laut Philipina dengan
lempeng samudra Pasifik.

Pada batas lempeng konvergen, dimana terjadi tumbukan antara lempeng


samudra dan lempeng benua, maka tatanan tektoniknya dicirikan oleh Palung
(Trench), Prisma Akresi (Accretion Prism), Cekungan Busur Muka (Forearc Basin),
Busur Kepulauan Gunungapi (Volcanic Island Arc), dan Cekungan Busur Belakang
(Backarc Basin).

Pada batas lempeng konvergen, dimana terjadi tumbukan antara lempeng benua
dengan lempeng benua. Kedua lempeng tersebut memiliki massa jenis yang sama
sehingga membentuk pegunungan lipatan yang sangat tinggi. Contohnya: Pegunungan
Himalaya.
Jadi batas konvergen akan menghasilkan beberapa gejala berikut:

 Palung samudera

Palung samudera ialah bagian terdalam dari lantai samudra. Palung


Samudera terbentuk karena menyusupnya suatu lempeng samudera ke bawah
suatu lempeng benua atau ke bawah lempeng samudera lainnya. Dimana
lempeng samudera bergerak mendekati dan menabrak lempeng benua. Karena
yang ditabrak adalah batu, maka lempeng samudera ini berbelok ke bawah.
Lokasi pertemuan kedua lempeng ini berbentuk jalur memanjang yang disebut
palung. Berikut daftar beberapa titik palung di samudera yang tergolong paling
dalam:

1) Palung Mariana

2) Palung Tonga

3) Palung Kuril- Kamchatka

4) Palung Filipina

5) Palung Kermadec

6) Palung Puerto Rico

7) Palung South Sandwich

8) Palung Romanche

9) Palung Jawa

10) Lembah Eurasia

 Pegunungan api

Pegunungan api terbentuk karena zona subduksi. Dimana zona subduksi


adalah tempat dimana dua lempengan, yaitu satu lempeng samudera dan satu
lempeng benua saling bertabrakan. Di zona subduksi, lempeng samudera
tenggelam di bawah lempeng benua. Kemudian bergesekan dan gesekan itu
menciptakan magma. Saat magma mencapai permukaan, disitulah kemudian
terbentuk gunung api.

 Timbunan sedimen atau mélange


Melange adalah batuan yang terbentuk dengan cara seluruhnya tercampur
akibat berada diantara 2 kerak bumi yang bergerak.

 Lipatan pegunungan

Pegunungan Lipatan adalah pegunungan yang berbentuk gelombang


disebabkan tenaga endogen yang arah dan tekanannya mendatar atau horizontal.
Akibat tekanan mendatar tersebut, maka terjadilah pelengkungan lipatan pada
lapisan kulit bumi. Semula tekanan tersebut membentuk lipatan tegak lurus atau
simetris, yaitu lipatan yang bidang sumbunya mempunyai jarak yang sama
dengan kedua sayapnya.

Setelah lipatan tegak terbentuk, ternyata tekanan tersebut terus bekerja,


sehingga lipatan tegak menjadi lipatan miring. Jika tekanan tersebut terus
mendesak pada lipatan miring, maka akan terbentuk lipatan menggantug. Pada
lipatan gantung tekanan horizontal masih terus maka akan terbentuk lipatan
isoklinal, jika tekanan terus saja akan terbentuk lipatan rebah, dan akhirnya akan
terbentuk lipatan sesar sungkup.

3. Batas Transform

Berlangsung apabila dua lempeng tektonik bergerak sama-sama menggelangsar


(slide each other), yakni bergerak sejajar tetapi berlawanan arah. Keduanya tak saling
menjauh ataupun sama-sama menumpu. Batas transform ini dapat di kenal juga
sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault). Dimana fenomena yang muncul di
batas ini antara lain sesar dan pegunungan barisan. Contoh Sesar terkenal adalah
Sesar Semangko dan Sesar San Andreas.

Anda mungkin juga menyukai