BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis kualitas Air
Analisa atau analisis atau analisis adalah suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu
hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau
penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. Analisa berasal dari kata Yunani kuno analisis yang
artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali,
dan luein yang berarti melepas sehingga jika di gabungkan maka artinya adalah melepas
kembali atau menguraikan. Kata analisis ini di serap kedalam bahasa inggris menjadi analysis
yang kemudian di serap juga ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.
Kata analisa atau analisis atau analysis digunakan dalam berbagai bidang. Baik dalam bidang
ilmu bahasa, ilmu sosial maupun ilmu alam (sains) dan lain-lain. Dalam ilmu bahasa atau
linguistik analisa didefinisikan sebagai suatu kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah
bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Dalam ilmu sosial, analisis
dimengerti sebagai upaya dan proses untuk menjelaskan sebuah permasalahan dan berbagai
hal yang ada di dalamnya. Sedangkan dalam ilmu pasti (sains) pengertian dan definisi analisa
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menguraikan suatu bahan menjadi senyawa-
senyawa penyusunnya. Dalam ilmu kimia, analisa di gunakan untuk menentukan komposisi
suatu bahan atau zat. Contoh bidang yang paling terkenal dengan kegiatan analisanya adalah
bidang Kesehatan. Dalam ilmu Kesehatan digunakan dalam Analisis berbagai factor
penyebab kesehatan.Misalnya Analisis Kualitas Air,udara dan Makanan.
Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik
fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif
terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar
terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air
minum.Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik
dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.Kondisi air
bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan
kondisi ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks
dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi, dan
transportasi merupakan penyebab utama pencemaran air, juga limpasan permukaan dari
pertanian dan perkotaan.
B. Jens-Jenis Analisis Kualitas Air dan Parameter Kualitas Air
Parameter diartikan sebagai peubah bebas yang menjadi petunjuk (indikator) karakteristik air.
Parameter kualitas air dikelompokkan berdasarkan sifat, jenis dan peran fungsionalnya
(Wardoyo, 1992:)
Kualitas air ditenttukan oleh berbagai parameter antara lain parameter fisik (warna, suhu,
total padatan tersuspensi) dan parameter kimia (pH, DO, BOD, COD). Jenis dan jumlah
parameter yang dianalisis terhadap suatu badan air sangat tergantung pada jenis kegiatan
yang diprakirakan memberikan dampak terhadap badan air tersebut.
Menurut sifatnya, parameter kualitas air terdiri atas:
a. Parameter fisika, meliputi (suhu, kecerahan dan turbiditas, padatan dan warna)
b. Parameter kimia, meliputi (DO, pH, salinitas, NO3-N, PO4-P, bahan organik)
c. Parameter biologi, meliputi (mikroorganisme seperti bakteri, virus), plankton, fungi,
hewan bentik, ikan, tumbuhan air.
Menurut jenisnya, parameter kualitas air terdiri atas:
a. Masking parameter, yaitu parameter yang menunjukkan gejala umum(pH, alkalinitas,
salinitas, kekeruhan)
b. Controlling parameter, yaitu parameter yang mengendalikan sifat atau modus operandi
parameter lain (suhu, intensitas cahaya, pH)
c. Limiting parameter, yaitu parameter yang menjadi pembatas parameter lain, khususnya
terhadap parameter biologis (DO, bahan beracun)
d. Derivative parameter, yaitu parameter turunan dari parameter lain (BOD, COD,
keragaman jenis).
Menurut peran fungsionalnya, parameter kualitas air terdiri atas:
a. Key parameter, yaitu parameter yang relative menentukan peruntukan air (untuk kelas
1, kelas 2, dan lain-lain).
b. Supplement parameter, yaitu parameter yang menunjang fungsi parameter kunci bagi
suatu peruntukan (alkalinitas terhadap pH).
c. Complement parameter, yaitu parameter yang melengkapi fungsi suatu parameter lain
(BOD terhadap DO bagi peruntukan perikanan).
1. Parameter Fisik
Ada beberapa parameter fisik yang menentukan kualitas air, antara lain:
a. Warna
Air alami, yang sama sekali belum mengalami pencemaran, berwarna bening, atau
sering dikatakan tak berwarna. Timbulnya warna disebabkan oleh kehadiran bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna, ekstrak senyawa-senyawa organik ataupun tumbuh-tumbuhan dan
karena terdapatnya mikro organisme seperti plankton, disamping itu juga akibat adanya ion-
ion metal alami seperti besi dan mangan. Komponen penyebab warna, khususnya yang
berasal dari limbah industri kemungkinan dapat membahayakan bagi manusia mau bagi biota
air. Disamping itu warna air juga memberi indikasi terdapatnya senyawa-senyawa organik,
yang melalui proses klorinasi dapat meningkatkan pertumbuhan mikro organisme air.
b. Bau dan Rasa
Air alami yang sama sekali belum tercemar dikatakan tidak berbau dan tidak berasa. Air yang
berbau sudah pasti menimbulkan rasa yang tidak menyenangkan.Adanya bau dan rasa pada
air, menunjukkan terdapatnya organisme penghasil bau dan juga adanya bahan-bahan
pencemar yang dapat mengganggu kesehatan.
c. Suhu
Dalam setiap penentuan kualitas air, pengukuran suhu merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Pengukuran suhu air biasanya dilakukan langsung di lapangan. Suhu air yang normal berkisar
± 3 0C dari suhu udara. Peningkatan suhu air bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain,
air (sungai) yang dekat dengan gunung berapi, ataupun akibat adanya pembuangan limbah
cair yang panas ke badan air. Disamping itu adanya limbah bahan organik, yang lebih lanjut
mengalami proses degradasi baik secara biologis maupun kima, seringkali meningkatkan
suhu air. Kenaikan suhu air dapat mengakibatkan kelarutan oksigen dalam air menjadi
berkurang, sehingga konsumsi oksigen oleh biota air juga menjadi terganggu .
f. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sifat fisika dan kimia air.Tahapan pengambilan
contoh untuk keperluan ini adalah :
1. Menyiapkan alat pengambil contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air.
2. Membilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak tiga kali.
3. Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung
sementara hingga merata.
