Anda di halaman 1dari 13

KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. PENGERTIAN
Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan oleh tubuh dan jumlahnya harus dipertahankan
demi kesehatan tubuh manusia. Keseimbangan cairan dan elektrolit ini untuk menjaga
hoemeostasis tubuh. Keseimbangan cairan ini untuk memelihara kesehatan tubuh dalam
proses fisiologi tubuh.Banyak penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan cairan
tubuh ini. Dalam keadaan normal , suhu atau aktivitas yang berlebihan dapat menggaggu
keseimbangan cairan jika tidak diimbangi pemasukan air dan garam yang adekuat. Pada
proses penyembuhan bagi pasien, pemberian diuretic juga dapat mengganggu homeostasis
cairan dan elektrolit tubuh jika tidak diganti.
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan
ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan cairan
ekstraseluler 20 % dari BB. Cairan ekstraseluler ini terdiri dari 15% cairan
intravaskuler/plasma (cairan dalam sistem vaskuler) dan 5% cairan interstitial (cairan yang
ada di sela-sela sel atau di jaringan sel).
Cairan tubuh bergerak melalui 3 proses yaitu:
a. Difusi : proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit
didifusikan sampai menembus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh
ukuran molekul, konsenrasi larutan, dan temperatur.
b. Osmosis : bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
c. Transpor aktif : partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
1. Fungsi cairan
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
b. Transport nutrien ke sel
c. Transport hasil sisa metabolism
d. Transport hormone
e. Pelumas antar organ
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
2. Keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan dan pengeluaran cairan.
Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari
antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 – 1.500
ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
a. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan
dan berat badan.
b. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan dapat menyebabakan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan
NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
c. Diet
Saat tubuh kekurangan nutisi, tubuh akan memecah cadangan energi. Proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari nterstisial ke intraseluler.
d. Stres
Stres dapat meneyababkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan
glikolisis otoy. Mekanisme ini menimbulkan retensi sodium dan air serta akan
meningkaktkan produksi ADH dan menurunkan produksi urin.
e. Sakit
4. Pengaturan keseimbangan cairan
a. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga:
Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya
menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk
melepaskan substrat neural yang bertangguang jawab terhadap sensasi haus.
Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi peningkatan tekanan osmotik dan
mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai rasa dahaga.
b. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari hipofisis
posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan
penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus
koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
meningkatkan absopsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan
konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin renin serta sangat efektif
dalam mengendalikan hiperkalemia.
5. Cara pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :
a. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah
untuk disaring setiap hari. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang
dewasa produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal
dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron.
b. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang aktivitas
kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam. Disebut juga Insesible Water
Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
c. Paru-paru
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang hilang sebagai
respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau
demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar 100-
200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24 jam, dengan
kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius.
6. Pengaturan elektrolit
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi
keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Sodium diatur oleh intake
garam, aldosteron dan pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt. Merupakan
kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi
otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hidrogen (H+). Nilai
normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt. Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel,
konduksi jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam
cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid
mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon
thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang. Merupakan kation terbanyak kedua
pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular
excibility. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt. Terdapat pada cairan ekstrasel dan
intrasel, normalnya sekitar 95-105 mEq/lt. HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh
dan terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel. Biknat diatur oleh ginjal. Merupakan
anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh
hormon paratiroid.
7. Masalah keseimbangan cairan
a. Hipovolumik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES) dan dapat
terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolumik. Mekanisme kompensasi pada hipovolumik adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, dan tekanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon ADH dan aldosteron. Hipovolumik yang
berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
b. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat : Stimulasi kronis
ginjal untuk menahan natrium dan air. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
ekskresi natrium dan air. Kelebihan pemberian cairan. Perpindahan cairan interstisial
ke plasma
8. Masalah keseimbangan elektrolit
a. Hiponatremia dan Hipernatremia
Hiponatremia adalah kekurangan kadar natrium di cairan ekstrasel yang
menyebabkan perubahan tekanan osmotik. Hiponatremia umumnya disebabkan oleh
penyakit ginjal, penyakit Addison, kehilangan natrium melalui pencernaan,
pengeluaran keringat berlebih, diuresis, serta asidosis metabolik. Temuan
laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar natrium serum <136 mEq/l.
Hipernatremia adalah kelebihan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan tekanan osmotik ekstrasel. Penyebab hipernatremia meliputi asupan
natrium yang berlebihan, kerusakan sensasi haus, disfagia, diare, kehilangan cairan
berlebihan dari paru-paru, poliuria. Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah
kadar natrium serum >144 mEq/l.
b. Hipokalemia dan Hiperkalemia
Hipokalemia adalah kekurangan kadar kalium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
pindahnya kalium keluar sel. Gejala defisiensi kalium pertama kali terlihat pada otot
yang meliputi kelemahan, keletihan, penurunan kemampuan otot, distensi usus,
penurunan bising usus, serta denyut nadi yang tidak teratur. Pada pemeriksaan
laboraturium ditemukan nilai kalium serum <4 mEq/l. Hiperkalemia adalah kelebihan
kadar kalium di cairan ekstrasel. Tanda dan gejala hiperkalemia meliputi cemas,
iritabilitas, irama jantung irregular, hipotensi, parastesia dan kelemahan.
c. Hipokalsemia dan Hiperkalsemia
Hipokalsemia adalah kekurangan kadar kalsium di cairan ekstrasel. Tanda dan gejala
hipokalsemia meliputi spasme dan tetani, peningkatan motilitas gastrointestinal,
gangguan kardiovaskuler dan osteoporosis. Temuan laboratorium untuk keadaan ini
adalah kadar kalsium <4,5 mEq/l. Hiperkalsemia adalah kelebihan kadar kalsium
pada cairan ekstrasel. Temuan laboratorium untuk kondisi ini meliputi kadar kalsium
serum >5,8 mEq/l dan peningkatan BUN akibat kekurangan cairan.
d. Hipomagnesia dan Hipermagnesia
Hipomagnesia terjadi apabila kadar magnesium serum kurang dari 1,5 mEq/l.
Hipermagnesia adalah kondisi meningkatnya kadar magnesium di dalam serum.
Temuan laboratorium untuk kondisi ini adalah kadar magnesium serum >3,4 mEq/l.
e. Hipokloremia dan Hiperkloremia
Hipokloremia adalah penurunan kadar ion klorida dalam serum. Temuan
laboratorium untuk kondisi ini adalah nilai ion klorida <95 mEq/l. Hiperkloremia
adalah peningkatan kadar ion klorida dalam serum. Temuan laboratorium untuk
kondisi ini adalah nilai ion klorida >105 mEq/l.
f. Hipofosfatemia dan Hiperfosfatemia
Hipofosfatemia adalah penurunan kadar fosfat di dalam serum. Temuan laboratorium
untuk kondisi ini adalah nilai ion fosfat <2,8 mg/dl. Hiperfosfatemia adalah
peningkatan kadar ion fosfat di dalam serum. Temuan laboratoriumnya adalah nilai
ion fosfat >4,4 mg/dl atau >3,0 mEq/l.
9. Ketidakseimbangan asam basa
a. Asidosis respiratorik: disebabkan karena kegagalan sistem pernapasan dalam
membuang CO2 dari cairan tubuh. Kerusakan pernapasan, peningkatan PCO 2 arteri di
atas 45 mmHg dengan penurunan PH < 7,35.
Penyebab: penyakit obstruksi, retriksi dada, plimielitis, penurunan aktivitas pusat
pernafasan (cedera kepala, perdarahan, narkotik dll).
b. Alkalosis respiratorik : disebabkan karena kehilangan CO 2 dari paru-paru pada
kecepatan yang lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini menimbulkan
PCO2 arteri < 35 mmHg, PH > 7, 45.
Penyebab: hiperventilasi alveolar, cemas, demam, meningitis, keracunan aspirin,
pneumonia dan emboli paru.
c. Asidosis metabolik : terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau kehilangan
basa. PH arteri < 7,35, HCO3 menurun di bawah 22 mEq/lt.
Penyebab: pernafasan kusmaul, disorientasi dan koma.
d. Alkalosis metabolik : disebabkan oleh kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa
pada cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26 mEq/lt dan PH arteri > 7,45.
B. NILAI-NILAI NORMAL
Persentase cairan dalam tubuh manusia:
Umur Persentase
Bayi cukup umur, bayi baru lahir 70 - 80 %
1 tahun 64 %
Usia puber – 39 tahun 52 – 60 %
40 – 60 tahun 47 – 55 %
Lebih dari 60 tahun 46 – 52 %
Komposisi cairan tubuh :
Komposisi cairan masing-masing orang berbeda, Ion yang ada pada cairan ekstravascular
adalah Sodium da Klorida. Pada intravaskuler ionnya adalah Potasium da Pospate. Cairan
elektrolit diukur dengan miliequivalent / liter ( mEq/L) atau milligram/100 mili liler
(mg/100mL ).
Jenis cairan dan elektrolit
Nilai normal dalam tubuh
+
-      Potasium [K ] 3.5 – 5 mEq/L
-      Sodium [Na+] 135 – 145 mEq/L
-      Kalsium [Ca2+] 8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
-      Magnesium [Mg2+] 1.5 – 2.5 mEq/L
-      Fosfat [PO42-] 2.7 – 4.5 mg/dl
-      Klorida [Cl-] 98 – 106 mEq/L
-      Bikarbonat [HCO3] 24 – 28 mEq/L

Rata-rata cairan tubuh yang diperlukan per hari


Umur Estimasi berat badan mL/24 jam
3 hari 3,0 250 – 300
1 tahun 9,5 1150 – 3300
2 tahun 11,8 1350 – 1500
6 tahun 20 1800 – 2000
10 tahun 28,7 2000 – 2500
14 tahun 45 2200 – 2700
18 tahun ( dewasa ) 54 2200 – 2700
Rata-rata cairan yang keluar per hari
Rute Jumlah (mL)
Urin 1400 – 1500
Cairan yang tidak terasa
Paru-paru 350 – 400
Kulit 350 – 400
Keringat 100
Feces 100 – 200
Total 2300 - 2600

C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Riwayat keperawatan
 Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan parenteral)
 Tanda umum masalah elektrolit
 Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering, membrane mukosa kering,
konsentrasi urine dan urine output.
 Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas dan BB meningkat.
 Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan
 Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial
2. Pengukuran klinik
 Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :
+/- 2 % : ringan
+/- 5 % : sedang
+/- 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
 Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi dan
pernapasan. Tingkat kesadaran.
 Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral (NGT dan oral), cairan parenteral
termasuk obat-obatan IV, makanan yang cenderung mengandung air, irigasi kateter
atau NGT.
 Pengukuran pengeluaran cairan : urine (volume, kejernihan / kepekatan), feses
(jumlah dan konsistensi), muntah, tube drainase, IWL.
 Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat : normalnya sekitar +/- 200 cc.
3. Pemeriksaan fisik
 Integumentum : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani, dan
sensasi rasa.
 Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung
 Mata : cekung, air mata kering
 Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran
 Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah , diare dan
bising usus
4. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat jeins urine dan
analisis gas darah. Hct, Hb, BUN, CVP, Darah vena (sodium, potassium, klorida,
kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), Ph Urine.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
ketidakseimbangan cairan tubuh antara lain:
1. Defisit volume cairan b.d. kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan mekanisme
pengaturan.
2. Kelebihan volume cairan b.d. kelebihan intake cairan, kompensasi mekanisme
pengaturan.
3. Risiko kekurangan volume cairan.
E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Defisit volume cairan


NOC : keseimbangan cairan, NIC : Manajemen cairan
b.d. kehilangan dengan kriteria hasil: -  Ukur intake dan output cairan
  Tekanan darah, nadi, suhu serta
volume cairan secara timbang berat badan
aktif, kegagalan dalam batas normal setiap hari.
mekanisme   Nadi perifer dapat teraba -  Pasang kateter urin, jika ada.
pengaturan.   Keseimbangan intake dan -  Monitor status hidrasi
output selama 24 jam (misalnya kelembaban
  Tidak terdapat rasa haus yang membran mukosa, nadi, dan
abnormal tekanan darah ortostatik).
  Elektrolit serum dan hematokrit -  Monitor hasil laboratorium
dbn yang berhubungan dengan
retensi cairan
-  Monitor TTV
-  Pasang IV line, sesuai dengan
yang diresepkan.
-  Berikan cairan
-  Atur kemungkinan tranfusi
-  Persiapan untuk tranfusi
2 Kelebihan volume NOC : Keseimbangan NIC : Manajemen cairan
cairan b.d. kelebihan cairan, dengan kriteria hasil: -  Ukur intake dan output cairan
intake   Tekanan darah dalam batas serta
cairan, timbang berat badan
kompensasi normal setiap hari.
mekanisme   Berat badan stabil -  Monitor hasil laboratorium
pengaturan.   Tidak terdapat asites yang berhubungan dengan
  Tidak terdapat distensi vena kelebihan cairan
jugularis -  Kaji lokasi dan luas edema
  Tidak terdapat edema perifer -  Lakukan pemberian diuretik
  Elektrolit serum dalam batas sesuai resep
normal -  Monitor TTV
-  Pasang IV line, sesuai dengan
yang diresepkan.
-  Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi dilusi
dengan serum Na < 130 mEq/l
3 Risiko kekurangan NOC: Keseimbangan cairan, NIC : Manajemen cairan
volume cairan dengan kriteria hasil: -  Ukur intake dan output cairan
  Tekanan darah dalam batas serta timbang berat badan
normal setiap hari.
  Nadi perifer dapat teraba -  Pasang kateter urin, jika ada.
  Keseimbangan intake dan -  Monitor status hidrasi
output selama 24 jam (misalnya kelembaban
  Tidak terdapat suara nafas membran mukosa, nadi, dan
tambahan tekanan darah ortostatik).
  Tidak terdapat rasa haus yang -  Pasang IV line, sesuai dengan
abnormal yang diresepkan.
  Hidrasi kulit adekuat -  Monitor indikasi terjadinya
  Membran mukosa lembab retensi cairan (bunyi nafas
  Elektrolit serum dan hematokrit crackles, peningkatan CVP,
dalam batas normal dan peningkatan osmolalitas
urin)
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2005. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: teori dan aplikasi
dalam praktik. EGC: Jakarta
North American Nursing Diagnosis Association. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan
NANDA 2005-2006. Prima Medika
Tarwoto dan Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar Manusi & Proses Keperawatan. Edisi 3.
Salemba Medika. Jakarta
Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai