Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
ASI merupakan makanan alamiah yang harus diberikan bayi sejak usia
dini, terutama pemberian ASI Eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja tanpa
kelahiran (Roesli 2008). Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai risiko
17 kali mudah rentang mengalami diare dan tiga sampai empat kali
menunjukkan bahwa kurang dari satu dari tiga bayi di bawah usia enam bulan
diberi ASI Eksklusif. Oleh karena itu, sebagian besar bayi di Indonesia tidak
Menurut WHO dan UNICEF (2012) laporan anak dunia 2011 yaitu dari
136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang
ASI Eksklusif secara nasional hanya 33,6%, dan 35% menurut WHO
1
2
ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2014 yang sebesar
52,3% sedikit menurun bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar
54,3%. Tahun 2015 sebesar 55,7%. Di Jawa Timur cakupan pemberian ASI
ASI Eksklusif tahun 2015 sebesar 77,7% dan data bulan Januari sampai
tahun 2016 yaitu Ponorogo Utara sebesar 39,1% (Dinkes Ponorogo, 2016).
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai di dalam kandungan ASI
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
ASI mengandung nutrisi esensial yang cukup untuk kebutuhan bayi dan
pembentukan daya tahan tubuh bayi sehingga ASI berfungsi pula sebagai
imunisasi aktif (Roesli, 2005). limfosit dalam ASI dapat melintasi dinding
usus bayi dan masuk melalui sirkulasi darah, sehingga dapat mengaktifkan
sistem imun bayi (Chantry dkk, 2006). ASI mengandung berbagai zat yang
oleh sel limfosit dan produknya (Matondang et al, 2008). Sel limfosit T
berasal dari 80% sel limfosit yang terdapat dalam ASI. Sel limfosit T dapat
menghancurkan kapsul bakteri E.coli dan mentransfer kekebalan selular
Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu
matang (matur). ASI bukan hanya sebagai makanan, tetapi juga suatu cairan
yang terdiri dari sel hidup seperti sel darah putih dan mengandung antibodi,
bakteri dan virus. Daya kekebalan bayi ditujukan terhadap kuman patogen,
kuman tersebut seperti E.coli dan Enterovirus yaitu kuman penyebab diare.
Keuntungan lain yang terdapat dalam ASI antara lain steril, tersedia dengan
dan tidak menyebabkan alergi. ASI memberikan zat gizi yang lengkap
dan mudah dicerna, Kandungan antibodi dan sel darah putih dapat melindungi
(Hendrawati et al 2005).
ASI harus diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan
mendapatkan Pengganti Air Susu Ibu (PASI). Fakta tersebut terlihat pada
enam bulan pertama, namun bisa tampak hingga tahun kedua. Sehingga
dengan memberi ASI dapat mengurangi angka kematian lebih rendah dari
meningkatkan praktik ASI Eksklusif bagi ibu (Widodo dkk, 2003). Dengan
1. Bagi IPTEK
keperawatan Anak
1. Responden
2. Peneliti
sakit
3. Peneliti Selanjutnya
ASI Eksklusif
dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di
sectional) Sampel penelitian 135 bayi diambil dari populasi ibu yang
sampling. menunjukkan diare akut lebih sering pada bayi yang tidak
dengan angka kejadian diare akut pada bayi usia 0-1 tahun di
sectional
dengan Kejadian Diare pada Bayi Umur 0-6 Bulan di Puskesmas Gilingan
adanya kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan yang diberi ASI ekslusif.
menderita diare pada bayi dengan ASI ekslusif 43,33% dan bayi tanpa ASI
ekslusif 56,67%. Dari perhitungan dengan uji statistik “chi square” yang
yang diberi ASI Ekslusif dengan Bayi yang diberi Susu Formula pada
merupakan bayi susu formula (ASI tidak eksklusif). hasil uji statistik
frekuensi diare yang bermakna antara bayi yang diberi ASI eksklusif
dengan bayi yang diberi susu formula. Persamaan sama sama meneliti