4. Apabila contoh dimabil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil dari
setiap titik harus sama.
g. Pengambilan contoh untuk pemeriksaan Oksigen terlarut (DO)
Pengambilan contoh dapt dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Cara langsung
Tahapan pengambilan contoh dengan cara langsung sebagai berikut: :
Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai volume ± 300 ml serta dilengkapi
dengan tutup asah.
- Celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah dengan
aliran air, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan
menggunakan sifon.
1. Isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara
selama pengisian dan penutupan botol, kemudian botol di tutup.
Contoh siap untuk dianalisis.
2. Dengan alat khusus
Tahapan pengambilan contoh / sampel dengan cara alat khusus sebagai berikut :
-Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai
volume ± 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah.
- Masukkan botol ke dalam alat khusus (tipe Casella).
- Ikuti prosedur pemakaian alat tersebut.
3. Label
Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah contoh diberi label. Pada label dicantumkan
keterangan mengenai :
a. Nomor contoh
b. Nama petugas pengambil contoh
c. Tanggal dan jam pengambilan contoh
d. Tempat pengambilan contoh
e. Jenis pengawet yang digunakan.
4. Pemeriksaan di Lapangan
Pekerjaan yang dilakukan meliputi :
1. Pemeriksaan unsur-unsur yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung setelah
pengambilan contoh ; unsur-unsur tersebut antara lain : pH, suhu, daya hantar listrik,
alkalinity, acidity dan oksigen terlarut.
2. Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam buku catatan khusus pemeriksaan di lapangan,
yang meliputi : nama sumber air, tanggal pengambilan contoh, jam, keadaan cuaca, bahan
pengawet yang ditambahkan dan nama petugas.
3. Pengolahan pendahuluan contoh
a. Penyaringan
Penyaringan contoh dilakukan untuk pemeriksaan parameter terlarut sebagai berikut :
b. Contoh yang akan disaring diukur volumenya sesuai dengan keperluan.
c. Masukkan ke dalam alat penyaring yang telah dilengkapi kertas saring yang
mempunyai ukuran pori 0 – 0,45 um dan saring sampai selesai.
d. Air saringan ditampung ke dalam wadah yang telah disiapkan sesuai dengan keperluan.
e. Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Pestisida
Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut :
1. Contoh dikocok secara merata dan ukur volumenya sebanyak 1 liter dengan gelas ukur.
2. Tuangkan contoh ke dalam labu ekstrak.
3. Bilas gelas ukur dengan 60 ml campuran pelarut organik (n-heksana 85 % dan Diethyl
ether 15 %), kemudian tuangkan pelarut organik tersebut ke dalam labu ekstrak dan kocok
selama 2 menit.
4. Biarkan sampai terjadi pemisahan fase paling sedikit ± 10 menit.
5. Tampung fase air dari labu ekstrak ke dalam gelas ukur dan secara hati-hati tuangkanlah
lapisan fase organik nelalui kolom yang berdiameter luar 2 cm dan berisi Na2SO4 bebas air
setinggi 10 cm ke dalam wadah khusus.
6. Tuangkan kembali fase air di dalam gelas ukur tadi ke dalam labu ekstrak.
7. Ulangi langkah 3 sampai langkah 6 sebanyak 2 kali lagi.
8. Bilas kolom dengan pelarut Hexana ± 20 ml.
9. Satukan hasil ekstrak dalam botol khusus.
10. Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Minyak dan Lemak
Kualitas air merupakan subjek yang sangat kompleks dan dicerminkan dari jenis pengukuran
dan indikator air yang digunakan. Pengukuran akan lebih akurat jika dilakukan di tempat
karena air berada dalam kondisi yang ekuilibrium dengan lingkungannya. Pengukuran di
tempat umumnya akan mendapatkan data mendasar seperti temperatur, pH, kadar oksigen
terlarut, konduktivitas, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik
fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif
terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar
terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air
minum.Berbagai lembaga negara di dunia bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik
dalam menentukan standar kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu.Kondisi air
bervariasi seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan
kondisi ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang sangat kompleks
dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan, konstruksi, dan
transportasi merupakan penyebab utama pencemaran air, juga limpasan permukaan dari
pertanian dan perkotaan.
Kualitas air yang menurun dapat berakibat terhadap banyak hal baik terhadap biota
air,lingkungan dan kesehatan manusia.Salah saatu dampaknya terhadap biota air adalah akan
banyaknya biota air yang mati,sedangkan pada manusia banyak penyakit yang dapat
disebabkan seperti diare,penyakit kulit,dan banyak penyakit lain.
B. Saran
Air merupakan konponen terpenting dalam kehidupan makhluk hidup maka dari itu sangat
penting untuk menghemat penggunaan air dan menjaga sumber air dari pencemaran karena
air yang tercemar tidak layak diguanakan hal ini akan berdampak berkurangnya sumber air
bersih untuk kehidupan sehari-hari.
DAFTAR ISI
Standard Methods for Examination of Water and Wastewater, American Public Health
Association (APHA) 21st ed. (2005), Method 2540 C (Total Dissolved Solids Dried at
180oC)
Standard Method for Examination of Water and Wastewater, American Public Health
Association (APHA) 21st. Edition (2005), Method 2540 D (Total Suspended Solid Dried at
103-105oC).
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaann Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai Keputusan Menteri Negara
lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air
Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup